50
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS D I S U S U N Oleh Kelompok 8 1. ARMADA PATRA 2. DODDY ALFRED WARUWU 3. IVO ERA-ERA HALAWA 4. TAHARUDIN 5. ZAINAL ABIDIN Dosen pembimbing Rumondang Gultom, Ns. S.Kep FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Askep Komunitas Penyakit DM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Komunitas Penyakit DM

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS

D

I

S

U

S

U

N

Oleh Kelompok 8

1. ARMADA PATRA2. DODDY ALFRED WARUWU3. IVO ERA-ERA HALAWA4. TAHARUDIN5. ZAINAL ABIDIN

Dosen pembimbingRumondang Gultom, Ns. S.Kep

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

MEDAN

Page 2: Askep Komunitas Penyakit DM

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

dan karunia-Nyalah, kami dapat meyelesaikan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada

Penyakit Diabetes Melitus

Tak lupa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu kelompok dalam

pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi

para pembaca. Tentu saja makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan

saran yang membangun sangat kami harapkan guna untuk menjadikan lebih baik kedepannya

nanti.

Medan, Februari 2014

Kelompok 8

Page 3: Askep Komunitas Penyakit DM

DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................

Daftar isi...............................................................................................................

BAB I. Pendahuluan............................................................................................

A.Latar Belakang..................................................................................

B. Tujuan................................................................................................

BAB II. Pembahasan...........................................................................................

A.Keluarga.............................................................................................

B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.............................

C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah..................................

D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah....

BAB III. TINJAUAN KASUS............................................................................

A.Proses asuhan keperawatan.......................................................

B.Komposisi keluarga.....................................................................

C. Genogram....................................................................................

D.Tipe Keluarga..............................................................................

E. Suku/Bangsa................................................................................

F. Agama dan kepercayaan............................................................

G. Status soisal ekonomi.................................................................

H. aktivitas rekreasi keluarga........................................................

Rencana, implementasi dan evaluasi.............................................

BAB IV. PENUTUP.............................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................

Page 4: Askep Komunitas Penyakit DM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai dengan  intoleren glukosa.

Penyakit ini dapat dikelola  dengan menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan jasmani

dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan

perlunya diadakan pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan

Pentalogi Terapi DM meliputi :

1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes, Latihan Fisik.

2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi

Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan bertambahnya

risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan baik (Soegondo,1999). Komplikasi

dapat timbul  oleh karena ketidak patuhan pasien  dalam menjalankan  program terapi 

sebagai berikut : pengaturan diet, olah raga dan penggunaan obat-obatan (Putra,1995).

Berbagai penelitian telah menunjukan ketidak patuhan pasien DM  terhadap perawatan diri

sendiri( Efendi Z,1991).

Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat, jumlah

pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang lebih  150 juta, tahun 2000=

175,4 juta (1 ½ kali tahun 1994),tahun 2010=279,3 juta ( kurang lebih  2 kali 1994)  dan

tahun 2020 = 300 juta atau kurang lebih 3 kali tahun 1994. Di Indonesia  atas dasar

prevalensi  kurang lebih 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994

adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta .

Disamping peningkatan prevalensi DM,   penderita memerlukan perawatan yang

komplek  dan perawatan yang lama. Kepatuhan  berobat merupakan harapan dari setiap

penderita DM. Berarti setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksi–instruksi

ataupun anjuran  dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan

baik(Haznam,1986). Pada umumnya  penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia

masih menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari.  Begitu

ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat berkurang.

Ketidakpatuhan    ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor         [ 1991].

La Greca & Stone  [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang

dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan terbukti

cukup tinggi  dalam populasi medis yang kronis.

Page 5: Askep Komunitas Penyakit DM

Walaupun  pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD, masih banyak pasien 

tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :

pengetahuan yang relatif  minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik

dan tidak melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).

Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM  diperlukan suatu

proses yang berkesinambungan  dan sesuai dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM.

Prinsip tersebut meliputi :

1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.

2. Pemberian informasi secara bertahap.

3. Mulai dengan hal sederhana

4. Penggunaan  alat bantu pandang (audio visual ).

5. Lakukan pendekatan dan stimulasi

Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J :  jenis, jadwal dan

jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM.  Disamping itu materi penyuluhan difocuskan

pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti  diabetik secara realistis. Ketiga

hal ini merupakan kunci pokok   keberhasilan program terapi DM.

Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-faktor 

yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga

hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan

asuhan keperawatan pada pasien DM.

2. Tujuan

1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM

2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada pasien DM

3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM

Page 6: Askep Komunitas Penyakit DM

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebabanyakan herediter dengan tanda

hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik acut maupun

cronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh,

dimana gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga

gangguan metabolisme protein dan lemak.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan

kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

1.2 Klasifikasi

Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of The National Institutes of

Health, sebagai berikut :

1. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau tipe juvenil:

Yaitu ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi insulin untuk

mempertahankan hidup. Diabetes melitus tipe I juga disebut juvenile onset, karena

kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun. Pada tipe ini terjadi destruksi sel beta

pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin absolut. Mereka cenderung mengalami

komplikasi metabolik akut berupa ketosis dan ketoasidosis.

2.  Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes melitus)

Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin secara absolut

melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Terjadi

pada semua umur, lebih sering pada usia dewasa dan ada kecenderungan familiar. NIDDM

dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang beredar dalam darah namun tetap

memiliki reseptor insulin dan fungsi post reseptor yang tidak efektif.

3.  Gestational Diabetes Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational.

Yaitu intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya hormon –

hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa pada janin yang

mengurangi keefektifitasan insulin.

Page 7: Askep Komunitas Penyakit DM

4.  Intoleransi glukosa Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu

hiperglikemi yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas, obat – obatan, dan

bahan kimia. Kelainan reseptor insulin dan sindrome genetik tertentu. Umumnya obat –

obatan yang mencetuskan terjadinya hiperglikemia antara lain: diuretik furosemid (lasik),

dan thiazide, glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam nikotinat (Long, 1996).

1.3 Anatomi dan Fisiologi

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira–kira 15 cm, lebar 5

cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata–rata 60–90 gram. Terbentang

pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung. Pankreas merupakan kelenjar

endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan

(kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian

pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang

ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.

Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang

berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama,

yaitu :

1. sini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.

2. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan

glukagon langsung ke darah. Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem

endokrinologis dari pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari

berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau

berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50μ, sedangkan yang terbesar 300μ,

terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225μ. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas

diperkirakan antara 1 – 2 juta. Pulau Langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel

utama, yaitu :

a.Sel–sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20–40% ; memproduksi glukagon yang manjadi

faktorhiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.

b. Sel– sel B (betha), jumlahnya sekitar 60–80 % , membuat insulin.

c. Sel–sel D (delta), jumlahnya sekitar 5–15 %, membuat somatostatin. Masing – masing sel

tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop

pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah

kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang normal

dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak

Page 8: Askep Komunitas Penyakit DM

berfungsi. Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.

Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B.

Kedua rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan (perangkai), yang terdiri dari

disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin

dapat larut pada pH 4–7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia

harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel. Insulin di sintesis

sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari

kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa

darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi

insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan

menurun. Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan

hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda.

Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui

membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

1.4 Etiologi dan Predisposisi

DM dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer (1996) menyebutkan bahwa ada 4

penyebab terjadinya DM, yaitu faktor keturunan, fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang

berkurang, kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan

resistensi insulin. Faktor keturunan dapat menjadi penyebab yang mengambil peranan paling

penting dalam terjadinya DM karena pola familial yang kuat (keturunan) mengakibatkan

terjadinya kerusakan sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sehingga terjadi

kelainan dalam sekresi insulin maupun kerja insulin (Long, 1996). Fungsi sel pankreas dan

sekresi insulin yang berkurang dapat terjadi karena insulin diperlukan untuk transport

glukosa, asam amino, kalium dan fosfat yang melintasi membran sel untuk metabolisme

intraseluler. Jika terjadi kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel pankreas akan

menyebabkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, kalium dan fosfat

(Long, 1996).

Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya DM karena insiden DM

menurun pada populasi dengan suplai yang rendah dan meningkat pada mereka yang

mengalami perubahan makanaan secara berlebihan. Obesitas merupakan faktor resiko tinggi

DM karena jumlah reseptor insulin menurun pada obesitas mengakibatkan intoleransi glukosa

dan hiperglikemia (Price dan Wilson, 1995).

Page 9: Askep Komunitas Penyakit DM

Perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin dapat mendukung

terjadinya DM karena toleransi glukosa secara berangsurangsur akan menurun bersamaan

dengan berjalannya usia seseorang mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan

lebih lamanya keadaan hiperglikemi pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya

pelepasan insulin dari sel–sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan penurunan sensitifitas

perifer terhadap insulin (Long, 1996). Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu

berkaitan dengan fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului. Mansjoer (1996 :

588) menyatakan bahwa Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM), atau DM yang

tergantung pada insulin (tipe I) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat

proses autoimmune. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau tipe

II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah

turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer

dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi

resistensi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi relatif insulin). Faktor yang meningkatkan

resiko terjadinya DM, diantaranya :

1. Faktor genetik (herediter) Resiko terkena DM meningkat apabila ada anggota yang

terkena atau menderita DM, yaitu kesesuaian pada kembar monozigote dan

autosomonal dominan. Insulin Dependen Diabetes Melitus : <50 % dan Non Insulin

Dependent Diabetes Melitus : 90–100% (Long, 1996).

2. Faktor ras dan etnik tertentu NIDDM biasanya dialami oleh non kulit putih, pada

masyarakat Amerika angka kejadian NIDDM adalah 1:3, sedangkan pada populasi

umum adalah 1:200 (Long, 1996)

3. Faktor autoimmune Sel – sel beta pankreas dihancurkan oleh proses autoimmune.

4. Proses radang atau infeksi Pada kasus pankreatitis akan terjadi hambatan sekresi

insulin

5. Faktor obesitas, Jumlah reseptor insulin menurun pada orang yang kegemukan (Long,

1996).

6. Pada keadaan tertentu Misalnya pada wanita dalam masa kehamilan atau karena efek

dari obat– obatan tertentu (Long, 1996).

1.5 Patofisiologi

Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang merupakan kelenjar eksokrin

dan endokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau – pulau sel terletak menyebar dalam

organ ini. Terdapat 3 jenis sel – sel endokrin, yaitu sel alpha yang memproduksi glukagon ;

Page 10: Askep Komunitas Penyakit DM

sel beta, yang mensekresi insulin , sel delta yang mensekresi gastrin dan somatostatin

pankreas. Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolitik. Dalam keadaan

normal jika terdapat insulin, asupan glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan

sebagai glikogen dalam sel – sel hati dan otot yang disebut proses glikogenesis. Proses ini

mencegah terjadinya hiperglikemi. Jika terjadi kekurangan insulin maka menyebabkan

perubahan metabolisme yang menyebabkan hiperglikemi, antara lain :

1. Transpor gula yang melewati membran sel berkurang.

2. Glukogenesis berkurang,dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.

3. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati akan

dicurahkan secara terus menerus.

4. Glukoneogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat dari hasil

pemecahan asam amino dan lemak. Ketosis menyebabkan asidosis dan terjadi koma.

Hiperglikemia meningkatkan osmolaritas darah. Jika konsentrasi glukosa dalam darah

meningkat dan melebihi ambang ginjal, maka pada penyaringan di glomerulus dan

reabsorpsi glukosa pada tubulus pun berkurang sehingga terjadi glukosuria. Karena

glukosa dalam larutan, maka pengeluaran urine pun banyak sebanding dengan

pengeluaran glukosa. Hal ini dinamakan poliuri. Banyak garam mineral tubuh pun

ikut keluar bersama urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar garam dan terjadi

penarikan cairan dari intraseluler dan ektraseluler dan merangsang rasa haus

berkepanjangan (polidipsi), starvasi seluler dan kehilangan kalori akan merangsang

rasa lapar yang berkepanjangan (polifagi).

1.6 Manifestasi Klinis

Gejala klasik pada DM adalah :

1. Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil meningkat termasuk pada

malam hari.

2. Polidipsi (banyak minum), rasa haus meningkat.

3. Polifagi (banyak makan), rasa lapar meningkat.

4. Gejala lain yang dirasakan penderita

5. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.

6. Keletihan.

7. Penglihatan atau pandangan kabur.

8. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan

9. penurunan kesadaran.

Page 11: Askep Komunitas Penyakit DM

Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :

1. Kehilangan berat badan.

2. Luka, goresan lama sembuh.

3. Kaki kesemutan, mati rasa.

4. Infeksi kulit.

1.7 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan secara medis

a.Obat Hipoglikemik oral

1)Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagn obat golongan

lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat golongan ini mempunyai

efek utama meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi

pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan yang berlebihan. Obat – obat

yang beredar dari kelompok ini adalah:

(a) Glibenklamida (5mg/tablet).

(b) Glibenklamida micronized (5 mg/tablet).

(c) Glikasida (80 mg/tablet).

(d) Glikuidon (30 mg/tablet).

2)Golongan Biguanid / Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki ambilan

glukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien

dengan kelebihan berat badan.

3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase

Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan,

sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien dengan

kadar gula puasa yang masih normal.

b.Insulin

1) Indikasi insulin

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human

Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah Actrapid.

Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang kehilangan berat badan

secara drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan obat – obatan anti DM dengan dosis

maksimal, atau mengalami kontraindikasi dengan obat – obatan tersebut, bila mengalami

Page 12: Askep Komunitas Penyakit DM

ketoasidosis, hiperosmolar, dana sidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien

operasi berat, wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak dapat dikontrol dengan

pengendalian diet.

2) Jenis Insulin

(a) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink, dan semilente.

(b) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hagerdon)

(c) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)

2. Penatalaksanaan secara keperawatan

a. Diet

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan. Walaupun telah

mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50 % pasien tidak

melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan

komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 % protein. Karena itu diet

yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan

dengan cara : Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari

makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.

b. Olahraga

Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja

lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan

mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik,

tetapi jangan melakukan olahraga yang berat – berat.

1.8 Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi

kronik. (Carpenito, 2001)

1. Komplikasi Akut,

Ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting dan berhubungan dengan

keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah

(Smeltzer, 2002 : 1258)

a.Diabetik Ketoasedosis (DKA)

Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu

perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya

insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata (Smeltzer, 2002 : 1258)

Page 13: Askep Komunitas Penyakit DM

b.Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)

Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh

hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu

perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada

KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)

c. Hypoglikemia Hypoglikemia (Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)

Terjadi kalau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan

ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan,

konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256)

2. Komplikasi kronik

Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian

tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu: (Long 1996)

a.Mikrovaskuler

1) Penyakit Ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan–perubahan mikrovaskuler adalah perubahan

pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme

filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin

(Smeltzer, 2002 : 1272)

2) Penyakit Mata (Katarak)

Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan kabur sampai

kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalu disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 :

588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjangan yang menyebabkan

pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996 : 16)

3) Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf otonom, Medulla

spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan–perubahan metabolik lain

dalam sintesa atau fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan

perubahan kondisi saraf (Long, 1996 : 17)

b.Makrovaskuler

1) Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan

kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan

naik atau Diabetes Melitus. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan

Page 14: Askep Komunitas Penyakit DM

mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau

stroke

2) Pembuluh darah kaki

Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik, keadaan ini berperan

dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren.

Infeksi dimulai dari celah–celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel–sel kuku yang

tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus demikian juga pada

daerah–daerah yang terkena trauma (Long, 1996 : 17)

3) Pembuluh darah otak

Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah keotak

menurun (Long, 1996 : 17)

Page 15: Askep Komunitas Penyakit DM

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.    Proses Asuhan Keperawatan

Kasus :

Keluarga Tn. X (30 tahun) mempunyai istri Ny. H (26 tahun ) anak K (1tahun) dan

Ibu C 50 th . Hasil wawancara dengan keluarga anaknya sudah di imunisasi lengkap

sambil menunjukkan kartu sehat. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek

biasa,cukup dibawah ke bidan sudah sembuh. Tetapi akhir-akhir ini keluarga sedikit

pusing memikirkan ibunya,karena 3 bulan yang lalu ibunya dinyatakan positif

kencing manis (Diabetes Melitus) ibu tidak bisa kontrol teratur ke puskesmas karena

yang mengantarkan tidak ada. Tn. X dan istrinya kerja,tetapi obatnya supaya tidak

habis di belikan obat diapotik terdekat sesuai fotocopi resep dokter. Hasil observasi

jari kaki ibu C sebelah kiri terdapat luka kecil sudah 3 minggu belum sembuh.

Pemeriksaan glukotest+ 3.

1. Data Umum

A. Identitas Kepala Keluarga

1. Nama : Tn. X

2. Umur                         : 30 tahun

3. Alamat                      : ungaran, semarang

4. Pekerjaan                   : Swasta

5. Pendidikan                : SMA

6. Komposisi Keluarga   : Ayah, ibu, 1 orang anak dan ibu (mertua)

7. Tipe                          : keluarga Inti

8. Suku                         :Jawa – Indonesia

9. Agam                        : Islam

10. Status Sosial ekonomi keluarga :Suami – Isteri bekerja

11. Aktivitas rekrereasi keluarga : Nonton televise

Page 16: Askep Komunitas Penyakit DM

A. Komposisi keluarga

No. Nama Sex Umur Hubungan keluarga Pekerjaan Pendidika

n

1. Tn. X L 30 th Ayah Wiraswasta SMA

2. Ny. H P 26 th Ibu Wiraswasta SMA

3. An. K P 1 th Anak kandung - -

4 Ibu C L 50 thn Ibu Tn. X - SMP

B. Genogram         

                                         

 

keterangan:

   : Laki-laki               X    : Meniggal                     : Garis keturunan

   : Perempuan                : klien                               : tinggal serumah

C. Tipe keluarga :

a. Jenis tipe: Patrilokal  : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami .

b. Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut: tidak ada masalah yang terjadi

dengan tipe keluarga

D. Suku/Bangsa  : 

Tn. X dan Ny. H sama-sama berasal dari suku jawa. Mereka bisa menerima kebiaasaan

mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada

kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan.

Page 17: Askep Komunitas Penyakit DM

E. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:

Agama yang dianut oleh keluarga Tn. X adalah agama Islam. Keluarga Tn. X biasa

melakukan shalat 5 waktu di rumah. Agama adalah sumber kekuatan keluarga.

F. Status Sosial Ekonomi

a. Anggota yang mencari nafkah:

2 orang: Tn X dan Ny H sebagai Wiraswasta Penghasilan di Keluarga:                 

Penghasilan keluarga ± Rp.2.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil berdagang

oleh Tn.X dan usaha dagang oleh Ny.H

b. Pemanfaatan Dana Keluarga:

Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari.

c. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)

Televisi

Motor

d. Sosial keluarga:                  

Dengan penghasilan yang didapat, kebutuhan  keluarga terpenuhi.

e. Keadaan Ekonomi

Keluarga Tn X termasuk keluarga sejahtera tipe II karena keluarga sudah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social psikologinya seperti kebutuhan

akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat

tinggal dan transportasi, namun belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan

seperti kebutuhan menabung dan memperoleh informasi.

G. Aktifitas rekreasi keluarga       

Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai atau

tempat rekreasi lainnya.

2.   Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1.    Tahap Perkembangan Keluarga saat ini                             

Tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak prasekolah karena usia

anak tertua pada keluarga Tn. X adalah 1 tahun.

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi 

Page 18: Askep Komunitas Penyakit DM

Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi adalah Keluarga dengan anak

sekolah, Keluarga dengan anak remaja, Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan),

Keluarga usia pertengahan, Keluarga usia lanjut karena keluarga belum melewati

tahapan-tahapan tersebut.

3. Riwayat Keluarga inti   

a. Tahap perkembangan saat ini. : Keluarga berada pada tahap perkembangan

keluarga dengan anak pra sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :Keluarga belum

memiliki anak sekolah sehingga tugas perkembangan belum ada tetapi tugas

keluarga yang belum terpenuhi adalah mempertahankan kesehatan ibu C

sakit DM terutama untk mengontrol dan perawatan diri.

c. Riwayat kesehatan keluarga : Anak-anak Tn. X sudah diimunisasi

lengkap,jika sakit batuk pilek dibawah keBidan. Ibu C ( Mertua ) menderita

DM sejak 3 bulan yang lalu tetapi tidak dapat kontrol secara teratur di

Puskesmas karena tidak ada yang mengantarkannya. Kaki kiri Ibu C

terdapat luka sudah 3 minggu belum sembuh.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Tn. X mengatakan mempunyai penyakit keturunan. Saat dikaji Tn.X dalam keadaan  sehat,

begitupun dengan Ny. H saat didata dalam keadaan sehat.

An.K saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun ibu C orang tua (mertua)

memiliki riwayat penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang harus dirawat di rumah

sakit.

5. Kebiasaan diet

Pola makan keluarga Tn. X sehari-harinya 2 kali sehari dengan komposisi makanan nasi,

tahu/ tempe, kadang–kadang dengan sayur. An. K malas makan dikarenakan lebih senang

bermain sehingga lupa untuk makan dan lebih memilih jajan. Ibu C jarang makan karena

disebabkan penyakit yang di deritanya sekarang ini.

Page 19: Askep Komunitas Penyakit DM

6. Kebiasaan istirahat tidur

Anggota Keluarga

Waktu Tidur

Siang Malam

Tn X

Ny. H

An K

Ibu C

-

-

11.00-13.00

_

22.00-05.00

22.00-05.00

20.00-06.30

22.00-05.30

7. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Luas rumah yang ditempati 20 x 10 (panjang x lebar) terdiri dari ruang tamu (6 m),

ruang tengah (6 m), 4 kamar tidur (4 x 5 m), dapur dan kamar mandi (7 m dan 3 m).

Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster,

penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan ventilasi.

Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang digunakan untuk air minum

juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank (WC cemplung). Status rumah

adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat dari seng.

Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan dan air

minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah

kemudian dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi rumput . 5 m

5 m

Denah rumah :

5 m

6 m 1 2

4 6 m

10 m 3

5 6 5 m

4 m 7 4 m

8

7 m 3 m

Page 20: Askep Komunitas Penyakit DM

Keterangan denah rumah :

1. Ruang tamu

2. Kamar 1

3. Kamar 2

4. Ruang tengah

5. Kamar 3

6. Kamar 4

7. Dapur

8. WC

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Jarak rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Tn. X dengan tetangga

sangat baik. Selain itu Ny. H juga aktif dalam kegiatan arisan dengan tetangga.

Sebagian besar komunitas RW adalah warga pendatang yang umumnya berprofesi

sebagai pegawai negeri atau swasta. Sedangkan sarana transportasi yang digunakan

oleh warga adalah angkot, ojek, motor dan mobil pribadi.

c. Mobilitas geografis Keluarga

Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.Gading bekerja

dari pagi sampai jam 17.00 wib sebagai wiraswasta.Sedangkan Ny.H membantu

suaminya dengan berjualan/berdagang.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya

juga rajin mengaji.

e. Sistem pendukung keluarga

Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan

keluarga dan dalam pemecahan masalah.

8. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan

masalah anaknya.Namun terkadang Ny.H menegur dengan keras apabila anaknya

tidak mau sekolah dan bermain sepeda dijalan.

Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa

Indonesia.

Page 21: Askep Komunitas Penyakit DM

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn.X bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung

jawab terhadap keluarga.Ny.H berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga

mengurus anak-anaknya.

3.    Struktur Peran ( formal/informal)

a. Tn. X

Formal

Menjadi kepala keluarga, suami, ayah dan menantu.

Informal

Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi

wiraswasta

b. Ny.H

Formal

Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak.

Informal

Masih aktif menjadi anggota masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu –

ibu di lingkungan tempat tinggal dan membantu suaminya berdagang/berjualan.

c. An. K

Formal

Sebagai anak, dan cucu

Informal

Belum masuk sekolah.

d. Ibu C

Formal

Sebagai ibu dari Tn X

Informal

Masih aktif dalam anggota masyarakat dan sering berada di rumah.

4.    Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut

dan norma yang berlaku di lingkungannya.

5. Fungsi Keluarga

Page 22: Askep Komunitas Penyakit DM

1. Fungsi afektif

Tn.X dan Ny.H selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari

dia,seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di

lingkungan tempat tinggal.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Orang tua / keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, untuk

mengontrol keadaan ibunya.

4. Fungsi reproduksi

Keluarga sudah memiliki 1 orang anak. Anak pertama 1 tahun. Ny.H mengatakan

menggunakan KB,yang awalnya menggunakan KB jenis pil namun karena tidak

cocok diganti dengan KB jenis implant sampai saat ini. 

5. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.Tetapi keluarga juga belajar menghemat keuangan untuk kebutuhan

keluarga.

6. Stress dan Koping Keluarga

a. Keluarga sedikit pusing memikirkan Ibunya,karena sejak 3 bulan yang

lalu ibunya dinyatakan positif menderita kencing manis (DM ).  Ibunya tidak

bias kontrol secara teratur ke puskesmas karena tidak ada yang mengantarkan.

b. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor.

Keluarga hanya bias membeli obat di apotik sesuai dengan resep dokter.

c. Strategi koping yang digunakan.

7. Keadaan Gizi Keluarga

a. Pemenuhan gizi

Keluarga tidak begitu memahami pentingnya gizi untuk keluarganya. mereka

menganggap bahwa gizi tidak berpengaruh akan kesehatan anggota keluarganya.

b. Upaya lain:

Tidak ada upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarganya.

8. Pemeriksaan Fisik

Page 23: Askep Komunitas Penyakit DM

NO VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA

Tn X Ny H Ibu C (mertua) An K

1. Riwayat Penyakit

Saat Ini

Tidak ada Tidak ada Diabetes

melitus

Tidak ada

2. Keluhan Yang

Dirasakan

Tidak ada Tidak ada -Lemas

-jari kaki

sebelah kiri

terdapat

luka kecil.

Tidak ada

3. Tanda Dan Gejala Tidak ada Tidak ada -kelelahan atau

lemas

Tidak ada

4. Riwayat Penyakit

Sebelumnya

Tidak ada Tidak ad Diabetes

melitus

Tidak ada

5. Tanda-Tanda Vital TD: 130/80

mmHg

RR: 22x/mnt

HR: 90x/mnt

Temp: 37 C⁰

TD: 120/80

mmHg

RR: 18x/mnt

HR: 85x/mnt

Temp: 37 C⁰

TD: 160/120

mmHg

RR: 23x/mnt

HR: 78x/mnt

Temp: 37 C⁰

TD:

120/80

mmHg

RR:

22x/mnt

HR:

90x/mnt

Temp:

37 C⁰

6. Sistem Cardiovascular Peningkatan

tekanan darah

Normal Mengalami

gangguan

Normal

7. System Respirasi Normal Normal Hipoventilasi Normal

8. System GI Tract Normal Normal Mengalami

gangguan

Normal

9. System Persyarafan Tidak ada Normal Mengalami

gangguan

Normal

10. System

Musculoskeletal

Normal Normal Normal Normal

11. System Genetalia Normal Normal Normal Normal

Page 24: Askep Komunitas Penyakit DM

9. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatannya:

Keluarga berharap ibunya sembuh dari penyakitnya

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

Keluarga mengharapkan petugas kesehatan agar mampu membantu keluarga untuk

memberikan pengobatan kepada anggota keluarga yang tidak memiliki kemampuan

untuk menjangkau sumber pelayanan kesehatan dalam lingkungannya.

PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA

N

O

KRITERIA PENGKAJIAN

1. Mengenal masalah Keluarga tahu bahwa ibu C menderita penyakit diabetes

melitus

2. Mengambil keputusan

yang tepat

Masalah yang terjadi dalam keluarga Tn X dimusyawarahkan

bersama keluarganya. Dalam pengambilan keputusan yang

paling dominan melakukannya adalah Tn. X karena dia

merupakan kepala keluarga.

3. Merawat anggota

keluarga yang sakit

atau punya masalah

Keluarga belum maksimal bisa merawat ibu C

4. Memodifikasi

lingkungan

Pemanfaatan rumah Tn X sudah maksimal.

5. Memanfaatkan sarana

kesehatan

Tn X hanya memberikan ibu C obat dari puskesmas.

10. Analisa Data

Page 25: Askep Komunitas Penyakit DM

No Data Masalah Penyebab

1 DS:

- Ibu C mengatakan tidak

bisa mengontrol teratur

penyakitnya karena tidak

ada yang mengantarnya

ke puskesmas.

- Keluarga mengatakan

hanya membeli obat di

apotik terdekat sesuai

fotocopi resep dokter. ·  

DO :

       - jari kaki ibu C sebelah

kiri terdapat luka kecil

sudah 3 minggu belum

sembuh.

kurangnya

perawatan

kesehatan oleh

keluarga Tn. X

Resiko tinggi kerusakan

integritas kulit yang meluas .

2 DS

- Ibu C mengatakan tidak

bisa mengontrol teratur

penyakitnya karena tidak

ada yang mengantarnya

ke puskesmas.

DO

·  Hasil observasi jari

kaki ibu C sebelah kiri

terdapat luka kecil sudah

3 minggu belum

sembuh.

- Pemeriksaan

glukotest+ 3.

ketidakmampuan 

keluarga

merawat anggota

keluarga yang

sakit.

Resiko terjadinya komplikasi

menahun diabetes mellitus ibu C

keluarga Tn. X

Page 26: Askep Komunitas Penyakit DM

11. Skoring

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3x1 2/3 Pada penderita DM apabila

tidak mendapatkan

perawatan dan pengobatan

secara teratur akan

berdampak pada

komplikasi menahun DM.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2x2 2 Sumber dan tindakan dapat

dijangkau oleh keluarga

3 Potensi masalah

untuk dicegah

2/3x1 2/3 Keluarga mempunyai dana

dan kemampuan intelektual

bila diberikan penyuluhan

tentang penyakit DM.

4 Menonjolnya

masalah

2/2x1 1 Keluarga menyadari

adanya masalah tetapi

keluarga kurang menyadari

dampak apabila ada

anggota keluarga yang

sakit tidak dikontrol secara

teratur.

Total skor 41/3

Page 27: Askep Komunitas Penyakit DM

12. Prioritas Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang meluas berhubungan dengan

kurangnya perawatan kesehatan oleh keluarga Tn. X

b. Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C keluarga Tn.

X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit.

Page 28: Askep Komunitas Penyakit DM

Rencana, Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

NoDx

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1 Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mengenal dan mencegah memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan ibu C.

Klien mampu :1. Dapat menjelaskan masalah

terhadap perawatan ibunya yang sakit.

2. Dapat menyebutkan tanda dan gejala pada perubahan status kesehatan ibunya.

3. Dapat menyebutkan upaya untuk mencegah perubahan kesehatan ibunya.

Verbal 1. Keluarga dapat menjelaskan masalah terhadap perawatan ibunya yang sakit.

2. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala pada perubahan kesehatan ibunya.

3. Keluaraga dapat menyebutkan upaya untuk mencegah perubahan kesehatan ibunya.

1. Kaji pengetahuan keluarga.2. Kaji pengetahuan

keluarga tentang mengenali masalah.

3. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat dari perubahan kesehatan ibunya..

4. Evaluasi terhadap topik yang telah didiskusikan dengan keluarga.

5. Berikan pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung terhadap pencegahan kecemasan.

2. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mengenal masalah nutrisi yang dibutuhkan pada ibunya.

Keluarga mampu :1. Menyebutkan masalah nutrisi 2. Mampu mengambil keputusan

dalam memperbaiki nutrisi pada ibunya.

3. Dapat mencegah masalah nutrisi

Verbal 1. Keluarga mampu menyebutkan masalah nutrisi

2. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam memperbaiki nutrisi pada ibunya.

3. Keluarga mampu mencegah masalah nutrisi.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang masalah nutrisi.

2. Kaji keluarga tentang pengambilan keputusan memperbaiki masalah nutrisi.

3. Jelaskan bahwa pencegahan nutrisi pada anak sangat penting untuk pertumbuhannya.

Page 29: Askep Komunitas Penyakit DM

NoDx

Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi

1 Resiko tinggi kerusakan

integritas kulit yang

meluas berhubungan dengan

kurangnya perawatan kesehatan

oleh keluarga Tn. X

3 Februari 2014 Menganjurkan keluarga untuk selalu melakukan perawatan/kontrol terhadap kesehatan ibunya.

1. Struktur a. Keluarga Tn X dapat

bekerjasama dengan mahasiswa

b. Keluarga mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini.

2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat

aktif dalam diskusib. Keluarga dapat

memenberikan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan.

c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik.

d. Keluarga kooperatif selam kegiatan berlangsung.

3. Hasila. Keluarga dapat

memberikan perawatan terhadap ibunya

b. Menyebutkan upaya pencegahan resiko kerusakan integritas

Page 30: Askep Komunitas Penyakit DM

kulit.c. Keluarga dapat

mengetahui tanda dan gejala bila kurang perawatan.

d.2 Resiko terjadinya komplikasi

menahun diabetes mellitus ibu C

keluarga Tn. X berhubungan

dengan

ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang

sakit.

3 Februari 2014 Anjurkan keluarga untuk selalu mengawasi kesehatan yang ada pada ibunya.

1. Struktura. Keluarga Bpk Gading

dapat bekerjasama dengan mahasiswa

b. Keluarga mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini.

2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat

aktif dalam diskusib. Keluarga dapat

memenberikan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan.

c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik.

d. Keluarga kooperatif selam kegitan berlangsung.

e. Keluarga dapat mengontrol kegiatan ibunya.

4. Hasil

Page 31: Askep Komunitas Penyakit DM

a. Keluarga dapat mencegah resiko terjadinya komplikasi pada ibunya.

b. Menyebutkan dapat cara perawatan kesehatan ibunya

c. Keluarga dapat melaksanakan cara

Page 32: Askep Komunitas Penyakit DM

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan

keperawatan  yang bersifat komprehensif karena yang dikaji adalah semua anggota keluarga

dalam satu rumah.penyakit diabetes melitus ini bisa menjadi penyakit bawaan yagn ad pada

keluarga tersebut. Jadi paa bila ad pada keluarga riwayat keluarga ini,keluarga harus

merawatnya dengan baik seperti melakukan pengontrolan kesehatan di rumah

sakit/puskesmas agar penyakit ini bisa di sembuhkan.

Page 33: Askep Komunitas Penyakit DM

DAFTAR PUSTAKA

1. Lizanurviana,2010.askep komunitas pada diabetes melitus.(online).http//

lizanurviana.blog.com/2010/11/28askep-komunitas-pada-diabetes-melitus.diakses 4

februari 2014.

2. Purchon,2011.asuhan keperawatan keluarga dengan

DM.(online).http//purchon.blog.com/2011/07/24asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-

DM.diakses 4 februari 2014

3. Wahit Iqbal Mubarak,Bambang Adi Santoso,Khoirul Rozikin,Siti Patonah(2005).Ilmu

Keperawatan Komunitas 2.jakarta 2005