33
LAPORAN KASUS ANESTESI SPINAL PADA RESEKSI ADENOMIOSIS DAN KISTEKTOMI Pembimbing : Dr.Admar Anwar, Sp.An Oleh : Hardianti Rizqi Mutiara (2010730048) STASE ANESTESIA RSIJ CEMPAKA PUTIH FKK UMJ 2015

lapkas 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: lapkas 1

LAPORAN KASUS

ANESTESI SPINAL PADARESEKSI ADENOMIOSIS DAN

KISTEKTOMI

 

Pembimbing : Dr.Admar Anwar, Sp.An

Oleh : Hardianti Rizqi Mutiara (2010730048)

STASE ANESTESIA RSIJ CEMPAKA PUTIHFKK UMJ

2015

Page 2: lapkas 1

KASUS

Page 3: lapkas 1

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. EUmur : 39 tahunAgama : IslamAlamat : JakartaTanggal MRS : 27 03 2015No. RM : 737580

Page 4: lapkas 1

ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri saat haid .

Page 5: lapkas 1

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri haid sejak bulan januari ini. Awalnya nyeri haid memang sering dirasakan sejak masih SMA. Tetapi nyeri haid dari bulan januari ini dirasakan sangat mengganggu hingga mengganggu aktivitas. Pasien juga merasakan nyeri pinggang dan hingga demam.

Riwayat haid tidak teratur, lama haid 7 hari, dan dalam satu hari dapat ganti pembalut hingga 5 kali. Sejak bulan januari juga os mengatakan sering keputihan, warna putih susu dan tidak berbau. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

1 SMRS Os dilakukan USG dan hasilnya ada kista ovarium kiri dan adenimiosis pada rahim. Sehingga dokter menyarankan untuk operasi.

Page 6: lapkas 1

• Os mengaku 1 bulan yang lalu menderita sakit tiphoid dan gastritis dan sampai di rawat

• Asma, hipertensi, DM tidak adaRPD

• Asma, hipertensi, DM ada• Keluhan nyeri haid adikRPK

• Os belum pernah di operasiRiw. Operasi

• Alergi debu dan sering terkena influenza• Tidak ada alergi obat, makanan, dllRiw. Alergi

• Tidak sedang mengkonsumsi obat obatanRiw. Pengobatan

• Os tidak konsumsi alkohol, obat-obat narkotik, dan merokok.Riw. Kebiasaan

Page 7: lapkas 1

PEMERIKSAAN FISIK

KU : komposmentis, tampak sakitTTV : TD : 120/80 mmHg

nadi : 80 x/menitnapas : 20 x/menitsuhu : 36,5oC

Status Gizi :BB : 69 kgTB : 165 cm

Page 8: lapkas 1

STATUS GENERALIS

• Kepala : normosephal, rambut hitam, panjang,distribusi merata, tidak mudah rontok

• Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokhor +/+

• Hidung : septum deviasi (-), sekret -/-• Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah

kotor (-), lidah besar (-), stomatitis (-), gigi goyang (-)

• Leher : benjolan (-), pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar, tiroid (-)

Page 9: lapkas 1

Thoraks

Paru• Inspeksi : simetris, bagian dada yang

tertinggal (-)• Palpasi : vokal fremitus simetris, bagian

dada yang tertinggal (-)• Perkusi : sonor dikedua lapang paru• Auskultasi : vesikular +/+, rh -/-, wh -/-

Page 10: lapkas 1

Jantung• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat• Palpasi : iktus kordis teraba• Perkusi : batas kanan jantung : linea

parasternalis sinistrabatas kiri jantung : linea midklavikularissinistra batas atas jantung : setinggi ICS 3 sinistra

• Auskultasi : BJ1 & BJ2 tunggal, murni, regular, murmur (-), gallop (-)

Page 11: lapkas 1

Abdomen• Inspeksi : datar, bekas luka operasi (-)• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-),

splenomegali (-), hepatomegali (-)• Perkusi : timpani• Auskultasi : bising usus normal

Page 12: lapkas 1

• Kulit : turgor kulit < 2 detik, kering(-), sianosis (-), ikterik (-)

• Punggung : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

• Ekstremitas Atas : akral hangat +/+, sianosis-/-, ikterik -/-, RCT <2 detik

• Ekstremitas Bawah : akral hangat +/+, sianosis -/-, ikterik -/-, RCT <2 detik, udem -/-

Page 13: lapkas 1

Hasil Laboratorium

Darah : Hb : 12,8 Ht : 39L : 10.380Tr : 337.000

Hemostasis :PT : 9,6 APPT : 34,3

Penanda Hepatitis : HBsAg (-)

Page 14: lapkas 1

•Kista ovarium dextra •Adenomiosis

Diagnosis

•Reseksi adenomiosis dan Kistektomi

Penatalaksaan

Page 15: lapkas 1

CATATAN ANESTESIA

Page 16: lapkas 1

PERSIAPAN OPERASI• Izin operasi (+)• Puasa selama 6 jam sebelum operasi• Anamnesis ulang riwayat asma, alergi obat, dll• Pemasangan infus RL dan dibawa keruang operasi

Page 17: lapkas 1

Alur AnestesiaPersiapan

preanastesiR.preOP

Telah terpasang IV lineMeja OP

Pasang Tensi, elektroda,

Spinal Analgesi(Decain+Fentanyl)

Cek Kerja ObatMonitoring TTV & Saturasi O2

op DimulaiMedikasi

Perianestesi

op SelesaiPindah ke RR

Monitoring TTV+SaO2+Skor Aldrete

Pindah ke Ruangan

Page 18: lapkas 1

Obat-obatan Anestesi yg digunakan :• Dekain 20• Narfoz 4• Efedrin 10• Dexamethason 10• Epedrin 10• Epedrin 10• Remopain 30• Clopedin 50

Page 19: lapkas 1

TINJAUAN PUSTAKA

Page 20: lapkas 1

ANALGESIA SPINALPemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang

subaraknoid. Indikasi• bedah ekstremitas bawah• bedah panggul• tindakan sekitar rektum-perineum• bedah obstetri-ginekologi• bedah urologi• bedah abdomen bawah• pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri

biasanya dikombinasi dengan anestesia umum ringan

Page 21: lapkas 1

INDIKASI KONTRA

ABSOLUT :

• pasien menolak• infeksi tempat

suntikan• hipovolemia berat• syok, koagulopati atau

mendapat terapi antikoagulan• TIK meninggi• fasilitas resusitasi

minim• kurang pengalaman

(konsultan anestesi tidak ada)

RELATIF :

• infeksi sistemik (sepsis)• infeksi sekitar daerah

suntikan• kelainan neurologis• kelainan psikis• bedah lama• penyakit jantung• hipovolemia ringan• nyeri punggung kronik

Page 22: lapkas 1

PERSIAPAN

• persetujuan• pemeriksaan fisik • secara

keseluruhan terutama kelainan tulang punggung

• pemeriksaan laboratorium• Hb, Ht, PT, PTT

PERALATAN

1. peralatan monitortekanan darah, nadi, oksimetri denyut (pulse oximeter) dan EKG.

2. peralatan resusitasi / anestesia umum

3. jarum spinal• ujung tajam• ujung pinsil

Page 23: lapkas 1

Teknik• Posisi duduk /tidur lateral

dekubitus dengan tusukan pada garis tengah

• Perubahan posisi berlebihan dalam 30 menit pertama menyebabkan menyebarnya obat

• Setelah dimonitor, tidurkan pasien misal : dekubitus lateral, atau duduk, beri bantal agar vertebra stabil, buat pasien membungkuk maksimal agar prosessus spinosus mudah teraba

Pada kasus ini posisi pasien

duduk

Page 24: lapkas 1

• Perpotongan antara garis yg menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-L5. tentukan tempat tusukan, mis. L2-L3, L3-L4, atau L4-5. • Sterilkan tempat tusukan dengan

betadin atau alkohol• Beri anestetik lokal pd tempat

tusukan, contoh dengan lidokain 1-2% 2-3 ml• Cara tusukan median atau paramedial.

Untuk jarum spinal besar langsung dapat digunakan. Untuk yang kecil 27 G atau 29 G, dianjurkan menggunakan penuntun jarum (introducer) dengan jarum biasa semprit 10 cc. pada kasus menggunakan jarum pencan 26

Page 25: lapkas 1

• Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2 cm agak sedikit ke arah sefal, kemudian masukkan jarum spinal dan mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam harus sejajar dengan serat duramater, yaitu pada posisi tidur miring irisan jarum mengarah ke atas, untuk menghindari kebocoran likuor yang menyebabkan nyeri kepala pasca spinal.• Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum

spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat di masukkan pelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik.

Page 26: lapkas 1

OBAT-OBATAN

Page 27: lapkas 1

BUPIVAKAIN• Penggunaan : anestesia regional• Dosis : spinal 15 – 20 mg• Eliminasi : hati dan paru• Memblok saraf simpatis, motorik, sensorik, proprioseptif

vasodilatasi hipotensi• Efek puncak : spinal 15 menit• Lama aksi : spinal 200-400 menit (diperpanjang dengan

epinefrin)

Kasus Decain 20 mg

Page 28: lapkas 1

Reaksi samping :• kardiovaskular : hipotensi, aritmia, henti jantung• pulmonar : depresi napas• SSP : kejang, tinitus, pandangan kabur• alergi : urtikaria, edema angioneurotik, gejala anafilaksis• epidural/kaudal/spinal : spinal tinggi, hipotensi, retensi urin,

kelemahan & kelumpuhan ekstremitas bawah, kehilangan kontrol sfingter, sakit kepala, nyeri punggung, kelumpuhan saraf kranial, perlambatan persalinan.

Page 29: lapkas 1

Ondansentron (Narvoz)Penggunaan : pencegahan dan pengobtan mual dan muntah pasca bedah akibat kemoterapi.Dosis : Mual pasca bedah : PO 8-16mg

Iv lambat 4mg dalam 1- 5 menitEliminasi : hatiKemasan : suntikan 2mg/mlPenyimpanan: suhu antara 20-30 derajatAwitan aksi : iv < 30 menitLama aksi : iv 24-24 jamReaksi samping :-kardiovaskuler : hipotensi, bradikardi, takikardi-pulmononal: bronkospasme, sesak-GI: konstipasi-lain: penglihatan kabur, hipokalemia

Page 30: lapkas 1

Efedrin

Penggunaan : vasopresor , bronkodilatorDosis : iv 5-20 mg Eliminasi : hati, ginjalKemasan: suntikan 25 mg/ml 50mg/mlEfek puncak : iv 2-5 menit Lama aksi : iv 10-60 menitReaksi samping :-kardiovaskuler : hipertensi, takikardi-Pulmonal : edema paru-SSP : ansietas, tremor-metabolik : hiperglikemia

Page 31: lapkas 1

Dexamethason

Penggunaan : pengobatan penyakit radang, sembab/edema otak, asma, reaksi alergiDosis : 0,5-25 mg ivEliminasi : hatiEfek puncak : efek anti inflamasi 12-24 jamLama aksi : 36-54 jamReaksi samping :-kardiovaskuler : aritmia, gagal jantung-ssp: kejang, TIK meningkat-metabolik: retensi cairan -muskulokeletal: kelemahan

Page 32: lapkas 1

Pethidin(Clopedin)

Penggunaan : pramedikasi, analgesiaDosis : iv lambat 25-100 mg, spinal : 10-50mgEliminasi: hatiAwitan aksi : < 1 menitEfek puncak : 5-20 menitLama aksi : 0,5-3 jamReaksi samping :-kardio: henti jantung, hipotensi- pulmo: depresi napas- Ssp: kejang- Muskulo : kekakuan dinding dada- Alergik : urtikaria

Page 33: lapkas 1

Remopain (Ketorolac)• Dosis IM/IV : 30-60 mg• Menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap

sebagai analgesik yang bekerja secara perifer.• Potensi analgesik 30 mg ketorolac setara dengan 9 mg morfin

dengan perubahan fungsi ventilasi yang bermakna.• Tidak menurunkan MAC anestetik volatil.• Menghambat agregasi trombosit dan memperpanjang masa

perdarahan.• Penghambatan fungsi trombosit menghilang dalam 24-48 jam

setelah obat dihentikan.