85
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bel akang Pemban gu nan keseha tan merupa ka n ba gi an inte gr al da ri  pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah mening kat kan kes ada ran, kemaua n dan kemampuan hid up sehat bagi set iap ora ng aga r terwuju d der aja t kes eha tan mas yar aka t ya ng opt ima l (Wahit , 2005 . !alam me n"apa i tujuan terse but, terdapat be berapa ke ndala , sal ah sat u kendal a ya ng be rpenga ruh sek al i adal ah adany a mas alah kes eha tan yang ber sumber dar i ber bag ai #akt or seperti #akt or keturunan, perilaku, pelayanan kesehatan dan lingkungan. $eperawatan komu ni tas me rupakan salah sat u str at egi guna me n"apai tujuan pemb angunan nasional. $ep er awa tan komunitas merupakan sebuah upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan me ngikut ser tak an tim ke seh at an lainny a dan ma syara ka t untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tingg i dari indi%idu , keluarga dan masyarakat (!epkes &', 1)*.  Tujuan dari keperawatan komunitas menurut Wahit (2005 adalah untuk men"egah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya keperawatan, sehingga diharapkan masyarakat dapat se"ara mandiri untuk meng identi #ikasi masala h keseha tan, meneta pkan dan memp riorita skan

Askep Komunitas Lengkap Print

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wow

Citation preview

84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Wahit, 2005). Dalam mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satu kendala yang berpengaruh sekali adalah adanya masalah kesehatan yang bersumber dari berbagai faktor seperti faktor keturunan, perilaku, pelayanan kesehatan dan lingkungan.

Keperawatan komunitas merupakan salah satu strategi guna mencapai tujuan pembangunan nasional. Keperawatan komunitas merupakan sebuah upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986). Tujuan dari keperawatan komunitas menurut Wahit (2005) adalah untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya keperawatan, sehingga diharapkan masyarakat dapat secara mandiri untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, menetapkan dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan serta memecahkan, menanggulangi masalah kesehatan serta mengevaluasi keberhasilan dari suatu pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri. Tujuan inilah yang dapat dijadikan strategi utama dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal seperti yang diharapkan dalam pembangunan nasional.

Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, khususnya di daerah pedesaan, Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Program Studi Keperawatan Purwokerto melakukan upaya dengan menjalankan Praktek Keperawatan Komunitas selama enam minggu di RW IV desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Pada saat pembekalan PKK di desa Karangduren Drs. Amin Supangat selaku Kepala Desa Karangduren menyampaikan bahwa lingkungan di desa Karangduren secara umum belum memiliki saluran pembuangan limbah dan masih belum layak. Beliau juga menyampaikan bahwa kesadaran masyarakatnya sendiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat masih kurang.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 21 23 Maret 2011 dengan menggunakan beberapa metode khususnya community approach. Dalam pengkajian tersebut ditemukan berbagai data tentang kesehatan dan dari data tersebut terdapat data yang menunjukan adanya suatu masalah kesehatan di RW IV Desa Karangduren. Masalah kesehatan yang muncul tersebut antara lain : mengenai kebiasaan hidup bersih dan sehat yang ditunjukan dengan terdapatnya 26 % rumah tidak sehat, 34% warga tidak punya jamban sendiri, 30% warga lebih suka BAB di sungai, 17 % warga buang sampah di sungai dan 24 % di kebun, 33 % warga membuang limbah di selokan dan 41% di sungai. Kemudian tentang angka kesakitan lansia yang mana 36% lansia menderita asam urat, 24 % hipertensi, 2% Diabetes Melitus dan 2% lansia menderita TBC. Disamping itu juga ditemukan adanya angka kesakitan balita yang menunjukan 12 % balita menderita diare, 11 % menderita ISPA. Terdapat pula data temuan tentang pemanfaatan posyandu, yang menunjukan 14,75% balita tidak rutin ke posyandu dan 73% lansia yang tidak rutin memeriksakan diri ke posyandu. Dari beberapa masalah tersebut juga ditemukan data yang menunjukan 94,4% warga jarang atau tidak pernah rutin berolahraga, padahal terdapat tiga lapangan bulu tangkis di RW IV dan satu lapangan sepak bola yang merupakan fasilitas olahraga milik warga desa.

Masalah masalah tersebut telah diinformasikan kepada warga Desa Karangduren, khususnya warga RW IV serta petugas Puskesmas dan petugas kesehatan setempat pada saat Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) pada tanggal 25 Maret 2011. Tanggapan warga terhadap penentuan pokok-pokok masalah sangatlah baik dan warga juga sangat antusias ketika diminta kerjasamanya menyusun perencanaan guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Sebagai bentuk realisasi dari perencaaan pada saat MMD I, mahasiswa bekerja sama dengan petugas kesehatan, tokoh masyarakat serta warga setempat dalam melakukan implementasi dari berbagai perencanaan tersebut selama kurang lebih enam minggu. Sebagai bahan evaluasi dan guna mengetahui seberapa besar peningkatan derajat kesehatan warga desa Karangduren RW IV, maka perlu adanya suatu pelaporan hasil kegiatan dari awal hingga akhir.B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menerapkan berbagai konsep dan ilmu yang terkait dengan Praktek Keperawatan Komunitas dan Kelompok Khusus yang telah diperoleh pada saat perkuliahan serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas.2. Tujuan Khusus

a. Melaporkan hasil pengkajian di wilayah RW IV.b. Melaporkan hasil analisa data dari hasil pengkajian.c. Melaporkan hasil perencanaan kegiatan yang akan dilakukan di RW IV.d. Melaporkan hasil realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pihak yang terkait yaitu warga RW IV Desa Karangduren, tenaga kesehatan setempat, dan pihak Puskesmas.

e. Mengevaluasi peningkatan derajat kesehatan warga Desa RW IV berkaitan dengan proses dan hasil asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus.C. Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun memfokuskan masalah yang di masyarakat RW IV Desa Karangduren, antara lain mengenai kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat, adanya resiko peningkatan angka kesakitan pada lansia, adanya resiko peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita, kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita, serta kurangnya kesadaran masyarakat RW IV dalam berolahraga.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

Perawatan Kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan, hubungan antar manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada masyarakat (Freeman, 1961). Perawatan komunitas merupakan perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok yang memepengaruhi kesehatan keseluruhan penduduk, meliputi: peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan sebagai suatu pendekatan yang komperhensip (Wahit, 2005).Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perawatan komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan yang ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi kesehatan.1. Asuhan Keperawatan Komunitas

a. PengkajianRiyadi, S (2007) menjelaskan bahwa pengkajian komunitas merupakan suatu proses untuk dapat mengenal masyarakat. Masyarakat merupakan mitra terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor, baik faktor positif maupun faktor negatif yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat. Menurut Anderson dan Elisabeth (2006) dalam Riyadi, S (2007) pengkajian sumber data yang digunakan data diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :1) SensusSensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat. Meskipun data sensus sangat lengkap namun kerancuan masih terjadi. Masyarakat mungkin masih memberikan jawaban yang tidak jujur atas pertanyaan yang bersifat pribadi. Data yang diperlukan meliputi data jumlah penduduk, komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin, mata pencaharian penghasilan dan tingkat pendidikan.

2) Data statitik vital

Data statitik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat secara terus menerus badan pemerintahan. Data tersebut meliputi data kelahiran, kematian, perkawinan, perkawinan, perceraian, serta mobilitas penduduk (migrasi, imigrasi, transmigrasi).

3) Laporan penyakit yang terinformasikan

Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-penyakit atau kejadian luar biasa yang pernah atau sedang dialami oleh suatu daerah, misalnya data penyakit yang pernah wabah atau penyakit yang mayoritas pernah diderita oleh sebagian besar mayarakat di suatu daerah.4) Catatan medis dan rumah sakit

Catatan medis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu, juga diperlukan untuk mengetahui jenis penyakit dan angka kesakitan di daerah tersebut. Namun catatan-catatan ini tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas karena tidak semua masyarakat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan pendataan yang lebih lengkap melalui pemeriksaan langsung kemasyarakat.

b. Analisa DataAnalisa data merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak langkah. Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisa data adalah :1. KategorisasiUntuk menganalisa data pengkajian komunitas sangat membantu jika pertama-tama mengkategorikan data. Data dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas ini meliputi :

a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis serta ras).

b) Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal, ruang publik dan jalan).

c) Karakteristik sosial ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan yang dicapai dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).

d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan mental, bidan desa, polikinik kesehatan desa, Pukesmas).

2. Ringkasan Setelah menentukan kategorisasi langkah selanjutnya membuat ringkasan data dalam tiap kategori dan dibutuhkan pernyataan ringkasan maupun ukuran ringkasan seperti rata-rata, diagram dan grafik.3. Pembandingan

Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah mengidentifikasi kesenjangan, kerancuan dan kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindari seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara ktiris data dan menyadari potensi adanya kesenjangan.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah ke rumusan diagnosa keperawatan komunitas. Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis.

Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam komunitas. Tugas terakhir adalah menganalisa penyataan kesimpulan menjadi diagnosa keperawatan komunitas.

c. Diagnosa KeperawatanDiagnosa adalah pernyataan hasil analisa data. Diagnosa merupakan label yang mendeskripsikan situasi atau kondisi dan mengandung etiologi. Diagnosa keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis yang ditegakkan untuk menjadi respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.

Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu : bagian pertama adalah deskripsi masalah, respon berdasarkan kondisi, bagian kedua adalah identifikasi berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah dan bagian ketiga adalah tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan sekurang-kurangnya memiliki suatu karakteristik tertentu. Untuk memperoleh diagnosa komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisa dan dibuat kesimpulan.

Pernyataan kesimpulan tersebut membentuk diagnosa keperawatan. Beberapa kesimpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnosa keperawatan yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial dan aktual. Pernyataan kesimpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi dihubungkan dengan menggunakan berhubungan dengan, yang diikuti tanda dan gejala dari etiologi tersebut.

d. PerencanaanSetelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kesehatan komunitas tersebut untuk memfokuskan rencana berfokus komunitas. Masing-masing diagnosa keperawatan komunitas mengarahkan kepada upaya perencanaan perawat.Setiap bagian dari diagnosis selain menggambarkan pengkajian komunitas juga memberikan pengarahan bagi perencanaan, implementasi dan evaluasi program. Rencana berfokus komunitas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mengandung tujuan serta intervensi spesifik dalam mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian dan analisa merupakan proses sistematik yang dibuat melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral dalam komunitas.Setelah tersusun diagnosa keperawatan kemudian semua ide dan proposal implementasi dihasilkan melalui satu tujuan berfokus komunitas dan rencana kegiatan konkrit. Setelah memvalidasi diagnosa keperawatan bersama komunitas, tujuan berfokus untuk melaksanakan program promosi kesehatan berdasarakan isi yang didasarkan warga, dengan menggunakan yang diterima oleh norma, budaya dan dilakukan dari lokasi yang terjangkau oleh komunitas. Setelah merumuskan tujuan langkah selanjutnya adalah menetapkan aktivitas program secara spesifik. Perencanaan yang detail dari aktivitas program dan pencapaian tujuan.

e. PelaksanaanPada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat :

a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

b. Mengikutsertakan partisipasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.

c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

f. EvaluasiEvaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan atau input, pelaksanaan atau proses dan hasil akhir atau output. Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Fokus evaluasi adalah :

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.

c. Efektifitas kerja mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas dan masyarakat.d. Seberapa besar pean serta masyarakat dalam setiap kegiatan.

e. Keberhasilan : Apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam waktu tertentu?

f. Tindak lanjut dari pelaksanaan kesehatan yang ada terhadap masalah kesehatan yang belum teratasi.

B. Konsep Masyarakat dan Konsep Sakit

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa indentitas bersama. Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan. Ciri-ciri masyarakat sehat menurut Efendi (1998) yang dikutip oleh Wahit (2005) :

1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat.

2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhanamelalui upaya peningkatan kesehatan (health promotion), pencegahan penyakit (health prevention), penyembuhan (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif health) terutama untuk ibu dan anak.

3. Berupaya meningkatkan kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.

4. Selalu menigkatkan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.

5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

C. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Guna memenuhi pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial pada tingkat yang paling minimal secara rasional sehingga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan dan lebih jauh dapat memelihara / menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka disusunlah Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan oleh Menteri Kesehatan melalui Pereaturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008. Standar tersebut berisi kerangka kebijakan, pengorganisasian didaerah kabupaten/ kota serta peran pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tersebut dicantumkan mengenai cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit yang ditargetkan dengan prosentase tertentu antara lain;

1. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau kerusakan bernafas. Target balita yang ditangani adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Disamping itu juga ditemukan data kejadian pneumonia dari Profil Puskesmas Sokaraja II yang menyatakan prosentase balita yang terkena pneumonia pada tahun 2010 sebesasar 4,47 % (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).

2. TB BTA Positif

TB BTA positif merupakan penemuan pasien TB melelui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati diunit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu. Target penderita TB yang ditangani pada tahun 2010 adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Terdapat pula data dari Profil Puskesmas Sokaraja II yang menunjukan adanya kasus TB pada tahun 2010 sebesar 0,1 % (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).

3. Diare

Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Target penderita diare yang ditangani pada tahun 2010 adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Dalam Profil Puskesmas Sokaraja pada tahun 2010 ditemukan adanya kasus diare pada tahun 2010 sebesar 13,5% (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).

4. Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus hipertensi sebesar 19, 72 % ( Dinkes Kabupaten Banyumas,2009).

5. Asam Urat

Asam urat adalah adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah yang terakulumasi pada persendian. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus rematik sebesar 16,84 %. Menurut Ning Harmanto(2007) asam urat merupakan bagian dari rematik.

Guna memepermudah penyediaan data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan-kegiatan dan pemantapan Puskesmas Sehat , maka Puskesmas Sokaraja II menyusun suatu Profil Puskesmas II Sokaraja Tahun 2010. Dalam profil tersebut berisi beberapa kejadian dan indikator yang berhubungan dengan kesehatan wilayah binaan Puskesmas tersebut, antara lain;

1. Pelayanan kesehatan lanjut usia

Jumlah usila yang berada di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja hingga tahun 2010 sebanyak 7021 lansia dan yang diperiksa sebanyak 6095 lansia atau sekitar 86,81 % dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah 55 %.

2. Cakupan rumah sehatRumah yang berada di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja sebanyak 6027 unit dan yang diperiksa sebanyak 1690 unit. Dari yang diperiksa tersebut, 887 unit atau 61 % diantaranya dikatakan sehat. SPM rumah sehat sendiri adalah 44,32 %.

3. Pemanfaatan jambanTerdapat sebanyak 887 jamban yang berada di wilayah binaan dan yang memenuhi standar sebanyak 454 atau sebesar 51,76 %. SPM pemanfaatan jamban adalah 55,66%.

4. Perilaku bersih dan sehatTerdapat 6024 rumah tangga di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja dan yang diperiksa adalah 1681 rumah tangga dan hasilnya adalah 435 rumah tangga dinyatakan berperilaku sehat atau sebesar 25,87 %, sedangkan SPM nya adalah 64,96%.

5. Pelayanan Gizi

Jumlah bayi (6-11) bulan = 816 anak . Jumlah bayi yang mendapat vitamin A 1 kali = 816 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 sebesar 90 % dengan demikian Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

Jumlah balita (12-59) bulan = 3256 anak. Jumlah balita yang mendapat vitamin A 2 kali = 3256 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 90 % dengan demikian sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

Jumlah ibu nifas = 622 orang. Jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A = 598 atau ( 96,14 ) Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 90 % Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

Jumlah ibu hamil = 622 orang, yang mendapat tablet Fe = 598 orang atau 97,24 %. Cakupan PMT-ASI pada bayi Askeskin = 22 anak. Balita gizi buruk yang ada = 5 anak. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan = 5 anak atau 100 % Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 100 % Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi standar pelayanan Minimal.

BAB III

TINJAUAN KASUS

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW IV DESA KARANGDUREN KECAMATAN SOKARAJAKABUPATEN BANYUMAS

A. Pengkajian

a. Profil WilayahRW IV merupakan suatu wilayah di Desa Karangduren Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yang letaknya di tengah wilayah Desa Karangduren.Batas Wilayah RW IV Utara

: lapangan sepak bola, perumahan Karen Timur

: Klahang, Sungai Sogra Selatan

: Sungai Sogra Barat

: RW IIWilayah administrasi RW 4 dibagi dalam 6 RT. Kondisi geografis RW IV merupakan wilayah dataran rendah. Dengan curah hujan RW IV tergolong sedang dan luas wilayah RW IV adalah 3 Ha.

b. Data Demografi

Gambar 3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan UsiaGambar 3.2 menunjukan bahwa berdasarkan hasil survey jumlah penduduk RW IV Desa Karangduren sebanyak 896 jiwa dengan jumlah warga laki-laki 432 jiwa dan perempuan 464 jiwa. Jadi, tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini cukup tinggi. Untuk jumlah penduduk RW IV sebagian besar berusia produktif. Hal ini dibuktikan ada 254 jiwa dengan usia 21-35 tahun, 127 jiwa usia 36-45 tahun, dan 139 jiwa dengan usia 46-60 tahun.Sebagian besar penduduk RW IV desa Karangduren bekerja sebagai pedagang ( 11,83 %), petani (6,02 %), PNS (1,11 %), swasta (12,6 %), buruh (21, 54 %), ibu rumah tangga (15,29 %) dan tidak bekerja sebanyak 31, 58 %.c. Nilai dan kepercayaan

Sebagian besar komunitas menganut agama islam dengan jumlah 99,21 %. Terdapat sebuah tempat ibadah Masjid Al Amin yang terletak di RT 6 RW IV dan terdapat 4 mushola. Kegiatan rohani di RW IV dilakukan secara bergilir di rumah warga. Adapun acara rohani yang ada adalah tahlilan bapak-bapak, ibu-ibu, muslimatan ibu-ibu RW setiap hari Minggu sore. Terdapat perkumpulan remaja masjid Desa Karangduren RW IV yang bernama IRMASA dan dilaksanakan setiap Jumat Malam.d. Lingkungan Fisik

1. Lingkungan Umum

Iklim di wilayah RW IV desa Karangduren beriklim tropis dengan curah hujan tergolong sedang dan merupakan wilayah dataran rendah, wilayah ini terbagi dalam 6 RT, dalam wilayah ini terdapat sungai besar yaitu sungai sogra yang membentang di wilayah RT 1 dan RT 2. 2. Lingkungan Perumahan

Sebagian besar perumahan di RW IV desa Karangduren permanen sebanyak 191 rumah (83, 4 %), semipermanen 30 rumah (13,1 %), dan non permanen 8 rumah (3,5 %). Dengan lantai keramik (62,4 %), ubin (31,9 %), dan tanah sebanyak (5,7 %). Dengan ventilasi baik dan pencahayaan 61,1 % baik, 31,9 cukup dan kurang 7 %. Kepadatan hunian rumah < 8 m2 sebanyak 15,3 %. 3. Penggunaan Air Bersih

Sumber air bersih yang digunakan sebagain besar oleh komunitas adalah sumur sebanyak 96,1 %. Dengan kondisi air yang digunakan oleh warga dengan air bersih dari sumur dan PDAM sebanyak 85,2 % dan air keruh sebanyak 14,8 %. Masyarakat yang BAB di jamban sebanyak 161 (70,30%) sementara yang di sungai 68 (29,70%), data kepemilikan jamban adalah 152 (66,37 %) dan jarak sumber air bersih dengan septictank dengan jarak < 10 m2 sebanyak 34,04%.

4. Pengolahan Limbah dan Sampah

Sebagian besar masyarakat sudah membuang sampah di tempat sampah baik tempat sampah permanen maupun non permanen sebanyak 58,51 %, di kebun 24,45 % dan sebanyak 17,04 % di sungai. Pengolahan sampah yang dilakukan oleh sebagian besar warga adalah dengan dibakar sebanyak 65,93 %, ditimbun 8,29 % dan sisanya dibiarkan begitu saja sebanyak 25,78 %.

Gambar 3.3 Tempat Pembuangan Limbah Warga

Gambar 3.3 menunjukan bahwa hasil survey tempat pembuangan limbah cair yang dibuang oleh warga RW IV di septitank sebanyak 25,76 %, di sungai 41,04 % dan sisanya di selokan 33,20 %.

e. Pendidikan KomunitasPendidikan di komunitas besar SD (42,41 %), SMP (19,86 %), SMA (16,07 %), tidak / belum tamat sekolah (11,97 %), tidak tamat SD (7,70 %), dan perguruan tinggi sebanyak (2,45 %).f. Pemenuhan Kebutuhan

1. Nutrisi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk warga RW IV dengan pengolahan sendiri sebanyak 222 dari 229 rumah, penggunaan air untuk konsumsi yang dimasak 225 rumah, sementara sisanya menggunakan air saring (galon) untuk konsumsi sehari-hari.2. Eliminasi

Angka kesakitan diare yang diderita warga RW IV sebanyak 7 pada balita dan 4 dewasa. Sebanyak enam warga mengeluh gangguan BAK yaitu sering BAK.

3. Istirahat Tidur

Pada warga RW IV yang mengalami gangguan tidur sebanyak 38 warga dan yang banyak mengeluh adalah orang dewasa dan sebagian kecil pada lansia.

4. Aktivitas

Di RW IV tersedia lapangan bola 1 dan lapangan bulu tangkis sebanyak 3 lapangan. Warga yang rutin melakukan aktivitas olahraga sebanyak 48 dari 896 warga.

g. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial

Dalam komunitas RW IV terdapat 2 posyandu yaitu posyandu lansia dan balita. Dan dari jumlah warga yang mempunyai dana sehat askes, dana sehat jamkesmas terdapat 288 dari 896 warga .

Dalam komunitas ini semua anggota keluarga melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan dan terbesar di Puskesmas sebanyak 101 rumah, bidan atau perawat 73 dan dokter praktek sebanyak 53 rumah.

1. Data Ibu hamil

Di RW IV terdapat ibu hamil sebanyak 11 warga dan mereka rutin memeriksakan kehamilannya baik di bidan maupun dokter.

2. Data Balita

Gambar 3.4 Angka Kesakitan Balita

Gambar 3.4 menunjukan bahwa berdasarkan hasil survey jumlah balita dengan angka kesakitan 13 balita, 6 balita menderita ISPA dan sebnayak 7 balita mengalami diare.

Balita di RW IV sebanyak 61 balita dan balita yang memiliki KMS adalah 46 yang lainnya tidak mempunyai karena KMS hilang atau rusak. Balita yang rutin datang ke posyandu balita sebanyak 52 balita.

3. Data LansiaANGKA KESAKITAN LANSIA

Gambar 3.5 Angka Kesakitan LansiaGambar 3.5 menunjukan hasil survey jumlah lansia di RW IV sebanyak 102 dan yang mempunyai riwayat sakit hipertensi 15 lansia, TBC 1 lansia, asam urat 23 lansia, Diabetes melitus 4 lansia dan lain-lain (katarak, gondok, hernia) 20 lansia. Lansia yang rutin melakukan pemeriksaan sebanyak 28 lansia. Lansia yang dalam pemenuhan kebutuhan dibantu sebagian sebanyak 16 dan mandiri sebanyak 86.

h. Sumber Daya Masyarakat

Tabel 3. 1 : Penghasilan Warga

Penghasilan123456Jumlah

200.000 400.000875144745

500.000 700.000152513211514103

800.000 1.000.000389311741

>1.000.0007012371140

Jumlah (rumah)334039413739229

Tabel 3.1 menunjukan bahwa berdasarkan survey yang telah dilakukan di RW IV kondisi perekonomian warga tergolong pada perekonomian menengah rata-rata setiap warga mempunyai penghasilan Rp 500.000,00 Rp 700.000,00 per bulan sebanyak 103 KK. Fasilitas ekonomi di RW IV antara lain warung, kios, sedangkan fasilitas lain seperti minimarket berada di RW lain yang jaraknya cukup dekat.B. Analisa Data

DATA OBJEKTIFMASALAH / ETIOLOGI

1. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

2. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).

3. Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).

4. Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah (41,04 %) dan di selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).

5. Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.

6. Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi Karangduren didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan gigi berlubang.

Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat di RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah 3. Kurangnya pengetahuan siswa SD tentang pemanfaatan UKS dan TK tentang gosok gigi yang benar.

1. Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang (36 %).

2. Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24 lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal

3. Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi

4. Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian oleh keluarga.

5. Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah warga 896 jiwa

6. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase 5 %. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat dan hipertensi2. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga

1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.

2. Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.

3. Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).

4. Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7 %.

5. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

6. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.

1. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26 lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.

2. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.

3. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke posyandu sebanyak 27 %.Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

2. Kurang aktifnya kader.

1. Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.

2. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase 5 %.Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.

C. Diagnosa Keperawatan1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehatb. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbahc. Kurangnya pengetahuan siswa SD tentang pemanfaatan UKS dan TK tentang gosok gigi yang benar.Dimanefestasikan dengan :

1) Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

2) Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).

3) Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).

4) Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah (41,04 %) dan di selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).

5) Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.

6) Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi Karangduren didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan gigi berlubang.2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat

b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatanc. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahragaDimanifestasikan dengan :

1) Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang (36 %).

2) Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24 lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal.

3) Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi

4) Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian oleh keluarga.

5) Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah warga 896 jiwa.

6) Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olahraga dengan prosentase 5 %.

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Dimanefestasikan dengan :

1) Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.

2) Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.

3) Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).

4) Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7 %.

5) Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

6) Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).

4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Kurang aktifnya kader.

Dimanifestasikan dengan :

1) Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26 lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.

2) Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.

3) Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke posyandu sebanyak 27 %.5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.

Dimanifestasikan dengan :

1) Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.

2) Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase 5%.

PRIORITAS DIAGNOSA

NODIAGNOSA

KEPERAWATANPERAN CHNRESIKO TERJADIRESIKO KEPARAHANPOTENSIAL PENKESMINAT MASYARAKATSESUAI PROGRAM PEMERINTAHKEMUNGKINAN DIATASITERSEDIANYA SUMBERJUMLAH

TEMPATDANAWAKTUFASILITASPETUGAS

1.Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat55555535354454

2.Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan asam urat pada lansia. 54354355455553

3.Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita.54354345455552

4.Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita.42233545435545

5.Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga52242435535343

Keterangan:

Kriteria nilai ditentukan dengan rentang 1 5 dengan ketentuan:

5: maksimal

4: sedang

3: kurang

2: rendah

1: tidak adaD. Perencanaan

NO.DIAGNOSATUJUANSTRATEGISASARANKRITERIA EVALUASIRENCANA KEGIATAN

TUPANTUPENKRITERIASTANDAR

1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat di RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah3. Kurangnya pengetahuan siswa SD tentang pemanfaatan UKS dan TK tentang gosok gigi yang benar.Meningkatnya kebiasaan hidup bersih dan sehatSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah KIM

Pergerakan Massa

KIE

KIM

Demonstrasi

KIM

Demonstrasi Warga RW IV Desa Karangduren

Siswa-siswi kelas IV dan V SD Negeri 1 Karangduren

Siswa-siswi TK Pertiwi KarangdurenKognitif

Psikomotor

Kognitif

Kognitif

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor 1. Warga mampu menjelaskan:

a. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

b. Kriteria PHBS

2. Warga mampu menjelaskan :

a. Pengertian pengolahan limbah

b. cara pengolahan limbah

3. Siswa-siswi mampu :

a.Mendemonstrasikan cuci tangan yang benar

b.Mendemonstrasikan cara gosok gigi yang benar1. Berikan penyuluhan tentang PHBS.

2. Lakukan koordinasi dengan pengurus RW dalam melakukan kegiatan kerja bakti.3. Berikan penyuluhan tentang pengolahan limbah.4. Ajarkan tentang cara cuci tangan, PSN dan Pertolongan pertama

5. Ajarkan cara menggosok gigi yang baik

2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat

2. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan

3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahragaAngka kesakitan pada lansia berkurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

a. Pengetahuan warga tentang penyakit asam urat dan hipertensi meningkat

b. Pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkatc. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga meningkat

KIE

KIM

KIM

KIM

KIM

Lansia RW IV Desa Karangduren Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

Afektif

Psikomotor

Afektif

Warga mampu menjelaskan:

1. Pengertian asam urat dan hipertensi

2. Penyebab asam urat dan hipertensi

3. Pencegahan terhadap penyakit asam urat dan hipertensi

4. Perawatan pada penderita asam urat dan hipertensi1. Berikan penyuluhan tentang asam urat

2. Berikan penyuluhan tentang hipertensi

3. Lakukan screening massal pada lansia di RW IV

4. Lakukan pemeriksaan asam urat pada lansia

5. Berikan motivasi kepada lansia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang tersedia

6. Ajarkan pada lansia prosedur senam lansia

7. Berikan motivasi kepada lansia untuk melakukan senam lansia

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :1. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Angka kesakitan ISPA dan diare pada balita tidak terjadiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

1. Kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meningkat2. Pengetahuan warga tentang kesehatan sanitasi lingkungan meningkatKIE

DemontrasiIbu- ibu di RW IV yang memiliki balita Kognitif

Psikomotor Warga mampu menjelaskan :

1. Pengertian diare dan ISPA

2. Penyebab diare dan ISPA3. Pencegahan terhadap penyakit diare dan ISPA4. Perawatan pada penderita diare dengan menggunakan pembuatan Larutan Gula Garam5. Perawatan penderita dengan ISPA dengan menggunakan kecap jeruk nipis.1. Berikan penyuluhan diare dan ISPA.

2. Berikan penyuluhan tentang PHBS

3. Lakukan koordinasi dengan puskesmas dalam program pemeriksaan lebih lanjut diberikan kepada keluarga yang mengalami ISPA.

4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

1. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

2. Kurang aktifnya kader.

Minat pemanfaatan posyandu lansia dan balita meningkat.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

1.Warga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

2. Kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu.KIM

KIE

Lansia dan ibu yang memiliki balita warga RW IV Desa Karangduren serta kader posyandu lansia dan balita.Kognitif

Psikomotor

Afektif

Kognitif 1. Lansia dan ibu yang memiliki balita RW IV Desa Karangduren mengunjungi posyandu.

2.kader posyandu aktif dalam melaksanakan posyandu secara rutin. 1. Koordinasikan dengan bidan desa untuk melaksanakan kegiatan posyandu lansia dan balita

2. Buatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk lansia

3. Berikan motivasi kepada lansia dan ibu yang mempunyai balita untuk rutin mengikuti posyandu dengan teratur

4. Berikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kader tentang system 5 meja pada posyandu

5. Koordinasikan dengan bidan desa untuk selalu memantau posyandu secara rutin.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.

Angka kesadaran berolahraga meningkat.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan warga mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersediaPergerakan massaWarga RW IV desa KarangdurenKognitif

Psikomotor

Afektif

Psikomotor

Afektif Warga RW IV desa Karang duren mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia.1. Ajarkan senam lansia pada lansia RW 4

2. Motivasi pada lansia untuk berolahraga secara rutin

3. Ajarkan pada ibu-ibu dan remaja senam aerobik

4. Motivasi pada ibu-ibu dan remaja untuk melakukan senam aerobik secara rutin yaitu hari Senin, Kamis dan Sabtu

5. Lakukan koordinasi dengan kepala desa untuk melaksanakan kegiatan jalan sehat bersama.

E. ImplementasiNoDiagnosa KeperawatanTujuan KhususTanggalTempatPenanggungjawabImplementasiEvaluasi

1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat di RW IV Desa Karangduren1. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah 27 Maret 2011

16.00 WIB

28 Maret 2011

19.00 WIB

29 Maret 2011

20.00 WIB

31 Maret 2011

19.30 WIB

31 Maret 2011

19.30 WIB

1 April 2011

20.00 WIB

4 April 2011

20.00 WIB

14 April 2011

20.00 WIB

21 April 2011

16.00 WIBBpk. Sanbadri RT 3 RW IV

Ibu Sukirah RT 1 RW IV

Bpk. Wiguna RT 2 RW IV

Ibu Suhar RT IV RW IV

Ibu Suripah RT 6 RW IV

Bpk. Jalail RT 1 RW IV

Ibu Mini RT 5 RW IV

Bpk. Rudi RT 6 RW IV

Ibu Supinah RT 2 RW IVLanjar Tri Lestari

Sio Andi

Vita Amelia

Nurlia Kartika Santi

Wahyu Triono

Kukuh Dwi Prasetyo

Tri Wahyuni

Oki Widia N

Suliyati1. Memberikan Penyuluhan tentang PHBSEvaluasi Struktur:

a. Rencana Penyuluhan Dilakukan Dua Hari Sebelum Pelaksanaan

b. Informasi Penyuluhan Disampaikan Satu Hari Sebelum Pelaksanaan

Evaluasi Proses:

a. Peserta Yang Hadir Sebanyak

RT 3 : 28 Orang

RT 1 : 19 Orang

RT 2 : 19 Orang

RT 4 : 26 Orang

RT 6 : 18 Orang

RT 1 : 18 Orang

RT 5 : 16 Orang

RT 6 : 13 Orang

RT 2 : 20 Orang

Evaluasi Hasil:

warga RW 4 desa Karangduren mampu mamahami tentang PHBS ditunjukkan dengan warga RW IV mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh.

27 Maret 2011

16.00 WIB

31 Maret 2011

19.30 WIB

3 April 2011

19.00 WIB

4 April 2011

20.00 WIB

5 April 2011

20.00 WIB

7 April 2011

19.00 WIB

14 April 2011

20.00 WIB

21 April 2011

16.00 WIBBpk. Sanbadri RT 3 RW IV

Ibu Suhar RT 4 RW IV

Bpk. Arif RT 3 RW IV

Ibu Mini RT 5 RW IV

Bpk. Arjo RT 2 RW IV

Bpk. Daryo RT 1 RW IV

Bpk. Rudi RT 6 RW IV

Bu Supinah RT 2 RW IVLucky Erlandi P

Nurlia Kartika Santi

Metri Sustiani

Nurlia Kartika Santi

Lucky E Pranianto

Rina Pratika Sari

Pramono

Tri Yunari

2. Memberikan penyuluhan tentang pengolahan limbah

Evaluasi struktur:

a. Rencana Penyuluhan Dilakukan Dua Hari Sebelum Pelaksanaan

b. Informasi Penyuluhan Disampaikan Satu Hari Sebelum Pelaksanaan

Evaluasi Proses:

b. Peserta Yang Hadir Sebanyak

RT 3 : 28 Orang

RT 4 : 26 Orang

RT 3 : 15 Orang

RT 5: 16 Orang

RT 2 : 22 Orang

RT 1 : 16 Orang

RT 6 : 13 Orang

RT 2 : 20 Orang

Evaluasi Hasil:

Warga RW 4 desa Karangduren mampu mamahami tentang pengolahan limbah rumah tangga ditunjukkan dengan warga RW IV mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh.

18 April 2011

08.00 WIB

SD Negeri I Karangduren

Lucky E Pranianto

3. Memberikan penyuluhan tentang cuci tangan yang benar Evaluasi struktur :

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 minggu sebelum acara dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Sekolah 4 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses :

a. Siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Karangduren mengikuti kegiatan cuci tangan dan penyuluhan PSN dari awal sampai akhir.

b. Siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Karangduren mengikuti kegiatan pendidikan dan demonstrasi Pertolongan Pertama dari awal sampai akhir.

c. Siswa kelas V SD Negeri 1 Karangduren mengikuti simulasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Evaluasi Hasil :

Para siswa mampu mendemonstrasikan cuci tangan dengan benar dan mampu melakukan simulasi Pertolongan Pertama pada kecelakaan.

20 April 2011

08.00 WIB

TK Pertiwi KarangdurenOki Widya N4. Memberikan penyuluhan cara gosok gigi yang benar

Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 2 hari sebelum acara dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada Kepala TK 2 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses :

Siswa TK Pertiwi Desa Karangduren mengikuti cara menggosok gigi yang benar

Evaluasi Hasil :

Para siswa mampu mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan benar

27 Maret 2011

07.00 WIB

24 April 2011

14.00 WIBLingkungan RW IVKukuh Dwi Prasetio5. Melakukan kegiatan kerja bakti lingkungan RW IVEvaluasi Struktur

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 hari sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada Ketua RW IV, Ketua RT, dan warga 1 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses :

a. Seluruh warga RW IV mengikuti kegiatan kerja bakti dari awal sampai akhir yaitu dengan membersihkan lingkngan dan mengecat jembatan.Evaluasi Hasil :

Para warga telah membersihkan lingkungan sekitar dan mengecat jembatan di RW IV.

2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren 1. Pengetahuan warga tentang penyakit asam urat dan hipertensi meningkat

2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkat3. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga meningkat

31 Maret 2011

16.00 WIB

10 April 2011

19.00 WIB

13 April 2011

09.00 WIB

14 April 2011

19.30 WIB

17 April 2011

16.00 WIB

18 April 2011

19.00 WIB

19 April 2011

19.30 WIB

21 April 2011

19.30 WIB

22 April 2011

19.30 WIBBu Misban RT 2 RW IV

Bpk.Pujiarto RT 3 RW IV

Bu Suparti RT 5 RW IV

Bpk. Minto RT 4 RW IV

Bu Surati RT 5 RW IV

Bu Sutrimah RT 2 RW IV

Bpk. Ahmad Munedi RT 2 RW IV

Bpk. Sipan RT 1 RW IV

Bpk. Hadi RT 6 RW IVM.A. Iqbal Firdaus

Metri Sustiani

Kurnia Yulianingrum

Umroh Pujiasih

Nurlia Kartika Santi

Kukuh Dwi P

Suparningsih

Warsono

Zeynita Nurul M1. Memberikan penyuluhan tentang asam urat Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 4 hari sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 1 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

c. Peserta Yang Hadir Sebanyak

RT 2 : 22 Orang

RT 3 : 23 Orang

Posyandu : 95 Orang

RT 4 : 17 Orang

RT 5 : 29 Orang

RT 1 : 14 Orang

RT 2 : 16 Orang

RT 1 : 18 Orang

RT 6 : 20 Orang

Evaluasi Hasil:

warga RW IV Desa Karangduren mampu mamahami tentang penyakit asam urat ditunjukkan dengan warga RW IV mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh.

31 Maret 2011

16.00 WIB

19 April 2011

19.30 WIB

21 April 2011

19.30 WIB

21 April 2011

19.30 WIB

24 April 2011

19.00 WIBBu Misban RT 2 RW IV

Bpk. Ach. Munedi RT 2 RW IV

Bpk. Sipan RT 1 RW IV

Bpk Machrodi RT 4 RW IV

Bpk. Wahadi RT 3 RW IVB. A. Iqbal Firdaus

Kurnia Yulianingrum

Sulistyawan P

Syarif Fatkhu R

Rina Pratika Sari2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensiEvaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 4 hari sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 1 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

c. Peserta Yang Hadir Sebanyak

RT 2 : 22 Orang

RT 2 : 16 Orang

RT 1 : 18 Orang

RT 4 : 17 Orang

RT 3 : 17 Orang

Evaluasi Hasil:

warga RW IV Desa Karangduren mampu mamahami tentang penyakit hipertensi ditunjukkan dengan warga RW IV mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh.

13 April 2011

09.00 WIBIbu Suparti RT 4 RW IVWarsono 3. Melakukan pemeriksaan asam urat Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 3 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

a. Peserta Yang Hadir Sebanyak 105 orang.Evaluasi Hasil:

warga RW IV Desa Karangduren telah dilakukan pemeriksaan asam urat dengan hasil 56 orang dengan kadar asam urat normal, 43 orang memiliki kadar asam urat tinggi, 6 orang dengan kadar asam urat rendah.

13 April 2011 jam 08.00 WIBIbu Suparti RT 4 RW IVKurnia Yulianingrum4. Melakukan pemeriksaan tekanan darah pada lansiaEvaluasi Struktur:

c. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

d. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 3 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

b. Peserta Yang Hadir Sebanyak 95 orang.Evaluasi Hasil:

warga RW IV Desa Karangduren telah dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan hasil tekanan darah tingggi (hipertensi) sebanyak 50 dan normal sejumlah 45 lansia.

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita.1. Kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meningkat2. Pengetahuan warga tentang kesehatan sanitasi lingkungan meningkat7 April 2011

16.00 WIB

10 April 2011

16.00 WIB

16 April 2011

19.30 WIB

17 April 2011

19.00 WIB

Bpk. Sugeng RT 2 RW IV

Bu Jumirah RT 3 RW IV

Bpk. Yoko RT 6 RW IV

Bpk. Tukirno

RT 3 RW IVLucky E Pranianto

Yonathan Tri Y

Vita Amelia

Zeynita Nurul Miftiani

Suparti

Yuni Setyo Astuti

Memberikan penyuluhan tentang diare dan ISPA Evaluasi struktur:

a. Rencana Penyuluhan Dilakukan tiga hari Sebelum Pelaksanaan

b. Informasi Penyuluhan Disampaikan satu hari Sebelum Pelaksanaan

Evaluasi Proses:

c. Peserta Yang Hadir Sebanyak

RT 2 : 29 Orang

RT 3 : 39 Orang

RT 6 : 21 Orang

RT 3 : 19 Orang

Evaluasi Hasil:

Warga RW 4 desa Karangduren mampu mamahami tentang penyakit diare dan ISPA ditunjukkan dengan warga RW IV mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh dan mampu mendemonstrasikan cara membuat larutan gula garam untuk diare dan larutan kecap dan jeruk nipis untuk ISPA.

4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita.1.Warga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

2. Kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu.13 April 2011

09.00 WIBBu Suparti Rt 5 RW IVKurnia Yulianingrum1. Melakukan posyandu lansia dan balita.

2. Melakukan penyegaran pada kader posyandu tentang penerapan sistem 5 meja.

Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 3 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

c. Peserta Yang Hadir Sebanyak 95 lansia, 57 balita orang dan 11 kader posyandu.

Evaluasi Hasil: Dari 102 lansia yang hadir pada posyandu lansia sebanyak 95 lansia, dari 63 balita yang hadir pada posyandu balita sebanyak 57, dan dari 15 kader posyandu di RW IV sebanyak 11 kader yang hadir pada posyandu lansia dan balita.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahragaWarga mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia17 April 2011

14.30 WIB

Bu Suminem RT 6 RW IV

Umroh Pujiasih

1. Melakukan senam lansia

Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 2 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 2 hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses:

Peserta Yang Hadir Sebanyak 23 lansia dengan asam urat.

Evaluasi Hasil: Dari 35 lansia yang di undang jumlah lansia yang hadir 23 lansia, lansia dapat mengikuti senam lansia dengan baik dan antusias.

Setiap hari senin, kamis dan sabtu mulai tanggal 7-29 April 2011

Halaman rumah ibu Suminem

Oki Widya N

2. Melakukan senam aerobic

Evaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 1 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 3 hari sebelum pelaksanaan.Evaluasi Proses:

Peserta Yang Hadir Sebanyak 20 ibu-ibu dan remaja RW IV.

Evaluasi Hasil: Ibu ibu yang mengikuti senam aerobik sebagian sudah dapat mengikuti dengan baik walaupun masih ada beberapa gerakan senam yang belum hafal.

22 April 2011

06.00 WIBLapangan Desa KarangdurenM.A. Iqbal Firdaus3. Melakukan jalan sehat bersamaEvaluasi Struktur:

a. Rencana pelaksanaan telah dilakukan 3 minggu sebelum kegiatan dilakukan.

b. Informasi disampaikan kepada warga RW IV 1 minggu sebelum pelaksanaan.Evaluasi Proses:

Peserta Yang Hadir adalah seluruh warga desa Karangduren.

Evaluasi Hasil: Seluruh warga desa Karangduren ikut berpartisipasi dalam kegiatan jalan sehat dan setelah itu warga juga mengikuti kegiatan donor darah di balai desa.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami akan membahas mengenai rangkaian proses asuhan keperawatan komunitas dengan membandingkan tinjauan pustaka dan kenyataaan yang didapat di lapangan selama melaksanakan praktek keperawatan komunitas mulai tanggal 21 Maret 2011 sampai 30 April 2011. Adapun rangkaian kegiatan kami akan dibahas dalam uraian berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk dapat mengenal suatu proses upaya dapat mengenal masyarakat. Masyarakat memilki kontribusi yang cukup besar terhadap keseluruhan proses pelaksanaan praktek keperawatan komunitas. Adapun tujuan pengkajian dalam praktek keperawatan komunitas adalah mengidentifikasi faktor faktor, baik faktor positif atau negatif yang mempengaruhi kesehatan masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Fungsi pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, baik yang diperoleh dari metode wawancara, survey, observasi, pemeriksaan maupun pendekatan masyarakat ( community approach)

Di dalam kegiatan pengkajian yang kami lakukan mencangkup hal mengenai data demografi, data lingkungan mikro, meso dan makro , data sumber daya masyarakat serta data kesehatan yang ada di daerah wilayah RW IV Desa Karangduren. Namun, kami menyadari dalam mengumpulkan data wilayah yang kami kaji masih banyak yang tidak terkaji. Adapun data yang kami rasa penting dan tidak terkaji data kebiasaan merokok pada warga RW IV, status gizi pada balita, data Kelompok Khusus Siswa SD Negeri 1 Karangduren dan Taman Kanak-kanak Pertiwi Karangduren.

2. Analisa Data

Berdasarkan standar pelayanan minimal Departemen Kesehatan, Profil Puskesmas II Sokaraja dan WHO (1991) serta standar penilaian atau ciri-ciri masyarakat sehat menurut Effendi yang dikutip oleh Wahit (2005) , status kesehatan masyarakat di RW IV desa Karangduren tergolong cukup baik, hal ini dapat dilihat dari :

a. Peningkatan Kemampuan Hidup Sehat

Masyarakat RW IV desa Karangduren masih belum maksimal dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat. Hal ini di dukung oleh data hasil tabulasi yang menunukan anatara lain; jumlah warga yang tidak berolahraga sebanyak 94,6%, yang mengalami gangguan tidur 4,2%, kebiasaan pola mandi satu kali sehari sebanyak 1,4 %, menggosok gigi satu kali dalam sehari sebesar 2,4 % , adanya kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan sebanyak 7,1 %. Apabila kebiasaan olahraga warga RW IV dibandingkan dengan standar perilaku sehat berdasarkan Profil Puskesmas II Sokaraja (2010) yang menetapkan batas minimal 64,96 %, maka prosentase kebiasaan olahraga ini dapat dikatakan jauh dari standar.b. Mengatasi Masalah Kesehatan Sederhana

Upaya yang dilakukan warga RW IV Desa Karangduren dalam mengatasi masalah kesehatan yang muncul dapat dikatakan masih kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan data mengenai penggunaan fasilitas kesehatan yang menunjukan 44,1 % warga memeriksakan diri ke Puskesmas, 24,2 % ke dokter praktek, dan ke bidan atau mantri 31,8 %. Disamping itu juga ditunjukan dengan prosentase kunjungan rutin posyandu balita sebesar 85,24 % dan posyandu lansia 27,45%. Apabila data tersebut dibandingkan dengan jumlah kunujngan Puskesmas II Sokaraja pada tahun 2010 yang mencapai 75,4 % (Puskesmas II Sokaraja, 2010) tampak mengalami penurunan yang cukup signifikan. Disamping itu jumlah cakupan pemeriksaan posyandu lansia yang hanya 27,45% sangat jauh dari harapan SPM Puskesmas II Sokaraja (2010) sebesar 55 %. Kemudian cakupan posyandu balita yang menurut SPM Puskesmas II Sokaraja (2010) sebesar 90 % apabila dibandingkan dengan data pengkajian yang mencapai 85,24% , masih belum mencapai standar.

c. Peningkatan Kesehatan Lingkungan

Usaha warga RW IV Desa Karangduren dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan lingkungan, masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fakta yang ditemukan diantaranya; kepemilikan rumah sehat yang mencapai 26 %, kebiasaan BAB dan BAK di jamban sebesar 70,3 % dan disungai 29,7 %, kepemilikan jamban 66,3 %, disamping itu juga ketersediaan tempat pembuangan sampah di tempat sampah 58,5 %, kebun 24,45 % dan sungai 17,03%, kemudian juga tempat pembuangan limbah di sepitctank 25,76%, sungai 41,04%,serta di selokan 3,18%. Dari berbagai temuan tersebut, apabila dibandingkan dengan SPM yang ditetapkan Puskesmas II Sokaraja (2010) tentang pemanfaatan jamban sebesar 55,66 % dan rumah sehat sebesar 44,32%, dapat dikatakan cakupan rumah sehat masih dibawah standar.

d. Peningkatan Status Gizi

Status gizi warga karangduren apabila diapat diakatakan memenuhi standar. Hal ini dapat dikatakan dengan hasil temuan Profil Puskesmas II Sokaraja (2010) yang menunjukan 100% balita mendapatkan vitamin A ( SPM 90 %), prosentase ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebesar 100% (SPM 90%). Karena desa Karangduren merupakan desa binaan Puskesmas II Sokaraja, sehingga dapat dikatakan cakupan gizinya baik.

e. Penurunan Angka Kesakitan

Terdapat beberapa penyakit yang diderita warga RW IV Karangduren khususnya balita dan lansia. Penyakit yang diderita tersebut antara lain ISPA, diare, asam urat, hipertensi, TBC dan diabetes mellitus (DM). Adapun jumlah prosentase dari tiap-tiap penyakit adalah sebagai berikut : 46,1% balita menderita ISPA, 53,8% balita menderita diare, 34,8% lansia menderita asam urat, 22,7% lansia menderita hipertensi, 1,5% lansia menderita TBC dan 6,06% lansia menderita DM.

Data temuan tersebut apabila dibandingkan dengan angka kejadian yang terjadi pada tahun 2010 menurut Profil Puskesmas II Sokaraja (2010) mengenai ISPA yaitu 4,47%, diare 23,5% maka terjadi peningkatan angka kesakitan pada balita. Sedangkan apabila data tentang penyakit hipertensi dibandingkan dengan kejadian pada tahun 2009 yang mencapai 19,72 % (DINKES KAB.BMS, 2009) tampak adanya peningkatan. Kemudian apabila data kejadian Asam urat dibandingkan dengan angka kejadian pada tahun 2009 yang mencapai 16,84 % (DINKES KAB.BMS, 2009) tampak mengalami kenaikan cukup signifikan.

3. Diagnosa yang muncul

a) Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehatb. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbahDimanifestasikan dengan :

1. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

2. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).

3. Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).

4. Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah (41,04 %) dan di selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).

5. Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.

6. Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi Karangduren didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan gigi berlubang.

b) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat

b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatanc. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahragaDimanifestasikan dengan :

1. Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang (36 %).

2. Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24 lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal.

3. Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi

4. Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian oleh keluarga.

5. Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah warga 896 jiwa

c) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.Dimanifestasikan dengan :

1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.

2. Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.

3. Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).

4. Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7 %.

5. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).

6. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).

d) Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :

a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Kurang aktifnya kader.

Dimanifestasikan dengan :

1. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26 lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.

2. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.

3. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke posyandu sebanyak 27 %.

4. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26 lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.

5. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.

6. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke posyandu sebanyak 27 %.

e) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.

Dimanifestasikan dengan :

1. Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.

2. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase 5%.

Diagnosa di atas ditulis sesuai dengan urutan prioritas masalah yang kami peroleh berdasarkan tabel prioritas masalah.

4. PerencanaanDari hasil analisa data diperoleh lima diagnosa, yaitua. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa KarangdurenDari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :

1) Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat meningkat.

2) Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah meningkatStrategi yang kami lakukan adalah dengan komunikasi, informasi dan motivasi (KIM) dan pergerakan massa kepada warga RW IV Desa Karangduren.Dengan standar hasil

1. Warga mampu menjelaskan :

a. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

b. Kriteria PHBS2. Warga mampu menjelaskan :

a. Pengertian pengolahan limbah

b. Cara pengolahan limbah

Adapun intervensi yang kami rencanakan antara lain :

1) Berikan penyuluhan tentang PHBS.

2) Lakukan koordinasi dengan pengurus RW IV dalam melakukan kegiatan kerja bakti

3) Berikan penyuluhan tentang pengolahan limbah.

Sedangkan pada sasaran kelompok khusus (siswa SD) dengan strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dengan standar hasil siswa-siswi mampu mendemonstrasikan cuci tangan yang benar kami melakukan intervensi :

1. Ajarkan tentang cara cuci tangan, PSN dan Pertolongan pertama.

Dan pada siswa TK dengan strategi KIM dan demonstrasi dengan standar hasil siswa-siswi mampu mendemonstrasikan cara gosok gigi yang benar kami melakukan intervensi :

1. Ajarkan cara menggosok gigi yang baikb. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa KarangdurenDari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

1. Pengetahuan warga tentang penyakit asam urat dan hipertensi meningkat

2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkat

3. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga meningkat

Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIE dan KIM kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga mampu menjelaskan :

1) Pengertian asam urat dan hipertensi

2) Penyebab asam urat dan hipertensi

3) Pencegahan terhadap penyakit asam urat dan hipertensi

4) Perawatan pada penderita asam urat dan hipertensi

Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1) Berikan penyuluhan tentang asam urat

2) Berikan penyuluhan tentang hipertensi

3) Lakukan screening massal pada lansia di RW IV

4) Lakukan pemeriksaan asam urat pada lansia

5) Berikan motivasi kepada lansia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang tersedia

6) Ajarkan pada lansia prosedur senam lansia

7) Berikan motivasi kepada lansia untuk melakukan senam lansia

c. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa KarangdurenDari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

1. Kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meningkat

2. Pengetahuan warga tentang kesehatan sanitasi lingkungan meningkatStrategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIE dan demonstrasi kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga mampu menjelaskan :

1. Pengertian diare dan ISPA

2. Penyebab diare dan ISPA

3. Pencegahan terhadap penyakit diare dan ISPA

4. Perawatan pada penderita diare dengan menggunakan pembuatan Larutan Gula Garam

5. Perawatan penderita dengan ISPA dengan menggunakan kecap jeruk nipis.Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1. Berikan penyuluhan diare dan ISPA.

2. Berikan penyuluhan tentang PHBS

3. Lakukan koordinasi dengan puskesmas dalam program pemeriksaan lebih lanjut diberikan kepada keluarga yang mengalami ISPA.

d. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa KarangdurenDari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan:

1. Warga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

2. Kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu.

Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIM dan KIE kepada lansia dan ibu yang memiliki balita serta kader posyandu RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil :1. Lansia dan ibu yang memiliki balita RW IV Desa Karangduren mengunjungi posyandu.

2. kader posyandu aktif dalam melaksanakan posyandu secara rutin.Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1. Koordinasikan dengan bidan desa untuk melaksanakan kegiatan posyandu lansia dan balita

2. Buatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk lansia

3. Berikan motivasi kepada lansia dan ibu yang mempunyai balita untuk rutin mengikuti posyandu dengan teratur

4. Berikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kader tentang system 5 meja pada posyandu

5. Koordinasikan dengan bidan desa untuk selalu memantau posyandu secara rutin.

e. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa KarangdurenDari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan warga mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia.

Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi pergerakan massa kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga RW IV Desa Karangduren mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia.Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1. Ajarkan senam lansia pada lansia RW 4

2. Motivasi pada lansia untuk berolahraga secara rutin

3. Ajarkan pada ibu-ibu dan remaja senam aerobik

4. Motivasi pada ibu-ibu dan remaja untuk melakukan senam aerobik secara rutin yaitu hari Senin, Kamis dan Sabtu

5. Lakukan koordinasi dengan kepala desa untuk melaksanakan kegiatan jalan sehat bersama.

5. Pelaksanaan

Implementasi keperawatan komunitas dilaksanakan berdasarkan rencana keperawatan atau intervensi keperawatan yang telah disusun dengan memperhatikan prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada pengkajian keperawatan komunitas. Implementasi dilaksanakan selama praktik keperawatan komunitas di Karangduren.

Implementasi pada diagnosa keperawatan kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat di RW IV Desa Karangduren, meliputi memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ), memberikan penyuluhan tentang pengolahan limbah, memberikan penyuluhan tentang cara mencuci tangan dengan benar. Memberikan penyuluhan cara gosok gigi dengan benar dan melaksanakan kerja bakti.

Penyuluhan yang dilakukan di RW IV ini bekerja sama dengan melibatkan pihak Tenaga Kesehatan Desa yaitu Bidan, Kader Posyandu, Dinas Pendidikan, dan Puskesmas setempat. Bidan Desa dan Puskesmas berperan dalam memberikan fasilitas kesehatan. Kader Kesehatan berperan sebagai motivator peserta penyuluhan dan Dinas Pendidikan berperan dalam melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.

Implementasi pada diagnosa keperawatan Resiko terjadinya angka kesakitan pada lansia RW IV meliputi, pemberian penyuluhan tentang asam urat, memberikan penyuluhan tentang hipertensi, melaksanakan pemeriksaan asam urat dan mengukur tekanan darah lansia.

Pelaksanaan pemeriksaan dan penyuluhan asam urat serta pengukuran tekanan darah pada lansia dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Posyandu lansia yang diselenggarakan di rumah salah satu kader pada tanggal 13 April 2011. Kegiatan ini bekerjasama lintas program dan sektoral serta melibatkan beberapa sponsor dari salah satu Rumah Sakit dan Balai Pengobatan Mata. Penyuluhan hipertensi dilaksanakan bersamaan dengan acara perkumpulan warga RW IV seperti acara Tahlilan, Perkumplan RT, dan Muslimatan bagi ibu-ibu.

Implementasi keperawatan pada diagnosa resiko terjadinya angka kesakitan diare dan ISPA pada balita di RW IV, adalah meliputi memberikan penyuluhan tentang Diare dan ISPA serta Penyuluhan PHBS. Penyuluhan Diare dan ISPA dilaksanakan bersamaan dengan acara Muslimatan ibu-ibu di lingkungan RW IV. Penyuluhan PHBS dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan perkumpulan di Lingkungan RW IV seperti Perkumpulan RT, Tahlilan dan Muslimatan.

Implementasi pada diagnosa keperawatan Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita meliputi. Melaksanakan kegiatan Posyandu Lansia dan Balita di lingkungan RW IV, pelaksanaan Posyandu ini bekerjasama dengan tenaga kesehatan dan kader lansia serta balita di RW IV, kegiatan ini diikuti 95 lansia dan 57 balita. Selain melaksanakan kegiatan Posyandu pada balita dan lansia, implementasi keperawatan pada diagnosa keperawatan ini adalah melaksanakan penyegaran pada kader posyandu tentang pelaksanaan posyandu sistem lima meja.

Implementasi keperawatan pada diagnosa kurangnya kesadaran masyarakat RW IV dalam melaksanakan kegiatan olahraga secara rutin adalah mengaktifkan kegiatan senam aerobic dan senam lansia pada masyarakat RW IV, serta melaksanakan kegiatan jalan sehat bersama warga Desa Karangduren.

Kegiatan senam dilaksanakan bersama warga RW IV di rumah salah satu warga. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap Senin, Kamis dan Sabtu. Kegiatan jalan sehat dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011 dengan melibatkan berbagai sektor seperti Pemerintah Desa, Petugas Kesehatan, serta Babinsa.

6. EvaluasiEvaluasi diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan komunitas didasarkan pada tujuan umum dari perencanaan serta standar evaluasi yang telah disusun.

Dari implementasi diagnosa keperawatan pertama dapat dievaluasi bahwa proses penyuluhan PHBS dan pengolahan limbah dilaksanakan pada masing-masing RT di RW IV, tempat penyuluhan menyesuaikan kegiatan warga di masing-masing RT. Setelah mendapatkan penyuluhan PHBS dan pengolahan limbah warga RW IV mampu memahami tentang PHBS dan cara pengolahan limbah. Penyuluhan cara mencuci tangan dan gosok gigi dilaksanakan pada kelompok khusus siswa SDN 1 Karangduren dan TK Pertiwi. Setelah dilaksanakan penyuluhan tersebut, siswa mampu memahami dan mendemonstrasikan cara cuci tangan dan gosok gigi dengan benar.

Kegiatan Kerja Bakti dilaksanakan di lingkungan RW IV, setelah dilaksanakan kegiatan kerja bakti ini lingkungan RW IV menjadi bersih serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan meningkat.

Rencana tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan didelegasikan pada Ibu Bidan dan Kader di Desa Karangduren, Kegiatan UKS dan Gosok gigi didelegasikan pada Pihak Pendidikan dibantu dengan Bidan desa. Kegiatan kerja bakti dikoordinasikan pada Kepala Desa, Ketua RW, serta Ketua RT setempat.

Evaluasi diagnosa kedua yaitu penyulahan asam urat dan hipertensi didapatkan bahwa warga mampu memahami tentang penyakit asam urat dan hipertensi. Hasil pemeriksaan asam urat dan pengukuran tekanan darah telah terlampir pada KMS masing-masing lansia.

Rencana tindak lanjut untuk penyuluhan didelegasikan pada Bu Bidan dan Kader Posyandu.

Pada diagnosa keperawatan ketiga dapat dievaluasi bahwa kegiatan penyuluhan diare dan ISPA telah dilaksanakan pada masing-masing RT di lingkungan RW IV. Hasil dari penyuluhan ini adalah warga RW IV telah memahami tentang penyakit diare dan ISPA. Rencana tindak lanjut dari penyuluhan ini didelegasikan pada bidan desa dengan bekerjasama dengan pihak terkait seperti kader posyandu di RW IV.

Evaluasi diagnosa keempat didapatkan bahwa pelaksanaan posyandu lansia dan balita dapat berjalan dengan lancar. Dimana lansia yang hadir ke posyandu sebanyak 95 lansia dan 57 balita. Kader yang hadir ke posyandu ada 11 kader dan kegiatan posyandu dilaksanakan dengan menerapkan sistem 5 meja. Rencana tindak lanjut dari kegiatan posyandu di RW IV didelegasika kepada Ibu Bidan Desa dan kader posyandu yang ada.

Evaluasi diagnosa kelima adalah kegiatan senam aerobic warga RW IV dapat diaktifkan kembali dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu, ibu-ibu yang mengikuti kegiatan senam sangat antusias, kegiatan senam lansia dilaksanakan pada tanggal 17 April 2011, di mana para lansia yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikuti dengan baik. Kegitan jalan sehat yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011 dapat berjalan dengan lancar dimana kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga desa Karangduren.

Rencana tindak lanjut kegitan senam aerobic didelegasikan kepada ibu-ibu RW IV dan kegiatan senam lansia didelegasikan kepada kader lansia di limgkungan RW IV.

BAB V

PENUTUPAsuhan keperawatan komunitas pada warga RW IV Desa Karangduren telah dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 30 April 2011. Penyusun dapat mengambil kesimpulan dan saran berdasarkan asuhan keperawatan yang telah kami susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi pemberian asuhan keperawatan komunitas yang akan datang.

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, survey, observasi, dan pemeriksaan kesehatan pada masyarakat untuk mendapatkan data statistik vital dan laporan penyakit yang terinformasikan serta catatan medis dari sosialitas pelayanan kesehatan terdekat diantaranya Puskesmas dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD). Dalam pengkajian ada beberapa kekurangan karena adanya beberapa kendala yaitu instrumen yang kurang lengkap sehingga banyak data yang tidak terkaji maksimal, adanya rumah yang tidak ditempati warga saat survey sehingga tidak terkaji dan kesibukan warga yang menyebabkan terhambatnya pengkajian.

2. Pada analisa data terdapat data yang sudah diklasifikasikan yang mendukung masalah keperawatan komunitas dengan prosentase angka yang tidak terukur secara pasti akibat instrumen yang tidak lengkap, akan tetapi data tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dan data berupa gambar-gambar tentang keadaan lingkungan di RW IV yang membenarkan hasil survey yang tidak tertabulasi.

3. Diagnosa keperawatan yang muncul ada lima dan diurutkan berdasarkan prioritas masalah yang terlampir. Masalah yang muncul tersebut adalah kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa Karangduren, resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren, resiko terjadinya peningktan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren, kurangnya pemanfaatan Posyandu lansia dan balita di RW IV Desa Karangduren, kurangnya kesadaran masyarakat RW IV Desa Karangduren dalam berolahraga.

4. Rencana tindakan dan implementasi untuk semua diagnosa keperawatan komunitas yang telah dilakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas, tokoh masyarakat, dan warga kemudian juga melakukan upaya penyuluhan kesehatan pada warga yang dilakukan setiap ada kegiatan warga seperti arisan RT, tahlilan dan muslimatan dan dilakukan berdasarkan pada tiap permasalahan yang ada. Selain pendidikan kesehatan, penggerakan massa juga dilakukan dengan mengadakan kerja bakti kebersihan lingkungan, senam aerobik, senam lansia dan jalan sehat masal.

5. Masalah keperawatan komunitas yang muncul sebagian teratasi, namun dalam hal ini sebatas pada peningkatan pengetahuan warga mengenai kesehatan, penyakit yang ada di masyarakat khususnya RW IV Desa Karangduren, pola perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengolahan limbah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik melalui kerjasama baik lintas program maupun lintas sektoral dalam upaya tindak lanjut.B. Saran

Berdasarkan asuhan keperawtan komunitas yang telah dilaksanakan pada warga RW IV Desa Karangduren, maka penyusun memberikan saran kepada para pembaca khususnya para komponen masyarakat yang terkait pada masalah kesehatan komunitas serta kepada mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas yakni :

1. Persiapan

a. Persiapan ke Masyarakat

Sebelum dilakukan pengkajian hendaknya dipersiapkan dengan matang dari segi informasi mengenai kondisi masyarakat dan wilayah yang akan dilakukan asuhan keperawatan komunitas. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pembekalan yang diperoleh dari pembimbing akademik, pihak pemerintah desa, puskesmas maupun pihak-pihak lain yang terkait.

b. Persiapan Teknis

Instrumen pengkajian hendaknya disusun secara komprehensif atau mencakup keseluruhan kondisi yang ada di masyarakat terkait masalah kesehatan. Selain itu, dilakukan pula permohonan izin dan menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintahan desa setempat untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas di wilayah tersebut.

2. Pelaksanaan

a. Pengkajian dilaksanakan secara komprehensif yaitu meliputi observasi, wawancara, angket maupun kuisioner. Instrumen pengkajian hendaknya disusun sedemikian rupa secara komprehensif agar memudahkan dalam mengkaji kesehatan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat menjadi suatu tahap yang harus dilalui secara urut. Hal ini dilakukan agar upaya pemasukan data dapat dilakukan secara optimal.

b. Agar data yang terkaji tepat dan akurat sebagai pendukung ditegakkannya diagnosa keperawatan, hendaknya instrumen pengkajian disusun secara tepat dan akurat dan disesuaikan dengan kondisi serta kemungkinan permasalahan yang muncul. Sebelum melakukan pengkajian dilakukan pencarian data atau informasi mengenai kondisi masyarakat dan wilayah tersebut.

c. Penentuan prioritas masalah hendaknya dibuat secara tepat dan akurat disesuaikan dengan fakta yang ada dan program yang ada berdasarkan masalah keperawatan yang muncul dalam masyarakat sehingga ditemukan diagnosa keperawatan yang tepat.

d. Rencana tindakan dan implementasi diusahakan untuk dilakukan secara optimal yaitu dengan mengikutsertakan peran serta masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan perlu adanya pemberian motivasi serta informasi kepada masyarakat dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.

e. Evaluasi hasil kegiatan masalah keperawatan sebaiknya dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah direncanakan. Dalam hal ini perlu peran serta dari perangkat desa maupun petugas kesehatan untuk memotivasi dan mengevaluasi setiap kegiatan yamg telah dilakukan terkait masalah kesehatan yang muncul dalam masyarakat serta untuk rencana tindak lanjut diperlukan pendelegasian yang jelas dan tepat kepada bidan desa atau pihak yang terkait agar derajat kesehatan semakin meningkat.

U

RW I

RW II

RW V

SOKARAJA WETAN

KLAHANG

Gambar 3.1. Peta wilayah RW 4

LEGENDA

JALAN BESAR

JALAN DESA

SUNGAI

BATAS RW

BATAS DESA

_1365389943.xlsChart1

59

94

76

PEMBUANGAN LIMBAH

Sheet1

PEMBUANGAN LIMBAH

SEPTICTANK59

SUNGAI94

SELOKAN76

_1365389946.xlsChart1

1191738142114RT I

7192441212431RT II

11171831272718RT III

14191544212216RT IV

11222051241612RT V

17112049202911RT VI

0-5 tahun

6-12 tahun

13-20 tahun

21-35 tahun

36-45 tahun

46-60 tahun

> 60 tahun

Sheet1

UsiaRT IRT IIRT IIIRT IVRT VRT VI

0-5 tahun11711141117

6-12 tahun91917192211

13-20 tahun172418152020

21-35 tahun384131445149

36-45 tahun142127212420

46-60 tahun212427221629

> 60 tahun143118161211

_1365389941.xlsChart1

15

1

23

4

20

JUMLAH KESAKITAN: 66

Sheet1

JUMLAH KESAKITAN: 66

HIPERTENSI15

TBC1

ASAM URAT23

KENCING MANIS/ GULA4

LAINNYA20

TANPA KELUHAN39

To resize chart data range, drag lower right corner of range.