27
SGD 04 Skenario : Alhamdulillah…. Kami sekarang mahasiswa Fakultas Kedokteran. STEP 1 1. Soft skill -suatu kelebihan atau bakat yang terpendam pada diri seseorang dan dapat diperoleh dengan bekerja keras mengembangkan bakat itu sendiri -ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan mengembangkan dirinya sendiri (Intra personal skill ) *suatu kelebihan atau bakat yang terpendam yang dimiliki oleh seorang individu yang dipengaruhi oleh orang lain atau dalam diri individu itu sendiri 2. Generic transferable skill -kemahiran yang dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu -kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap individu yang dapat digunakan dalam berbagai kegiatan baik diluar maupun didalam suatu pekerjaan *kemahiran yang dimiliki dan dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu 3. Adult learning - Berpikir secara dewasa dalam keseharian individu - Berfikir mandiri untuk menghadapi keseharian kita sendiri

01 - LBM 1 - SGD 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LBM 1 Modul 1 Bk LBM 1 Modul 1

Citation preview

Page 1: 01  - LBM 1 - SGD 2

SGD 04

Skenario : Alhamdulillah…. Kami sekarang mahasiswa Fakultas Kedokteran.

STEP 1

1. Soft skill

-suatu kelebihan atau bakat yang terpendam pada diri seseorang dan dapat diperoleh dengan bekerja keras mengembangkan bakat itu sendiri-ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan mengembangkan dirinya sendiri (Intra personal skill )*suatu kelebihan atau bakat yang terpendam yang dimiliki oleh seorang individu yang dipengaruhi oleh orang lain atau dalam diri individu itu sendiri

2. Generic transferable skill

-kemahiran yang dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu-kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap individu yang dapat digunakan dalam berbagai kegiatan baik diluar maupun didalam suatu pekerjaan *kemahiran yang dimiliki dan dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu

3. Adult learning

- Berpikir secara dewasa dalam keseharian individu- Berfikir mandiri untuk menghadapi keseharian kita sendiri- Cara pembelajaran seperti orang dewasa seperti mandiri, berfikir kritis, mempelajari sesuatu lebih dalam- Suatu pembelajaran yang dewasa yang nantinya dapat menuliskan ilmu tersebut dalam bentuk karya ilmiah agar bermanfaat bagi yang membutuhkan*Berfikir secara mandiri dalam setiap pembelajaran

4. Contextual learning

-Proses pembelajaran yang menyeimbangkan anatar teorui dan praktek-Pembelajaran seseorang yang tidak hanya dalam satu sumber saja*Proses menyeimbangkan teori dan praktek dalam pembelajaran

5. Continuing Professional Education

-Kemampuan belajar secara terus menerus

Page 2: 01  - LBM 1 - SGD 2

-Pembelajaran yang dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas atau sepanjang hayat-Keinginan belajar secara terus menerus*Seorang yang memiliki keingina dan mampu untuk belajar secara terus menerus

6. Disiplinary content

-Pemahaman pada konsep yang akan kita pelajari

7. Peer assessment

-Proses pembelajaran dimana siswa menilai hasil kerja siswa lain yang setingkat

8. Independent Learning

-Usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar berdasarkan motivasi sendiri-Pembelajaran suatu individu tanpa bantuan orang lain*Usaha individu untuk belajar secara mandiri

9. Androgogy

-Nama lain dari adult learning

10. Self assessment

-Penilaian terhadap diri sendiri

11. Self reflexion

-Suatu kemampuan dimana dalam diri orang tersebut dapat melakukan instropeksi terhadap diri snediri -Kemampuan untuk menilai diri sendiri berdasarkan pengalaman yang ada*Suatu individu yang mampu menginstropeksi diri sendiri berdasarkan pengalaman yang pernah dialami

12. Self direct learning

-Belajar atas kemampuan sendiri tanpa paksaan dari luar-Suatu usaha untuk mengatur kebutuhan belajar individu

Page 3: 01  - LBM 1 - SGD 2

-Usaha yang dilakukan oleh seorang individu dalam belajarnya untuk mencari sumber-sumber referensi yang ada dengan mandiri*Kesadaran suatu individu untuk mengatur kebutuhan belajar serta mencari sumber-sumber pembelajarannya

13. SPICES

-Kepanjangan dari S (student centered) yaitu siswa menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran itu, P( Problem based) yaitu pembelajaran berdasarkan masalah , I(Integrated)yaitu kajian ilmu yang terintegrasi yang akan disampaikan kepada siswa, C (Community) yaitu masalah yang dikaji sering berhubungan dengan kehidupan yang nyata , E(Early Clinical Exposure) yaitu siswa diajari masalah klinis sejak dini, S (Sistematic) yaitu penyampaian materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkatannya-Sebuah strategi pembelajaran untuk menerapkan konsep Adult learning

14. Life long learning skill

-Kemampuan belajar sepanjang hayat/hidup-Hidup untuk belajar

15. Deep learning

-Proses, cara, perbuatan untuk menjadikan seorang individu untuk selalu belajar-Suatu pembelajaran secara mendalam hingga detail*Proses atau cara agara individu dapat memahami suatu pembelajaran secara detail

16. Collaborative Learning

-Pembelajaran dimana pelajar dituntut untuk bertukar pikiran sehingga mendapat kesepakatan yang sama

17. Teacher Centered

-Suatu proses pembelajaran yang hanya berpusat pada dosen, siswa bersifat pasif karna tidak bisa mngembangkan materi yang dipelajari

18. Student Centered

Page 4: 01  - LBM 1 - SGD 2

-Pembelajaran dalam diskusi dan belajar dimana Tutor sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif dalam pembelajaran tersebut

19. Concept-Cara untuk merumuskan suatu hal atau masalah sehingga masalah dapat terselesaikan

STEP 2

*SPICES

1. Apa keuntungan dan kerugian menerapkan strategi spices2. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered ?3. Bagaimana cara penerapan SPICES ?4. Apa tujuan dari strategi tersebut ?5. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan tersebut ?6. mengapa FK Unissula menerapkan strategi SPICES ?

*ADULT LEARNING

1. Bagaimana cara kita untuk dapat menerapkan adult learning itu sendiri ?2. Apa kelebihan dan kekurangan dari konsep adult learning ?3. Mengapa adult learning diterapkan dalam perguruan tinggi ?4. Ciri-ciri sesorang dapat dikatakan adult learning5. Apa perbedaan androgogy dan pendragogy ?

*CPD

1. Bagaimana penjelasan mengenai proses CPD2. Apa yang mendasari kita untuk menerapkan konsep CPD3. Apa saja yang kita lakukan dalam CPD4. Mengapa dengan konsep CPD kita dapat terbiasa meng up date ilmu kita sendiri ?

*SELF DIRECTED LEARNING

1. Apa cirri – cirri dari SDL?2. Bagaimana cara penerapan SDL ? 3. Apa keuntungan dan kerugian SDL

Page 5: 01  - LBM 1 - SGD 2

*INDEPENDENT LEARNING

1. Apa cirri – cirri IL ?

*Long life learning skill

1. Mengapa kita perlu menerapkan prinsip LLLS ?

Jelaskan hubungan antara konsep llls, al, sdl, il, dan sc approach . Mengapa semua harus diterapkan dalam FKUnissula ?

STEP 3

*SPICES

1. Apa keuntungan dan kelamahan menerapkan strategi SPICES ?

-Keuntungan : agar dapat memahami problem secara detail, melatih kemandirian, melatih pemikiran agar menjadi lebih kritisKelemahan : kurangnya info tentang referensi

2. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered ?

- SC : dimana suatu proses pembelajaran siswa dituntu untuk aktif, tutor sebagai fasilitator, mahasiswa mencari sumber-sumber referensi sendiri, belajar secara mandiri, deep learning, cola, self, peer

TC : mahasiswa hanya pasif mendengarkan dosen, dosen berperan aktif, masalah muncul dari dosen

3. Bagaimana cara penerapan SPICES ?

- dengan system PBL dan Student Centered

4. Apa tujuan dari strategi tersebut ?

- Agar mahasiswa lebih mandiri dan aktif dalam system pembelajaran

Page 6: 01  - LBM 1 - SGD 2

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan tersebut ?

-Motivasi siswa, lingkungan sekitar, system pembelajaran, 6. mengapa FK Unissula menerapkan strategi SPICES ?

*ADULT LEARNING

1. Bagaimana cara kita untuk dapat menerapkan adult learning itu sendiri ?2. Apa kelebihan dan kekurangan dari konsep adult learning ?3. Mengapa adult learning diterapkan dalam perguruan tinggi ?4. Ciri-ciri sesorang dapat dikatakan adult learning5. Apa perbedaan androgogy dan pendragogy ?

*CPD

1. Bagaimana penjelasan mengenai proses CPD2. Apa yang mendasari kita untuk menerapkan konsep CPD3. Apa saja yang kita lakukan dalam CPD4. Mengapa dengan konsep CPD kita dapat terbiasa meng up date ilmu kita sendiri ?

*SELF DIRECTED LEARNING

1. Apa cirri – cirri dari SDL?2. Bagaimana cara penerapan SDL ? 3. Apa keuntungan dan kerugian SDL

*INDEPENDENT LEARNING

1. Apa cirri – cirri IL ?

*Long life learning skill

1. Mengapa kita perlu menerapkan prinsip LLLS ?

Jelaskan hubungan antara konsep llls, al, sdl, il, dan sc approach . Mengapa semua harus diterapkan dalam FKUnissula ?

Page 7: 01  - LBM 1 - SGD 2

STEP 4 (SKEMA)

STEP 7

1. Apa keuntungan dan kelemahan menerapkan strategi SPICES ?

2. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered ?Teacher centered

learningStudent centered

learning1 Hasil belajar

(Learning outcomes)• Informasi verbal yang secara spesifikmengacu pada bidang ilmu tertentu

• Informasi dan pengetahuan interdisiplin• Tingkat ketrampilan

Page 8: 01  - LBM 1 - SGD 2

• Tingkat keterampilan berpikir rendah(mengingat, mengenal, menjelaskan)• Menghafalkan suatu fakta, rumus, ataubesaran yang abstrak dan terpisah-pisahatau terkotak-kotak

berpikir tinggi (problemsolving)• Keterampilan memproses informasi (mengakses,mengorganisasikan, menginterpretasikan, mengkomunikasikan informasi)

2. Tujuan belajar Guru menentukan tujuan instruksionalberdasarkan pengalaman, praktek yang telahdilakukan, ataupun standar yang telahditentukan menurut kurikulum negara yang berlaku

Siswa bekerja bersama guru untuk memilihtujuan belajar berdasarkan permasalahan yangdihadapi, hal-hal yang telah dipelajari dandikuasai siswa sebelumnya, ketertarikan, dan pengalaman sebelumnya.

3. Strategi belajar • Strategi belajar ditentukan oleh guru• Didisain untuk kemajuan seluruh kelompokdan berbasis pada kemampuan rata-rata• Informasi terutama diatur dan diberikan olehguru, seperti kuliah, ditambah bahan bacaan wajib, dan tugas.

• Guru berkerja sama dengan siswa untukmenentukan strategi belajar• Didisain untuk memenuhi kecepatan dankebutuhan belajar mandiri setiap siswa• Siswa diberikan akses langsung ke berbagaisumber informasi seperti buku, database online, sumber masyarakat.

4. Pengukuran dan penilaian • Pengukuran dilakukan untukmengelompokkan siswa• Tes atau ujian diadakan untuk mengukurkeberhasilan siswa

• Pengukuran adalah bagian integral dari prosesbelajar• Pengukuran berbasis kinerja siswa digunakanuntuk menilai

Page 9: 01  - LBM 1 - SGD 2

menguasai informasitertentu• Guru menentukan kriteria keberhasilan untuksiswa• Siswa berusaha mengetahui apa keinginan guru

kemampuan siswamengaplikasikan pengetahuannya• Siswa bersama guru bekerja sama menentukankriteria keberhasilan• Siswa mengembangkan keterampilan menilai diri sendiri dan rekan lain atas keberhasilan belajar.

5. Peran guru • Guru mengatur dan mempresentasikaninformasi kepada siswa• Guru berperan sebagai penjaga ilmupengetahuan dan mengontrol pilihan siswaatas bahan belajar• Guru memimpin proses belajar

• Guru menyediakan berbagai cara untukmengakses informasi• Guru berperan sebagai fasilitator yangmembantu siswa untuk mendapatkan danmemproses informasi• Guru memfasilitasi proses belajar

6. Peran siswa • Siswa mengharapkan guru untuk mengajarmereka sehingga dapat lulus ujian• Siswa berperan pasif sebagai penerimainformasi• Siswa merekonstruksi pengetahuan daninformasi

• Siswa bertanggung jawab terhadap prosesbelajar• Siswa berperan aktif dalam mencaripengetahuan• Siswa mengkonstruksi pengetahuan dan makna

7. LingkunganBelajar

• Siswa duduk berjajar dalam format kelas• Informasi dipresentasikan melalui kuliah,buku, dan media lain

• Siswa belajar di suatu tempat dengan aksespenuh kepada sumber belajar• Siswa lebih banyak bekerja secara mandiri danpada waktu tertentu bekerjasama secara

Page 10: 01  - LBM 1 - SGD 2

kelompok kecil(Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 1, Maret 2007, 1-10 , Endang Nugraheni, Universitas Terbuka)

3. Apa tujuan dari strategi tersebut ?- Untuk menjadikan mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan yang dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar

menentukan apa yang ingin mereka ketahui,

- Untuk membentuk mahasiswa yang mampu mencari pengetahuan sendiri

(mandiri) dan belajar berkesinambungan

- Untuk menerapkan pelaksanan pembelajaran mahasiswa yang sistematis

tidak melompat-lompat agar didapatkan pemahaman secara baik.

(Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 1, Maret 2007, 1-10 , Endang Nugraheni, Universitas Terbuka)

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan tersebut ?

- Faktor mahasiswa Mahasiswa memegang peran utama pelaksanaan pembelajaran PBL dalam penerapan SPICES. Peran mahasiswa antara lain berpartisipasi secara aktif dan mandiri dalam belajar, menggali permasalahan, menginvestigasi, dan berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan. Mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam belajar sehingga mahasiswa harus mampu menginisiasi dan mengatur kebutuhan belajarnya sendiri serta menjadi motivator belajar bagi diri sendiri dan orang lain.

- Faktor TutorTutor memiliki peran dalam terlaksananya sistem PBL. Tutor

berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran PBL. Terdapat beberapa fungsi utama tutor yaitu menjaga agar proses belajar tetap berjalan, memancing mahasiswa belajar secara mendalam, memastikan semua mahasiswa terlibat dalam proses belajar, memantau kemajuan belajar dari tiap-tiap anggota kelompok, dan memberi tahu hal yang mampu mendorong mahasiswa dalam menggali kasusnya. Tutor juga berfungsi untuk menstimulasi elaborasi, menstimulasi integrasi pengetahuan mahasiswa, menstimulasi interaksi antar mahasiswa dengan menanyakan beberapa pertanyaan, klarifikasi, atau aplikasi pengetahuan. Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa tutor tidak diperkenankan memberi tahu secara langsung ilmu pengetahuan yang dimilikinya, karena pada prinsipnya fungsi tutor adalah sebagai fasilitator proses belajar sehingga tercipta proses belajar yang aktif dan dinamis.

- Faktor FasilitasTerdapat 2 kelompok fasilitas yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan PBL yaitu fasilitas sumber belajar dan tempat belajar.

Page 11: 01  - LBM 1 - SGD 2

Fasilitas sumber belajar meliputi perpustakaan yang memiliki referensi lengkap dan terbaru bila memungkinkan. Fasilitas tempat meliputi ruang diskusi dan tempat belajar lain. Ruang diskusi yang diperlukan adalah ruang kecil yang cukup nyaman untuk 8-10 orang, lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, dan penerangan yang cukup. Ruangan “kedap suara” sangat diperlukan agar ruangan tidak terganggu oleh suara dari ruang lainnya. Pendingin udara (air conditioner) adalah ideal apabila dapat dipasang namun bukan suatu keharusan mengingat implikasi biaya yang ditimbulkan olehnya. Ruang diskusi di luar gedung yang nyaman akan sangat membantu mahasiswa melakukan aktivitas akademiknya. Taman yang rindang, sejuk, tidak bising, dan dilengkapi dengan tempat duduk melingkar sangat mendukung tugas-tugas mahasiswa dalam upaya self-directed learning

- Faktor Isi PembelajaranFaktor isi pembelajaran adalah jumlah beban belajar mahasiswa, banyaknya paparan klinis, materi pembelajaran yang menarik dan kontekstual, metode pembelajaran yang inovatif, kejelasan kurikulum, skenario dan kesesuaian standar. Jumlah beban belajar mahasiswa yang dimaksud adalah beban belajar mahasiswa baik itu materi maupun tugas yang harus dipikul mahasiswa. Beban belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap suatu pembelajaran karena beban yang terlalu berat dapat menjadi stressor yang dapat membuat belajar menjadi tidak optimal. Paparan klinis yang dimaksud adalah pembelajaran langsung dari lapangan atau pusat pelayanan kesehatan. Paparan klinis yang banyak dapat mendukung pembelajaran kontekstual dengan memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk mengetahui apa yang akan dihadapi kelak. Materi pembelajaran yang menarik dan metode pembelajaran yang inovatif dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran mandiri karena kedua hal tersebut mampu memacu mahasiswa mempelajari sesuatu lebih dalam saat mahasiswa belajar secara mandiri. Kejelasan kurikulum yang dimaksud kemungkinan adalah mahasiswa diberitahu dengan jelas kurikulum yang digunakan, sehingga dapat belajar sesuai dengan yang telah ditentukan oleh fakultas. Skenario yang dimaksud adalah skenario yang mampu memacu mahasiswa dalam belajar. Skenario dapat mempengaruhi pembelajaran mahasiswa dalam PBL karena skenario merupakan stimulus mahasiswa dalam belajar sehingga scenario harus dibuat agar dapat memacu mahasiswa untuk belajar. Kesesuaian standar yang dimaksud adalah isi pembelajaran harus dapat menciptakan keluaran mahasiswa yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Standar kompetensi tersebut ditentukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Hal ini berpengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa karena mahasiswa belajar sesuai dengan tujuan belajar yang ditentukan fakultas.

(Secondira ,Verdika, 2009, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk Melaksanakan Pembelajaran yang Konstruktif, Mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual dalam Problem-Based Learning, vol 4, dipeoleh dari URL

Page 12: 01  - LBM 1 - SGD 2

http://medicaleducation.fk.ugm.ac.id/images/downloads/06-verdika.pdf, diakses 17 September 2014)

5. Mengapa FK Unissula menerapkan strategi SPICES ?“SPICES” menekankan pembelajaran berdasarkan masalah yang berbasis

komunitas (strategi 4), bukan berbasis rumah sakit. Jadi model ini sesuai dengan area kompetensi yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Dokter (KKI, 2006b), bahwa seorang dokter harus mampu mengelola masalah kesehatan pasien sebagai individu secara utuh, sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat. Selain itu, pembelajaran berbasis komunitas juga merupakan syarat mutlak jika pendidikan dokter pada FK UNISSULA, yaitu dokter yang berorientasi kesehatan komunitas.

*ADULT LEARNING

6. Bagaimana cara kita untuk dapat menerapkan adult learning itu sendiri ?1) menciptakan iklim untuk belajar, 2) menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu, 3) menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai, 4) merumuskan tujuan belajar, 5) merancang kegiatan belajar, 6) melaksanakan kegiatan belajar7) mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan, dan pencapaian nilai-nilai).(Kamil, Mustofa, Andragogy, Diperoleh dari URL http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf , Diakses 18 September 2014)

7. Apa kelebihan dan kekurangan dari konsep adult learning ?Kelebihan:1. menyelenggarakan pembelajaran yang kondusif yang dibutuhkan oleh orang

dewasa dalam proses belajarnya2. belajar secara langsung dari pengalaman, 3. suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik

sosial melalui kegiatan-kegiatan antara pribadi dalam kelompok belajar, 4. suatu proses diarahkan sendiri, dimana kita secara terus menerus dapat

menilai kembali kebutuhan belajar kita yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah,

5. Self acceptance, pada konteks andragogi, dewasa berarti individu yang memiliki pandangan positif tentang dirinya sebagai sasaran belajar (peserta didik). Penerimaan diri berakar pada pengalaman keberhasilan ekstensif sebelumnya. Penerimaan diri tidak hanya terungkap ketika mengatakan “sanggup mengerjakan ini dan itu”, akan tetapi dewasa mampu menilai dirinya secara positif sebagai seorang pribadi yang utuh untuk memperbaiki diri dan kehidupannya.

Page 13: 01  - LBM 1 - SGD 2

6. Planful intents, dewasa berarti memiliki kemampuan mendiagnosis kebutuhan belajar, menetapkan tujuan pribadi secara wajar sesuai kebutuhan tersebut dan merancang strategi yang efektif untuk merealisasikan tujuan belajar. Dalam prosesnya, dewasa juga berarti kemampuan memanfaatkan bantuan/pertolongan dan nasehat orang lain sambil mempertimbangkan kepentingan dan tujuan belajarnya.

7. Intrinsic motivation, dewasa berarti orang yang memiliki motivasi intrinsik, dimana motivasi tersebut dapat bertahan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar tanpa ada tekanan eksternal dalam bentuk hadiah, sanksi atau hukuman (rewards, sanctions or punishment). Orang dewasa dapat meneruskan kegiatan belajar, serta mampu menunda atau menghentikan kepentingan lain demi kelanjutan kegiatan belajarnya.

8. Internalized evaluation, dewasa berarti mampu bertindak sebagai agen evaluator, terutama dalam menilai kualitas kinerja yang akurat sesuai dengan informasi yang dikumpulkan sendiri. Dengan demikian dewasa berarti mampu mengiternalisasi proses evaluasi, sehingga memperoleh masukan dari orang lain dan terbuka terhadap penialian orang lain.

9. Opennes to experience, dewasa berarti terbuka kepada pengalaman baru, serta mampu melibatkan diri dalam berbagai kegiatan belajar dan menetapkan tujuan, memiliki curiosity, tolerance of ambiguity, preference of complexity and even playfulnees, juga mempunyai motif untuk memasuki kegiatan baru. Konsepsi tersebut dapat memberikan sesuatu yang memuat konstruk-konstruk yang lebih spesifik dalam mempelajari pengelaman-pengelaman barunya.

10. Learning flexibility, fleksibilitas dalam belajar menyiratkan kedewasaan dalam mengubah tujuan atau cara belajar dan menggunakan eksplorasi dan pendekatan trial and error untuk memecahkan masalahnya. Fleksibilitas tidak menyatangkan kekurang atau ketidak tahanan dalam belajar menyelesaikan tugas-tugasnya. Akan tetapi kedewasaan biasanya terbuka dalam memahami kegagalan yang biasanya diasosiasikan dalam bentuk penyesuaian diri dan perilakunya (adaptive behavior) daripada kemunduran (withdrawal).

11. Autonomy, dewasa berarti memiliki kemampuan memilih kegiatan belajar yang dipandang penting meski bagi orang lain dipersepsi sebagai suatu resiko atau bahaya dalam konteks budaya tertentu. Kedewasaan dalam konteks autonomy dapat dipandang sebagai suatu kemampuan dalam memasalahkan standar, norma dalam kurun waktu dan tempat tertentu terutama berkaitan dengan jenis kegiatan belajar yang memungkinkan dan dianggap memiliki nilai bagi hidup dan kehidupannya. Autonomy dapat dibelajarkan dan dilatihkan untuk melayani kepentingan pribadi dan sosial kemasyarakatan.

Kekurangan:Apabila orang dewasa tidak menemukan dan menghadapi situasi dan kondisi yang memungkinkan timbulnya penentuan diri sendiri dalam suatu pelatihan, maka akan menimbulkan penolakan atau reaksi yang kurang menyenangkan.

Page 14: 01  - LBM 1 - SGD 2

(Kamil, Mustofa, Andragogy, Diperoleh dari URL http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf , Diakses 18 September 2014)

8. Mengapa adult learning diterapkan dalam perguruan tinggi ?Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, mahasiswa adalah

sesorang yang belajar di perguruan tinggi. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa mahasiswa hanya ada di perguruan tinggi. Seorang mahasiswa harus memiliki sikap aktif, kritis, kreatif, kooperatif, dan etis. Sedangkan seorang siswa, belum memiliki kriteria tersebut dan pada umumnya, siswa masih membutuhkan bimbingan penuh dari gurunya. Pembelajaran dewasa itu sendiri menurut Merriam, Sharan, membutuhkan seseorang yang :

- memiliki konsep diri yang independen dan yang dapat langsung belajar nya sendiri

- telah mengumpulkan reservoir pengalaman hidup yang merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar,

- memiliki kebutuhan belajar berkaitan erat dengan perubahan peran sosial,- masalah-berpusat dan tertarik pada aplikasi langsung pengetahuan, dan- termotivasi untuk belajar dengan internal daripada faktor eksternal

Dengan adanya kriteria tersebut, jelaslah bahwa pembelajaran dewasa membutuhkan kriteria mahasiswa dan tentu saja, mahasiswa hanya ada di perguruan tinggi. Sehingga, pembelajaran dewasa hanya diterapkan di perguruan tinggihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf , Diakses 18 September 2014)

9. Apa Ciri-ciri seseorang dapat dikatakan adult learning?Anderson dalam Psychology of Development and personal Adjustment (1951), meyimpulkan tujuh ciri kematangan bagi seorang individu yaitu: a. Kematangan individu dapat dilihat dari minatnya yang selalu berorientasi

pada tugas-tugas yang dilakukan atau dikerjakannya, serta tidak mengarah pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi (tidak pada diri dan atau ego).

b. Tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam konsep dirinya jelas dan selalu memiliki kebiasaan kerja yang efisien.

c. Kemampuan dalam mengendalikan perasaan pribadi dalam pengertian selalu dapat mempertimbangkan pribadinya dalam bergaul dengan orang lian.

d. Memiliki pandangan yang obyektif dalam setiap keputusan yang diambilnya. e. Siap menerima kritik atau saran untuk peningkatan diri. f. Bertanggung jawab atas segala usaha-usaha yang dilakukan. g. Secara realitas selalu dapat menyesuaikan diri dalam situasi-situasi baru.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf , Diakses 18 September 2014)

Page 15: 01  - LBM 1 - SGD 2

10. Apa perbedaan androgogy dan pendragogy ?

a. Andragogy- Dari segi

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987031001-MUSTOFA_KAMIL/Andragogi.pdf , Diakses 18 September 2014)

*CPD

11. Bagaimana penjelasan mengenai proses CPD

Asusmsi Pedagogi Andragogi

Konsep pembelajar Bergantung pada guru(pasif)

Belajar secara madiri (aktif)

Peran guruSosok berkuasa

sebagai Pemandu danfasilitator

Peran pengetahuansebelumnya (priorknowledge)

Ditambah, bukansebagai sumber belajar

Sebagai sumber yang kayauntuk belajar sendiri danbagi temannya

Kesiapan belajar Seragam, berdasarkanumur dan kurikulum

Berkembang daripengalaman hidup danmasalah nyata masingmasingindividu

Orientasipembelajaran

Berpusat subyek /disiplin ilmu / mata kuliah

Berpusat tugas ataumasalah sesuai dengankebutuhan nyata

Motivasi Penghargaan danhukuman dari luar(”kredit”)

Dorongan internal dankeingintahuan yang kuat

Page 16: 01  - LBM 1 - SGD 2

- Menggambarkan pencapaian pribadi dan investasi pada pengembangan masa depan;

- Belajar dari yang lain dan saling tukar menukar pengetahuan dan ide-ide - Memperagakan kepada teman sejawat dan klien bahwa seorang

profesional merupakan seorang yang tergerak secara mandiri dan termotivasi untuk belajar;

- Mengembangkan keahlian yang dibutuhkan dalam karir agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan lebih efektif;

- Belajar secara fleksibel, mengidentifikasi dan membuat sebagian besar kesempatan pengembangan tersedia.

12. Apa yang mendasari kita untuk menerapkan konsep CPDPasal 38 ayat 1 berbunyi :

- Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi.Pada pasal 51 huruf e disebutkan bahwa :Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyaikewajiban menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmukedokteran atau kedokteran gigi.Sesuai dengan pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap dokterpraktik wajib memenuhi kompetensi profesional yang dibuktikan dengansertifikat kompetensi.(Tim P2KB, 2009, Petunjuk Teknis CPD/ P2KB-IAUI, diperoleh dari URL http://p2kb.idionline.org/index.php?uPage=dl.dl_handler&smod=dl&sp=public&type=juknis&id=42 , diakses 18 September 2014)

13. Apa saja yang kita lakukan dalam CPDKegiatan Pendidikan/Pelatihan mencakup semua kegiatan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan simposium, seminar, pertemuan ilmiah tahunan (mis.: CUE), kegiatan pelatihan (workshop/course), serta RTD (Round Table Discussion). Keikutsertaan dalam tes MCQ yang disediakan oleh IAUI maupun dari sumber lain (yang terdaftar pada Komisi P2KB IAUI) melalui internet/jurnal ilmiah juga dapat diajukan klaim untuk memperoleh SKP.Kegiatan Profesional mencakup kegiatan penanganan pasien rawat jalan, rawat inap, konsultasi yang ditangani serta tindakan-tindakan.Kegiatan Pengabdian Masyarakat / Profesi amat luas cakupannya, mulai dari kegiatan penyuluhan, menjadi pengurus di organisasi, keikutsertaan dalam susunan panitia pertemuan ilmiah, tergabung dalam tim medis, sampai menjadi reviewer.Kegiatan Pengembangan Keilmuan adalah kegiatan mengajar di institusi pendidikan/forum ilmiah populer, baik secara terstruktur maupun tidak,

Page 17: 01  - LBM 1 - SGD 2

memberikan bimbingan karya ilmiah/tesis/disertasi. Peran serta anggota sebagai pembicara dalam forum ilmiah, baik lokal, nasional maupun internasional juga masuk dalam kategori ini.Kegiatan Publikasi Ilmiah mencakup penerbitan karya ilmiah, seperti penelitian, tinjauan pustaka ataupun laporan kasus, baik di jurnal atau majalahtingkat nasional dan internasional. Penerbitan buku/monograf baik yang bersifat ilmiah/ilmiah populer juga berhak mendapatkan nilai SKP.(Tim P2KB, 2009, Petunjuk Teknis CPD/ P2KB-IAUI, diperoleh dari URL http://p2kb.idionline.org/index.php?uPage=dl.dl_handler&smod=dl&sp=public&type=juknis&id=42 , diakses 18 September 2014)

14. Mengapa dengan konsep CPD kita dapat terbiasa meng up date ilmu kita sendiri ?

*SELF DIRECTED LEARNING

15. Apa ciri – ciri dari SDL?

Karakteristik Self Directed Learning Self directed learning dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitua. Self Directed Learning dengan Kategori Rendah

Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning yang rendah memiliki karakteristik yaitu siswa yang menyukai proses belajar yang terstruktur atau tradisional seperti peran guru dalam ruangan kelas tradisional.

b. Self Directed Learning dengan Kategori Sedang Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning pada kategori sedang memiliki karakteristik yaitu berhasil dalam situasi yang mandiri, tetapi tidak sepenuhnya dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar, perencanaan belajar dan dalam melaksanakan rencana belajar.

c. Self Directed Learning dengan Kategori Tinggi Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning tinggi memiliki karakteristik yaitu siswa yang biasanya mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, mampu membuat perencanaan belajar serta mampu melaksanakan rencana belajar tersebut.

(Rachmawati, Dewi Oktofa, 2010, Penerapan Model Self-Directed Learning UntukMeningkatkan Hasil Belajar Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa, volume 43, Diperoleh URL http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/download/121/115, Diakses 17 September 2014)Dewi Oktofa Rachmawati

16. Bagaimana cara penerapan SDL ? Penerapan proses pembelajaran dalam self-directed learning dibagi menjadi tiga yaitu planning, monitoring, dan evaluating (Song & Hill, 2007).

Page 18: 01  - LBM 1 - SGD 2

- Pada tahap perencanaan, individu merencanakan aktivitas pada tempat dan waktu dimana siswa merasa nyaman untuk belajar. Siswa juga merencanakan komponen belajar yang diinginkan serta menentukan target belajar yang ingin dicapai,

- Pada tahap monitoring, individu mengamati dan mengobservasi pembelajaran mereka.

- Pada tahap evaluating, individu melakukan penilaian sebagai output dari aktivitas mereka.

(Rachmawati, Dewi Oktofa, 2010, Penerapan Model Self-Directed Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa, Jilid 43, Nomor 3, di peroleh dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/download/121/115, Diakses tanggal 16 september 2014)

17. Apa keuntungan dan kerugian SDL

*INDEPENDENT LEARNING

18. Apa cirri – cirri IL ?

*Long life learning skill

1. Mengapa kita perlu menerapkan prinsip LLLS ?

Jelaskan hubungan antara konsep llls, al, sdl, il, dan sc approach . Mengapa semua harus diterapkan dalam FKUnissula ?