19
SGD LBM 6 KGD STEP 1 1. Kumbah lambung : Membersihkan lambung dengan memasukkan cairan lalu dikeluarkan lagi dengan NGT dengan tujuan mengeluarkan agen toksik, dengan NaCl 0,9%, dosisnya dewasa 100-300cc, anak2 10cc/kgBB. 2. Arang karbon : Pemberian setelah kumbah lambung. Diberikan dosis 30-50 mg dan dicampur dengan 340 cc air, biasanya digunakan untuk keracunan obat dan toksin. 3. Muskarinik : Reseptor ACh kerjanya berikatan dengan protein G yang punya 5 reseptor, M1-M5. 4. Nikotinik : Reseptor ACh yang banyak terletak di SSP, medula adrenal, ganglia otonom, dan NMJ. STEP 2 1. Mengapa pasien mengalami penurunan kesadaran, muntah-muntah, dan kejang <1 jam yang lalu setelah tidak sengaja minum obat pembunuh serangga? 2. Mengapa pasien tampak hiperhidrosis, hipersalivasi, tremor? 3. Mengapa pasien TD 80/50 mmHg, Nadi 50x/menit, pupil miosis isokor? 4. Mengapa dokter IGD segera melakukan kumbah lambung, memberi arang karbon, dan injeksi sulfas atropin? 5. Komplikasi, indikasi dan kontra indikasi NGT? 6. Apa saja sumber atau penyebab dari intoksikasi serta anti dotumnya? 7. Bagaimana mekanisme intoksikasi dan metabolisme racun di dalam tubuh? 8. Efek muskarinik, nikotinik, dan efek toksin pada SSP? 9. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien tsb? 10. Komplikasi intoksikasi?

SGD LBM 6 KGD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lalala

Citation preview

Page 1: SGD LBM 6 KGD

SGD LBM 6 KGD

STEP 1

1. Kumbah lambung : Membersihkan lambung dengan memasukkan cairan lalu dikeluarkan lagi dengan NGT

dengan tujuan mengeluarkan agen toksik, dengan NaCl 0,9%, dosisnya dewasa 100-300cc, anak2

10cc/kgBB.

2. Arang karbon : Pemberian setelah kumbah lambung. Diberikan dosis 30-50 mg dan dicampur dengan 340 cc

air, biasanya digunakan untuk keracunan obat dan toksin.

3. Muskarinik : Reseptor ACh kerjanya berikatan dengan protein G yang punya 5 reseptor, M1-M5.

4. Nikotinik : Reseptor ACh yang banyak terletak di SSP, medula adrenal, ganglia otonom, dan NMJ.

STEP 2

1. Mengapa pasien mengalami penurunan kesadaran, muntah-muntah, dan kejang <1 jam yang lalu setelah

tidak sengaja minum obat pembunuh serangga?

2. Mengapa pasien tampak hiperhidrosis, hipersalivasi, tremor?

3. Mengapa pasien TD 80/50 mmHg, Nadi 50x/menit, pupil miosis isokor?

4. Mengapa dokter IGD segera melakukan kumbah lambung, memberi arang karbon, dan injeksi sulfas atropin?

5. Komplikasi, indikasi dan kontra indikasi NGT?

6. Apa saja sumber atau penyebab dari intoksikasi serta anti dotumnya?

7. Bagaimana mekanisme intoksikasi dan metabolisme racun di dalam tubuh?

8. Efek muskarinik, nikotinik, dan efek toksin pada SSP?

9. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien tsb?

10. Komplikasi intoksikasi?

Page 2: SGD LBM 6 KGD

STEP 3

1. Mengapa pasien mengalami penurunan kesadaran, muntah-muntah, dan kejang <1 jam yang lalu setelah

tidak sengaja minum obat pembunuh serangga?

Organofosfat karbamat --> menghambat AChE --> akumulasi AChe :

A. SSP : kejang, nyeri, perubahan emosi

Karena ACh akan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik SSP dan SST

B. Muskarinik

- Terutama pada pencernaan : muntah, diare, kram perut karena rangsangan SSP secara langsung

mengiritasi GIT

- Gl. Saliva : - hipersalivasi : ACh stimulasi sekresi kelenjar dan menyebabkan kontraksi otot polos

melalui reseptor M3

- hiperhidrosis : kelenjar saraf disarafi oleh saraf kolinergik, jika dirangasang kuat oleh

saraf simpatis

- Pupil : -Miosis : kerja reseptor muskarinik karena adanya 1/lebih second messanger.

- Anisokor

C. Nikotinik :

- Otot skelet : fasikulasi otot, tremor, pelemahan, paralisis otot nafas

- Bola mata

- Kelopak mata

Mekanisme penurunan kesadaran?

2. Mengapa pasien tampak hiperhidrosis, hipersalivasi, tremor?

Organofosfat karbamat --> menghambat AChE --> akumulasi AChe :

A. SSP : kejang, nyeri, perubahan emosi

Karena ACh akan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik SSP dan SST

B. Muskarinik

- Terutama pada pencernaan : muntah, diare, kram perut karena rangsangan SSP secara langsung

mengiritasi GIT

- Gl. Saliva : - hipersalivasi : ACh stimulasi sekresi kelenjar dan menyebabkan kontraksi otot polos

melalui reseptor M3

- hiperhidrosis : kelenjar saraf disarafi oleh saraf kolinergik, jika dirangasang kuat oleh

saraf simpatis

- Pupil : -Miosis : kerja reseptor muskarinik karena adanya 1/lebih second messanger.

Page 3: SGD LBM 6 KGD

- Anisokor

C. Nikotinik :

- Otot skelet : fasikulasi otot, tremor, pelemahan, paralisis otot nafas

- Bola mata

- Kelopak mata

Jenis-jenis kejang?

Tanda-tanda keracunan insektisida golongan organofosfat seperti konstriksi pupil (pupil pin point) & hipersalivasi. Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan menginaktivasi enzim asetilkolinesterase yg dilepaskan oleh susunan saraf pusat, ganglion otonom, ujung – ujung saraf parasimpatis, dan ujung – ujung saraf motoric. Hambatan asetilkolineseterase menyebabkan tertumpuknya sejumlah besar asetilkolin pada tempat – tempat tersebut. Rangsangan awal yang diikuti dg hambatan pada ganglion autonom menyebabkan gangguan yg bervariasi dan multiple, pada alat-alat tubuh yang dipersarafi oleh system saraf otonom.Penumpukan asetilkolin pada ujung saraf simpatis menyebabkan konstriksi pupil, penglihatan kabur, stimulasi otot-otot intestinal kejang perut, muntah, diare, Perangsangan kelenjar sekretoris rinorhea, salivasi, banyak berkeringat, dan bronkoreKonstriksi otot-otot bronkial dg gejala gangguan pernapasan, Penekanan aktivitas cardiac sinus pacemaker, dan gangguan konduksi AV

Kapita Selekta FK UI, jilid I, edisi 3, hal. 633

Karbamat bekerja menghambat enzim asetilkolinesterase (AChE) yang mengakibatkan akumulasi asetilkolin (ACh). Asetilkolin yang ditimbun dalam Sistem Syaraf Pusat (SSP) akan menginduksi tremor, inkoordinasi, kejang-kejang dan lain-lain. daya afinitas insektisida ini mampu mengikat enzim AChE sehingga asetilkolin sebagai penghantar impuls rangsangan dari pre ke post sinaps (neurotransmitter) kerjanya lebih berat karena tidak dapat dipecah oleh enzimAchE.Toksisitas Insektisida Organofosfat Dan Karbamat, Endang Puji Astuti

Mekanisme kerja peracunanya adalah dengan cara menginaktivasi enzim acetylcholinesterase (AKHE). Enzim AKHE diperlukan dalam mekanisme transpor elektron (inaktivasi acetylcholine), sehingga molekul ini berhenti dalam membuat getaran listrik. Maka jika AKHE inaktif, molekul acetylcholine aktif mentransporelectron pada sistem syaraf involuntary. Gejala yang dirasakan pada tubuh adalah muncul tremor (gemetar), konfulsi dan berakhir pada kematian.

3. Mengapa pasien TD 80/50 mmHg, Nadi 50x/menit, pupil miosis isokor?

- Reseptor untuk jantung M2 --> terkativasi --> parasimpatis --> penurunan kontraksi jantung -->

bradikardi.

- TD turun karena muntah --> syok hipovolemik.

Page 4: SGD LBM 6 KGD

Aktivasi saraf parasimpatis : racun mengaktivasi saraf parasimpatis.

TD : CO x tahanan perifer --> rangsangan parasimpatis --> vasodilatasi --> TD turun.

Insektisida

Organofosfat : malatoin, paratoin, paraoksan, diazinon, tep

Karbamat : karboril, baygon

Hodrokarbon yang diklor kan : DDT edrin, klordan, dieldrin, lindan

Yang membedakan adalah struktur kimia?

Terdapat pada apa saja zat2 di atas?

Organofosfat irreversibel --> lebih berbahaya

Karbamat --> reversibel

4. Mengapa dokter IGD segera melakukan kumbah lambung, memberi arang karbon, dan injeksi sulfas

atropin?

- Kumbah lambung : untuk membuang substansi atau racun yang ada di dalam lambung sehingga

menurunkan absorbsi ke sistemik. NGT hanya untuk racun yang masuk <60 menit.

- Arang karbon : Pemberian setelah kumbah lambung. Diberikan dosis 30-50 mg dan dicampur dengan 340

cc air, biasanya digunakan untuk keracunan obat dan toksin. Untuk melindungi lapisan perut dari racun,

mengandung sorbitol sebagai pencahar. Selain itu mengikat racun agar tidak diserap oleh GIT --> BAB

hitam.

Cara pemberiannya : per oral atau dengan atau tanpa NGT. Anak2 : 1 g/kgBB, 1-12 tahun 25-50 g, dewasa :

25-100 g. Caranya larutkan endapan arang karbon 5 g arang dalam 50 air, bisa sekaligus atau bertahap.

Lambung kosong lebih efektif.

- SA : Tatalaksana dari antidotum, 2 di atas sebagai dekontaminasi --> untuk menurunkan paparan dari

racun, mengurangi absorbsi, dan kerusakan. Untuk menghambat efek akumulasi ACh dari penumpukan

dari hidrolisis oleh ACh esterase. Merupakan salah satu jenis anti muskarinik, cocok untuk keracunan

karbamat. Bila keracunan organo fosfat --> enzim pralidoksin dan SA. Pralidoksin tidak boleh diberikan

pada karbamat karena reversibel.

Efek farmakodinamik : menghambat efek penumpukan ACh berlebih.

Cara pemberian SA : bolus IV 1-2,5 mg --> 0,5 mg setiap 5, 10, 15 menit sampai timbul gejala atropinisasi

(muka merah, mulut kering, takikardi) --> interval diperpanjang setiap 15, 30, sampai 60 menit --> setiap

Page 5: SGD LBM 6 KGD

4, 6, sampai 8 dan 12 jam --> pemberia SA dihentikan minimal setelah 2x24 jam. Penghentian yang

mendadak bisa menimbulkan rebound effect (edem paru dan gagal nafas).

Page 6: SGD LBM 6 KGD
Page 7: SGD LBM 6 KGD

http://www.adaweb.net/Portals/0/Paramedics/documents/atropinesulfate.pdf

Dosis maksimal pada kasus di skenario?

Onsetnya SA? Durasi obat berapa lama?

Tatalaksana segera bila di luar RS?

Bila sudah sistemik, apakah arang karbon masih dapat mengatasi?

5. Komplikasi, indikasi dan kontra indikasi NGT?

A. PengertianBilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan dan mengeluarkanair ke/dari lambung dengan menggunakan NGT ( Naso Gastric Tube )

B. Tujuan1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran pencernaan2. Mendiagnosa perdarahan lambung3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy4. Membuang cairan atau partikel dari lambungIndikasi1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam

Page 8: SGD LBM 6 KGD

2. Overdosis obat/narkotik3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.5. Dekompresi lambungSebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan Endoskopi

Kontra IndikasiKontraindikasi bilas lambung adalah pasien dengan kondisi:1. Resiko cedera jalan nafas.2. Pendarahan gastrointestital.3. Keracunan bahan korosif.4. Adanya gangguan elektrolit.

Cairan yang digunakan: Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

Bagaimana tindakan dilakukanSebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien untuk memuntahkan kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction di siapkan apabila terjadi aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien yang keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien dipasang intubasi.

Persiapan pelaksanaan ProsedurPada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung, akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.

6. Apa saja sumber atau penyebab dari intoksikasi serta anti dotumnya?

Menurut gambaran klinis:

Pupil pin point, RR turun --> opioid, inhibitor kolin esterase, karbamat insektisida, klonidin, fenotiazin.

Dilatasi pupil, RR turun --> benzodiazepin.

Dilatasi pupil dan takikardi --> antidepresan trisiklik, amfetamin, ekstasi, kokain, dan antihistamin.

Sianosis --> obat depresan SSP.

Hipersalivasi --> karbamat, organofosfat insektisida.

Nistagmus, ataxia --> antikonvulsan (carbamazepin, alkohol).

Page 9: SGD LBM 6 KGD

Kejang --> anti depresan tri siklik, anti konvulsan, theofilin, anti histamin, fetotiazin.

Hipertermi, hipertensi, takikardi, agitasi --> amfetamin, ekstasi, kokain.

Hipertermi, takikardi, asidosis metabolik --> salisilat.

Bradikardi --> Beta bloker, digoxin, opioid, organofosfat insektisida.

Kram perut, diare, takikardi, halusinasi --> withdrawl alkohol, benzodiazepin.

Keracunan singkong (sianida) --> Na thiosulfat

Keracunan jengkol --> Na bikarbonat

Parasetamol --> asetil sistein

Keracunan diazepam --> midazolam

Tabel 6: Jenis Keracunan, Antidontum dan Metode Pemberiannya

Bahan racun Anti dotum MetodeKimiaSianida

Metanol/Etilen glikol

TimbaL

MerkuriArsenicum

Na hipoklorit

Talium

Organofosfat

Fe (besi)Obat.Amfetamine.Digoxin

Isoniazide.

Opioid.

Parasetamol.

Warfarin. Propranolol

Racun alam.Daturs/kecubung

nitrit (sodium/amil nitrit).sodium tiosulfat.dikobalt edetate (kasus berat).ethanol.4-metilpirazol

EDTAAsam 2,3-dimercaptosuksinatPenisilamin, BAL.D-penisilarnine.BAL(Dimencaprol), DMPSAsam 2,3-dimercaptosuksinat.Natrium tiosulfat

Potasium ferric (prussian blue) Sodium iodida, BAL. Sulfas atropine. paralidoksim Desferrioxamine.

Lorazepam.Fab fragmen (antibodispesifik)

Piridoksin.

Naloxone.

N-asetilsistein, metionin

Vitamin K/ FFP Isoproterenol, Adrenalin. Glukagon.

Physostigmin salysilat (miotikum)

Amyl nitrite inhalasi50ml (12,5g)Na thiosulfat 25%dlm 10 mnt.2,5mI/kgBB ethanol 40%(vodka, gin) dalam air jusjeruk, oral 30mnt.Terapi kelasi ???

Terapi kelasi ???

50mg atau 250 ml larutan 1%.i.v. 10gr dalam 100ml manitol 1,5%; 2X oral 1-2mg i.v- ulang 10-15 mnt, max 50 mg/hari 15 mg/kg BB/jam.

2mg.i.v. Dosis tergantung digoksinserum. 1 gram i.v/tiap gram INH, max 5 g. 0,01mg/kgBB.i.v. ulang tiap 2 menit. Metionin efektif, paparan <8jam.

5-10 mg.i.v. pelan Titrasi mulai 4 mcg/menit. Bolus 10mg glukagon + 5mg/jam drip i.v.

0,02mg/kg BB.i.v.2mnt; ulang

Page 10: SGD LBM 6 KGD

Amanitaphaloides

OleanderRacun binatangScorpion.Ubur-ubur.Ular berbisa.

Makanan.Jengkol

Toxin microba.Botulinum

Salibinin. Benzilpenicillin.

Kolestiramin.

Antivenin (polivalen)AntivenomSABU (anti bisa ular,insisi dalam+ATS)

Na bikarbonat,

Antitoksin tipe A, B, E.

20mnt 5mg/kg BB infus 1jam+20mg/kg/24jam. 300mg/kgBB infus. 3x4 gram/ hari.

Metode Schwartz-WayMetode Luck,min.mobilitation,diikat di prox.

4x 2 gram/ hari.

100.000 unit tipe A+B+10.000unit tipe E

BUKU AJAR IPD JILID 1 EDISI IV

Makanan dan obat2 apa yang menyebabkan intoksikasi?

Apa itu intoksikasi? Kapan dikatakan intoksikasi?

Gangguan fisiologis tubuh apa saja bila terjadi intoksikasi?

Tergantung pada reseptor yang terkena --> saraf simpatis dan parasimpatisnya.

Racun yang merangsang nikotinik, muskarinik, SSP, adakah merangsang yang lain?

7. Bagaimana mekanisme intoksikasi dan metabolisme racun di dalam tubuh?

Sumber : Inhalasi, kulit, dan oral.

Oral --> masuk GIT --> diserap usus --> darah --> detoksifikasi di hepar --> dosis kecil bisa, besar

tdk bisa --> penguatan zat2 yang terkandung.

Inhalasi : pestisida

Kulit : bisa ular

Oral

Cara racun masuk ke dalam tubuh?

8. Efek muskarinik, nikotinik, dan efek toksin pada SSP?

Organofosfat karbamat --> menghambat AChE --> akumulasi AChe :

A. SSP : kejang, nyeri, perubahan emosi

Karena ACh akan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik SSP dan SST

B. Muskarinik

- Terutama pada pencernaan : muntah, diare, kram perut karena rangsangan SSP secara langsung

Page 11: SGD LBM 6 KGD

mengiritasi GIT

- Gl. Saliva : - hipersalivasi : ACh stimulasi sekresi kelenjar dan menyebabkan kontraksi otot polos

melalui reseptor M3

- hiperhidrosis : kelenjar saraf disarafi oleh saraf kolinergik, jika dirangasang kuat oleh

saraf simpatis

- Pupil : -Miosis : kerja reseptor muskarinik karena adanya 1/lebih second messanger.

- Anisokor

C. Nikotinik :

- Otot skelet : fasikulasi otot, tremor, pelemahan, paralisis otot nafas

- Bola mata

- Kelopak mata

Efek Gejala1. Muskarinik - Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree

(SLUD)- Kejang perut- Nausea dan vomitus- Bradicardia- Miosis- Berkeringat

2. nikotinik - Pegal-pegal, lemah- Tremor- Paralysis- Dyspnea- Tachicardia

3. sistem saraf pusat

- Bingung, gelisah, insomnia, neurosis- Sakit kepala- Emosi tidak stabil- Bicara terbata-bata- Kelemahan umum- Convulsi- Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Manifestasi klinis secara umum? Tergantung racunnya tidak?

Pemeriksaan fisiknya bagaimana?

Perlu px penunjang/tdk? Apa saja?

Gambaran klinis saat anamnesis?

Page 12: SGD LBM 6 KGD

9. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien tsb?

- Stabilisasi Penatalaksaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan RKP yg dilakukan dengan

cepat dan tepat berupa : Pembebasan jalan napas Perbaikan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi) Perbaikan sistem sirkulasi

- DekontaminasiPersiapan penolong : pakai pelindung (sarung tangan, masker, dan apron). Tindakan dekontaminasi tergantung pada lokasi tubuh yg terkena : Dekontaminasi pulmonal

Berupa tindakan menjauhkan korban dari pernapasan inhalasi zat racun, monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab 100% dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata Berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu posisi kepala pasien

ditengadahkan dan miring ke sisi mata yg terkena atau terburuk kondisinya. Buka kelopak mata perlahan dan irigasi larutan aquades atau NaCl 0,9% perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang selanjutnya tutup mata dengan kassa steril segera konsul dokter mata

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku) Paling awal adalah melepaskan pakaian, arloji, sepatu, dan aksesoris lainnya dan masukkan

dalam wadah plastik yg kedap air dan tutup rapat, cuci bagian kulit yg terkena dengan air mengalir dan disabun min 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi Gastrointestinal Tindakan pemberian bahan pengikat (karbon aktif), pengenceran atau mengeluarkan isi

lambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat mengurangi jumlah paparan bahan toksik

- EliminasiAdalh tindakan untuk memercepat pengeluaran racun yang sedang beredar dalam darah, atau

dalam saluran GI setelah lebih dari 4 jam. Apabila masih dalam saluran pencernaan dapat digunakan pemberian arang aktif yg diberikan berulang dengan dosis 30-50 gram setiap 4 jam per oral/enteral. Tindakan ini bermanfaat pada keracunan obat spt karbamazepin, Chlordecone, quinine, dapson, digoksin, nadolol, fenobarbital, fenilbutazone, fenitoin, salisilat, teofilin,Tindakan eliminasi yg lain perlu dikonsultasikan pada dokter spesialis peny.dalam karena tindakan spesialistik berupa cara eliminasi racun yaitu :

1. diuresis paksa2. alkalinisasi urin3. asidifikasi urin4. hemodialisis/ peritoneal dialysis

- Antidotum Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yg ada obat antidotumnya dan sediaan

obat antidote yg tersedia secara komersial sangat sedikit jumlahnyaBUKU AJAR IPD JILID 1 EDISI IV

1. Mencegah / menghentikan penyerapan racunb. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)

1. Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah/ norit norit).

2. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara : - Dimuntahkan : Bisa dilakukan dengan cara mekanik (merangsang reflek muntah

difaring), atau pemberian air garam atau sirup ipekak.

Page 13: SGD LBM 6 KGD

Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang, keracunan basa kuat , - Bilas lambung : • Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah. • Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %. • Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.

- Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin).b. Racun melalui melalui kulit atau mata

- Pakaian yang terkena racun dilepas- Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir (asam cuka / bicnat

encer).- Hati-hati: penolong jangan sampai terkontaminasi.

c. Racun melalui inhalasi- Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.- Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap,jangan

menggunakan metode mouth to mouth.d. Racun melalui suntikan

- Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit

- Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.- Beri kompres dingin di tempat suntikan

2. Mengeluarkan racun yang telah diserapDilakukan dengan cara :- Diuretic : lasix, manitol- Dialisa- Transfusi exchange

3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala -Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP -Gangguan sistem susunan saraf pusat :

• Kejang : beri diazepam atau fenobarbital• Odem otak : beri manitol atau dexametason

2. Pengobatan spesifik dan antidotuma. Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium

Hidroksida, Kalium Hidroksida).o Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan.o Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.o Tindakan :

• Keracunan pada kulit dan mata : irigasi dengan air mengalir beri antibiotik dan antiinflamasi.

• Keracunan ditelan / tertelan : asam kuat dinetralisir dengan antasida basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka jangan bilas lambung atau tindakan emesis beri antibiotik dan antiinflamasi

b. Keracunan Alkohol / Minuman Keraso Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma.

Page 14: SGD LBM 6 KGD

o Tindakan :• Bilas lambung dengan air• Beri kopi pahit• Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

c. Keracunan Arsenikumo Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus,

muntah, diare, perdarahan, oliguri, syok.o Tindakan :

• Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol• Atasi syok dan gangguan elektrolit• Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.

d. Keracunan Tempe Bongkreko Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai

koma.o Tindakan : terapi simptomatik.

e. Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)-Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak

ada gangguan pencernaan dan kesadaran.-Tindakan :

• Bilas lambung dengan norit• Beri ATS 10.000 unit.• Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.

Penanganan pre-hospital?

Protokol penatalaksanaan?

Bagaimana identifikasi pasien intoksikasi di tempat kejadian dan RS?

10. Komplikasi intoksikasi?

- Oral : ke duodenum --> penyerapan ke sistemik --> hepar --> antioksidan Citokrom P450 --> stress

oksidatif --> meningkatkan produksi NO --> merusak hepatosit --> kerusakan hepar --> sirosis hepatis.

- Inhalasi : nikotinik --> paresis otot polos --> distress pernafasan --> gagal nafas --> juga menghambat

kontraksi miokardium --> gabungannya saturasi O2 menurun --> hipoxia --> iskemik --> bila pulih akan terjadi

cedera otak berat --> gangguan mental, bisa juga nekrosis bila iskemik tdk tertangani --> kematian.