Upload
netii-netiari-arii
View
67
Download
3
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus gestasional (DMG)
adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi
atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes gestasional
mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi pada kehamilan
berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami perubahan dan berkembang
menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum hamil,
tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan tanpa takut menjadi
gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan. Peningkatan berat badan pada saat hamil
sekitar 12 kg, namun itu semua disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan
ketuban ( 1,5 kg ), rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien
dengan DMG?
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan keperawatan pada
pasien dengan penyakit DMG.
D. Manfaat
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai konsep dasar teori dan konsep
dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan DMG.
E. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat
sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku
literatturpenunjang masalah yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus gestasional (DMG)
adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat,
terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa
kehamilan (ADA, 1990). Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi karbohidrat
dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali diketahui saat hamil.
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat ringan
maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
2. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes gestasional
mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi pada kehamilan
berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami perubahan dan berkembang
menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Ahli nutrisi, Nancy Clark di dalam majalah American Fitness, menyatakan bahwa
secara teori, persiapan untuk menghadapi pertumbuhan bayi dalam janin memerlukan
85.000 kalori. Tetapi ada wanita hamil yang mengkonsumsi kalori lebih dari itu. Namun
ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan. Menurut hasil studi yang diterbitkan
dalam America Journal Of Clinical Nutrition, kebutuhan energi ( kalori ) wanita hamil
sangat bervariasi, yaitu antara 50.000 – 150.000 kalori.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum hamil,
tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan tanpa takut menjadi
gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan. Peningkatan berat badan pada saat
hamil sekitar 12 kg, namun itu semua disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1
kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ), rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).
3. Etiologi
DMG disebabkan karena kekurangn insulin yang disebabkan karena adanya
kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
pancreas yang bekarja menghasilkan insulin. Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk menyusui.
Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau
DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).
4. Faktor Predisposisi
a. Umur sudah mulai tua
b. Penderita gemuk (obesitas)
c. Riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g
d. Hipertensi
e. Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),
f. Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya
g. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
h. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin.
i. Obat-obatan.
5. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan
di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin
dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiper insulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme karbohifrat wanita hamil
dan tidak hamil yang ditandai hipoglikemia puasa , hipoglikemia postprandial yang
memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada trimester III efek kehamilan yang
memperberat diabetes mellitus yang didertia ibu hamil ataupun menimbulkan Diabetes
mellitus grstasional disebut diabetagonik. terdapat hipertrofi, hyperplasia dan hipesekresi
sel b pancreas, konsentrasi asam lemak bebas, trigliserida, da kolesterol pada wanita hamil
puasa yang kebih tinggi. (Pathway Terlampir)
6. Klasifikasi
a. Resiko rendah
Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin apabila semua
karakeristik berikut ditemukan :
1) Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus gestasionalnya
rendah
2) Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap
diabetes
3) Usia kurang dari 25 tahun
4) Berat sebelum hamil normal
5) Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
6) Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk
b. Resiko rata-rata
Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan menggunakan salah
satu dari berikut :
1) Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia
Selatan atau timur
2) Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak diabetes tipe
II pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria,
c. Resiko Tinggi
Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau
setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke hiperglikemia.
(Metzger & Coustan.1998).
7. Gejala Klinis
a. Sering kencing pada malam hari ( polyuria )
b. Selalu merasa haus ( polydipsia)
c. Selalu merasa lapar ( polyfagia )
d. Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi
e. Penglihatan menjadi kabur
f. Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
g. Glaikosuria ( glukosa dalam urine )
h. Mata kabur
i. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
j. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
k. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi DM.
Yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat
keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4.000 g, riwaya DM pada
kehamilan, dan dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu, kadar gula darah puasa (Tabel 53.1), kemudian dapat diikuti dengan
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil
penyaringannya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulang tiap tahun. Bagi pasien berusia
45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Tabel 53.1 kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
>200
>200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-125
90-109
>126
>110
Cara pemeriksaan TTGO, adalah :
a. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
b. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
c. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
d. Periksa glukosa darah puasa.
e. Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu
5 menit.
f. Periksa glukosa darah 1 jam sesudah beban glukosa.
g. Selama pemeriksaan, pasien diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
a. Pemeriksaan hemoglobin glikosilasi
Hemoglobin glikosilasi merupakan pemeriksaan darah yang mencerminkan
kadar glukosa darah rata-rata selama periode waktu 2 hingga 3 bulan. Ketika terjadi
kenaikan kadar glukosa darah, molekul glukosa akan menempel pada hemoglobin
dalam sel darah merah.
Ada berbagai tes yang mengukur hal yang sama tetapi memiliki nama yang
berbeda, termasuk hemoglobin A1C dan hemoglobin A1. Nilai normal antara
pemeriksaan yang satu dengan yang lainnya, serta keadaan laboratorium yang satu dan
lainnya, memilikmi sedikit perbedaan dan biasanya berkisar dari 4% hingga 8%.
b. Pemeriksaan urin untuk glukosa
Pada saat ini, pemeriksaan glukosa urin hanya terbatas pada pasien yang tidak
bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah. Prosedur
yang umum dilakukan meliputi aplikasi urin pada strip atau tablet pereaksi dan
mencocokkan warna pada strip dengan peta warna.
c. Pemeriksaan urin untuk keton
Senyawa-senyawa keton (atau badan keton) dalam urin merupakan sinyal yang
memberitahukan bahwa pengendalian kadar glukosa darah pada diabetes tipe I sedang
mengalami kemunduran. Apabila insulin dengan jumlah yang efektif mulai berkurang,
tubuh akan mulai memecah simpana lemaknya untuk menghasilkan energi. Badan
keton merupakan produk-sampingan proses pemecahan lemak ini, dan senyawa-
senyawa keton tersebut bertumpuk dalam darah serta urin.
9. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi
penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter ahli, serta
kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. Kematian sangat
jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya karena penderita sudah
mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang disertai komplikasi pembuluh
darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;
a. Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria
b. Insufisiensi plasenta
c. Prematuritas
d. Gawat napas (respiratory distress)
e. Cacat bawaan
f. Komplikasi persalinan (distosia bahu)
Pada umumnya angka kematian perinatal diperkirakan anatara 10-15%, dengan
pengertian bahwa makin berat diabetes, makin buruk pula prognosis perinatal.
10. penatalaksanaan
a. Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga
terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1) Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir
lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin
memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan
melalui drips.
2) Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya
pencegahan infeksi dengan baik.
3) Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan
infus glukosa.
4) Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori
yang lebih mudah.
5) Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6) Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
a) Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
b) Kalori kegiatan jasmani 10-30%
c) Kalori untuk kehamilan 300 kalor
d) Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai
normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan
2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa
darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM
umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh
kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
b. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
c. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
d. Mencegah episode hipoglikemia
e. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
f. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal
setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan
kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan
persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8
minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama
dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan
berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg,
ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan.
Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin
yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan
terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus
sawar darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama
kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMG, pemberian insulin
mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan
intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan.
Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek
teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
b. Pengelolaan obstetrik
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan
janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin,
kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran
tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri :
a. NST – USG serial
b. Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai
FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
c. Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya
makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan
indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
d. Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia
kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan
pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
e. Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
f. Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih
dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
g. Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler
dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak
usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya
memerlukan insulin.
h. Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-
plasenta (FDJP).
11. Komplikasi
a. Tekanan darah tinggi, preeclampsia dan eclampsia.
Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah
yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk
terkena preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang
menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan ibu
maupun sang buah hati.
b. Diabetes di kemudian hari.
Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami
kembali pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita diabetes
tipe 2 di kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti makan makanan
yang bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya.
Untuk wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang berhasi menurunkan berat badan
hingga ideal setelah melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2 hanya
kurang dari 1 per 4 wanita.
Komplikasi pad maternal Komplikasi pada janin
Hipertensi 10-20 %
Hidraamnion 20-25%
Bakteriuria 7-10 %
Persalinan distosia 10-15 %
Kematian perinatal tinggi
Kelainan congenital 6 %
Makrosomia
Kematian intra uterin
Kematian maternal jarang
Gangguan vaskuler sehingga
menimbulkan : preeclampsia
Abortus berulang / tanpa sebab
Respiratory distress syndrom
Dapat terjadi infertilitas
Emesis dan hyperemesis berat
Janin makrosomia cenderung
menyebabkan pertolongan persalinan
operatif transoabdominal
Dampak lain kolestrol tinggi dan
hypertensi adalah :
Retinopati
Nefropati
Neuropath
ateroskelosis
pertolongan persalina pervaginam
yang paling berbahaya adalah distosia
bahu.
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas,
bayi low gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas,
anomali congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah
keracunan selama kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
d. Keamanan
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering
- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi, khususnya
perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna atau menggunakan nutrien kurang tepat.
b. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
c. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam
pada status kesehatan maternal atau janin.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan
tidak mengenal sumber informasi.
e. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
f. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan
kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon umum.
B. Rencana Keperawatan
N
o
Diagnosa
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
mencerna dan
menggunakan
nutrisi kurang
tepat
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24
jam diharapkan kebutuhan
nutrisi terpenuhi dengan
KH ;
- Meningkatkan 24-30 Ib
pada masa prenatal atau
yang tepat untuk berat
badan sebelum hamil
- Mempertahankan
gkulosa darah puasa
(FBS) antara 60-100
mg/dl, dan 1 jam
postprandial tidak lebih
dari 140 mg/dl
- Mengungkapkan
pemahaman tentang
aturan tindakan individu
1. Timbang BB klien setiap
kunjungan prenatal
2. Kaji masukkan kalori dan pola
makan dalam 24 jam
3. Tinjau ulang/ berikan informasi
mengenai perubahan yang
diperlukan pada penatalaksanaan
diabetic
4. Tinjau ulang pentingnya makan
dan kudapan yang teratur bila
menggunakan insulin
5. Perhatikan adanya mual dan
muntah, khususnya pada
trimester pertama
6. Kaji pemahaman tentang efek
stress pada diabetes
7. Ajarkan klien metode finger stick
1. Penambahan BB adalah kunci penunjuk
untuk memutuskan penyesuaian kalori
2. Membantu dalam mengevaluasi pemahaman
klien tentang mentaati aturan diet
3. Kebutuhan metabolisme dan janin/ maternal
membutuhkan perubahan besar selama
gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan
adaptasi
4. Makan sedikit dan sering menghindari
hiperglikemia postprandial dan ketosis
puasa/ kelaparan
5. Mual dan muntah dapat mengakibatkan
defisiensi karbohidrat, yang dapat
menimbulkan metabolism lemak dan
terjadinya ketosis
6. Stress dapat meningkatkan kadar glukosa,
menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin
7. Kebutuhan insulin sehari dapat dinilai
dan kebutuhan
pemantauan diri yang
sering
untuk memantau glukosa sendiri
dengan menggunakan strip enzim
dan meter reflektan
8. Anjurkan pemantauan keton urin
pada saat terjaga dan bila rencana
makan atau kudapan diperlambat
Kolaborasi:
1. Rujuk pada ahli diet terdaftar
pada diet individu dan
konseling pertanyaan
mengenai diet
2. Pantau keadaan glukosa
serum (FBS, preprandial,
1dan 2 jam postprandial)
pada kunjungan awal
kemudian sesuai kondisi
klien
3. Tentukan hasil HbAic setiap
2-4 mgg
berdasarkan temuan glukosa serum periodic
8. Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan
dengan ketonuria
Kolaborasi:
1. diet spesifik pada individu perlu untuk
mempertahankan normoglikemia, dan untuk
mendapatkan penambahan berat badan yang
diinginkan
2. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru
lahir menurun bila kadar FBS direntang
antara 60 dan 100 mg/dl, kadar prepandial
antara 60 dan 105 mg/dl, 1 jam postprandial
tetap rendah 140 mg/dl, dan 2 jam
postprandial kurang dari 120 mg/dl
3. Memberikan keakuratan gambaran rata-rata
control glukosa serum selama 60 hari
sebelumnya. control glukosa serum
memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.
4. Morbiditas bayi dihubungkan pada
4. Siapkan untuk perawatan di
rumah sakit bila diabetes
tidak terkontrol
hiperinsulinemia janin karena hiperglikemia
maternal.
2 Kekurangan
volume cairan
dan elektrolite
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan berlebihan
dan tidak
adekuatnya
intake cairan
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24
jam diharapkan
kesimbangan cairan dan
elektrolit dengan KH ;
1. Turgor kulit kembali
normal
2. Membrane mukosa
lembab
3. BB stabil
4. Tanda vital dalam
batas normal
1. Kaji dan dokumentasikan turgor
kulit, kondisi membrane mukosa,
TTV
2. Timbang BB setiap hari hari
dengan menggunakan alat yang
sama
3. Catat intake dan output secara
adekuat
4. Jika klien mampu, najurkan
untuk mengonsumsi cairan
peroral dengan perlahan , dan
tingkatkan jumlah cairan sesuai
order
5. Tes urine terhadap aseton,
albumin, dan glukosa
1. Pengkajian status cairan dan elekrolit yang
akurat menjadi dasar rencana asuhan
keperawatan dan evaluasi intervensi
2. Penimbangan berat bada perludilakukan
secara rutin untuk mengetahui kesesuaian BB
dengan umur kahamilan
3. Poliuri menyebabkan pasien benyak
kehilangan cairan. Pengkajian output dan
input yang tepat membantu menentukan
tindakan
4. Mencegah kekurangan cairandan
memperbaikai keseimbanganasam-basa,
perubahan kadar elektrolit, dan
hipovitaminosis
5. Menetapkan data dasar yang dilakukan secara
rutin untuk mendeteksi situasi potensial
risiko tinggi seperti ketidakadekuatan intake
karbohidrat, diabetic ketoaidosis, dan
Kolaborasi
1. Berikan cairan intravena
sesuai order yang terdiri dari
elektrolit, glukosa, dan
vitamin
hipertensi dalam kehamilan
Kolaborasi
1. Selanjutnya guna mempertahankan
kesimbangan asam-basa dan keadaan
elektrolit yang tidak seimbang
3. Gangguan
psikologis,
ansietas
berhubungan
dengan situasi
kritis atau
mengancam
pada status
kesehatan
maternal atau
janin.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24
jam diharapkan pasien
tenang dengan KH ;
- Mengungkapkan
kesadaran tentang
perasaan mengenai
diabetes dan persalinan.
- Menggunakan strategi
koping yang tepat
1. Atur keberadaan perawat secara
kontinu selama persalinan.
2. Pastikan respon yang ada pada
pesalinan dan penatalaksanaan
medis. Kaji keefektifan sistem
pendukung.
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan
distraksi
4. Jelaskan semua prosedur
tindakan perawatan
5. Fasilitasi semua keluhan atas
ungkapan perasaan
1. Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien
dan keluarga perlu mengetahui bahwa
mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga
bantuan dengan segera.
2. Memberikan pengkajian dasar untuk
perbandingan selanjutnya, mengidentifikasi
kekuatan dan masalah yang potensial.
3. Memberikan perasaan kontrol terhadap
situasi.
4. Pengetahuan tentang apa yang terjadi
membantu menurunkan rasa takut.
5. Suasana terbuka dan mendukung
menurunkan intimidasi karena prosedur atau
6. Informasikan kepada keluarga
tentang kemajuan persalinan
dan keadaan janin.
peralatan.
6. Membantu untuk menghilangkan atau
meminimalkan rasa khawatir dan
mengembangkan rasa percaya.
4 Kurang
pengetahuan
tentang kondisi
diabetik,
prognosa dan
kebutuhan
tindakan
pengobatan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi,
kesalahan
informasi dan
tidak mengenal
sumber
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24
jam diharapkan
pengetahuan pasien
meningkat terhadap
penyakitnya KH ;
- berpartisipasi dalam
penatalaksanaan diabetes
selam kehamilan.
- mengungkapkan
pemahaman tentang
prosedur, tes
laboratorium, dan
aktivitas yang melibatkan
pengontrolan diabetes
- mendemonstrasikan
kemahiran memantau
1. Kaji pengetahuan tentang proses
dan tindakan terhadap penyakit
dari klien
2. Berikan informasi tentang cara
kerja dan efek merugikan dari
insulin
3. Berikan informasi tentang
kebutuhan program latihan
eingan. Ingatkan untuk berhenti
latihan bila glukosa melebihi
300mg/dl
4. Berikan informasi mengenai
dampak kehamilan pada kondisi
diabetic dan harapan masa datang
1. Keputusan berdasarkan informasi dapat
dibuat hanya bila terdapat pemahaman yang
jelas tentang proses penyakit dan rasiuonal
penatalaksanaanny
2. Perubahan metabolic prenatal menyebabkan
kebutuhan insulin berubah
3. Klien harus latihan setelah makan ntuk
membantu mencegah hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpanan glukosa, kecuali
terjadi peningkatan glukosa berlebih dimana
latihan dapat menyebabkan ketoasidosis
4. Peningkatan pengetahuan dapat
menurunkan rasa takut tentang
ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan
kerjasama, dan dapat membantu
informasi. sendiri dan pemberian
insulin 5. Anjurkan klien mempertahankan
pengkajian harian dirumah
terhadap kadar glukosa serum,
dosis insulin, diet, latihan, reaksi,
perasaan umum tentang
kesejahteraan, dan pemikiran lain
yang berhubungan
6. Bantu klien/ keluarga untuk
mempelajari pemberian glucagon
7. Tinjau kadar Hb atau Ht
8. Jelaskan penambahan berat
badan normal pada klien.
anjurkan klien memantau
penambahan berat badannya
sendiri dirumah diantara waktu
menurunkan komplikasi janin.
5. Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi
perawatan, catatan harian klien dapat
membantu bagi evalusi dan perubahan
terapi
6. Adanya gejala-gejal hipoglikemia dengan
kadar glukosa darah di bawah 70 mg/ dl
memerlukan intervensi segera
7. Anemia lebih diperhatikan pada klien
dengan diabetes yang ada sebelumnya
kerana peningkatan kadar glukosa
menggantikan oksigen pada molekul Hb
mengakibatkan penurunan kapasitas
pembawa oksigen
8. Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia
dapat menyebakan kerusakan janin dan
menghambat penggunaan protein optimal
kunjungan. Penambahan total
pada trimester pertama harus 2,5-
4,5 Ib [1,1-2 kg] kemudian 0,8-
0,9 Ib/mgg[360-400
g/mgg]setelahnya
5 Resiko tinggi
terhadap trauma,
pertukaran gas
pada janin
berhubungan
dengan
ketidakadekuata
n kontrol
diabetik
maternal,
makrosomnia
atau retardasi
pertumbuhan
intra uterin.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ....x 24
jam diharapkan trauma tidak
terjadi dengan KH ;
- Kehamilan cukup
bulan.
- Meningkatkan
keberhasilan
kelahiran dari bayi
usia gestasi yang
tepat
- Bebas cedera
- Menunjukkan kadar
glukosa normal,
bebas tanda
hipoglikemia
1. Tinjau ulang riwayat pranatal dan
kontrol maternal.
2. Periksa adanya glukosa atau
keton dan albumin dalam urin ibu
dan pantau tekanan darah
3. Observasi tanda vital.
4. Anjurkan posisi rekumben lateral
selama persalinan.
5. Lakukan dan bantu dengan
1. Hiperglikemia maternal pada periode
pranatal meningkatkan makrosomia,
membuat janin berisiko terhadap cedera
kelahiran karena distosia atau disporsia
sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang
tinggi pada kelahiran meransang pankreas
janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.
2. Peningkatan glukosa dan kadar keton
menandakan ketoasidosis yang dapat
mengakibatkan asidosis janin dan potensial
cedera susunan syaeaf pusat.
3. Peningkatan infeksi asenden, dapat
mengakibatkan sepsis neonatal.
4. Meningkatkan perfusi plasenta dan
meningkatkan kesediaan oksigen untuk
janin.
5. Persalinan yang lama dapat meningkatkan
pemeriksaan vagina untuk
menentukan kemajuan
persalinan..
Kolaborasi :
1. Tinjau hasil tes pranatal
seperti profil biofisikal, tes
nonstres dan tes stres
kontraksi.
2. Dapatkan atau tinjau ulang
hasil dari amniosentesis dan
ultrasonografi.
3. Pantau kadar glukosa serum
maternal dengan finger stick
setiap jam, kemudian setiap
2-4 jam sesuai indikasi.
4. Observasi frekuensi denyut
jantung janin.
5. Lakukan pemberian cairan
dekstrose 5% per parenteral.
resiko distres janin
Kolaborasi
1. Memberikan informasi tentang cadangan
pada plasenta untuk oksigenasi janin selama
periode intrapartal.
2. Memberikan informasi tentang maturasi
paru janin.
3. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan
kadar glikogen.
4. Tacikardi, bradikardi atau deselerasi lambat
pada penurunan variabilitas menandakan
kemungkinan hipoksia janin.
5. Mempertahankan normoglikemia tanpa
pemberian glukosa sampai persalinan aktif
6. Siapkan untuk induksi
persalinan dengan oksitosin
atau seksio saesar.
7. Kolaborasi dengan tim medis
lain sesuai indikasi.
mulai.
6. Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai usia
gestasi yang tepat.
7. Profesionalisasi dapat memberikan bantuan
atau tindakan yang tepat.
6 Resiko tinggi
terhadap cedera
maternal
berhubungan
dengan
ketidakadekuata
n kontrol
diabetik, profil
darah abnormal
atau anemia,
hipoksia jaringan
dan perubahan
respon umum.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ... x 24
jam diharapkan cedera
maternal tidak terjadi
dengan KH ;
Tetap normotensif
Mempertahankan
normoglikemi
Bebas dari komplikasi
seperti infeksi,
pemisahan plasenta.
1. Perhatikan klasifikasi white
untuk diabetes. Kaji derajad
kontrol diabetik.
2. Kaji perdarahan pervaginam
dan nyeri tekan abdomen.
3. Pantau terhadap tanda dan
gejala persalinan preterm.
4. Bantu untuk belajar memantau
glukosa darah di rumah yang
dilakukan 6 kali sehari.
5. Periksa keton dalam urin setiap
hari.
1. Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah
berisiko tinggi terhadap komplikasi
kehamilan.
2. Perubahan vaskuler yang dihubungkan
dengan diabetes menandakan resiko abrupsi
plasenta.
3. Distensi uterus berlebihan karena
makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
4. Memungkinkan keakuratan tes urin yang
lebih besar karena ambang ginjal terhadap
glukosa menurun selama kehamilan.
5. Ketonuria menandakan adanya kondisi
kelaparan yang secara negatif dapat
6. Identifikasi kejadian
hipoglikemia dan
hiperglikemia.
7. Pantau adanya edema dan
tentukan tinggi fundus uteri.
8. Kaji adanya infeksi saluran
kencing.
9. Pantau dengan ketat bila obat
tokolitik digunakan untuk
mempengaruhi perkembangan janin
6. Insiden hipoglikemia sering terjadi pada
trimester ketiga karena aliran glukosa darah
dan asam amino yang kontinue pada janin
dan untuk menurunkan kadar insulin
antagonis laktogen plasenta. Insiden
hiperglikemia memerlukan regulasi diet
atau insulin untuk normoglikemia
khususnya pada trimester kedua dan ketiga
karena kebutuhan insulin sering meningkat
dua kali.
7. Diabetes cenderung kelebihan cairan karena
perubahan vaskuler. Insiden hidramnion
sebanyak 6% – 25% pada kasus diabetes
yang hamil kemungkinan berhubungan
dengan peningkatan kontribusi janin pada
cairan amnion dan hiperglikemia
meningkatkan haluaran urin janin.
8. Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing
dapat mencegah pielonefritis.
9. Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa
darah dan insulin plasma
menghentikan persalinan..
Kolaborasi :
1. Pantau kadar glukosa serum
setiap kunjungan.
2. Dapatkan HbA1c setiap 2-4
minggu sesuai indikasi.
3. Kaji Hb dan Ht pada kunjungan
awal lalu selama trimester
kedua dan preterm.
4. Instruksikan pemberian insulin
sesuai indikasi.
5. Dapatkan urinalisa dan kultur
urin, kultur rabas vagina,
berikan antibiotika sesuai
indikasi.
6. Kumpulkan spesimen untuk
ekskresi protein total, klirens
kreatinin nitrogen urea darah
dan kadar asam urat.
7. Jadwalkan pemeriksaan
Kolaborasi
1. Mendeteksi ancaman ketoasidosis,
menentukan adanya ancaman hipoglikemia.
2. Mengontrol secara akurat glukosa selama
60 hari terakhir.
3. Anemia mungkin ada dengan masalah
vaskuler.
4. Kebutuhan insulin menurun pada trimester
pertama kemudian meningkat dua kali dan
empat kali lipat pada trimester kedua dan
ketiga.
5. Membantu mencegah atau mengatasi
pielonefritis. Monilial vulvovaginitis dapat
menyebabkan sariawan oral pada bayi baru
lahir.
6. Kemajuan perubahan vaskuler dapat
merusak fungsi ginjal dengan diabetes
jangka panjang atau berat.
7. Latar belakang retinopati dapat berlanjut
oftalmologi selama trimester
pertama, trimester kedua dan
ketiga bila berada dalam
diabetes klasifikasi kelas D atau
diatasnya.
8. Siapkan untuk ultrasonografi
pada gestesi ke-8, 12, 26, 36
dan 38 untuk menentukan
ukuran janin dengan
menggunakan diameter
biparietal, panjang femur dan
perkiraan berat badan janin.
9. Mulai terapi intra vena dengan
dekstrose 5%, berikan glukogon
sub cutan bila dirawat di rumah
sakit dengan shock insulin dan
tidak sadar. Ikuti dengan
pemberian susu skim 8 oz bila
mampu menelan
selama kehamilan karena keterlibatan
vaskuler berat. Terapi koagulasi laser dapat
memperbaiki dan menurunkan fibrosis
optik.
8. Mengetahui adanya tanda makrosomia dan
diproporsi cephalopelvis.
9. Glukagon adalah substansi alamiah yang
bekerja pada glikogen hepar dan
mengubahnya menjadi glukosa yang
memperbaiki status hipoglikemik.
D. Evaluasi Keperawatan
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-
100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal, membrane
mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan
persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan, Mengungkapkan
pemahaman tentang prosedur
5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi
seperti infeksi, pemisahan plasenta.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus gestasional (DMG)
adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi
atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
DMG disebabkan karena kekurangn insulin yang disebabkan karena adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas
yang bekarja menghasilkan insulin. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin
dan karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu
meningkatkan produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM
yang timbul dalam kehamilan ).
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, et. al.. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Cunningham, Gary, et.al..2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta , Media
Aesculapius.
Wiknjosastro , Hanifa. 2002. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Drawirohardjo
Varney, Helen, et.al. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
http://indodiabetes.com/penanganan-diabetes-pada-ibu-hamil.html#ixzz14YlNIqXk
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/07/ibu-hamil-dengan-diabetes-
mellitus.html#ixzz14YkO05aG
http://www.kalbe.co.id/?mn=news&tipe=detail&detail=19542
http://darsananursejiwa.blogspot.com/2010/02/askep-kehamilan-dengan-diabetes.html