Lapkas Anestesi Terbaru 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    1/30

    LAPORAN KASUS

    AWAKE INTUBATION PADA KARSINOMA TIROID

    Pembimbing:

    dr. AKHYAR H. NASUTION, Sp.An,

    KAK

    Di!"!"n O#e$:

    IRNANDA WARDA RI%KI

    NST &''('((')*+

    HENDRIAWAN PUTRA

    &''('(('-+

    OS BRIYAN R.H. SIBARANI &''('(((/+

    DEPARTEMEN ANESTESIOLO0I DAN TERAPI INTENSI1

    1AKULTAS KEDOKTERAN

    UNIERSITAS SUMATERA UTARA

    RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAI ADAM MALIK 

    MEDAN

    /(')

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    2/30

    2

    KATA PEN0ANTAR 

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

     berkat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada

    waktunya.

    Pada kesempatan ini, penulis menyajikan makalah mengenai Awake

    intubation pada karsinoma Tiroid. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

    untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik epartemen Anestesiologi dan Terapi

    !ntensi" #ni$ersitas %umatera #tara, Medan.

    Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada dr. Akhyar &. Nasution, %p.An, 'A'( atas kesediaan

     beliau sebagai pembimbing dalam penulisan makalah ini. )esar harapan, melalui

    makalah ini, pengetahuan dan pemahaman kita mengenai intubasi dan beberapa

     penyulitnya, seperti pada kasus ini, yaitu karsinoma tiroid, semakin bertambah.

    Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,

     baik dari segi materi maupun tata *ara penulisannya. +leh karena itu, dengan

    segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai

     pihak baik se*ara moral maupun spiritual, penulis u*apkan terima kasih. %emoga

    makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

    khususnya di bidang kesehatan.

    Medan, ebruari /0

    Penulis

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    3/30

    3

    DA1TAR ISI

    DA1TAR ISI ................................................................................................... ii

    KATA PEN0ANTAR ..................................................................................... iii

    BAB ' PENDAHULUAN............................................................................... '

    BAB / TINAUAN PUSTAKA .....................................................................

    /.'. Ke#en23r Tir4id.............................................................................

    /./. S5r"m3...........................................................................................

    /.. K3r!in4m3 Tir4id.........................................................................

    /.-. In5"b3!i End45r36e3#...................................................................

    /.7. Awake Intubation..........................................................................

    BAB LAPORAN KASUS ........................................................................... /

    BAB - MASALAH DAN PEMBAHASAN .................................................. //

    BAB 7 KESIMPULAN .................................................................................. 7

    DA1TAR PUSTAKA

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    4/30

    1

    BAB '

    PENDAHULUAN

    '.'. L353r Be#363ng

    !ntubasi endotrakeal merupakan 1 gold standard 1 untuk penanganan jalan

    na"as. Prosedur ini dapat dilakukan pada sejumlah kasus pasien yang mengalami

     penyumbatan jalan na"as, kehilangan re"leks proteksi, menjaga paru-paru dari

    sekret agar tidak terjadi aspirasi dan pada segala jenis gagal na"as. !ntubasi

    endotrakeal dapat dilakukan melalui hidung ataupun mulut. Masing-masing *ara

    memberikan keuntungan tersendiri sebagai *ontoh bahwa melalui nasal lebih baik 

    dilakukan pada pasien yang masih sadar dan kooperati", sedangkan melalui oral

    dilakukan pada pasien yang mengalami koma, tidak kooperati" dan ketika

    kegawatan intubasi dibutuhkan pada pasien yang mengalami cardiac arrest . , 

     Awake intubation biasanya dilakukan pada kesulitan jalan na"as 2misalnya3

    massa4tumor di bagian leher5. Pemeriksaan saluran napas se*ara rin*i dapat

    memakan waktu dan sering tidak layak dalam keadaan darurat. Pemeriksaan jalan

    napas se*ara sederhana memungkinkan seseorang untuk mengidenti"ikasi potensi

    kesulitan napas dalam satu menit. Pemeriksaan saluran napas yang lebih rin*i

    dapat memberikan ide yang lebih baik tentang penanganan yang tepat dari

    kesulitan dan tindakan yang akan diambil untuk mengatasinya. 6

    'etika berhadapan dengan kesulitan jalan na"as, ahli anestesi perlu

    mempertimbangkan untuk mengamankan jalan napas dalam keadaan terjaga tanpa

    menggunakan agen anestesi atau relaksan otot. 'arena hal ini tidak 

    menyenangkan untuk pasien, waktu dan usaha harus diupayakan untuk 

    mempersiapkan pasien tersebut baik se*ara psikologis dan "armakologis untuk 

    melakukan intubasi. Persiapan psikologis dapat dilakukan oleh ahli anestesi

    dengan *ara menjelaskan prosedur intubasi dalam bahasa yang sederhana. +bat

     penenang dapat dititrasi untuk men*apai kenyamanan pasien tanpa mengorbankan

     jalan na"as. Persiapan "armakologi tambahan men*akup anestesi jalan napas

    melalui aplikasi topikal anestesi lokal dan blok sara" yang tepat. Preoksigenasi

    dan pemantauan merupakan hal yang penting selama intubasi dilakukan. Pasien

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    5/30

    2

    dengan kesulitan napas yang merasa *emas, mungkin perlu diintubasi di bawah

    anestesi umum tanpa relaksan otot. 6

    'arsinoma tiroid jarang didapati, insidensnya sekitar 6- 78 dari semua

    tumor maligna, terutama di negara endemik dan untuk tipe yang tidak 

     berdi""erensiasi. apat dijumpai disegala usia dengan pun*ak pada usia muda 29-

    / tahun5, usia setengah baya 2:/-0/ tahun5. Pada Pria insidensnya

    64//.///4tahun dan wanita sekitar ;4//.///4tahun. )eberapa petunjuk yang

    dapat digunakan untuk menduga ke*enderungan nodul tiroid tersebut ganas atau

    tidak, yaitu dari besar dan bentuknya, konsistensi, hubungan dengan struktur 

    sekitarnya, hiper"ungsi atau hipo"ungsi dari kelenjar tiroid dan pada pemeriksan

     biopsi jarum halus. %elain itu, riwayat terpapar sinar radiasi pada saat anak- anak,

    intake yodium yang tinggi berhubungan dengan karsinoma papiler yang biasa

    terlihat. %edangkan usia kurang dari :/ tahun, asupan yodium kurang biasa

    didapati pada penderita karsinoma tiroid "olikuler. Penanganan yang tepat pada

    karsinoma tiroid adalah tiroidektomi dengan teknik anestesi yang dianjurkan

    adalah awake intubation. :

    './. T"2"3n Pen"#i!3n

    Tujuan penulisan makalah ini adalah 3

    . Memahami mengenai Awake !ntubasi dan

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    6/30

    3

    TINAUAN PUSTAKA

    /.'. Ke#en23r Tir4id

    /.'.'. An354mi Tir4id

    'elenjar tiroid4gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini

    memiliki dua bagian lobus yang dihubungkan oleh ismus yang masing-masing

     berbetuk lonjong berukuran panjang ,7-7 *m, lebar ,7 *m, tebal -,7 *m dan

     berkisar /-/ gram. 'elenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme

    dan bertanggung jawab atas normalnya kerja setiap sel tubuh. 'elenjar ini

    memproduksi hormon tiroksin 2T:5 dan triiodotironin 2T65 dan menyalurkan

    hormon tersebut ke dalam aliran darah.  %ara" yang melewati tiroid adalah

    (askularisasi kelenjar tiroid berasal dari a. tiroidea superior yang merupakan

    *abang dari a. *arotis e>terna dan a. tiroidea in"erior yang merupakan *abang dari

    a. sub*la$ia. %ara" yang melewati tiroid adalah ner$us rekurens. %ara" ini terletak 

    di dorsal tiroid sebelum masuk ke laring. 7

    03mb3r /.'. 'elenjar Tiroid 7

    /.'./. 1i!i4#4gi Tir4id

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    7/30

    4

    'elenjar tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin yang mensekresikan

    hormon Tiroksin atau T:, triiodotironin atau T6 dan kalsitonin. i dalam darah

    sebagian besar T6 dan T: terikat oleh protein plasma yaitu albumin, Thyroxin

     Binding Pre Albumin  2T)PA5 dan Thyroxin Binding Globulin 2T?)5. %ebagian

    ke*il T6 dan T: bebas beredar dalam darah dan berperan dalam mengatur sekresi

    T%&. &ormon tiroid dikendalikan oleh thyroid-stimulating hormone 2T%&5 yang

    dihasilkan lobus anterior glandula hipo"isis dan pelepasannya dipengaruhi oleh

    thyrotropine-releasing hormone  2T=&5. 'elenjar tiroid juga mengeluarkan

    kalsitonin dari sel para"olikular, yang dapat menurunkan kalsium serum

     berpengaruh pada tulang. 0

    /./. S5r"m3

    /./.'. De8ini!i S5r"m3

    %truma 2disebut juga goiter5 adalah suatu pembengkakan pada leher oleh

    karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa

    gangguan "ungsi atau perubahan susunan kelenjar dan mor"ologinya. ampak 

    struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat

    mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. i bagian posterior medial

    kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. %truma dapat mengarah ke dalam

    sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan

     bernapas dan dis"agia. &al tersebut akan berdampak terhadap gangguan

     pemenuhan oksigen, nutrisi serta *airan dan elektrolit. )ila pembesaran keluar 

    maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang

    disertai kesulitan bernapas dan dis"agia. 9,;

    /././. E5i4#4gi S5r"m3

    Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh @3

    5 &iperplasia dan &ipertro"i, setiap organ apabila dipi*u untuk bekerja akan

    mengalami kompensasi dengan *ara memperbesar dan memperbanyak 

     jumlah selnya. emikian juga dengan kelenjar tiroid pada saat

     pertumbuhan akan dipa*u untuk bekerja memproduksi hormon tiroksin

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    8/30

    5

    sehingga lama kelamaan akan membesar, misalnya saat pubertas dan

    kehamilan.

    5 !n"lamasi atau !n"eksi, proses peradangan pada kelenjar tiroid seperti pada

    tiroiditis akut, tiroiditis subakut 2de uer$ain5 dan tiroiditis kronis

    2&ashimoto5.

    65 Neoplasma, baik jinak dan ganas.

    /./.. K#3!i8i63!i S5r"m3

    A. 'lasi"ikasi %truma )erdasarkan isiologisnya

    )erdasakan "isiologisnya struma dapat diklasi"ikasikan sebagai berikut 35 Eutiroidisme

    Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertro"i pada kelenjar tiroid yang

    disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal

    sedangkan kelenjar hipo"isis menghasilkan T%& dalam jumlah yang

    meningkat. ?oiter atau struma sema*am ini biasanya tidak menimbulkan

    gejala ke*uali pembesaran pada leher yang jika terjadi se*ara berlebihan

    dapat mengakibatkan kompresi trakea. /

    5 &ipotiroidisme&ipotiroidisme adalah kelainan struktural atau "ungsional kelenjar tiroid

    sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. 'egagalan dari

    kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang *ukup dari hormon.

    )eberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami

    atro"i atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan4ablasi

    radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar 

    dalam sirkulasi., ?ejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan,

    sensiti" terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan

    lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan,

     pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bi*ara. 6,:

    65 &ipertiroidisme

    ikenal juga sebagai tirotoksikosis atau ?ra$es yang dapat dide"enisikan

    sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik 

    hormon tiroid yang berlebihan. 'eadaan ini dapat timbul spontan atau

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    9/30

    6

    adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid,

    sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran

    kelenjar tiroid menjadi besar. ?ejala hipertiroidisme berupa berat badan

    menurun, na"su makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh

    suka udara dingin, sesak napas. %elain itu juga terdapat gejala jantung

     berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot

    2ekso"talamus5, diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atro"i otot.6,:

    ). 'lasi"ikasi %truma )erdasarkan 'linisnya

    %e*ara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi

    sebagai berikut 3

    5 %truma Toksik 

    %truma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma di""usa toksik dan

    struma nodosa toksik. !stilah di""usa dan nodosa lebih mengarah kepada

     perubahan bentuk anatomi dimana struma di""usa toksik akan menyebar 

    luas ke jaringan lain. Bika tidak diberikan tindakan medis sementara

    nodosa akan memperlihatkan benjolan yang se*ara klinik teraba satu atau

    lebih benjolan 2struma multinoduler toksik5.7%truma di""usa toksik 2tiroktosikosis5 merupakan hipermetabolisme karena

     jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam

    darah. Penyebab tersering adalah penyakit ?ra$e 2gondok 

    ekso"talmik4exophtalmic goiter 5, bentuk tiroktosikosis yang paling banyak 

    ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.7 Perjalanan penyakitnya tidak 

    disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-bulan.

    Antibodi yang berbentuk reseptor T%& beredar dalam sirkulasi darah,

    mengakti"kan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid

    hiperakti".  Meningkatnya kadar hormon tiroid *enderung menyebabkan

     peningkatan pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi

    hormon tersebut sebagai hasil pengobatan penyakit ini *enderung untuk 

    menurunkan antibodi tetapi bukan men*egah pembentuknya.0  Apabila

    gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan mengan*am jiwa

     penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. ?ejala klinik adanya rasa

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    10/30

    7

    khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pu*at, sulit berbi*ara dan

    menelan, koma dan dapat meninggal.9

    %truma nodosa toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu

    lobus yang disertai dengan tanda-tanda hipertiroid. Pembesaran noduler 

    terjadi pada usia dewasa muda sebagai suatu struma yang nontoksik. )ila

    tidak diobati, dalam 7-/ tahun dapat menjadi toksik. Pertama kali

    dibedakan dari penyakit ?ra$eCs oleh Plummer, maka disebut juga

    PlummerCs disease.7

    5 %truma Non Toksik 

    %truma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi

    struma di""usa non toksik dan struma nodusa non toksik. %truma non

    toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. %truma ini

    disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang

    sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung

    yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh Dat kimia.7

    Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka

     pembesaran ini disebut struma nodosa. %truma nodosa tanpa disertai

    tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodosa non

    toksik. )iasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan

     berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. 'ebanyakan

     penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau

    hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau

    ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya

    gejala mekanis yaitu penekanan pada eso"agus 2dis"agia5 atau trakea 2sesak 

    napas5, biasanya tidak disertai rasa nyeri ke*uali bila timbul perdarahan didalam nodul.7

    %truma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya

    endemisitas dinilai dari pre$alensi dan ekskresi yodium urin. alam

    keadaan seimbang maka yodium yang masuk ke dalam tubuh hampir sama

    dengan yang diekskresi lewat urin. 'riteria daerah endemis gondok yang

    dipakai epkes =! adalah endemis ringan pre$alensi gondok di atas / 8-

    / 8, endemik sedang / 8 - @ 8 dan endemik berat di atas 6/ 8.9

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    11/30

    8

    /.. K3r!in4m3 Tir4id

    /..'. De8ini!i d3n E5i4#4gi

    'arsinoma tiroid jarang terjadi, dilaporkan hanya ,78 dari keganasan

    seluruh tubuh. )iasanya menunjukkan keganasan sistem endokrin. 'ebanyakan

    karsinoma tiroid merupakan lesi well differentiated . %ubtipe mayor karsinoma

    tiroid yang sering ditemukan yaitu 3

    F 'arsinoma papiler 2978-;78 kasus5

    F 'arsinoma "olikular 2/8-@8 kasus5

    F 'arsinoma meduler 278 kasus5

    F 'arsinoma anaplastik 278 kasus5

    %elain daripada karsinoma, keganasan lain yang dapat dijumpai pada tiroid antara

    lain lim"oma malignan dan metastasis tumor yang tersering berasal dari ginjal,

     paru, payudara dan melanoma malignan./

    Etiologi yang berperan khususnya untuk well differentiated   karsinoma

    2papilar dan "olikular5 adalah radiasi dan goiter endemis sedangkan untuk jenis

    medular adalah "aktor genetik. )elum diketahui suatu karsinogen yang berperan

    untuk kanker anaplastik dan medular. iperkirakan kanker tiroid anaplastik 

     berasal dari perubahan kanker tiroid well differentiated   2papilar dan "olikular5

    dengan kemungkinan jenis "olikular dua kali lebih besar. %edangkan lim"oma

     pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas dari

    tiroiditis &ashimoto. aktor risiko seseorang menderita karsinoma tiroid antara

    lain 3 25 Pengaruh usia dan jenis kelamin, resiko pada usia dibawah / tahun dan

    diatas 7/ tahun. emikian pula dengan jenis kelamin, penderita laki-laki memiliki

    resiko keganasan lebih tinggi daripada penderita perempuan. 25 Pengaruh radiasi

    di daerah leher dan kepala pada masa lampau 265 'e*epatan tumbuh tumor. 2:5

    =iwayat gangguan mekanik di daerah leher. 275 =iwayat penyakit serupa dalam

    keluarga.

    /../. Di3gn4!i! d3n 03mb3r3n K#ini!

    Gangkah pertama dalam mendiagnosis adalah dengan melakukan

    anamnesis. Pada langkah anamnesis awal, kita berusaha mengumpulkan data

    untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut toksik atau non toksik. )iasanya

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    12/30

    9

    nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri ke*uali pada kelainan tiroiditis akut4subakut.

    %ebagian besar keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat, ke*uali

     jenis anaplastik yang sangat *epat membesar bahkan dalam hitungan minggu.

    Pada pasien dengan nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala

     penekanan pada eso"agus dan trakea 2Gi$olsi, //:5.

     Nodul diidenti"ikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak,

    ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjol-benjol,

     berjumlah tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak dan keadaan

    mobilitas nodul. Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan

    ganas tiroid belum ada yang khusus. 'e*uali karsinoma medular, yaitu

     pemeriksaan kalsitonin 2tumor marker5 dalam serum. Pemeriksaan T6 dan T:

    kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi

    tirotoksikosis walaupun jarang.  Human Thyroglobulin  2&T?5 Tera dapat

    dipergunakan sebagai penanda tumor terutama pada karsinoma berdi"erensiasi

     baik. Halaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk karsinoma tiroid, namun

     peninggian &T? setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residi" 

    2Gi$olsi, //:5.

    %etelah dilakukan anamnesis, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan

    "isik. Pemeriksaan "isik nodul men*akup tujuh kriteria. Nodul diidenti"ikasi

     berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya nyeri,

     permukaan nodul rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal atau multipel,

    memiliki batas yang tegas atau tidak dan keadaan mobilitas nodul. %e*ara klinis,

    nodul tiroid di*urigai ganas apabila3 2

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    13/30

    10

    Pemeriksaan dengan menilai kadar  Human Thyroglobulin  2&T?5,

    suatu penanda tumor untuk karsinoma tiroid yang berdi""erensiasi baik,

    terutama untuk "ollow up 2%*hteingart E, //0I %ubekti dkk, //@5.

    . Pemeriksaan radiologi 2=ontgen dan #%?5

    a. oto rontgen

    Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan sinar rontgen ke paru pada

     posisi anteroposterior 2AP5 untuk dapat menilai dan berperan dalam

    menentukan sudah adanya atau tidaknya metastasis pada pasien

    2Thyroid isease Manager, /5.

     b. #ltrasonography 2#%?5

    %e*ara khusus peranan #%? pada pemeriksaan tonjolan tiroid adalah 325 dengan *epat dapat menentukan apakah tonjolan tersebut di dalam

    atau di luar tiroid. 25 dengan *epat dan akurat dapat membedakan

    tumor kistik dan tumor solid. 265 dengan lebih mudah dapat dikenali

    apakah tonjolan tersebut tunggal atau lebih dari satu. 2:5 dapat

    membantu penilaian respon pengobatan pada terapi supresi". 275 dapat

    membantu men*ari keganasan tiroid pada metastasis yang tidak 

    diketahui tumor primernya. 205 sebagai pemeriksaan penyaring

    terhadap golongan resiko tinggi untuk menemukan keganasan tiroid.

    295 sebagai pengarah pada pemeriksaan NA) 2

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    14/30

    11

    Merupakan pemeriksaan diagnostik utama. Baringan diperiksa setelah

    dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi. 'emudian

    diwarnai degangan &ematoksilin Eosin 2&E5 dan diamati di bawah

    mikroskop lalu ditentukan diagnosa berdasarkan gambaran pada

     preparat 2%riwidyani, //95.

    /.-. In5"b3!i End45r36e3#

    Perlengkapan jalan na"as yang ditempatkan ke dalam trakea sudah

    diperkenalkan sejak abad ke‐@ ketika dipergunakan untuk resusitasi pada kasus

    orang tenggelam. 'eterampilan prosedur ini sudah mulai sempurna sejak kira‐kira

    // tahun yang lalu oleh

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    15/30

    12

    Hine! R.L.! peny"nting.  Adult Perioperative Anesthesia.

    #$ila%elp$ia: &le'ier ()*y. p. 168+82.

    /.-.'. Indi63!i In5"b3!i

    !ndikasi bagi pelaksanaan intubasi endotrakeal antara lain ,en"m)- L.

    1994. Di/"lt laryng))py: )*taining t$e *et 'iew. Can J Anaesth

    41 : 3615. 3

    A. Mempertahankan jalan na"as

    ). ibutuhkannya tekanan $entilasi positi" pada gangguan atau penyakit paru

    2ie, hipoksia or hiperkarbia5

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    16/30

    13

    Menurut A%A, jalan napas sulit 2difficult airway5 adalah dimana seorang

    ahli anesthesiologi yang berpengalaman dalam sebuah situasi klinis mengalami

    kesulitan dalam memberikan $entilasi sungkup muka dan kesulitan melakukan

    intubasi trakea ataupun mengalami situasi keduanya. Terjadinya morbiditas akibat

    anestesi 2kerusakan gigi, aspirasi paru, trauma jalan na"as, trakeostomi tanpa

    antisipasi sebelumnya, anoxic brain in!ury, cardiopulmonary arrest dan kematian5

    merupakan akibat serius dari kesulitan atau kegagalan dalam manejemen jalan

    napa. )enumo" BG. @@:. i""i*ult laryngos*opy3 obtaining the best $iew. "an # 

     Anaesth I : 3 60J7.

    'esulitan $entilasi sungkup muka adalah suatu keadaan dimana seorang

    ahli anesthesiologi yang tidak didampingi oleh asisten gagal dalam

    mempertahankan %p+ lebih dari @/8 dengan menggunakan oksigen //8 serta

    $entilasi sungkup muka dengan tekanan positi" dengan %p+ lebih dari @/8

    sebelum dilakukan tindakan anesthesia atau keadaan dimana seorang ahli

    anesthesiologi tidak mampu untuk men*egah atau mengembalikan $entilasi yang

    tidak adekuat pada saat $entilasi sungkup muka tekanan positi" tanpa didampingi

    asisten )enumo" BG. @@:. i""i*ult laryngos*opy3 obtaining the best $iew. "an # 

     Anaesth I : 3 60J7.

    e"inisi dari sulit intubasi 2difficult tracheal intubation5 itu sendiri adalah

    suatu keadaan dimana dibutuhkannya 6 kali kesempatan untuk berhasil

    memasukkan pipa endotrakea dengan laringoskop kon$ensional atau bila

    menggunakan satuan waktu maka sulit intubasi adalah keadaan dimana

    keberhasilan memasukkan pipa endotrakea memerlukan waktu lebih dari / menit

    Gatto !P, (aughan, =.%. @@9. Management o" i""i*ult !ntubation. alam$

     %ifficulties in Tracheal &ntubation'  New York3 H.). %aunders

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    17/30

    14

    %.P., ?ugino, G.., esai, %.P., Haraksa, )., reberger, ., Giu, P.G. @;7' A

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    18/30

    15

    lidah tanpa "onasi. +leh %amsoon dan Young skor mallapati telah dimodi"ikasi

    menjadi : kategori berdasarkan struktur "aring menjadi3

    'elas ! 3 tampak palatum molle, palatum durum, u$ula, pillar tonsil anterior dan

     posterior 

    'elas !! 3 tampak palatum molle, palatum durum dan u$ula 6

    'elas !!! 3 tampak palatum molle dan dasar u$ula

    'elas !( 3 tak tampak palatum molle

    'elas ! dan !! dihubungkan dengan kemudahan dalam intubasi, sedangkan kelas

    !!! dan !( dikaitkan dengan tingkat kesulitan intubasi, bahkan kelas !(

    mempunyai rasio kegagalan melebihi /8.

    03mb3r /.7. erajat skor )allampati (allampati! .R.! att! .#.! "gin)!

    L.D.! Deai! .#.! araa! ,.! re*erger! D.! Li"! #.L. 1985. A linial

    ign t) pre%it Di/"lt ra$eal ;nt"*ati)n: A #r)peti'e t"%y.

    Can Anaesth Soc J 32

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    19/30

    16

    'eterbatasan mobilisasi leher harus dipertimbangan sebagai suatu kesulitan dalam

    intubasi. Mobilisasi leher dapat dinilai dengan Ekstensi sendi atlanto-oksipital

    yaitu posisi leher "leksi dengan menyuruh pasien mem"leksikan kepalanya

    kemudian mengangkat mukanya, hal ini untuk menguji ekstensi daripada sendi

    atlanto-oksipital. Aksis oral, "aring dan laring menjadi satu garis lurus dikenal

    dengan posisi Magill. Nilai normalnya adalah 67 derajat 2Magboul M, //:5.

    Upper Lips ite !est (UL!)

    pper lip bite test *.BT+ diper*aya sebagai tehnik terbaru yang sangat

    sederhana. Tehnik ini diperkenalkan oleh Kahid &ussain 'han pada tahun //6.

    Timbulnya tehnik ini didasari pada jarak dan keleluasaan daripada pergerakan

    mandibula dengan komposisi daripada gigi yang memiliki peranan yang sangat

     penting dalam mem"asilitasi laringoskopi intubasi 'han K&, 'ash"i A,

    Ebrahimkhani E. //6. A

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    20/30

    17

    Gambar 2.7. >ela upper lip bite test (ULBT) $an 2009=.

    /.7.  Awake Intubation  Geslie , %ta*ey M. Awake intubation.

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    21/30

    18

     peningkatan resistensi saluran napas. &ipertensi, takikardia, atau disritmia

    sekunder sebagai respon dari %%P dapat memi*u iskemia miokard serta

     peningkatan tekanan di intraokular dan intrakranial. ampak laringoskopi dan

    intubasi terjaga dapat diminimalkan dengan penggunaan anestesi topikal dan

    sedasi ringan.

    Analgesik opioid dapat digunakan pada intubasi terjaga karena dapat

    memberikan e"ek sedasi ringan, analgesia dan berkurangnya re"lek batuk dan

     bronkospasme. entanil yang paling banyak digunakan karena memberikan

    keuntungan yang banyak dan kemudahan e"eknya dibalikkan oleh nalokson.

    'elompok obat benDodiaDepin dapat menjadi adju$an untuk narkotika salah

    satunya midaDolam yang saat ini paling populer. 'erugian utama dari kombinasi

    narkotika dan midaDolam adalah penurunan tingkat kesadaran yang lebih sehingga

    mengakibatkan hilangnya kontak $erbal dengan pasien, yang penting selama

    intubasi terjaga. Pada pasien dengan risiko aspirasi berat, narkotik dan obat

     penenang lainnya harus digunakan dengan dosis yang lebih ke*il. 'etika intubasi

    terjaga diren*anakan, dosis antikolinergik, seperti glikopirolat /, mg !(

    dianjurkan.

    Agen anestesi lokal *epat diserap oleh selaput lendir dari saluran

     pernapasan sehingga e"ekti" menghilangkan re"leks "aring, laring dan

    tra*heobron*hial. Agen yang umum digunakan adalah ligno*aine, benDo*aine dan

    tetra*aine. Gigno*aine tersedia dalam bentuk solusion 8, :8, larutan kental 8,

    sediaam aerosol /8 dan salep 78. Anestesi lokal dapat diaplikasikan pada

    selaput lendir dengan aplikator yang ujungnya kapas atau disemprotkan di atas

    mukosa langsung ataupun melalui inhalasi aerosol. Pertama, semprot bibir dan

    $estibula, kemudian tunggu hingga e"ek terasa. Minta pasien untuk membuka

    mulut dengan kepala menengadah kearah dorsal dan semprot palatum dan dorsum

    lidah. !nstruksikan kepada pasien bahwa *airan anestesi yang tertumpuk di rongga

    mulut atau "aring dipertahankan untuk sementara yang kemudian nantinya akan

    disedot keluar atau ditelan. Tidak ada kontraindikasi untuk menelan obat bius

    karena agen tersebut akan dirusak oleh asam lambung.

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    22/30

    19

    Menggunakan pisau laringoskop, tarik lidah kedepan dan semprot dasar 

    lidah dan dinding posterior "aring. ?unakan larigoskop lebih lanjut untuk 

    mem$isualisasikan epiglottis. %emprot epiglotis dan jaringan sekitarnya. an

     begitu juga ketika pita suara ter$isualisasikan, semprot pita suara dan intubasi

    trakea siap untuk dilakukan.

    BAB

    LAPORAN KASUS DAN DISKUSI

    .'. An3mne!i!

    !bu ', 7 tahun 0/ kg, datang ke =umah %akit #mum Pusat &aji Adam

    Malik dengan keluhan benjolan pada leher bagian depan. &al ini sudah dialami

    sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Awalnya benjolan ke*il semakin lama

    membesar, pasien mengeluhkan sulit menelan. Galu pasien dibawa ke =%&AM

    untuk diren*anakan operasi.

    !ime "e#uence

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    23/30

    31 an"ari 2016

    10.00 ;,

    #aien ti*a %i ;D R?#HA(

    31 an"ari 2016

    14.00 ;,

    #aien ti*a %i R,2A "nt" periapan )perai tanggal 1 e* 2016

    1 e* 2016

    08.15 ;,

    #aien ti*a %i ;,# "nt" %ila"an )perai t)tal tir)i%et)mi %enga

    20

    ./. Prim3r S"r;e

    T3nd3 d3n 0e23#3 Ke!imp"#3n Pen3ng3n3n H3!i#

     A (airway)

    •  (noring 2-5

    •  Gargling 2-5

    • "rowing  2-5

    •   Airway clear   Airway clear 

      (breat$in%)

    !nspeksi•   Na"as spontan

    •  Thora> simetris

    tidak ada bagian

    yang ketinggalan

    Perkusi3

    •  %onor kedua

    lapangan paru

    Palpasi3

    • %tem "remituskanan kiri

    Auskultasi

    •  %P4%T3 $esikuler4

    2-5

    %a+3 @@8

    ==3 / kali4menit

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    24/30

    21

    & (circulation)

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    25/30

    22

    .. Se

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    26/30

    23

    'reatinin /,07 mg4dG /,7/J/,@/ mg4dG

    ELEKTROLIT

     Natrium 2Na5 :/ mEL4G 67J77 mEL4G

    'alium 2'5 6,@ mEL4G 6,0J7,7 mEL4G

    'lorida 2

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    27/30

    24

    )0 3 +edem 2-5

    A:'arsinoma Tiroid

    P :

    9 )ed rest

    - Puasa 0-; jam sebelum operasi

    - !( =G 6/ gtt4i

    - Personal oral higyene

    - Persiapan darah P=< bag

    - ul*ola> tab malam O supp !

    ' 3n"3ri /(')

    S : Post +P

    O :

    ) 3 Airway3 *lear, %4?4< 3 -4-4-, ==3 @ >4menit, %P4%T3 $esikuler4-, %p+3 @@8

    ) 3 Akral 3 &4M4', T3 /40/ mm&g , &=3 @/ >4menit, T4(3 *ukup,

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    28/30

    25

    P :

    9 )ed rest head up 6/ degree- + 6 G4i nasal kanul

    - !( =G 6/gtt4i

    - entanyl // O 7/** - Na*l :**4jam 2s.pump5

    - !nj. 4menit, T4(3 *ukup,

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    29/30

    26

    DA1TAR PUSTAKA

    . Marino, G.P., @@;. 1entilator-%ependent Patient in The &" . #%A 3 Hilliams

    and Hilkins

    . Ni*holson, G. dan +Q)rien, M., //9.  &ntensi,e "are 2 High %ependancy

    3rientation Program &ntroductory .earning Package$ Assessing The

     Ade4uacy of 1entilation and 3xygenation. %ydney 3 P+H&

    6. %udheer, P. dan %ta*ey, M. =., //6. Anaesthesia "or awake intubation.  British

     #ournal of Anaesthesia 265I:3/-6

    :. %ubekti, !., /:. 5arsinoma Tiroid . alam 3 )uku Ajar !lmu Penyakit alam

    Edisi (!!. Bakarta 3 !nterna Publishing

    7. &aDnam, M.H., @@.  6ndokrinologi. )andung 3 Penerbit Angkasa +""set

    Merdeka

    0. Hidjosono, ?aritno, @@9. (istem 6ndokrin. alam 3 )uku Ajar !lmu )edah

    Edisi =e$isi. Bakarta 3 Penerbit )uku 'edokteran E?

  • 8/19/2019 Lapkas Anestesi Terbaru 1

    30/30

    27

    0. Pendit, ).#., //.  Buku A!ar 8isiologi 5edokteran. Bakarta 3 Penerbit )uku

    'edokteran E?<

    17.'etut, %. dan Nengah, .%.,@@7. Penyakit 5elen!ar Tiroid . Bakarta 3 Penerbit)uku 'edokteran E?