31
BAB I KASUS A. IDENTITAS Nama : Tn. S Umur : 40 tahun Alamat : Kel. Sayang Kab. Cianjur Pekerjaan : Wiraswasta Suku : Sunda Agama : Islam Status : Menikah Masuk RS : 2 Mei 2015 B. ANAMNESIS Keluhan Utama Sesak nafas Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit os mengeluh sesak napas. Sesak napas dirasakan hilang timbul, os mengaku merasa cepat lelah, sesak dirasakan apabila os kelelahan setelah melakukan aktivitas sehari-hari, sesak di rasakan juga saat tidur pada malam hari sehingga menggangu tidur, tapi sesak dirasakan berkurang bila berbaring dengan bantal yang disusun 3-4 bantal, dan os sering merasa nyaman dalam posisi duduk. 1 minggu sebelum masuk rumah sakit os mengeluh nyeri perut mendadak setelah makan nasi dan sayur. Perut

Lapkas 1 Dc Agung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

BAB IKASUSA. IDENTITASNama : Tn. SUmur: 40 tahunAlamat: Kel. Sayang Kab. Cianjur Pekerjaan: WiraswastaSuku: SundaAgama: IslamStatus: MenikahMasuk RS: 2 Mei 2015B. ANAMNESIS Keluhan UtamaSesak nafas

Riwayat Penyakit SekarangSejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit os mengeluh sesak napas. Sesak napas dirasakan hilang timbul, os mengaku merasa cepat lelah, sesak dirasakan apabila os kelelahan setelah melakukan aktivitas sehari-hari, sesak di rasakan juga saat tidur pada malam hari sehingga menggangu tidur, tapi sesak dirasakan berkurang bila berbaring dengan bantal yang disusun 3-4 bantal, dan os sering merasa nyaman dalam posisi duduk. 1 minggu sebelum masuk rumah sakit os mengeluh nyeri perut mendadak setelah makan nasi dan sayur. Perut dirasakan nyeri di ulu hati dan terus-menerus. Perut terasa kembung. Ada mual dan muntah. Muntah sebanyak 3x berupa makanan yang dimakan sebelumnya. Os juga mengeluh lemas dan sakit kepala. Tidak ada demam, BAK lancar, BAB lancar. 5 hari SMRS, os mengeluh nyeri ulu hati dan sesak kembali muncul. Sesak semakin bertambah terutama ketika melakukan aktivitas sehari-hari sehingga menganggu. Disini os sudah tidak melakukan aktivitasnya sebagi IRT dan beristirahat. Os pergi ke dokter diberi obat namun lupa nama obatnya dan keluhan sedikit berkurang. 2 hari SMRS, os mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan terus menerus. Os juga mengeluh batuk yang hilang timbul, batuk disertai dahak berwarna putih. Sesak masih dirasakan terutama malam hari. Os juga mengeluh nyeri dada tapi tidak terlalu sakit. Os masih terus meminum obat yang diberikan dokter diklinik. Saat di IGD, os masih mengeluh nyeri di ulu hati, perut terasa kembung dan kadang-kadang terasa sesak. Kemudian dokter memberi obat penghilang rasa nyeri dan nyeri perut berkurang. Saat di RS os mengeluh nyeri di seluruh perut disertai sesak yang dirasakan semakin bertambah sehingga os sulit tidur. Os merasa nyaman apabila duduk. Selain itu os juga merasa kedua kakinya sedikit membengkak. Badan terasa lemas. Perut juga dirasakan agak membesar dan kembung. Os mengeluh BAK jarang, dalam sehari hanya sekali atau 2x tapi sekali BAK yang keluar banyak. Keluhan-keluhan ini merupakan pertama kalinya.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat darah tinggi disangkal Riwayat gula darah disangkal Riwayat sakit maag disangkal Riwayat asma disangkal

Riwayat Penyakit keluargaRiw. Penyakit DM disangkalRiw.Penyakit Jantung dan Hipertensi disangkalRiw. Asma Disangkal

Riwayat psikososialOs mengaku makan teratur 3x sehari, suka makan goreng-gorengan dan hampir setiap hari memakan gorengan dirumah seperti tahu atau tempe goreng. Os tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas. Os merokok 1 bungkus sehari, tidak suka minum kopi dan tidak mengkonsumsi alkohol.

Riwayat Pengobatan Sudah berobat ke dokter dan diberi obat, os lupa nama obatnya. Ada perubahan sementara kemudian muncul lagi keluhannya.

Riwayat AlergiAlergi Makanan (-) dan Alergi Obat (-) disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK KU: Sakit sedangKesadaran: Compos mentisTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 100x/menitPernapasan : 26 x/menitSuhu: 360C

Status generalis Kepala: NormocephalMata: Konjungtiva anemi -/- Sclera ikterik -/- Reflex pupil +/+ , pupil bulat, isokorHidung:Deviasi septum nasi -/- Secret -/- Epistaksis -/-Pernapasan cuping hidung (-)Mulut: Sianosis (-) Bibir kering (-) Stomatitis (-) Lidah kotor (-)Telinga: normotia Tidak ada serumen yang keluar, otitis (-) Leher: Pembesaran KGB (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-) Leher nyeri tekan (-) Thorax : Normochest, jaringan parut (-)Pulmo : Inspeksi simetris, penggunaan otot bantu napas (-), retraksi dinding dada (-), bagian dada yang tertinggal (-) Palpasi vocal fremitus sama kedua lapang paru Perkusi sonor pada kedua lapang paru, batas paru hepar setinggi ICS VI dextra Auskultasi ronkhi -/-, vesicular +/+, wheezing -/-, Cor: Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis teraba di ICS VI ke arah lateral Linea axillaris anterior sinistra Perkusi batas jantung kanan pada ICS II linea parasternalis dextra batas jantung kiri atas pada ICS II linea parasternalis sinistra batas kiri bawah pada ICS VI lateral linea axillaris anterior sinistra Auskultasi BJ I dan II normal, reguler gallop (-), murmur (-)Abdomen Inspeksi cembung , jaringan parut (-) Auskultasi bising usus normal Palpasi Nyeri tekan (+), Hepar teraba 1 jari bac, tepi tumpul, permukaan rata, , nyeri tekan (-) Lien tidak teraba, nyeri tekan (-) Perkusi redup (+), shifting dullness (+),Ekstremitas : akral hangat, edema +/+ , CRT < 2 detik

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan RadiologiKesan : cardiomegali dengan bendungan paru Sistema tulang yang tervisualisasi intact

Gambaran USGKesan : tak tampak kelainan pada hepar, pancreas, VF, lien, dan kedua ren

Gambaran EKG

Irama sinusHR : 110x/mST elevasi (-)T inverted II, III, V5, V6q patologis V1-V6

DAFTAR MASALAH : CHF fc. II OMI anteroseptal Cardiac Sirosis

ASSESSMENT Masalah I : CHF fc.II S : Tn. T, 40 tahun, keluhan sesak di rasakan sejak 2 minggu SMRS, cepat lelah (+), Dyspneu deffort (+), Parocsismal nocturnal dyspnea (+), kepala disusun 3-4 bantal dan pasien sering merasa nyaman dalam posisi duduk, nyeri dada (+), batuk, perut dan kaki membengkak. O : TD: 110/70 mmHg, RR : 26x/m, pada abdomen Perkusi Redup(+), Shifting dullnes (+), batas jantung melebar ke bagian lateral sinistra, pitting udeme +/+hasil pemeriksaan radiologi kardiomegali dengan bendungan paruBagaimana meng-assessment masalah diatas?Gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung paling sering disebabkan oleh gagal kontraktilitas miokard, seperti yang terjadi pada infark miokard, hipertensi lama, atau kardiomiopati.Bagaimana cara mendiagnosis gagal jantung?

Diagnosis dari gagal jantung dapat didasarkan atas kriteria FraminghamKriteria Mayor atau Minor Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika terdapat dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua kriteria minor

Dari kriteria diatas didapatkan beberapa gejala pasien yang masuk kedalam criteria mayor dan minor sesuai yang telah ditetapkan. Klasifikasi New York Heart Association Derajat I Tanpa keterbatasan pada aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan keletihan, palpitasi, sesak, atau nyeri dada Derajat IIAda limitasi aktifitas fisik, timbul sesak napas, rasa lelah, palpitasi, dengan aktifitas fisik biasa namun nyaman dengan istirahat

Derajat IIIAktifitas fisik sangat terbatas. Aktifitas fisik kurang dari biasa sudah menimbulkan gejala, tetapi nyaman sewaktu istirahat Derajat IVKetidakmampuan untuk menjalani aktivitas fisik apapunSetiap aktivitas fisik dilakukan, maka rasa tidak nyaman semakin meningkat.

Dari klasifikasi diatas, berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada pasien maka pasien mengarah pada klasifikasi derajat III.

Klasifikasi Dekompensasi KordisGagal Jantung Kiri Dispneu Orthopneu Paroksimal Nokturnal Dyspneu Batuk Mudah lelah Gelisah dan cemasGagal Jantung Kanan Pitting edema Hepatomegali Asites Anoreksia Nokturia kelemahan

Pemeriksaan penunjang Gagal Jantung Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan gelombang ST dan T Dari foto torax terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru. Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik. Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan penunjang pada pasien yaitu: Pada EKG pasien ditemukan adanya T inverted II, III, V5, V6 Dari foto torax pasien terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru. Penatalaksanaan Gagal jantung: Beban awal (preload) pembatasan cairan pemberian diuretika nitrat atau vasodilator lainnya. Beban akhir (after load) obat-obat vasodilator seperti penghambat ACE , prazosin dan hidralazin. Kontraktilitas obat-obat inotropik seperti digitalis, dopamin, dan dobutamin.

Planning pada pasien : Furosemid 2x40 mg Captopril 3x6,25

Masalah II : OMI anteroseptal S: Tn. T, 40 tahun, mengeluh nyeri dada, Nyeri dada dirasakan seperti tertekan sehingga os merasa sesak. Terkadang sampai keluar keringat dingin. Mual dan muntah juga dirasakan pasien. O : RR: 26x/menit hasil EKG menunjukkan adanya Q patologis V1-V3 OMI (Old Miokard Infark)Penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner. Sumbatan terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung. Tanda dan gejala Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher, dan lengan kiri, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindih, lamanya 30 menit Takikardi Keringat banyak Kadang mual dan muntah Dispnea Abnormal pada pemeriksaan EKG?? Nyeri dada seperti tertekan Keringat banyak Mual sampai muntah Dispnea Gambaran EKG abnormal Q patologis v1-v3OMIPada pasien

Penatalaksanaan Vasodilator nitrogliserin, dapat mengurangi preload, beban kerja jantung dan afterload Antikoagulan heparin Analgetik. Planning pada pasien : Aspilet 1x1 ISDN 3x1

Masalah III : cardiac sirosisS : mengeluh rasa sakit di perut, sesak, nyeri dada, perut dan kaki dirasakan agak membengkak. O: Hepar teraba 1 jari bac, tepi tumpul, permukaan rata, lunak.Abd : Perkusi Redup(+), Shifting dullnes (+), eks : pitting edema +/+

Definisi Cardiac sirosis disebabkan oleh dekompensasi ventrikel kanan jantung, dimana terjadi peningkatan tekanan atrium kanan ke hati melalui vena kava inferior dan vena hepatik. Tanda, gejala dan Pemfis Ikterus Ketidaknyamanan di kuadran kanan atas abdomen (+) Dispnea, ortopnea, angina (+) Pemfis : peningkatan vena jugularis Hepatomegali lunak, kadang masif, batas tepi tegas, dan halus.(+) Splenomegali jarang terjadi Asites dan edema dapat tampak (+)Keluhan-keluhan pada pasien beberapa mengarah pada gejala cardiac sirosis. Dan cardiac sirosis ini pada umunya ditemukan pada pasien dengan CHF.Pemeriksaan Penunjang (Lab) Peningkatan liver function test ALP, GGT, dan bilirubin. Serta hipoalbumin Hiperbilirubinemia Protrombine time terganggu Pada pasien : ALT 218-907 (meningkat)albumin 2.72 (menurun)Penatalaksanaan cardiac sirosisPengobatan penyakit dasar sangat penting untuk manajemen congestive hepatopathy. Ikterus dan asites biasanya respon dengan baik terhadap diuresis. Jika gagal jantung diobatai dengan sukses, awal perubahan histology cardiac sirosis dapat diatasi dan bahkan cardiac fibrosis mungkin secara histologist dan klinis mengalami regresi.Belum ada studi yang menjelaskan bagaimana untuk mengevaluasi tatalaksana dari cardiac sirosis. Penatalaksanaan langsung pada penyakit yang mendasarinya. Pada beberapa kasus, diuresis merupakan medical therapy untuk gejala yang ada.Planning pada pasien ; Curcuma 3x1

TINJAUAN PUSTAKADECOMPENSASI CORDIS/GAGAL JANTUNG

A. PENDAHULUANDecompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr. Ahmad ramali.1994) Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung ( Tabrani, 1998; Price ,1995). Diagnosis dari gagal jantung dapat didasarkan atas kriteria Framingham yaitu 2 dari kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor pada saat bersamaan Kriteria Mayor1. Paroksismal nocturnal dispnea2. Peningkatan tekanan vena jugularis3. Rhonki basah tidak nyaring4. Kardiomegali5. Edema paru akut6. Irama derap S37. Peningkatan tekanan vena 16cm H2O8. Refluks hepatojugular Kriteria minor1. Edema pergelangan kaki2. Batuk malam hari3. Dyspneu deffort4. Hepatomegali5. Efusi pleura6. Kapasitas vital berkurang menjadi maksimum7. Takikardi

Kapasitas FungsionalKlasifikasi New York Heart Association Penilaian Objektif

Class I Pasien dengan penyakit jantung namun tanpa keterbatasan pada aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan keletihan, palpitasi, sesak, atau nyeri anginal

Class II Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik ringan. Pasien merasa nyaman pada waktu istirahat. Aktivitas fisik biasa mengakibatkan kelemahan, palpitasi, sesak, atau nyeri anginal.

Class III Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan keterbatasan bermakna pada aktivitas fisik. Pasien merasa nyaman pada waktu istirahat. Aktivitas fisik yang lebih ringan dari biasanya menyebabkan keletihan, palpitasi, sesak, dan nyeri anginal..

Class IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menjalani aktivitas fisik apapun tanpa rasa tidak nyaman. Gejala gagal jantung atau sindroma angina dapat dialami bahkan pada saat istirahat. Jika aktivitas fisik dilakukan, maka rasa tidak nyaman semakin meningkat.

Sumber: Adaptasi dari New York Heart Association, Inc., Diseases of the Heart and Blood Vessels: Nomenclature and Criteria for Diagnosis, 6th ed. Boston, Little Brown, 1964, p. 114.Insiden penyakit gagal jantung saat ini semakin meningkat. Dimana jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi prevalensinya adalah Congestive Heart Failure (CHF). Di Eropa, tiap tahun terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun. Sedang pada anak anak yang menderita kelainan jantung bawaan, komplikasi gagal jantung terjadi 90% sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi antara umur 5 15 tahun.B. ETIOLOGI Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau yang menurunkan kontraktilitasmiokardium. Keadaan yang meningkatkan beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septumventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensisistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau kardiomyopati.Faktor lain yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai pompa adalah gangguan pengisisanventrikel ( stenosis katup atrioventrikuler ), gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh penyebab tersebut diduga yangpaling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguanpenghantaran kalsium di dalam sarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil( Price. Sylvia A, 1995).

Penyebab kegagalan jantung dikategori kepada tiga penyebab : Stroke volume : isi sekuncup Kontraksi kardiak Preload dan afterload Meliputi : Kerusakan langsung pada jantung (berkurang kemampuan berkontraksi), infark myocarditis,myocarial fibrosis, aneurysma ventricular Ventricular overload terlalu banyak pengisian dari ventricle Overload tekanan (kebanyakan pengisian akhir : stenosis aorta atau arteri pulmonal, hipertensipulmonari Keterbatasan pengisian sistolik ventricular Pericarditis konstriktif atau cardomyopati, atau aritmi, kecepatan yang tinggi,tamponade,mitra; stenosis Ventrucular overload (kebanyakan preload) regurgitasi dari aourta, defek seftum ventricalar.

Decompensai cordis terbagi atas dua macam meliputi :1. Decompensasi cordis kiri/gagal jantung kiriDengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung mengakibatkan pada akhir sistolterdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan keadaan normal sehingga pada masa diatolberikutnya akan bertambah lagi mengakibatkan tekanan distol semakin tinggi, makin lama terjadibendungan didaerah natrium kiri berakibat tejadi peningkatan tekanan dari batas normal padaatrium kiri (normal 10-12 mmHg) dan diikuti pula peninggian tekanan vena pembuluhpulmonalis dan pebuluh darah kapiler di paru, karena ventrikel kanan masih sehat memompadarah terus dalam atrium dalam jumlah yang sesuai dalam waktu cepat tekanan hodrostatikdalam kapiler paru-paru akan menjadi tinggi sehingga melampui 18 mmHg dan terjadi transudasicairan dari pembuluh kapiler paru-paru. Pada saat peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan arteri bronkhialis, terjadi transudasi cairanintertisiel bronkus mengakibatkan edema aliran udara menjadi terganggu biasanya ditemukan adanya bunyi ekspirasi dan menjadi lebih panjang yang lebih dikenal asma kardial fasepermulaan pada gagal jantung, bila tekanan di kapiler makin meninggi cairan transudasi makinbertambah akan keluar dari saluran limfatik karena ketidaka mampuan limfatik untuk,menampungnya (>25 mmHg) sehingga akan tertahan dijaringan intertissiel paru-paru yang makin lama akan menggangu alveoli sebagai tempat pertukaran udara mengakibatkan udemaparu disertai sesak dan makin lama menjadi syok yang lebih dikenal dengan syak cardiogenikdiatandai dengan tekanan diatol menjadi lemah dan rendah serta perfusi menjadi sangat kurangberakibat terdi asidosis otot-otot jantung yang berakibat kematian.Gagalnya kkhususnya pada ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigentubuh yang berakibat dua hal: Tanda-tanda dan gejela penurunan cardiak output seperit dyspnoe de effort (sesak nafas padaakktivitas fisik, ortopnoe (sesak nafas pada saat berbaring dan dapat dikurangi pada saat dudukatau berdiri.kemudian dispnue noktural paroksimalis (sesak nafas pada malam hari atau sesakpada saat terbangun) Dan kongesti paru seperti menurunnya tonus simpatis, darah balik yang bertambah, penurunanpada pusat pernafasan, edema paru, takikardia, Disfungsi diatolik, dimana ketidakmampuan relaksasi distolik dini ( proses aktif yangtergantung pada energi) dan kekakuan dindiing ventrikel.2. Decompensasi cordis kananKegagalan venrikel kanan akibat bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naikpada sirkulasi pada paru-paru, berakibat membaliknya kembali kedalam sirkulasi sistemik,peningkatan volume vena dan tekanan mendorong cairan keintertisiel masuk kedalam (edemaperier) (long, 1996). Kegagalan ini akibat jantung kanan tidak dapat khususnya ventrikel kanantidak bisa berkontraksi dengan optimal , terjadi bendungan diatrium kanan dan vena kapa superior dan inferior dan tampak gejala yang ada adalah udema perifer, hepatomegali,splenomegali, dan tampak nyata penurunan tekanan darah yang cepat. hal ini akibaat vetrikel kanan pada saat sisitol tidak mampu memompa darah keluar sehingga saat berikutnya tekanan akhirdiatolik ventrikel kanan makin meningkat demikin pula mengakibatkan tekanan dalam atrium meninggi diikuti oleh bendungan darah vena kava supperior dan vena kava inferior serta selruhsistem vena tampak gejal klinis adalah terjadinya bendungan vena jugularis eksterna, vena hepatika (tejadi hepatomegali, vena lienalis (splenomegali) dan bendungan-bedungan pada padaena-vena perifer. Dan apabila tekanan hidristik pada di pembuluh kapiler meningkat melampuitakanan osmotik plasma maka terjadinya edema perifer.C. PATOFISIOLOGIBerdasarkan hubungan antara aktivitas tubuh dengan keluhan dekompensasi dapat dibagiberdasarkan klisifikasi sebagai berikut:I. Pasien dg P. Jantung tetapi tidak memiliki keluhan pd kegiatan sehari-hari II. Pasien dengan penyakit jantung yang menimbulkan hambtan aktivitas hanya sedikit, akantetapi jika ada kegaiatn berlebih akan menimbulkan capek, berdebar, sesak serta angina III. Pasien dengan penyakit jantung dimana aktivitas jasmani sangat terbatas dan hanya merasa sehat jika beristirahat.IV. Pasien dengan penyakit jantung yang sedikit saja bergerak langsung menimbulkan sesaknafas atau istirahat juga menimbulkan sesak nafas.Konsep terjadinya gagal jantung dan efeknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dapat dilihatpada gambar berikut :

Hipertensi,iskhemia,infak,mitral valve/ aorta valve defect Penurunan kontraktilitas miokardium Penurunan curah jantung volume darah arteri efektiflepasnya muatan saraf simpatis Meningkatkan pelepasan \ renin angiotensin II Tekanan darah dipertahankanMekan tekanan vena vasokontriksi ginjal mekan sekresi aldosteron

Menurunkan GFR nefron mekan reabsorbsi NA+ dan HO di tubulus Menurunkan eksresi Na+ dan HO dalam urinManingkatkan Na dan HO total tubuh EdemaD. GEJALA KLINISSecara hemodinamik, gejala klinis gagal jantung pada bayi dan anak dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu :1. Gejala perubahan pada jantung/kerja jantung.a. Takikardiab. Kardiomegalic. Failure to thrived. Keringat berlebihane. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjadi akibat menurunnya curah jantung.2. Gejala kongesti.a. Takipneab. Kesukaran minumc. Wheezingd. Kapasitas vital menurun3. Gejala bendungan sistem venaa. Hepatomegalib. Peninggian tekanan vena jugularisc. EdemaE. DIAGNOSIS1.Keluhan penderita berdasarkan tanda dan gejala klinis2.Pemeriksaan fisik EKG untuk melihat ada tidaknya infark myocardial akut, dan guna mengkaji kompensaai sepperti hipertropi ventrikel3.Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik padapenyakit jantung kotoner4.Rontgen thorak untuk melihat adanya kongesti pada paru dan pembesaran jantung5.echocardiogram, gated pool imaging, dan kateterisasi arteri polmonal.utuk menyajikandata tentang fungsi jantungF. PENATALAKSANAANObat untuk Penatalaksanaan Gagal Jantung Akut

A. Dosis PermulaanDosis Maksimal

Vasodilators

Nitroglycerin20 g/menit40400 g/menit

Nitroprusside10 g/menit30350 g/menit

NesiritideBolus 2 g/kg0.010.03 g/kg permenita

Inotropes

Dobutamine12 g/kg per menit210 g/kg per menitb

MilrinoneBolus 50 g/kg0.10.75 g/kg per menitb

Dopamine12 g/kg per menit24 g/kg per menitb

LevosimendanBolus 12 g/kg0.10.2 g/kg per menitc

Vasoconstrictors

Dopamine for hypotension5 g/kg per menit515 g/kg per menit

Epinephrine0.5 g/kg per menit50 g/kg per menit

Phenylephrine0.3 g/kg per menit3 g/kg per menit

Vasopression0.05 units/menit0.10.4 units/ menit

Obat yang digunakan dalam penatalaksanaan Gagal Jantung (EF