33
Seorang Wanita Usia 55 Tahun Datang dengan Pandangan Mata Kanan Kabur KELOMPOK II 03010220 PARAMITHA W. K. 03010284 YOSHUA A. 03011001 A.A. GEDE I.P. 03011002 ABDEL HALIM A. 03011003 ABDURRACHMAN 03011004 ADI SULISTYO 03011005 ADINDA W. 03011006 ADITYA Y. 03011007 ADRI PERMANA U. 03011008 ADWINA SYAFITRI 03011009 ADY FITRA S. 03011010 AGNESS PRATIWI 03011011 AGNESTIA S. 03011012 AKBARRUDDIN 03011013 AKHMAD 03011014 AKHTA YUDISTIRA 03011015 ALDISA PUSPITASARI

Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Seorang Wanita Usia 55 Tahun Datang dengan

Pandangan Mata Kanan Kabur

KELOMPOK II

03010220 PARAMITHA W. K.

03010284 YOSHUA A.

03011001 A.A. GEDE I.P.

03011002 ABDEL HALIM A.

03011003 ABDURRACHMAN

03011004 ADI SULISTYO

03011005 ADINDA W.

03011006 ADITYA Y.

03011007 ADRI PERMANA U.

03011008 ADWINA SYAFITRI

03011009 ADY FITRA S.

03011010 AGNESS PRATIWI

03011011 AGNESTIA S.

03011012 AKBARRUDDIN

03011013 AKHMAD

03011014 AKHTA YUDISTIRA

03011015 ALDISA PUSPITASARI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2012

Page 2: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

BAB I

PENDAHULUAN

Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan sampai meninggal, jantung dalam

tubuh manusia terus berdenyut. Sepanjang rentang hidup rata-rata manusia, jantung

berkontraksi sekitar 3 milyar kali, tidak pernah berhenti kecuali selama sepersekian detik

untuk mengisi rongganya. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, jantung pada

embrio yang sedang tumbuh mulai berfungsi.

Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen dasar yaitu jantung, pembuluh darah, dan

darah. Jantung adalah organ yang sangat penting, berfungsi sebagai pompa yang memberi

tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan

darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni gradien tekanan dari

daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah. Pembuluh darah berfungsi

sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke seluruh bagian

tubuh dan kemudian dikembalikan ke jantung. Darah adalah medium pengangkut tempat larut

atau tersuspensinya bahan-bahan (misalnya O2, CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon)

yang akan diangkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.

Darah dari jantung mengalir ke seluruh tubuh, termasuk organ-organ penginderaan.

Salah satunya adalah mata. Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks, perkembangannya

sangat sempurna sehingga memungkinkan mata dapat menganalisa dengan tepat bentuk

cahaya, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan dari suatu obyek. Mata terdapat dalam

struktur tulang tengkorak yang disebut orbita dengan lemak orbita sebagai bantalan. Secara

umum mata terdiri atas bulatan, sistem lensa untuk memfokus suatu gambar, lapisan sel-sel

yang fotosensitif serta saraf-saraf yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, dan

menyalurkan informasi visual ke susunan saraf pusat. Dalam makalah ini akan dibahas lebih

lanjut mengenai sistem sirkulasi dan organ penglihatan yaitu mata.

1

Page 3: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang wanita, Nyonya Ani, usia 55 tahun datang ke poliklinik mata, dengan

keluhan pandangan kabur pada mata sebelah kanan. Selain itu dia juga mengalami nyeri berat

di daerah mata, sakit kepala, melihat pelangi sekitar lampu, disertai dengan mual dan muntah.

Pada pemerikasaan mata kanan ditemukan tekanan intraokulernya 28 mmHg. Pada mata kiri

tekanan intraokulernya 13 mmHg. Ibu ini juga mengakui mempunyai riwayat diabetes

mellitus dan beberapa minggu sebelum keluhan ini nyonya Ani juga pernah mengalami

keluhan nyeri dada dan dinyatakan menderita miokardial infark. Dokter mendiagnosis

Nyonya Ani menderita glaukoma akut OD ec diabetes mellitus.

2

Page 4: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

BAB III

PEMBAHASAN

MATA

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Fungsi mata yang paling

sederhana, yaitu mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Lebih

kompleks, mata dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata terdiri dari

beberapa bagian yaitu, orbita, bulbusoculli, dan adneksa mata.

A. Orbita1

Orbita adalah sepasang rongga di

tulang yang berisi bola mata, otot, saraf

dan lemak yang berhubungan dengan

bola mata. Hanya seperlima rongga

orbita yang terisi bola mata, sisa rongga

berisi jaringan ikat dan adiposa, serta

otot mata ekstrinsik, yang berasal dari

orbita dan menginsersi bola mata. Atap

orbita terdiri atas pars orbitalis

os.frontalis. Dinding lateral dipisahkan

dari bagian atap oleh fissura orbitalis

superior yang berfungsi sebagai lintasan saraf yang mempersarafi otot bola mata. Bagian

anteriornya dibentuk oleh facies orbitalis os. zygomaticum. Dasar orbita dipisahkan dari

dinding lateral oleh fissura orbitalis inferior. Tulang-tulang yang menyusun rongga orbita

terdiri atas 7 buah tulang yaitu tulang frontal, tulang zygomaticum, tulang sphenoid, tulang

maxilla, tulang etmoid, tulang nasal, dan tulang lakrimal.

B. Bola mata (bulbus occuli) dan isi bola mata2,3

Bola mata terdiri atas 3 lapisan yaitu, tunika fibrosa, tunika vaskulosa, dan tunika

nervosa.

1. Tunika fibrosa

Merupakan lapisan yang paling luar dari bola mata, terdiri atas bagian posterior

yaitu sklera dan bagian anterior yang transparan disebut kornea.

Sklera terdiri atas jaringan fibrosa padat yang berwarna putih serta merupakan

jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm. Di

3

Page 5: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

posterior dari sklera ditembus oleh N. Opticus. Selain itu, sklera juga memberi

bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik

bola mata. Secara histologi, sklera dapat di bedakan atas 3 lapisan yaitu episklera,

sklera yang sebenar-nya, dan lamina fusca. Episklera merupakan lapis sklera yang

paling luar terdiri atas jaringan fibroelastis yang berhubungan longgar dengan

jaringan ikat sebelah luarnya yang disebut kapsula tenon. Lapisan sklera yang

sebenarnya terdiri atas serat-serat kolagen. Sedangkan antara sklera dan koroid

terdapat jaringan ikat tipis yang mengandung sejumlah melanosit dengan pigmen

melanin dan fibroblas di antara serat sehingga disebut lamina fusca.

Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah perpanjangan anterior yang

transparan dari sklera di bagian depan mata dan merupakan bagian selaput mata

yang ditembus oleh cahaya. Kornea juga menempati 1/6 anterior bola mata

dengan ciri-ciri jerih, transparan, permukaannya halus, di tengah tebalnya 0,7-0,8

sedangkan di tepi 1,1 mm sedikit lebih tebal daripada sklera. Kornea bersifat

avaskuler sehingga memerlukan nutrisi dari luar. Secara histologi kornea terdiri

atas 5 lapisan, yaitu:

1. Epitel, epitel kornea merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

dengan tebal kira kira 50-70 µm. Terdiri atas 5-6 lapis sel dan mempunyai

daya regenerasi yang sangat baik.

2. Membrana browman, suatu lapisan

homogen tipis tepat di bawah epitel,

mirip membran basal epitel tetapi

lebih tebal dan terdiri atas serat serat

kolagen halus.

3. Stroma/substansia propria,

merupakan bagian kornea yang paling

tebal dan transparan. Terdiri atas serat

serat kolagen yang lebih kasar daripada membran bowman. Di antara serat

kolagen terdapat fibrosit yang tampak tipis dengan inti yang jelas.

4. Membran descement, mempunyai struktur homogen yang tebalnya 5-10 µm,

terdiri atas serat-serat kolagen halus yang tersusun seperti jala.

5. Lapisan endotel kornea, merupakan lapisan kornea yang paling dalam dan

terdiri atas epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Lapisan ini membatasi

ruang kamera okuli anterior.

4

Page 6: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

2. Tunika vaskulosa

Merupakan lapisan tengah bola mata dan dilidungi oleh kornea dan sklera. Dari

belakang ke depan disusun oleh: koroid, corpus siliaris, dan iris.

Koroid. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk

mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat

tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastis sehingga dapat

menarik ligamen suspensorium. Koroid mempunyai susunan seperti spons,

warna coklat, berisi banyak pleksus venosus. Tebal sekitar 0.1-0.3 mm, dengan

ruang perikoroid yang memisahkan koroid dari sklera. Koroid dibedakan atas 4

lapisan. Lapisan suprakoroid di sebelah luar terdiri atas serat kolagen dan serat

elastin yang jarang, menghubungkan ruang perikoroid dengan sejumlah

melanosit yang berbentuk seperti bintang. Lapisan vaskulosa terletak di sebelah

dalamnya, merupakan bagian yang paling tebal dari koroid, terdapat cabang

arteri dan vena yang terdapat dalam jaringan ikat jarang dan berisi banyak

melanosit. Lapisan ketiga adalah lapisan koriokapilaris, tempat berakhirnya

cabang arteri koroidea. Di sebelah dalam, antara lapis koriokapilaris dan lapis

epitel pigmen retina terdapat membrana bruch, lapis homogen mengkilap.

Membrana bruch ke anterior masuk ke korpus siliaris dan ke posterior berakhir

pada diskus optikus. Disini terdapat percabangan nervus siliaris yang berakhir

pada otot pembuluh darah. Tapetum lusidum merupakan bagian luar dan

posterior koroid berpigmen.

Corpus siliaris adalah suatu penebalan bagian anterior lapisan koroid,

mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot ini melekat pada

ligamentum suspensorium, tempat perlekatan lensa serta penting dalam

akomodasi penglihatan atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek yang

berjarak jauh ke objek berjarak dekat. Koroid ke anterior meluas sampai ora

serrata dan menebal membentuk korpus siliaris, mengelilingi mata. Pada

potongan meridional, korpus siliaris berbentuk segitiga, dasarnya menghadap ke

kamera oculi anterior, permukaan luarnya terpisah dari sklera oleh ruang

perikoroid dan permukaan dalamnya berhadapan dengan korpus vitreum,

dilapisi oleh pars siliaris retina. Sudut luar melekat pada sklera spur dan sudut

dalam menjulur bebas tepat anterior terhadap equator lensa. Korpus siliaris

merupakan perluasan retina dan koroid ke anterior, kecuali lapis koriokapilaris.

5

Page 7: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Korpus siliaris berisi muskulus siliaris, terdiri atas 3 lapis otot polos,

pars meridionalis, pars radiata, dan pars sirkularis. Ke-3 otot ber-origo pada

sklera spur dan ligamentum pektinatum. Diantara serat-serat otot polos terdapat

jala-jala serat elastin dan melanosit. Lapis vaskular terutama terdiri dari kapilar

dan venula, dan merupakan bagian terbesar prosesus siliaris. Pembuluh darah ini

merupakan tempat pembentukan humor aqueous. Epitel siliaris dilapisi oleh 2

lapis sel-sel kubis. Lapis sel bagian luar tidak berpigmen, dan dibagian apikal

terdapat taut kedap, yang merupakan dasar dari blood aqueous barrier pada

mata. Lapis sel sebelah dalam dari epitel siliaris berpigmen.

Iris adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa, dan menyisakan

lubang bundar di pusat yang disebut pupil. Iris tergantung di dalam aqueous

humor di antara kornea dan lensa. Pinggir iris melekat pada permukaan anterior

corpus ciliaris. Iris membagi ruang antar lensa dan kornea menjadi camera oculi

anterior dan camera oculi posterior. Serabut serabut otot iris bersifat involunter

dan terdiri atas serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut sirkular membentuk

M.spinchter pupilae, serta serabut radial membentuk M.dilator pupilae. Fungsi

iris yaitu mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil

dapat midriasis dan miosis. Midriasis dipengaruhi oleh aktifitas saraf simpatis

sedangkan miosis dipengaruhi oleh saraf parasimpatis.

3. Tunika nervosa

Retina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di sebelah

dalam. Permukaan luar melekat dengan koroid dan permukaan dalam dengan corpus

vitreum. Bagian anterior berakhir pada ora serrata yang merupakan ujung akhir pars

nervosa. Pada pertengahan bagian posterior retina, terdapat daerah lonjong

kekuningan yang disebut macula lutea, yang merupakan area retina dengan daya

lihat yang paling jelas. Di tengahnya terdapat lekukan yang disebut fovea centralis.

Secara histologi retina adalah lapisan bola mata yang paling dalam dan terdiri atas

bagian anterior yang tidak fotosensitif disebut pars seka retina dan bagian posterior

yang fotosensitif yang disebut pars optika retinae. Pars seka retinae membatasi

bagian dalam korpus siliaris dan bagian posterior iris. Pada pars optika retina terdiri

atas 10 lapisan yaitu:

1. Lapisan epitel pigmen

2. Lapisan batang dan kerucut

6

Page 8: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

3. Membrana limitan eksterna

4. Lapisan inti luar

5. Lapisan pleksiform luar

6. Lapisan inti dalam

7. Lapisan pleksiform dalam

8. Lapisan sel ganglion

9. Lapisan serat-serat saraf

10. Membrana limitans interna

Pada lapisan ke 1,2,3,4 merupakan lapisan dalam sel-sel fotosensitif, terdiri atas

sel batang dan sel kerucut serta disebut juga neuron primer. Sedangkan lapisan ke

5,6,7 merupakan neuron sekunder yang menghubungkan sel-sel batang dan kerucut

dengan sel ganglion. Dan pada lapisan 8,9,10 merupakan neuron tersier yang

permukaannya terdiri atas sel-sel ganglion, dendritnya berhubungan dengan neuron

bipolar dan akson-nya menuju ke susunan saraf pusat.

Isi bola mata terdiri dari lensa, aqueous humor, dan corpus vitreus.

1. Lensa

Adalah struktur bikonveks yang transparan. Lensa terletak di belakang iris dan

di depan corpus vitreum. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung

daripada bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang

dinamakan equator. Regio equator lensa dilekatkan pada prosessus ciliaris oleh

ligamentum suspensorium. Tarikan dari serabut serabut ligamentum suspensorim

yang tersusun radial cenderung memipihkan lensa sehingga mata dapat di

fokuskan pada objek yang jauh.

2. Aqueous humor

Merupakan cairan bening yang mengisi kamera anterior dan posterior bulbi.

Aqueous humor dihasilkan oleh sekresi dan ultrafiltrasi dari processus siliaris.

Fungsi aqueous humor adalah untuk menyokong dinding bola mata dengan

memberikan tekanan dari dalam sehingga menjaga bentuk bola mata. Cairan ini

juga memberi makan pada kornea sebab lensa dan kornea tidak memiliki

pembuluh darah.

7

Page 9: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Aqueous humor mengalir dari kamera okuli posterior kemudian ke kamera

okuli anterior menuju sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera

dengan pangkal iris, meninggalkan mata melalui jaringan trabekula menuju ke

kanal schlemm dan vena episklera. Hambatan aliran keluar aqueous humor

mengakibatkan

peningkatan tekanan

intraokular yang

normalnya 20 mmHg

sehingga

mengakibatkan

glaukoma. Keadaan

ini dapat

menimbulkan

kerusakan degeneratif

pada retina yang

berakibat pada

kebutaan.

3. Corpus vitreus

Corpus vitreus mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan gel yang

transparan. Canalis hyloideus adalah saluran sempit yang berjalan melalui corpus

vitreus dari discus nervi optici ke permukaan posterior lensa. Fungsi corpus

vitreus yaitu menyokong permukaan posterior lensa dan membantu melekatkan

pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina.

C. Adneksa mata1

Adalah bagian mata yang letaknya di luar bola mata.

1. Alis mata

Alis mata adalah bagian kulit yang mengalami penebalan. Bagian kulit ini di tunjang

oleh otot-otot di bawahnya.

2. Palpebra

Palpebra berada di depan mata dan berfungsi melindungi mata dari cedera dan

cahaya yang berlebihan. Kedua palpebra saling bertemu di sudut lateral dan medial.

Di antara palpebra superior dan inferior terdapat sebuah lubang yaitu fissura

8

Page 10: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

palpebra. Permukaan superficial palpebra ditutupi oleh kulit sedangkan bagian

dalamnya ditutupi oleh bagian mucosa yang disebut conjungtiva.

Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan. Dimana ketajaman atau

kejernihan penglihatan tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan

sensitifitas dari interpretasi di otak. Alat yang digunakan untuk pengukuran visus seseorang

yaitu Optotipi Snellen. Istilah visus 20/20 adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak

dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain

dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Bilangan tersebut diperoleh dari rumus V = d/D,

dimana visus diperoleh dari pembagian antara jarak seseorang ke Optotipi Snellen dan jarak

normal seseorang melihat huruf paling kecil pada Optotipi Snellen dengan jarak 6 meter

dalam satuan meter dan 20 feet dalam satuan feet.

Proses masuknya cahaya sampai ditangkap oleh retina adalah sebagai berikut. Setelah

melewati kornea, cahaya merambat melalui aqueous humor. Kemudian cahaya diteruskan ke

lensa. Setelah melewati lensa, cahaya diteruskan ke vitreus humor. Cahaya kemudian

difokuskan ke retina yang berperan sebagai fotoreseptor karena terdapat sel kerucut, sel

batang, sel bipolar, dan sel ganglion. Pada retina terdapat sepuluh lapisan dan neuron yang

berfungsi menerima, menggabungkan, dan menangkap atau menghantarkan rangsangan ke

otak untuk pemrosesan. Retina mempunyai lekukan dangkal pada dinding posteriornya yang

hanya berisi sel kerucut dan merupakan daerah avaskular yang disebut fovea centralis, daerah

tengahnya yaitu macula yang berfungsi memberikan ketajaman penglihatan terbesar.5

Salah satu kelainan pada mata yaitu glaukoma.4Glaukoma merupakan kerusakan

penglihatan dan biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata (tekanan

intraokuler). Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-

seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak

jaringan- jaringan saraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. Faktor- faktor

yang dapat menyebabkan glaukoma yaitu:

1. Naiknya tekanan intraokuler akibat hambatan aliran keluar cairan aqueous humor.

2. Umur di atas 50 tahun mempunyai resiko terkena glaukoma yang lebih besar, hal ini

disebabkan oleh ligamentum suspensorium melemah pada usia lanjut sehingga

menyebabkan turunnya lensa dan menghambat aliran cairan tersebut.

3. Riwayat keluarga, jika memiliki sejarah keluarga terkena glaukoma, risiko untuk terkena

glaukoma juga akan semakin besar.

4. Diabetes.

9

Page 11: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

5. Pemakaian kortikosteroid yang berkepanjangan dapat menimbulkan glaukoma. Hal ini di

sebabkan karena pemakaian kortikosteroid dapat mengakibatkan retensi Na sehingga air

ditahan dan menyebabkan volume plasma meningkat dan pada akhirnya tekanan darah

juga ikut meningkat.

Dasar terjadinya nyeri berat di mata dan sakit kepala diakibatkan oleh gangguan aliran

aqueous humor sehingga tekanan intraokulernya naik dan menekan saraf-saraf mata di

belakangnya.

SISTEM KARDIOVASCULAR

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang

berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH

tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh

darah.

Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum di sebelah

anterior dan vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar yang lebar di atas, dan meruncing

di ujungnya, disebut apeks. Jantung dibagai menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki

empat rongga. Rongga atas disebut atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan

memindahkannya ke rongga bawah atau ventrikel yang memompa darah dari jantung. Kedua

paruh dipisahkan oleh septum, sebuah partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran

darah dari kedua sisi jantung. Jantung memiliki pembuluh darah yaitu arteri dan vena. Arteri

membawa darah dari ventrikel ke jaringan. Sedangkan vena mengembalikan darah dari

jaringan ke atrium.

Pada jantung terdapat katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri, yang masing-

masing terletak di antara atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri. Katup AV kanan juga

disebut katup trikuspidalis karena terdiri dari tiga cusp atau daun katup. Demikian juga katup

AV kiri yang memiliki dua daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Tepi-tepi

daun katup AV diikat oleh korda tendinea, yang berorigo pada muskulus papilaris. Dua katup

jantung yang lain yaitu, katup semilunaris aorta antara ventrikel kiri dan aorta dan katup

semilunaris pulmonalis antara ventrikel kiri dan arteri pulmonalis.6

Jantung memiliki tiga sulcus yaitu, sulcus coronarius yang membatasi atrium dan

ventrikel; sulcus interatrialis yang memisahkan kedua atrium; dan sulcus interventrikular atau

sulcus longitudinalis anterior dan posterior yang memisahkan kedua ventrikel. Sulcus

interventrikularis anterior terletak pada permukaan sternokostal kiri dan sulcus

interventrikularis posterior terletak pada permukaan diafragmatik.

10

Page 12: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Lapisan utama dinding jantung adalah lapisan tengah atau lapisan muskular, yaitu

miokardium. Di sebelah dalam, seluruh miokardium dilapisi dengan endokardium.

Endokardium adalah serabut fibrosa yang tipis, yang dilapisi sel endotel gepeng yang

bersambungan dengan endotel pembuluh darah. Di sebelah luar, jantung dilapisi epikardium

(perikardium viseral) yang mempunyai permukaan licin.7

Sel-sel jantung non-kontraktil mampu melakukan otoritmitas karena memiliki nodus

sebagai berikut:

1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), terletak di dinding atrium kanan dekat pintu masuk

vena kava superior.

2. Nodus atrioventrikularis (nodus AV), terletak di dasar atrium kanan dekat septum,

tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel.

3. Berkas his, masuk ke septum antarventrikel. Terbagi atas berkas kanan dan kiri yang

turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan

berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.

4. Serat purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar

ke seluruh miokardium ventrikel.6

Jantung memiliki batas-batas pada rongga toraks sebagai berikut:

Batas dextra tepi kranial costa 3 kanan, kurang lebih 2 cm linea sternalis terus turun ke

kaudal sampai tepi kaudal costa 5 kanan.

Batas bawah atau kaudal dari costa 5 kanan ke kiri menyilang linea mediana sampai di

spatium intercostal ke 5 kiri agak lateral linea parasentralis.

Batas kiri atau sinistra dari spatium intercostal 5 kiri ke kranial terus ke spatium

intercostalis ke 2 kiri, kurang lebih 3 cm midclavicula.

11

Page 13: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Batas atas atau kranial mulai dari spatium intercostal kiri dan kanan, datang pada tempat

dimulainya batas kanan

Darah terus menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua

lengkung vaskular terpisah, yakni sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Sirkulasi

sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan sistem tubuh

lain. Sirkulasi pulmonal terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut

darah antara jantung dan paru-paru.

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium dextra melalui vana cava

superior dan vena cava inferior. Kemudian darah mengalir dari atrium dextra ke ventrikel

dextra, melewati katup trikuspidalis. Ventrikel dextra selanjutnya memompa darah ke arteri

pulmonalis melewati katup semilunaris pulmonalis. Arteri pulmonalis membentuk 2 cabang,

yakni arteri pulmonalis dextra dan arteri pulmonalis sinistra yang masing-masing berjalan ke

paru-paru dextra dan sinistra. Darah yang sampai ke paru-paru mengalami proses oksigenasi

dan kemudian kembali ke jantung melalui vena pulmonalis, masuk ke atrium sinistra. Darah

yang kaya O2 dari atrium sinistra dipindahkan ke ventikel sinistra melewati katup bikuspidalis

(katup mitral). Kemudian vantrikel sinistra memompa darah ke aorta melewati katup

semilunaris aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang memperdarahi

berbagai organ tubuh.6

Percabangan arteri dari jantung dimulai dari arcus aorta. Pada arcus aorta terdapat 3

percabangan, yaitu truncus brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri

subclavia sinistra. Truncus brachiocephalica selanjutnya bercabang menjadi arteri carotis

communis dextra dan arteri subclavia dextra. Masing-masing arteri carotis communis dextra

dan sinistra selanjutnya akan bercabang menjadi arteri carotis interna dan arteri carotis

externa. Arteri carotis interna memperdarahi cranium bagian dalam dan arteri carotis externa

memperdarahi cranium bagian luar. Sedangkan masing-masing arteri subclavia dextra dan

sinistra akan memperdarahi tungkai atas dextra dan sinistra. Setelah melewati costa I, arteri

subclavia menjadi arteri axillaris kemudian menjadi arteri brachialis saat sejajar dengan

muskulus teres major dan bercabang menjadi arteri ulnaris dan arteri radialis.

Arcus aorta selanjutnya menjadi aorta descenden. Aorta descenden sebelum

diafragma merupakan aorta thoracalis. Setelah melewati diafragma, aorta thoracalis menjadi

aorta abdominalis dan kemudian bercabang menjadi arteri iliaca communis dextra dan arteri

iliaca communis sinistra. Masing-masing arteri iliaca communis dextra dan sinistra bercabang

lagi menjadi arteri iliaca interna dan arteri iliaca externa. Arteri iliaca interna memperdarahi

bagian genital dan arteri iliaca externa memperdarahi tungkai bawah.

12

Page 14: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

Arteri iliaca externa menjadi arteri femoralis yang kemudian memberi percabangan,

yaitu arteri profunda femoralis, arteri circumflexa lateral, dan arteri circumflexa medial.

Selanjutnya arteri femoralis melewati hiatus adductorius hunteri menuju ke bagian posterior

dan pada regio poplitea menjadi arteri poplitea. Pada 1/3 cruris, arteri poplitea bercabang

menjadi arteri tibialis anterior, arteri tibialis posterior dan arteri peroneus. Arteri tibialis

anterior pada daerah dorsum pedis menjadi arteri dorsum pedis dan arteri tibialis posterior

pada daerah plantar pedis menjadi arteri plantar pedis.

Dinding pembuluh darah umumnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu tunika intima, tunika

media, dan tunika adventisia. Berikut ini akan diuraikan susunan histologi dari pembuluh

darah.

1. Arteri kecil:

a. Tunika intima: terdiri atas selapis sel endotel. Di bawahnya terdapat lapisan

subendotel yang sangat tipis. Lamina elastika interna yang membatasi tunika

intima dan tunika media terdiri atas serat-serat elastin yang membentuk berkas

melingkari dinding pembuluh darah.

b. Tunika media: terdiri atas 1-5 lapisan serat otot polos sirkular. Diantaranya

terdapat sedikit serat elastin, serat kolagen, dan fibrosit. Belum memiliki lamina

elastika eksterna.

c. Tunika adventisia: terdiri atas anyaman penyambung jarang yang mengandung

serat kolagen dan elastin yang berjalan longitudinal. Serta terdapat fibroblast yang

tersebar.

2. Arteri sedang:

a. Tunika intima: terdiri atas sel endotel, lapisan subendotel yang lebih tebal dari

arteri kecil, lamina elastika interna lebih kontinyu.

b. Tunika media: terdiri atas 40-50 lapis serat-serat otot polos sirkular. Diantaranya

terdapat serat elastin halus. Ada membran elastis yang tipis dan berlubang-lubang

yang disebut lamina elastika eksterna.

c. Tunika adventisia: lebih tebal dari arteri kecil. Terdiri dari serat elastin dan serat

kolagen yang halus.

3. Arteri besar:

a. Tunika intima: selapis sel endotel, lapisan subendotel yang terdiri atas

anyaman penyambung jarang yang tebal. Mengandung serat-serat otot polos

dan tidak memiliki lamina elastika interna.

13

Page 15: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

b. Tunika media: terdiri atas 40-70 lapisan membran-membran elastis yang

tersusun kosentris dan dihubungkan oleh serat-serat elastin. Diantaranya diisi

anyaman penyambung jarang dan serat-serat otot polos sirkular.

c. Tunika adventisia: lebih tebal dari arteri sedang. Mengandung vasa vasis dan

serat saraf vasomotor.

4. Vena kecil:

a. Tunika intima: sama seperti arteri kecil, tidak terdapat lamina elastika interna.

b. Tunika media: mempunyai otot polos lebih tipis dari arteri kecil, tersusun

lebih longgar.

c. Tunika adventisia: lebih tebal dari arteri kecil. Terdapat saraf vasomotor.

5. Vena sedang:

a. Tunika intima: lebih tipis, lapisan subendotel lebih tipis. Tidak memiliki

lamina elastika interna dan eksterna.

b. Tunika media: lebih tipis, otot polos lebih longgar.

c. Tunika adventisia: lebih tebal.

6. Vena besar:

a. Tunika intima: lapisan subendotel lebih tebal.

b. Tunika media: hanya sedikit mengandung serat otot polos, batas tunika media

dan tunika adventisia tidak jelas. Pada vena cava yang bermuara ke jantung

tidak lagi memiliki tunika media sehingga tunika adventisia melekat langsung

pada tunika intima.

c. Tunika adventisia: merupakan lapisan yang paling tebal dari ketiga lapisan,

berisi serat-serat kolagen dan serat elastin. Pada vena cava inferior terdapat

berkas otot polos yang tersusun longitudinal.8

Darah yang di pompa jantung ke seluruh tubuh yang telah dijelaskan di atas

merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel darah dan zat antarsel berupa cairan yang

disebut plasma. Unsur sel merupakan 45% dari darah dan plasma 55% dari darah. Jumlah

darah 5 liter pada orang dewasa. Plasma berwarna kekuningan dan tembus cahaya. Sel-sel

darah adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keeping-

keping darah).

Eritrosit atau sel darah merah tidak berinti, tidak memiliki organel dan mengandung

protein pembawa O2 yaitu hemoglobin (Hb) yang membentuk sekitar 95% protein intrasel

eritrosit. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Bentuk dari samping

seperti cakram bikonkaf, berdiameter 7,5 mikron. Eritrosit dibungkus oleh membran plasma

14

Page 16: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

(plasmalema) yang terdiri dari 40% lipid (fosfolipid, kolesterol, glikolipid, dan lain-lain),

50% protein dan 10% karbohidrat. Di bawah plasmalema terdapat kerangka sel yang terdiri

dari 2 lapisan yaitu jala granular vertikal dan jala filamentosa horizontal. Jala-jala ini tersusun

dari protein kontraktil yang disebut spektrin yang dapat mempertahankan bentuk bikonkaf

eritrosit dan menyebabkan eritrosit elastis sehingga dapat berubah bentuk seperti mangkuk

pada waktu melalui kapiler darah. Usia eritrosit dalam darah yaitu 120 hari.

Fungsi utama eritrosit relatif sederhana, yaitu menyalurkan oksigen ke jaringan dan

membantu membuang karbondioksida dan proton yang dibentuk oleh metabolisme jaringan.

Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam

proses untuk mempertahankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor

ion serta pengaturan air keluar-masuk sel.8,9

Ringkasan aspek penting Metabolisme dalam eritrosit

a. Eritrosit sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energinya;

membrannya mengandung pengangkut glukosa berafinitas tinggi.

b. Glikolisis, yang menghasilkan laktat adalah jalur produksi ATP.

c. Tidak terjadi pembentukan ATP melalui fosforilasi oksidatif karena tidak

terdapat mitokondria di eritrosit.

d. Eritrosit memiliki beragam pengangkut yang mempertahankan keseimbangan

ion dan air.

e. Pembentukan 2,3-bifosfogliserat oleh reaksi-reaksi yang berkaitan erat dengan

glikolisis penting dalam mengatur kemampuan Hb mengangkut oksigen.

Eritropoietin manusia merupakan suatu glikoprotein dengan 166 asam amino.

Eritropoietin merupakan regulator utama eritropoiesis pada manusia. Zat ini disintesis

terutama oleh ginjal dan dikeluarkan ke dalam aliran darah sebagai respon hipoksia.

Eritropoietin kemudian masuk ke dalam sumsum tulang kemudian berinteraksi dengan burst-

forming unit-erythroid (BFU-E), menyebabkannya berproliferasi dan berdiferensiasi, lalu

terbentuklah eritrosit.9

Leukosit atau sel darah putih berbentuk sferis dan berinti. Pada sediaan darah segar

leukosit terlihat bulat, tidak berwarna, dan intinya terlihat hanya sebagai titik-titik hitam.

Berdasarkan terdapat tidaknya granula dalam sitoplasma, leukosit dibagi dalam 2 golongan

yaitu granulosit (netrofil, eosinofil, dan basofil) dan agranulosit (limfosit dan monosit).

Netrofil berdiameter 10-15 mikron. Intinya terdiri dari 2-5 lobus yang dihubungkan

oleh benang kromatin halus. Granula spesifik halus, berwarna merah muda dan tersebar rata.

Eosinofil berdiameter 12-15 mikron. Intinya terdiri dari 2 lobus sedangkan granulanya kasar,

15

Page 17: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

berwarna merah, berukuran sama besar, tersebar rata tetapi tidak menutupi inti. Basofil

berdiameter 10-15 mikron. Inti tertutup granula sehingga batasnya tidak jelas. Granula kasar,

berukuran tidak sama, bentuknya bulat tapi bisa tidak teratur dan berwarna biru tua. Limfosit

berdiameter 6-8 mikron. Intinya bulat, berwarna biru tua dan hampir menutupi seluruh sel.

Kromatin inti sangat padat, serta terdapat granula azurofilik yang berwarna biru ungu.

Sedangkan monosit adalah sel besar yang berdiameter 12-20 mikron. Intinya terletak

eksentris, berbentuk lonjong seperti tapal kuda/ginjal dan memiliki lekukan yang dalam.

Kromatin inti tidak padat dan tersusun seperti jala. Terdapat granula azurofilik.

Trombosit atau keping-keping darah berbentuk seperti cakram bikonveks, lonjong,

tidak berinti dan berdiameter 2-4 mikron. Tiap trombosit mempunyai daerah tepi yang

berwarna biru muda disebut hialomer dan daerah tengah yang mengandung granula ungu tua

disebut granulomer.8

Pada hemostasis, yaitu penghentian pendarahan akibat pembuluh darah yang

terpotong atau robek, mula-mula terjadi vasokonstriksi pembuluh yang cedera sehingga aliran

darah berkurang. Terdapat 3 tahap, yaitu:

1. Pembentukan agregat trombosit yang longgar dan sementara di tempat cidera.

Trombosit berikatan dengan kolagen dibagian dinding pembuluh yang cidera,

mengeluarkan ADP membentuk tromboksan A2 yang mengaktifkan trombosit lain

disekitar tempat cidera.

2. Pembentukan jaring fibrin yang mengikat agregat trombosit, membentuk sumbat

hemostatik atau trombus yang lebih stabil.

3. Disolusi sumbat hemostatik atau thrombus secara parsial atau total oleh plasmin.

Fibrin dibentuk dengan melalui 2 jalur, yaitu jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. Jalur

ekstrinsik berawal dari pengaktifan faktor XII (F XII) oleh prakalikrein dan kininogen

berberat molekul tinggi, menjadi F XIIa. Setelah itu, F XIIa mengaktifkan F XI menjadi F

XIa. F XIa akan mengaktifkan F IX menjadi F IXa dengan bantuan Ca2+. Lalu, F IXa akan

mengaktifkan F X menjadi F Xa dengan bantuan dari jalur ekstrinsik, yaitu pengaktifan F XII

yang mengaktifkan F X menjadi F Xa juga. Lalu, F Xa ini akan mengubah protrombin

menjadi trombin. Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi monomer fibrin. Lalu,

monomer fibrin berubah menjadi polimer fibrin, yang dengan bantuan F XIIa akan menjadi

ikatan silang polimer fibrin.10

Sejumlah besar bahan inorganik dan organik terlarut dalam plasma. Konstituen

inorganik membentuk sekitar 1 % dari berat plasma. Elektrolit paling banyak dalam plasma

adalah Na+ dan Cl-, komponen garam dapur. Terdapat juga HCO3-, K+,Ca2+, dan bahan lain

16

Page 18: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

dalam jumlah lebih kecil. Konstituen organik yang paling banyak berdasarkan berat adalah

protein plasma, yang membentuk 6% sampai 8% dari berat total plasma.11

Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma yang tidak sekedar

terangkut dalam plasma. Komponen penting ini dalam keadaan normal tetap berada di plasma

dan melakukan banyak fungsi penting. Terdapat tiga protein plasma dalam darah yang

memiliki tugas spesifik, yaitu:11

a. Albumin, protein plasma yang paling banyak, berperan dalam menentukan

tekanan osmotik.

b. Globulin dibagi menjadi globulin α, globulin β dan globulin gamma. Globulin α

dan globulin β berperan dalam proses pembekuan darah. Sedangkan globulin

gamma berperan sebagai immunoglobulin (antibodi) yang penting untuk

mekanisme pertahanan tubuh.

c. Fibrinogen berperan dalam pembekuan darah.

Ada beberapa area yang dapat digunakan untuk mengukur denyut nadi. Pada area

wajah denyut nadi bisa di rasakan pada arteri temporalis superficialis dan arteri lingualis.

Sedangkan untuk area leher pada arteri carotis communis. Area siku pada arteri brachiallis,

dan arteri radialis pada pergelangan tangan. Arteri femoralis dan arteri dorsalis juga bisa

digunakan untuk mengukur denyut nadi pada bagian inferior tubuh. Pada pemeriksaan

tekanan darah yang biasa digunakan adalah arteri brachiallis dan arteri radialis.12

a) pada arteri radialis b) pada arteri carotis communis

BAB IV

KESIMPULAN

Pasien menderita glaukoma karena tekanan intraokulernya melebihi batas normal.

Tingginya tekanan intraokuler disebabkan karena aqueous humor yang dibentuk terus

menerus oleh badan siliaris menumpuk di mata dan menekan ke segala arah. Penumpukan

tersebut bisa dikarenakan oleh tersumbatnya aliran keluar aqueous humor . Jika cairan ini

17

Page 19: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

menekan ke depan mata, maka kornea membengkak, lalu ideks bias berubah, dan penderita

melihat pelangi di sekitar cahaya yang berwarna putih. Meningkatnya tekanan intraokuler

menyebabkan mata terasa berat, sakit kepala,mual, dan muntah. Selain itu pasien memiliki

riwayat diabetes mellitus yang mempertinggi resiko terkena glaukoma.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell R. Anatomi kepala dan leher. In: Hartanto huriawati,Listiawati E, editors.Buku

Anatomi Klinik. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006.p.766-82.

2. Sloane,Ethel.2004. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran

18

Page 20: Makalah Mp4 Kasus 3 Print

3. Gunawijaya FA,Kartawiguna E, Arkheman H, David. Diktat kuliah histologi 2. Jakarta:

penerbit FK Universitas Trisakti;2003.p.70-5.

4. Anonymous. Glaukoma.Availableat:

http://www.mayoclinic.com/health/glaukoma/DS00283. Accessed January 28, 2012.

5. Anonymous. Sekilas tentang visus mata.Available

at:http://hayato31.blogshpot.com/2009/04/visus-adalah-ketajaman-atau-

kejernihan.Accessed January 28, 2012.

6. Sherwood L. Fisiologi jantung. In: Yesdelita N, editor. Fisiologi manusia: dari sel ke

sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2009.p.328-34.

7. Basmajian JV, Slonecker CE. Jantung dan perikardium. In: Hardjasudarma M, editor.

Grant anatomi klinik.11th ed. Tangerang: Binarupa aksara.p.118.

8. Gunawijaya FA,Kartawiguna E, Arkheman H, David. Diktat kuliah histologi 1. Jakarta:

penerbit FK Universitas Trisakti;2003.p.42-55

9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW.Sel darah merah dan putih. In: Wulandari N,

Rendy L, Dwijayanthi L, Liena, DanyFrans, Rachman LY, editors. Biokimia Harper. 27 th

ed. Jakarta: EGC; 2009.p.636-9.

10. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Hemostasis dan trombosis. In: Wulandari N,

Rendy L, Dwijayanthi L, Liena, Dany Frans, Rachman LY, editors. Biokimia Harper.

27th ed. Jakarta: EGC; 2009.p.626-7.

11. Sherwood L. Darah. In: Yesdelita N, editor. Fisiologimanusia: dariselkesistem. 6 th ed.

Jakarta: EGC; 2009.p.422-3.

12. Anonymous.Anatomi sistem pembuluh darah.Available at:

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-sistem-pembuluh-

darah/. Accessed January 28, 2012.

19