Upload
vivi-novita
View
413
Download
13
Embed Size (px)
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
1/17
LBM.1 MODUL KGD VIVI NOVITA 012106294
STEP 7
1. Mengapa pada pasien tampak sianosis?Tindakan survey primer meliputi :
A airway(jalan nafas)
B breathing(bantuan nafas)
C circulation(bantuan sirkulasi)
D defbrilation(terapi listrik)
Pemeriksaan Jalan Napas dengan metode (Look, Listen, Feel)Look : Lihat gerakan nafas ada atau tidakListen : Dengarkan ada atau tidak suara nafas tambahan yang keluarFeel : Rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atauhidung.Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalannafas dan pernafasan.
Mengapa harus didahulukan penanganan napas??
Karena pada pasien yang mangalmi gangguan sumbatan jalan nafas
ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan suatu
keadaan pertukaran udara atmosfer dengan sel-sel tubuh sesuai dengan
kebutuhan normalpH, PaCO2, dan PaO2 tidak
adekuat/berkurangnya O2 dalam tubuhhipoksiakompensasi
frekuensi nafas lebih cepat jika keadaan ini berlangsung lamaOtot2
pernafasan akan mengalami kelelahan penumpukan sisa2
pembakaran CO2mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekanpusat nafashenti nafas
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
2/17
Keadaaan Hipoksiamencegah serat-serat otot dan serat-serat konduksi
mempertahankan perbedaan konsentrasi elektrolit yang normal
disekitar membran mempengaruhi irama jantung, misal ion kalium
jantung sangat mengembang dan lemasfrekuensi jantung menjadi
lambathenti jantung.
Etiologi
Penyebab sumbatan yg sering kita jumpai adalah dasar lidah, palatum mole,
darah atau benda asing yg lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas
pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas
sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring.
hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.
Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat
ditelan atau dibatukkan oleh penderita yg tidak sadar dapat menyumbat jalan
nafas. Penderita yg mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme
an ini biasanya terjadi oleh karena rangsangan jalan nafas atas pada penderita
stupor atau koma yg dangkal.
Sumbatan nafas juga dapat trjdi pad jalan nafas baigian bawh, dan ini terjadi
sebagai akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi mukosa, masuknya isi
lambung atau benda asing ke dalam paru.
(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto,
Sp.BD, FK UNDIP)
Sebab Terjadinya obstruksi :
1. Trauma
Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau
kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang
rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.
2. Benda Asing
Benda Asing tersebut dapat tersangkut pada :
a. Laring
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
3/17
Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda
sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu,
digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau
dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini
biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian
dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya.
b. Saluran nafasBerdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka
dibagi atas :
Pada TrakheaBenda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam
bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing
didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di
dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan
menimbulkan gejala obstruksi laring
Pada BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena
diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi
bronkhus sehingga menjadi besar
(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)
Macam
a. Sumbatan Jalan Nafas TotalBila tidak dikoreksi dalam waktu 5 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi
( kombinasi antara hipoksemia dan hipercarbi), henti nafas dan henti
jantung.
b. Sumbatan jalan Nafas partialBila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak, sembab otak,
sembab paru, kepayahan henti nafas dan henti jantung sekunder.
(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto,
Sp.BD, FK UNDIP)
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
4/17
2. Mengapa dari mulut mengeluarkan banyak darah?Trauma maxilla / mandibulla
3. Mengapa penderita mengeluarkan suara seperti orang mengorok dan suaraberkumur?
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a) Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuanjalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini makalakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-fingeruntuk membuka mulut(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakanuntuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekanrahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan korban (eg: gigi palsu ,lidah dll). Pindahkan benda tersebut.
b) Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuanyang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti diatas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yangsudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
5/17
c) Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karenapembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukanmaneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas,
maka dapat dilakukan :
Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapaktangan daerah diantara tulang scapula di punggung
Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalumenarik tangan ke arah belakang atas.
Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan caramemposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalamatas.
4. Mengapa pada pasien ini respirasinya meningkat?Tampak sianosis: kmungkinan ada sumbatan
Kompensasi tubuh adalah RR meningat untuk mencukupi kebutuhanoksigen dalam tubuh
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
6/17
5. Apa arti dari GCS E2M4V2?GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk
menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak)dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi
membuka mata , bicara dan motorik.
EYE MOVEMENT
4 : spontan
3 : membuka mata jika ada suara
2 : membuka mata krn nyeri
1 ;Tdk membuka mata
Motor
6: menurut perintah
5 : melokalisasi nyeri
4 : menghampiri rangsa nyeri tp ga nyampai
3 : fleksor posturing
2 :ekstensor posturing
1 : none
Verbal
5 : orientasi baik4 : bingung
3 : membentuk kata tapi tidak mengucap
2: nggremeng, menggumam
1 : none
Penilaian
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 15 = CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 8 = CKB (cidera kepala berat)
http://www.primarytraumacare.org/wp-
content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf
6. Kapan kita melakukan AVPU dan GCS?AVPU : untuk gawat darurat ketika di lokasi (primary survey)
GCS: ;ebih pada neurologisnya, untuk menentukan derajat trauma kepala
(bisa di primery survey tp kalau tdk dilakukan di secondary survey.
7. Mengapa sudah dipasang Oxygen mask 10 L/menit tapi keadaanmemburuk?kapan pakai kanul kapan oxygen mask?
Kl saturasi tdk dibawah 90 : pakai kanul ( 4-6 L/menit)
http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
7/17
Sifat portabeljika aliran rendah (0,5-1L/menit) dengan volume efektif
0,24L/menit jadi maksimal 0,5 L/ hembusan
Ventury type mask
Memberikan suply aliran oksigen tinggi dan dapat mengirimkan konsentrasi
oksigen 0.5 L mll trakea
8. Apa makna dari SpO2 92% dan saturasi 89%?PO2: tekanan O2 dalam darah ( berkisar 80-100mmHG normal)
Saturasi O2: tingkat O2/ketersediaan O2 dalam darah (normalnya 95-
100%)kurang dari itu bisa hipoksia organkegagalan organKemungkinan triple airway gagal jadi seharusnya dilakukan definitif
airway,
9. Apa saja Tahapan dalam pengelolaan jalan nafas triple manuver?Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver
jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher yang berlebihan yangmemungkinkan terjadinya cidera servikal yang lebih berat.
1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukanpada pasien dugaan fraktur servikal.
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawahsehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpunterangkat ke depan.
2. Chin Lift Manuver (Tindakan mengangkat dagu)Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
8/17
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasienkemudian angkat.
3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang bawah)Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut padatulang belakang bagian leher pasien.
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigibawah berada di depan barisan gigi atas
Sumber Referensi : Hand Out Pelatihan Basic Life Support RS. Husada UtamaSurabaya,http://ju
10.Apa saja tahapan definitif airway?Ett suction : jika tdk bisa mengeluarkan cairan sendiri, karena oksigenasinya
tdk kuat
11. Indikasi dilakukannya triple manuver dandefinitif airway? Teknik airway definitive
Indikasi :
http://junirahmat.blogspot.com/http://junirahmat.blogspot.com/http://junirahmat.blogspot.com/http://junirahmat.blogspot.com/8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
9/17
o Non surgical
Endotrakeal intubasi Orotrakeal Nasotrakeal
o Surgical
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
10/17
Krikotiroidotomi
trakeostomi
Obstruksi jalan nafas
Jika sumbatan total lakukan perasat Heimlich.chest thrust saat itu juga
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
11/17
Jika sumbatan parsial rujuk
12.Survey PrimaryPRIMARY SURVEY
Pengertian
Primary survey (pengamatan primer), deteksi cepat dan koreksi segera
terhadap kondisi pasien yang mengancam. Biasa disebut juga survei ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) dilakukan dalam 2 - 5 menit.
http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf
Tujuan
Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwa dan kemudiandilakukan tindakan life saving.
http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdfhttp://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
12/17
Cara pelaksanaan (harus berurutan dan simultan)
Jalan nafas (airway)
Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel) Buka jalan nafas, yakinkan adekuat Bebaskan jalan nafas dengan proteksi tulang cervical dengan menggunakan
teknik Head Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban trauma
Cross fingeruntuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulut Finger sweepuntuk membersihkan sumbatan di daerah mulut Suctioningbila perlu
Pernafasan (breathing)
Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah adapertukaran hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas,
keteraturan nafas atau tidakPerdarahan (circulation)
Lihat adanya perdarahan eksterna/interna Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress,
Elevation (istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)
Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi : capillary refill time,nadi, sianosis, pulsus arteri distal
Susunan Saraf Pusat (disability)
Cek kesadaran Adakah cedera kepala? Adakah cedera leher? Perhatikan cedera pada tulang belakang
Kontrol Lingkungan (Exposure/ environmental)
Buka baju penderita lihat kemungkinan cedera yang timbul tetapi cegahhipotermi/kedinginan.
13. kapan dikatakan gawat darurat
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
13/17
MANUVER HEIMLICH
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
14/17
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
15/17
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
16/17
8/13/2019 Lbm 1 Kgd Sgd 6
17/17
Perasat Heimlich
A. Pasien Masih dapat BerdiriPenolong berdiri dibelakang pasien yang sedikit membungkuk. Kepalan tangan kiri
penolong diletakkan di epigastrium (bawah processus xiphoideus). Tangan kananpenolong diletakkan diatas kepalan tangan kiri, kemudian kedua tangan menekan
perut-dada ke belakang dan keatas. Dengan demikian udara dalam paru akan
terdorong ke atas (keluar melalui mulut) sambil mendorng benda asing ke luar faring
B. Pasien DudukPenolong berdiri / jongkok dibelakang kursi dengan kepalan tangan diletakkan seperti
pada cara menolong pasien yg masih dapat berdiri
C. Pasien TerbaringPenolong jongkok dgn dengkul dikiri dan kanan pasien. Kepalan tangan kiri
diletakkan dibawah processus xiphoideus dan tangan kanan diatasnya. Tekan paru
dengan menekan ke bawah-atas sehingga udara dalam paru mendorong benda asing
ke luar dari laring. Kepala pasien harus lurus ke depan, supaya benda asing yg keluar
tdk tertahan tenggorok.
( Sumber : Buku panduan Gawat Darurat, Jilid 1, FK UI)
benda yg masuk ke trakheobronkhial kecil, digunakan bronkoskop fiberoptik. Bila
benda asing telah menyebabkan infeksi disekitar bronkhus , maka perdarahan yg
disebabkan oleh pengangkatan benda asing dgn bronkoskop fiberoptik tdk dapat
mengatasi perdarahan yg masif ini. Kadang-kadang diperlukan pula penggunaan
balon Forgatry dan dengan suction (pengisap) benda asing ini diangkat. Kadang-
kadang pecahan benda asing yg kecil dapat keluar melalui lavase bronkhus, karena
sulit sdicapai dengan fosep melalui bronkoskopi , terutama bila pecahan benda ini kecil
dan banyak. Apabila benda asing ini tidak dapat diangkat dgn bronkosko, maka
perlu dipertimbangkan utk melakukan ekstraksi melalui torakotomi, terutama bila
benda asing ini besar dan telah menempel akibat infeksi, yg mpy resiko trjdinya
perdarahan dan penyumbatan dari infeksi, yg dpt tjd oleh karena tindakan
bronkoskopi tersebut. Benda asing dapat menimbulkan infeksi pada bagian distal
sumbatan dan dapat menimbulkan sepsis.
(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)