ASKEP DM TIPE I 5

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    1/25

    SISTEM ENDOKRIN 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDiabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia

    akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada

    sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat,

    lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan

    jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,

    saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO) sebelumnya

    telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam

    satu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

    kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapatdefisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.

    Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang

    melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan

    membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh

    biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,bakteri, virus

    sampaicacing parasit,serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka

    dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

    Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat

    menginfeksi organisme.

    Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan

    bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta penderita diabetes. Angka ini terus bertambah

    hingga 3 persen atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Dengan demikian, jumlah

    penderita diabetes diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025 dan setengah

    dari angka tersebut berada di Asia, terutama India, Cina, Pakistan, dan Indonesia.

    Diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada

    3,2 juta kematian yang disebabkan oleh diabetes. Di Amerika sekalipun, angka kematian

    akibat diabetes bisa mencapai 200.000 orang per tahun. Angka penderita diabetes yang

    didapatkan di Asia Tenggara adalah : Singapura 10,4 persen (1992), Thailand 11,9 persen

    (1995), Malaysia 8 persen lebih (1997), dan Indonesia (5,6 persen (1992). Kalau pada

    http://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisme
  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    2/25

    SISTEM ENDOKRIN 2

    1995 Indonesia berada di nomor tujuh sebagai negara dengan jumlah diabetes terbanyak

    di dunia, diperkirakan tahun 2025 akan naik ke nomor lima terbanyak. Pada saat ini,

    dilaporkan bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, sudah hampir 10

    persen penduduknya mengidap diabetes.

    Insiden diabetes melitus tipe 1 sangat bervariasi di tiap negara. Dari data-data

    epidemiologik memperlihatkan bahwa puncak usia terjadinya DM pada anak adalah pada

    usia 5-7 tahun dan pada saat menjelang remaja. Sedangkan, insiden penderita diabetes

    melitus tipe 1 pada anak meningkat secara signifikan di negara Barat. Merupakan sebuah

    tantangan tersendiri bagi para orangtua dan dokter dalam pengobatan diabetes melitus

    tipe 1 pada anak yang berumur di bawah 12 tahun. Seiring perkembangan teknologi yang

    makin pesat dan meningkatnya permintaan pasien diabetes melitus yang mendambakan

    pengobatan efektif dan aman tanpa terus-terusan harus menginjeksikan insulin ke tubuhmereka, sebagai alternatif digunakanlah pompa insulin yang kini menjadi favorit

    penderita pasien diabetes di Amerika, terutama diabetes melitus tipe 1. Akibatnya, terjadi

    peningkatan yang signifikan terhadap pemakaian pompa insulin selama 1 dekade ini

    karena pasien DM tidak perlu menghabiskan waktu terlalu banyak untuk menginjeksikan

    insulin ke tubuhnya terus menerus.

    Dari fakta diatas menunjukan DM adalah salah satu masalah yang sering terdi

    untuk mengatasi permasalahan itu, dalam dunia keperawatan dapat dilakukan dengan

    pemberian asuhan keperawatan yang efektif dalam perawatan pada pasien DM.

    B. Tujuan1. Tujuan Umum

    Diharapkan mampu mempelajari serta menerapkan asuhan keperawatan diabetes

    mellitus pada anak.

    2. Tujuan khususa) Diharapkan mampu memehami defenisi, anatomi fisiologi, klasifikasi

    diabetes mellitus tipe I, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,

    komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pemeriksaan diagnostic.

    b) Diharapkan mampu menyusun asuhan keperawatan dengan gangguandiabetes mellitus tipe I.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    3/25

    SISTEM ENDOKRIN 3

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    1. DefenisiDiabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis

    termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.

    Anderson Price, 1995)

    Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,

    tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan

    insulin (Barbara Engram; 1999, 532)

    Diabetes mellitus tipe I dahulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, diabetes

    yang bergantung pada insulin), dicirikan denganrusaknya sel beta penghasil insulin pada

    pulau-pulau langerhanssehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipeinidapat diderita oleh anak-anak.

    Diabetes melitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketidak absolutan

    insulin. Penyakit ini disebut diabetes mellitus dependen insulin (DMDI). Penyakit Ini

    harus mendapat insulin pengganti. (Elizabeth Corwin , 2009)

    2. Anatomi Fisiologi Pankreasa. Anatomi kelenjar pankreas

    Pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas, dan

    terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan

    lebar 2,5-5 cm. Pankreas mendapatkan pasokan darah dari arteri mesentrika superior

    dan splenikus. (Rumahorbo, 1999)

    Pankreas secara permukaan terdiri dari bagian :

    1) Caput (menempel pada duodenum)2) Corpus

    3) Cauda (yang bersinggungan dengan ginjal bagian kiri).

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    4/25

    SISTEM ENDOKRIN 4

    Di dalam pankreas terdapat saluran yang disebut duktus pankreatikus yang

    terletak sepanjang pancreas (mulai dari caput, corpus, sampai cauda). Cabang-cabang

    dari duktus pankreatikus yang halus bergabung menjadi duktus pankreatikus

    wirsungi. Duktus pakreatikus kemudian bermuara pada duodenum tepatnya pada

    papilla duodeni major dan papilla duodeni minor.

    Bagian pankreas yang mensekresikan getah adalah kelenjar alveolus yang

    bentuknya seperti kelenjar saliva. Di dalam kelenjar alveolus berbentuk granula-

    granula yang berisi enzim (granula zimogen). Kelenjar tersebut dikeluarkan dari

    aspek sel menuju lumen duktus pankreatikus yang kemudian menuju ke lumen

    duodenum (Sujono dan Sukarmin, 2008)

    Pulau Langerhans

    Pulau-pulau langerhans berbentuk oval, tersebar diseluruh pancreas dan

    terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau

    langerhans. Sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan

    pewarnaannya. Separuh dari sel ini menyekresi insulin, yang lainnya menghasilkan

    polipeptida. Dari pankreas diturunkan ke bagian eksokrin pankreas. (Syaifuddin,

    2006)

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    5/25

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    6/25

    SISTEM ENDOKRIN 6

    Susunan insulin terdiri dari polipeptida yang mengandung dua mata rantai

    asam amino yang dihubungkan dengan jembatan disulfide. Insulin dibentuk di kulum

    endoplasmik sel B dan kemudian dikemas di apparatus golgi dalam sebuah granula

    yang kemudian bergerak ke membran plasma. Insulin kemudian dikeluarkan melalui

    proses eksositosis kemudian melintasi lamina basalis sel B menuju kapiler dan

    endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah. Waktu paruh insulin dalam

    sirkulasi berlangsung selama 5 menit. (Sujono dan Sukarmin, 2008).

    3. Klasifikasi DM tipe IBerdasarkan etiologi sebagai berikut :

    1. Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran utama untuk

    terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan mempunyai hubungan yang

    sangat erat dengan fenomena ini.

    2. Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita

    yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya, seperti Hashimoto

    disease, Graves disease, pernicious anemia, dan myasthenia gravis. Keadaan ini

    berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30 - 50 tahun.

    4. EtiologiMenurut American Diabetes Association 2005 (ADA 2005), yaitu :

    a. Faktor geneticPenderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

    predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.

    Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen

    HLA (human leucosite antigen). HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung

    jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.

    b. Faktor-faktor imunologiAdanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah

    pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    7/25

    SISTEM ENDOKRIN 7

    dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu autoantibodi terhadap sel-sel

    pulau Langerhans dan insulin endogen.

    c. Faktor lingkunganVirus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan

    destruksi sel beta.

    5.PatofisiologiDiabetes tipe 1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan yang menyerang

    orang dengan sistem imun yang secara genetis merupakan predisposisi untuk terjadinya

    suatu respon autoimun yang kuat yang menyerang antigen sel B pankreas. Faktor ekstrinsik

    yang diduga mempengaruhi fungsi sel B meliputi kerusakan yang disebabkan oleh virus,

    seperti virus penyakit gondok (mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen kimia yang

    bersifat toksik, atau oleh sitotoksin perusak dan antibodi yang dirilis oleh imunosit yangdisensitisasi. Suatu kerusakan genetis yang mendasari yang berhubungan dengan replikasi

    atau fungsi sel B pankreas dapat menyebabkan predisposisi terjadinya kegagalan sel B

    setelah infeksi virus. Lagipula, gen-gen HLA yang khusus diduga meningkatkan kerentanan

    terhadap virus diabetogenik atau mungkin dikaitkan dengan gen-gen yang merespon sistem

    imun tertentu yang menyebabkan terjadinya predisposisi pada pasien sehingga terjadi respon

    autoimun terhadap sel-sel pulaunya (islets of Langerhans) sendiri atau yang dikenal dengan

    istilah autoregresi.

    Diabetes tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan

    terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Diabetes ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik

    insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh

    kurang atau tidak ada sama sekali. Penurunan jumlah insulin menyebabkan gangguan jalur

    metabolik antaranya penurunan glikolisis (pemecahan glukosa menjadi air dan

    karbondioksida), peningkatan glikogenesis (pemecahan glikogen menjadi glukosa),

    terjadinya glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan proses pembuatan glukosa dari

    asam amino , laktat , dan gliserol yang dilakukan counterregulatory hormone (glukagon,

    epinefrin, dan kortisol). Tanpa insulin , sintesis dan pengambilan protein, trigliserida , asam

    lemak, dan gliserol dalam sel akan terganggu. Aseharusnya terjadi lipogenesis namun yang

    terjadi adalah lipolisis yang menghasilkan badan keton.Glukosa menjadi menumpuk dalam

    peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Kadar glukosa lebih dari

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    8/25

    SISTEM ENDOKRIN 8

    180mg/dl ginjal tidak dapat mereabsorbsi glukosa dari glomelurus sehingga timbul

    glikosuria. Glukosa menarik air dan menyebabkan osmotik diuretik dan menyebabkan

    poliuria. Poliuria menyebabkan hilangnya elektrolit lewat urine, terutama natrium, klorida,

    kalium, dan fosfat merangsang rasa haus dan peningkatan asupan air (polidipsi). Sel tubuh

    kekurangan bahan bakar (cell starvation ) pasien merasa lapar dan peningkatan asupan

    makanan (polifagia).

    Biasanya, diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja tetapi kadang-kadang

    juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang non obesitas dan mereka yang berusia

    lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu

    gangguan katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam

    sirkulasi, glukagon plasma meningkat dan sel-sel B pankreas gagal merespon semua

    stimulus insulinogenik. Oleh karena itu, diperlukan pemberian insulin eksogen untukmemperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia dan

    peningkatan kadar glukosa darah. (Silvia. Anderson Price, 1995)

    6.WOC (Terlampir)7.Tanda dan gejala

    Manifestasi klinis DM tipe 1 sama dengan manifestasi pada DM tahap awal, yang sering

    ditemukan :

    a) Poliur i (banyak kencing)

    Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui

    daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula

    banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

    b) Polidipsi (banyak minum)

    Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena

    poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

    c) Poli fagia (banyak makan)

    Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).

    Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak

    makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

    d) Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    9/25

    SISTEM ENDOKRIN 9

    Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh

    berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan

    protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah

    cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan

    lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus

    e) Mata kabur

    Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang

    disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari

    lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

    f) Ketoasidosis.

    Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang

    disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapidengan baik.

    8. Komplikasia. Komplikasi Metabolik Akut

    1) Ketoasidosis Diabetik (khusus pada DM tipe 1)

    Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi dan

    glukosuria berat, penurunan glikogenesis, peningkatan glikolisis, dan peningkatan

    oksidasi asam lemak bebas disertai penumpukkan benda keton, peningkatan keton

    dalam plasma mengakibatkan ketosis, peningkatan ion hidrogen dan asidosis

    metabolik. Glukosuria dan ketonuria juga mengakibatkan diuresis osmotik dengan

    hasil akhir dehidasi dan kehilangan elektrolit sehingga hipertensi dan mengalami

    syok yang akhirnya klien dapat koma dan meninggal

    2) Hipoglikemi

    Seseorang yang memiliki Diabetes Mellitus dikatakan mengalami hipoglikemia

    jika kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl. Hipoglikemia dapat terjadi akibat

    lupa atau terlambat makan sedangkan penderita mendapatkan therapi insulin,

    akibat latihan fisik yang lebih berat dari biasanya tanpa suplemen kalori

    tambahan, ataupun akibat penurunan dosis insulin. Hipoglikemia umumnya

    ditandai oleh pucat, takikardi, gelisah, lemah, lapar, palpitasi, berkeringat dingin,

    mata berkunang-kunang, tremor, pusing/sakit kepala yang disebabkan oleh

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    10/25

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    11/25

    SISTEM ENDOKRIN 11

    diatas dapat dicegah jika pengobatan diabetes cukup efektif untuk menormalkan

    metabolisme glukosa secara keseluruhan. (Elizabeth Corwin , 2009)

    9. PenatalaksanaanAda enam cara dalam penatalaksanaan DM tipe 1 meliputi:

    1. Pemberian insulinYang harus diperhatikan dalam pemberian insulin adalah jenis, dosis, kapan

    pemberian, dan cara penyuntikan serta penyimpanan. Terdapat berbagai jenis insulin

    berdasarkan asal maupun lama kerjanya, menjadi kerja cepat/rapid acting, kerja

    pendek(regular/soluble), menengah, panjang, dan campuran.

    Penatalaksanaan Terapi Insulin.

    Cara pemberian /penyuntikan hormone insulin Indikasi dan kontra indikasi pemberian /penyuntikan hormone insulin. Efek samping pemberian / penyuntikan hormone insulin.dll

    Suntikan insulin untuk pengobatan diabetes dinamakan terapi insulin. Tujuan terapi

    ini terutama untuk :

    1. Mempertahankan glukosa darah dalam kadar yang normal atau mendekatinormal.

    2. Menghambat kemungkinan timbulnya komplikasi kronis pada diabetes.Keberhasilan terapi insulin juga tergantung terhadap gaya hidup seperti program diet dan

    olahraga secara teratur. Indikasi penggunaan terapi insulin harus memenuhi kriteria di

    bawah ini :

    - Menggunakan insulin lebih dari 3 kali sehari

    - Kadar glukosa darah sering tidak teratur

    - Ingin mengurangi resiko hipoglikemi

    - Ingin mengurangi resiko komplikasi yang berkelanjutan

    - Ingin lebih bebas beraktifitas dan gaya hidup yang lebih fleksibel

    Cara Pemberian Insulin:

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    12/25

    SISTEM ENDOKRIN 12

    Struktur kimia hormon insulin bisa rusak oleh proses pencernaan sehingga insulin

    tidak bisa diberikan melalui tablet atau pil. Satu-satunya jalan pemberian insulin adalah

    melalui suntikan, bisa suntikan di bawah kulit (subcutan/sc), suntikan ke dalam otot

    (intramuscular/im), atau suntukan ke dalam pembuluh vena (intravena/iv). Ada pula yang

    dipakai secara terus menerus dengan pompa (insulin pump/CSII) atau sistem tembak

    (tekan semprot) ke dalam kulit (insulin medijector).

    Dosis anak bervariasi berkisar antara 0,7-1,0 U/kg per hari. Dosis insulin ini

    berkurang sedikit pada adanya fase remisi yang dikenal sebagai honeymoon periode dan

    kemudian meningkat pada saat pubertas.

    Saat awal pengobatan insulin diberikan 3-4 kali injeksi. Bila dosis optimal dapat

    diperoleh, diusahakan untuk mengurangi jumlah suntikan menjadi 2 kali dengan

    menggunakan insulin kerja mengengah atau kombinasi kerja pendekb dan menengah

    (split-mix regimen). Penyuntikan setiap hari secara subkutan dipaha, lengan atas, sekitar

    umbilicus secara bergantian. Insulin sebaiknya disimpan dalam lemari es pada suhu 4-

    80C.

    2. Pengaturan makan/diet Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia pubertas

    dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

    1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari

    Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55% karbohidrat, 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur), dan 30-35% lemak.

    Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanankecil sebagai berikut :

    a. 20% berupa makan pagi.

    b. 10% berupa makanan kecil.

    c. 25% berupa makan siang.

    d. 10% berupa makanan kecil.

    e. 25% berupa makan malam.

    f. 10% berupa makanan kecil.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    13/25

    SISTEM ENDOKRIN 13

    Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan

    karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya,

    kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu

    manis seperti sawo, jeruk,

    3. OlahragaDianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selam kurang lebih 30 menit

    yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous Rytmical Interval Progressive Endurance

    Training). Latihan yang dapa dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari,

    renang, dan bersepeda. (Corwin, 2009)

    4. Obat hipoglikemik oral (OHO)Jika pasien telah melakukan pengturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur,

    tetapi kadar glukosa darahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat

    berhasiat hipoglikemik.

    a. Sulfoniurea

    Berfungsi untuk menstimulasin pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan

    ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan

    glukosa.

    b. Biguanid

    Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Dianjurkan

    untuk pasien gemuk.

    c. Inhibitor glukosidase

    Bersifat kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase sehingga menurunkan

    penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial.

    d. Insulin sentizing agent

    Berfungsi meningkatkan sensitifitas insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

    5. EdukasiKegiatan edukasi meliputi pemahaman dan pengertian penyakit dan komplikasinya,

    memotivasi penderita dan keluarga agar patuh berobat.

    6. Pemantauan mandiri/home monitoring

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    14/25

    SISTEM ENDOKRIN 14

    Pasien serta keluarga harus dapat melakukan pemantauan kadar glukosa darah dan

    penyakitnya di rumah. Halini sangat diperlukan karenasangat menunjang upaya

    pencapaian normoglikemia. Pamantauan dapat dilakukan secara langsung (darah) dan

    secara tidak langsung (urin).

    10. Pemeriksaan diagnostika. Glukosa darah :Meningkat 200-100 mg/dL atau lebih (normalnya 70-120 mg/dl).

    b. Aseton plasma :Positif secara mencolok.c. Asam lemak bebas :Kadar lipid dan kolesterol meningkat.d. Elektrolite. Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun (normalnya 135-145

    mEq/l).

    f. Kalium :Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akanmenurun (normalnya 3,3-5,0 mEq/l).

    g. Fosfor :Lebih sering menurun (normalnya 2,5-4,5 mg/dl).h. Hemoglobin glikosilat :Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari nilai normal yang

    mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (normalnya 4-

    6,5%).

    i. Gas darah arteri :Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

    j. Trombosit darah : HT mungkin meningkat (dehidrasi); leukositosis,hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stres atau infeksi (normalnya

    150.000-400.000/mm3).

    k. Ureum/kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan fungsiginjal) (ureum normalnya 15-40 mg/dl, dan kreatinin normalnya 0,6-1,2 mg/dl).

    l. Amylase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitisakut sebagai penyebab (50-300 i.u/l).

    m. Insulin darah : Mungkin menurun/ bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) ataunormal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/

    gangguan dalam penggunaan (endogen dan eksogen). Resistensi insulin dapat

    berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody (normalnya 1500 ml/hari).

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    15/25

    SISTEM ENDOKRIN 15

    n. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapatmeningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

    o. Urine : Gula dan aseton positif: berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat(berat jenis urine normalnya 1,010 kPa dan osmolalitas urine normalnya 50-1400

    mOsm/kgH2O).

    p. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksipernapasan, dan infeksi pada luka.(Doenges, 1999)

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    16/25

    SISTEM ENDOKRIN 16

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

    1.Pengkajiana. Identitas

    Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,

    alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa

    medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. Jenis

    kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat mempercepat atau

    memperberat keadaan penyakit infeksi.

    b. Keluhan utamaMerupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.

    Ds yg mungkin timbul :- Klien mengeluh sering kesemutan.- Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari- Klien mengeluh sering merasa haus- Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)- Klien mengeluh merasa lemah- Klien mengeluh pandangannya kaburDo :

    - Klien tampak lemas.- Terjadi penurunan berat badan- Tonus otot menurun- Terjadi atropi otot- Kulit dan membrane mukosa tampak kering- Tampak adanya luka ganggren- Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam

    c. Riwayat kesehatan sekarangBiasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang

    disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur,

    kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia,

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    17/25

    SISTEM ENDOKRIN 17

    mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot,

    gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-pusing/sakit kepala.

    d. Riwayat kesehatan dahuluBerapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi

    insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja

    yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.

    e. Riwayat kesehatan keluargaAdanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.

    f. Pola fungsional Gordon1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat

    Pasien kurang mengetahui tentang dampak gangren kaki diabetuk dan

    bagaimana cara perawatan lukanya sehingga menimbulkan persepsi yangnegatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur

    pengobatan dan perawatan yang lama.

    2. Pola nutrisimetabolik

    Nafsu makan pasien tidak berkurang, malah pasien sering merasa lapar dan

    haus. Untuk mengatasi rasa laparnya, pasien memakan apa saja yang

    dibawakan keluarganya. Biasanya setelah makan nasi, pasien akan makan

    buah.

    3. Pola eliminasi

    Pasien lebih sering BAK dab BAB tidak mengalami gangguan.

    4. Pola aktivitaslatihan

    Adanya luka gangren dan kelemahan otot otot pada tungkai bawah

    menyebabkan pasien tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara

    maksimal dan mudah mengalami kelelahan.

    5. Pola tidur dan istirahat

    Pola tidur pasien terganggu karena adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka

    dan situasi rumah sakit yang ramai.

    6. Pola kognitifperseptualkeadekuatan alat sensori

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    18/25

    SISTEM ENDOKRIN 18

    Penglihatan dan pendengaran pasien normal. Pasien juga masih bisa

    mengenali keadaan disekitar. Pasien mengalami neuropati / mati rasa pada

    luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.

    7. Pola persepsi-konsep diri

    Pasien merasa cemas melihat lukanya yang memburuk dan sukar sembuh.

    Selain itu, pasien juga cemas karena terlalu lama dirawat di rumah sakit

    sehingga semakin banyaknya biaya perawatan dan pengobatan.

    8. Pola peran dan hubungan

    Pasien malu jika orang melihat lukanya sehingga pasien berusaha menarik

    diri.

    9. Pola seksualreproduksiAngiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi

    sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun

    ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.

    10. Pola koping dan toleransi stress

    Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak

    berdaya karena ketergantungan menyebabkan pasien mudah tersinggung dan

    cepat marah.namun Anak-anak dan keluarganya juga selalu ada disana untuk

    mrnghiburnya.

    11. Pola nilai dan keyakinan

    Pasien beragama islam. Selama sakit pasien sulit untuk beribadah karena luka

    di kaki dan terasa nyeri.

    g. Pemeriksaan fisika)Keadaan umum

    Tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

    a. Compos Mentis(conscious),yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

    b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengansekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    19/25

    SISTEM ENDOKRIN 19

    c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

    d. Somnolen(Obtundasi, Letargi),yaitu kesadaran menurun, respon psikomotoryang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang

    (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban

    verbal

    e. Stupor (setengah koma),yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi adarespon terhadap nyeri.

    f. Coma (comatose),yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadaprangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin

    juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

    b) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vitala. Tekanan darah : 140/90 mmHg

    b. Nadi : 58x/menit

    c. Suhu : 370 C

    d. Pernapasan : 25x/menit

    c) Pemeriksaan kulit dan rambutKulit agak pucat dan berkeringat, rambut agak kasar dan tegang.

    d) Pemeriksaan kepala dan lehera. Kepala

    Simetris, tidak ada oedema, tidak ada lesi.

    b. Mata

    Simetris, konjungtiva anemis, kadang-kadang mata perih dan agak kabur.

    c. Hidung

    Simetris, tidak ada sumbatan atau secret, tidak ada polip, fungsi pemciuman

    normal.

    d. Telinga

    Simetris, tidak ada sumbatan, tidak ada lesi, kadang-kadang telinga

    berdenging.

    e. Mulut

    Mukosa bibir kering dan pucat, gusi mudah bengkak dan berdarah.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    20/25

    SISTEM ENDOKRIN 20

    f. Leher

    Simetris, palpasi vena jugularis (-), tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

    e) Pemeriksaan dadaa. Paru-paru

    Inspeksi : dada simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi

    Palpasi : taktil fremitus kanan=kiri, tidak teraba benjolan/massa

    Perkusi : suara paru sonor (normal)

    Auskultasi: tidak ada ronkhi dan wheezing

    b. Jantung

    Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

    Palpalsi : iktus cordis teraba di SIC V LMCSPerkusi : batas-batas jantung normal

    Auskultasi :tidak ada murmur, bising (-)

    f) Pemeriksaan abdomenInspeksi : perut tidak membuncit

    Palpasi : hati tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, lien tidak teraba

    Perkusi : pekak

    Auskultasi : frekuensi bising usus 8x/menit (N=8-12x/menit)

    g) Pemeriksaan ekstremitasEkstremitas atas : tidak ada edema maupun sianosis

    Ekstremitas bawah : terdapat luka ditelapak kaki kanan dan bernanah

    h. Pemeriksaan penunjanga) Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL

    b) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolokc) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkatd) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/le) Elektrolit :

    1. Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun2. Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya

    akan menurun.

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    21/25

    SISTEM ENDOKRIN 21

    3. Fosfor : lebih sering menurunf) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang

    mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup

    SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan

    control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK

    baru)

    g) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan padaHCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

    h) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

    i) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunanfungsi ginjal)

    j) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitisakut sebagai penyebab dari DKA.

    k) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1)atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi

    insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin

    dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody)

    l) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapatmeningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

    m) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.n) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,

    infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.

    2. Diagnosa keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ( penurunan perfusi jaringan

    perifer)

    2. Kerusakan integritas ja-ringan b.d faktor mekanik : perubahan sirkulasi,imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati).

    3. Ketidakseimbangannutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis.

    http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-penurunan-kesadaran-aplikasi-nanda-nic-noc/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-penurunan-kesadaran-aplikasi-nanda-nic-noc/
  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    22/25

    SISTEM ENDOKRIN 22

    3.Rencana Keperawatan

    No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

    1 Nyeri akut berhubungandengan agen injuri

    biologis ( penurunan

    perfusi jaringan perifer)

    NOC:Tingkat nyeriNyeri terkontrolTingkat kenyamanan

    Mengontrol nyeri,

    dengan indikator :

    Mengenal faktor-faktor

    penyebabMengenal onset nyeri

    Tindakan pertolongan

    non farmakologi

    Menggunakan analgetik

    Melaporkan gejala-

    gejala nyeri kepada tim

    kesehatan.

    Nyeri terkontrol

    Menunjukkan tingkat

    nyeri, dengan indikator:

    Melaporkan nyeri

    Frekuensi nyeri

    Lamanya episode nyeri

    Ekspresi nyeri; wajah

    Perubahan respirasi ratePerubahan tekanan

    darah

    Kehilangan nafsu

    makan

    Manajemen nyeri:1.Kaji keluhan nyeri, lokasi,

    karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

    kualitas, dan beratnya nyeri.

    2.Observasi respon ketidaknyamanansecara verbal dan non verbal.

    3.Pastikan pasien menerima perawatananalgetik dengan tepat.

    4.Gunakan strategi komunikasi yangefektif untuk mengetahui respon

    penerimaan pasien terhadap nyeri.

    5.Evaluasi keefektifan penggunaankontrol nyeri

    6.Monitoring perubahan nyeri baik aktualmaupun potensial.

    7.Sediakan lingkungan yang nyaman.Kurangi faktor-faktor yang dapat

    menambah ungkapan nyeri.

    8.Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi

    sebelum atau sesudah nyeri berlangsung .

    9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

    untuk memilih tindakan selain obat untuk

    meringankan nyeri.9. Tingkatkanistirahat yang adekuat untuk

    meringankan nyeri.

    10 Manajemen pengobatan

    Tentukan obat yang dibutuhkan pasien dan

    http://kumpulanaskep.com/blog/askep-gasteroenteritis/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-gasteroenteritis/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-penurunan-kesadaran-aplikasi-nanda-nic-noc/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-pada-pasien-bronkiektasis/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-hipertensi-aplikasi-nanda-noc-nic/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-pada-anak-dgn-dhf/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-gadar-hipoglikemia/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-pasien-berat-badan-lahir-rendah-2/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-tifus-abdominalis/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-tifus-abdominalis/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-pasien-berat-badan-lahir-rendah-2/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-gadar-hipoglikemia/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-pada-anak-dgn-dhf/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-hipertensi-aplikasi-nanda-noc-nic/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-pada-pasien-bronkiektasis/http://kumpulanaskep.com/blog/asuhan-keperawatan-penurunan-kesadaran-aplikasi-nanda-nic-noc/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-gasteroenteritis/
  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    23/25

    SISTEM ENDOKRIN 23

    BAB IV

    PENUTUP

    cara mengelola sesuai dengan anjuran/

    dosis.

    11. Monitor efek teraupetik dari

    pengobatan.

    12. Monitor tanda dan gejala serta efek

    samping dari obat.

    13. Monitor interaksi obat.

    14 Ajarkan pada pasien keluarga cara

    mengatasi efek samping pengobatan.

    Pengelolaan analgetik

    2 Kerusakan integritas ja-

    ringan b.d faktor mekanik

    : perubahan sirkulasi,

    imobilitas dan penurunan

    sensabilitas (neuropati).

    kriteria hasil:

    Luka mengecil dalam

    ukuran dan peningkatan

    granulasi jaringan.

    Woundcare

    Catat karateristik luka, tentukan ukuran

    dan kedalaman luka dan klasifikasi

    pengaruh ulcers

    Catat karateristik cairan secret yang

    keluar

    Bersihkan dengan cairan antibakteriBilas dengan cairan NaCI 0,9 %

    Lakukan nekrotomi

    Lakukan tampon yang sesuai

    Dresing dengan kasa steril sesuai

    dengan kebutuhan

    Lakukan pembalutan

    Pertahankan teknik dressing steril

    ketika melakukan perawatan luka

    Amati setiap perubahan pada balutan

    http://kumpulanaskep.com/blog/askep-icu-ards-adult-respiratory-distress-syndrome/http://kumpulanaskep.com/blog/askep-icu-ards-adult-respiratory-distress-syndrome/
  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    24/25

    SISTEM ENDOKRIN 24

    1. KesimpulanDiabetes melitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketidak absolutan

    insulin. Penyakit ini disebut diabetes mellitus dependen insulin (DMDI). Penyakit Ini

    harus mendapat insulin pengganti. (Elizabeth Corwin , 2009). Penderita diabetes tidak

    mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau

    kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I, faktor-faktor imunologi, dan

    lingkungan virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan

    destruksi sel beta.

    2. SaranDengan adanya makalah ini yang berisikan tentang teori serta asuhan keperawatan

    teoritis pada anak tentang Diabetes Melitus tipe I, diharapakan pembaca mengetahui dan

    memahami topic dari pembahasan tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/12/2019 ASKEP DM TIPE I 5

    25/25

    SISTEM ENDOKRIN 2

    Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

    Alimul. 2007 Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. JakartaSalemba Medika.

    Brunner & Suddart. (1996). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8 volume 2.Jakarta, EGC.

    Everett.2008. KB dan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC Elizabeth J.Corwin. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Kumala.2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan.

    Jakarta.

    NANDA.(2005). Panduan Diagnosa Keperawatan: defenisi dan klasifikasi Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan

    Praktik Edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC

    Price, S.A & Wilson. L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC

    Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahEdisi 8 vol 3. Jakarta: EGC