21
Makalah Kasus Disusun Oleh: Pembimbing : Dr. Elly Tania, SpKJ. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa UKRIDA periode 24 Maret s/d 26 April Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBI BD 1) Jln. Kembangan Raya No. 2, Jakarta Barat 1

Makalah Kasus ujian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah kasus ujian panti sosial

Citation preview

Makalah Kasus

Disusun Oleh:

Pembimbing :Dr. Elly Tania, SpKJ.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa UKRIDAperiode 24 Maret s/d 26 AprilPanti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBI BD 1)Jln. Kembangan Raya No. 2, Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus : Selasa / 22 April 2014SMF ILMU JIWAPANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1 (PSBI BD 1)

Nama pasien : Tn. SMasuk panti: 11 April 2014

I. IDENTITASNama: Tn. STempat dan tanggal lahir: Jawa, Jenis kelamin: Laki-lakiUsia: 40 tahun Agama: IslamPendidikan Terakhir: SD kelas 2Suku bangsa: JawaAlamat: ???????? (kebayoran baru)Status perkawinan: Belum menikahPekerjaan: Gelandangan

II.RIWAYAT PSIKIATRIDilakukan autoanamnesis pada tanggal 18 April 2014

A. KELUHAN UTAMAWarga bina sosial (WBS) dibawa oleh Dinas Sosial saat WBS sedang tidur di monas sejak 7 hari yang lalu.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANGTujuh hari yang lalu, WBS sedang berjalan di daerah monas. Karena kelelahan, maka WBS duduk dan akhirnya tertidur di monas. Kemudian sekitar jam 12 siang, WBS dibangunkan oleh 8 orang Petugas Dinas Sosial dan langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya. Tidak ada perlawanan dari WBS. WBS tidak memliki KTP karena tidak memiliki uang untuk membuat KTP.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA1. Gangguan psikiatrik???? tahun yang lalu, ketika WBS terbangun dari tidurnya sekitar jam 12 malam (malam jumat), WBS melihat 3 pocong sedang mondar-mandir beberapa kali di rumahnya, lalu pocong tersebut tiba-tiba menghilang. WBS takut dan segera pindah ke mesjid. Satu tahun yang lalu, saat WBS sedih karena ditolak oleh perempuan yang dicintainya tang bernama Warti, WBS pernah mendengar suara bisikan Warti yang mengajak jalan dan WBS pernah melihat Warti yang mengenakan baju putih lewat di hadapannya. Kejadian itu hanya terjadi satu kali saja.2. Riwayat Gangguan MedikWarga bina sosial tidak pernah mengalami trauma seperti kecelakaan, jatuh dari ketinggian, terbentur serta tidak pernah dirawat di rumah sakit. WBS juga menyangkal adanya suatu riwayat gangguan medik yang cukup berat seperti hipertensi, TBC. Saat bayi, WBS mengatakan bahwa setengah badannya mati sebelah. Mati sebelah yang dimaksud WBS adalah setengah tubuhnya mengalami kelumpuhan dan tidak dapat merasakan apapun. Setelah ibunya membawa WBS ke Kiai, WBS sembuh total. WBS tidak berobat ke dokter karena tidak memiliki biaya. WBS tidak mengetahui penyebab kelumpuhan tersebut. Ketika ia berusia 5 tahun pernah mengalami gatal-gatal di seluruh tubuhnya dan sembuh ketika mendapatkan obat dari dokter.3. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifWBS mengakui bahwa ia mengkonsumsi rokok sebanyak 3-12 batang dalam sehari, tergantung uang yang dimiliki pada saat itu. WBS juga mengkonsumsi anggur merah dan bir sebanyak 1 botol, namun sangat jarang sekitar sekali dalam sebulan, hanya pada saat WBS sedang merasa pikirannya tidak tenang. Merokok dan minum anggur merah dimulai sejak 1 tahun yang lalu ketika WBS merasa sedih karena ditolak oleh perempuan yang dicintainya sehingga untuk mengatasi kesedihannya tersebut maka WBS merokok. WBS mengakui bahwa di dalam rokok terdapat zat yang membuatnya kecanduan sehingga ia merokok hingga saat ini. Ketika sedang berkumpul bersama temannya, WBS ditawarkan ganja oleh temannya dan WBS mencoba ganja tersebut dengan cara dihisap karena WBS ingin tahu bagaimana rasa ganja tersebut. Setelah menggunakan ganja, WBS merasa pusing dan melayang. Namun WBS mengatakan bahwa hanya sekali mengkonsumsi ganja dan tidak kecanduan karena harga ganja mahal. Riwayat penggunaan zat psikoaktif lainnya seperti heroin, kokain, shabu disangkal oleh WBS.

D.RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat Prenatal dan PerinatalWBS merupakan tunggal. WBS merupakan anak yang diharapkan kelahirannya. Kondisi ibu pada saat mengandung WBS dalam keadaan sehat, tidak pernah mengalami masalah emosional yang bermakna, tidak ada penyakit fisik yang serius, dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. Kelahirannya ditolong oleh Kiai di rumahnya, dengan proses kelahiran normal dan tidak ada komplikasi saat melahirkan. WBS tidak mengetahui kondisi saat ia lahir seperti berat badan lahir, apakah cukup bulan, apakah WBS langsung menangis dan lain-lain.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Warga bina sosial tumbuh dan kembang normal seperti anak lain seusianya. WBS mengkonsumsi ASI sampai berusia 1 bulan, lalu dilanjutkan dengan pisang yang dihaluskan. WBS tidak mengingat kapan ia mulai berjalan, berbicara serta menggunakan toilet sendiri. Ketika WBS berusia 5 bulan, ayahnya meninggal dunia karena sakit tetapi WBS tidak mengetahui sakit apa sehingga WBS lebih dekat ke ibunya. Setelah ayahnya meninggal, ibunya menikah dengan laki-laki lain, dan WBS diasuh oleh ibunya dan ayah tirinya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pada masa ini WBS tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lain. Hubungan WBS dengan keluarga baik, namun WBS tidak terlalu dekat dengan ayah tiri dan adik tiri. WBS adalah anak yang suka bergaul, dan memiliki banyak teman. Sejak usia 3 tahun, WBS mulai bersekolah di salah satu TK di daerah Jawa. WBS hanya sekolah TK sekitar 1 tahunan, lalu mereka sekeluarga pindah ke Jakarta karena diajak oleh keponakan ibunya untuk bekerja sebagai pemulung. WBS melanjutkan sekolahnya ke SD kelas 1 di daerah Kebayoran Lama. Selama bersekolah, WBS menyukai pelajaran olahraga seperti senam dan lari pagi. Sejak TK hingga SD kelas 2, WBS tidak pernah tinggal kelas. Selama masa sekolah, ketika ada lomba-lomba, WBS hanya menonton karena harus membayar jika ingin mengikuti lomba-lomba tersebut. Jika ada kerja bakti membersihkan halaman sekolah, WBS ikut berpartisipasi. Ketika WBS kelas 2 SD, WBS pernah tidak masuk sekolah karena malas, sejak saat itu, WBS menjadi ketagihan bolos dan tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi. Orangtuanya membiarkan saja ketika WBS tidak mau bersekolah kembali. WBS menjadi pemulung ketika berusia 5-6 tahun. Berjualan es mambo ketika berusia 6-8 tahun. Menjadi penjual rokok dan semir sepatu ketuka berusia 8-11 tahun. Ketika masa kanak-kanak, WBS rajin sholat, berpuasa serta mengikutin ceramah Kiai.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan RemajaPada saat remaja, WBS menjadi pengemis di pasar dan jalanan. WBS juga sering bermain dan berjalan-jalan bersama teman-temannya. Hal ini yang membuat WBS menjadi agak malas untuk menjalankan kegiatan beragam seperti sholat 5 waktu dan berpuasa. Orientasi seksualnya adahal heteroseksual karena WBS menyukai wanita dan pada masa remaja ini, WBS sudah melakukan hubungan dengan PSK. 5. Riwayat Masa Dewasaa) Riwayat PendidikanPendidikan terakhir WBS adalah SD kelas 2 dan WBS tidak melanjutkan sekolahnya lagi karena malas. Selama sekolah, WBS menyukai pelajaran olahraga. b) Riwayat Pekerjaan.WBS sudah menjadi pemulung sejak usia 5 tahun. Pekerjaan ini dijalani sekitar 1 tahun-an dengan penghasilan per hari sekitar 40 ribuan. Usia 6 tahun, WBS berjualan es mambo, pekerjaan ini dilakukan selama 2 tahun dengan penghasilan sekitar 40 ribuan. Usia 8 tahun, WBS berjualan rokok dan menjadi penyemir sepatu selama kurang lebih 3 tahun dengan penghasilan 10 ribu rupiah. WBS mengatakan ia berpindah-pindah pekerjaan karena ingin mencoba berbagai pekerjaan. Setelah itu WBS tidak bekerja lagi dan menjadi pengemis di pasar dan jalanan. Pendapatan dalam sehari sekitar 20 ribuan. WBS tidak bekerja karena tidak ada minat untuk bekerja dan juga tidak ada modal. Saat ayah tirinya bekerja sebagai kuli panggul kacang kedelai, WBS ikut membantu ayahnya untuk mendorong gerobak tersebut. c) Riwayat Perkawinan WBS belum menikah. d) Riwayat AgamaWBS beragama Islam. Ketika masa kanak-kanak, WBS rajin beribadah seperti sholat 5 waktu, puasa, mendengarkan ceramah Kiai. Namun setelah dewasa, karena pengaruh teman-temannya yang sering mengajak WBS jalan-jalan, maka WBS menjadi lupa dan malas untuk beribadah. Sejak dewasa, WBS tetap sholat namun tidak 5 waktu, ketika bulan puasa WBS tidak setiap hari berpuasa.e) Riwayat PsikoseksualKetika remaja, WBS pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah sebanyak empat kali dengan PSK. WBS berhubungan tanpa menggunakan kondom walaupun WBS mengetahui bahwa ada risiko untuk tertular penyakit seksual seperti HIV/AIDS, hepatitis.f) Aktivitas SosialHubungan WBS dengan orang-orang di lingkungan sekitar rumahnya baik. Ketika ada kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, WBS ikut berpartisipasi membersihkannya. g) Riwayat Pelanggaran HukumWBS pernah di penjara sebanyak 2 kali. Hal ini karena kesalahpahaman. Ketika WBS sedang berjalan kaki sendirian di daerah Pantura pada malam hari karena kehabisan ongkos untuk pulang ke Jawa, WBS dituduh mencuri kabel karena pada saat itu ada kasus perampokan kabel. WBS langsung ditangkap dan dibawa ke pos polisi setempat oleh polisi. Setelah diperiksa ternyata tidak ada barang bukti yang menunjukan bahwa WBS mencuri kabel tersebut sehingga WBS segera dibebaskan. Kejadian yang kedua serupa dengan yang pertama, namun terjadi di daerah Sayung Demak. WBS dituduh mencuri kabel dan dipenjara setengah hari. Setelah diperiksa dan tidak ada bukti, maka WBS dibebaskan pada esok paginya.

E. RIWAYAT KELUARGAWarga bina sosial merupakan tunggal. Ayah dan Ibu WBS sudah meninggal. Ayahnya meninggal pada saat WBS berusia 5 bulan, tetapi WBS tidak mengetahui penyebab meninggalnya. Sedangkan ibunya meninggal 1 tahun yang lalu karena kelumpuhan. Di antara anggota keluarganya, tidak ada yang memiliki gangguan jiwa. Tidak ada riwayat penyakit kronis dalam keluarganya. Hubungan WBS dengan keluarga baik namun tidak terlalu dekat dengan ayah tiri dan adik tiri.

Keterangan : : Wanita : Keluarga dengan gangguan jiwa : Pria : Keluarga yang tinggal serumah bersama pasien. : Pasien

: Meninggal

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANGSejak kecil, WBS tinggal bersama ibu, ayah tiri serta ketiga adik tirinya. Mereka tidak memiliki rumah, hanya mengontrak sebuah kamar sebagai tempat berisitirahat mereka. WBS tidak mengetahui berapa harga kontrakannya karena dibayar oleh ayah tirinya. Yang mencari nafkah adalah ayah tirinya, sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Namun 1 tahun yang lalu pada saat ibunya meninggal, WBS tidak tinggal dengan ayah tirinya dan memilih untuk hidup sendirian sebagai gelandangan. WBS tidur di emperan rumah orang dan merasa nyaman tidur di sana walaupun terkadang dimarahin oleh orang. WBS terkadang diberikan makanan oleh orang lain dan terkadang mengemis untuk makan. Namun saat ini, WBS tinggal di panti sosial kedoya sejak 7 hari yang lalu. Hubungan WBS dengan orang-orang yang tinggal di panti ini juga baik. Di panti, WBS tidak mengalami gangguan untuk makan dan tidur.

G. PERSEPSI DAN HARAPAN PASIEN

III. STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM1. PenampilanWarga bina sosial, laki-laki berusia 40 tahun, sesuai usia, perawakan sedikit gemuk, kulit sawo matang. Pada saat dilakukan wawancara, WBS tampak kurang rapih dengan memakai baju yang agak kumal, celana panjang, dan sendal jepit. Perawatan diri cukup baik. Suara kecil, ekspresi wajah ?????? Cara berjalan baik, tidak ada kesulitan berjalan.2. Kesadarana. Kesadaran sensorium / neurologik: Kompos mentisb. Kesadaran psikiatrik: Tampak tidak terganggu3. Perilaku dan aktivitas psikomotora. Sebelum wawancara: WBS tampak tenang.b. Selama wawancara: WBS duduk dengan tenang.c. Sesudah wawancara: WBS kembali ke bangsalnya dengan tenang.4. Sikap terhadap pemeriksaWBS kooperatif terhadap pemeriksa.5. Pembicaraan:a. Cara berbicara: WBS berbicara tidak spontan, lancar, volum suara kecil, dengan intonasi yang baik, artikulasi tidak jelas, dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan.b. Gangguan berbicara: tidak ada.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)1. Suasana perasaan (mood) : eutimia2. Afek ekspresi afektifa. Arus : baikb. Stabilisasi : stabilc. Kedalaman : dalamd. Skala diferensiasi : luase. Keserasian : serasif. Pengendalian impuls : baikg. Ekspresi : baikh. Dramatisasi : tidak ada

C. GANGGUAN PERSEPSIa. Halusinasi: Halusinasi Auditorik : WBS mendengar suara kakaknya yang mengatakan bahwa WBS harus bisa jaga diri, sehat selalu. WBS juga pernah mendengar suara ibunya yang menyuruhnya pulang dan jangan lama-lama di panti. Halusinasi Visual : WBS melihat ada bayangan ibunya namun bayangan tersebut hanya lewat. Halusinasi Taktil : WBS merasa ada yang memelukanya Halusinasi Olfaktori : WBS mencium wangi bunga. b. Ilusi : Tidak adac. Deperesonalisasi : WBS pernah merasa dirinya itu adalah ibunya.d. Derealisasi: Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)1. Taraf pendidikan : SD kelas 22. Pengetahuan umum :Baik3. Kecerdasan :Baik 4. Konsentrasi : Baik5. Orientasi a. Waktu:Baik (WBS mengetahui saat itu siang atau malam)b. Tempat: Baik (WBS mengetahui sekarang sedang berada di panti sosial kedoya)c. Orang : Baik (WBS dapat mengenali orang-orang di panti dan pemeriksa)d. Situasi : Baik (WBS tahu dokter muda sedang wawancara untuk mencari tahu penyebab WBS berada di panti)6. Daya ingat a. Tingkat: Jangka panjang: baik (WBS masih ingat tempat dan tanggal lahir serta, ingat kejadian masa kecilnya.) Jangka pendek: baik (WBS dapat menyebutkan menu makan tadi pagi) Segera: baik (WBS dapat mengulang angka- angka yang diucapkan oleh pemeriksa)7. Pikiran abstraktif : baik (WBS tidak dapat mengartikan peribahasa, namun dapat mengetahui persamaan apel dan jeruk) 8. Visuospasial: baik (WBS dapat menggambarkan jam dan waktu sesuai diminta)9. Bakat kreatif : Tidak ada10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (WBS dapat makan dan mandi sendiri)

E. PROSES PIKIR1. Arus pikir Produktifitas : Baik, dapat berbicara spontan Kontinuitas : Baik, inkoherensi (-), Hendaya bahasa : Tidak ada2. Isi pikir Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada Waham : Tidak ada Obsesi: Tidak ada Fobia : Tidak ada Gagasan rujukan : Tidak ada Gagasan pengaruh : Tidak ada Ide Bunuh Diri : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULSBaik, selama wawancara WBS dapat bersikap tenang dan tidak menunjukkan gejala yang agresif. WBS dapat berkomunikasi dengan baik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pemeriksa.

G.DAYA NILAI1. Daya nilai sosial : Baik (WBS bersosialisasi baik dengan orang-orang di Panti)2. Uji daya nilai: Baik (jika menemukan barang orang lain yang terjatuh ia akan mengembalikan barang tersebut, karena barang tersebut bukan miliknya)3. Daya nilai realitas : Baik

H. TILIKANTilikan 4 karena WBS menyadari adanya halusinasi namun ia tidak mengetahui penyebabnya.

I. RELIABILITASDapat dipercaya.IV. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS INTERNUS1. Keadaan umum: Baik2. Kesadaran : Compos Mentis3. Tensi: Tidak dilakukan4. Nadi: Tidak dilakukan5. Pernafasan dan suhu : Tidak dilakukan6. Sistem kardiovaskular: Tidak dilakukan7. Sistem respiratorius: Tidak dilakukan8. Sistem gastrointestinal : Tidak dilakukan9. Extremitas: pada extremitas bawah, ada pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah sekitar patella kanan sehingga tidak simetris dengan sisi sebelah kiri.

B. STATUS NEUROLOGIKTidak dilakukan pemeriksaan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan pemeriksaan.

VI.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAWarga bina sosial ditangkap oleh Satpol PP di daerah Pancoran ketika WBS turun dari bis yang ditumpanginya untuk mengamen, sejak 1,5 bulan yang lalu. Saat itu, Satpol PP tiba-tiba mendatangi dan mebawa WBS ke panti sosial kedoya, tanpa ada pertanyaan terlebih dahulu. Pada saat itu, WBS lupa membawa KTP. Tiga bulan yang lalu, salah satu kakak perempuan WBS meninggal dunia. Pada saat WBS sedang menemani jenazah kakaknya, WBS mendengar suara bisikan kakaknya. Pada hari jumat minggu lalu, ketika WBS sedang duduk sendirian pada malam hari, WBS melihat ada bayangan ibunya. Pada hari rabu kemarin, ketika WBS sedang mandi, WBS mendengar suara ibunya. Selain itu, WBS juga merasa ada yang memelukanya dan mencium wangi bunga, padahal tidak ada bunga maupun orang di sekitarnya pada saat itu. WBS tidak merasa terganggu dengan semua halusinasi tersebut dan masih dapat beraktivitas seperti biasanya. WBS mengaku suasana perasaan akhir-akhir ini lebih banyak sedih dan menangis karena sering teringat bahwa ibunya dan kakaknya sudah meninggal.Sejak berusia 8 bulan, ayah WBS meninggal karena stroke sehingga WBS hanya mendapatkan kasih sayang dari ibunya saja. Hubungan WBS dengan semua anggota keluarga dan orang-orang di sekitar rumahnya baik. WBS hanya bersekolah hingga kelas 2 SD dan mulai diajak oleh temannya untuk mengamen. Sejak saat itu, mengamen menjadi pekerjaan sehari-hari WBS. WBS rajin sholat dan sering ikut pengajian. Pada pemeriksaan status mental didapatkan secara deskriptif WBS seorang wanita sesuai usia, perawakan agak gemuk, tampak kurang rapih, ekspresi wajah dan suara baik. Psikomotorik tenang dan sikap terhadap pemeriksa yaitu kooperatif. Pembicaraan spontan, volume sedang, intonasi dan artikulasi baik, agak banyak bicara. Suasana perasaan hipotimia. Afek luas dan serasi dengan isi pembicaraan. Gangguan persepsi ditemukan halusinasi auditorik berupa bisikan, halusinasi visual berupa bayangan orangtua, halusinasi taktil dan halusinasi olfaktori serta pernah sekali merasa bahwa dirinya itu adalah ibunya. Pada proses pikir tidak ditemukan kelainan apapun. RTA tidak terganggu dengan tilikan derajat 4.

VII. FORMULA DIAGNOSTIKBerdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya pola perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress). Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien pernah mengalami trauma kepala karena tertabrak oleh motor namun setelah dirontgen, tidak ditemukan kelainan pada kepalanya dan tidak ditemukan gejala gangguan jiwa setelah kecelakaan tersebut. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F 00-09).Pada pasien juga tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif juga dapat disingkirkan (F 10-19).Pada pasien ini hanya ditemukan mood yang hipotimik yang diikuti dengan 2 kali halusinasi auditorik berupa bisikan serta 1 kali halusinasi taktil, halusinasi olfaktorik, halusinasi visual, dan depersonalisasi sejak 3 bulan yang lalu saat kakak perempuannya meninggal. Halusinasi tersebut tidak jelas dan hanya timbul sesekali sehingga tidak memenuhi kriteria Skizofrenia (F 20-29).Pasien hanya memiliki mood yang hipotimia, namun tidak ada gejala lain yang dapat memenuhi kriteria depresi maupun manik sehingga diagnosa F 30-39 dapat disingkirkan.Karena halusinasi hanya terjadi dua kali dan berhubungan dengan anggota keluarganya yang meninggal, ada suasana perasaan yang sedih, sering memikirkan ibu dan kakak perempuannya dan menangis serta semua hal tersebut muncul ketika pasien baru saja kehilangan orang yang dicintainya, maka dipikirkan diagnosis untuk pasien ini adalah Reaksi Berkabung.Pada pasien ini tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental sehingga dapat disingkirkan diagnosis pada Aksis II.Pada Aksis III, pasien ini ditemukan benjolan yang diduga tumor di perut sebelah kiri, fraktur tertutup di daerah sekitar patela dextra serta dugaan TBC. Pada Aksis IV terdapat masalah pendidikan dimana pasien hanya bersekolah hingga kelas 2 SD. Masalah pekerjaan yaitu pekerjaan pasien hanya sebagai pengamen. Masalah pernikahan yaitu pasien bercerai dengan suaminya sejak 7 tahun yang lalu. Masalah ekonomi yaitu tidak punya penghasilan tetap.Pada Aksis V, selama satu tahun terakhir ini pasien dapat beraktivitas sebagai ibu rumah tangga serta bersosialisasi dengan baik. Pada Aksis V GAF HLPY 71-80, selama 1 tahun terakhir gejala sementara dan dapat diatasi dan disabilitas ringan dalam pekerjaan. GAF pada saat wawancara 71-80, gejala sementara dan dapat diatasi dan disabilitas ringan dalam pekerjaan.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: Reaksi BerkabungAksis II: Tidak didapatkan RM, dan tidak ditemukan adanya gangguan kepribadianAksis III: C00-D48, J00-99, M00-99Aksis IV: Masalah dengan pendidikan, pernikahan, ekonomi dan pekerjaanAksis V: Global Assessment Functional (GAF) Scale 71-80 (1 tahun yang lalu) Global Assessment Functional (GAF) Scale 71-80 (saat ini)

IX. PROGNOSISFaktor yang meringankan: Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga. Ada dukungan dari kedua anaknya untuk tidak mengemis lagi Ada rencana dan motivasi untuk mulai berjualan kecil-kecilan (tidak mau mengemis lagi)Faktor yang memberatkan:1. Pasien masih sering sedih, menangis dan memikirkan orangtua dan kakak perempuan yang telah meninggal1. Adanya halusinasi yang semakin membuat pasien sedihKesimpulan: Ad vitam : bonamAd fungsionam : bonamAd sanationam: bonam

X. DAFTAR PROBLEMa. Organobiologik: Tumor di perut sebelah kanan, fraktur tertutup di sekitar patella dextra dan suspect TBCb. Psikologis: Halusinasi auditorik berupa bisikan, halusinasi visual, halusinasi taktil, halusinasi olfaktorik, mood hipotimia, depersonalisasic. Sosial/Keluarga: Masalah pendidikan dimana pasien hanya bersekolah hingga kelas 2 SD. Masalah pekerjaan yaitu pekerjaan pasien hanya sebagai pengamen. Masalah pernikahan yaitu pasien bercerai dengan suaminya sejak 7 tahun yang lalu. Masalah ekonomi yaitu tidak punya penghasilan tetap.

XI.TERAPIPSIKOTERAPI TERHADAP PASIEN :a. Psikoterapi suportif Ventilasi: memberi kesempatan kepada WBS berbicara untuk mengutarakan isi hatinya. Reassurance: meyakinkan kemampuan WBS bahwa dia sanggup mengatasi masalahnya.b. Psikoterapi re-edukatifMengubah pola perilaku WBS dengan menghilangkan kebiasaan tertentu (seperti malas tidak mau bekerja dan suka merokok dan minum bir) dan membiasakan kebiasaan yang lebih menguntungkan (seperti bekerja).c. Pelatihan keterampilan.Memberikan beberapa latihan keterampilan (seperti mejahit) supaya WBS mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada saat ini.d. Psikoedukasi keluargaMemberi penjelasan kepada keluarga WBS tentang keadaan dan psikoterapi yang diberikan pada WBS.

1

16