Upload
ditamanda
View
100
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KMB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. “SG” DENGAN ULKUS
DIABETIKUM STAGE IV PEDIS SINISTRA DI BANGSAL
MELATI 2 RSUP DR SURADJI TIRTONEGORO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah IV
Disusun oleh :
1. Fania Utami P07120111014
2. Anggar Dwi Untari P07120111002
3. Sunu Wijayanto P07120111034
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. “SG” DENGAN ULKUS
DIABETIKUM STAGE IV PEDIS SINISTRA DI BANGSAL
MELATI 2 RSUP DR SURADJI TIRTONEGORO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah IV
Disusun Oleh:
1. Fania Utami P07120111014
2. Anggar Dwi Untari P07120111002
3. Sunu Wijayanto P07120111034
TINGKAT II REGULER
Telah mendapat persetujuan pada tanggal ___ November 2013
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Wakhid Rohmadi, AMK
Pembimbing Pendidikan
Rosa Delima Ekwantini, S.Kp, M.Kes
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pelaksanaan Pengkajian
Hari, tanggal : Selasa, 05 November 2013
Jam : 09.30 WIB
Oleh : Fania, Anggar, Sunu
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, dokumentasi status pasien
Metode : Anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi dan studi dokumen
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama : Tn. “SG”
2) Tanggal lahir : 01 Juli 1961
3) Umur : 52 tahun
4) Jenis kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
6) Status perkawinan : Kawin
7) Pendidikan terakhir : SLTP
8) Pekerjaan : buruh
9) Suku : Jawa
10) Alamat : Jambeyan RT 01/01, Karanganom, Klaten
11) Diagnosa medis : Ulkus Diabetikum Stage IV Pedis Sinistra
12) Nomor RM : 709695
13) Tanggal masuk : 21 Oktober 2013
b. Keluarga/Penanggung jawab
1) Nama : Ny. “FH”
2) Umur : 33 tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat : Jambeyan RT 01/01, Karanganom, Klaten
5) Pendidikan terakhir : SMA
6) Pekerjaan : Buruh
7) Hubungan : Anak Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh ada luka dikaki kiri yang membusuk, berbau dan lama
sembuh, kaki terasa tebal. Serta klien mengeluh badannya terasa lemas.
b) Faktor Pencetus
Klien memiliki penyakit diabetes mellitus tipe II.
c) Awal serangan
Klien mengatakan awalnya sekitar 3 minggu yang lalu memotong kuku,
tidak ada luka tetapi dua hari kemudian jari kaki tengah dan telunjuk kaki
kirinya lengket dan terdapat luka, luka tidak terasa sakit sehingga klien
tetap kerja namun lama-lama luka menjadi membusuk dan berbau.
d) Timbulnya Keluhan
Kronis
e) Upaya Pengobatan
Klien mengatakan tahun 2011 pernah menjalani rawat inap di RS
Suradji Tirtonegoro karena menjalani operasi luka benjolan di punggung
yang tidak sembuh-sembuh dan gula darahnya meningkat hingga hampir
600 g/dL. Keluarga klien mengatakan klien mengkonsumsi obat pil
diabetes rutin, sehingga pengobatan selama ini berdampak baik.
2) Riwayat Kesehatan Lalu
Klien menyatakan mengetahui menderita diabetes sejak tahun 2009.
Klien mengatakan gula darahnya pernah mencapai 600 g/dL dan rata-tata
gula darahnya ±200 g/dL. Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah
mempunyai luka yang seperti saat ini di kaki.
Klien mengatakan tidak pernah menderita sakit apapun selain
diabetes, namun setelah sakit diabetes ini tekanan darahnya sering tinggi,
tidak memiliki asma maupun sakit jantung.
b. Kesehatan Keluarga
1) Genogram
klien
= Perempuan
= Laki-laki
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Garis Perkawinan
= Garis keturunan
= Tinggal serumah
2) Riwayat Kesehatan
Klien adalah anak pertama dari 5 bersaudara, klien mempunyai 2
orang anak. Saat ini klien tinggal bersama istri, anak pertama klien, menantu
dan seorang cucu. Klien mengatakan dalam keluarga hanya klien yang
menderita diabetes. Keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat
penyakit menurun maupun menular, hanya saja istri klien menderita
hipertensi.
3. Pola Kebiasaan Pasien
a. Aspek Fisik Biologis
1) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk
dan sayur bersama keluarganya di rumah. Klien tidak mengkonsumsi
makanan tambahan maupun vitamin, tidak ada makanan yang dipantang
oleh klien dan klien tidak memiliki alergi terhadap makanan Klien
mengatakan termasuk orang yang banyak minum air putih, minum air
putih kurang lebih 6-8 gelas per hari, dahulu sebelum sakit setiap hari
minum teh manis 1 gelas kecil.
b) Selama sakit : keluarga klien mengatakan makan klien dibatasi. Klien
mengatakan setelah tahu sakit diabetes, ia mengikuti saran dokter untuk
membatasi makanan yang banyak mengandung gula. Klien minum air
putih kurang lebih 6-8 gelas perhari, selama mengetahui sakit diabetes
tidak minum teh manis lagi. Klien mengatakan selama dirawat malas
makan, sehingga biasanya makanan dari rumah sakit hanya habis ¼
sampai ½ porsi.
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit : keluarga klien menyatakan, klien buang air besar setiap
pagi hari serta buang air kecil 5-7 kali perhari secara mandiri.
b) Selama sakit : keluarga klien menyatakan selama dirawat buang air kecil
dibantu dengan pispot 5-7 kali perhari, dan buang air besar setiap pagi
hari. Klien mengatakan tidak memiliki gangguan buang air besar maupun
buang air kecil.
3) Pola Oksigenasi
a) Sebelum sakit : Klien menyatakan sebelum sakit tidak mempunyai
gangguan pernafasan, tidak mempunyai sesak napas, maupun sakit di
dada. Klien mengatakan sejak muda sudah merokok, setiap hari habis
satu bungkus, tetapi sejak satu tahun yang lalu berhenti merokok karena
sempat mengalami batuk-batuk.
b) Selama sakit : klien menyatakan selama sakit pernafasannya tidak
terganggu.
4) Pola Aktivitas Istirahat – Tidur
a) Sebelum sakit :
(1) Keadaan aktifitas sehari-hari
Klien menyatakan menjalani aktifitas sehari-hari secara mandiri,
bekerja sebagai buruh setiap hari.
(2) Keadaan kardiovaskuler
Klien menyatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi, tidak pernah
sakit dada tidak merasa berdebar-berdebar. Klien mengatakan
selama sakit diabetes sering merasa lemas, terkadang pusing dan
berkeringat banyak.
(3) Kebutuhan tidur
Klien menyatakan tidur malam kurang lebih 8 jam perhari, tidak
pernah tidur siang karena bekerja..
b) Selama sakit :
(1) Keadaan aktifitas
Keluarga klien menyatakan selama sakit klien dibantu di tempat tidur
untuk melakukan aktifitas sehari-hari seperti makan, mandi, buang air
kecil dan buang air besar menggunakan pispot. Klien mengatakan
selama sakit diabetes tetap bekerja, tetapi sejak mempunyai luka
kaki dan luka mulai meluas klien berhenti bekerja. Keluarga
menyatakan selama dirawat klien hanya berbaring di tempat tidur
karena klien sering merasa lemas dan terdapat luka dikakinya.
(2) Keadaan kardiovaskuler
Klien menyatakan dadanya tidak berdebar-debar. Klien mengatakan
tekanan darahnya sejak sakit diabetes sering tinggi.
(3) Kebutuhan tidur
Klien menyatakan selama di rawat tidak mempunyai gangguan tidur.
5) Pola Kebersihan diri
a) Sebelum Sakit
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
ROM
b) Selama Sakit ( selama dirawat)
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
b. Aspek Mental-Intelektual-Sosial-Spiritual
1) Psikologi
a) Sebelum sakit
Klien menyatakan senang menjalani kehidupan sehari-harinya dengan
keluarganya.
b) Selama sakit
Klien menyatakan sudah menerima sakitnya, namun merasa sedih
karena lukanya bau dan lama sembuh. Keluarga klien mengatakan klien
sering mengatakan tidak enak dengan pasien lain karena luka kakinya
bau.
2) Psikososial
a) Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan hubungan klien dengan masyarakat di
sekitarnya sehari-hari baik.
b) Selama Sakit
Keluarga klien menyatakan sejak sakit hubungan klien dengan
masyarakat sekitar tetap baik.
3) Data intelektual
Klien mengtakan selama ia menderita diabetes ia pernah beberapa kali di
beri pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes, diet diabetes, dan
yang terakhir perawatan kaki diabetes sehingga ia sekarang tahu tentang
penyakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Keadaan umum : cukup
2) Kesadaran : composmetis
3) Tanda-tanda vital :
TD : 160/90 mmHg
N : 82 kali /menit
RR : 20 kali /menit
T : 36,1° C
4) Status gizi : TB : 170 cm,
BB : 70 kg
IMT : 70
(1,70)2 = 24,22
b. Pemeriksaan secara sistematik (sepalo-caudal)
a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala mesosepal, pertumbuhan rambut merata,
rambut lurus, tidak ada lesi dan terlihat rapi dan bersih.
b. Muka
Inspeksi : bentuk simetris, pigmentasi warna merata, dan tidak ada
joundis, tidak ada lesi.
c. Mata
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva pucat, tidak ada udem palpebra dan
tidak ada descap.
d. Hidung dan sinus
Inspeksi : tidak ada secret yang keluar dari hidung, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi : mulut bersih, gigi besih, tidak ada bau, bibir lembab, tidak
terdapat luka , kemampuan bicara baik.
f. Leher
Inspeksi : tidak ada perbesaran tyroid.
g. Kulit
Inspeksi : tidak ada sianosis, kulit kering, tidak ada joundis.
Palpasi : hangat, turgor kulit baik, capilary reffil <2 detik.
h. Jari dan kuku
Inspeksi : tidak ada sianosis, tampak bersih.
i. Thoraks
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan kiri, tidak ada dypsnea, tidak ada
otot tambahan saat bernapas.
palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada, traktil fremitus simetris
perkusi : interkosta kanan 1-4 resonan, interkosta 5 dan 6 redup.
Sebelah kiri, interkosta 1-3 resonan, 4-6 redup.
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara ronki dan tidak
ada wheezing.
j. Abdomen
Auskultasi : peristaltik usus 7 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Inspeksi : Tidak ada joundis, warna kulit sama dengan warna
sekitar, perut tidak membesar,
k. Muskuloskeletal
Palpasi : terdapat kelemahan otot pada kaki kanan
5 5
5 4
Keterangan :
0 = lumpuh
1 = tidak mampu melawan gravitasi
2 = Mampu melawan gravitasi dengan sedikit bantuan
3 = Mampu melawan gravitasi tetapi hanya sebentar
4 = Mampu melawan gravitasi dengan sedikit beban
5 = normal
l. Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi.
Ekstremitas bawah
Inspeksi : kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai ujung jari, kulit kaki
berwarna hitam kering. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan
telapak kaki kiri klien, jari kaki terdapat banyak pus di dalam
kulit, telapak kaki berlubang dan mengeluarkan pus, pus
berwarna putih susu, pus kental, terdapat darah. Luas luka
sampai ½ telapak kaki ± 15 cm, kedalaman ± 3cm, terdapat
jahitan post debridement 2 jahitan di samping lubang ulkus
telapak kaki. luka bagian punggung kaki sampai ke tendon.
Luka berbau menyengat.
Kaki kanan kulit kaki berwarna kehitaman, tidak terdapat
ulkus di kaki
Palpasi : terdapat edema pada kaki kiri. Terdapat nyeri tekan kaki kiri
di bagian sekitar luka ulkus. Klien terlihat menahan sakit saat
luka dibersihkan.
Gb. Pemeriksaan kaki Tn “SG”
5. Pengobatan dan Terapi yang Didapat Saat Ini
1. Radin 2x25mg IV
2. Ceftriaxone 2 x 1g IV
3. Kalnex 3x500 mg IV
4. Metronidazole 3x500 mg infuse
5. Novorapid 3x12 UI SC
6. Lavemir 0-0-10 UI SC
7. Kapsul garam 3x1 per oral
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah Lengkap, 03 November 2013 17:16:50
Indikator Hasil Normal
RBC 3,42 x10 6/uL 4 - 5,2
WBC 13,7 x/103/mm2 4,5 – 10,3
HB 9,6 g / dL 11,5 – 15, 5
HCT 28,4 % 34 – 40
PLT 370 x 103/uL 150 – 450
2) Pemeriksaan Lab Serum , 02 November 2013 11:07
Indikator Hasil Satuan Normal
Ureum 36,56 mg/dL 17,00 – 43,00
Creatinin 1,02 mg/dL 0,60 – 1, 30
Albumin 2,22 g/dL 3,50 – 5, 00
SGPT 12,80 µ/L 7,00-32,00
SGOT 12,53 µ/L 7,00 – 24,00
BUN 17,07 mg/dL 7,00-18,00
3) Kadar gula darah
Minggu, 3 November 2013 = 327 g/dL
Senin, 4 November 20013 = 195 g/dL
4) Tanggal 04 November 2013, jam 10.00 WIB, klien menjalani operasi
debridement
Analisa Data
Data Masalah Penyebab
Selasa , 05 November 2013
Pukul 09.30 WIB
DS :
Klien mengeluh ada luka dikaki kanan yang
lama sembuh, kaki terasa tebal.
DO :
1. Gula darah : 195 g/dL
2. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai
ujung jari, kulit kaki berwarna hitam
kering.
3. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan
telapak kaki kiri klien, jari kaki terdapat
banyak pus di dalam kulit, telapak kaki
berlubang dan mengeluarkan pus, pus
berwarna putih susu, pus kental,
terdapat darah. Luas luka sampai ½
telapak kaki ± 15 cm, kedalaman ± 3cm,
terdapat jahitan post debridement 2
jahitan di samping lubang ulkus telapak
kaki. luka bagian punggung kaki sampai
ke tendon. Luka berbau menyengat
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Kerusakan
integritas jaringan
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
sekunder
terhadap
sirkulasi yang
tidak adekuat
akibat
hiperglikemi
Selasa , 05 November 2013
Pukul 09.30 WIB
DS :
1. Klien mengeluh ada luka dikaki kiri yang
membusuk, berbau dan lama sembuh,
kaki terasa tebal
DO :
1. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai
ujung jari, kulit kaki berwarna hitam
kering.
2. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan
telapak kaki kiri klien, jari kaki terdapat
banyak pus di dalam kulit, telapak kaki
berlubang dan mengeluarkan pus, pus
berwarna putih susu, pus kental,
terdapat darah, luka berbau menyengat
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Gangguan perfusi
jaingan perifer
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Menurunnya
aliran darah ke
daerah gangren
(ulkus)
Selasa , 05 November 2013
Pukul 09.30 WIB
DS :
1. Klien mengatakan selama dirawat malas
makan, sehingga biasanya makanan
dari rumah sakit hanya habis ¼ sampai
½ porsi.
2. Klien mengatakan selama sakit diabetes
sering merasa lemas, terkadang pusing
dan berkeringat banyak.
3. Klien mengeluh badannya terasa lemas
DO :
Kadar gula darah :
1. Minggu, 3 November 2013 = 327 g/dL
2. Senin, 4 November 20013 = 195 g/dL
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa
darah
Selasa , 05
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Kurang
kepatuhan pada
manajemen
diabetik (diit
tidak adekuat)
Selasa , 05 November 2013 Selasa , 05 Selasa , 05
Pukul 09.30 WIB
DS:
1. Klien mengeluh badannya terasa lemas.
2. Keluarga menyatakan selama dirawat
klien hanya berbaring di tempat tidur
karena klien sering merasa lemas dan
terdapat luka dikakinya.
DO :
Selama Sakit ( selama dirawat)
Kemampuan
Perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di
tempat tidur
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Gangguan
mobilitas fisik
November 2013
Pukul 09.30 WIB
Kelemahan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
sekunder terhadap sirkulasi yang tidak adekuat akibat hiperglikemi, ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh ada luka dikaki kanan yang lama sembuh, kaki terasa tebal.
DO :
a. Gula darah : 195 g/dL
b. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai ujung jari, kulit kaki berwarna hitam
kering.
c. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan telapak kaki kiri klien, jari kaki terdapat
banyak pus di dalam kulit, telapak kaki berlubang dan mengeluarkan pus, pus
berwarna putih susu, pus kental, terdapat darah. Luas luka sampai ½ telapak
kaki ± 15 cm, kedalaman ± 3cm, terdapat jahitan post debridement 2 jahitan di
samping lubang ulkus telapak kaki. luka bagian punggung kaki sampai ke
tendon. Luka berbau menyengat .
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke
daerah gangren (ulkus), di tandai dengan :
DS :
Klien mengeluh ada luka dikaki kiri yang membusuk, berbau dan lama sembuh,
kaki terasa tebal
DO :
a. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai ujung jari, kulit kaki berwarna hitam
kering.
b. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan telapak kaki kiri klien, jari kaki terdapat
banyak pus di dalam kulit, telapak kaki berlubang dan mengeluarkan pus, pus
berwarna putih susu, pus kental, terdapat darah, luka berbau menyengat.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang kepatuhan
pada manajemen diabetik (diit tidak adekuat), ditandai dengan :
DS :
a. Klien mengatakan selama dirawat malas makan, sehingga biasanya makanan
dari rumah sakit hanya habis ¼ sampai ½ porsi.
b. Klien mengatakan selama sakit diabetes sering merasa lemas, terkadang pusing
dan berkeringat banyak.
c. Klien mengeluh badannya terasa lemas
DO :
Kadar gula darah :
a. Minggu, 3 November 2013 = 327 g/dL
b. Senin, 4 November 20013 = 195 g/dL
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan :
Ds:
a. Klien mengeluh badannya terasa lemas
b. Keluarga menyatakan selama dirawat klien hanya berbaring di tempat tidur
karena klien sering merasa lemas dan terdapat luka dikakinya.
DO :
Selama Sakit ( selama dirawat)
Kemampuan
Perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat
tidur
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
C. Perencanaan Keperawatan
Nama : Tn. “SG” Tanggal lahir : 01 Juli 1961
Nomor RM : 709695 Diagnosa medis : Ulkus Diabetikum Stage IV Pedis Sinistra
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
1. Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Kerusakan integritas jaringan berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder
terhadap sirkulasi yang tidak adekuat akibat
hiperglikemi, ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh ada luka dikaki kanan yang lama
sembuh, kaki terasa tebal.
DO :
B. Gula darah : 195 g/dL
C. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai ujung
jari, kulit kaki berwarna hitam kering.
D. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan telapak
kaki kiri klien, jari kaki terdapat banyak pus di
dalam kulit, telapak kaki berlubang dan
mengeluarkan pus, pus berwarna putih susu,
pus kental, terdapat darah. Luas luka
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada klien
selama 3x 24 jam
diharapkan kerusakan
intregritas jaringan
teratasi, dengan kriteria:
a. Tidak terjadi perluasan
maupun peningkatan
jumlah pus pada luka
b. kedalaman luka <3cm
c. luas luka mengecil
menjadi <15 cm
d. jaringan nekrotik hilang
e. lapisan tendon tertutup
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Observasi tanda-tanda
infeksi dan peradangan
seperti demam,
kemerahan, adanya
perubahan jumlah pus
pada luka, sputum
purulent.
2. Inspeksi seluruh area
kulit, catat pengisian
kapiler, adanya
kemerahan,
pembengkakan.
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. infeksi yang biasanya
lebih mencetuskan
keadaan ketoasidosis
atau dapat mengalami
infeksi nosokomial
yang mempengaruhi
cepet lambatnya
perbaikan kerusakan
jaringan
2. Kulit biasanya
cenderung rusak
karena perubahan
sirkulasi perifer,
ketidakmampuan
untuk merasakan
toleran, imobilisasi,
gangguan pengaturan
sampai ½ telapak kaki ± 15 cm, kedalaman ±
3cm, terdapat jahitan post debridement 2
jahitan di samping lubang ulkus telapak kaki.
luka bagian punggung kaki sampai ke tendon.
Luka berbau menyengat .
Anggat
3. Lakukan perawatan luka
ulkus dengan menjaga
tehnik septik dan aseptik
4. Lakukan perawatan kaki.
5. Anjurkan klien melakukan
perubahan posisi sesering
mungkin di tempat tidur
ketika di rumah.
6. Bersihkan dan keringkan
kulit khususnya daerah-
daerah dengan
kelembaban tinggi , dan
anjurkan keluarga untuk
melakukannya di rumah.
7. Lakukan cek Ankle
Brachial Indeks
suhu
3. Mempercepat
perbaikan jaringan.
4. kaki cenderung
potensial terkena
infeksi dan
merupakan rute bagi
mikroorganisme
patologis
5. Meningkatkan
sirkulasi dan
melindungi kulit,
mengurangi terjadinya
ulserasi
6. Meningkatkan
sirkulasi pada kulit
dan mengurangi
tekanan pada daerah
tulang yang menonjol
7. Memberikan
gambaran kualitas
8. Kelola pemberian terapi
injeksi IV Ceftriaxone 2 x 1g
dan Metronidazole 3x500
mg
Anggar
aliran darah klien
8. Antibiotik mencegah
potensial terjadinya
infeksi dan
pertumbuhan akteri
dalam tubuh.
Anggar
2. Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan menurunnya aliran darah ke daerah
gangren (ulkus), di tandai dengan :
DS :
Klien mengeluh ada luka dikaki kiri yang
membusuk, berbau dan lama sembuh, kaki terasa
tebal
DO :
a. Kaki kiri bengkak dari atas tumit sampai ujung
jari, kulit kaki berwarna hitam kering.
b. Terdapat luka ulkus di jari kaki dan telapak
kaki kiri klien, jari kaki terdapat banyak pus di
dalam kulit, telapak kaki berlubang dan
mengeluarkan pus, pus berwarna putih susu,
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada klien
selama 3 x 24 jam
diharapkan gangguan
perfusi menurun dengan
kriteria hasil :
a. Denyut nadi perifer
teraba kuat dan regular
b. Warna kulit sekitar luka
tidak pucat/sianosi.
c. Kulit sekitar luka
teraba hangat.
d. Oedema dan luka tidak
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Observasi nadi perifer,
warna kulit sekitar luka,
dan penurunan oedema
kaki, dan sensori kaki
klien
2. Anjurkan klien untuk
melakukan mobilisasi.
3. Ajarkan tentang faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan aliran
darah : Tinggikan kaki
sedikit lebih rendah dari
jantung ( posisi elevasi
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Indikator keadekuatan
perfusi/ aliran darah
2. Mobilisasi
meningkatkan
sirkulasi darah
3. Meningkatkan
melancarkan aliran
darah balik sehingga
tidak terjadi oedema
pus kental, terdapat darah, luka berbau
menyengat.
bertambah parah.
e. Sensorik dan motorik
membaik
Sunu
pada waktu istirahat ),
hindari penyilangkan kaki,
hindari balutan ketat,
hindari penggunaan
bantal, di belakang lutut
dan sebagainya.
4. Ajarkan tentang
modifikasi faktor-faktor
resiko berupa : Hindari
diet tinggi kolestrol, teknik
relaksasi, menghentikan
kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat
vasokontriksi
5. Kolaborasi pemberian
vasodilator, pemeriksaan
gula darah secara rutin
dan terapi oksigen.
4. Kolestrol tinggi dapat
mempercepat
terjadinya
arterosklerosis,
merokok dapat
menyebabkan
terjadinya
vasokontriksi
pembuluh darah,
relaksasi untuk
mengurangi efek dari
stress
5. Pemberian vasodilator
akan meningkatkan
dilatasi pembuluh
darah sehingga
perfusi jaringan dapat
6. Kolaborasi pemberian
furosemid
Sunu
diperbaiki, sedangkan
pemeriksaan gula
darah secara rutin
dapat mengetahui
perkembangan dan
keadaan pasien,
terapi oksigen
memperbaiki
oksigenasi daerah
ulkus/gangrene.
6. Furosemid dapat
mengurangi
pembengkakan /
udem.
Sunu
3 Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan asupan diit tidak adekuat,
ditandai dengan :
DS :
a. Klien mengatakan selama dirawat malas
makan, sehingga biasanya makanan dari
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama masa
perawatan pasien
terhindar dari
hipoglikemia/hiperglikemia
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Observasi tanda-tanda
hipo/ hiperglikemia
2. Monitor diit pasien
(jumlah, jenis, jadwal )
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Adanya tanda-tanda
ketidakstabilan gula
darah
2. Diit yang benar dapat
membantu
menghindarkan klien
rumah sakit hanya habis ¼ sampai ½ porsi.
b. Klien mengatakan selama sakit diabetes sering
merasa lemas, terkadang pusing dan
berkeringat banyak.
c. Klien mengeluh badannya terasa lemas
DO :
Kadar gula darah :
- Minggu, 3 November 2013 = 327 g/dL
- Senin, 4 November 20013 = 195 g/dL
dengan kriteria :
a. Pasien tidak pusing
dan lemas.
b. Nilai GDS : < 200
mg/dL
c. Nilai GDP : 110-
200mg/dL
Fania
3. Lakukan pengukuran
kadar glukosa darah
setiap hari.
4. Libatkan keluarga dalam
mengenali tanda-tanda
hipoglikemi
5. Kelola pemberian
pemberian insulin
Novorapid 3x12 UI rute
SC dan Lavemir 0-0-10 UI
rute SC
Fania
dari ketidakstabilan
kadar glukosa darah
3. Membantu
mengetahui apakah
klien mengalami
ketidakstabilan kadar
glukosa darah atau
4. Membantu identifikasi
masalah pasien
dengan segera
5. Insulin reguler
memiliki awitan cepat
dan karenanya
dengan cepat pula
dapat membantu
memindahkan glukosa
ke dalam sel.
Fania
4 Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kelemahan, ditandai dengan :
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada klien
selama 3x 24 jam
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Kaji dan identifikasi
tingkat kekuatan otot
Selasa, 5 Nov 2013
Pukul 09.30 WIB
1. Mengetahui derajat
kekuatan otot-otot
Ds:
a. Klien mengeluh badannya terasa lemas
b. Keluarga menyatakan selama dirawat klien
hanya berbaring di tempat tidur karena klien
sering merasa lemas dan terdapat luka
dikakinya.
DO :
Selama Sakit ( selama dirawat)
Kemampuan
Perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat
tidur
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
diharapkan klien dapat
mencapai tingkat
kemampuan aktivitas yang
optimal, dengan Kriteria
Hasil :
a. Klien dapat
melaksanakan aktivitas
sesuai dengan
kemampuan (duduk,
berdiri, berjalan )
b. Klien dapat memenuhi
kebutuhan sendiri
secara bertahap
sesuai dengan
kemampuan.
fania
pada kaki pasien
2. Beri penjelasan tentang
pentingnya melakukan
aktivitas untuk menjaga
kadar gula darah dalam
keadaan normal
3. Anjurkan klien untuk
menggerakkan /
mengangkat ekstrimitas
bawah sesui kemampuan
4. Bantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya
fania
kaki pasien
2. Pasien mengerti
pentingnya aktivitas
sehingga dapat
kooperatif dalam
tindakan keperawatan
3. Melatih otot – otot
kaki sehingga
berfungsi dengan baik
4. Agar kebutuhan
pasien tetap dapat
terpenuhi
fania
4 : Tergantung total
D. Implementasi dan Evaluasi
Nama : Tn. “SG”
Nomor RM : 709695
Tanggal lahir : 01 Juli 1961
Dx. medis : Ulkus Diabetikum Stage IV Pedis Sinistra
No Dx. Kep Waktu Implementasi Evaluasi
1 Resiko tinggi perluasan infeksi
Rabu,
6 Nov
2013
07.40
07.50
08.30
1. Mengobservasi
tanda-tanda
infeksi dan
peradangan
seperti demam,
kemerahan,
adanya
perubahan
jumlah pus pada
luka, sputum
purulent.
2. menganjurkan
keluarga untuk
mencuci tangan
ketika akan kontak
dengan klien
Fania
3. Membantu
melakukan
perawatan luka
ulkus
4. Mengelola
S : klien mengatakan
tidak merasa nyeri
di luka kakinya,
tetapi ingin segera
dirawat luka
karena sudah
tidak nyaman
balutannya
rembes.
O : post debridement
hari ke 2, , balutan
luka tampak
rembes berwarna
merah kecoklatan
campur kuning,
balutan menjadi
basah.
A : risiko tinggi
perluasan infeksi
P :
- observasi Ku dan
vital sign
- lakukan perawatan
luka.
Fania
S : klien mengatakan
perih saat luka
punggung kaki di
bersihkan, tetapi
tidak merasa apa-
Rabu, 6
Nov
2013
10.00 pemberian terapi
injeksi IV
- Ceftriaxone
dosis : 1g, rute :
IV per bolus
- Metronidazole
500 mg, rute
inus IV
Benar jam 10.00
WIB
Sunu
apa saat telapak
kaki yang
dibersihkan
O : luka kotor, banyak
pus dan darah,
pus berwarna
putih ±30 cc. Luka
berwarna pucat
luas samapi
pertengahan
telapak kaki.
A : risiko tinggi
perluasan infeksi
terkontrol
sebagian
P : lakukan perawatan
luka setiap hari.
Sunu
2 Gangguan perfusi berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke daerah gangren (ulkus),
09.10
09.10
1. Mengobservasi
warna kulit sekitar
luka, penurunan
oedema kaki, dan
sensori kaki klien
2. Mengatur posisi
lien dengan
minggikan kaki
sedikit lebih
rendah dari
jantung dan
menghindari
penyilangkan kaki
Anggar
S : klien mengatakan
tidak merasa nyeri
di luka kakinya,
tetapi ingin segera
dirawat luka
karena sudah
tidak nyaman
balutannya
rembes.
O : warna kulit sekitar
luka kehitaman,
kaki masih
bengkak, sensori
kaki dari tumit ke
atas baik.
A : Gangguan perfusi
berhubungan
dengan
menurunnya aliran
Rabu, 6
Nov
2013
Rabu, 6
Nov
2013
darah ke daerah
gangren (ulkus),
P :
- Observasi kekuatan
nadi perifer
- Anjurkan
klienmelakukan
mobilisasi
Anggar
3 Gangguan integritas jaringan
08.30 1. Membantu
melakukan
perawatan luka
ulkus
Sunu
S : klien mengatakan
perih saat luka
punggung kaki di
bersihkan, tetapi
tidak merasa apa-
apa saat telapak
kaki yang
dibersihkan
O : luka kotor, banyak
pus dan darah,
pus berwarna
putih ±30 cc. Luka
berwarna pucat
luas samapi
pertengahan
telapak kaki.
A : gangguan integritas
jaringan terkontrol
sebagian
P : Lakukan cek Ankle
Brachial Indeks
Sunu
4 Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.
07.00 1. Memberikan
injeksi insulin
Novorapid 12 UI
rute SC dan
Fania
S : klien mengatakan
tidak pusing, tidak
berkunang-
kunang maupun
keringat dingin.
O : insulin masuk
12.00
12.15
22.00
2. Memberikan
injeksi insulin
Novorapid 12 UI
rute SC dan
3. Memonitor diit
siang klien
Sunu
4. Memberikan
injeksi insulin
Levemir 10 UI
rute SC dan
sesuai terapi
disuntikkan di
lengan atas
tangan kanan
klien
A : risiko ketidak
stabilan kadar
gula darah
terkontrol
P : anjurkan klien
makan 15 menit
kemudian.
Fania
S : klien mengatakan
tidak pusing, tidak
berkunang-
kunang maupun
keringat dingin.
O : insulin masuk
sesuai terapi.
Klien makan ½
dari porsi.
A : risiko ketidak
stabilan kadar
gula darah
terkontrol
P : monitor kadar gula
darah
Sunu
S : klien mengatakan
tidak pusing, tidak
berkunang-
kunang maupun
keringat dingin.
O : insulin masuk
Rabu, 6
Nov
2013
Anggat sesuai terapi.
A : risiko ketidak
stabilan kadar
gula darah
terkontrol
P : monitor kadar gula
darah
Anggat
5 Gangguan mobilitas fisik
06.00 1. Menganjurkan
klien untuk
menggerakkan /
mengangkat
ekstrimitas bawah
sesui kemampuan
2. Menagnjurkan
keluarga untuk
mmbantu pasien
dalam memenuhi
kebutuhannya
Fania
S : klieakan
mengatakan akan
menggerak-
gerakkan kakinya
agar tidak kaku
O : klien tampak
mengankat kaki
dan melakukan
ROM aktif kaki
kanan
A : gangguan mobilitas
fisik teratasi
sebagian
P : bantu klien
memenuhi
kebutuhannya
Fania
BAB III
KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn SG selama 4 hari didapatkan 4 diagnosis
keperawatan:
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
sekunder terhadap sirkulasi yang tidak adekuat akibat hiperglikemi
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke
daerah gangren (ulkus),
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang kepatuhan
pada manajemen diabetik (diit tidak adekuat),
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
Analisis ketercapaian dari setiap diagnosa diatas adalah:
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
sekunder terhadap sirkulasi yang tidak adekuat akibat hiperglikemi tujuan tercapai
sebagian ditandai dengan tidak terjadi perluasan maupun peningkatan jumlah pus
pada luka tetapi kedalaman luka dan luas luka belum mengecil dan lapisan tendon
masih banyak tertutup jaringan lemak kotor.
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke
daerah gangren (ulkus) tujuan tercapai sebagaian ditandai dengan kulit sekitar luka
teraba hangat, oedema dan luka tidak bertambah parah dan sensorik serta motorik
klien membaik
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang kepatuhan
pada manajemen diabetik (diit tidak adekuat) tujuan tercapai klien ditandai dengan
menunjukkan peningkatan diitnya mulai dari 6 sendok, ½ porsi, hingga habis 1 porsi,
kadar gula darah 2 jam PP terakhir 242 mg/dL, klien mengatakan tidak pusing, tidak
keringat dingin maupun merasa berkunang-kunang.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan tujuan tercapai karena
klien mengatakan kelemahan berkurang, klien mulai mampu mampu melakukan
mobilitas secara bertahap yaitu duduk, makan dan minum sendiri.
Faktor pendukung :
1. Klien kooperatif dan keinginan klien untuk sembuh tinggi
2. Dukungan keluarga baik
Faktor penghambat
Kondisi penyakit klien terutama luka ulkus yang sudah parah sehingga lama sembuh
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan medikal bedah, volume 2. Jakarta: Penerbit EGC.
Doenges, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit EGC.
Greenspan, F dan Baxter, D. 1998. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit EGC
Herdman, Heather. 2010. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan.Jakarta: Penerbit EGC.
Nettina, S.M. 2002, Pedoman Praktek Keperawatan, Penerbit EGC Jakarta
Rumohorbo, H. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soegondo,dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soeparman & Waspadji. 199. Ilmu penyakit dalam, (jilid 1). Jakarta: Penerbit FK UI
Utama, H. (2004). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.s Jakarta: Penerbit FK UI