19
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI BAGIAN PROSTODONTIA KARTU STATUS GIGI TIRUAN JENIS PERAWATAN No : .................... RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/ Tanggal :………........ GTS Lepas/ GT Lengkap RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/ GTS Lepas/ GT Lengkap Tujuan pengisian kartu status prosthodontia adalah untuk mencatat dan mendata semua hal mengenai pasien yang ada hubungannya dengan rencana perawatan gigi tiruan. Dengan data ini, dapat dibuat diagnosis maupun rencana terapi yang lengkap. Yang dimaksud dengan jenis perawatan adalah semua perawatan yang diperlukan oleh pasien ini. ======================================================================== ==== Nama Pasien : ………………………. Nama Operator : …………………. Jenis kelamin: Pria / wanita NIM : …………………. Usia : …………………………………. Pekerjaan : ………………………………….. Alamat pekerjaan/Telepon: ……………………………………………………………… Alamat Rumah (RT/RW) : ................................................. ............................................... Telepon : .................................... ........................................................... Data di atas adalah data mengenai identitas dari pasien yang akan dirawat Nama : diperlukan untuk membedakan satu pasien dengan pasien lainnya Jenis Kelamin: Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan, terutama dari segi estetika, Wanita pada umumnya lebih mementingkan faktor estetika daripada pria. Umur : Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan, misalnya pasien usia muda dimana pertumbuhan giginya belum sempurna adalah kontra indikasi untuk perawatan gigi tiruan cekat, pasien dengan usia lebih tua biasanya lebih mementingkan fungsi pengunyahan dari pada estetika. Selain itu umur juga dapat dikaitkan dengan adanya penyakit tertentu pada usia tertentu (praduga) 1 1

Keterangan status pasien

  • Upload
    ikaa388

  • View
    903

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keterangan status pasien

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIBAGIAN PROSTODONTIA

KARTU STATUS GIGI TIRUAN

JENIS PERAWATAN No : ....................RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/ Tanggal :………........ GTS Lepas/ GT Lengkap RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/ GTS Lepas/ GT Lengkap

Tujuan pengisian kartu status prosthodontia adalah untuk mencatat dan mendata semua hal mengenai pasien yang ada hubungannya dengan rencana perawatan gigi tiruan. Dengan data ini, dapat dibuat diagnosis maupun rencana terapi yang lengkap.

Yang dimaksud dengan jenis perawatan adalah semua perawatan yang diperlukan oleh pasien ini.============================================================================

Nama Pasien : ………………………. Nama Operator : ………………….Jenis kelamin: Pria / wanita NIM : ………………….Usia : ………………………………….Pekerjaan : …………………………………..Alamat pekerjaan/Telepon: ………………………………………………………………Alamat Rumah (RT/RW) : ................................................................................................Telepon : ...............................................................................................

Data di atas adalah data mengenai identitas dari pasien yang akan dirawat

Nama : diperlukan untuk membedakan satu pasien dengan pasien lainnya

Jenis Kelamin: Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan, terutama dari segi estetika, Wanita pada umumnya lebih mementingkan faktor estetika daripada pria.

Umur : Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan, misalnya pasien usia muda dimana pertumbuhan giginya belum sempurna adalah kontra indikasi untuk perawatan gigi tiruan cekat, pasien dengan usia lebih tua biasanya lebih mementingkan fungsi pengunyahan dari pada estetika. Selain itu umur juga dapat dikaitkan dengan adanya penyakit tertentu pada usia tertentu (praduga)

Pekerjaaan : Seseorang yang pekerjaannnya sering berhadapan dengan masyarakat, misalnya seorang guru, hakim lebih mementingkan estetika dan fungsi bicara, disamping fungsi pengunyahan.

Alamat pekerjaan/ rumah dan no. Telpon : Dibutuhkan untuk komunikasi, sehingga pasien lebih mudah dihubungi kalau dibutuhkan. Pada pasien yang sulit untuyk ditanyakan, lebih baik minta KTP-nya supaya alamaynya jelas dan lengkap.===============================================================

A. Anamnesis1. Status Umum:

a. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pembuatan gigi tiruan: Diabetes/jantung/ kelainan darah seperti: anemia, hemofilia, leukemia/ alergi/ gastrointestinal/ penyakit infeksi seperti KP, Lues, Hepatitis,AIDS/ tidak ada (*)

b. Penyakit lain ; ...........................................................................................c. Nama Dokter keluarga/ Telepon : ............................................................d. Kesimpulan medis : ..................................................................................

.................................................................................................................. ..

1

1

Page 2: Keterangan status pasien

Keterangan:Pasien yang menderita penyakit-penyakit ini : pada umumnya mudah terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya rendah. Akibatnya respons tulang terhadap tekanan gigi tiruan sangat rendah sehingga perawtan pasca pemasangan adalah sangat perlu.

a. - Diabetes MellitusBerpengaruh terhadap rencana perawatan, desain gigi tiruan, cara kerja dan prognosis. Gejala yang biasanya terlihat dalam mulut adalah banyak gigi yang goyang, dan gusi bengkak. Kadang-kadang juga tercium bau aceton, dan bila terjadi luka akan sukar sembuh. Dengan kondisi demikian perhatikan desain gigi tiruan yang akan dibuat, dan hindari terjadinya trauma pada gigi penyangga dan jaringan pendukung, juga hindari terjadinya luka dalam mulut pada waktu bekerja. Untuk mendapatkan hasil perawatan dan prognosis yang baik, sebelum perawatan sebaiknya pasien dirujuk ke bagian penyakit dalam sampai kadar gulanya terkontrol.

- JantungBiasanya pasien cepat lelah sehingga waktu pearawatan tidak boleh terlalu lama. Harus lebih hati-hati lagi bila ada gigi-gigi yang masih harus dicabut dengan memakai anastetikum, dalam kasus ini pasien harus dirujuk dahulu ke dokter ahli penyakit dalam

- Kelainan darah seperti anemia, hemofilia, dan leukemiaPrognosis pasien ini biasanya kurang memuaskan, karena pasien sering mengeluh adanya rasa sakit meskipun kedudukan protesa sudah baik. Pada keadaan yang lanjut, pasien perlu dirujuk terlebih dahulu ke dokter ahli penyakit dalam.

- AllergiKeadaan pasien yang sering mengalami alllergi, maka yang harus diperhatikan pada bidang prosthodontia adalah bahan resin akrilik. Pasien yang sering allergi terhadap perhiasan imitasi yang terbuat dari plastik atau logam bukan emas murni seringkali juga allergi terhadap resin akrilik dan logam bukan emas. Bila terjadi allergi, terlihat mukosa mulut yang merah, dan pasien merasakan adanya panas bila memakai protesa.

- Gastro intestinalPasien biasanya mudah lelah dan sensitif . Pada waktu melakukan pencetakan harus hati-hati karena pasien mudah mual. Janganlah bekerja terlalu lama pada pasien ini.

- Penyakit infeksi seperti KP, Lues, Hepatitis dan AIDS

Adalah penyakit menular yang berbahaya. Keadaan pasien pada umumnya lemah. Proteksi terhadap operator harus ditingkatkan. Alat-alat harus disterilkan dengan baik, kalau bisa dengan autoclave, dan gunakan alat-alat yang disposible

. b. Kalau ada penyakit lain yang belum disebutkan diatas, mohon dituliskan pada

kolom ini.

c. Tuliskan nama dokter keluarga dan nomor telponnya, untuk bisa dihubungi sewaktu-waktu bila ada yang perlu ditanyakan sehubungan dengan perawatanya.

d. Tuliskan kesimpulan dari status umum penderita, apakah baik/buruk apakah perlu dirujuk ke dokter ahli lain, atau apakah perawtan gigi tiruan sudah dapat dimulai saat ini atau belum.

=====================================================e. Status Khusus

a. Apakah pernah merasa giginya goyang? Ya/tidak (*)Kalau ya dibagian mana?RA : Depan ki/ka (*), belakang ki/ka(*)

2

2

Page 3: Keterangan status pasien

RB : Depan ki/ka (*), belakang ki/ka(*)Sebab Kegoyangan : ............................................................................................

b. Apakah pernah merasa perdarahan dalam rongga mulut ? ya/tidak (*) Kalau ya, spontan / tidak (*), sejak ...................................................................c. Sebab kehilangan/kerusakan gigi : Lubang besar/gigi goyang/benturan (*) Pencabutan terakhir RA:....................................gigi : ......................................... Pencabutan terakhir RB:....................................gigi : .........................................d. Apakah pernah dibuatkan gigi tiruan? Pernah/tidak (*) Pernah : - Pada RA/RB/ RA & RB

- Bentuk : Gigi tiruan lepasan/ gigi tiruan cekat (*)- Pengalaman dengan gigi tiruan lama : ............................................

.......................................................................................................... ..........................................................................................................

e. Mengapa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan (tujuan)? ...................................... ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ .............................................................................................................................

Keterangan:A&B : Pernah merasakan adanya gigi goyang, dan perdarahan dalam rongga

mulut dapat dikaitkan dengan adanya penyakit periodontal, dan atau penyakit sistemik yang akan mempengaruhi resorbsi tulang alveolar. Yang lebih penting dari ini adalah dengan pertanyaan ini kita berusaha menarik kesimpulan bagaimanakah sikap mental dari pasien, apakah pasien seorang yang memperhatikan kesehatan/perawatan gigi, ataukah seorang yang acuh terhadap perawatan gigi.

C. Bila sebab kehilangan gigi karena karies, kemungkinan besar pasien kurang memperhatikan kebersihan mulutnya, dengan demikian pendidikan kesehatan giginya harus ditingkatkan.

Bila disebabkan karena gigi goyang, penyakit sistemik dan penyakit periodontal harus diperhatikan.

Bila karena benturan, kadang-kadang perlu dilakukan rontgen foto untuk mengetahui apakah masih ada sisa akar gigi yang tertinggal, atau adakah tulang yang tajam.

Percobaan terakhir perlu diketahui untuk memperkirakan laju resorbsi tulang alveolar dan laju pergeseran gigi, cepat/lambat, atau adakah penyakit sistemik.

D. Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah dibandingkan pasien yang belum pernah. Namun pasien ini biasanya senang membanding-bandingkan protesanya yang lama dengan protesa yang kita buat. Untuk itu, kita perlu melihat dan memperhatikan protesanya yang lama. Kalau mungkin protesa yang baru jangan terlalu berbeda dengan yang lama, baik desain, macam dan jenisnya asal tidak mengganggu prinsip dasar perawatan

Pengalaman pasien dengan gigi tiruan yang lama juga perlu ditanyakan, apa yang disukai dan tidak disukai dari gigi tiruan yang lama supaya kita tahu apa yang dikehendaki oleh pasien.

E. Untuk mengetahui tujuan utama dari pembuatan gigi tiruannya, untuk estetika ( misalnya seorang pemain sinetron, guru), fungsi pengunyahan (orang tua, penyakit lambung), fungsi bicara (Penyiar, imam), dll, atau hanya memenuhi permintaan orang lain (motivasi)

=====================================================

3

3

Page 4: Keterangan status pasien

F. PEMERIKSAAN KLINIKi. Ekstra Oral a. Muka : lonjong/persegi/segi tiga/ kombinasi (*) simetris/asimetris(*)

b. Profil : Lurus/cembung/cekung (*)

Bentuk dan profil muka perlu diperiksa untuk pemilihan bentuk dan susunan gigi, juga sebagai pedoman untuk penetapan hubungan rahang.

===================================================== c. Pupil : Sama tinggi / tidak (*) d. Tragus : Sama Tinggi / tidak (*) e. Hidung : Simertris/ asimetris (*) pernafasan melalui hidung : lancar/tidak (*)

Pemeriksaan ini terutama diperlukan untuk menentukan garis interpupil dan garis Camper yaitu yang ditarik dari tragus ke basis hidung pada kehilangan gigi yang banyak. Garis interpupil ditentukan untuk kesejajaran dengan bidang insisal galengan gigit anterior. Sedangkan garis Camper ditentukan untuk kesejajaran dengan bidang oklusal galengan gigit posterior. Selain itu, garis yang ditarik dari tragus ke foramen infraorbita juga dapat dipakai sebagai pedoman untuk mencetak rahang atas, yaitu garis tersebut harus sejajar dengan lantai, supaya posisi kepala pasien agak menunduk.

Pemeriksaan cara bernafas pasien dilakukan dengan memakai kaca mulut yang ditempelkan pada lubang hidung pasien, kemudian pasien diminta untuk bernafas melalui hidung dengan mulut dalam keadaan tertutup. Bila kaca mulut terlihat berembun, berarti pernafasan melalui hidung lancar. Bila tidak lancar, akan menimbulkan kesulitan pada waktu dilakukan pencetakan karena pasien sulit bernafas yang mengakibatkan rasa ingin muntah. Salah satu jalan keluarnya adalah memilih bahan cetak dengan waktu pengerasan yang cepat.

===================================================== f. Rima Oris : Sempit/normal/besar (*)

Rima oris yang sempit biasanya akan menghalangi pemasukan sendok cetak dengan bahan cetak ke dalam mulut, maupun pada saat pengeluarannya. Pemilihan ukuran sendok cetak harus lebih diperhatikan.

=============================================================== g. Bibir atas : Hipotonus/ normal/hipertonus (*), tebal/tipis(*)

Simetris/asimetris (*), panjang/pendek (*)] h. Bibir Bawah : Hipotonus/ normal/ hipertonus (*), tabal/tipis(*)

Simetris/asimetris (*), panjang/pendek (*)

Tonus dan tebal tipisnya bibir berhubungan dengan inklinasi labiolingual gigi anterior. Panjang pendeknya vivir untuk menentukan letak bidang insisal dan garis tertawa. Pada bibir yang asimetris, penyusunan gigi harus dibuat sedemikian rupa sehingga keadaan tersebut tidak begitu terlihat (dentogenic).

===================================================== i. Kelenjar Getah Bening

- Submandibular kanan : sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*) - Submandibularis kiri : sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*) - Sublingualis : sakit/tidak (*), teraba/tidak (*)

Pemeriksaan kelenjar submandibularis dilakukan dengan cara meraba bagian bawah rahang pasien, sebelah medial dari gonion, kemudian pasien diminta untuk menundukkan kepalanya ke bawah. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar yang terletak dibawah dagu. Bila kelenjar tersebut teraba dan sakit, berarti ada peradangan pada daerah sekitarnya, bila teraba tetapi tidak sakit, berarti ada peradangan kronis. Dalam keadaan normal, kelenjar tidak teraba dan tidak sakit.

===================================================== j. Sendi Rahang: - Kiri : bunyi/tidak (*), nyeri/tidak (*), sejak ...........................................

- Kanan : bunyi/tidak (*), nyeri/tidak (*), sejak ........................................... - Buka mulut : Deviasi ke kiri/kanan/ tidak deviasi (*)

4

4

Page 5: Keterangan status pasien

Trismus : ............. mm / tidak trismus (*)

Letakkan jari pada garis eye-ear line (garis yang ditarik dari tragus ke sudut mata), kira-kira 11-12 mm dari tragus, lalu pasien diminta untuk membuka dan menutup mulutnya berkali-kali secara lambat, dan dengarkan apakah terjadi bunyi klik pada waktu membuka atau menutup mulut. Bila bunyinya tidak keras, operator tidak bisa mendengar bunyi yang terjadi (kecuali dengan stetoskop), tetapi pasien sendiri dapat mendengarnya. Pada saat pasien membuka dan menutup mulutnya, perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak deviasi, dan apakah pasien mengalami kesulitan pada waktu membuka mulutnya (trismus). Bila ketiga gejala ini ada, pasien mungkin mempunyai kelainan sendi rahang, dan dianjurkan untuk memeriksakan dan merawat sendinya ke bagian gnatologi.

=====================================================

k. Kelainan lain Pembengkakan/ celah bibir/ celah langit-langit/tic douloureux/ angular cheilitis/

pasca bedah maksilotomi/ mandibulektomi/ THT (*)/ ..........................................

Tuliskan di sini bila ada kelainan lain yang terlihat dalam rongga mulut.=====================================================

2. INTRA ORALa. Pemeriksaan Umum

1. Higiene Mulut : baik/sedang buruk (*) 2. Kalkulus : ada/ tidak (*) 3. Stain : ada/ tidak (*)

Ketiganya mencerminkan keadaan kebersihan dan cara perawatan pasien terhadap mulutnya.

===================================================== 4. Saliva : Kuantitas : sedikit/ normal/ banyak (*) Konsistensi : encer/ normal/ kental (*)

Kuantitas dan konsistensinya saliva mempengaruhi retensi terutama untuk gigi tiruan lengkap

=============================================================== 5. Lidah : Ukuran : Kecil/ normal/ besar(*)

Posisi Wright: kelas I/ II/ III (*) Mobilitas : normal/ aktif (*)

Lidah yang terlalu besar akan menyulitkan pada waktu pencetakan dan pemasangan gigi tiruan. Pasien akan merasakan ruang lidahnya sempit, sehingga terjadi gangguan bicara dan kestabilan protesa.

Posisi Kelas I adalah posisi di mana ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawahPada Kelas II, lidah lebih tertarik ke belakang, sedangkan pada Kleas III lidah menggulung ke belakang sehingga terlihat frenulum lingualis. Yang paling menguntungkan adalah Kelas I.

Lidah yang aktif atau mobilitas tinggi akan mengganggu retensi dan stabilisasi gigi tiruan.

=====================================================

6. Refleks Muntah : Tinggi/ rendah (*)

Memepengaruhi proses mencetak. Bila refleks muntah tinggi, perlu diupayakan misalnya dengan menyemprotkan anestetikum ke bagian palatum pasien. Cara lain adalah dengan mengalihkan perhatian pasien kepada hal-hal lain, mengajak pasien mengobrol, dll.

=====================================================

5

5

Page 6: Keterangan status pasien

7. Mukosa Mulut : sehat/ ada kelainan (*)Lakukan pemeriksaan mukosa mulut secara menyeluruh, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Mukosa mulut yang kurang sehat akan menyebabkan rasa sakit bila pasien memakai gigitiruan lepas.

===================================================== 8. Gigitan

- Ada /tidak (*), bila ada : stabil/ tidak stabil (*) - Overbite ; anterior mm, posterior ........mm - Overjet : anterior ............mm, posterior .........mm - Gigitan terbuka : ada/tidak (*), regio ...................................................... - Gigitan silang : ada/ tidak (*), regio ..................................................... - Hubungan Rahang : ortognati/ retrognati/ prognati(*)

Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan rahang bawah dapat dikatupkan dengan baik di luar mulut, dan terlihat adanya 3 titik bertemu yaitu 1 di bagian anterior, dan 2 di bagian posterior. Tetapi bila terlihat banyak gigi yang aus dan kontak antara rahang atas dan rahang bawah kurang meyakinkan, dikatakan gigitan ada tetapi tidak stabil.

Overbite dan overjet diukur dengan milimeter. Dalam keadaan normal overbite dan overjet berkisar antara 2-4 mm. Bila lebih, harus diwaspadai adanya perubahan dalam relasi maksilomandibula. Dengan demikian, oklusi yang lama tidak dapat dipakai sebagai pedoman penentuan gigit.

Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, tuliskan regionya. Hal ini harus diperhatikan terutama pada pembuatan gigi tiruan cekat yang mempunyai antagonis dengan regio tersebut.

Hubungan rahang diperiksa dengan cara mengatupkan model rahang atas dan rahang bawah serta melihat hubungan yang ada.

=====================================================

9. Artikulasi: - Cuspid protected/group function/ artikulasi seimbag (*):

ada Tidak adaKiriKanan

- Kontak prematur : ada/ tidak ada (*) - Blocking : ada/ tidak ada (*)

Cuspid protected occlusion atau yang disebut mutually protected occlusion atau organic occlusion adalah terjadinya disklusi gigi posterior pada saat gerak lateral / protrusif dari mandibule, dan gigi kaninus bertindak sebagai pelindung bagi gigi posterior, kecuali interkuspasi maksimum. Pada interkuspasi maksimum, gigi posterior melindungi gigi anterior dengan cara mendukung oklusi sehingga tidak terdapat beban pada gigi anterior.

Pada group fuction, pada waktu mandibula bergerak ke lateral, tonjol bukan gigi posterior pada sisi kerja dalam keadaan kontak dengan gigi lawan (artikulasi seimbang pada satu sisi).

Artilulasi seimbang atau balanced occluasi adalah terdapatnya keseimbangan pada saat mandibula bergerak ke lateral.

Kontak prematur diperiksa dengan meletakan kertas artikulasi di dalam mulut pasien, kemudian pasien diminta untuk menutup mulutnya berulang kali dalam keadaan oklusi. Perhatikan tanda-tanda merah yang terjadi dalam mulut. Bila ada warna yang lebih gelap dan lebar, berarti pada daerah tersebut terjadi kontak prematur yang harus diperbaiki dengan occlusal adjutment.

6

6

Page 7: Keterangan status pasien

Kemudian pasien diminta untuk menggerakan rahangnya ke lateral kiri, kanan, serta ke depan. Bila pasien tidak dapat melakukan gerak ini, berarti ada gigi, tambalan, atau restorasi yang menghambat. Daerah mana yang menghambat atau menyebabkan blocking dapat diketahui dengan melihat jejak warna yang berwarna lebih gelap, kemudian dilakukan koreksi dengan occlusal adjustment. Bila terlihat adanya ”blocking” pad gigi kaninus, jangan cepat-cepat diasah, karena kemungkinan ini adalah cuspid protected occlusion yang malah harus dipertahankan.

10. Daya Kunyah : normal/besar (*)

Bila terlihat banyak gigi-gigi yang aus atau atrisi dengan faset yang tidak tajam dan permukaan yang mengkilap, kemungkinan tekanan kunyak pasien ini besar. Pada keadaan ini, apalagi bila ridge sudah rendah, hindarilah pemakaian elemen gigi porselen terutama untuk gigi posterior, dan bidang oklusal gigi-gigi jangan dibuat terlalu besar.

11. Pemeriksaan Rontgen : - Dental : perlu/ tidak (*), untuk gigi-gigi : ...........................................- Panoramik : perlu/ tidak (*)- TMJ : perlu/ tidak (*)- Interpretasi Foto : ...........................................................................................

............................................................................................

Panoramik sebenarnya selalu diperlukan untuk menentukan rencana perawatan, terutama pada kasus kehilangan gigi yang banyak. Kemudian bila dicurigai adalah kelainan pada gigi tertentu, dilakukan lagi foto dental.

Foto dental selalu dibutuhkan pada perawatan gigi tiruan cekat, apalagi kalau gigi tersebut sudah dirawat endodontik atau memiliki poket yang dalam.

Bila pada pemeriksaan sendi rahang terlihat adanya kelainan sehingga perawatan gigi tiruan perlu ditunda, langkah selanjutnya adalah pembuatan foto sendi rahang untuk mengetahui bagaimana posisi kondilus di dalam fosanya.

Hasil pengamatan foto, dituliskan dengan lengkap dan jelas dalam kolom interpretasi foto.

12. Kebiasaan buruk : Bekertak gigi/ clenching/ menggigit bibir-benda keras/ mendorong lidah/

Mengunyah satu sisi ki atau ka/ permobilitas rahang/ ................................(*)

Secara anamnestis, pasien ditanyakan mengenai adanya kebiasaan buruk di atas. Berkeretak gigi ( bluxism ) atau clencing juga dapat dilihat dari adanya faset tajam pada gigi. Adanya kebiasaan ini dapat menyebabkan protesa yang dibuat menjadi cepat aus, tidak stabil, dan dapat merupakan etiologi dari kelainan sendi rahang.

Kebiasaan menggigit bibir atau benda keras berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan cekat pada gigi anterior, yaitu dalam penentuan bahan yang akan dipakai.

Kebiasaan mendorong lidah dan mengunyak satu sisi biasanya menyebabkan stabilitas protesa berkurang, selain itu mengunyak satu sisi juga dapat menimbulkan kelainan sendi rahang.

Pada hipermobilitas rahang, kesulitan yang akan timbul adalah kesulitan pada penentuan relasi sentrik.

7

7

Page 8: Keterangan status pasien

b. PEMERIKSAAN GIGI – GELIGI

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Fraktur : Elemen : .............................................. Horisontal/diagonal/vertikal (*)Diagnosis : .....................................................................................................

......................................................................................................

Bila terlihat adanya gigi yang fraktur, tuliskan elemennya, macam fraktur, dan diagnosis dari gigi fraktur tersebut.

2. lain-lain : gigi kerucut/ mesiodens/diastema/ impaksi/ ekstrusi/ miring/ berjejal/ hipoplasia/ (*)...............................................................

Mohon digaris bawahi bila terdapat hal-hal tersebut di atas, atau ditambahkan bila perlu.

3. PEMERIKSAAN LAIN

1) VestibulumPost. Kiri Post.kanan Anterior

RA Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*)RB Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*)

Vestibulum adalah ruangan yang terdapat diantara mukosa bukal/labial dari prosessus alveolaris dengan pipi/bibir. Kedalamannya diperiksa dengan memakai kaca mulut nomor 3 yang dimasukkan ke dalam ruangan tersebut. Bila pada regio tersebut ada gigi yang hilang, pengukurannnya dilakukan pada regio yang tidak bergigi. Vestibulum dikatakan dalam bila pada pemeriksaan lebih dari setengah kaca mulut terbenam, dikatakan sedang bila setengah kaca mulut terbenam; dan dikatakan dangkal bila yang terbenam kurang dari setengah kaca mulut. Vestibulum yang menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan adalah yang dalam karena sayap dapat dibuat lebih panjang, sehinga retensi gigi tiruan bertambah.=====================================================

2) Processus alveolarisRahang Atas

Bentuk Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*)Ketinggian Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*)Tahanan jaringan Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*)

Rahang BawahBentuk Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*)Ketinggian Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*)Tahanan jaringan Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*)

Relasi Rahang Anterior : prognati/ normal/ retrognati (*) Posterior : kiri : normal/gigitan silang (*)

Kanan : normal/gigitan silang (*)

8

8

Page 9: Keterangan status pasien

Bentuk ini berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi gigi tiruan lepas, serta pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat

Ketinggian proc.Alveolaris mencerminkan besarnya resobsi yang terjadi. Bila resorpsinya besar, prosesus menjadi rendah, dan ini dilihat dengan cara membandingkan dengan gigi sisa di sebelahnya. Bila pasien sudah tidak mempunyai gigi sama sekali, ketinggian diukur dengan memakai kaca mulut nomor 3 pada pemeriksaan kedalaman vestibulum.

Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara pencetakan. Cara pemeriksaanya adalah dengan menekankan burnisher pada mukosa diatas prossesus alveolaris. Bila burnisher tidak terbenam, dan warna mukosa menjadi pucat, maka mukosa dikatakan keras, atau tahanan jaringan rendah. Bila burnisher bisa ditekan lebih dalam, mukosa dikatakan lunak, atau tahanan jaringannya tinggi. Mukosa dikatakan flabby bila mukosa bisa bergerak dalam arah bukolingual pada waktu ditekan dengan burnisher.

Tekanan jaringan pada orang muda biasanya rendah karena mukosanya masih padat, sedangkan pada orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan yang kurang baik, mukosanya cenderung menjadi lunak dan flabby. Tahanan jaringan yang tinggi biasanya terdapat pada daerah gigi yang baru dicabut, dan pada daerah retromolar pad pada kasus ujung bebas (free end).

Relasi rahang dilihat pada daerah anterior dan posterior. Pada daerah anterior, apakah relasinya normal, prognati atau retrognati. Untuk daerah posterior, dilihat apakah gigitannnya normal ataua ada gigitan silang.=====================================================

3) Frenulum- Labialis Superior : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Labialis Inferior : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Bukalis RA kiri : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Bukalis RA kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Bukalis RB kiri : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Bukalis RB kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*)- Lingualis : Tinggi/ sedang/ rendah (*)

Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap processus alveolaris. Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan ototnya mendekati puncak alveolaris, dikatakan rendah bila menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara puncak processus alveolaris dengan dasar vestibulum.Frenulum yang tinggi biasanya mengganggu retensi gigi tiruan lepas karena akan mengganggu sayap dari protesa.=====================================================

4) Palatum- Persegi/ oval/ segi 3 : dalam/ sedang/ dangkal (*)- Torus palatinus : besar/ kecil/ tidak ada (*)- Palatum molle : Haouse kelas I/ II/ III (*)

Bentuk dan kedalaman palatum berkaitan dengan retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan lepas.

Torus yang besar akan mengganggu kestabilan gigi tiruan. Pada torus yang besar, agar tidak terjadi fulkrum, dilakukan relief pada waktu melakukan pencetakan fisiologis.

Palatum molle merupakan jaringan lunak di bagian posterior dari palatum durum. Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut APPONEUROSIS, sebgai tempat dari posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum molle menjadi 3 : Kelas I ; paltum durum mempunyai pergerakan paling kecil, dapat dibuat postdam bentuk kupu-kupu. Kelas II : pergerakan membentuk sudut lebih dari 30 derajat, postdam dibuat lebih kecil. Kelas III; Pergerakan membentuk sudut lebih dari 60 derajat, postdam dibuat dengan bentuk V atau berupa parit.

9

9

Page 10: Keterangan status pasien

5) Tuberositas alveolarisKiri : besar/ kecil kanan: besar/ kecil (*)

Disebut juga tuber maxillare atau alveolar tubercle. Daerah ini ditutup dengan jaringan fibrous dengan ketebalan yang berbeda-beda. Disebut kecil bila tuber ini lebih kecil dari processus alveolaris, dan besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau lateral. Tuber yang besar akan mengganggu retensi gigi tiruan.=====================================================

6) UndercutRA RB

Kiri Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*)Kanan Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*)

Undercut bisanya mengganggu perluasan basis protesa yang dapat mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan, serta menghalangi pemasukan dan pengeluaran protesa. Bila diperkirakan akan menggangu, perlu dilakukan alveolektomi sebelum dilakukan pencetakan untuk model kerja.=====================================================

7) Ruang retromilohioidKiri : dalam/ sedang/ dangkal (*) Kanan : dalam/ sedang/ dangkal (*)

Ruang ini berada diantara prosessus alveolaris rahang bawah dengan lidah. Kriteria penentuannya adalah sama dengan vestibulum, yaitu dengan menggunakan kaca mulut nomor 3. Ruang retromylohioid yang dalam memungkinkan pembuatan sayap lingual gigi tiruan lengkap dibuat lebih dalam sehingga dapat menambah retensi dan stabilisasinya.=====================================================

8) Bentuk lengkung rahang : RA : Persegi/ oval/ segitiga (*)RB : Persegi/ oval/ segitiga (*)

Bentuk segitiga adalah yang paling menyulitkan terutama dalam menyusun gigi pada pembuatan gigitiruan lengkap yang tidak mengganggu artikulasi dan selanjutnya tidak mengganggu stabilisasi.=====================================================

9) Ruang protesa : besar / sedang / kecil (*)

Adalah jarak vertikal antara prosessus alveolaris rahang atas dan rahang bawah. Ruang protesa yang besar adalah menguntungkan dalam hal penyususnan gigi, dan penentuan tinggi bidang oklusal.=====================================================

10) Perlekatan dasar mulut : tinggi/ normal/ rendah (*)

Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual protesa rahang bawah, yang akan mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan.=====================================================

11) Lain-lain- Eksostosis : ada/ tidak ada (*), Ada, regio :....................................- Torus mandibularis : ada/ tidak ada (*)

Tuliskan disini bila ada penonjolan tulang, seklaigus dengan lokasinya, dan perhatikan apakah akan menyulitkan pemasangan gigi tiruan.=====================================================

4. SIKAP PASIEN : Filosofi/ exacting/ indefferent/hosterical

House mengelompokkan pasien prosthodontia menjadi empat kelompok tersebut diatas.1. Filosofis : adalah tipe yangterbaik. Pasien biasanya bersikap rasional dan

percaya terhadap dokter yang merawatnya. Motivasi juga baik untuk memelihara kesehatan gigi dan penampilan. Tipe pasien ini juga cepat untuk beradaptasi.

10

10

Page 11: Keterangan status pasien

2. Exacting : adalah tipe yang hampir menyerupai tipe pertama tetapi lebih banyak tuntunannya. Sifat pasien ini metodikal dan akurat. Ingin diikut sertakan dalam perawatan dan minta penjelasan secara terperinci. Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, perlu dilakukan pendekatan dan penjelasannya yang lebih baik.

3. Indefferent : adalah tipe pasien yang apatis, tidak peduli akan penampilannnya, tidak merasakan perlunya perawatan gigi tiruan, jadi tidak memiliki motivasi. Selain itu uga pasien tidak memperhatikan intruksi yang diberikan, tidak kooperatif, dan cenderung menyalahkan dokter yang merawatnya. Untuk memperoleh keberhasilan, diperlukan seorang pendamping atau keluarga untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan perawatannya. Prognosis kurang menguntungkan.

4. Histerical : adalah pasien yang sangat emosional, tidak stabil, mempunyai reaksi berlebihandan sangat sensitif. Pasien biasanya takut terhadap perawatan kedokteran gigi, dan yakin bahwa pemasangan gigi tiruan akan berakhir dengan kegagalan. Prognosis seringkali kurang baik, dan kadang-kadang diperlukan bantuan psikiater sebelum perawatan dimulai.

=====================================================

5. KUMPULAN DATA UTAMA (HUBUNGAN DGN PROSTODONTI)..................................................................................................................................................................................................................................................................................

Adalah menyimpulkan data-data yang diperlukan yang ada kaitannya dengan perawatan yang akan dilakukan=====================================================

6. DIAGNOSIS.........................................................................................................................................

Contoh :Bentuk kasus kehilangan gigi ............................memerlukan rehabilitasi dengan pemasangan mahkota tiruan/ gigi tiruan sebagian lepas paradental/gigi tiruan lengkap dan lain-lain.

7. RENCANA PERAWATANDibagi menjadi dua bagian :I. Gigi Tiruan Lepas

- RA : sebagian/ lengkap (*), elemen .............................................................- RB : sebagian/ lengap (*), elemen ...............................................................

II. Gigi Tiruan Cekat:

a. Mahkota tiruan/ Mahkota pasak/ GT jembatan (*), elemen ........................

III.GIGI TIRUAN LEPAS : SEBAGIAN/ LENGKAP (*)a. Perawatan Pra Prostodontik

1) Perawatan periodontal : ada/ tidak ada (*)2) Perawatan Bedah : ada/ tidak ada (*) Ada : Pencabutan gigi, elemen ................................................................ Lain- laian : ................................................................................3) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*) , ada pada gigi-gigi...............................4) Rekonturing : ada/ tidak ada (*) Ada : - Pembuatan mahkota ...............................................................................

- Pengasahan gigi miring ........................................................................... - Pengasahan gigi ekstrud ........................................................................... - Lain-lain ...................................................................................................

5) Persiapan tempat cengkeram : ada/ tidak ada (*) Ada pada gigi-gigi ....................................................................................6) Macam cetakan :

a) RA : mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*) b) RB : mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*)

11

11

Page 12: Keterangan status pasien

7) Warna gigi: ........................................................................................................

b. DESAIN

1)

2)

Gambarkan desain yang akan anda buat pada gambr no.1) gambar no.2) adalah untuk desain yang merupakan alternatif lain dari kasus yang sama , misalnya untuk desain kerangka logam dan sebaliknya.===============================================================

IV. GIGI TIRUAN CEKATPERAWATAN PRA PROSTODONTIK1) Perawtan periodontal : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................2) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................3) Pencabutan gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada

gigi ......................................4) Pengasahan selektif : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................5) Perawatan Ortodonsi : perlu/tidak perlu(*)

A) MAHKOTA TIRUANTipe : penuh / sebagian (*)Elemen : ……………………….... Warna : …………………………Bahan : ………………………… Catatan gigit : perla / tidak perla (*)Bahan cetak : alginate / rubber base (*)/ ………………………………………...Macam artikulator : okludator/artikulator rata-rata/ semi adjustable (*)/ ……………..

B) MAHKOTA PASAKTipe : terpisah/ bersatu (*) (detached/attached)Elemen : …………………………….. warna : ……………………Bahan : - Pasak : ………………………

- Mahkota : …………………………………….Catatan gigit : perlu/ tidak perlu (*)Bahan cetak : alginate/ rubber base (*)/ ....................................Macam artikulator: okludator/ artikulator rata-rata/ semi adjustable (*)/......................

C) GIGI TIRUAN JEMBATANTipe : rigid/ semi rigid/ cantilever/adhesive bridge (*)Elemen : ………………………………… Warna : …………………….Bahan : ……………………………………. Catatan gigit : perlu/ tidak perlu (*)Bahan cetak : alginate/ rubber base (*)/ ..........................................................

12

12

Page 13: Keterangan status pasien

Macam artikulator : okludator/ artikulator rata-rata/ seme adjustable (*)/ ..................

8. PROGNOSIS : baik/ sedang/ buruk (*)

Adalah ramalan dari keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang kondisi yang ada.=====================================================

9. PEMERIKSAAN ULANG1) Relining : Regio : ................................................ tanggal : .....................2) Reparasi : regio : ................................................ tanggal .....................

Sebab: .............................................................................................3) Lain-lain : ............................................................ tanggal

: ......................4) Keterangan : .............................................................................................

.Setiap paisen sesudah kontrol terakhir dimohon kembali lagi untuk pemeriksaan setiap enam bulan. Hal ini dimaksud supaya semua kelainan misalnya mukosa yang merah, gigi tiruan yang tidak stabil, atau adanya kerusakan pada gigi penjangkaran dll, dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan penanggulangan secepatnya.

13

13