33
STATUS PASIEN ILMU PENYAKIT MATA RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA Nama : Indah Puspita Dewi NIM : 110.2004.110 Fak. Kedokteran : Universitas Yarsi I. Identitas Nama : Tn. N Umur : 57 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pensiun Alamat : Jl. Pulomas I Jakarta Timur II. Anamnesa Autoanamnesa tanggal 14 Januari 2009 Keluhan Utama : Mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu disertai penglihatan mata kanan yang turun Keluhan Tambahan : Sakit mata, mata bengkak, sakit kepala sebelah, mual, muntah Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan mata sebelah kanan sakit sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai sakit kepala berdenyut hebat sebelah kanan, pasien juga mengeluhkan matanya merah Presentasi kasus - Glaukoma akut 1

Status Pasien Indah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

status pasien ilmu penyakit mata

Citation preview

Page 1: Status Pasien Indah

STATUS PASIEN ILMU PENYAKIT MATA

RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

Nama : Indah Puspita Dewi

NIM : 110.2004.110

Fak. Kedokteran : Universitas Yarsi

I. Identitas

Nama : Tn. N

Umur : 57 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiun

Alamat : Jl. Pulomas I Jakarta Timur

II. Anamnesa

Autoanamnesa tanggal 14 Januari 2009

Keluhan Utama : Mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu disertai penglihatan mata kanan yang turun

Keluhan Tambahan : Sakit mata, mata bengkak, sakit kepala sebelah, mual, muntah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli mata RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan mata

sebelah kanan sakit sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai sakit kepala berdenyut

hebat sebelah kanan, pasien juga mengeluhkan matanya merah disertai rasa panas,

keluhan ini berlangsung beberapa jam dan hilang jika pasien tidur.

Pandangan pasien juga makin tidak jelas dan hanya dapat melihat cahaya.

Selama rasa sakit menyerang, pasien mengeluh mual dan terkadang sampai muntah.

Pasien mengaku melihat berkas cahaya seperti pelangi setiap melihat ke arah

cahaya. Pasien menyangkal riwayat trauma, mata tidak berair, tidak kelilipan, tidak

Presentasi kasus - Glaukoma akut 1

Page 2: Status Pasien Indah

demam. Mata kiri pasien tidak merah, tidak sakit dan tidak mengalami penurunan

tajam penglihatan. Bola mata pasien dapat digerakkan.

Sejak satu tahun yang lalu pasien mengeluhkan pandangan mata kanan berkabut seperti terhalang asap yang makin lama makin berat serta silau ketika melihat cahaya

Riwayat Penyakit Dahulu :

Hipertensi : disangkal

diabetes melitus : disangkal

Trauma : disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama

III. Pemeriksaan FisikA. Status Generalis

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda Vital :

o Tekanan Darah : 120/80 mmHg

o Nadi : 75 x/menit

o Suhu : afebris

o Frekuensi nafas : 18x /menit,teratur

Kepala : mesochepal

Mata : Konjungtiva bulbi hiperemis, sclera hiperemi, kornea udem.

THT : Tidak diperiksa

Thoraks : Tidak diperiksa

Abdomen : Tidak diperiksa

Ekstermitas : Tidak diperiksa

KGB : Tidak diperiksa

Presentasi kasus - Glaukoma akut 2

Page 3: Status Pasien Indah

B. Status oftalmologikus

Keterangan OD OS

1. Visus

Tajam penglihatanTajam penglihatan 1/∞1/∞ 6/6/7.57.5

KoreksiKoreksi Tidak dikoreksiTidak dikoreksi Tidak dikoreksiTidak dikoreksi

AddisiAddisi Tidak dilakukanTidak dilakukan Tidak dilakukanTidak dilakukan

Distansia pupilDistansia pupil 6644/6/622

Kacamata lamaKacamata lama Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

2. Kedudukan bola mata

Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

3. Supersilia

WarnaWarna HitamHitam HitamHitam LetakLetak SimetrisSimetris SimetrisSimetris

4. Palpebra superior dan inferior

EdemaEdema Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Nyeri TekanNyeri Tekan adaada Tidak adaTidak ada EktropionEktropion Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada EntropionEntropion Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada BlefarospasmeBlefarospasme Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada TrikiasisTrikiasis Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada SikatrikSikatrik Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Fissura palpebraFissura palpebra 1010 mm mm 1010 mm mm

Presentasi kasus - Glaukoma akut 3

Page 4: Status Pasien Indah

PtosisPtosis Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada HordeulumHordeulum Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada KalazionKalazion Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada PseudoptosisPseudoptosis Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

5. Konjunctiva tarsalis superior dan inferior.

Hiperemis Ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Tidak ada Tidak ada

Sikatrik Tidak ada Tidak ada

Anemia Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada

6. Konjungtiva Bulbi

Injeksi KonjunctivaInjeksi Konjunctiva Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Injeksi SiliarInjeksi Siliar AdaAda Tidak adaTidak ada Perdarahan Perdarahan

SubkonjunctivaSubkonjunctiva Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

PterigiumPterigium Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada PinguekulaPinguekula Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Nervus PigmentosusNervus Pigmentosus Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Kista DermoidKista Dermoid Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

PerPerforasiforasi Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada Arkus SenilisArkus Senilis Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada EdemaEdema AdaAda Tidak adaTidak ada Tes PlasidoTes Plasido Bayangan tampak tidakBayangan tampak tidak

konsentriskonsentris Bayangan tampakBayangan tampak

konsentriskonsentris

Presentasi kasus - Glaukoma akut 4

Keterangan OD OS

Keterangan OD OS

Page 5: Status Pasien Indah

7. Sistem lakrimalis

Punctum LakrimalPunctum Lakrimal TerbukaTerbuka TerbukaTerbuka Tes AnelTes Anel Tidak dilakukanTidak dilakukan Tidak dilakukanTidak dilakukan

8.8. Sklera

WarnaWarna MerahMerah PutihPutih IkterikIkterik Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

9. Kornea

KejernihanKejernihan KeruhKeruh JernihJernih PermukaanPermukaan LicinLicin LicinLicin UkuranUkuran 12 mm12 mm 12 mm12 mm SensibilitasSensibilitas BaikBaik BaikBaik InfiltratInfiltrat Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada UlkusUlkus Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak ada

9. Bilik m10. B

10. Bilik mata depan

Kedalaman Dangkal Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

11. Iris

Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman

Presentasi kasus - Glaukoma akut 5

Keterangan OD OS

Page 6: Status Pasien Indah

Kriptae Tidak Jelas jelas

Bentuk Bulat Bulat

Sinekia Tidak ada Tidak ada

Koloboma Tidak ada Tidak ada

12. Pupil

Letak Di tengah Di tengah

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran 6 mm 3 mm

Reflek cahaya langsung Positif Positif

Reflek cahaya tak

langsung

Positif Positif

13. Lensa

Kejernihan Keruh Jernih

Letak Di tengah Di tengah

Shadow Test Positif Negatif

14. Badan Kaca

Kejernihan Tidak dapat dinilai Jernih

15. Fundus okuli

Presentasi kasus - Glaukoma akut 6

Keterangan OD OS

Page 7: Status Pasien Indah

a. Papil

Bentuk Tidak dapat dinilai Bulat

Batas Tidak dapat dinilai Tegas

Warna Tidak dapat dinilai Kuning kemerahan

b. Makula Lutea

Refleks Tidak dapat dinilai Positif

Edema Tidak dapat dinilai Tidak ada

c. Retina

Perdarahan Tidak dapat dinilai Tidak ada

CD ratio Tidak dapat dinilai 0,3

Rasio A/V Tidak dapat dinilai 2 : 3

Sikatrik Tidak dapat dinilai Tidak ada

16. Palpasi

Nyeri tekan Ada Tidak ada

Masa tumor Tidak ada Tidak ada

Tensi okuli N + 2 per palpasi N per palpasi

Tonometri Schiotz 2/10 = 59,1 mmHg 7/7,5 = 18,5 mmHg

17. Kampus Visi

Tes Konfrontasi Lebih sempit dari

pemeriksa

Sama dengan pemeriksa

IV. Resume

Presentasi kasus - Glaukoma akut 7

Page 8: Status Pasien Indah

Pasien datang ke poli mata RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan mata

sebelah kanan sakit sejak 1 minggu yang lalu, keluhan disertai sakit kepala berdenyut

hebat sebelah kanan, pasien juga mengeluhkan matanya merah disertai rasa panas,

keluhan ini berlangsung beberapa jam dan hilang jika pasien tidur.

Pandangan pasien juga makin tidak jelas dan hanya dapat melihat cahaya.

Selama rasa sakit menyerang, pasien mengeluh mual dan terkadang sampai muntah.

Pasien mengaku melihat berkas cahaya seperti pelangi setiap melihat ke arah

cahaya.

Sejak satu tahun yang lalu pasien mengeluhkan pandangan mata kanan

berkabut seperti terhalang asap yang makin lama makin berat serta silau ketika

melihat cahaya

Pada status Oftalmologi didapatkan:

o Tajam penglihatan OD 1/∞

Tajam penglihatan OS 6/7,5

o Konjungtiva bulbi : Terdapat injeksi konjungtiva dan injeksi siliar OD

o Sklera : berwarna merah OD

o Kornea : kekeruhan pada OD disertai edema dan tes placido OD bayangan tidak

tampak simetris

o Pupil : OD 6 mm

o Lensa : kejernihannya keruh OD, shadow test ODpositif

o Badan kaca : kejernihan tidak dapat dinilai

o Fundus okuli : tidak dapat dinilai

o Palpasi: Terasa nyeri, tensi okuli OD N + 2 per palpasi, tonometri Schiotz 2/10 =

59,1 mmHg

o Tes konfrontasi : OD lebih sempit dengan pemeriksa

V. Diagnosis kerja

Glaukoma sekunder akut e.c Katarak senilis hipermatur OD

Presentasi kasus - Glaukoma akut 8

Page 9: Status Pasien Indah

VI. Diagnosis banding

a. Keratitis

b. Ulkus kornea

c. Abses kornea

d. Uveitis

e. Opthalmik simpatika

f. Enopthalmitis

g. Panopthalmitis

h. Hifema

VII. Pemeriksaan anjuran

a. Gonioskopi

b. Kampimetri

c. Efek tyndall

VIII. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa untuk OD :

Protogenta 3 kali sehari 1 tetes

Novicart 3 kali sehari 1 tetes

Acetozalamide 3 x 1

Aspar K 3 x 1

Beta blocker: Timolol 0,5 % 2 kali sehari 1 tetes

Penderita dievaluasi sampai tekanan intraokuler terkontrol kemudian dapat dilakukan

operasi definif yaitu EKEK dan IOL

IX. Prognosis

OD OS

Ad vitam : dubia ad bonam dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam dubia ad bonam

Presentasi kasus - Glaukoma akut 9

Page 10: Status Pasien Indah

ANALISIS KASUS

Diagnosa pada pasien ini adalah glaukoma sekunder akut OD berdasarkan :

I. Identitas Pasien

Pasien seorang perempuan usia 57 tahun, hal ini sesuai dengan faktor predisposisi

dari glaukoma akut yaitu biasa terjadi pada usia lebih dari 40 tahun serta sesuai dengan

faktor predisposisi katarak senilis yaitu usia di atas 50 tahun.

II. Anamnesis

Keluhan utama pasien adalah mata sebelah kanan sakit sejak 3 hari yang lalu, hal ini

sesuai dengan gejala subjektif dari glaukoma akut yaitu nyeri pada mata.

Keluhan tambahan pasien adalah sakit kepala sebelah yang hebat, berlangsung

beberapa jam, hilang jika pasien tidur, pandangannya kabur mendadak, adanya rasa mual,

terkadang muntah, melihat bayangan pelangi, keluhan-keluhan pasien di atas juga dengan

gejala glaukoma subjektif akut.

III. Status Oftalmologi

Tajam penglihatan OD 1/∞

Tajam penglihatan OS 6/7,5

Konjungtiva bulbi : Terdapat injeksi konjungtiva dan injeksi siliar OD

Sklera : berwarna merah OD

Kornea : kekeruhan pada OD disertai edema dan tes placido OD bayangan tidak tampak

simetris

Pupil : OD 6 mm

Lensa : kejernihannya keruh OD, shadow test OD positif

Badan kaca : kejernihan tidak dapat dinilai

Fundus okuli : tidak dapat dinilai

Palpasi: Terasa nyeri, tensi okuli OD N + 2 per palpasi, tonometri Schiotz 2/10 = 59,1

mmHg

Tes konfrontasi : OD lebih sempit dengan pemeriksa

Presentasi kasus - Glaukoma akut 10

Page 11: Status Pasien Indah

IV. Kesimpulan

Pada mata kanan pasien mengalami Glaukoma sekunder akut yang disebabkan katarak

senilis hipermatur, hal ini sesuai dengan usia pasien, gejala subjektif pasien dan hasil

pemeriksaan fisik pada mata kanannya.

V. Pemeriksaan anjuran

a. Gonioskopi : Untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan

b. Kampimetri : Untuk menilai akibat yang ditimbulkan glaukoma yaitu

berkurangnya lapang pandang

c. Efek tyndall : Untuk melihat sebukan sel radang pada bilik mata depan dan

mengetahui apakah disertai uveitis

o Penatalaksanaan

a. Acetazolamid 3x1

Acetazolamid merupakan inhibitor karbonik anhidrase sehingga mengurangi

bikarbonat dalam cairan bola mata dan air yang disekresi bersamanya dengan akibat

penurunan tekanan intraokular.

b. Aspar K 3x1

Diberikan pada pasien untuk mencegah kekurangan kalium, yang merupakan efek

samping pemakaian dari acetazolamid.

c. Pilokarpin 2 % setiap jam, 1 tetes

Merupakan golongan miotik yang berfungsi membuka saluran drainase pada

trabecular meshwork, sehingga membantu menurunkan tekanan intraokular.

d. Timolol 0,5 % 2 x 1, 1 tetes

Merupakan beta bloker yang berguna untuk menurunkan tekanan intraokular

Presentasi kasus - Glaukoma akut 11

Page 12: Status Pasien Indah

X. Prognosis

OD OS

Ad vitam : dubia ad bonam dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam dubia ad bonam

Dengan penanganan glaukoma yang tepat sejak dini dapat mencegah kebutaan pada

pasien

Presentasi kasus - Glaukoma akut 12

Page 13: Status Pasien Indah

TINJAUAN PUSTAKA

GLAUKOMA AKUT

Definisi

Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan di

dalam mata sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan

fungsi penglihatan. Glaukoma akut terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini harus segera diatasi

untuk menyelamatkan penglihatan.

Anatomi dan Fisiologi Humor akuos

Humor akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan

posterior mata. Aqueous humor diproduksi oleh prosesus siliaris dan disekresikan ke dalam

camera oculi posterior dengan kecepatan sekitar 2–6 μL/min, dan total volume cairan di

camera okuli anterior dan posterior adalah sekitar 0,2 – 0,4 ml, sekitar 1-2% aqueous humor

digantikan setiap menit. Aqueous humor melalui pupil masuk ke kamera okuli anterior. Oleh

karena iris terletak mendatar pada permukaan anterior lensa, aqueous humor tidak dapat

melalui resistensi pupil sampai terdapat tekanan yang cukup untuk mengangkat iris ke atas.

Oleh karena itu, aliran aqueous humor dari kamera okuli posterior ke anterior tidak bersifat

kontinu, melainkan pulsatif.

Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di

dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga

Presentasi kasus - Glaukoma akut 13

Page 14: Status Pasien Indah

berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut.

Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam

bola mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya

glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik.

Tekanan intraokuli normal pada orang dewasa sekitar 15-20 mmHg lebih tinggi

daripada tekanan rata-rata pada jaringan tubuh di organ lain. Tekanan ini penting untuk

formasi visual, menjaga permukaan kurvatura kornea agar tetap halus, menjaga jarak yang

konstan antara kornea, lensa, dan retina, serta menjaga pengaturan fotoreseptor retina dan

membran epitelial Bruch.

Humor akuos masuk ke dalam bilik mata belakang kemudian mengalir ke bilik mata

depan melalui pupil. Setelah sampai ke bilik mata depan humor akuos akan meninggalkan

bola mata melalui suatu bangunan yang disebut trabekulum yang terletak di sudut

iridokornea. Keseimbangan antara produksi dan pengeluaran/ pembuangan humor akuos

inilah yang menentukan jumlah humor akuos di dalam bola mata.

Jaringan trabekulum akan menerima sekitar aliran aqueous humor yang kemudian

mengalami drainase di kanal Schlem, dan diteruskan melalui 20-30 kanal yang tersusun

secara radier menuju ke pleksus vena episklera (conventional pathway). Selain itu, sistem

vascular uveosklera menerima 15% aliran aqueous humor yang akan berdifusi ke dalam

sirkulasi vena. Trabekulum merupakan struktur avaskular menyerupai spons yang terletak

antara scleral spur dan Schwalbe’s line, dan bila merupakan sumber kedua peningkatan

resistensi pada glaukoma sudut terbuka primer.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 14

Page 15: Status Pasien Indah

Klasifikasi

Pembagian glaukoma dikenal dengan berbagai macam bentuk. Vaughan

mengklasifikasikannya sebagai berikut :

1. Glaukoma Primer

Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya, dimana tidak didapatkannya kelainan

yang merupakan penyebab glaukoma. Biasanya didapatkan pada orang yang telah

memiliki bakan bawaan glaukoma dan didapatkan bentuk :

- Glaukoma sudut sempt/tertutup (Closed angle glaukoma, cute congestive

glaukoma).

- Glaukoma sudut terbuka (Glaukoma simpleks, open angel glaukoma, chronic

simple glaukoma).

2. Glaukoma Sekunder

Timbulnya sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :

- Kelainan lensa; misalnya luksasi, pembengkakan (intumesen), fakolitik.

- Kelainan uvea; misalnya uveitis, tumor.

- Trauma; misalnya perdarahan dalam bilik mata depan (hifema), perforasi kornea

dan prolaps iris.

- Pembedahan; misalnya pada pembedahan katarak.

- Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral).

- penggunaan kortikosteroid berlebihan.

3. Glaukoma Kongenital

- Kongenital primer, dengan kelainan congenital lain.

- infantile, tanpa kelainan kongenital lain.

4. Glaukoma Absolut

Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 15

Page 16: Status Pasien Indah

Sedangkan klasifikasi glaukoma berdasarkan bentuknya diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 1 Klasifikasi glaukoma berdasarkan bentuknya

Sumber : Ophtalmology, a Pocket Textbook Atlas, 2nd Ed, Thieme, pg 242

Presentasi kasus - Glaukoma akut 16

Page 17: Status Pasien Indah

Patofisiologi

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran

keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut

terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainae (glaukoma sudut tertutup).

Peningkatan tekanan didalam mata (intraocular pressure) adalah salah satu penyebab

terjadinya kerusakan saraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan adanya gangguan dengan

cairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang

memproduksi cairan terlalu berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui

fasilitas yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang

terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/memblok

pengaliran daripada cairan mata.

Glaukoma sekunder akibat kelainan lensa dapat dikarenakan dislokasi lensa,

intumesensi lensa, glaukoma fakolitik. lensa kristalina apat mengalami dislokasi akibat

trauma atau secara spontan. Dislokasi anterior dapat menimbulkan sumbatan pada bukaan

pupil yang menyebabkan iris bombe dan penutupan sudut. Dislokasi posterior ke dalam

korpus vitreum juga berkaitan dengan glaukoma. Pada dislokasi anterior terapi definif

adalah ekstraksi lensa setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis. Pada dislokasi

posterior, lensa biasanya dibiarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut terbuka.

Intumensi lensa pada katarak imatur, karena lensa dapat menyerap cukup banyak

cairan sewaktu mengalami kelainan karaktosa sehingga ukurannya membesar. Lensa ini

kemudian dapat melanggar batas kamera anterior yang menimbulkan sumbatan pupil dan

pendesakan sudut serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup

Presentasi kasus - Glaukoma akut 17

Page 18: Status Pasien Indah

Katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran lensa anterior, sehingga protein-

protein lensa yang mencair masuk ke kamera anterior. Jalinan trabekular menjadi edematosa

dan tersumbat oleh protein-protein lensa yang menimbulkan peningkatan mendadak tekanan

intraokular.

Etiologi

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor

akuos. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil

masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran

cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari

bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler

akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.

Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena

saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang

mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang

sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

Diagnosis

Diagnosis didapatkan anamnesis biasanya terjadi pada orang tua, mengalami

hiperopia, nyeri hebat periorbita dan penurunan tajam penglihatan serta sakit kepala. Pada

beberapa kasus terdapat mual, muntah dan sakit perut.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 18

Page 19: Status Pasien Indah

Gejala Klinis

Pada jenis glaukoma akut biasanya terjadi secara mendadak, dengan gejala nyeri

mata yang berat atau sakit kepala, melihat pelangi di sekitar lampu, mata buram, mual, dan

muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Keadaan ini disebut

glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO yang mendadak. Pada beberapa kasus,

keadaan ini sering disalahartikan dengan sakit kepala migren, hipertensi (tekanan darah

tinggi), gastritis (sakit maag) ataupun infeksi mata biasa (konjungtivitis).

Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan

melebar di bawah cahaya yang redup.

  Glaukoma umumnya mengenai kedua mata, namun biasanya kebutaan yang timbul

tidak bersamaan. Pada banyak kasus kebutaan terjadi pada satu mata baru kemudian

mengenai mata lainnya.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 19

Page 20: Status Pasien Indah

 

Pemeriksaan untuk mendeteksi glaukoma

Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit glaukoma.

Selain pemeriksaan mata secara umum seperti tajam penglihatan dan keadaan mata, perlu

dilakukan beberapa tambahan pemeriksaan, yaitu:

1. Tonometri (pengukuran tekanan bola mata)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya tekanan bola mata/tekanan

intraokuler/TIO.

          Tonometri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

                  

          a. T. Schiotz                       b. T. non contact        c. T. aplanasi Goldmann

2. Funduskopi (pemeriksaan retina dan saraf mata)

Yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik berdasarkan

penilaian bentuk saraf optik.

Pemeriksaan funduskopi dapat dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop, lensa

pembesar (78D, 90D) atau dengan   funduskopi indirek (Schepen).

3. Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan)

         Pemeriksaan perimetri dapat berupa konfrontasi (sangat sederhana),

perimetri kinetik (Goldmann) ataupun perimatri statik  (Humphrey, Octopus).

Presentasi kasus - Glaukoma akut 20

Page 21: Status Pasien Indah

Alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan

oleh kerusakan saraf optik.

Berikut ini contoh hasil pemeriksaan perimetri:

 

         

 

4. Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata depan)

Gonioskopi, menggunakan lensa gonioskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

melihat sudut pembuangan humor akuos sehingga dapat ditentukan jenis

glaukomanya sudut terbuka atau tertutup.

Penatalaksanaan

Penanganan glaukoma dilakukan berdasarkan kepada prinsip-prinsip di bawah ini:

1. Makin tinggi TIO, makin besar risiko kerusakan saraf optik.

2. Terdapat beberapa faktor lain selain TIO yang mempengaruhi kerusakan saraf optk,

tetapi faktor tsb belum diketahui dengan jelas.

3. Pada pasien glaukoma, penurunan tekanan akan menurunkan risiko kerusakan lebih

lanjut tetapi belum dapat diketahui pada tekanan berapa kerusakan tersebut berhenti,

jadi perlu follow-up terus menerus.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 21

Page 22: Status Pasien Indah

4. Setiap pengobatan atau tindakan untuk menurunkan TIO pasti mempunyai efek

samping dan membutuhkan biaya.

5. Keberhasilan penanganan glaukoma adalah penurunan TIO secukupnya sehingga

selama hidup pasien masih mempunyai penglihatan yang bagus, dengan efek

samping sekecil mungkin dan biaya seringan mungkin.

Terapi inisial terdiri dari Asetazolamid 500 mg iv dilanjutkan dgn oral 500

mg/1000mg oral, tetes mata beta-bloker (Timolol 0.5% atau betaxolol 0.5%) dan

kortikosteroid topikal dengan atau tanpa antibiotik untuk mengurangi inflamasi dan

kerusakan saraf optik. Terapi simtomatik penghilang rasa sakit dapat diberikan.

Meskipun kerusakan saraf optik akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan, penderita

glaukoma masih dapat hidup normal, dengan catatan ia menjalani pengobatan secara tepat

dan taat.

Apabila obat tidak dapat menurunkan tekanan mata, maka dapat dilakukan laser atau

operasi filtrasi tergantung pada keadaan pasien dan ketersediaan alat.

 

Berikut ini adalah skematik operasi filtrasi:

Operasi filtrasi pada dasarnya adalah pembuatan saluran keluar cairan dalam bola mata

( humor akuos), karena diketahui bahwa peninggian tekanan mata terjadi akibat hambatan

aliran akuos. Dengan operasi ini diharapkan akuos dapat mengalir dan tekanan bola mata

kembali normal.     

Presentasi kasus - Glaukoma akut 22

Page 23: Status Pasien Indah

PROGNOSIS

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia dan dunia, setelah

katarak, namun kebutaan yang disebabkan glaukoma akan bersifat permanen (tidak dapat

disembuhkan). Kebutaan karena katarak akan membaik setelah menjalani operasi

pengangkatan katarak, sedangkan glaukoma tidak. Oleh karena itu, sebelum kebutaan terjadi

penyakit glaukoma harus diobati agar tidak semakin bertambah parah.

Pencegahan

Cara untuk mencegah glaukoma tak ada. Namun, orang di atas usia 40 tahun sangat

dianjurkan memeriksakan matanya secara teratur. Yang juga penting untuk dilakukan adalah

mengontrol faktor risiko., faktor risiko glaukoma adalah: usia di atas 40 tahun, berasal dari

keluarga dengan riwayat glaukoma (risiko meningkat tiga kali), tekanan bola mata yang

tinggi hingga lebih dari 21 mmHg, penderita myopia (pemakai kacamata minus),

hipermetropia (kacamata plus), trauma pada mata, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Beberapa jenis penyakit yang juga meningkat risiko glaukoma yakni diabetes mellitus

(kencing manis), hipertensi, dan migrain.

Dapat dicegah dengan deteksi dini dan terapi tepat.

KATARAK SENIL

Definisi

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu di atas 50

tahun.

Presentasi kasus - Glaukoma akut 23

Page 24: Status Pasien Indah

Klasifikasi

Katarak senil secara klinik dibagi dalam empat stadium yaitu insipien, imatur, matur dan

hipermatur.

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan

Cairan lensa

Iris

COA

< bilik mata

Shadow test

Penyulit

Ringan

Normal

Normal

Normal

Normal

Negatif

Tidak ada

Sebagian

Bertambah

Terdorong

Dangkal

Sempit

Positif

Glaukoma

Seluruh

Normal

Normal

Normal

Normal

Negatif

Tidak ada

Masif

Berkurang

Tremulans

Dalam

Terbuka

Positif palsu

Uveitis,

glaukoma

Pengobatan katarak senil terutama dalam pembedahan

Beberapa pembedahan yang dikenal:

1) EKEK (Ekstraksi katarak ekstra kapsular)

2) EKIK (Ekstraksi katarak intra kapsular)

3) Fakoemulsifikasi

Presentasi kasus - Glaukoma akut 24

Page 25: Status Pasien Indah

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005

2. Ilyas, H.S. Ilmu Perawatan Mata. Edisi 1. Sagung seto. Jakarta. 2004

3. James, B., Chew, C., Bron, A. Lecture Notes Ophthalmology. Edisi 9. Jakarta: Penerbit

Erlangga. 2006

4. Vaughan D, Asbury,T, Riordan P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2000

5. Nana,W. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keenam. Jakarta. 1993

6. http://www.indoforum.org/archive/index.php/t-6057.html

7. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=328424&kat_id=123&kat_id1=& kat_id2 =

8. http://www.perdami.or.id/2008/berita_detail.php?sdet=12

9. http://www.indonesiaindonesia.com/f/13172-glaukoma/

10. http://www.rsmyap.com/content/view/70/38/

Presentasi kasus - Glaukoma akut 25

Page 26: Status Pasien Indah

Presentasi kasus - Glaukoma akut 26