View
263
Download
5
Embed Size (px)
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
1/39
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Anetesi Umum (General Anestesi) merupakan suatu golongan obat yang
digunakan untuk menekan sistem saraf pusat sampai ke suatu tingkat yang
memadai untuk memungkinkan dilakukannya pembedahan dan prosedur lain yang
berbahaya atau tidak menyenangkan. Tidak mengherankan jika anestetik umum
memiliki indeks terapeutik yang sangat rendah sehingga merupakan obat
berbahaya yang memerlukan kehati-hatian yang tinggi dalam pemberiannya.
Anestesi umum (General Anestesi) adalah keadaan hilangnya nyeri di
seluruh tubuh dan hilangnya kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan
melalui penekanan sistem syaraf pusat karena adanya induksi secara farmakologi.
Agen anestesi umum bekerja dengan cara menekan sistem syaraf pusat (SSP)
secara reversibel. Anestesi umum mengacu pada hilangnya kemampuan untuk
merasakan nyeri terkait dengan hilangnya kesadaran yang dihasilkan oleh
intravena atau anestesi inhalasi agen.
Salah satu jalan alternatif untuk mendefinisikan keadaan anestetik adalah
menganggapnya sebagai sekumpulan perubahan komponen perilaku atau
persepsi. Komponen keadaan anestetik meliputi amnesia, imobilitas dalam
merespons stimulasi berbahaya, pengurangan respons autonom terhadap stimulasi
berbahaya, analgesia dan ketidaksadaran.
Mandibula merupakan bagian tulang yang paling rentan mengalami fraktur
pada trauma facialis. Hal ini dapat disebabkan karena posisinya yang menonjol
dan merupakana sasaran pukulan dan benturan.
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
2/39
2
Mandibula tersusun dari dua bagian keping yaitu keping luar yang tebal
dan keping dalam yang dipisahkan oleh tulang medulla trabekularis. Dari
keseluruhan struktur mandibula, bagian yang terlemah adalah daerah sub kondilar,
angulus mandibula dan region mentalis. Fraktur subkondilar banyak dijumpai
pada anak-anak sedangkan fraktur angulus sering dijumpai pada remaja dan
dewasa muda.
Pada prinsipnya ada dua cara penatalaksanaan fraktur mandibula, yaitu
cara tertutup atau disebut juga perawatan konservatif dan cara terbuka yang
ditempuh dengan cara pembedahan. Pada teknik tertutup imobilisasi dan reduksi
fraktur dicapai dengan penempatan peralatan fiksasi maksilomandibular. Pada
prosedur terbuka bagian yang mengalami fraktur di buka dengan pembedahan dan
segmen fraktur direduksi serta difiksasi secara langsung dengan menggunakan
kawat/plat yang disebut dengan wire atau plate osteosynthesis.
Anestesi umum berguna selama memudahkan pelaksanaan pembedahan
atau prosedur berbahaya lainnya. Pelaksanaan pembedahan mensyaratkan pasien
terimobilisasi yang tidak memberikan respons autonom berlebihan terhdap
pembedahan (tekanan darah, frekuensi jantung) dan yang mengalami amnesia
akan prosedur ini. Jadi, Komponen pokok keadaan anestetik adalah imobilisasi,
amnesia dan penurunan respons autonom terhadap stimulasi berbahaya.
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
3/39
3
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MH
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Aceh Utara
Agama : Islam
Suku : Aceh
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama: Aff Pen et regio Mandibula
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan ingin melepaskan pen pada regio mandibula
yang telah terpasang sejak 2 bulan yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa 2
bulan yang lalu pasien mempunyai riwayat kecelakaan yang menyebabkan fraktur
pada regio mandibula.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat sakit sepeti ini sebelumnya disangkal dan Pasien belum pernah
menjalani operasi. Riwayat alergi obat disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti pasien.
Anamnesis Sistem:
- Sistem saraf pusat : nyeri kepala (-)
- Sistem kardiovaskular : nyeri dada (-) berdebar (-)
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
4/39
4
- Sistem respirasi : sesak napas (-), batuk (-) hidung berair (+)
- Sistem gastrointestinal : mual (-) muntah (-) BAB (+)
- Sistem urogenital : tidak ada gangguan BAK
- Sistem muskuloskeletal : gerakan bebas
- Sistem integumentum : sianosis(-), ikterik (-)
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis, GCS: E4M6V5
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
HR : 89 kali/menit
RR : 22 kali/menit
T : 36,7 C
Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 166cm
1. Kepala
Bentuk kepala : simetris, deformitas (-), tanda trauma (-)
Rambut : hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
Nyeri tekan : (-)
Mata : konjungtiva anemi (-/-), sklera ikterik (-/-), radang (-/-)
Hidung : simetris, deformitas (-), sekret (-), darah (-)
Mulut : tidak ada gangguan dalam membuka rahang, darah (-), susunan
gigi baik
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
5/39
5
Telinga : nyeri tekan tragus (-), darah (-)
2. Leher
Trakea : deviasi (-)
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Kelenjar limfe : tidak membesar
3. Dada
a. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1-S2 reguler, bising (-)
b. Pulmo
Inspeksi : tanda trauma (-), deformitas (-)
Palpasi : stem fremitus kanan
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, suara tambahan (-)
4. Abdomen
Inspeksi : pada kulit abdomen jejas (-), sikatrik (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
5. Genital
Tidak dilakukan pemeriksaan genital
6. Ekstremitas
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
6/39
6
a. Superior :tanda trauma(-/-), deformitas(-/-), keterbatasan gerak(-/-),
hangat(+/+) pucat(-/-)
b. Inferior :tanda trauma(-/-), deformitas(-/-), keterbatasan gerak(-/-),
hangat(+/+), pucat (-/-)
2.4 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 13,3 gr/dL
LED : 11 mm/jam
Eritrosit : 4,4 x 106/ mm3
Leukosit : 7,4 x 103/ mm3
Hematokrit : 39,1 %
Trombosit : 258 x 103/mm3
Golongan darah : B
Bleeding time : 2 menit
Cloting time : 6 menit 45 detik
2.5 DIAGNOSIS KERJA
- Fraktur Mandibula
- Status ASA I dengan general anestesi
2.6 LAPORAN ANESTESI
Preoperatif
Pasien menjalani program puasa selama kurang lebih 6 jam sebelum
operasi dimulai. Keadaan pasien tenang, kooperatif, nadi 89 x/menit, RR 22
x/menit, suhu 36,7 OC.
Jenis operasi : wire atau plate osteosynthesis
Jenis anestesi : Anestesi General
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
7/39
7
Premedikasi : Pethidine 25 mg
Medikasi : Halotan+N2O+O2
Sulfas Atropin 1 amp (0,25 mg)
Pethidine 25 mg
Tramus 2,5 mg
Recofol 140 mg
Ranitidine 1 amp (50 mg)
Ondancetron 1 amp (4 mg)
Ketorolac 1 amp (30 mg)
Teknik anestesi :
Preoksigenasi 5 menit Induksi IV Intubasi dengan ETT no. 7
Respirasi : Sistem control
Posisi : Terlentang (supine)
Cairan : infus RL 1000 ml
Keadaan akhir pembedahan :
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi nafas : 24x/menit
Frekuensi nadi : 96x/menit
Suhu : 37C
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
8/39
8
Pemantauan Selama Anestesi
O2 : 2 liter
SpO2 : 97-100%
Mulai anestesi : 10.30 WIB
Mulai operasi : 11.00 WIB
Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi
Pukul (WIB) Tekanann darah (mmHg) Nadi (kali/menit)
10.30 120/80 89
10.35 126/90 88
10.40 135/93 84
10.45 140/110 94
10.50 138/95 76
11.00 130/90 80
Recovery
Setelah operasi selesai pasien dipindahkan ke recovery room dan
diobservasi berdasarkanAldrete Score. Jika Aldrete Score 8 dan tanpa ada nilai
0 atau Aldrete Score > 9, maka pasien dapat dipindahkan ke bangsal.
tekanan darah : 130/90mmHg
nadi : 96 kali/menit
saturasi oksigen : 99%
observasi dengan Aldrete Score : 9
Kesadaran : sadar, orientasi baik (2)
Pernapasan : napas dalam, teratur (2)
Sirkulasi : baik (2)
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
9/39
9
Warna : merah muda, SaO2 > 92% (2)
Aktivitas : 4 ekstremitas dapat digerakkan (1)
Program post operasi :
- Awasi vital sign dan kesadaran
- Posisi tidur terlentang tanpa bantal sampai sadar
- Sadar penuh boleh minum secara bertahap
- Lain-lain sesuai dokter bedah
- Emergensi lapor dokter anestesi
8/13/2019 Bab 1, Bab 2, Bab 3 Lapkas Anestesi
10/39
10
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Anestesi Umum
Anestesi umum (General Anestesi) adalah keadaan hilangnya nyeri di
seluruh tubuh dan hilangnya kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan
melalui penekanan sistem syaraf pusat karena adanya induksi secara farmakologi.
Agen anestesi umum bekerja dengan cara menekan sistem saraf pusat (SSP)
secara reversibel yang dihasilkan oleh intravena atau anestesi inhalasi agen.
Teknik anestesi Umum adalah sebagai berikut :
1) Inhalasi Dengan Respirasi Spontana. Sungkup wajah
b. Intuba