Click here to load reader
View
9
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lapsus
Laporan KasusSpinal Anestesi Pada Faktur femur dextra 1/3 tengah
dengan Asma Bronkial
Pembimbing :
Dr. Guntur Muhammad T, Sp.An, M.ScOleh :
Anak agung anom (030.10.026)
Kepaniteraan Klinik Ilmu AnestesiRSUD dr. Soeselo Slawi
Periode 1 Desember 3 Januari 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat serta karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Anestesi Spinal pada Pasien Fraktur Femur 1/3 tengah Dextra dengan asma. Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, kami mendapat bantuan dan bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Guntur, Sp.An sebagai pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo, Slawi.
2. Staf dan paramedis yang bertugas di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Slawi, khususnya kepada seluruh penata anestesi yang telah membantu selama kami menjalankan kepaniteraan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap laporan khusus ini dapat memberikan manfaat yaitu menambah ilmu pengetahuan bagi seluruh pembaca, khususnya untuk mahasiswa kedokteran dan masyarakat pada umumnya.
Slawi, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2DAFTAR ISI
3BAB I PENDAHULUAN
4BAB II LAPORAN KASUS
5
2.1 IDENTITAS PASIEN
5
2.2 ANAMNESIS
5
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
5
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
2.5 KESAN ANESTESI
7
2.6 PENATALAKSANAAN
7
2.7 KESIMPULAN
8BAB III LAPORAN ANESTESI
9
3.1 PRE OPERATIF
9
3.2 PREMEDIKASI ANESTESI
9
3.3 TINDAKAN ANESTESI
9
3.4 PEMANTAUAN ANESTESI
10BAB IV ANALISA KASUS
14BAB V TINJAUAN PUSTAKA 17BAB VI KESIMPULAN
23DAFTAR PUSTAKA
24BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Anestesi dan Reanimasi adalah cabang Ilmu Kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk me matikan rasa, baik rasa nyeri, takut dan rasa tidak nyaman yang lain sehingga pasien nyaman dan ilmu yang mempelajari tatalaksana untuk mempelajari tatalaksana untuk menjaga/mempertahankan hidup dan kehidupan pasien selama mengalami kematian akibat obat anesthesia.1Tindakan anestesi yang memadai, meliputi tiga komponen yang disebut trias anestesi yaitu hipnotik (mati ingatan), analgesia (mati rasa) dan relaksasi otot rangka (mati gerak). Untuk mencapai ke tiga target tersebut, dapat digunakan hanya dengan satu jenis obat atau dengan memberikan beberapa kombinasi obat yang mempunyai efek khusus seperti tersebut di atas.1Pilihan anestesi yang digunakan pada oprasi ORIF adalah anestesi regional (spinal atau epidural) atau anesthesia umum melalui pipa endotrakea dan nafas kendali apabila ada permintaan khusus dari pasien. Anestesi spinal lebih disukai untuk bedah dari thorakal 10 kebawah dikarenakan onset cepat, teknik sederhana, relatif mudah dilakukan dan menimbulkan relaksasi otot yang sempurna dibandingkan dengan anestesi epidural.BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. ASUmur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-lakiAlamat: Sesepan RT 03 RW 02 , TegalPekerjaan
: PelajarAgama
: Islam
Status
: Belum menikahTanggal masuk: 15 Juli 2014
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 15 Desember 2014, pukul 14.00 WIB di bangsal Bougenvil kelas III RSUD dr Soeselo, SlawiPasien merupakan pasien bedah dengan diagnosis Fraktur femur 1/3 tengah dextraKeluhan Utama: Sakit pada paha kanan setelah kecelakaan lalu lintasKeluhan Tambahan: Bengkak pada paha kanan, paha kanan tidak bisa digerakkanRiwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan sakit pada paha kanan, bengkak pada paha kanan sesaat setelah kecelakaan lalu lintas. Sakit dan bengkak dirasakan mendadak. Selain itu, pasien mengeluh kaki kanan juga tidak bisa digerakkan.Riwayat penyakit dahulu: Pasien mempunyai riwayat asma, alergi obat paracetamol. Asma sudah tidak pernah kambuh sejak 2 tahun yang lalu.C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada 15 Desember 2014 pukul 14.15 WIB.
Keadaan umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis
BB
: 68 kg
TB
: 162 cm
Tekanan darah
: 120/70 mmHgNadi
: 84x/menit
Suhu
: 36,7 C
Pernapasan
: 20x/menit
Status generalis:
a. Kulit
: warna sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor cukup, teraba hangat.
b. Kepala
: Normosefali Mata
: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
Hidung: tidak ada polip, perdarahan, maupun deviasi septum. Mulut
: Sianosis (-), pucat (-), bibir kering (-) Uvula berada di tengah. Dinding posterior faring dan palatum molle terlihat (Mallampati grade I) Tonsil T1-T1, Tidak ada kripta dan detritus , tidak hipertrofi tonsil.
c. Leher
: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, tidak terdapat struma, sikatrik. d. Toraks
:
jantung: Bunyi jantung I & II regular, murmur (-), gallop (-) Paru: dinding dada simetris statis-dinamis, tidak ada retraksi maupun ketertinggalan gerak. Vokal fremitus kanan kiri sama kuat. Sonor kedua lapang paru. Suara napas vesikuler, tidak terdengar ronkhi maupun wheezing di kedua lapang paru.
e. Abdomen
: perut cembung, simetris, tidak terdapat jejas.f. Genitalia : Scrotum tampak membesar dan teraba keras.
g. Ekstremitas: terdapat oedem dan teraba hangat pada regio femur dextra, terlihat deformitas region femur dextra D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah
:
Jenis PemeriksaanNilai PasienNilai normal
Darah Rutin
Leukosit6,63,8 10,6 / uL
Eritrosit4,14,40 5,9 /uL
Hemoglobin12,213,2 17,3 g/dL
Hematokrit3640 52
DIFF COUNT : Eosinofil
Basofil
Netrofil
Limfosit
Monosit1,500,20
71,1021,006,202,00 4,00
0 1
50- 70
25 40
2 8
APTT TEST29,1 detik25,5 42,1
PT TEST13,1 detik9,7 13,1
Golongan DarahB
Rhesus FaktorPositif
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu9675 140 mg/dL
Sero imunologi: HBsAgNon reaktifNon reaktif
E. KESAN ANESTESI
Diagnosis anestesia: ASA II.
F. PENATALAKSANAAN
Meliputi:
a. Intravena fluid drip RL 500-1000 cc 20 tpm.
b. Informed consent tindakan operasi pemasangan ORIFc. Konsul ke bagian anestesi.
d. Informed consent pembiusan: dilakukan operasi ORIF dengan regional anestesi klasifikasi ASA II.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka diagnosis preoperative: Fraktur femur 1/3 tengah dextra. Diagnosis anestesia ASA II. Jenis operasi ORIF. Jenis anestesi regional anestesi (spinal anestesi)
BAB III
LAPORAN ANESTESI
A. Preoperatif
Informed consent (+)
Puasa sekitar 8 jam
IV Line terpasang dengan infus RL 500 cc, mengalir lancar
Keadaan umum tampak sakit ringan
Kesadaran compos mentis
Tanda vital:
TD
: 130/80RR
: 20X/menit
Nadi: 78x/menit
Suhu: 36,20C
ASA : IIB. Premedikasi Anestesi : Dexametason 5mg/1cc, ondansentron 4 mgC. Tindakan Anestesi
Pasien dalam posisi duduk, kepala menunduk, kemudian menentukan lokasi penyuntikkan di L3-L4, yaitu di atas titik hasil perpotongan antara garis yang menghubungkan crista iliaca dekstra dan sinistra dengan garis vertical tulang vertebra yang berpotongan di vertebral lumbal IV. Kemudian dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis dengan kassa steril dan povidon iodine. Lalu dilakukan penyuntikkan di titik L3-L4 paramediana yang sudah ditandai sebelumnya dengan menggunakan jarum spinal no. 25 G, kemudian jarum spinal dilepaskan hingga tersisa kanulnya, lalu dipastikan bahwa LCS yang berwarna jernih mengalir melalui kanul (ruang subarachnoid), kemudian obat anestesi, yaitu Recain (Bupivakain 20 mg) disuntikkan dengan terlebih dahulu melakukan aspirasi untuk memastikan kanul spinal masih tetap di ruang subarachnoid. Setelah Bupivakain disuntikkan setengah volumenya kembali dilakukan tindakan aspirasi LCS untuk memastikan kanul tidak bergeser, lalu Bupivakain disuntikkan semua. Setelah itu luka bekas suntikan ditutup dengan kassa steril dan micropore. Kemudian pasien dibaringkan di meja operasi.
D. Pemantauan Selama Tindakan Anestesi
Dilakukan pemantauan keadaan pasien terhadap tindakan anestesi yang telah dilakukan. Pemantauan dilakukan pada fungsi kardiovaskular, fungsi respirasi, serta cairan.
Kardiovaskular: pemantauan terhadap tekanan darah dan frekuensi nadi setiap 5 menit
Respirasi
: inspeksi pernapasan spontan kepada pasien dan saturasi oksigen
Cairan
: monitoring input cairan infus
Lampiran Monitoring Tindakan Operasi
PukulTindakanTDNadiSaturasi
09.30Pasien masuk kamar operasi, dibaringkan di meja operasi kemudian dilakukan pemasangan manset di lengan kiri atas dan pulse oxymetri di ibu jari tangan kanan. Setelah itu dilakukan spinal anestesi menggunakan spinocan no 25, Recain 3cc..139/927099
09.45Operasi dimulaiAsering 500 ccOndancentron 4mg
Dexametason 5mg13