Upload
mayken-rahayu
View
140
Download
8
Embed Size (px)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “M”
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: DIABETES MELITUS
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
DR. AK. GANI PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
NAMA : MAYKEN RAHAYU
NIM : 01. 010. 165 P
TINGKAT : III B
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2011-2012 ANGKATAN XVIII
PALEMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterosom yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula atau hiperglikemia (Brunner dan Suddart,
2001).
Diabetes melitus penyakit seumur hidup di mana badan seseorang tidak
memproduksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
dengan baik (Marilyn Johnson, Diabetes:19).
Insulin adalah hormon cairan kimia yang menolong, mengatur dan
mengendalikan fungsi tubuh tertentu. Insulin dihasilkan oleh pangkreas sebuah
kelenjar buntuk yang kecil terdapat tepat di bawah lambung yang memiliki sel-sel
beta yang khas yang disebut pulau-pulau langerhans (Marilyn Johnson, Diabetes:
19).
Diabetes melitus adalah diakibatkan oleh adanya kelainan dalam proses
pengolahan glukosa (gula) oleh tubuh yang dikarenakan kurangnya hormon
insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.
B. Etiologi
Insulin dependen diabetes melitus (IDDM) atau diabetes melitus yang
tergantung insulin oleh destruksi sel B pulau langerhans akibat proses autoimun.
Sedangkan non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) atau diabetes tidak
tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh sel hati. Sel B tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi relatif insulin ketidakmampuan ini terlihat
dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa maupun pada
rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain berarti sel B
pangkreas mengalami desensitasi terhadap glukosa (Arif Mansyoer, Kapita
Selekta Kedokteran edisi ke-3 jilid I: 580).
C. Patofisiologi
Kepekaan genetik
Environmental insulin yang DH hanya 50%
Konversi sel B ke non sel (asing)
Aktivasi sistem imun
Destruksi sel-sel B
Diabetes melitus
D. Manifestasi Klinis
1. Polipagia
2. Polivria
3. Polidipsia
4. lemas, BB menurun
5. Gejala lain: gatal, mata kabur, ipotensi pada pria dan pruritus vulva pada
wanita
(Arief Mansyoer, Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3 jili 1 : 580).
E. Tanda dan Gejala Diabetes
1. Tergantung Insulin (Tipe I)
- Biasanya terjadi secara tiba-tiba
- Dahaga yang sangat
- Sering buang air kecil
- Lapar yang sangat
- Berkurangnya BB yang tidak jelas penyebabnya
- Kurang tenaga
- Lemah dan lesu
- Semut mengerubungi air kencing
2. Tidak tergantung Insulin (Tipe II)
- Biasanya terjadi poerlan-pelan dan tiba-tiba
- Sebagian atau seluruh tanda-tanda dan gejalanya sama pada DM tipe
I/atau
- Gatal-gatal pada daerah kemaluan
- Luka atau goresan yang susah sembuh
- Penglihatan kabur
- Mual dan muntah
F. Klasifikasi Diabetes Melitus
1. Diaetes Melitus Tipe I
Diabetes melitus tipe I ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pangkreas
terdapat beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Genetik
Kecenderungan genetik ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA (Human Leucayse Antigen) tipe HLA spesifik tersebut
adalah DR3 dan DRA resiko terjadinya diabetes melitus tipe satu
meningkat tiga sehingga 5 kali lipat pda individu yang memiliki salah satu
dari tipe HLA ini.
b. Faktor Imunologi
Pada DM tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun yang
merupakan respon abnormal di mana antibodi terarah/sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel beta di kelenjar pankreas yang memproduksi
insulin.
c. Faktor Lingkungan
Viruas yang dapat menyebabkan penyakit biasa dapat secara langsung
menyerang sel-sel beta dalam kelenjar pankreas.
2. DM Tipe II
Bervariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin. DM
tipe II belum diketahui secara pasti tapi mempunyai faktor resiko, yaitu :
a. Faktor keturunan
b. Obesitas atau kelebihan berat badan
c. Kurang olahraga
d. Umur
e. Jenis kelamin
f. Pengaruh geografi
g. Latar belakang ras dan etnis
3. DM kehamilan
DM kehamilan adalah waktu yang memberikan stress (tekanan) tambahan
kepada tubuh manusia, tubuh mungkin tidak mampu memproduksi cukup
insulin untuk memenuhi kebutuhan insulin selama waktu kehamilan itu. Pada
98% kasus penyakit diabetes itu akan hilang kalau bayi sudah dilahirkan dan
wanita yang menderita diabetes pada waktu hamil kemungkinan berikutnya ia
juga mempunyai kemungkinan besar untuk menderita penyakit diabetes di
kemudian hari (Marilyn Johnson, Diabetes: 27).
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko
tinggi DM, yaitu usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi,
riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan > 400 gr.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar glukosa darah puasa diikuti dengan tes toleransi glukosa oral
(TGO) standar.
Kadar gula darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik yang
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (MG/dl)
No Bukan DM Belum pasti DM DM
1
2
Kadar gula darah sewaktu
a. Plasma venci
b. Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
a. Plasma vena
b. Darah kapiler
< 110
< 90
< 110
< 90
110 – 199
90 – 199
110 – 125
90 – 109
> 200
> 200
> 126
> 110
Cara pemeriksaan TTOG
1) 3 hari sebelum pemeriksaan pasien makan biasa.
2) Kegiatan jasmani sementara cukup tidak terlalu banyak.
3) Pasien puasa semalam selama 10 – 12 jam.
4) Perksa glukosa darah puasa.
5) Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam
waktu 5 menit.
6) Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
7) Selama pemeriksaan, pasien tetap istirahat dan tidak merokok.
(Arief Mansyoer, Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3 jilid I: 581)
H. Komplikasi
1. Akut
a. Komahipoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Koma hiperosmolar non ketotik
2. Kronis
a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak.
b. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik,
nefropati diabetik
c. Neuropati diabetik
d. Rentan infeksi seperti tubercolosis paru, gingivitis dan infeksi saluran
kemih
e. Kaki diabetik
(Arief Mansyoer, Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3 jilid 1: 582).
I. Penatalaksanaan
1. Perencanaan Makan (Diet)
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) telah
ditetapkan standar yang dianjurkan adlah santapan dengan komposisi
seimbang berupa karbohidrat (60 – 70%) protein (10 – 15%) lemak (20 0
25%) konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi.
2. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihanjasmani teratur 3 – 4 x tiap minggu selama 0,5 jam yang
sifatnya sesuai. Cripe (continouse, rhytmical, interval, progresiv, endo) latihan
dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi
secara teratur, selang-seling antara serat cepat dan lambat, berangsur-angsur
dan sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan tertahan dalam
waktu itu. Latihan yang dapat dijadikan latihan adalah jalan kaki, jogging,
lari, renangm bersepeda dan mendayung. Denyut nadi yang maksimal dapat
dihitung dengan formula berikut : DNM = 220 – umur (dalam tahun).
3. Obat berkhasiat hipoglikemik
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang
teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum baik, dipertimbangkan
pemakaian obat berkhasiat hipoglikemik.
a. Sufonilurea
b. Biguanid
c. Inhibitor dan glukosidase
d. Insulin sinsitizing agent
(Arief Masyoer, Kapita Selekta Edisi ke-3 jilid 1: 583).
J. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b/d diuresis osmotik (hiperglikemia)
Kriteria Hasil :
- Mendemosntrasikan hidrasi adekuat dibuktikan tanda vital stabil, nadi
perifer dapat dirubah, turgor dan pengisian dalam kapiler baik, dan
kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
- Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan dengan lamanya/
intensitas dan gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat
berlebihan.
- Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah.
- Frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan alat bantu nafas dan
adanya periode opena dan munculnya sianosis.
- Ukur berat badan setiap hari.
- Kolaborasi degan tim medis, pemberian terapi cairan sesuai dengan
indikasi dan pemasangan kateter urine.
Rasionalisasi :
- Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total, tanda dan
gejala mungkin sudah ada sbeelumnya (hari/jam) adanya proses
infeksi mengakibatkan demam dan keadaan dipermetabolik.
- Hipovolume dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan taki kardi,
perkiraan berat ringannya dipovolume dapat dibuat, ketika tekanan
darah sistolik pasien turun dari 110 mmHg.
- Koreksi hiperglikemia dan asidoeis akan menyebabkan pola dan
frekuensi p-ernafasan mendadak normal.
- Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dan status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti.
- Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan
respon pasien secara individual dan memberikan pengukuran yang
tepat terhadap pengeluaran urine.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan
insulin
Kriteria Hasil :
- Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat.
- Menunjukkan tingkat eergi biasanya.
- Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah biasanya.
Intervensi :
- Timbang BB setiap hari/sesuai dengan indikasi.
- Tentukan diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
- Observasi tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala,
pusing, sempoyongan.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam melaksanakan pemeriksaan gula
darah.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet.
Rasionalisasi :
- Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi).
- Mengidentifikasikan kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan
theraupetik.
- Analisa di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat dan pada
memantau gula dalam urine yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi
fruktuasi kadar gula dalam darah.
- Karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi dan sementara tetap
diberikan insulin maka hipoglikemia dapat terjadi jika pasien dalam
keadaa coma.
- Dapat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
c. Resiko tinggi infeksi terhadap sepsis b/d kadar gula tinggi
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasiintervensi untuk mencegah/menurunnya resiko
infeksi.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
- Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang
baik padasemua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk
pasien sendiri.
- Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik dan obat
penurun panas.
Rasionalisasi :
- Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah
mencetuskan koloasi dosisi/dapat mengalami infeksi silang.
- Mencegah terjadinya infeksi silang.
- Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik
untuk pertumbuhan kuman.
- Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
d. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual b/d perubahan kimia
endogen
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan tingkat mental biasanya.
- Mengenali dan mengkonpensasi adanya kerusakan.
Intervensi :
- Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
- Berikan tempat tidur yang lembut, pelihara kehangatan kaki dan
tangan.
- Kolaborasi dengan tim medis, pemeriksaan glukosa darah Hb/HT
ureum/kreatinin.
Rasionalisasi :
- Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti suhu
meningkat dapat mempengaruhi fungsi menatl.
- Meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan kemungkinan kerusakan
kulit karena panas.
- Ketidakseimbangan nilai laboratorium, ini dapat menurunkan fungsi
mental.
e. Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolik
Kriteria hasil :
- Menunjukan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
menimbulkan kelelahan.
Intervensi :
- Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang
menimbulkan kelelahan.
- Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
- Pantau nadi-frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas.
Rasionalisasi :
- Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat
aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.
- Mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Mengidentifikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara
fisiologis.
f. Ketidakberdayaan b/d penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat
diobati :
Kriteria hasil :
- Mengakui perasaan putus asa
- Mengidentifikasikan cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan.
Intervensi :
- Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang
perawatan di rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan perhatiannya.
- Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam
perawatan diri sendiri.
Rasionalisasi :
- Mengidentifikasi area perhatiannya dan memudahkan cara pemecahan
masalah.
- Meningkatkan perasaan terlibat dan memberikan kesempatan keluarga
untuk memecahkan masalah.
- Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
(Marilyn E. Doegoes, rencana Askep: 736).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medical Bedah. Vol 2. EGC: Jakarta.
Doenges, Marilyn, E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC.
Johnson, Marilyn. 1998. Diabetes Terapi dan Pencegahannya. Indonesia Publishing House: Bandung.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “M”
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: DIABETES MELITUS
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
DR. AK. GANI PALEMBANG
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn “M”
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Plaju Ulu, Palembang
Tgl. MRS : 12 November 2011
Tgl. Pengkajian : 13 November 2011
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
No. Med Rec : 017763
Ruang : Cempaka
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny “S”
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Plaju Ulu, Palembang
Hub. dengan klien : Istri
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
OS rujukan RSUD dengan DM tipe II + hipertensi + ISPA + gastritis, OS
batuk berdahak ditambah pilek/hidung buntuk ditambah demam 2 hari
yang lalu, sekarang tidak demam lagi, nyeri dada berkurang mual dan
pusing bertambah nyeri ulu hati bertambah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat mengkaji klien mengluh pilek/hidung buntuk, batuk berdahak
nyeri dada berkurang mual dan pusing bertambah, badan lemas.
c. Riwayat penyakit masa lalu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti ini
sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular
menahun dan menurun.
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1) Psikologis
Klien merasa cemas dengan penyakitnya sekarang, klien takut kalau
penyakitnya tidak sembuh.
2) Sosial
Hubungan klien dengan lingkungan sekitar, dengan perawat dan
keluarga baik.
3) Spiritual
Selama dirawat di rumah sakit klien tidak menjalankan ibadah karena
klien bedrest.
3. Pola Aktivitas Sehari-hari
No Pola Aktivitas Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
1
2
3
4
5
Pola nutrisi
Makan
Minum
Pola eliminasi
BAB
BAK
Istirahat
Tidur siang
Tidur malam
Pergerakan atau aktivitas
Personal hygieneMandi
Gosok gigi
Ganti pakaian
3 x sehari dengan nasi putih + sayur dan lauk pauk dan porsi habis
7 – 8 gelas/hari
2 x/hari dengan konsistensi padat
4 – 5 x/hari, warna kuning
Klien jarang tidur siang
6 – 7 jam/hari
Klien dapat beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain
2 x/hari
2 x/hari
2 x/hari
3 x sehari dan porsi tidak habis
10 gelas/hari
Belum BAB (1 hari di RS)
6 – 7 x/hari, warna kuning
1 – 2 jam/hari
6 jam, klien sering bangun dan klien gelisah
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga, tangan kanan klien dipasang infus.
Klien hanya dilap saja pada pagi dan sore hari
1 x sehari
1 x sehari pada saat sore saja
4. Pemeriksaan Fisik (26-04-2008)
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,50 C
Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
Bentuk : Simetris
Rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Ekspresi wajah : Tampak cemas
2. Kulit
Turgor : Elastis
Edema : Tidak ada
Luka : Tidak ada
3. Mata
Bentuk : Simetris
Konjungtiva : An anemis
Sklera : An ikterik
Pupil : Isokor
Penglihatan : Baik, tidak menggunakan alat bantu
4. Hidung
Bentuk : Simetris
Penciuman : Baik, dapat membedakan bau
Kebersihan : Cukup
5. Mulut
Bibir : Tidak cyanosis
Lidah : Kotor, ada bercak-bercak putih
Gigi : Tidak ada caries
6. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik, dapat mendengar
7. Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
8. Dada
Bentuk : Datar
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Nyeri dada : Tidak ada
9. Abdomen
Bentuk : Datar
Hati : Tidak teraba
Nyeri : Tidak ada
10. Ekstremitas
Atas : Pergerakan terbatas karena tangan sebelah
kanan terpasang infus
Bawah : Pergerakan (N)
4. Data Penunjang (26-04-2008)
Laboratorium (cyto)
Hb : 14 gr%
Lekosit : 8300 ribu/ml
Trombosit : 234000 ratus ribu
Hematokrit : 39 %
Ureum : 24 mg %
Kreatinin : 0,6 mg %
Asam urat : 5,8 mg %
Kolesterol : 195 mg %
BSS : 190 mg %
5. Therapy
IVFD RL G++ 20 x/menit
Injeksi ametidin 2 x 1
Injeksi dexa 2 x 1
Epidrin 2 x 1
Cipro 2 x 1 mg
Blucodex 1 x 1
PCT 3 x 1
OBH syrup 3 x 1
B. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1
2
Data Subjektif
Klien mengatakan mual, rasa
ingin muntah dan nyeri ulu hati.
Data Objektif
- Klien tampak gelisah
- IVFD terpasang
- Keadaan umum pat lemah
Data Subjektif
Klien mengatakan sulit untuk
melakukan aktivitas sendiri
Data Objektif
- Keadaan umum lemah
- Aktivitas klien dibantu
T/D : 130/90 mmHg
Temp : 36,50C
RR : 2 x/mnt
Insulin tidak adekuat
Pemecahan lemak
Produksi badan keton
Gangguan keseimbangan asam basah
Asidosis metabolik
Mual
Anoreksia
Peningkatan glukosa
Hormon insulin terganggu
Metabolisme
terganggu
Kurang energi
Lemah
Bedres
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Intoleransi aktivitas
3
Nadi : 84 x/menit
Data subjektif
Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekara-ng, takut
penyakitnya tidak bisa
disembuhkan.
Data objektif
- Klien tampak gelisah
- Klien sering bertanya-tanya
pada perawat tentang
penyakitnya
Keterbatasan
gerak
Kurangnya informasi
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Cemas
Anxietas
Prioritas masalah
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Anxietas
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
2. Intoleransi akivitas b/d keterbatasan gerak.
3. Anxietas b/d kurang informasi.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn “M” Diagnosa : DMUmur : 35 tahun Ruang: FlamboyanJenis Kelamin : Laki-laki
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Tanggal 12-11-2011 jam 12.00 WIB
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d anorexia
Data subjektif
Klien mengatakan mual, rasa ingin
muntah dan nyeri ulu hati
Data objektif
Klien tampak gelisah
IVFD terpasang
K/U pat tenang
Tujuan jangka panjang :
Nafsu makan klien
bertambah dan BB klien
kembali normal
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 1 x 24 jam
rasa mual berkurang
Observasi tanda vital
Auskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen, perut, lambung,
mual, dan muntah.
Kolaborasi dengan tim medis
Dengan mengobservasi tanda-tanda
vital diharapkan keadaan klien dapat
diketahui
Hiperglikomi dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat menurun motilitas dan fungsi
lambung
Diharapkan pasien dapat sembuh dan
komplikasi tidak terjadi
2 Tanggal : 12-11-2011 jam: 12.30
Intoleransi aktivitas b/d adanya
keterbatasan gerak
Data subjektif
Klien menyatakan sulit untuk
melakukan aktivitas sendiri
Data objektif
Keadaan umum pat lemah,
aktivitas klien dibantu
T/D 130/90 mmHg
Tujuan jangka panjang :
Diharapkan klien dapat
melakukan aktivitas sendiri
tanpa bantuan orang lain.
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 2 x 24 jam
klien dapat beraktivitas
secara normal
Kaji kemampuan dalam melakukan
aktivitas
Beri bantuan dalam aktivitas
perawatan diri.
Kolaborasi dengan tim medis
Dapat membantu perawat dalam
melakukan intervensi
Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
Diharapkan penyakit klien dapat
sembuh dan tidak terjadi komplikasi
T/P 36,5/84
RR = 20 x/menit
3 Tanggal : 12-11-2011 jam : 13.00
Anxietas b/d kurang informasi
Data subjektif
Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekarang, takut
penyakitnya tidak bisa
disembuhkan lagi.
Tujuan jangka panjang :
Diharapkan klien dapat
mengerti dan tahu tentang
penyakitnya ini.
Tujuan jangka pendek :
Dalam waktu 1 x 24 jam
klien tidak cemas lagi
Observasi tanda-tanda vital
Diskusikan dengan klien tentang
penyakitnya
Beri informasi kepada klien
Diharapkan dapat mengetahui
keadaan klien
Diharapkan klien dapat mengetahui
dan dapat menerima keadaannya saat
ini
Diharapkan klien dapat mengerti
tentang penyakitnya dan rasa cemas
klien berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/JamNODP
Implementasi Evaluasi
13-11-
2011
12.00 WIB
1
2
3
- Mengobservasi tanda-tanda vital klien
seperti: T/D 130/90 mmHg, T/P 36,5/84,
RR 20 x/menit
- Auskultasi bising usus dan mengkaji
nyeri abdomen perut kembung mual dan
rasa ingin muntah
- Berkolaborasi dalam pemberian therapi
seperti: IVFD dan obat-obatan lainnya
- Mengkaji kemampuan aktivitas klien
- Membantu klien dalam aktivitasnya
seperti perawatan diri (personal hygiene)
- Berkolaborasi dalam pemberian obat
seperti IVFD dan obat-obatan lainnya
- Mengobservasi tanda-tanda vital seperti
T/D 130/90 mmHg, T/P 36,5/84, RR 20
x/menit
- Mendiskusikan dengan klien tentang
penyakit yang ia derita sekarang seperti
makanan yang harus dihindari
- Memberikan informasi kepada klien
tentang penyakitnya.
14-11-2011 jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan masih
merasa mual
O : Klien masih merasakan ingin
muntah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan sulit untuk
melakukan aktivitas sendiri
O : Pada tangan kanan klien
terpasang IVFD k/u pat lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan rasa cemas
klien terhadap penyakitnya
berkurang
O : Wajah klien tampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
14-11-
2011
12.00 WIB
1 - Mengobservasi tanda-tanda vital klien
seperti: T/D 130/80 mmHg, T/P 36/84,
RR 20 x/menit
- Auskultasi bising usus dan mengkaji
nyeri abdomen perut kembung mual dan
rasa ingin muntah
15-11-2011 jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan mual dan
rasa ingin muntah berkurang
O : Klien sudah mau makan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2
3
- Menentukan program diet untuk klien
dengan berkolaborasi dengan tim gizi
- Mengkaji dan mengobservasi tanda-tanda
vital klien seperti: T/D 130/80 mmHg,
T/P 36/80, RR 20 x/menit
- Mengklaji kemampuan klien dalam
beraktivitas seperti ke kamar mandi
sendiri
- Memberikan terapi harus berkolaborasi
dengan tim medis lainnya seperti IVFD
G++ 20 x/menit
- Mengobservasi tanda-tanda vital seperti
T/D 130/80 mmHg, T/P 36,2/80, RR 20
x/menit
- Memberikan informasi kepada klien
tentang penyakitnya.
S : Klien mengatakan sudah bisa
ke kamar mandi sendiri
O : K/U pat membaik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan tidak
merasa cemas lagi
O : Ekspresi wajah klien tampak
tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
15-11-
2011
13.00 WIB
1
2
- Mengobservasi tanda-tanda vital seperti:
T/D 130/80 mmHg, T/P 36/80, RR 20
x/menit
- Auskultasi bising usus dan mengkaji
nyeri abdomen, perut kembung mual dan
rasa ingin muntah
- Mengobservasi tanda-tanda vital seperti:
T/D 130/80 mmHg, T/P 36/80, RR 20
x/menit
- Mengklaji kemampuan klien dalam
beraktivitas
16-11-2011 jam 14.00 WIB
S : Klien mengatakan mual sudah
tidak ada
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bisa
melakukan aktivitas sendiri
O : K/U pat tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan