Upload
arde-dhe-viiy
View
193
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sgd
STEP 7
1. Definisi gangguan jiwa psikotik?
PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental “berat”
ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain
(halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri -
laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global
penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi.
DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik:
ggn perkembangan pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn
skizoafektif, ggn delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik
krn kondisi medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan
ganguan mood berat dg ciri psikotik
NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis
atau rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau
diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan,
kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi
(astenia, impotensi) dll.
Gangguan psikotik Suatu gangguan kepribadian ( mental ) seseorang sampai taraf tertentu sehingga tidak
dapat melakukan suatu tugas secara memuaskanIlmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan
KLASIFIKASI DARI GANGGUAN PSIKOTIK
Gangguan Psikotik
Ggn. Psikotik Fungsional
Ggn. Mental Organik
DeleriumDementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organicSindroma waham organicSindroma afektif organicSindroma Kepribadianorganik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat
Skizofrenia Gangguan afektif beratGangguan ParanoidPsikosis Non Organik lainnya
Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan
Gangguan jiwa ringan (neurosa)Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak sesuai dengan harapan.Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia.
Gangguan jiwa berat (Psikosa) Organik
Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi
FungsionalTidak ada gg di otak, penyebabnya idiopatik
Struktur klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ-III
2. Definisi fungsi global (GAF) ?
100-91
90-81
80-71
70-61
60-51
Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.
Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan keluarganya)
Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)
Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti
50-41
40-31
30-21
20-11
10-1
0
Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)
Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan kerja)
Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman, menelantarkan keluarga)
Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)
Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas
Informasi tidak adekuat
PPDGJ-III
3. Pengertian gangguan jiwa ? dan berikan gejalanya!
1. Ganguan jiwa
- Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan gangguan jiwa yaitu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individual.
- Menurut Rasmun( 2001), salah satu yang dapat mengakibatkan terjadinya ganguan mental atau psikiatri (ganguan jiwa) yaitu kritis multidimensi yang terjadi pada masyarakat. Masyarakat yang mengalami krisis diberbagai bidang seperti bidang ekonomi tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik berupa ganguan gizi, terserang infeksi, tetapi juga dapat mengalami ganguan mental (jiwa). Bila individu tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan gangguan untuk berkonsentrasi dan berorientasi pada realita
- http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207303016/ bab1.pdf
Fungsi Jiwa1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal tertentu. Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak : rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktor-faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau mengolah rangsang itu secara intrapsikik
2. Proses BerpikirSuatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan,
memahami, membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru.Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran Progresi / kelancaran / arus pikiran Isi pikiran
3. Keadaan afektif dan reaksi emosionala. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan afektif yang normal, suatu corak perasaan orang selalu sesuai dengan suasana lingkungan
b. Reaksi emosionilSuatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut serta dapat terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang corak perasaan ini dilahirkan dengan keras dan mengandung segi fisik disamping bersifat psikikKomponen fisik :
Kenaikan tek.darah Keluar keringat berlebihan Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain Peristaltik usus dan lambung meningkat Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah) Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)
4. Sikap dan tingkah lakuSikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatasTingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas, terutama kaki dan tangan pemcerita
(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)
Gejala gangguan jiwa1) Gangguan Kesadaran/conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
a. gangguan kesadaran kuantitatif
- Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk.
- Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap
sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan
reaksi.
- Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan,
orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang
hanya sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan
membuka mata sebentar kemudian tidur lagi.
- Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi
memerlukan intensitas yang tinggi.
- Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun
terhadap rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.
- Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi
terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna
kelihatan lebih jelas atau terang.
b. gangguan kesadaran kualitatif
- Stupor, kesadaran yang menyempit.
- Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan
halusinasi lihat dan dengar.
- Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya
gangguan-gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan
ketidaktahuan apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh
pertanyaan.
- Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti
disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi.
- Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan
halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut.
- Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti
dengan amnesia sebagian.
- Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak
meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu
dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Gangguan Perhatian
Jenis-jenis gangguan perhatian:
a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya,
perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak
berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.
b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun
dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak
memandang pentingnya situasi itu.
c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan
sulit mengenali.
d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan,
sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien
paranoid dan cemas.
3) Gangguan Emosi
Jenis-jenis gangguan emosi:
a. Afek
- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya
perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang
minumbulkannya.
- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum,
afek/emosinya datar, tumpul, atau dingin.
- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.
- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.
- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.
- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.
b. Mood
- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.
- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.
- Elevated
- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang,
mudah melambung.
- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan
waham kebesaran.
- Euthymia, yaitu perasaan wajar.
- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.
- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh,
penuh kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup
baru kembali.
- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak
timbul senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4) Gangguan Psikomotor
Jenis-jenis gangguan psikomotor:
a. Katatonia
- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,
sekalipun hendak diubah orang lain.
- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan
dan aktivitas menjadi sangat lambat.
- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.
- Posturing
- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota
badan tetapi masih ada hambatan.
- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.
- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.
- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.
b. Hiperaktif
- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.
- Grimace
- Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.
- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak
- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-
gerak).
- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia,
trikotilomania (suka mencabuti rambut sendiri).
c. Negativisme
- Aktif, respon berlebihan.
- Pasif, diam saja.
d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.
5) Gangguan Proses pikir
Jenis-jenis gangguan proses pikir:
a. Bentuk pikir:
- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara
kenyataan dengan fantasi.
- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu
dengan pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan-
akan cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.
- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai
dengan kenyataan.
b. Isi pikir:
- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan
tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan.
Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre,
nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik,
hubungan.
- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-
ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak
mungkin terjadi.
- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau
keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia
sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.
- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.
c. Progesi/jalan pikir:
- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.
- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada
hubungannya antara ide satu dengan yang lain.
- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.
- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong
berputar-putar tidak sampai isi.
- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok
permasalahan.
- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu
ide bercampur dengan ide yang lain.
- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.
- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh
umum.
- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.
- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa
berhenti.
6) Gangguan Pembicaraan
Jenis-jenis gangguan pembicaraan:
a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.
b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-
berhenti.
c. Miskin isi pembicaraan.
d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,
e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.
f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.
g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
pertanyaan pemeriksa.
7) Gangguan Persepsi
Jenis-jenis gangguan persepsi:
a. Halusinasi:
- Auditorik
- Olfaktori
- Gustatorik
- Taktil
- Hipnagogik
- Hipnopompik
- Visual
b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.
c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak
menurut kenyataan.
d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan
bahwa dirinya sudah tidak seperti dulu lagi.
8) Gangguan Memori
Jenis-jenis gangguan memori:
a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin
sebagian atau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan
retrograde.
b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi
pemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,
fausse reconnaissance.
c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.
d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru
e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang
dapat menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail.
9) Gangguan Insight/tilikan diri
Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.
Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG
Konsep gang. Jiwa :o Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa :
Sindrom atau pola perilaku Sindrom atau pola psikologik
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”penderitaan” (distress), antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram, disfungsi organ, terganggu, dll
o Gejala klinis tersebut menimbulkan ”disabilitas” (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)
4. Macam – macam kelompok gangguan jiwa apa saja ? knp pasien tsb digolongkan pada gangguan jiwa yang berat ?
. Klasifikasi PPDGJ
1. Gangguan organik
Gangguan organ somatik
Dimensia, sindrom amnesik & gangguan mental organik
Gangguan akibat alkohol dan obat / zat
2. Gangguan mental psikotik
a. Skizofernia dan gangguan yang terkait
b. Gangguan afektif ( gangguan suasana perasaan (mood))
3. Gangguan neurotik dan gangguan kepribadian
a. Gangguan neurotik ( Gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress)
b. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
4. Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan
a. Retardasi mental
b. Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan
Jdi untuk menyingkirkan diagnosis gangguan organik
Sumber : PPDGJ
5. Mengapa dia sering marah marah tanpa sebab dan bicara kacau?6. Apakah ada hubungan gejala tsb dengan masalah pekerjaannya?
7. Macam – macam waham ?
Waham : keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan yg salah ttg sekitarnya.
Sistem limbik (emosi) yg terganggu, ataupun pda lobus frontal
Syarat waham :
1. Percaya 100% akan kebenaran keyakinannya2. Selalu bertentangan dengan logika3. Selalu bertentangan dengan realitas4. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan rasional5. Selalu mengenai diri sendiri (egosentris)
Macam Waham :
Jenis waham Contoh1. Waham kejar / presekutor( seperti
sedang di ikut, suratnya di buka , rumahnya dipasang alat perekam, diamati oleh pemerintah
Apakah anda merasa bahwa ada yang mau berbuat jahat pada anda?
Anda merasa di mata-matai? Ada yang mau membunuh anda?
2. Waham cemburu ( pasangan anda memiliki hubungan gelap)
Apakah anda takut bahwa pasangan anda tidak jujur?
Bukti apa yang anda miliki?3. Waham dosa / bersalah ( Seorang
merasa melakukan dosa yang menakutkan)
4. Waham kebesaran ( misalnya seseorang telah memiliki kekuatan, kemampuan, identitas khusus )
Apakah anda memiliki kekuatan? Apakah anda keturunan presiden?
5. Waham somatik Apakah ada gangguan dengan cara kerja tubuh anda?
Apakah anda melihat adanya perubahan dalam penampilan anda?
Apa penyebabnya?6. Ideas and delution of reference
( seseorang yakin bahwa tanda, pernyataan, atau peristiwa yang tidak pentingadalah ditunjukan pada dirinya atau punya arti khususSiar fikiran, penyisipan fikiran, dan penarikan fikiran
Apakah anda berjalan keruangan dan berfikir ada orang lain yang membicarakan anda?
Apakah ada majalah atau tv yang membicarakan diri anda atau memiliki arti khusus bagi anda?
Apakah anda telah menerima pesan khusus dengan suatu cara?
Apakah anda mendangar pikiran anda berbicara, seakan-akan ada diluar kepala anda?
7. Waham referensi (rujukan/curiga) Apakah anda merasa orang-orang ditelevisi itu sedang membicarakan diri anda?
8. Waham pikiran (thought withdrawl) Apakah anda merasa pikiran anda sedang habis disedot keluar? Oleh siapa?
9. Waham penanaman (thought insertion)
Apakah anda merasa isi pikiran orang lain masuk kedalam pikiran anda?
10. Waham siar ( thought broadcasting) Apakah anda merasa orang-orang sekitar anda ini bisa membaca pikiran anda?
11. Waham pengendalian pikiran / pengendalian diri ( tohught of control / delution of control)Keyakinan yang salah merasa pikirannya dikendalikan oleh orang lain
Apakah anda merasa ada yang mengendalikan semua pikiran anda dari luar?
12. Waham berserah diri( delution of passivity)
Apakah anda merasa diri anda pasrah terhadap kekuatan yang mengatur anda dari luar?
13. Waham nihilistik ( keyakinan yang salah bawa dirinya, orang lain dan dunia ini berakhir)
Apakah anda merasa dulunya sudah mati?
Apakah anda merasa dunia ini sudah kiamat?
Sumber : buku skill lab
8. Macam – macam halusinasi?
a. Jenis2 halusinasi :
1. Halusinasi pendengaran (Akustik)
Sering berbentuk :
Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara tegas
Phonema : suara2 yg berbentuk suara jelas, spt yang berasal dari mns, shg menderita
mendengar kata2 atau kalimat2 ttt.
2. Halusinasi penglihatan (visuil)
Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut
Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit infeksi akut atau psikosa organic.
3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)
Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dr lobus temporalis
4. Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)
Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya ditemui bersama dg Halusinasi olfaktorius
5. Halusinasi taktil (perabaan)
Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg pd adiksi kokain.
6. Halusinasi haptik
Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau
benda lain
7. Halusinasi kinestetik
Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya, mengalami perubahan bntk n bergerak
sndr.
Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan mescalin psilocybin n d-LSD-25
8. Halusinasi autoskopi
Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya²
Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP
Ilusi
ILUSI
Definisi
Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata
(Sinopsis Psikiatri, Kapaln-Sadock)
Macam
Intinya semuanya salah.
Ilusi visual
Ilusi olfaktoris
Ilusi taktil
Ilusi gustatoris
Ilusi akustik
9. Perbedaan waham dg halusinasi ?
10. Macam – macam stressor ? dan sebutkan derajat – derajat stressor ?Macam
ranking Peristiwa hidup Skor rata2
1 Kematian pasangan 1002 Perceraian 653 Kertakan dalam perkawinan 654 Masuk penjara 635 Kematian anggota keluarga dekat 636 Kecelakaan pribadi atau jatuh sakit 537 Menikah 508 Dipecat dari pekerjaan 479 Rukun kembali dalam perkawinan 4510 Pension 4511 Perubahan kesehatan anggota keluarga 4412 Kehamilan 4013 Kesikaran dalam hal sex 3914 Mendapat anggota keluarga baru 3915 Penyesuaian dalam perusahaan 39
16 Perubahan dalam keadaan keuangan 3817 Kematian teman akrab 3718 Pindah jenis pekerjaan lain 3619 Perubahan dalam banyaknya pertengkaran
dengan pasanagn hidup35
20 Hipotik lebih 10,000 dolatr 3121 Tutup hipotik 3022 Perubahan tanggung jawab dalam bekerjaan 2923 Anak meninggalkan rumah 2924 Kesukaran dalam keluarga 2925 Presatasi prbbadi yang tinggi 2826 Pasangan hidup mulai atau berhebti kerja 2627 Mulai atau mengakhiri study 2628 Perubahan keadaan tempat tinggal 2529 Perbaikan kebiasaan pribadi 2430 Kesukaran dengan bos 2331 Perubahan waktu atau keadaan kerja 2032 Pindah tempat tinggal 2033 Pindah sekolah 2034 Perubahan dalam berekreasi 1935 Perubahan dalam kegiatan untuk gereja 1936 Perubahan dalam kegiatan social 1837 Hipotik 1738 Perubahan kebiasaan tidur 1639 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 1540 Perubahan kebiasaan makan 1541 Liburan atau cuti 1342 Hari raya 1343 Pelanggaran hokum yang ringan 11
Total
Derajat – derajatnya ?
11. Apa maksud dari px.status mental dan itu mengindikasikan apa?Waham bizareHalusinasi akustik
12. Mengapa terjadi penurunan Fungsi okupasi dan fungsi psikososial ?
13. Bagaimana cara untuk mengetahui pasien tsb kalau mengalami gangguan jiwa ?
Anamnesis
Pemeriksaan
Diagnosis
Terapi
Tindak lanjut
Dengan rumusan matematis, dapat disimpulkan bahwa :DIAGNSIS =ANAMNESIS + PEMERIKSAAN
(data subyektif) (data obyektif)Anamnesis Alasan dia berobat ( keluhan utama ) Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat perkembangan diri
- Riwayat prenatal dan perinatal
- Masa anak-anak pertengahan ( usia 3 tahun sampai 11 tahun )
- Masa anak-anak akhir ( pubertas sampai masa remaja )
- Masa dewasa
- Riwayat psikoseksual Latar belakang sosial , keluarga, pendidikan , peerjaan, perkawinan , dll
Pemeriksaan Fisik – diagnostik Status mentalis Lab Radiologik Evaluasi psikologik Dll
Diagnosis multiaksial
Aksis I : - gangguan klinis - kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinisF00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89,
F90-98, F99)Aksis II : - Ganguan kepribadian F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)
-Retardasi mental (F70-79)Aksis III : Kondisi medik umumAksis IV : Masalah psikososial dan lingkunganAksis V : penilaian fungsi secara globala) 100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangib) 90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian
biasac) 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sociald) 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum baike) 60-51 gejala dan disabilitas sedangf) 50-41 gejala dan disabilitas beratg) 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsih) 30-21 disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidangi) 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus dirij) 10-01 persisten dan lebih seriusk) 0 informasi tidak adekuat
Tujuannya :1. Mencangkup informasi yang komperhensif Perencanaan terapi Meramalkan outcome / prognosis2. Format yang mudah dan skematis Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis Menangkap kompleksitas situasi klinis Menggambarkan heterogenitas induvidual dengan diagnosis klinis yang
sama3. Memacu pengguanaan ‘’model bio-psiko-sosial” dalam klinis , pendidikan ,
dan penelitian.Terapi
Farmakoterapi Psikoterapi Terapi sosial
Terapi okupasional Dll
Tindak lanjut Evaluasi terapi Evaluasi diagnostik dll
Sumber : PPDGJ III
14. Terapi apa saja yang diberikan oleh dokter?
PENANGANAN
Non farmakologi
Dukungan psikososial sangat penting
30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki
gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak
fungsi sosialnya.
Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri
dan kepuasan hidup.
Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah:
i. SST (Social Skills Training)
ii. CBT (Cognitive Behavioral therapy),
iii. CR ( Cognitive Remediation)
Farmakologi
Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu.
Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska
sinap neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru
atau atipikal disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain:
serortonin, histamin, alfa adrenergik dll.
Farmakokinetik :
o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan
dan sistem organ.
o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam.
o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po
o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan
berikatan dg protein plasma.
o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas
neuroleptik bervariasi.
o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air
mata.
Indikasi :
o Ggn psikosis organik dan fungsional
o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas)
o Ggn kepribadian
o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik
Kontra indikasi
o Penderita hipersensitif
o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal
o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium
o Sindroma neuroleptik malignan
o Ggn berat faal hati,ginjal
o Depresi sumsung tulang,
o ggn darah Kehamilan dll.
Efek samping
o Sedasi dan inhibisi psikomotor
o Ggn otonomik:
o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn
miksi-defekasi, tio meningkat – mata kabur, hidung
tersumbat, ggn irama jantung
o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom
parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) apabila ada
efek samping di ekstra piramidal, diberi
o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn
metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia,
agranulositosis)
15. DD?
Skizofrenia
PPDGJ III skizofrenia adalah:
suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan
penyakit yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd
perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg tidak
wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan
intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt
berkembang kemudian.
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan
membebani masyarakat sepanjang hidup penderita,
dikarakteristikan dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan
perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994)
System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus
parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia
Sejarah :
o Emil Kraepelin
Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif
yang jelas (demensia) dan onset yang awal
(prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang
yang memburuk dan gejala klinis umum berupa
halusinasi dan waham.
o Eugen Bleuler
Skizofrenia menggantikan demensia
prekoksperpecahan (schism) antara pikiran, emosi,
dan perilaku
Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak
diperlukan dalam konsep skizofrenia, seperti pada
demensia prekoks.
Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi
longgar), afektif, autism, ambivalensi
Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham
o Gabriel Langfeldt
Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi
dua kelompokskizofrenia sesungguhnya dan
psikosis skizofreniform
Skizofrenia sesungguhnya (nuclear
skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan
emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi
Etiologi
o Model diastesis-stres
Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan
lingkungan
Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan
spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu
pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress,
memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia
o Factor biologis
Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia
adalah struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia
basalis
Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu
banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu
banyaknya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya
reseptor dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb
Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :
Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood
Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi
Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin
hipofifi anterior
Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin,
hilangnya GABA
Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus,
gyrus parahipokampus
Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-
gerakan aneh
o Genetika
o Factor psikososial
Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :
1. Simptom positif
Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi
waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku
katatonia atau agitasi.
2. Simptom negatif
Ada 5 tipe gejala →
Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang
dan intensitas.
Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran
dan produktivitas.
Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.
Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh
aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita.
Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita
skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional
withdrawal).
3. Simptom kognitif
Yg paling berat dan paling sering →
Ganngguan verbal fluency
Ganngguan serial learning
Ganngguan dalam vigilance
Ganngguan eksekutif
4. Simptom agresif dan hostile
Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah
pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan
secara fisik aau verbal terhadap org lain.
5. Simptom depresi dan anxious
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR
A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau
kurang dari sebulan jika pengobatan berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi
dengar berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau
dua atau lebih suara yang berbicara (voices conversing).
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan
skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.
SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR
1. Tipe Katatonik
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:
a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau
stupor)
b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan
dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.
c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.
d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh
posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing
(seringai) yang menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia.
2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)
Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau
afek tidak sesuai.
b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.
3. Tipe Paranoid
Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.
4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)
Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun
tipe katatonik.
5. Tipe Residual
a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku
katatonik atau disorganisasi yang menonjol.
b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh
adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a
menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih
ringan (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang
tidak lazim).
6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)
Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:
a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung
minimal 1 tahun, dapat berupa:
1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik
2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton
negative
3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan
social
b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)
1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau
lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di
bawah ini:
a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though
broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau
mendiskusikan tentang pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila
semua gejala di atas tidak ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau
pembicaraan yang tidak relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan
berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan
apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala
depresif atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau
epilepsi (penyakit otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-
sama secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut
dikenal dengan Gangguan skizoafektif.
Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III
1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai
halusinasi dan gangguan persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
halusinasi atau waham harus menonjol
gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta
gejala katatonik yang tidak nyata
halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah
terhadap pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti
bunyi peluit, mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi
penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual.
Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau
kejar.
2. Tipe Hebefrenik (F20.1)
Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah
gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak.
Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan
proses piker yang menonjol.
Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty
of purpose).
3. Tipe Katatonik (F20.2)
a. Jarang ditemukan
b. Criteria diagnosis:
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia
Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme,
kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas,
atau command outomatisme.
c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda
dulu.
4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi
criteria tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska
skizofrenia.
5. Tipe Residual (F20.5)
a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.
b. Kriteri diagnosis:
Gejala negative skizofrenia yang menonjol
Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu
yang memenuhi criteria skizofrenia
Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas
dan frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah
menimbulkan sindrom negative.
Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi
kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia
tipe lain
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala
psikotik yang nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu,
memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.