Upload
dayoe-thegunners
View
53
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gfsgfdsgfsgfsgfsgfsgfsgfsgfsgsgfsgsgfsd
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT DALAM
OLEH
DEMAS WINDHA PRATAMA
2061210039FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2011LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama kepala keluarga: -
Alamat lengkap: Mahad Sunan Ampel UIN Malang Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu kamar diasramaNONamaKedudukanL/PUmurPendidikanPekerjaanPasien klinikKet
1Tn.DPenghuni asramaL20 thSMAmahasiswayaDengue fever
2Tn.APenghuni asramaL20 thSMAmahasiswaTidak-
3Tn.WPenghuni asramaL18 thSMAmahasiswaTidak-
4Tn.HPenghuni asramaL21 thSMAmahasiswaTidak-
Kesimpulan:
Sdr. D tinggal asrama dengan. Terdapat satu orang sakit yaitu Sdr D umur 35 tahun, beralamat di Mahad Sunan Ampel UIN Malang. Diagnosa klinis penderita adalah dengue fever. Penderita adalah seorang mahasiswa yang melanjutkan pendidikan S-1BAB I
STATUS PASIENA. PENDAHULUAN
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun fatal. Sejak tahun 1968 kasusnya cenderung meningkat hal ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia. Padatnya penduduk membuat nyamuk senang, karena nyamuk lebih mudah menggigit,bahwa kepadatan penduduk menjadikan produksi sampah meningkat, sehingga menambah tempat berkembang biaknya bagi nyamuk untuk bersarang. Timbulnya kasus DBD yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue, tergantung dari daya tahan tubuh penderita dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat virulensi virus. Infeksi virus dengue dapat menyebabkan kondisi yang bervariasi mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile illness), Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Sindrom Syok Dengue (SSD).B. IDENTITAS PENDERITA
Nama:Sdr. DUmur:20 tahunJenis kelamin:Laki-lakiPendidikan:Mahasiswa semester 5Agama:IslamAlamat
: Mahad Sunan Ampel UIN Malang Suku :SundaTanggal periksa: 27 september 2011C. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:Demam 2. Keluhan penyerta: Batuk berdahak dengan bercak darah, mimisan, sesak nafas, flu, nyeri kepala3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang di UGD RSI dipapah ketika berjalan dengan keluhan demam tinggi Sejak 4 hari sebelumnya. Seorang teman diasrama mencoba untuk mungukur suhunya sekitar 380c. pada hari ke 3, kemudian keesokan harinya karena demam tidak turun dan disertai dengan batuk berdahak yang disertai dengan bercak darah berwarna merah tua. sebelumnya Sejak 4 hari yang lalu pasien sering mengalami mimisan berulang 3x sehari. Batuk berdahak dirasakan pasien sejak 2 minggu yang lalu, sebelumnya ketika hari raya saat pasien pulang kampung ke cimahi pasien hanya merasakan batuk kering tanpa disertai dahak ketika siang hari, sempat diperiksakan ke mantri namun sampai saat pasien kembali ke malang batuk yang dirasakan belum mereda. Selain demam pasien juga merasakan sesak nafas tanpa disertai nyeri dada. Sejak 2 minggu yang lalu nafsu makan pasien menurun bahkan sejak 2 hari sebelum pasien dibawa ke rumah sakit pasien tidak mau makan sama sekali karena mual dan muntah. Pasien hanya meminum teh hangat saja. Pasien tidak mengeluhkan nyeri diperut dan diare. Sejak dimalang pasien sering mengalami batuk berdahak dan batuk kering serta demam namun biasanya tanpa dobati dan sembuh sendiri biasanya hanya mengkonsumsi vitamin dan suplemen untuk daya tahan tubuh seperti Enervonce Sebelum pasien dibawa kerumah sakit pasien tidak mengeluhkan berak darah berlendir maupun kencing yang berwarna kemerahan. Pasien mengeluhkan bahwa demam yang dirasakan pasien selama 4 hari terahir tidak mengalami penurunan sehinga pasien lemas tetapi tidak disertai dengan nyeri di persendian. Sebelumnya pasien tidak pernah mondok di rumah sakit baik karena penyakit maupun kecelakaan. Selama sakit nafsu makan pasien menurun sehingga pasien BAB hanya 2 hari sekali dengan konsistensi lunak berwarna kehitaman sebelumnya pasien rutin BAB setiap pagi hari. BAK pasien 2 kali sehari tiap pagi dan sore hari berwarna kekuningan. 4. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa : (-) Riwayat mondok : (-) Riwayat gastritis:(-) Riwayat sakit gula :
(-) Riwayat bronkitis:
(+) kelas 1 smp
Riwayat asma:
(-) Riwayat penyakit jantung :
(-) Riwayat hipertensi :
(-)
Riwayat sakit kejang :
(-) Riwayat alergi obat:
(-) Riwayat alergi makanan
:
(-)5. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : (-) Riwayat hipertensi
: (-) Riwayat sakit gula
: (+) Riwayat asma
: (-) Riwayat jantung
: (-)6. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
: (-) Riwayat minum alkohol
: (-) Riwayat olah raga
: (-) Riwayat pengisian waktu luang : Kuliah dan aktifitas dipondok pesantren
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Sdr. D adalah seorang mahasiswa semester 5 di UIN malang, selama proses perkuliahan sdr. D tinggal bersama adiknya dalam 1 asrama yang dihuni oleh 6 orang dalam satu ruangan kamar dan tidak didapatkan permasahan antar penghuninya. Sdr. D adalah mahasiswa yang berasal dari Cimahi Jawabarat. Sdr. D adalah anak pertama dari 5 bersaudara yang kesemuanya laki-laki. Kedua orang tua (Tn J dan Ny Y) bekerja sebagai guru sekolah dasar. Setiap bulannya Sdr. D mendapat uang saku dari kedua orang tuanya8. Riwayat GiziPasien makan 2 kali sehari, biasanya beli makanan di warung dengan lauk pauk yang sering dimakan adalah tempe, tahu, ayam, telor, mie instan dan nasi goreng. Pasien menyukai makanan yang pedas, serta sayur-sayuran mentah. Pasien sering minum air putih dan gemar minum es. Pasien juga jarang makan buah-buahan.D. ANAMNESIS SISTEM1. Kulit : warna kulit putih, pucat (+), kulit gatal (-),2. Kepala: sakit kepala (+ ), pusing ( -), rambut kepala rontok (- ), luka pada kepala ( -), benjolan/borok di kepala ( -)3. Mata: pandangan mata berkunang-kunang ( -), penglihatan kabur ( -), ketajaman penglihatan dalam batas normal4. Hidung: tersumbat ( -), mimisan (+ )5. Telinga: pendengaran berkurang ( - ), berdengung ( - ), keluar cairan ( - )6. Mulut: sariawan ( + ) sering, mulut kering (+ )7. Tenggorokan: sakit menelan ( -), serak (+ )8. Pernafasan : sesak nafas ( +), batuk berdahak ( +) 9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada ( -), ampeg ( -)10. Gastrointestinal : mual ( + ), muntah ( + ), diare ( - ), nafsu makan meningkat ( - ), nyeri perut ( - ), BAB 2 hari sekali (lunak)11. Genitourinaria : BAK 2 kali/hari, kencing malam hari (-) kali/hari, kuning jernih nampak normal12. Neurologik: kejang ( - ) sering, lumpuh ( - ), kesemutan dan rasa tebal pada kedua kaki ( - )13. Psikiatri: emosi stabil, mudah marah ( - )
14. Muskuloskeletal: kaku sendi ( - ), nyeri tangan dan kaki ( - ), nyeri otot ( - )
15. Ekstremitas: Atas kanan : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )
Atas kiri : bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )
Bawah kanan: bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )
Bawah kanan: bengkak ( - ), sakit ( - ), luka ( - )E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: tampak lemas dan pucat, compos mentis GCS (E4 V5 M6)2. Tanda Vital
BB:63 kgTB:1.67 mBMI:BB/TB2 = 67/1,652 =22,58 kg/m2 kesan normoweight
Tensi:120/90 mmHgNadi:80x/menit regular, isi cukup, simetrisPernafasan :25x/menit Suhu :38,70c3. Kulit
sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (+), spidernevi (-), petechie (-), eritem (-), venektasi (-)4. Kepala
Bentuk mesocephal , Luka ( - ), rambut rontok ( - ), makula ( - ), papula ( - ), nodula ( - ).5. Mata
Conjunctiva anemis ( - / - ), sklera ikterik ( - / - ), warna kelopak (putih), katarak ( - / - ), strabismus (-/-)6. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (+), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-).7. Mulut
Bibir pucat (+), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-).8. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal.9. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).
10. Leherlesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-), tortikolis (-)
11. Toraks
bentuk normal, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi sela iga (-) spidernevi (-), sela iga melebar (-), massa (-),kelainan kulit (-), nyeri (-)
12. Cor:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat
PerkusiBatas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas: ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V medial lineo media clavicularis sinistraBatas kanan bawah: ICS IV linea para sternalis dekstra
Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-) Suara tambahan jantung : (-)13. Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi: bentuk normal, simetrisPalpasi: fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler
wheezing ronki
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi: pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri,irama regular, otot bantu nafas (-), pola nafas abnormal (-), usaha bernafas normal.Palpasi: fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: suara dasar vesikuler,
wheezing ronkhi
14. Abdomen :Inspeksi: datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa (-), bekas jahitan (-)Palpasi: supel, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tdk teraba, turgor baik, massa (-), asites (-)Perkusi: timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi: peristaltik (+) normal
15. Ekstremitas : palmar eritem (-)
--
--
Akral dingin
--
--
Oedem
16. Pemeriksaan Neurologik
Kesadaran : kompos mentis GCS (E4 V5 M6)
Fungsi luhur: dalam batas norma
Fungsi Vegetatif:dalam batas norma17. Pemeriksaan PsikiatrikPenampilan:perawatan diri baikKesadaran:compos mentisAfek: appopriatePsikomotor:normoaktifProses pikir:bentuk:realistik
isi:waham ( - ), halusinasi ( - ), ilusi ( - )
arus:koherenInsight:baikBerdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan
DDx: Dengue fever (DD)
Dengue hemoragik fever
Demam Thypoid
Idiopatik trombositopenia purpura (ITP)
Demam cikungunya Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah lengkap
Hb: 13,4 g/dL
Leukosit: 6.200 L
LED: -
Trombosit: 49.000 L
Ht: 40,2 %
Eritrosit: 4,87 juta/mm3
Ptekie (-)F. RESUMEPasien datang di UGD RSI dipapah ketika berjalan dengan keluhan demam tinggi. Sejak 4 hari sebelumnya pasien mengalami demam yang tinggi. Seorang teman diasrama mencoba untuk mungukur suhunya sekitar 380c. pada hari ke 3, kemudian keesokan harinya karena demam tidak turun dan disertai dengan batuk berdahak yang disertai dengan bercak darah berwarna merah tua. sebelumnya Sejak 4 hari yang lalu pasien sering mengalami mimisan berulang 3x sehari. Batuk berdahak dirasakan pasien sejak 2 minggu yang lalu, sebelumnya ketika hari raya saat pasien pulang kampung ke cimahi pasien hanya merasakan batuk kering tanpa disertai dahak ketika siang hari, sempat diperiksakan ke mantri namun sampai saat pasien kembali ke malang batuk yang dirasakan belum mereda. Selain demam pasien juga merasakan sesak nafas tanpa disertai nyeri dada. Sejak 2 minggu yang lalu nafsu makan pasien menurun bahkan sejak 2 hari sebelum pasien dibawa ke rumah sakit pasien tidak mau makan sama sekali karena mual dan muntah. Pasien hanya meminum teh hangat saja. Pasien tidak mengeluhkan nyeri diperut dan diare Hasil pemeriksaan lab darah lengkap didapatkan kadar trombosit yang menurun 49.000 LG. DIAGNOSA HOLISTIKI. Biologis
Dengue fever (DF)II. Psikologis
Hubungan Sdr.D dengan teman satu sekamar dan seasrama terkesan harmonis, saling mendukung, saling memperhatikan, dan saling pengertian.III. Social
- Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa di lingkungannya- Kondisi lingkungan kurang sehatH. PENATALAKSANAANNon Medikamentosa
Pasien disarankan untuk banyak istirahat/tirah baring
Menghindari makanan yang pedas, asam, bersantan Pasien disarankan untuk tidak terlalu stress dan menjaga pola makan
Pasien disarankan untuk minum 2 liter/hari
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Medikamentosa
Terapi simpomatik: parasetamol 3x500mg
Indikasi: antipiretik, anti inflamasi dan analgetik
Kontra indikasi: gangguan fungsi hati dan ginjal
Efek samping ruam dikulit dan reaksi alergi
Dosis 10-15mg/kgbb anak, 500mg dewasaAmbroksol
Indikasi sekretolitik saluran nafasKontra indikasi hipersensitif ambroksolEfek samping reaksi alergi dan gangguan saluran cernaDosis anak3x15 mg, dewasa 3x30mgAmoksilin
Indikasi infeksi bakteri gram positif dan negatifKontra indikasi hipersensitif terhadap penisilinEfek samping mual muntah diare ruam dikulitDosis anak 3x125mg dewasa 3x250mgVitamin B-com
Terapi cairan
: infuse RL
= 50 x 63 x 20
1440
= 44 tetes/ menitI. FOLLOW UPTanggal 27 september 2011S: demam, batuk, sesak nafasO: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital:T: 120/110 mmHg
RR: 25 x/menit
N: 80 x/menit
S: 38,7oC
A: demam infeksi
P: Infus RL, Parasetamol 10-15mg/kgbb, ambroksol, amoksilin tes darah lengkap banyak minumTanggal 28 september 2011
S: demam dan batuk tanpa sesak nafasO: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup
TAnda vital:T: 110/80 mmHg
RR: 20 x/menit
N: 100 x/menit
S: 39,6oC
A: demam dengueP: diet dan terapi tetapTanggal 29 september 2011
S: demam berkurang tanpa batukO: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital:T: 110/80 mmHg
RR: 20 x/menit
N: 84 x/menit
S: 37,9oC
A: deman dengueP: Diet dan terapi tetap stop ambroksolTanggal 30 september 2011
S: demam berkurang tanpa batukO: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital:T: 110/80 mmHg
RR: 20 x/menit
N: 84 x/menit
S: 37,5oC
A: deman dengueP: Diet dan terapi tetap
J. FLOW SHEETNama
: Sdr.DDiagnosis
: Dengue feverNOTanggalVital SignBB/TBBMI (kg/m2)Status LokalisKeluhanRencana
127/9/201112.00T:120/90N:80S: 38,7Rr: 2563/16722,58Demam, batuk, sesak nafas, mimisanInfus RLParasetamol 10-15mg/kgbb
AmbroksolAmoxilin
B-com
Banyak minum
Dan bedrest
Pemeriksaan darah lengkap
228/11/201106.00T:110/80N: 84S: 39.6Rr:2063/16722,58Demam , batuk
Diet dan terapi cairan tetap
12.00T: 110/80
N: 80S: 39.6Rr: 18
18.00T:110/90140N: 100S: 39.5Rr:20
329/11/201106.00T: 110/80
N: 84S: 38,3Rr:1863/16722,58Demam berkurang.
Diet dan terapi tetap stop ambroksol
12.00T: 110/80
N: 84S: 38,3Rr:18
18.00T: 110/80N: 84S: 37,9Rr:20
406.00T: 110/80
N: 84S: 38,3Rr:1863/16722,58Demam berkurang.
Diet tetap, terapi stop ambroksol
12.00T: 110/80
N: 84S: 38,3Rr:18
18.00T: 110/80
N: 84S: 38,3Rr:18
6
BAB IIIDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGAFUNGSI HOLISTIK1. Fungsi BiologisSdr D berasal dari cimahi Jawabarat, sejak dua terahir pasien menempuh pendidikan di UIN dan tinggal dalam 1 asrama. Sdr. D sebagai pasien dengue fever sebelumnya sudah pernah menderita dengue fever maupun dengue hemoragik fever (DHF) dan pernah masuk rumah sakit.2. Fungsi PsikologisPenderita tinggal jauh dengan keluarga yang berada di Cimahi jawabarat karena berkuliah menlanjurkan studi S1 di Malang, sehingga di Malang Sdr. D tinggal di asrama yang menyerupai pondok pesantren. Sdr.D tinggal di Asrama kurang lebih 2 tahun, hubungan Sdr.D dengan penghuni kamar dan asrama baik. Jika ada waktu luang, Sdr.D dan teman-teman sering beraktifitas di masjid dan bermain game. Jika ada teman yang memiliki masalah, mereka saling membantu dan member perhatian. Saat Sdr.D sakit, teman-teman seasrama sangat perhatian, bersedia mengantar dan bergantian menjaga Sdr.D ke rumah sakit.3. Fungsi SosialDalam kehidupan sehari-hari, Sdr.D hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial Tn. W cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Biaya kuliah. biaya kos, biaya sehari-hari,dan biaya rumah sakit ditanggung oleh orang tua Sdr. D sendiri. Pasien makan sehari-hari biasanya 2 kali sehari dengan nasi lauk ayam, tahu, tempe, telur, mie, nasi goreng dan lain-lain yang terdapat disekitar asrama. Pasien cenderung menyukai makanan yang pedas dan gemar minum es. Pasien juga mengatakan jarang makan buah-buahan dan minum air putih.
KesimpulanDari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga kesimpulannya adalah Sdr.D, umur 20 tahun dengan diagnose dengue fever, fungsi psikologis dan fungsi sosial ekonomi cukup baik.
Fungsi Fisiologis dengan Alat APGAR Score
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi :
1. Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup dan 8-10 adalah baik.APGAR score Sdr.D=7APGAR sdr D Terhadap Teman-teman asramaSering/selaluKadang-kadangJarang/
Tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah(
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya(
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru (
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll(
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama(
Untuk Sdr. D APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, Sdr D kadang-kadang memecahkannya bersama teman-teman kosnya .Score : 1Partnership : Komunikasi antara penderita dengan teman-teman kosnya terjalin baik. Kadang-kadang Mereka saling memberi perhatian, masukan, dan bantuan jika ada yang terkena masalah.Score : 1Growth : Sdr.D jarang berdiskusi bersama teman kosnya untuk menentukan keputusanScore : 1Affection : Kasih sayang yang terjalin antara penghuni kos cukup terjalin baikScore : 2Resolve : sdr.D sering kumpul, makan, dan jalan bareng dengan teman kosnya.Score : 2
APGAR score Sdr.A=10APGAR sdr A Terhadap Teman-teman asramaSering/selaluKadang-kadangJarang/
Tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah(
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya(
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru (
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll(
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama(
Untuk Sdr. A APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, sdr. A memecahkannya bersama teman-teman kosnya .Score : 2Partnership : Komunikasi antara penderita dengan teman-teman kosnya terjalin baik. Mereka saling memberi perhatian, masukan, dan bantuan jika ada yang terkena masalah.Score : 2Growth : sdr A sering berdiskusi bersama teman kosnya untuk menentukan keputusanScore : 2Affection : Kasih sayang yang terjalin antara penghuni kos cukup terjalin baikScore : 2Resolve : Tn. W sering kumpul, makan, dan jalan bareng dengan teman kosnya.Score : 2
APGAR score Sdr.W=7APGAR sdr A Terhadap Teman-teman asramaSering/selaluKadang-kadangJarang/
Tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah(
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya(
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru (
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll(
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama(
Untuk Sdr. W APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, sdr. w memecahkannya bersama teman-teman kosnya .Score : 2Partnership : Komunikasi antara penderita dengan teman-teman kosnya terjalin baik. Mereka kadang memberi perhatian, masukan, dan bantuan jika ada yang terkena masalah.Score : 1Growth : sdr.W kadang berdiskusi bersama teman kosnya untuk menentukan keputusanScore : 1Affection : Kasih sayang yang terjalin antara penghuni kos cukup terjalin baikScore : 1Resolve : sdr. W sering kumpul, makan, dan jalan bareng dengan teman kosnya.Score : 2
APGAR score Sdr.H=8APGAR sdr A Terhadap Teman-teman asramaSering/selaluKadang-kadangJarang/
Tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah(
PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya(
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru (
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll(
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama(
Untuk sdr H APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, sdr. H memecahkannya bersama teman-teman kosnya .Score : 2Partnership : Komunikasi antara penderita dengan teman-teman kosnya terjalin baik. Mereka kadang memberi perhatian, masukan, dan bantuan jika ada yang terkena masalah.Score : 1Growth : sdr H sering berdiskusi bersama teman kosnya untuk menentukan keputusanScore : 2Affection : Kasih sayang yang terjalin antara penghuni kos cukup terjalin baikScore : 1Resolve : sdr H sering kumpul, makan, dan jalan bareng dengan teman kosnya.Score : 2APGAR score keluarga kos terhadap sdr. D= (7+10+7+8) : 4 = 8Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga kos Sdr D cukup baik.Fungsi Patologis dengan Alat SCREEM
Fungsi patologis dari keluarga kos Sdr. D dinilai dengan menggunakan alat S.C.R.E.E.M sebagai berikut.
Tabel 8. SCREEM keluarga penderitaSumberPatologis
SocialIkut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya-
CultureMenggunakan adat istiadat daerah asal-
ReligiousPemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya dalam beribadah.-
EconomicPenghasilan keluarga relatif cukup-
EducationalTingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup, karena seluruh penghuni kos adalah mahasiswa-
MedicalDalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga kos Tn.W pergi ke praktek dokter umum-
Kesimpulan Keluarga kos Sdr.D tidak memiliki fungsi patologisGenogram keluarga sdr.D
Keterangan :
Hubungan baik Hubungan tidak baikKesimpulan
Hubungan antara Sdr D dengan semua teman asrama baik dan hubungan semua penghuni kos antara satu sama lain baik.
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN1. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
Faktor Perilaku Keluargaa. PengetahuanSdr D dan asrama yang lain memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kesehatan. Menurut pendapat mereka semua kesehatan itu tidak hanya secara jasmani saja tetapi dalam hal pikiran dan ketenangan hati. Sdr. D dan teman-teman mengetahui bahwa demam yang tinggi merupakan indikasi adanya infeksi baik karena bakteri maupun virus. Namun mereka kurang mengenai masalah komplikasi yang diahadapi bila hipertensi terus berlanjut.
b. Sikap
Sdr. D, keluarga beserta teman-temannya sekarang perduli terhadap kesehatan penderita. Mereka menganggap masalah ini harus diatasi meskipun tidak begitu mengerti masalah komplikasi yang terjadi. Mereka semua berusaha untuk memulihkan kondisi tubuh mereka ketika menderita sakit agar bisa melaksanakan studi dan bekerja dengan baik.
c. Tindakan
Keluarga asrama sdr D mengukur suhu tubuh dan mengantarkan Sdr. D untuk kontrol di RS dan menjaga Sdr.D selama menjalankan rawat inap di RS.
Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, penghuni asrama ini termasuk orang yang cukup. Mereka adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1.
Asrama yang dihuni sdr kurang memadai karena dirasa kurang dalam pemenuhan standar kesehatan. Pencahayaan ruangan kurang, ventilasi kurang, peletakan barang-barang yang tidak dipakai disekitar kamar, jumlah penghuni dalam 1 kamar terlalu padat, lingkungan perumahan yang padat. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah klinik dokter dan RS.2. Identifikasi Lingkungan Rumah
Gambaran Lingkungan
Sdr D tinggal di sebuah kamar asrama berisi 6 0rang yang berdempet dengan kamar penghuni asrama lain. Tidak memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas. 1 lantai pada gedung asrama tersebut terdiri dari 30 kamar, perkamar dihuni 6 orang satu dapur, 1 ruang tamu dan 30 kamar mandi. Pintu masuk dan keluar ada satu, yaitu pintu utama . Tiap kamar hanya memiliki satu jendela. Ventilasi dan penerangan rumah kurang. Dalam satu kamar terdapat 3 ranjang susun 3 meja dan 6 lemari. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih kurang. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan termasuk praktek dokter, apotek dan sebagainya tergolong dekat dengan rumah kos sdr.D. Jika salah satu anggota kos ada yang yang sakit biasanya pergi berobat ke dokter praktek. Dan bila dirasa sakitnya parah mereka membawa ke RS untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Ketururnan
Kedua orang tua pasien tidak pernah menderita penyakit yang serupa
Kesimpulan :
Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.Denah asrama
UDenah kamar
Diagram faktor perilaku dan non perilaku
Ket:
: Faktor Perilaku
: Faktor Non-perilakuDAFTAR MASALAHMasalah medis :Dengue feverMasalah non medis :
1. Sdr D menyesuaikan dengan kondisi lingkungan malang2. Pasien menganggap penyakitnya bisa sembuh sendiri3. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang memadai4. Kurangnya olahraga.latihan jasmaniDiagram Permasalahan Pasien
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
No.Daftar MasalahITRJumlah
IxTxR
PSSBMnMoMa
1.Sdr D menyesuaikan dengan kondisi lingkungan malang55523336.750
2.Pasien menganggap penyakitnya bisa sembuh sendiri55323334050
3Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang memadai
55433325400
4Kurang latihan jasmani/olahraga55423233600
Keterangan :
I: Importancy (pentingnya masalah)
P: Prevalence (besarnya masalah)
S: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T: Technology (teknologi yang tersedia)
R: Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn: Man (tenaga yang tersedia)
Mo: Money (sarana yang tersedia)
Ma: Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat pentingBerdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga Sdr. D adalah sebagai berikut :
1. Sdr D menyesuaikan dengan kondisi lingkungan malang2. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang memadai3. Pasien menganggap penyakitnya bisa sembuh sendiri4. Kurangnya olahraga.latihan jasmaniKesimpulan :
Penyesuaian dengan lingkungan malang dengan sanitasi lingkungan kurang memadai penyebabnya.BAB IV
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
1. Pengertian
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh duniaPenyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbedaSistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).
virus dengue dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam-macam dari asimtomatik sampai fatal. Demam dengue atau dengue fever (DF) merupakan manifestasi klinis yang ringan, sedang DBD atau dengue hemorrhagic fever / dengue shock syndrome (DHF/DSS) merupakan manifestasi klinik yang berat2. Manifestasi klinis Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengueSpektrum KlinisManifestasi Klinis
DD Demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih manifestasi berikut: nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, manifestasi perdarahan, dan leukopenia. Dapat disertai trombositopenia. Hari ke-3-5 ==> fase pemulihan (saat suhu turun), klinis membaik.
DBD Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia dan nyeri perut. Uji torniquet positif. Ruam kulit : petekiae, ekimosis, purpura. Perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran kemih : epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri. Hepatomegali. Perembesan plasma: efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan ke rongga peritoneal. Trombositopenia. Hemokonsentrasi. Hari ke 3-5 ==> fase kritis (saat suhu turun), perjalanan penyakit dapat berkembang menjadi syok
SSD Manifestasi klinis seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi (syok). Gejala syok :
Anak gelisah, hingga terjadi penurunan kesadaran, sianosis.
Nafas cepat, nadi teraba lembut hingga tidak teraba.
Tekanan darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg.
Akral dingin, capillary refill turun.
Diuresis turun, hingga anuria.
Dengue fever menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
Dengue haemoragic fever Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan
Derajat penyakit
Derajat PenyakitKriteria
DBD derajat IDemam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji torniquet positif.
DBD derajat IISeperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.
DBD derajat IIITerdapat kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.
DBD derajat IVSyok berat (profound shock): nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur.
3. Tanda dan gejala
Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38-40 derajat celsius).
Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung pada awal gejala.
Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet.
Terjadi pembesaran hati (hepatomegali).
Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/mm3 dan terjadi peningkatan hematokrit diatas 20%.
Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi.
Terjadinya melena (buang air dengan kotoran berupa lendir yang bercampur darah).
Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah.
Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi4. DiagnosaPenyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium. Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi terhadap virus dengue, dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit) Selain itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan reaksi berantai polimerase reverse transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap virus dengue. Uji-uji tersebut dapat memakan waktu beberapa hari
Diagnose laboratories
Trombositopenia : penurunan jumlah trombosit (kurang dari 100.000/ul). Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti jumlah trombosit dalam batas normal atau menurunHemokonsentrasi : peningkatan kadar hematokrit lebih dari 20%, mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma darah. Diagnose serologis
Ada beberapa jenis uji serologi yang dipakai untuk menentukan adanya infeksi virus dengue, misalnya: uji hemaglutinasi inhibisi (Haemagglutination Inhibition Test), uji komplemen fiksasi (Complement Fixation Test), uji neutralisasi (Neutralization test), IgM Elisa, IgG Elisa.Hasil Tes Serologis diintepretasikan dengan melihat kenaikan titer antibodi fase konvalesen terhadap titer antibodi fase akut (naik 4 kali lipat atau lebih) Diagnosa radiologis
Pada foto thoraks (rontgen dada) terhadap kasus DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II, didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemitoraks kanan.Asites dan efusi pleura dapat dideteksi dengan pemeriksaan Ultra Sonografi (USG) Different diagnose
Diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus atau infeksi parasit seperti : demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam chikungunya, leptospirosis dan malaria.5. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi. Anjurkan anak tirah baring selama masih demam. Bila perlu, anjurkan kompres air hangat. Perbanyak asupan cairan per oral: air putih, ASI, cairan elektrolit, jus buah, atau sup. Tidak ada larangan konsumsi makanan tertentu. Monitor keadaan dan suhu anak dirumah, terutama selama 2 hari saat suhu turun. Pada fase demam, kita sulit membedakan antara DD dan DBD, sehingga orang tua perlu waspada.6. PencegahanHingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu: LingkunganPencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah BiologisSecara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri Kimiawi Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida. Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.Sdr A
Sdr W
Sdr. H HM
Sdr D
Lemari
Ranjang
Meja
dapur
Kamar mandi
15 ruang kamar
15 ruang kamar
Ruang tamu
lingkungan kurang memenuhi syarat kes
Pengetahuan
Keluarga kos cukup memahami penyakit penderita
Sdr.D
Tidak Memiliki penyakit keturunan
Sikap
Keperdulian terhadap sakit penderita
Bila sakit berobat ke dokter praktek/RS
Tindakan
Keluarga kos mengantarkan ke RS
Sdr.D
Dengue fever
Sdr D menyesuaikan dengan kondisi lingkungan malang
Sdr D menyesuaikan dengan kondisi lingkungan malang
Kurang latihan jasmani /olahraga
Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang memadai