Upload
iraniavitoesly
View
162
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contoh status pasien
STATUS PASIEN KEPANITERAAN KLINIK
KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
STATUS PASIEN
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa
No. Rekam Medis : 11/09
Pasien ke :
Data Administrasi
Tanggal 23 Mei 2012 diisi oleh, Nama : Rina Dwi Indriyani, NIM : 08 – 108
IDENTITAS PASIEN KETERANGAN
Nama Ny. Watiyem -
Umur/Tanggal Lahir 45 tahun/ 31 Desember 1967 -
Alamat
Jalan Haji Gimun RT 09 RW
01 No. 31, Pondok Kelapa,
Jakarta Timur
-
Jenis Kelamin Perempuan -
Agama Islam -
Pendidikan Tidak sekolah -
Pekerjaan Pembantu rumah tangga -
Status Perkawinan Menikah Memiliki 3 orang anak
Kedatangan yang ke Ke-1 Pasien datang sendiri
Telah diobati sebelumnya Pernah Tahun 2011
Alergi Obat Ada Antibiotik
Riwayat Penyakit Asma -
Sistem Pembayaran Pribadi
DATA PELAYANAN
ANAMNESIS( SUBJEKTIF )
(dilakukan secara autoanamnesis)
A. Keluhan Utama
Sakit kepala sejak 3 hari
B. Keluhan tambahan
Pegal - pegal
C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Pondok Kelapa dengan keluhan sakit pada
bagian belakang kepala yang menjalar hingga ke seluruh kepala dan daerah pundak.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 3 hari lalu. Sakit kepala yang dirasakan seperti
dipukuli dan ditindih beban berat, keluhan ini berlangsung sepanjang hari. Untuk
mengurangi keluhan tersebut, pasien sudah meminum panadol extra namun keluhan
tidak membaik. Pasien masih dapat melakukan kegiatannya sehari-hari, namun
menjadi terbatas. Selain itu pasien juga mengeluhkan pegal – pegal pada daerah
pundak dan kedua lengan. Riwayat trauma dan cedera kepala sebelumnya disangkal.
Riwayat pembengkakan pada tungkai disangkal. Riwayat jantung berdebar-debar
disangkal.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga, ibu kandung pasien memiliki riwayat hipertensi.
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, namun tidak
terkontrol dengan baik, pasien hanya ke dokter dan meminum obat jika ada keluhan.
Pasien memiliki riwayat asma sejak 5 tahun yang lalu,
Riwayat sakit jantung dan diabetes mellitus disangkal.
Pasien mengaku belum pernah dirawat di rumah sakit dan belum pernah dioperasi.
Pasien memiliki riwayat alergi obat yaitu antibiotik , 6 bulan yang lalu pasien
mengalami mata dan wajah bengkak setelah meminum antibiotik tersebut.
F. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien tinggal di rumah kontrakan berukuran 3 m x 9 m bersama suami dan dua orang
anak, anak yang pertama sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Pasien
tinggal dirumah kontrakan dengan pencahayaan sinar matahari yang kurang, hanya
terdapat 2 jendela besar yaitu di bagian depan rumah, pada bagian samping dan
belakang tidak terdapat jendela. Rumah pasien terdiri dari ruang tamu, ruang
keluarga, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan dapur. Ruang tamu dan ruang keluarga
berada di ruang yang sama. Suami pasien berprofesi sebagai karyawan TELKOM,
sedangkan pasien merupakan pembantu rumah tangga. Gaji suami pasien dalam 1
bulan Rp 1.200.000,- ,dan gaji pasien sendiri Rp 350.000,- , total uang Rp 1.550.000,-
ini dipergunakan untuk membayar uang kontrakan, biaya sekolah kedua anaknya, dan
kebutuhan sehari - hari. Uang tersebut dirasa kurang untuk membiayai kehidupan
sehari - hari. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien
mengaku tidak suka olahraga. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga terjalin
dengan baik.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum :Tampak sakit ringan
Tanda vital : Tekanan darah 160/140 mmhg
Frekuensi nadi 80x/menit
Frekuensi nafas 18x/menit
Suhu 36,5 oC
B. Status generalis
Mata :Konjungtiva anemis-/-, sklera ikterik -/-, arkus senilis -/-, reflex
cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, pupil isokor,
diameter ± 3 mm.
Telinga :Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-, membrana timpani
intak/intak
Hidung :Bentuk hidung normal, tidak ada deformitas, deviasi septum (-), liang
hidung lapang/lapang, sekret -/-
Tenggorokan : Uvula di tengah, arkus faring simetris, faring tidak hiperemis, tonsil
T1-T1 tidak hiperemis.
Gigi dan mulut :Oral hygiene baik, gigi geligi lengkap.
Leher :Tidak ada pembesaran KGB
Paru-paru : Inspeksi : Bentuk thoraks normochest, tidak ada deviasi
Palpasi : Gerakan dinding thorax saat inspirasi dan ekspirasi
simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada lapangan paru kiri dan kanan
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung :Inspeksi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II normal
Gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Inspeksi : Keadaan perut tampak mendatar
Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh lapangan abdomen, nyeri ketok
(-)
Palpasi : Superl, hepar dan limpa tidak teraba menbesar, nyeri
tekan(-)
Ekstremitas Atas :Edema -/-, akral hangat +/+, cap. Refill <2 detik
Ekstremitas Bawah : Edema -/-, akral hangat +/+, cap.Refill <2 detik
C. Status neurologis :
a. Sensorik : raba, suhu, nyeri
b. Motorik : derajat kekuatan otot
Tidak dilakukan
D. Status lokalis : -
E. Pemeriksaan antropometri
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 70 kg
IMT : 29,17
Status Gizi : Obesitas kelas I
Nilai Rujukan
a. Kurang < 18.5
b. Normal 18.5 – 22.9
c. Overweight 23 – 24.9
d. Obesitas Kelas I 25 – 29.9
e. Obesitas Kelas II > 30
Perumusan Masalah Kesehatan Pasien
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek Personal:
Keluhan utama : Sakit kepala
Harapan : Pasien berharap agar sakit kepala yang dialami dapat segera
hilang dan tekanan darah dapat kembali normal.
Kekhawatiran :Pasien khawatir tekanan darah semakin tinggi dan menganggu
aktivitasnya.
Aspek Klinis:
Diagnosa kerja :Hipertensi Grade 2 (menurut JNC-VII)
Status Gizi : Obesitas Kelas I
Aspek Resiko Internal
Pasien memiliki faktor resiko karena dari keluarga ada yang memiliki riwayat
hipertensi yaitu ibu kandungnya.
Usia pasien > 40 tahun
Pasien tidak suka olahraga
Sebelum diketahui hipertensi, pasien gemar makanan berkadar garam tinggi,
banyak mengandung minyak, dan tinggi lemak .
Pasien tidak merokok dan meminum alkohol.
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
Pasien mudah stress jika ada masalah.
Derajat Fungsional:
1 (Masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari)
DATA ANGGOTA KELUARGA
No. Umur Nama Status dalam
keluarga
Jenis
kelamin
Pekerjaan
1. 45 tahun Bapak L Karyawan TELKOM
2. 45 tahun Watiyem Ibu (pasien) P Pembantu rumah tangga
3. 29 tahun Anak P Ibu rumah tangga
4. 19 tahun Tomi Anak L Siswa STM
5. 9 tahun Laras Anak P Siswa SD
DIETTARY RECALL
Tanggal
Pola Makan
Intake KeteranganJam Jenis
22 Mei
2012
07.00
WIB
Teh manis
Donat
Teh manis 1 gelas
Donat 2 buah
19.00
WIB
Nasi
Soto
Nasi 1 porsi
Soto 1 porsi
23 Mei
2012
11.00
WIB
Nasi
Sayur asem
Nasi 1 porsi
Sayur 1 porsi
RENCANA PENATALAKSANAAN
No. Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran WaktuHasil yg
Diharapkan
1. Aspek Personal Evaluasi:
Keluhan, har apan dan
kekhawatiran pasien.
Edukasi:
Memberitahukan
bahwa penyakit
disebabkan pola
makan yang salah,
faktor genetik,
kurangnya olahraga,
dan stress psikis.
Pasien 1 hari - Keluhan dan
kekhawatiran
pasien dapat
berkurang
- Pasien
mengerti
tentang
penyakit dan
faktor
resikonya.
2. Aspek Klinik
Hipertensi Grade 2
Obesitas Kelas I
Edukasi:
- Menyarankan pasien
untuk secara rutin
mengontrol tekanan
darahnya ke
puskesmas
- Menyarankan pasien
agar tetap
mengkonsumsi obat
secara teratur dan
rutin
- Menyarankan pasien
untuk periksa kadar
kimia darah,
Pasien 1 hari - Pasien teratur
mengkonsumsi
obat dan secara
rutin
mengontrol
tekanan
darahnya ke
puskesmas
- Tekanan darah
pasien tidak
meningkat lagi
dan tetap
terkendali
- Mengurangi
faktor resiko
terutama profil lipid,
gula darah, asam
urat, fungsi ginjal,
urin lengkap, foto
thoraks, dan EKG.
Terapi medika
mentosa:
Captopril 25mg 2x½
HCT 1 x ½
PCT 500 mg 3 x 1
Vit. B complex 2 x 1
pasien terhadap
komplikasi dari
hipertensi
- Pasien
memiliki
kemauan
untuk
mengetahui
keadaan
kesehatan
dirinya lebih
lanjut
3. Aspek Risiko
Internal
- Genetik
-Kebiasaan pasien
sebelum
mengetahui
tekanan darah
tinggi, pasien
gemar
mengkonsumsi
makanan berkadar
garam tinggi,
banyak
mengandung
minyak, dan tinggi
lemak .
- Pasien tidak suka
olahraga
Edukasi:
- Menjelaskan kepada
pasien bahwa faktor
genetik berperan
dalam penyakit
hipertensi
- Menganjurkan
pasien untuk tetap
mengurangi
konsumsi makanan
yang berkadar garam
tinggi, minyak, dan
tinggi lemak
- Menjelaskan tentang
hipertensi dan risiko
berat badan berlebih,
serta bahayanya jika
Pasien 1 hari - Pasien lebih
disiplin dalam
menjalankan
pola hidup
sehat sehingga
tekanan darah
pasien dapat
tetap terkendali
- Pasien lebih
paham
mengenai
menu makanan
yang perlu
dikurangi dan
dihindari
- Pasien dapat
menjalani pola
tidak ditangani
secara tepat, disiplin,
dan teratur.
- Menyarankan pasien
dan memotivasi
untuk mengubah
pola makannya
menjadi pola makan
dengan menu gizi
seimbang.
- Menganjurkan
pasien agar
menjalankan pola
hidup sehat dan
mulai rajin olahraga
secara teratur
minimal 30 menit
sebanyak 3 kali
dalam seminggu,
seperti jalan kaki di
sekitar rumah.
hidup sehat
dengan cukup
berolahraga
dan pola
makan yang
sehat dengan
menu gizi
seimbang
4. Aspek Resiko
Eksternal
- Keluarga pasien
mendukung pasien
untuk berobat
secara teratur dan
rutin mengontrol
tekanan darah ke
puskesmas
- Keluarga pasien
mendukung
perbaikan pola
Edukasi:
- Menganjurkan
keluarga pasien untuk
tetap mengingatkan
pasien agar rutin
mengontrol tekanan
darah ke puskesmas
dan meminum obat
secara teratur sesuai
anjuran
Pasien dan
keluarga
1 hari - Pasien
mendapat lebih
banyak
motivasi,
khususnya dari
keluarga
sehingga lebih
sadar akan
penyakitnya dan
menjalani
hidup dan pola
makan pasien
- Menganjurkan
pasien untuk tetap
mengontrol pola
makan dan pola hidup
pasien sehingga
tekanan dapat lebih
terkontrol
- Menganjurkan
keluarga pasien untuk
menjalani pola hidup
dan pola makan yang
sehat juga untuk
mencegah terjadinya
darah tinggi pada
anggota keluarga yang
lain
terapinya
dengan lebih
disiplin,
berkelanjutan,
dan teratur
-Pasien beserta
keluarga dapat
bersama-sama
membangun
gaya hidup yang
sehat demi
pemulihan
kondisi pasien
serta
pencegahan bagi
keluarga pasien
Persetujuan ( Dokter PJ Klinik )
Nama Lengkap : dr. Dina Wijayanti
Tanda Tangan :
Tanggal :
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, dan rencana
selanjutnya
23 Mei 2012 Evaluasi.
Memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan
pasien.
Melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit
dahulu dan penyakit keluarga pasien, serta riwayat kebiasaan
pribadi dan hubungan sosial pasien.
Melakukan pemeriksaan fisik.
Membuat diagnostik holistik pada pasien.
Memberikan dan menyusun penatalaksanaan secara
mendikamentosa dan non medikamentosa.
Intervensi yang diberikan:
1. Edukasi mengenai hipertensi (penyebab, faktor resiko, gejala
klinis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi, dan
prognosis).
2. Edukasi agar pasien rutin mengontrol tekanan darah ke
puskesmas secara rutin.
3. Edukasi agar pasien mengkonsumsi obat secara teratur.
4. Edukasi agar pasien memiliki pola makan yang teratur,
mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
kadar garam tinggi, minyak, lemak, dan gula, serta istirahat
yang cukup.
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, dan rencana
selanjutnya
26 Mei 2012 Keluhan pasien berkurang, namun pasien saat ini merasakan pegal-
pegal.
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang (TD 150/100
mmHg)
Menanyakan tindakan non medis lain yang dilakukan pasien untuk
mengatasi tekanan darah tingginya (sari timun dan sari labu)
Mengevaluasi pola makan pasien
Meminta keluarga membantu pasien untuk mengatur pola makan
yang sehat (kurang garam, gula dan lemak) dan pola hidup yang
sehat.
Menyarankan pasien untuk melakukan olahraga ringan secara rutin 3
kali seminggu, selama 30 menit, seperti jalan kaki di sekitar rumah
Melakukan pemotretan tempat tinggal
Pasien datang untuk melakukan kontrol
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, dan rencana
selanjutnya
28 Mei 2012 Evaluasi.
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang (TD 140/100
mmHg)
Memberikan dan menyusun penatalaksanaan secara mendikamentosa
dan non medikamentosa.
Intervensi yang diberikan:
1. Edukasi mengenai hipertensi (penyebab, fak tor resiko, gejala
klinis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis).
2. Edukasi agar pasien rutin mengontrol tekanan darah ke puskesmas
secara rutin.
3. Edukasi agar pasien mengkonsumsi obat secara teratur.
4. Edukasi agar pasien memiliki pola makan yang teratur,
mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung kadar
garam tinggi, minyak, lemak, dan gula, serta istirahat yang cukup.
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN
PERTAMA
Diagnosa holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek Personal:
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala.
Pasien berharap agar sakit kepala yang dialami dapat segera tekanan darah
dapat kembali normal.
Pasien khawatir tekanan darah semakin tinggi dan menganggu aktivitasnya.
Aspek Klinis:
A. Diagnosa kerja:
- Hipertensi Grade 2
Status Gizi :
- Obesitas kelas I
Aspek Risiko Internal :
Pasien memiliki faktor resiko karena dari keluarga ada yang memiliki
riwayat hipertensi yaitu ibu kandungnya.
Usia pasien > 40 tahun
Pasien tidak suka olahraga
Sebelum diketahui hipertensi, pasien gemar makan makanan yang asin
dan berlemak.
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan:
Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
Pasien mengetahui tentang keadaan klinisnya, sehingga datang ke
puskesmas.
Derajat Fungsional:
2 (Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun terbatas)
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien mau mengonsumsi obat secara teratur.
Pasien mau secara rutin datang ke puskesmas untuk mengukur tekanan darah.
Pasien sudah mulai memperbaiki pola makannya agar mengurangi konsumsi
makanan berkadar garam tinggi, banyak mengandung minyak dan lemak.
Pasien mau memulai untuk olahraga ringan secara teratur dengan berjalan kaki
di sekitar rumahnya selama kurang lebih 30 menit sebanyak 3 kali seminggu.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pola makan pasien yang kurang baik, pasien masih gemar makan makanan
yang mengandung minyak dan lemak.
Ketidakteraturan pasien untuk kontrol ke puskesmas karena kendala
pekerjaan.
Pasien jarang olahraga dan keadaan berat badan yang berlebih.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
Meminta pasien untuk rutin datang ke puskesmas untuk mengontrol tekanan
darah.
Mendukung pasien untuk rutin mengkonsumsi obat antihipertensi.
Meminta pasien untuk tetap menjaga pola makannya dengan menu gizi yang
seimbang dan tepat bagi pasien.
Menyarankan pasien untuk mulai gemar olahraga ringan secara teratur.
Persetujuan ( Dokter PJ Klinik )
Nama Lengkap : dr. Dina Wijayanti
Tanda tangan :
LAMPIRAN
Ruang tamu + ruang keluarga
Kamar tidur
Dapur Kamar Mandi
Depan Rumah
STATUS IKK
Diagnosa, berdasarkan :
- 5 sumber
- 5 kebutuhan
Sign dan Symptoms : 10 aktivitas
Therapy :
- Explorasi 5 sumber yang ada
- Tercapainya 5 kebutuhan
Follow up : 10 aktivitas dan 5 kebutuhan
Ditentukan oleh cara keluarga menjalankan aktivitasnya sehari-hari
Dipengaruhi oleh dua faktor :
- Kebutuhan (needs)
- Sumber (sources)
IKK :
- Kebutuhan (5)
- Sumber (5)
- Aktivitas (10)
Ekologi Keluarga Ny. Roestiarsih
SUMBER
1. Waktu :
Ny. Roestiarsih biasanya tidur pada pukul pada pukul 21.00 dan
bangun pada pukul 06.00. Kemudian pasien akan sarapan pada
pukul 6.30 dan memulai memasak untuk makan siang pada pukul
8.00. Setelah memasak, pada pukul 10.00 pasien hanya menonton
TV dan tidur-tiduran. Selanjutnya pasien dan suaminya makan
siang pada pukul 12.00. Kemudian pasien akan kembali beristirahat
hinggal pukul 14.30. Pada pukul 15.00 (khususnya pada hari senin,
rabu, dan jumat) pasien biasanya mengikuti pengajian dan akan
kembali ke rumah pada pukul 17.00. Setelah itu pasien kembali
menyiapkan makan malam hingga pukul 18.00. Kemudian pasien
makan malam dan menonton TV hinggal pukul 21.00 dan kembali
tidur.
Suami pasien adalah seorang pensiunan POLRI. Anak pasien yang
tinggal bersama pasien bekerja sebagai karyawan swasta,
sedangkan anak-anaknya yang tinggal terpisah ada yang bekerja
sebagai PNS, karyawan swasta, dan ibu rumah tangga.
2. Uang dan Barang
Sumber pendapatan utama keluarga berasal dari pensiunan suaminya,
pekerjaan sambilan pasien sabagai perias pengantin, dan sedikit dari
anaknya yang tinggal bersama pasien. Menurut pasien tidak setiap
bulan pasien dapat menabung, karena seringkali uang yang pasien
dapat hanya cukup untuk uang listrik, gaji pembantu, uang PAM, dan
kebutuhuan sehari-hari pasien, suaminya, dan anaknya yang tinggal
serumah dengan pasien.
Kepemilikan barang di dalam keluarga cukup lengkap. Rumah yang
mereka tempati merupakan rumah pribadi. Di dalam rumahnya
terdapat 2 kamar tidur yang dipakai untuk pasien dan suaminya, dan
untuk anaknya yang tinggal bersama pasien, 1 ruang TV sekaligus
ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 ruang tamu, 1 dapur,1 tempat
mencuci pakaian dan piring, dan 1 kamar mandi. Keluarga ini memliki
tempat tidur berupa ranjang dan spring bed, lemari, televisi, lemari es,
mesin cuci, sepeda, sepeda motor, kompor, pemanas nasi, dispenser,
serta peralatan makan dan memasak yang cukup lengkap.
3. Tenaga dan Kemampuan
Pasien mengaku selama sakit, masih dapat melakukan aktivitas sehari-
hari walaupun lebih terbatas karenasakit kepala yang dikeluhkan
pasien tersebut.
Dalam keluarga ini tenaga yang berperan adalah anak pasien yang
tinggal bersama pasien dan pasien sendiri.
4. Hubungan Pribadi dan Koneksi
Hubungan pribadi pasien dengan seluruh anggota di dalam
keluarganya serta menantunya baik. Hubungan antar-anggota keluarga
pasien baik. Keluarga pasien cukup mengenal dan dikenal di
lingkungan sekitar rumahnya. Hubungan pasien dan keluarganya
dengan tetangga sekitar baik.
5. Keluarga
Pasien tidak memenuhi program keluarga berencana, karena pasien
memiliki 5 orang anak. Taraf ekonomi keluarga menengah. Keluarga
sangat mendukung pasien dalam pengobatan dan pencegahannya.
KEBUTUHAN
1. Physical needs (Sandang, Pangan, Papan)
Untuk kebutuhan sandang dalam keluarga ini masih dapat terpenuhi
Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan pola makan yang
monoton yaitu dengan lauk telur balado, gulai ikan, atau tempe dan
tahu goreng, serta sayur-sayuran yang ditumis. Selain itu, makanan
ringan serta mie instant dan roti tawar selalu tersedia di dapur pasien.
Pasien tinggal dirumah milik pribadi dengan pencahayaan sinar
matahari yang cukup, dimana terdapat 4 jendela besar dan 2 pintu di
depan dan 2 jendela besar di bagian samping rumahnya. Rumah pasien
terdiri dari 2 kamar tidur yang dipakai untuk pasien dan suaminya, dan
untuk anaknya yang tinggal bersama pasien, 1 ruang TV sekaligus
ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 tempat
mencuci piring dan pakaian, dan 1 kamar mandi.
2. Spiritual Needs
Pasien dan keluarganya selalu menjalani sholat 5 waktu. Pasien
sendiri seringkali melakukan sholat tahajud.
Pasien cukup aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan
sekitarnya, khususnya pada pengajian kamu ibu di RW-nya.
3. Emotional Needs
Pasien adalahseorang ibu rumah tangga dan terkadang bekerja sebagai
perias pengantin apabila ada permintaan. Pasien merasa nyaman
dengan pekerjaan sambilannya karena pasien tetap dapat beristirahat
cukup.
Anak pasien yang tinggal bersama pasien bekerja sebagai
karyawan,sementara 4 anak pasien telah menikah dan ikut tinggal
bersama pasangannya masing-masing bertempat tinggal cukup jauh
dengannya. Pasien didukung oleh keluarganya mengenai pengobatan
penyakitnya dan pencegahan agar tidak kembuh kembali penyakitnya.
4. Intelectual Needs
Pasien bersekolah sampai tingkat SKPP. Pasien berharap cucu-
cucunya nanti bisa bersekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi,
minimal sampai sarjana.
5. Social Needs
Keluarga pasien akrab dengan lingkungan sekitar, pasien dan keluarga
beserta tetangga kerap kali saling membantu satu sama lain, dan saling
kenal serta peduli satu sama lain. Pasien sering bercengkrama dengan
para tetangga khususnya pada kegiatan pengajian yang pasien ikuti,
dan sering mengikuti kerja bakti di lingkungannya.
SIGNANDSYMPTOMPS
1. Hubungan Intern dan antar keluarga
Hubungan antara pasien dengan suami baik
Hubungan orang tua dengan anak baik, hubungan antar anak baik.
Hubungan pasien dengan menantu baik
2. Child Care
Pasien sangat peduli terhadap semua anak-anaknya, oleh karenanya
pasien berusaha untuk menyekolahkan kelima anak-anaknya. Bentuk
kepedulian anak-anak terhadap pasien sendiri dapat terlihat dari sikap
anak-anaknya yang sering mengingatkan pasien agar menjaga
makannya supaya tidak naik lagi tekanan darahnya.
3. Food
Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan pola makan yang
monoton yaitu dengan lauk telur balado, gulai ikan, atau tempe dan
tahu goreng, serta sayur-sayuran yang ditumis. Selain itu, pasien juga
selalu menyiapkan makanan ringan berupa crackers, roti, dan mie di
dapurnya untuk dimakan sewaktu-waktu sebagai pengganjal bila lapar.
4. Housing
Kesan rumah cukup rapi karena setiap barang terdapat tempat
penyimpanannya masing-masing.
5. Pakaian
Untuk kebutuhan sandang dalam keluarga ini masih dapat
terpenuhidengan cukup baik.
6. Kegiatan Kesehatan
Pasien dan seluruh anggota keluarga jarang melakukan aktivitas fisik
seperti berolahraga
7. Family Income
Sumber pendapatan utama keluarga berasal dari pensiunan suaminya,
pekerjaan sambilan pasien dan sedikit tambahan dari anaknya yang
tinggal bersama pasien sebesar ± 2.500.000 untuk menghidupi 3 orang
di keluarga nya.
8. Home Management
Penataan ruang dan barang di rumah terkesan rapi. Beratapkan genteng
dengan plafon. Ventilasi dan pencahayaan cukup. Ruang mencuci
pakaian dan piring bersebelahan dengan kamar mandi. Pakaian dijemur
pada jemuran yang ditempatkan di teras rumah. Suasana kamar tidur
terasa cukup nyaman namun sedikit lembab. Alat masak, perlengkapan
masak dan mencuci tertata rapi. Kamar mandi tertata rapi namun
kurang bersih, sumber air menggunakan jet pump.
9. Security
Cukup aman
10. Rencana Sehat
Pasien dan keluarga berkeinginan untuk hidup sehat dengan olahraga,
makan teratur, memasak makanan lebih bervariasi, dan menghindari
stress psikis yang berlebihan dengan melakukan kegiatan positif serta
saling berbagi cerita bila terdapat masalah.
Terapi
1. Memberikan terapi baik medika mentosa (captopril) dan non-medika mentosa
(edukasi)
2. Menjelaskan pada pasien untuk serius dalam pengobatan darah tingginya
3. Memberikan edukasi kepada pasien beserta keluarganya, mengenai penyakit pasien,
bahayanya, dan bagaimana pentingnya penatalaksanaan yang berkesinambungan bagi
pasien
4. Menghimbau agar pasien menjalankan perbaikan gaya hidup yang kurang baik seperti
kurang berolahraga, makan terlalu sering, makan asin, makan yang banyak
mengandunggula, lemak dan minyak seperti makanan yang biasa pasien makan.
5. Membersihkan dan memperbaiki kondisi rumah pasien, khususnya kamar mandi yang
sedikit kotor dan kamar tidur pasien dan suaminya yang sedikit lembap.
6. Tetap menjaga hubungan baik antar-anggota keluarga, tetap menjaga hubungan
kelurga serta pasien dengan orang-orang di lingkungan rumah dengan mengikuti
kegiatan bersama di sekitar rumah
7. Tetap mengikuti pegajian
8. Tetap menjalani sholat bersama dengan keluarga