Upload
annisa-rahim
View
306
Download
42
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hasil SGD GIT LBM 6 FK Unissula 2010, Nigella Sativa
2010
Hanya untuk berbagi. Diambil dari
beberapa sumber, bukan untuk dijadikan
bahan referensi mutlak. Semoga
bermanfaat.
Sharing:
https://www.facebook.com/annisarahim.fkunissula2010
D A R A H S A A T B A B
Annis Rahim_012106082
2
LBM 6
DARAH SAAT BAB
STEP 1
1. Composmentis
- Kesadaran normal / kesadaran sepenuhnya.
2. Digestif
- pencernaan
3. Konstipasi
- Rasa sulit untuk BAB dan berkurangnya frekuensi
untuk BAB <2x per minggu
4. Anoperineal
- Daerah sekitar anus yang dekat dengan perineum.
5. Obstipasi
- Konstipasi yang menahun
STEP 2
1. Anatomi dan fisiologi dari rectum & anus !
2. Apa yang menyebabkan BAB nya berdarah ?
3. Apa hubungannya riwayat penderita yang tidak
suka makan sayur dengan keluhan yang diderita ?
4. Kenapa dia mengalami konstipasi dan diare secara
bergantian ?
5. Apa saja tanda2 dari anemia ?
6. Apa penyebab adanya berbenjol2 dan rapuh di
anoperineal mukosa ? dan apa itu ?
7. Apa arti dari didapatkan darah, lendir dan
jaringan nekrotik pada RT ?
8. DD
a. Hemoroid
b. Ca colon
STEP 3
1. Anatomi dan fisiologi dari rectum & anus !
Rectum : terbentang dr colon sigmoid – anus ( anus
merupakan muara ke bag.luar tubuh dan 1 inc ke bawah
disebut canalis analis yg dilinsungi oleh otot sphingter
Annis Rahim_012106082
3
ani internus dan eksternus. Panjang rectum dan canalis
analis 15cm.
Anus : bagian dari sal. Pencernaan yg menghubungakan
rectum dg bag.luar didasar pelvis dan diperkuat oleh 2
sphingter : sphingter ani interna yanng di kendalikan
oleh saraf otonom serta sphingter ani eksterna yang di
kendalikan oleh sistem saraf volunter.
Saat proses defekasi adanya peranaan sphingter ani eks
dan int nya, dimana terjadi refleks defekasi yg
terintegrasi oleh otot spingter ani eksterna yang ber
relaksasi. Pada saat anus tertarik keatas.
Abnormal : apabila melebihi massa feses, defekasi bisa
dihambat oleh kontraksi volunter otot sphingter ani dan
levator ani. Apabial defekasi tdk sempurna rectum akan
berrelaksasi dan keinginan defekasi hilang. Air yanng di
tubuh di absorbsi tekanan feses berlebihan terjadi
hemoroid.
Fungsi sayuran terutama serat selulosa akan merangsang
gerak usus lancar.
Defekasi ditentukan oleh beberapa faktor :
- Volume
- Adanya cairan
- Kerja dr sphingter
- Jenis makanan yang dimakan, banyak serat
merangsang defekasi.
Fisiologi
- Untuk meghantarkan massa feses yang terbentuk
- Menyerap
- Sel goblet mucosa menghasilkan mukus yg
berfungsi sbg pelumas
2. Apa yang menyebabkan BAB nya berdarah ?
- Feses keras membuat permukaan di pembuluh
darah melebar pecah mengeluarkan darah.
- Karena feses keras : gagguan pencernaan di usus
besar yang berupa benjol benjol dan rapuh.
karena
o Kurang enzim pencernaan
Annis Rahim_012106082
4
o Kurang air
Sehingga menimbulkan perdarahan.
3. Apa hubungannya riwayat penderita yang tidak
suka makan sayur dengan keluhan yang diderita ?
Fungsi sayuran terutama serat selulosa akan merangsang
gerak usus lancar.
Defekasi ditentukan oleh beberapa faktor :
- Volume
- Adanya cairan
- Kerja dr sphingter
- Jenis makanan yang dimakan, banyak serat
merangsang defekasi.
4. Kenapa dia mengalami konstipasi dan diare secara
bergantian ?
Konstipasi : karena kurang serat
5. Apa saja tanda2 dari anemia ?
Pada skenario anemia tipe apa ?
Anemia def.besi , bentuk sel hipokrom mikrositer
Lemah, letih, lesu, pucat, sering pusing
6. Apa penyebab adanya berbenjol2 dan rapuh di
anoperineal mukosa ? dan apa itu ?
Kemungkinan tumor
Karena di jaringan tumor yang tubuh akan menyebab
pertumbuhan pembuluh darah baru yang tumbuh cepat sel2
mudah pecah benjolan2 mudah rapuh.
Ada fktor genetik, mungin ada penekan tumor.
Seharusnya gen penekan tomor bekerja , tetapi dihambat
jadi menyebabkan adanya benjolan2.
kemungkinan tumor adanya sel2 neoplasma lebih sering
berkembang biak tapi tdk berfungsi sel2 normal
kekurangan energi untuk melakukan fungsi.
Annis Rahim_012106082
5
Energi didapatkan dr glikolisis anaerob atp lebih
sedikit.
Energi bisa diambil dari cadangan, bisa diambil dari
lemak kurus
Hubungannya dg tidak nafsu makan :
Karena adanya TNF yang menyebabkan nafsu makan turun.
Anemia + kurang oksigen menghambat gen leptin
(berfungsi merangsang nafsu makan) nafsu makan
berkurang.
7. Apa arti dari didapatkan darah, lendir dan
jaringan nekrotik pada RT ?
Darah : benjolan yg terkena trauma oleh feses yang keras
jaringan nekrotiknya keluar.
Lendir : hipersekresi mukus
Jaringan nekrotik : di daerah sekitar yang berbenjol2
tidak mendapatkan energi karena energi tersebut tertuju
hanya pada tumor.
8. DD
a. Hemoroid
Definisi
Pelebaran vena di dalam plexus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologis.
Perbedaan hemoroid dengan ca colorectal.
b. Ca colorectal
- Definisi
- Etiologi
- Patogenesis
- Manifestasi klinis
- Faktor resiko
- Penegakkan diagnosis
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
- prognosis
STEP 4
Maping
Annis Rahim_012106082
6
STEP 5
LI
STEP 6
Independent Learning
STEP 7
1. Anatomi dan fisiologi dari rectum & anus !
Rectum : terbentang dr colon sigmoid – anus ( anus
merupakan muara ke bag.luar tubuh dan 1 inc ke bawah
disebut canalis analis yg dilinsungi oleh otot sphingter
ani internus dan eksternus. Panjang rectum dan canalis
analis 15cm.
Anus : bagian dari sal. Pencernaan yg menghubungakan
rectum dg bag.luar didasar pelvis dan diperkuat oleh 2
sphingter : sphingter ani interna yanng di kendalikan
oleh saraf otonom serta sphingter ani eksterna yang di
kendalikan oleh sistem saraf volunter.
Saat proses defekasi adanya peranaan sphingter ani eks
dan int nya, dimana terjadi refleks defekasi yg
terintegrasi oleh otot spingter ani eksterna yang ber
relaksasi. Pada saat anus tertarik keatas.
Abnormal : apabila melebihi massa feses, defekasi bisa
dihambat oleh kontraksi volunter otot sphingter ani dan
levator ani. Apabial defekasi tdk sempurna rectum akan
berrelaksasi dan keinginan defekasi hilang. Air yanng di
tubuh di absorbsi tekanan feses berlebihan terjadi
hemoroid.
Fungsi sayuran terutama serat selulosa akan merangsang
gerak usus lancar.
Defekasi ditentukan oleh beberapa faktor :
- Volume
- Adanya cairan
- Kerja dr sphingter
- Jenis makanan yang dimakan, banyak serat
merangsang defekasi.
Fisiologi
- Untuk meghantarkan massa feses yang terbentuk
Annis Rahim_012106082
7
- Menyerap
- Sel goblet mucosa menghasilkan mukus yg
berfungsi sbg pelumas
Annis Rahim_012106082
8
Annis Rahim_012106082
9
Annis Rahim_012106082
10
Annis Rahim_012106082
11
http://usupress.usu.ac.id/files/Isi%20buku%20Karsinoma_
OLD__normal_bab%201.pdf
Annis Rahim_012106082
12
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3
sampai garis anorektal. Secara fungsional dan endoskopik,
rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfingter. Bagian
sfingter disebut juga annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh
muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani.
Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis
pada insersi muskulus levator ani. Panjang rektum berkisar 10-
15 cm, dengan keliling 15 cm pada recto-sigmoid junction dan
35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa
dinding rektum mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa,
muskularis (sirkuler dan longitudinal), dan lapisan serosa.
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri
hemoroidalis superior, media, dan inferior. Arteri
hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a.
mesenterika inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan.
Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna, arteri
hemoroidalis inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena
hemoroidalis superior berasal dari plexus hemoroidalis
internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. mesenterika
inferior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta.
Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan dalam rongga perut
menentukan tekanan di dalamnya. Karsinoma rektum dapat
Annis Rahim_012106082
13
menyebar sebagai embolus vena ke dalam hati. Vena hemoroidalis
inferior mengalirkan darah ke v. pudenda interna, v. iliaka
interna dan sistem vena kava.
Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang
mengalirkan isinya menuju kelenjar limfe inguinal yang
selanjutnya mengalir ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan
tumor ganas pada daerah anorektal dapat mengakibatkan
limfadenopati inguinal. Pembuluh rekrum di atas garis
anorektum berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior
dan melanjut ke kelenjar limfe mesenterika inferior dan aorta.
Windayona Hadi Prasetya, stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta,
Tahun Ajaran 2011/2012
2. Apa yang menyebabkan BAB nya berdarah ?
- Feses keras membuat permukaan di pembuluh
darah melebar pecah mengeluarkan darah.
- Karena feses keras : gagguan pencernaan di usus
besar yang berupa benjol benjol dan rapuh.
karena
o Kurang enzim pencernaan
o Kurang air
Sehingga menimbulkan perdarahan.
Annis Rahim_012106082
14
BAB berdarah terdapat beberapa jenis yang digolongkan ke dalam
3 kelompok yaitu :
1. Melena
Melena merupakan BAB berdarah yang menyebabkan tinja
berwarna kehitaman, seperti ter, dan berbau amis.
2. Hematochezia
Hematochezia adalah BAB berdarah yang menyebabkan tinja
menjadi berwarna merah terang akibat darah.
3. Occult loss (darah samar)
Pada jenis ini merupakan jenis BAB yang tidak disadari
dan tidak terlihat karena jumlah darah yang ada pada
tinja sangat sedikit dan baru diketahui setelah diperiksa
di laboratorium.
Para orangtua mungkin seringkali menanyakan, apakah jika tinja
bayi berwarna merah selalu menandakan adanya darah? Hal
tersebut bisa dikatakan belum tentu. Karena pada warna tinja
anak yang agak kemerahan terkadang dapat disebabkan pada
konsumsi buah dan sayuran tertentu, pemberian suplemen besi,
atau pewarna makanan tertentu. Bila Anda masih juga ragu dan
khawatir sebaiknya bawalah anak Anda ke dokter untuk
memastikan hal tersebut.
Penyakit atau penyebab BAB berdarah pada anak tentu banyak
sebabnya, mulai dari yang paling ringan sampai dengan serius.
Penyebabnya bisa berasal dari saluran pencernaan bagian atas
serta saluran pencernaan bagian bawah. Pada keadaan tertentu
adanya BAB berdarah dapat mengakibatkan bayi/anak menjadi syok
akibat darah yang keluar sangat banyak sehingga mengganggu
keseimbangan jumlah darah dalam tubuh. Adapun penyebab BAB
berdarah antara lain :
Adanya robekan di anus (anal fissure)
Diare karena bakteri
Usus yang masuk ke dalam bagian usus lain kemudian
terjepit (intususepsi)
Hernia inguinal yang terjepit
Radang usus besar
Annis Rahim_012106082
15
Penyakit Crohn (radang usus besar disertai luka)
Penyakit Kolitis Ulserativa
Diverticulum Meckel (adanya peradangan pada divertikel
usus besar)
Penyakit Henoch-Schonlein Purpura
Tumor di usus besar
Necrotizing Enterocolitis (NEC)
3. Apa hubungannya riwayat penderita yang tidak
suka makan sayur dengan keluhan yang diderita ?
Fungsi sayuran terutama serat selulosa akan merangsang
gerak usus lancar.
Defekasi ditentukan oleh beberapa faktor :
- Volume
- Adanya cairan
- Kerja dr sphingter
- Jenis makanan yang dimakan, banyak serat
merangsang defekasi.
Sembelit atau konstipasi adalah keadaan kesulitan buang air
besar. Kesulitan tersebut dapat disebabkan karena kerasnya
feses yang harus dikeluarkan. Feses yang mengeras sulit untuk
dikeluarkan sehingga kadang-kadang menyebabkan lubang anus
luka dan mengalami perdarahan.
Normalnya buang air besar dilakukan setiap hari. Namun, ketika
seseorang mengalami sembelit, buang air besar dilakukan dalam
waktu 3-4 hari menyebabkan feses mengeras dan susah
dikeluarkan. Penderita yang sembelit biasanya juga perutnya
merasa kembung, penuh atau begah dan tidak nafsu makan.
Dalam proses pencernaan, makanan yang masuk ke tubuh akan
dicerna menjadi sari-sari makanan yang akan diserap oleh
jaringan dalam tubuh, sedangkan ampasnya dikeluarkan dalam
bentuk feses ketika buang air besar.
Frekuensi buang air besar ditentukan oleh jenis dan jumlah
makanan.
Jenis makanan yang kaya akan serat seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan akan merangsang gerakan peristaltik usus
Annis Rahim_012106082
16
secara optimal, sehingga proses pengeluaran ampas makanan
(feses) berjalan dengan lancar. Jika tubuh kekurangan
makanan berserat, maka proses pengeluaran feses menjadi
tidak lancar dan terjadilah sembelit.
Jumlah makanan juga menentukan frekuensi buang air besar.
Jika orang tidak makan atau makan sangat sedikit, maka
feses yang dikeluarkan pun menjadi terlalu sedikit untuk
dikeluarkan setiap hari.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=
Hembing&y=cybermed%7C0%7C0%7C8%7C87
Susah buang air besar atau sembelit (konstipasi) bisa
meningkatkan risiko terkena serangan jantung, kanker usus
besar, wasir, dan penyakit lainnya.
Kotoran yang tinggal lama di usus besar dapat memicu
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan iritasi
dinding usus dan peradangan. Ujungnya, hal ini kemudian dapat
memicu kanker usus besar.
Satu hal lagi, sembelit dapat menyebabkan bakteri dan limbah
beracun masuk ke usus kecil yang kemudian masuk ke aliran
darah. Racun bakteri kemudian dapat menyebabkan peradangan di
seluruh tubuh.
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana
seorang manusia [atau mungkin juga pada hewan] mengalami
pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit
untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan
yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat
disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah
dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya.
Frekwensi normal buang air besar setiap orang berbeda satu
sama lain, mungkin antara tiga kali sehari sampai sekali
setiap tiga hari. Karena itu orang
disebut menderita konstipasi bila buang air besar terhambat di
luar kebiasaan. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga
dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat
menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya.
Fungsi serat:
* Meningkatkan ukuran kotoran
Annis Rahim_012106082
17
* Sumber makanan bagi bakteri baik
* Perangkap karsinogen sehingga tidak menumpuk pada dinding
usus
* Mengurangi jumlah garam empedu yang diubah menjadi
karsinogen oleh bakteri jahat
* Membuat pH pada usus sedikit asam yang mendukung bakteri
baik
* Memperlancar pengeluaran kotoran
* Perangkap air sehingga kotoran tidak mengeras
http://oketips.com/5940/tips-konstipasi-sembelit-bisa-
menyebabkan-kanker-usus-besar/
Penyelidikan perkembangan umat manusia telah menunjukan bahwa
leluhur kita adalah vegetarian alami. Struktur tubuh manusia
tidak cocok untuk makan daging. Hal ini dibeberkan dalam
karangan perbandingan anatomi oleh Dr. G. S. Huntingen dari
Universities Columbia. Ia menunjukan bahwa Karnivora (hewan
pemakan daging) mempunyai usus kecil dan usu besar yang
pendek. Corak usus besar mereka adalah sangat lurus dan halus.
Sebaliknya, hewan vegetarian mempunyi usus kecil dan usus
besar yang panjang. Karena daging mengandung serat yang
sedikit dan protein yang tinggi, usus tidak memerlukan waktu
yang lama untuk menyerap sari makanannya: jadi usus karnivora
lebih pendek daripada usus hewan vegetarian.
Manusia, seperti hewan vegetarian lainnya, mempunyai usus
kecil dan usus besar yang panjang. Kedua usus kita panjangnya
kira-kira dua puluh delapan kaki (delapan setengah meter).
Usus kecil terlipat sendiri beberapa kali, dan dindingnya
bergelombang, tidak halus. Karena mereka lebih panjang
daripada usus karnivora, daging yang kita makan diam di usus
dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya, daging dapat menjadi
busuk dan menimbulkan racun. Racun-racun ini telah disimpulkan
sebagai penyebab kanker usus, mereka juga menambah beban bagi
hati, yang berfungsi untuk menghilangkan racun. Ini dapat
menyebabkan Cirrhosis dan bahkan kanker hati.
http://www.godsdirectcontact.or.id/vegetarian/vegetarian_
15_gizi.htm
Annis Rahim_012106082
18
4. Kenapa dia mengalami konstipasi dan diare secara
bergantian ?
Konstipasi : karena kurang serat
Irritable Bowel Syndrome (IBS) dapat diartikan sebagai Sindrom
Iritabilitas Usus. IBS merupakan salah satu gangguan
pencernaan dari kelompok Functional Gastrointestinal Disorders
(Gangguan Fungsional Saluran Pencernaan) atau Functional
Motility Disorders (Gangguan Fungsional Pergerakan Usus).
Disebut gangguan karena IBS bukanlah penyakit yang disebabkan
oleh virus atau bakteri jahat (patogen).
Penyebab gangguan pencernaan ini belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor diperkirakan berperan di dalam timbulnya IBS,
seperti gangguan fungsi usus, gangguan toleransi pola makan,
dan gangguan sistem saraf usus.
Berdasarkan perubahan pola buang air besar dan bentuk
tinja, Irritable Bowel Syndrome dapat dikelompokkan
menjadi tiga subtipe, yaitu: IBS Diare, IBS Konstipasi,
dan IBS Alternating (berganti-ganti).
http://www.hd.co.id/info-medis/irritable-bowel-syndrome
Annis Rahim_012106082
19
5. Apa saja tanda2 dari anemia ?
Pada skenario anemia tipe apa ?
Anemia def.besi , bentuk sel hipokrom mikrositer
Lemah, letih, lesu, pucat, sering pusing
whitetigernaturalmedicine.com
Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada
tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe.
Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran sel
darah merah. Feritin serum menjadi rendah, kurang dari 30
mg/l, sementara Total Iron Binding Capacity (TIBC) serum
meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah
tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun, kurang dari 30
mg/l, dan saturasi transferin menurun hingga kurang dari 15%.
Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal.
Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan ditemukan gambaran
sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti
dengan poikilositosis.
Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum
Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC)
bertambah. Tanda patogmononik adalah tidak ditemukannya
hemosiderin dalam sumsum tulang atau serum feritin < 12 mg/l.
Annis Rahim_012106082
20
diagnosis ditegakkan berdasarkan pembuktian keadaan defisiensi
Fe atau evaluasi dari hasil terapi suplemen Fe.
Untuk mendiagnosis ankilostomiasis perlu pemeriksaan tinja.
Untuk mengetahui beratnya infeksi perlu dihitung jumlah telur
per gram tinja.
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia
adalah:
1. kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah
2. sakit kepala, dan mudah marah
3. tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi
4. pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti
sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak
dan sulit menelan.
Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan
kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit,
maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat
diandalkan. Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa
mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna
menilai kepucatan.
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi secara morfologis diklasifikasikan
sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan
kuantitatif pada sintetis hemoglobin.
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia.
Khususnya terjadi pada wanita usia subur, sekunder karena
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama hamil.
Penyebab lain defisiensi besi adalah:
Annis Rahim_012106082
21
(1)asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi
makan susu belaka
sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang
hanya memakan sayur- sayuran saja;
(2)gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi dan
(3)kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan
saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis
varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3
sampai 5 g besi,
bergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir dua
pertiga besi terdapat dalam hemoglobin yang dilepas pada
proses penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui
transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Dengan
kekecualian dalam jumlah yang kecil dalam mioglobin (otot) dan
dalam enzim-enzim hem, sepertiga
sisanya disimpan dalam hati, limpa dan dalam sumsum tulang
sebagai feritin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhan-
kebutuhan lebih lanjut. 4.
Patofisiologi anemia defisiensi besi
Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 - 20 mg besi,
hanya sampai 5% - 10% (1 - 2 mg) yang sebenarnya sampai
diabsorpsi. Pada persediaan besi berkurang maka besi dari diet
tersebut diserap lebih banyak. Besi yang dimakan diubah
menjadi besi fero dalam lambung dan duodenum; penyerapan besi
terjadi pada duodenum dan jejunum proksimal. Kemudian besi
Annis Rahim_012106082
22
diangkut oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk
sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan. 4.
Tanda dan gejala anemia pada penderita defisiensi besi
Setiap milliliter darah mengandung 0,5 mg besi.
Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5 sampai 1
mg/hari. Namun wanita yang mengalami menstruasi kehilangan
tambahan 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah
karena menstruasi berhenti selama hamil, kebutuhan besi harian
tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume darah ibu
selama hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat dan
fetus, serta mengimbangi darah yang hilang pada waktu
melahirkan.
Selain tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh anemia,
penderita defisiensi besi yang berat (besi plasma lebih kecil
dari 40 mg/ 100 ml;Hb 6 sampai 7 g/100 ml)mempunyai rambut
yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan
sebenarnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain itu
atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin,
mengkilat, merah daging, dan meradang dan sakit. Dapat juga
timbul stomatitis angularis, pecah-pecah dengan kemerahan dan
rasa sakit di sudut-sudut mulut.
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah merah normal
atau hampir normal dan kadar hemoglobin berkurang. Pada
sediaan hapus darah perifer, eritrosit mikrositik dan hipokrom
disertain poikilositosis dan aniositosis. Jumlah retikulosit
mungkin normal atau berkurang. Kadar besi berkurang walaupun
kapasitas meningkat besi serum meningkat. 4.
Annis Rahim_012106082
23
Pengobatan anemia pada penderita defisiensi besi
Pengobatan defisiensi besi mengharuskan identifikasi dan
menemukan penyebab dasar anemia. Pembedahan mungkin diperlukan
untuk menghambat perdarahan aktif
yang diakibatkan oleh polip, tukak, keganasan dan
hemoroid; perubahan diet mungkin diperlukan untuk bayi
yang hanya diberi makan susu atau individu dengan
idiosinkrasi makanan atau yang menggunakan aspirin dalam
dosis besar. Walaupun modifikasi diet dapat menambah besi
yang tersedia (misalnya hati, masih dibutuhkan suplemen
besi untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan
persediaan besi. Besi tersedia dalam bentuk parenteral
dan oral. Sebagian penderita memberi respon yang baik
terhadap senyawa-senyawa oral seperti ferosulfat.
Preparat besi parenteral digunakan secara sangat
selektif, sebab harganya mahal dan mempunyai insidens
besar terjadi reaksi yang merugikan. 2.
Daftar Pustaka
1. Sadikin Muhamad, 2002, Biokimia Darah, widia medika,
jakarta
2. http://www.majalah-farmacia.com
3. http://www.pediatrik.com
4. Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi,
Jilid1, EGC, Jakarta
6. Apa penyebab adanya berbenjol2 dan rapuh di
anoperineal mukosa ? dan apa itu ?
Kemungkinan tumor
Karena di jaringan tumor yang tubuh akan menyebab
pertumbuhan pembuluh darah baru yang tumbuh cepat sel2
mudah pecah benjolan2 mudah rapuh.
Ada fktor genetik, mungin ada penekan tumor.
Annis Rahim_012106082
24
Seharusnya gen penekan tomor bekerja , tetapi dihambat
jadi menyebabkan adanya benjolan2.
kemungkinan tumor adanya sel2 neoplasma lebih sering
berkembang biak tapi tdk berfungsi sel2 normal
kekurangan energi untuk melakukan fungsi.
Energi didapatkan dr glikolisis anaerob atp lebih
sedikit.
Energi bisa diambil dari cadangan, bisa diambil dari
lemak kurus
Hubungannya dg tidak nafsu makan :
Karena adanya TNF yang menyebabkan nafsu makan turun.
Anemia + kurang oksigen menghambat gen leptin
(berfungsi merangsang nafsu makan) nafsu makan
berkurang.
Annis Rahim_012106082
25
Sesak napas kekurangan oksigen, tubuh melakukan
adaptasi dengan menginduksi faktor molekuler penting,
yakni Hypoxia Inducible Factor-1a (HIF-a). Molekul ini
ikut berpengaruh pada gen lapar, yakni leptin. Sehingga
nafsu makan berkurang.
Cytogenetic Location: 7q31.3
Molecular Location on chromosome 7: base pairs 127,881,330 to
127,897,681
Annis Rahim_012106082
26
The LEP gene is located on the long (q) arm of chromosome 7 at
position 31.3.
DR. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, dari Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI)/RSCM Jakarta.
Gangguan proses makan —tidak mau makan atau menolak makan ——
merupakan gangguan konsumsi makan atau minum dengan jenis dan
jumlah sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka
mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai
terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa
pemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan dalam
proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda adanya
penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada
tubuh seseorang.
Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku
makan yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social
dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar misalnya
kebiasaan makan dalam sehari, makan karena kelezatan makanan
yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi stress,
cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.
Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf
yang mempengaruhi Hormon dan enzim ketika lambung kosong atau
terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor
selera pada lidah termasuk lambung dan adanya sinyal lapar
dari otak.
Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak
menerima informasi isi pencernaan dari lambung dan usus dan
metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk adanya
Annis Rahim_012106082
27
peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan menyebabkan
adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke beberapa
jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke
hipothalamus yang berada di otak
Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang
berperan dalam nafsu makan (respon makan) yaitu daerah yang
disebut dengan pusat kenyang (satiety sistem) dan daerah yang
disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding sistem).
Beberapa ahli kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan
menjelaskan, ada beberapa input sinyal yang berperan dalam
pengaturan dua daerah nafsu makan (respon makan) tersebut dan
akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai kebutuhan tubuh
Input-input sinyal tersebut diantaranta Kader Leptin,
Ghrelin, Distensi Gastrointesyinal, Sekresi Colecistokinin dan
tingkat pemakain glukosa dan sekresin insulin. Masing-masing
dapat dijelas sebagai berikut :
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan
adiposa (jaringan lemak). Kadar leptin meningkat sebanding
dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan
lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak leptin
yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan
penekanan keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin
maka keinginan makan semakin berkurang, sebaliknya semakin
sedikit kadar leptin maka keinginan makan semakin besar.
Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan terutama
menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi
di lambung, ghrelin mampu menyebabkan peningkatan asupan
makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Grelin
berfungsi juga sebagai stimulan sekresi hormon pertumbuhan
(Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan berat
badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan
energy negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan
lain-lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun pada kondisi
keseimbangan energy positif seperti setelah makan,
hiperglikemia dan obesitas.
Distensi Gastrointestinal
Annis Rahim_012106082
28
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf
yang berada di lambung dan usus akan terangsang, sinyal
rangsangan syaraf tersebut di bawah ke inti syaraf pencernaan,
nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu makan di
otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di
keluarkan oleh otal yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar.
Dalam keadaan Distensi Gastrointestinal atau ketika lambung
dan usus terisi, maka otak akan mengeluarkan sinyal kenyang,
sebaliknya jika lambung dan usus dalam keadaan kosong, maka
otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.
Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa
dinding usus (duodenum) pada saat pencernaan makanan yang
mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin menunjukkan
sinyal kenyang. CCK juga dapat menyebabkan peningkatan hormon
serotonin di hypothalamus. Serotonin adalah hormon yang
berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan
akan mendukung perasaan nyaman setelah makan.
Sherwood, Lauralee. Human Physiology. 6thed. USA: The
Thomson Corporation. 2007.
Guyton A.C. Physiology of The Human Body. 5th ed.
Philadelphia: W.B. Saunders Company. 1979.
Annis Rahim_012106082
29
Leptin, suatu golongan sitokin helic (yang meliputi IL-6,
IL-11, IL-12, G-CSF, dan memiliki struktur yang sama dengan
IL-2) adalah protein nonglikosilasi dengan ukuran 15 kDa, yang
diproduksi oleh gen ob dan sebagian besar disekresikan oleh
adiposit. Leptin diatur secara dinamis, artinya dia menurun
dengan puasa dan ditingkatkan oleh mediator-mediator
inflamasi. Dia juga mungkin diatur oleh irama sirkadian,
asupan makanan, dan olah raga. Peran Leptin yang paling
penting adalah efek inhibisi terhadap nafsu makan melalui
mekanisme sinyal umpan balik ke otak berdasarkan volume sumber
energy yang tersedia. Konsentrasinya dalam plasma berhubungan
secara positif dengan masa jaringan lemak.
Reseptor leptin, suatu golongan reseptor sitokin kelas I,
memiliki paling tidak 6 isoform dan merupakan produk dari gen
db. Jalur sinyalnya melibatkan JAK-STAT, PI 3-Kinase, MAPK,
AMPK, dan jalur mTOR. Regulator positif (SH2BI) dan negative
Annis Rahim_012106082
30
(SOC3) juga mengkontrol sinyalnya. Ekspresi reseptor paling
banyak di hypothalamus, kemudian di jaringan perifer, lalu sel
T perifer, NK sel, monosit-makrofag, eosinofil, dan sel B.
http://eprints.uns.ac.id/49/1/169532209201009061.pdf
1) Teori glukostatik: rasa lapar disebabkan oleh
menurunnya kadar glukosa (kadar gula) dalam darah.
2) Teori lipostatik: rasa lapar disebabkan oleh
berkurangnya kadar lemak di dalam sel-sel lemak.
Annis Rahim_012106082
31
2)
3)
Divisi Nutrisi dan Metabolik Dep. Ilmu Kesehatan Anak FK
USU RSHAM
Benjolan
Didalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah
inti sel yang berisi gen atau DNA. DNA adalah materi
genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan.
Kanker berasal dari satu sel gen yang mengalami
kerusakan.
Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan
berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi
jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu
disebut tumor atau kanker.
Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ),
gen penekan tumor ( tumor suppressor gen ), dan gen yang
bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen.
Annis Rahim_012106082
32
Bila salah satu dari gen tersebut mengalami kerusakan,
maka bisa menjadi kanker.
Kerusakan pada materi gen atau biasa disebut sebagai
mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa cara, baik
internal maupun eksternal.
Tumor terbentuk karena adanya sel-sel tidak normal yang
cenderung membelah diri (1 menjadi 2, 2 menjadi 4, dsb) yang
tidak dapat dikendalikan oleh tubuh sehingga makin lama makin
banyak menimbulkan benjolan pada tahap awal sel-sel tumor
tersebut mengelompokkan dibatasi oleh selaput (Kapsul) pada
tahap lanjut dapat menyebar keseluruh organ lain melalui
peredaran darah dan pembunuh limfe .
Sel-sel tumor berasal dari tubuh kita sendiri yang berubah
sifatnya menjadi tidak normal yang diakibatkan adanya mutasi
genetika .Mutasi genetika dipicu oleh radikal bebas yang
melimpah didalam tubuh sementara produksi enzym anti oksidan
(anti radikal bebas) tidak mencukupi .
http://1-rahasiasehat.com/?TUMOR%2F_KANKER%26nbsp%3B
Annis Rahim_012106082
33
Tumor supressor gen (TSG) merupakan kelompok gen yang lebih
baru ditemukan setelah onkogen, dikenal sebagai antionkogen,
karena berfungsi melakukan kontrol negatif terhadap
proliferasi sel. (20). Gen p53 merupakan contoh lain kelompok
TSGs, yang mempunyai peran aktif dalam mendeteksi kerusakan
DNA dan menginduksi gen reparasi DNA serta menginduksi
apoptosis. (18).
Gen p53 adalah suatu gen supressor tumor yang dikenal sebagai
master guardian of the genome dan merupakan unsur utama yang
Annis Rahim_012106082
34
memelihara stabilitas genetik. (21). Fungsi gen p53 mendeteksi
sintesis DNA yang salah atau kerusakan DNA. Dapat dimengerti
bahwa mutasi p53 menyebabkan disfungsi p53 dan berakibat DNA
yang mengalami kerusakan tetap dilipatgandakan, menghasilkan
populasi sel mengandungDSNA abnormal. Inaktivasi gen p53 dapat
terjadi bila berkaitan dengan protein medium 2 atau karena
adanya infeksi virus misalnya EBV. (22,23).
Aktivitas tumor supressor gen p53
Gen yang produknya mempunyai fungsi penting dalam mengaktivasi
cell cycle check point berfungsi memperpanjang waktu tertentu
dalam siklus sel untuk memberi kesempatan perbaikan DNA. Gen
yang mempunyai fungsi penting dalam cell cycle check points,
yaitu p53. (20,24).
p53 hanya akan berfungsi baik bila normal. Pada umumnya defek
pada p53 adalah point mutation, disfungsi gen p53 dapat
terjadi akibat pengikatan p53 oleh onkogen virus. Bila hal ii
terjadi maka sebagian besar fungsi p53 terganggu. (25,26).
Proses keganasan (malignansi) dapat terjadi karena perilaku
sel yang abnormal akibat adanya mutasi gen. Mutasi gen, dalam
hal ini terjadi pada gen p53, karena berikatan dengan onkogen
virus seperti EBV. (27).
Apoptosis
Apoptosis adalah suatu kejadian yang dikendalikan secara
genetik yang menghasilkan penghilangan sel yang tidak
dikehendaki tanpa menyebabkan gangguan pada jaringan.
Apoptosis juga merupakan hal penting dalam perkembangan sel
normal dan homeostasis jaringan normal. (28,29).
Dalam kaitan dangan pengendalian onkogenesis, apoptosis
merupakan mekanisme penting untuk mencegah proliferasi sel
yang mengalami kerusakan DNA, agar sel dengan DNA tersebut
tidak dilipatgandakan. Kegagalan sel tumor untuk melaksanakan
mekanisme apoptosis merupakan salah satu faktor yang mendasari
pertumbuhan sel tumor yang makin lama makin besar. Akibat
defek mekanisme apoptosis yang lain adalah kemungkinan
terjadinya keganasan. (7).
Apoptosis merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan sel
yang mengandung lesi DNA, sehingga dapat dicegah terjadinya
transformasi sel. Mutasi yang terjadi pada berbagai gen,
terutama gen yang berperan meningkatkan apoptosis,
memungkinkan terjadinya resistensi terhadap proses apoptosis
yang diperlukan untuk mencegah transformasi. (7).
Annis Rahim_012106082
35
http://www.pdgi-
online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=6
00&Itemid=33&limit=1&limitstart=1
Where is the TP53 gene located?
Cytogenetic Location: 17p13.1
Molecular Location on chromosome 17: base pairs 7,571,719 to
7,590,862
The TP53 gene is located on the short (p) arm of chromosome
17 at position 13.1.
More precisely, the TP53 gene is located from base pair
7,571,719 to base pair 7,590,862 on chromosome 17.
Annis Rahim_012106082
36
Patologi Umum dan Sistemik, J.C.E. Underwood.
7. Apa arti dari didapatkan darah, lendir dan
jaringan nekrotik pada RT ?
Darah : benjolan yg terkena trauma oleh feses yang keras
jaringan nekrotiknya keluar.
Lendir : hipersekresi mukus
Jaringan nekrotik : di daerah sekitar yang berbenjol2
tidak mendapatkan energi karena energi tersebut tertuju
hanya pada tumor.
Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari
adanya kerusakan sel akut atau trauma (mis: kekurangan
oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara
tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel,
adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
1. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma
dan organel-organel sel lainnya. Inti sel yang mati akan
menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak
teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur
dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang
tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis.
Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
2. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari
aktivitas enzim lisis pada jaringan yang nekrotik. Jika
aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik
akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan
mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu.
Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali
Annis Rahim_012106082
37
berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya
gangren.
Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit
akibat kerja enzim dan proses ini disebut nekrosis
liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada
jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair
meninggalkan rongga yang berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi
pecahannya tetap berada pada tempatnya selama berbulan-
bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna.
Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur.
Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya
pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda
bentuknya dengan jenis nekrosis lain. Misalnya jika
saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau
trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan
hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan
asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti
kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini
disebut nekrosis lemak enzimatik.
3. Perubahan Kimia Klinik
Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang
berfungsi mengatur berbagai aktivitas biokimiawi sel dan
aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis.
Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang
terdapat pada intrasel termasuk enzim spesifik pada sel
organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan
meningkat kadarnya di dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan
mengalami peningkatan kadar LDH, CK dan CK-MB yang
merupakan enzim spesifik jantung. Seseorang yang
mengalami kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan
kadar SGOT dan SGPT. Namun peningkatan enzim tersebut
Annis Rahim_012106082
38
akan kembali diikuti dengan penurunan apabila terjadi
perbaikan.
Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga
jaringan nekrotik tersebut dihancurkan dan dihilangkan
dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan untuk
mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat
digantikan oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi)
atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah
nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup
oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam
kalsium yang diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi
jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut
kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras
seperti batu dan tetap berada selama hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan
menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi daerah yang mati.
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media
pertumbuhan yang baik untuk bakteri tertentu, misalnya
bakteri saprofit pada gangren.
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan
peningkatan leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah
akibat kebocoran sel-sel yang mati.
Annis Rahim_012106082
39
Buku Saku Patofisiologi Corwin, Oleh Elizabeth J. Corwi
8. DD
a. Hemoroid
Definisi
Pelebaran vena di dalam plexus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologis.
Perbedaan hemoroid dengan ca colorectal.
b. Ca colorectal
- Definisi
http://usupress.usu.ac.id/files/Isi%20buku%20Ka
rsinoma_OLD__normal_bab%201.pdf
Annis Rahim_012106082
40
- Etiologi
- Patogenesis
- Manifestasi klinis
- Faktor resiko
- Penegakkan diagnosis
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
- prognosis
a. Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah
rektum.
b. Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada
kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang
terjadi akibat
gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
c. Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering
terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretorik lapisan
mukosa sebagian besar kanker kolostomy berawal dari polip yang
sudah ada sebelumnya.
d. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa
polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan
cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular (Price and
Wilson, 1994, hal 419).
4. ETIOLOGI
Annis Rahim_012106082
41
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui,
tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat
kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus
inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging
serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal.
1123 ).
a. Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah
pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering
terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar
polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip
(adenoma) dapat menjadi kanker.
b. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan
kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon
(misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama
bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.
c. Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena
kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua
kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung
telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat
risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
Annis Rahim_012106082
42
d. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda
mempunyai riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka
kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya
jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
e. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani
pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan
sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena
kanker colorectal.
f. Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada
mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang
menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke
atas.
5. GEJALA KLINIS
a. Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau
sembelit/konstipasi)
b. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya
c. Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran
d. Kotoran lebih sempit dari biasanya
e. Sering kembung atau keram perut, atau merasa
kekenyangan
f. Kehilangan berat badan tanpa alasan
g. Selalu merasa sangat letih
h. Mual atau muntah-muntah.
Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi,
perdarahan, obstruksi bila membesar atau invasi menembus
dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-kadang
bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum.
Keluhan dan gejala sangat tergantung dari besarnya tumor.
Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar
sebelum menimbulkan tanda-tanda obstruksi karena lumennya
lebih besar daripada kolon desendens dan juga karena
dindingnya lebih mudah melebar. Perdarahan biasanya sedikit
atau tersamar. Bila karsinoma Recti menembus ke daerah ileum
akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian
proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan
dengan karsinoma pada kolon desendens yang lebih cepat
menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.
Annis Rahim_012106082
43
6. FAKTOR RESIKO
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya
menyerang recti terutama terjadi di negara-negara maju dan
lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor
risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:
a. Kebiasaan diet rendah serat.
b. Mengkonsumsi diet tinggi lemak dan rendah serat.
c. Menahan tinja / defekasi yang sering.
d. Faktor genetik.
7. KLASIFIKASI
Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di
kolon atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk
kanker colorectal Stadium 0.
Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau
rektum. Tumor belum tumbuh menembus dinding.
Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus
dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang
jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening,
Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,
misalnya hati atau paru-paru.
Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi
kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu
tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam
kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel
karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding
usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir
regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas.
Annis Rahim_012106082
44
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal.
1126 ).
Annis Rahim_012106082
45
UNSRI.
Karsinoma Kolon Kanan
Nyeri tumpul
Teraba massa pada 1/3 kasus
Anemia
Sering diare
Sifat tumor
• Fungating
• Besar ulserasi rapuh
Annis Rahim_012106082
46
Karsinoma Kolon Kiri
Keluhan yang sering konstipasi
Kadang dapat juga diare
Keluhan kaliber feses megecil
Keluhan obstruksi
Sifat tumor
• Tumbuh anuler dan
konstrikting sehingga
menyebabkan obstruksi
Karsinoma Rektum
Berak darah dan lendir
Tenesmus
Sering didiagnosa sebagai
hemorhoid
Sifat tumor
• Ulseratif
• Vegetatif
• Infiltratif
Diagnosa
• Colok dubur
• Proktoskopi
• Sigmodoskopi
Annis Rahim_012106082
47
8. PATOFISIOLOGI
Brunner dan Suddart (2002), menjelaskan patofisiologi
terjadinya karsinoma rektum sebagai berikut :
Polip jinak pada kolon atau rectum
|
menjadi ganas
|
menyusup serta merusak jaringan normal kolon
|
meluas ke dalam struktur sekitarnya
Annis Rahim_012106082
48
|
bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer
Menyebar ke bagian tubuh yang lain dengan cara :
· Limfogen ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan
paraaorta.
· Hematogen terutama ke hati.
· Perkontinuitatum (menembus ke jaringan sekitar atau
organ sekitarnya)misalnya : ureter, buli-buli, uterus, vagina,
atau prostat dan dapat mengakibatkan peritonitis
karsinomatosa.
Penyebaran
1. Penyebaran langsung ke organ sekitar tumor
2. Hematogen : sistem porta hepar
sistemik paru
3. Limfogen:
kelenjar para kolon
kelenjar meso kolon
kelenjar para aorta
4. Trans peritoneum
rongga peritoneum disebut abdominal karsino
matosis
5. Intra lumen
Jarang terjadi pada mukosa yang utuh
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Dengan "RECTAL – TOUCHER" biasanya diketahui :
a. Tonus sfingterani keras/lembek.
b. Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
c. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor
yang dapat teraba ataupun tidak.
b) Foto sinar X Pemeriksaan radiologis dengan barium enema
dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin sebelum dilakukan
pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan tampak filling
Annis Rahim_012106082
49
defect biasanya sepanjang 5 – 6 cm berbentuk anular atau apple
core. Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.
c) Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA)Pemeriksaan CEA
dapat dilakukan, meskipun antigen CEA mungkin bukan indikator
yang dapat dipercaya dalam mendiagnosa kanker karena tidak
semua lesi menyekresi CEA.
d) Tes-tes Khusus
a. Proktosigmoidoskopi Dilakukan pada setiap pasien yang
dicurigai menderita karsinoma usus besar. Jika tumor terletak
di bawah, bisa terlihat langsung. Karsinoma kolon di bagian
proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah
rektosigmoid.
b. Sistoskopi Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau
pemeriksaan yang mencurigai invasi keganasan ke kandung
kencing.
e) Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood
Test – FOBT):Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah,
dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit
dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes
lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi
jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan darah dalam
kotoran.
f) Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan bagian
bawah kolon dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika
ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker),
maka polip bisa diangkat.
g) Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh
kolon dengan menggunakan tabung panjang bercahaya
(kolonoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang
dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
h) Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium
enema): Prosedur ini mencakup pengisian kolon dan rektum
Annis Rahim_012106082
50
dengan bahan cair putih (barium) untuk meningkatkan kualitas
gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti
polip) dapat terlihat dengan jelas.
Annis Rahim_012106082
51
i) Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal
seringkali menjadi bagian pemeriksaan (check-up) fisik rutin.
Dokter akan memasukkan jari dengan sarung tangan yang telah
dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan.
Annis Rahim_012106082
52
10. PENATALAKSANAAN
Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum menurut Mansjoer, et
al, (2000) adalah :
a) Low anterior resection / anterior resection. Insisi lewat
abdomen. kolon kiri atau sigmoid dibuat anastomosis dengan
rektum.
b) Prosedur paliatif, dibuat stoma saja.
c) Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles
Procedure). Bagian Distal sigmoid, rektosigmoid, dan rektum
direseksi, kemudian dibuat end kolostomi.
d) Pull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak
cermat dapat menyebabkan komplikasi antara lain inkontinensia
alvie.
e) Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari
anus dan unresektabel.
Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering
dalam bentuk pendukung/terapi ajufan yang mencakup kemoterapi,
radiasi dan atau imunoterapi (Brunner & Suddart, 2002, hal
1128).
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
1.Pilihan utama adalah pembedahan
2.Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b.ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c.masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi
belum ada metastasis jauh.(Radiasi pra bedah hanya diberikan
pada karsinoma rektum).
3.Obat sitostatika diberikan bila:
a.inoperabel
b.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional,
telah menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi
kemudian residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah
adalah:
a) Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari
berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus
sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
b) Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
Annis Rahim_012106082
53
c) Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
d) Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama
dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas
selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi
kadar Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut
obat sitostatika tidak meberikan hasil yang memuaskan.
Pembedahan
Kolon Kanan : Hemikolektomi kanan
Ileo - Transverostomi
Kolon Kiri : Hemikolektomi kiri Kolo -
Sigmoidostomi
Kolon Transversum : Kolotransvesectomi Kolo
Kolostomi
Kolon Sigmoid : Reseksi Anterior Kolo -
Rektostomi
Rektum Letak Tinggi
Reseksi Anterior Kolo -Rektostomi
Rektum Letak Rendah
Reseksi Abdomino Perineal Dengan Permanen Kolostomi
(Operasi Miles)
11. PROGNOSIS
Jumlah kematian akibat operasi sekitar 2 – 6 %. Persentasi
jangka hidup 5 tahun. Sesudah reseksi tergantung daristadium
lesi.
Annis Rahim_012106082
54
Ketahanan Hidup 5 Tahun
Dukes 5 YSR
A 97-100%
B 80%
C1 60%
C2 35%
D <5%
YSR : Years S…. Rate
12. EPIDEMIOLOGI
Insiden karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi
demikian juga angka kematiannya. Insiden pada pria sebanding
dengan wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 %
ditemukan di rektosigmoid. Di negara barat, perbandingan
insiden pria : wanita = 3 : 1 dan kurang dari 50 % ditemukan
di rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut.
Pemeriksaan cocok dubur merupakan penentu karsinoma rektum.
13. KOMPLIKASI
Komplikasi karsinoma rektum menurut Schrock (1991) adalah:
a) obstruksi usus parsial
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari
usus yang menyebabkan kegagalan dari isi usus untuk
melewati usus.
b) Perforasi atau perlobangan
c) perdarahan
d) Syok
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-
tiba akibat gangguan peredaran darah atau hilangnya cairan
tubuh secara berlebihan.
Annis Rahim_012106082
55
Sumber/Referensi
a. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Ed. 3. EGC : Jakarta.
b. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC :
Jakarta.
c. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI
: Jakarta.
d. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.
Annis Rahim_012106082
56
Annis Rahim_012106082
57