Upload
erlangga-putra
View
538
Download
108
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan asuhan keperawatan komunitas ini yang berjudul:
“Laporan asuhan keperawatan komunitas di RW III kelurahan gunung anyar”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan asuhan keperawtan
komunitas ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan asuhan
keperawatan komunitas ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul
guna penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga laporan asuhan keperawatan komunitas
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Pasuruan, 28 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Sitematika
BAB II. Landasan Teori
2.1 Perawatan Kesehatan Masyarakat
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat
2.3 Sasaran
2.4 Ruang lingkup perawatan kesehatan masyarakat
2.5 Kegiatan praktek keperawatan masyarakat
2.6 Model pendekatan
2.7 Metodologi
BAB III. Pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas RW III kelurahan gunung anyar
3.1 Tahap persiapan
3.2 Tahap pengkajian
3.3 Analisa data
3.4 Diagnosa keperawatan dan perencanaan
3.5 Skoring
3.6 Pelaksanaan
3.7 Evaluasi
BAB IV. Pembahasan
4.1 Pengkajian
4.2 Perencanaan
4.3 Pelaksanaan
4.4 Evaluasi
4.5 Rencana Tindak Lanjut
BAB V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa indonesia untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan
kesehatan yang termuat di dalam sistem kesehatan nasional (SKN) dengan tujuan agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas
kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU no. 23 tahun 1992, yaitu
pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di dalam berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan terjadi juga pergeseran pada pola kehidupan masyarakat, salah satunya
adalah dalam bidang kesehatan. Dimana denagn berkembangnya paradigma “Sehat”
saat ini, telah terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain:
berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan,
dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan
kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif. Perubahan ini tentunya akan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan secara
aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karenanya
peran serta masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif
dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat berupa
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan secara
lebih aktif dalam seluruh akitfitas kegiatan komunitas.
Dalam upaya mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas yang telah
dibekalkan kepada mahasiswadi bangku kuliah, serta sebagai salah satu upaya
menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara
mandiri, maka mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Angkatan 2000/ 2001 melaksanakan praktek keperawatan
komunitas di wilayah RT 1 – 4 RW I Kelurahan Rungkut Tengah Kec. Gunung Anyar
Kotamadya Surabaya. Pada kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, pendekatam kelompok dan pendekatan kepada
masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa dapat
membina keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga dan gerontik yang
ada di wilayah RW I KelurahanRungkut Tengah. Pendekatan secara kelompok
dilaksanakan dengan cara melakukan pembentukan kelompok warga usia lanjut, dimana
selama ini di Kelurahan Rungkut Tengah belum terdapat wadah kegiatan bagi warga usia
lanjut. Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membentuk Kelompok
Kerja Kesehatan (Pokjakes) yang merupakan bentuk nyata dari peran serta masyarakat
RW I Kelurahan Rungkut Tengah. Dengan pembentukan Pokjakes ini diharapkan
masyarakat mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya serta dapat
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas mahasiswa
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian
dengan cara pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Bentuk
kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa antara lain: penyuluhan yang bertujuan
memberikan bekal kepada masyarakat untuk mengenal dan menangani masalah
kesehatan, pelatihan dan penyegaran kader kesehatan, kerja bakti, pemeriksaan jentik
nyamuk, dibentuknya kelompok lansia guna mengatasi masalah lansia, pembentukan
kelompok kerja kesehatan serta melaksanakan peatihan dan pembekalan materi kepada
seluruh anggota tim pokjakes.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat di wilayah binaan serta mampu menanggulangi masalah kesehatan
tersebut bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
yang terdapat di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
a. Membina komunikasi yang efektif serta hubungan saling percaya dengan seluruh
tokoh masyarakat dan semua lapisan masyarakat.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat.
c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah
kesehatan.
d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam menanggulangi
masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat.
e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah
keperawatan yang telah ditemukan.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Untuk mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan kepada
masyarakat tentang masalah kesehatan serta cara penanggulangannya.
b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan dan
menentukan langkah penyelesaiannya.
1.3.2 Untuk masyarakat
a. Masyarakat mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada dan mau
menyelesaikan permasalahan tersebut.
b. Masyarakat dapat mengerti gambaran status kesehatannya.
1.3.3 Untuk pendidikan
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program Studi Ilmu
Keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas serta sebagai suatu
bahan pertimbangan atau acuan dalam pengembangan model praktek
keperawatan komunitas selanjutnya.
1.4 SISTEMATIKA
Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum
dan tujuan khusus, manfaat dan sistematika.
BAB II menguraikan tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari perawatan kesehatan
masyarakat, tujuan perawatan kesehatan masyarakat, sasaran, ruang lingkup perawatan
kesehatan masyarakat, kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, model pendekatan
dan metodologi.
BAB III menguraikan penerapan asuhan keperawatan komunitas yang terdiri dari
pengkajian yang meliputi pengantar, profil wilayah, diagram beserta analisisnya, diagnosa
keperawatan komunitas di RW I. Perencanaan yang terdiri dari diagnosa keperawatan
komunitas, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, rencana tindakan
keperawatan (POA/ Planning of Action), pelaksanaan yang meliputi fase kegiatan, fase
proses dan hasil kegiatan, evaluasi serta susunan rencana tindak lanjut.
BAB IV menguraikan tentang hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
BAB V berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam
kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan kesehatan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang
potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan
komunitas.
2.1 Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat menurut Ruth B.Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang keperawatan, keterampilan hubungan antar manusia dan
keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan
anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan
masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu –
individu, keluarga – keluarga, kelompok – kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan
dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar
yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Association
(ANA,1980) didasarkan pada asumsi :
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier merupakan komponen sistem
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan
penelitian melandasi praktek
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Adapun unsur – unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi – asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan.
2. Meruapakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi social dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif (lebih ditekankan kepada upaya promotif dan preventif)
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara team
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan komunitas
adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun
menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas, sebagai landasan praktek keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio,psiko, sosial,
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas. Dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 point
penting yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kleompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlagsung secara
berkesinambungan.
6. Perawat kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien (individu, keluarga,
kleompok dan masyarakat) sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan
kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi
perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga perawat kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus – menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartsipasi secara aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat
2.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki.
2.2.2 Tujuan khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi puskesmas dalam
menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok – kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
maslaah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai maslaah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota – anggota kleuarga yang lain, dan keluarga –
keluarga yang ada di sekitarnya.
2.3.3 Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permaslaahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan termasuk di antaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Anak balita
d) Anak usia sekolah.
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
b) Penderita yang mempunyai penyakit tidak menular seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, di antaranya:
a) Wanita tuna susila.
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba.
c) Kelompok – kelompok pekerja tertentu.
d) Dan lain sebagainya.
4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah:
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan social)
d) Penitipan anak balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas yang telah dettakan dengan
jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, apakah itu
permasalahan social, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.
2.4 Ruang lingkup perawatan kesehatan masyarakat
Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi: upaya – upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan
social dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan masyarakat kegiatan yang ditekankan
adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
2.4.1 Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
2.4.2 Upaya preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui
kegiatan:
1) Imunisasi masal terhadap bayi, anak balita, serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah.
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyadu, puskesmas ataupun di rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
2.4.3 Upaya kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggoat – anggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawtaan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan buah dada
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
2.4.4 Upaya rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita – penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok – kleompo tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan
melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan
2) Latihan – latihan fisik tertentu bagi penderita – penderita penyakit tertentu,
misalnya: TBC: latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.
2.4.5 Upaya resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok –
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, di antaranya adalah kelompok –
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat, karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok – kelompok masyarakat khusus seperti
kelompok wanita tuna susila (WTS), tuna wisma dan sebagainya. Disamping itu
adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kleompok – kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut, dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita tidak berbahaya
terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya perlu memberikan penjelasan
dengan pengertian atau batasan – batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
2.5 Kegiatan praktek keperawatan masyarakat
Kegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat, yang dilakukan oleh perawat
mencakup hal – hal yang sangat luas, tentunya sesuai denagn tingkat pelayanan
kesehatan dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum
kegiatan perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.5.1 Memberikan asuhan perawatan langsung kepada individu, kleuarga, kelompok –
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaan kesehatan
masyarakat.
2.5.2 Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.5.3 Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
2.5.4 Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
2.5.5 Melaksanakan rujukan terhadap kasus – kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut.
2.5.6 Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompom dan masyarakat.
2.5.7 Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
2.5.8 Melaksanakan asuhan kesehatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
menggunakan proses keperawatan sebagai uatu usaha pendekatan ilmiah
keperawatan.
2.5.9 Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti.
2.5.10 Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
2.5.11 Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan degan keperawatam dan kesehatan.
2.5.12 Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan
masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
2.6 Model pendekatan
Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang
digunakan oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach), yang ditungkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan dapat
diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai
bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan
masyarakat.
Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family
approach, tetapi bila pembinaan kleuarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang
ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, dan
bila pendekatan tersebut dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebit dengan community
approach
.
2.7 Metodologi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metodologi yang
digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan, melalui tahap – tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan amsyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya.
Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.Forlane (1958) terdiri
dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan
riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan
adalah: lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi.
Hal-hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif
dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan
pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya
dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang
terdiri dari :
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3) Merumuskan masalah keperawatan/kesehatan dan diagnosa keperawatan
kesehatan masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat actual, ancaman / resiko atau
wellness.
Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan :
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih
dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang
menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang
mungkin timbul (Nasrul Efendi,1995).
2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Mnetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi maslaah kesehatan dan
keperawatan.
3) Menetapkan criteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.7.3 Pelaksanaan
Adalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal – hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan asyarakat
adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dengan instansi
terkait.
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri
dari :
Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat padaumumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki lagi. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri. yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal
yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil
akhir (out put).
Penilaian yang dilkaukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan.
Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses.
c. Efisiensi biaya.
d. Efektifitas kerja.
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka waktu
berapa ?.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :
-------------------------------------------------------------------------------------->
Keterangan :
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien/ masyarakat
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan
lima tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu
melalui proses keperawatan
BAB III
PELAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
RW III KELURAHAN GUNUNG ANYAR
DALAM KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN UTAMA
Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilaksanakan olah mahasiswa melalui
praktek keperawatan di masyarakat berlangsung mulai dari tanggal 29 April 2013 sampai
dengan 20 mei 2013. Dalam hal ini kelompok III mendapat tempat praktek di RW II
Kelurahan Gunung Anyar Kecamatan Gunung Anyar Kotamadya Surabaya.
A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktek mahasiswa diawali dengan pertemuan pertama dengan warga dalam
rangka saling mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan
warga RW II khususnya RT 1-4 Kelurahan Gunung Anyar yang dilaksanakan pada 29 april
2013. Pada saat pertemuan pertama selain acara perkenalan juga disampaikan tentang
tujuan praktek dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Bahrul U’lum Pasuruan
Pada pertemuan pertama tersebut melalui curah pendapat (Brain Storming) berhasil di
identifikasi masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat RW II Kelurahan
Gunung Anyar meliputi: kurang gizi pada balita, ISPA, diare, DHF dan Lansia.
Pada saat itu juga di sampaikan pentingnya suatu wadah kerja yang berasal dari
masyarakat sendiri, sehingga mandiri dalam memelihara kesehatanya. Setelah melakukan
diskusi yang cukup lama antara mahasiswa dan warga RW II Kelurahan Gunung Anyar
akhirnya tercapai kata sepakat untuk membentuk suatu Pokjakes (Kelompok Kerja
Kesehatan) yang diberi nama “Pokjakes Melati”. Kemudian antara masyarakat dan
mahsiswa secara bersama-sama menyusun rencana kerja Pokjakes Melati. Untuk
memvalidasi data maslah kesehatan yang ada di RW II Kelurahan Gunung Anyar maka
diperlukan instrumen yang disusun oleh mahasiswa bersama dengan Pokjakes Melati.
Setelah instrumen disebarkan ke masyarakat RW II Kelurahan Gunung Anyar melalui
bantuan kader kesehatan Pokjakes dan masyarakat dengan tehnik “Total Sampling”, maka
dilakukan perhitungan dan analisa oleh mahasiswa. Data yang telah dioleh kemudian di
presentasikan pada pertemuan ke 2 dengan warga RW II Kelurahan Gunung Anyar.
B. Tahap Pengkajian
Wilayah RT 1-4 RW II Kelurahan Gunung Anyar Kecamatan Gunung Anyar memiliki
jumlah penduduk berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa selama melakukan pendataan
adalah + 1786 jiwa dengan komposisi laki-laki 909 jiwa dan perempuan sejumlah 877 jiwa.
Secara umum gambaran wilayah berdasarkan “Winshield Survey” sebagai berikut:
Batas wilayah sebelah utara : RW III Kelurahan Gunung Anyar.
Batas wilayah sebelah selatan : RT 9 RW II
Batas wilayah sebelah barat : Jl. Amir Machmud
Batas wilayah sebelah timur : Gunung Anyar Tambak
Fasilitas agama yang ada di RW II RT 1-4 Kelurahan Gunung Anyar: Masjid 1 buah,
Mushollah 3 buah. Fasilitas pendidikan formal: 1 buah Taman Kanak-kanak, 1 buah sekolah
dasar dan 1 buah sekolah lanjutan pertama. Pelayanan dibidang kesehatan yang ada
meliputi 1 Puskesmas dan 1 buah BKIA milik swasta yang bernama BKIA Gunung Anyar.
Masyarakat RW II RT 1-RT 4 merupakan masyarakat yang agamis dengan menjalankan
tradisi-tradisi yang ada dalam agama Islam. Terdapat dua organisasi keagamaan besar di
RW II RT 1-4 yaitu Nahdatul Ulama dan Persatuan Islam. Pada observasi lingkungan di
wilayah RW II RT 1-4 masih ditemukan air yang tergenang yang berupa rawa-rawa, dan
pembuangan sampah yang menumpuk di daerah lapang.
Hasil pengolahan data yang berasal dari angket, wawancara dan observasi terlihat
pada diagram berikut:
Diagram 1
Piramida berdasar kelompok umur
RW II Kelurahan Gunung Anyar
Mei 2013
Analisa: Diagram di atas menunjukan distribusi komposisi penduduk berdasarkan sampel
dengan jumlah bayi
0-1 th
1-5 th
6-15 th
12-20 th
20-60 th
> 60 th
10 30 50 70 900-1 th 1-5 th 6-15
th12-20
th20-60
th> 60 th
Perempuan
4 12 9 45 89 3
Perempuan
0-1 th1-5 th
6-15 th12-20 th20-60 th
> 60 th
10 30 50 70 90
0-1 th 1-5 th 6-15 th
12-20 th
20-60 th
> 60 th
laki-laki
4 12 9 45 89 3 NaN
laki-laki
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Berdasarkan angket yang disebar oleh
mahasiswa dan Pokjakes adalah
- Membuang air limbah diselokan 76 %
dengan keadaan terbuka 27 % dan
tergenang 6,7 %.
- Pembuangan sampah diselokan 7,2 %,
ditempat terbuka 3 %.
- MCK masih milik beberpa keluarga 11,1 %.
- Kondisi air minum berbau 1,7 %, berwarna
3,2 %.
- Kaleng bekas dibuang ke bak sampah 76,6
%.
- Keadaan rumah tidak mempunyai jendela 1,7
%, ruangan tidak berjendela 17,6 % dan
tidak membuka jendela 5,8 %.
- Penacahayaan ruangan dengan
menggunakan lampu 9,4 %.
- Bak penampung air 91 % tidak rutin dikuras
atau dibersihkan 10 %.
- Frekwensi batuk pilek 2x/ bulan 15 %.
- Frekwensi diare 1x/ bulan 6,6 %.
- Tidak mencuci tangan bila akan makan 1 %.
- Tidak menutup makanan 3,5 %.
- 6 bulan terakhir pernah menderita Demam
berdarah 3 %.
- Tidak tahu penyebab demam berdarah
(menyebut Aides Aigepty) 89,9 %.
- Kebiasaan
masyarakat yang
kurang sehat/
kurang mendukung
kebersihan
lingkungan.
- Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap dampak
yang bisa timbul
akibat lingkungan
yang kurang sehat.
Resiko terjadinya
penularan penyakit
(demam berdarah,
ISPA, diare) di
masyarakat RW II
Kel. Gunung Anyar
DATA ETIOLOGI MASALAH
- Balita yang tidak memiliki KMS 5,26 %.
- Keluarga tidak mampu membaca hasil
pada KMS 15,5 %.
- Pemberian makan kurang dari porsi
68,9 %, frekwensi makan kurang dari
2x/ hari 18,4 %, makanan yang tidak
dihabiskan 22,3 %.
- Pemenuhan zat gizi kurang 15,5 %
(hanya nasi dan lauk).
- Tidak ada tindak lanjut 3,1 %.
- Pemberian makanan tidak sesuai
dengan usia 15 %.
-
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai tumbuh
kembang balita.
Resiko tumbuh
kembang kurang
optimal pada bayi,
balita di RW II Kel.
Gunung Anyar
DATA ETIOLOGI MASALAH
- Kegiatan olah raga di lakukan oleh lansia
11,1 %.
- Keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu
lansia 50 %.
kurangnya motivasi
dan dukungan dari
keluarga dan
masyarakat terhadap
program kesehatan
lansia
Resiko bertambah
cepatnya
penurunan
kesehatan pada
lansia di
masyarakat RW II
Kel. Gunung Anyar
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL SASARAN
YANG
TERLIBATTEMPAT
PENANGGUNG
JAWABDANA
Resiko tumbuh kembang kurang optimal pada bayi dan balita di RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan kurangnya asupan gizi yang adekuat
Setelah dilakukan intervensi selama 1 bulan diharapkan:
- Keluarga dapat mengatasi kemungkinan masalah tumbuh kembang.
- Seluruh bayi dan balita memiliki KMS.
- Seluruh keluarga membawa anaknya ke fasilitas kesehatan yang ada.
- Kader kesehatan bertambah aktif
1. Penyuluhan pada keluarga yang mempunyai bayi dan balita tentang penting gizi untuk tumbang.
2. Bersama kader menganjurkan pada keluarga untuk membawa anak ke posyandu untuk di nilai status kesehatannya.
3. Rekrut calon kader.
4. Pelatihan dan penyegaran kader kesehatan
5. Pengadaan alat untuk posyandu.
1. Seluruh warga sadar tentang pentingnya gizi pada balita untuk tumbang
2. Seluruh warga membawa anak balitanya ke possyandu
3. Mermbantu petugas dalam pelaksanaan kegiatan
4. Menambah pengetahuan kader tentang pelaksanaa kegiatan
5. Menunjang sarana dan prasarana kegiatan
Seluruh warga RW II khusus- nya RT 1-4 yang memiliki balita
Kader kesehatan & maha siswa
- Balai kelurahan.
- Balai PKK di kecamatan.
- Evi ratna sari
- Febri
- Iqlimatus saidah.
- Sandi dwi E.P.
- Koordinator tiap RT.
Mahasiswa & warga RW II.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSIRASIONAL
SASARAN YANG TEMPAT PENANGGUNG DANA
KEPERAWATAN TERLIBAT JAWAB
Resiko terjadinya penularan penyakit (demam berdarah, ISPA, diare) di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan lingkungan yang kurang bersih
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu:
- Mengenal penyakit yang timbul akibat dari lingkungan yang kurang/ tidak sehat.
- Masyarakat mengerti cara mencegah dan memberikan pertolongan pertama bila ada anggota keluarga yang sakit.
- Masyarakat termotivasi untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
1. Bekerja sama dengan Pokjakes dan PKM dalam mengadakan penyuluhan pada kader kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan.
2. Gotong royong mengadakan Kerja bakti membersihkan lingkungan
3. Mengadakan pelatihan dan penyegaran kader kesehatan
1. Dengan Melibatkan peran serta pokjakes dan pkm penyuluhan lebih efektif
2. Melibatkan seluruh warga dalam kebersihan lingkungan
3. Menambah pengetahuan kader dalam pelaksanan kegiatan
Seluruh warga RT 1-4 RW II Kel. Gunung Anyar.
Mahasiswa koordinator masing-masing RT & Seluruh warga RT 1-4 RW II Kel. Gunung anyar.
- Balai kelurahan.
- Wilayah RT 1-4.
- Febri
- Sandi dwi E.P
- Koordinator masing-masing RT.
Maha siswa & warga RW II
DIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI
RASIONALSASARAN
YANG
TERLIBATTEMPAT
PENANGGUNG
JAWABDANA
Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang pentingnya posyandu lansia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu:
- Mengenal tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan pada lansia.
- Masyarakat aktif melakukan kegiatan posyandu lansia.
- Lansia termotivasi untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan lansia.
1. Pengaktifan kembali posyandu lansia di tingkat RW.
2. Melakukan penyuluhan kesehatan lansia.
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada lansia.
4. Posyandu lansia.
1. Warga lansia dapat mendapatkan pelayanan yang optimal
2. Warga sadar dan tahu penting menjaga kesehatan lansia
3. Mengetahui kondisi kesehatan lansia
4. Wargalansia mendapatkan pelayanan kesehatan
Seluruh warga yang memiliki lansia.
Mahasiswa & Kader kesehatan
Balai kelurahan.
- Evi ratnasari
- Iqlimatus saidah
- Koordinator masing-masing RT.
Maha siswa & warga RW II
SKORING
1. Dx : Resiko tumbuh kembang kurang optimal pada bayi dan balita di RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan
kurangnya asupan gizi yang adekuat
NO KRETERIA
BOBOT
KRETERIA (1 –
10)
MASALAH
BOBOT
MASALA
H (1 –10)
RASIONAL
MAKNA
MASALAH
(C X M)
1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah 10 Sangat besar 10Jika tidak segera dilakukan tindakan kondisi bayi dan balita semakin buruk
100
2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah 7 Cukup besar 10Jika tidak dilakukan tindakan masyarakat tidak segera tanggap terhadap masalah
70
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah 6 Cukup besar 10Jika kemampuan perawat tidak mememadai maka masalah akan semakin besar
60
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi 5 Sedang 10jika fasilitas tidak lengkap maka tindakan akan sia-sia
50
5 Beratnya akibat jika masih tetap 10 Sangat Besar 10jika tidak segera dilakukan tindakan maka kematian bayi akibat gizi buruk akan meningkat
100
6 Cepat masalah teratasi 2 kecil 10butuh waktu yang lama untuk mengatasi masalah
20
Jumlah sekor 400
2. Dx : Resiko terjadinya penularan penyakit (demam berdarah, ISPA, diare) di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan lingkungan yang kurang bersih
NO KRETERIA
BOBOT
KRETERIA (1 –
10)
MASALAH
BOBOT
MASALAH
(1 –10)
RASIONAL
MAKNA
MASALAH
(C X M)
1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah 7 Cukup Besar 10Jika tidak segera dilakukan tindakan
akan terjadi KLB70
2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah 10 Sangat Besar 10Jika tidak dilakukan tindakan warga
tidak tanggab terhadap masalah100
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah 6 Sedang 10jika kemampuan perawat rendah
maka tindakan akan percuma60
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi 5 Sedang 10
Jika fasilitas kurang memadai
sangat sulit untuk melakukan
tindakan
50
5 Beratnya akibat jika masih tetap 10 Sangat Besar 10Jika tidak segera dilakukantindakan
akan terjadi KLB100
6 Cepat masalah teratasi 10 Sangat besar 10Tidak butuh waktuyang lama untuk
mengatasi masalah100
Jumlah sekor 480
3. Dx : Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar
berhubungan rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang pentingnya posyandu lansia
NO KRETERIA
BOBOT
KRETERIA
(1 – 10)
MASALAH
BOBOT
MASALAH
(1 –10)
RASIONAL
MAKNA
MASALAH
(C X M)
1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah 10Sangat
Besar 5
Jika tidak segera dilakukan tindakan
kesehatan lansia akan menurun50
2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah 7 Cukup besar 5Jika tidak segera dilakukan tindakan
kesehatan lansia akan menurun 35
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi
masalah 6 Cukup besar 5
Jika kemampuan perawat rendah maka
tindakan yang dilakukan percuma30
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi 5 Sedang 5
Rejika fasilitas tidak memadai hasil dari
semua tindakan kurang sesuai dengan
yang diharapkn
25
5 Beratnya akibat jika masih tetap 2 kecil 5Jika tidak segera dilakukan tindakan
dampak terhadap masy tidak besar10
6 Cepat masalah teratasi 2 kecil 5butuh waktu yang yang lama untuk
mengatasi masalah10
Jumlah sekor 160
PELAKSANAAN
Berdasarkan sekoring maka prioritas tindakan keperawatan yaitu :
1. Dx2 : Resiko terjadinya penularan penyakit (demam berdarah, ISPA, diare) di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan lingkungan yang kurang bersih
Kegiatan:
1. Kerja bakti yang di laksanakan pada tgl 12-8-2001 di RT 1-4.
2. Lomba rumah sehat yang di laksanakan pada tanggal 15-8-2001.
3. Penyuluhan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di RT 1 pada tanggal 25-8-2001.
4. Pelatihan kader pada tanggal 22-23 Agustus 2001.
5. Penyuluhan keluarga binaan.
2. Dx1: : Resiko tumbuh kembang kurang optimal pada bayi dan balita di RW II Kel.
Gunung Anyar berhubungan dengan kurangnya asupan gizi yang adekuat
Kegiatan
1. Pemantauan kesehatan bayi dan balita di posyandu.
a. Posyandu I (RT 1 & RT 2): 1 Mei 2013 dan 8 mei 2013.
b. Posyandu II (RT 3): 2 mei 2013 dan 9 mei 2013.
c. Posyandu III (RT 4) 3 Mei 2013 dan 10 mei 2013.
2. Penyuluhan tentang nutrisi dan gizi di RT 3 pada tanggal 15-7-2001.
3. Lomba balita sehat pada tanggal 10 mei 2013 di RT 1-4.
4. Pelatihan kader 11 dan 12 mei2013.
5. Penyuluhan keluarga binaan.
3. Dx3 : Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di masyarakat RW II
Kel. Gunung Anyar berhubungan rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang
pentingnya posyandu lansiaResiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan
pada lansia
Kegiatan:
1. Pemeriksaan dan kesehatan (posyandu lansia) di balai kelurahan Gunung anyar pada
tanggal 1 Mei 2013
2. Penyuluhan lansia pada saat dilaksanakan posyandu lansia pada tanggal 1 Mei 2013.
3. Pelatihan kader kesehatan 22 & 23-8-2001.
4. Memberikan penyuluhan pada keluarga binaan.
EVALUASI
A. Diagnosa keperawatan komunitas 2: Resiko terjadinya penularan penyakit (demam berdarah, ISPA, diare) di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan lingkungan yang kurang bersih
1. Evaluasi struktur
Mengadakan kerja bakti telah dilaksanakan warga bersama mahasiswa di masing-
masing RT (RT 1-4 RW II Kel. Gunung Anyar). lomba rumah sehat yang di ikuti oleh 12
rumah dari tiap-tiap RT diwakili oleh 3 rumah dengan kategori tipe A dan tipe B. dari
lomba tersebut ditetapkan juara I dan II untuk masing-masing tipe. Penyuluhan kesehatan
lingkungan di RT 1 yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK pada saat pertemuan arisan. Pelatihan
kader telah di laksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta pada hari I sebanyak 11
orang dan hari ke II sebanyak 13 orang. Dengan materi DHF, diare. Penyuluhan keluarga
binaan dilakukan oleh mahasiswa dengan keluarga binaan yang mengalami masalah
lingkungan.
2. Evaluasi proses
Mahasiswa yang bertugas di masing-masing RT berkolaborasi dengan koordinator
masing-masing RT untuk mengadakan kerja bakti. Berdiskusi dengan masing-masing
ketua RT dalam pemilihan rumah yang di ikutkan ke dalam perlombaan rumah sehat,
serta kader yang ikut menjadi dalam perlombaan rumah sehat serta pengumuman hasil
perlombaan tersebut pada tanggal 1 mei 2013.
3. Evaluasi hasil
Perlombaan rumah sehat di ikuti oleh 12 rumah yang di laksanakan pada tanggal 2
Mei 2013. pelaksanaan penyuluhan tentang lingkungan rumah yang sehat di RT 1 pada
tanggal 3 Mei 2013.
B, Diagnosa keperawatan komunitas 1 : Resiko tumbuh kembang kurang optimal pada bayi
dan balita di RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan dengan kurangnya asupan gizi yang
adekuat
1. Evaluasi struktur
Mengadakan kegiatan untuk memantau kesehatan bayi dan balita di masing-masing
posyandu, sehingga di temukan kasus-kasus bayi dengan gizi kurang. Mengadakan
penyuluhan gizi dengan topik makanan sehat dengan sasaran ibu-ibu PKK RT 3 yang
dilaksanakan pada pertemuan arisan RT 3.
2. Evaluasi proses
Melakukan pendekatan dengan Ketua RW II dan ketua RT 1-4, tokoh masyarakat
dan Pokjakes untuk menentukan 2 orang kader yang akan di ikutkan dalam penyegaran
kader. Setelah teridentifikasi maka mahasiswa menghubungi kader yang telah di tunjuk
dengan membawa undangan untuk dapat hadir dalam penyegaran kader kesehatan yang
di adakan di balai PKK Kec. Gunung Anyar. Lomba balita sehat yang diikuti oleh 17 balita
dari 4 RT yang dibagi ke dalam 3 kelompok usia. Masing-masing kelompok usia
ditentukan 2 juara.
3. Evaluasi hasil
Keluarga binaan yang mempunyai masalah pada balitanya telah mampu mengenal
tanda-tanda dari terganggunya pertumbuhan dan perkembangan serta merawat balitanya
di rumah.
Pelatihan kader yang di adakan pada tanggal 4-5 Mei 2013 dengan materi
tumbuh kembang balita yang di ikuti oleh 13 kader.
c. Diagnosa keperawatan komunitas 3 : Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan
pada lansia di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar berhubungan rendahnya tingkat
pengetahuan warga tentang pentingnya posyandu lansiaResiko bertambah cepatnya
penurunan kesehatan pada lansia
1. Evaluasi struktur
Pelaksanaan posyandu lansia di lakukannya pemeriksaan, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan lansia, di ikuti oleh lansia dari masing-masing RT di RW II.
Pelatihan kader dengan topik perubahan yang terjadi dan aktivitas yang dapat di kerjakan
lansia yang di laksanakan pada tanggal 5-6 mei 2013.
2. Evaluasi proses
Sebelum di adakannya posyandu lansia mahasiswa menghubungi puskesmas
untuk pengadaan pemeriksaan pada lansia serta menghubungi koordinator masing-
masing RT untuk mengumpulkan lansia yang ada di wilayahnya guna di adakan
pemeriksaan yang akan di adakan di balai kelurahan.
3. Evaluasi hasil
Pada tanggal 6 Mei 2013 di adakan posyandu lansia yang bertempat di balai
kelurahan Gunung Anyar yang di hadiri oleh 42 lansia dari RT 1-4 RW II. Pada saat itu
juga di adakan penyuluhan yang di lakukan oelh mahasiswa.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktek keperawatan kesehatan komunitas yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK FK UNAIR bekerja sama dengan Pokjakes
Melati RW II Kelurahan Gunung Anyar Surabaya yang kegiatannya telah
dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan di masyarakat yang hasil
kegiatannya bila dikaitkan dengan konsep kesehatan komunitas terdapat
kesesuaian dan kesenjangan yang di dapatkan dalam bentuk faktor-faktor
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman.
a. Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan dengan cara penyebaran angket,
wawancara dan observasi teridentifikasi ada bebeerapa faktor yang
mempengaruhinya.
Faktor kekuatan yang mendukung pada tahap pengkajian dilaksanakan
antara lain potensi masyarakat sebagai sumber daya yang tinggi yaitu perangkat
RT dan RW, ibu PKK dan kesediaan anggota Pokjakes terlibat dalam penyebaran
angket, penggalian data di masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan
mahasiswa dengan Pokjakes Melati.
Faktor kelemahan yang di rasakan antara alat pengumpul data yang selalu di
revisi/ di perbaiki sehingga kurang atau tidak bisa di uji cobakan di masyarakat dan
informasi yang disampaikan kepada masyarakat belum optimal, sehingga ada
beberapa masyarakat yang belum cara pengisian seperti yang di harapkan oleh
mahasiswa dan kader Pokjakes sehingga data yang di peroleh kurang optimal, dan
ada beberapa masyarakat yang tidak mengembalikan angket dan terbatasnya
jumlah angket yang di sebarkan menyebabkan tidak semua masyarakat menerima
angket sehingga dalam pengolahan data terasa kurang mewakili sampel yang di
rencanakan.
Faktor kesempatan yang di rasakan adalah adanya sambutan yang
menggembirakan dari kepala kelurahan, kepala kecamatan dan adanya kerjasama
yang baik dengan Puskesmas Gunung Anyar sehingga memperlancar pelaksanaan
praktek.
Faktor ancaman yang di rasakan adalah keterbatasan mahasiswa yang
mempengaruhi secara tidak langsung dalam pelaksanaan pengkajian yaitu: biaya
pengadaan dan penggandaan angket.
b. Perencanaan
Pada tahap perencanaan juga di rasakan adanya faktor-faktor yang
berpangaruh dalam penyusunan perenacaan yang di lakukan untuk mengatasi
maslaah kesehatan yang ada.
Faktor kekuatan adalah adanya fasilitas kesehatan yang dekat dengan
wilayah RW II yaitu Puskesmas Gunung Anyar dan adanya kesepakatan antara
mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Pokjakes Melati serta adanya
kemauan kader yang kuat sehingga dapat mendukung penyususnan perencanaan.
Faktor kelemahan yang di rasakan adalah kesibukan masing-masing warga
dengan pekerjaanya sehingga tidak cukup waktu yang di sediakan untuk
berinteraksi dan belum adanya tempat yang tetap untuk Pokjakes Melati sehingga
kurang optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Faktor kesempatan yang di rasakan antara lain adanya dukungan yang kuat
daripengurus RW II dan masing-masing RT khususnya para kader kesehatan dan
Puskesmas Gunung Anyar.
Faktor ancaman yang di rasakan adalah adanya daya beli masyarakat yang
kurang sehingga masyarakat akan lebih memprioritaskan kebutuhan pokok
daripada kebutuhan kesehatan dan kurangnya pengetahuan sebagian dari
masyarakat terhadap masyarakat sehingga belum menganggap penting terhadap
kebutuhan kesehatan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan
sesuai dengan rencana yang telah di sepakati dapat di rasakan atau di identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan perencanaan yang
telah di susun.
Faktor kekuatan yang di rasakan adalah adanya dukungan dari tokoh
masyarakat, pengurus RWdan RT, kepala kelurahan, kepala puskesmas, peran
serta masyarakat yang baik, dan para kader anggota Pokjakes Melati yang antusias
untuk terlibat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Faktor kelemahan yang dirasakan adalah adanya keterbatasan dana yang
sebagian besar swadana dari mahasiswa, sulitnya menghimpun dana dari
masyarakat untuk kegiatan Pokjakes dan pelaksanaan mengatasi masalah
kesehatan, adanya budaya molor dalam memulai kegiatan sehingga pelaksanaan
cenderung tidak tepat waktu, serta adanya kegiatan masyarakat yang tidak bisa di
ganggu sehingga sulit untuk melaksanakan kegiatan secara optimal.
Faktor kesempatan yang dirasakan adalah adanya dukungan dan perhatian
yang besar dari Pemerintah Kotamadya Surabaya dan khususnya dari Dinas
Kesehatan terutama dalam penyediaan buku dan penyuluhan bagi masyarakat dan
calon kader dalam pelatihan kader sehingga rencana kegiatan dapat berjalan
dengan baik.
Faktor ancaman yang dirasakan adalah adanya kecenderungan menurunnya
daya beli masyarakat yang mengakibatkan masyarakat lebih mementingkan
pemenuhan kebutuhan pokok dan kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat
tentang kesehatan sehingga aspek kesehatan lebih bersifat sekunder.
d. Evaluasi
Pada tahap evaluasi yang merupakan tahap penilaian terhadap seberapa
jauh keberhasilan yang di capai sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.
Faktor kekuatan yang dirasakan adalah adanya peran serta Pokjakes Melati
dan peran dari para anggota Pokjakes untuk mengetahui atau mengevaluasi
sehingga mempermudah penilaian dan adanya kerja sama yang baik dengan
masyarakat, Pokjakes Melati dan masyarakat.
Faktor kelemahan yang dirasakan adalah peran serta masyarakat dan
masyarakat kurang optimal sebagai observer karena ketiadaan pedoman yang
dapat di jadikan acuan dalam pengamatan, pencatatan dan komunikasi antar
observer.
Faktor kesempatan yang di rasakan adalah adanya peran serta Puskesmas
Gunung Anyar dan dukungan dari ketua RW atau kelurahan untuk berupaya
meningkatakan derajat kesehatan masyarakat.
Faktor ancaman yang dirasakan adalah belum adanya dana operasional
Pokjakes Melati dan sumber pembiayaan kegiatan yang di khawatirkan akan
menyebabkan kegiatan Pokjakes di kemudian hari.
e. Rencana Tindak Lanjut
Pada tahap rencana tindak lanjut dapat di ketahui seberapa jauh keberhasilan
yang di dapat sesuai dengan rencana tindak lanjut yang di buat dapat di identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Diagnosa 1
Faktor kekuatan adalah telah terbentuknya Posyandu dengan kegiatannya
yang sudah terprogram dengan bimbingan Puskesmas dalam meningkatkan
kesehatan balita sehingga pertumbuhan dan perkembangan balita bisa optimal.
Faktor kelemahan adanya sebagian masyarakat yang pengetahuannya
tentang kesehatan balita yang kurang dan minimnya penyuluhan tentang balita
sehingga masyarakat kurang mengetahui cara perawatan balita yang baik.
Faktor kesempatan adanya program pemerintah melalui program pokok
kesehatan puskesmas mengenai balita dan meningkatkan gizi sehingga posyandu
dapat tetap aktif dengan pembinaan puskesmas.
Faktor ancaman adalah kurangnya sarana penunjang untuk kegiatan
posyandu balita.
Diagnosa 2
Faktor kekuatan yang dapat di rasakan adalah adanya kader kesehatan yang
telah memiliki pengetahuan saat di lakukan pelatihan kader kesehatan, bahan-
bahan pelatihan yang di berikan oleh para mahasiswa parktek akper bahrul ulum
pasuruan, pengetahuan sebagian masyarakat yang cukup tentang kesehatan dan
kemauan warga RW II Kelurahan Gunung Anyar untuk mengantisipasi penyakit
akibat lingkungan yang kurang sehat.
Faktor kelemahan adanya kesibukan warga yang tinggi sehingga untuk
melaksanakan kegiatan massal di perlukan persiapan yang sangat matang.
Faktor kesempatan adanya dukungan ketau RW II dan ketua RT, kader
kesehatan dan Pokjakes dalam kegiatan menangani lingkungan agar memnuhi
syarat kesehatan.
Faktor ancaman adanya keadaan lingkungan yang kurang sehat yaitu
tiadanya pematusan yang baik air dalam selokan tidak dapat mengalir dengan
lancar.
Diagnosa 3
Faktor kekuatan adanya posyandu lansia dengan rencana kegiatan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat lansia, adanya pembinaan dari puskesmas
dan upaya meningkatkan peran kader kesehatan dalam pelayanan kesehatan
lansia.
Faktor kelemahan keluarga yang memiliki kelemahan dan lansia sendiri
belum seluruhnya mengikuti penyuluhan serta kurangnya informasi mengenai lansia
sehingga belum mengetahui cara perawatan lansia dengan benar.
Faktor kesempatan adanya perawatan kesehatan lansia merupakan salah
satu program yang terus di tingkatkan oleh pemerintah melalui program pokok
puskesmas sehingga posyandu lansia yang sudah melakukan kegiatan di bawah
pembinaan puskesmas dapat lebih optimal.
Faktor ancaman kurangnya pemahaman kader posyandu lansia tentang
perawatan lansia serta sarana penunjang kegiatan posyandu lansia yang masih
sangat terbatas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu asuhan keperawatan yang
dilakukan kepada individu, keluarga dan masyarakat disuatu komunitas tertentu.
Pada kasus ini kelompok kami membahas tentang asuhan keperawatan komunitas
masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar
Masalah kesehatan yang muncul di komunitas masyarakat RW II Kel.
Gunung Anyar
a. Penyakit menular
- yaitu Frekwensi batuk pilek 2x/ bulan 15 %.
- Frekwensi diare 1x/ bulan 6,6 %.
- 6 bulan terakhir pernah menderita Demam berdarah 3 %.
Hal itu disebabkanoleh Kebiasaan masyarakat yang kurang sehat/ kurang
mendukung kebersihan lingkungan. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
dampak yang bisa timbul akibat lingkungan yang kurang sehat,
b. Balita kurang asupan gizi
Hal itu disebabkanoleh Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tumbuh
kembang balita.
c. Penurunan kesehatan lansia
Hal itu disebabkanoleh kurangnya motivasi dan dukungan dari keluarga dan
masyarakat terhadap program kesehatan lansia
Peran petugas kesehatan sangat penting untuk menangani masalah
kesehatan yang muncul di masyarakat RW II Kel. Gunung Anyar ini serta
partisipasi dari masyarakat setempat itu sendiri agar terciptanya lingkungan yang
sehat, terpeenuhinya kebutuhan gizi bayi dan balita serta meningkatnya kondisi
kesehatan lansia Jika kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
maka masalah kesehatan yang ada di masyarakat tersebut bisa berkurang dan
kondisi kesehatan masyarakat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
-Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.-Stanhope, M & Lancaster, J. (1998). Perawatan Kesehatan Masyarakat: Suatu Proses dan
Praktik untuk Peningkatan Kesehatan. Alih Bahasa YIAPKP Bandung: Pajajaran.Subekti, I; Harsoyo, S. (2005). Asuhan Keperawatan Komunitas Konsep Proses dan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat. Malang: Buntara Media.
-Universitas Guna Darma Blog. Dampak Negatif Lingkungan Kota. Selasa, 05 Januari 2010