21
BAB I DASAR TEORI 1.1 Oklusi dan Jenis-Jenis Oklusi Oklusi berasal dari kata “occlude” yang berarti menutup. Jadi oklusi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada maksila dan mandibula berkontak saat mulut menutup. Menurut Klineberg, oklusi adalah hubungan biologik yang dinamis dari seluruh komponen sistem mastikasi dalam keadaan permukaan gigi atas dan bawah berkontak pada saat berfungsi dan tidak berfungsi, misalnya integrasi fungsi otot rahang, sendi, dan gigi geligi. Oklusi yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu : 1) Pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari alat- alat pengunyah 2) Integritas (hubungan) yang normal dari gigi-geligi 3) Fungsi yang normal dari otot-otot 4) Hubungan yang normal dari TMJ 5) Variasi genetic 6) Kebiasaan 7) Trauma Oklusi ideal adalah konsep teoritis, sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Oklusi 1

Bab i 4 Oklusi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum blok Sistem Stomatognasi 1

Citation preview

Page 1: Bab i 4 Oklusi

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Oklusi dan Jenis-Jenis Oklusi

Oklusi berasal dari kata “occlude” yang berarti menutup. Jadi oklusi dapat

diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada maksila dan mandibula

berkontak saat mulut menutup. Menurut Klineberg, oklusi adalah hubungan

biologik yang dinamis dari seluruh komponen sistem mastikasi dalam keadaan

permukaan gigi atas dan bawah berkontak pada saat berfungsi dan tidak berfungsi,

misalnya integrasi fungsi otot rahang, sendi, dan gigi geligi.

Oklusi yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga saling

mempengaruhi satu sama lain, yaitu :

1) Pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari alat-alat pengunyah

2) Integritas (hubungan) yang normal dari gigi-geligi

3) Fungsi yang normal dari otot-otot

4) Hubungan yang normal dari TMJ

5) Variasi genetic

6) Kebiasaan

7) Trauma

Oklusi ideal adalah konsep teoritis, sukar atau bahkan tidak mungkin

terjadi pada manusia. Oklusi ideal tercapai ketika gigi memiliki overjet

anterior dan posterior sebesar 2mm, dan overbite anterior sebesar 2mm

dan midline gigi yang berhimpit. Namun, hal ini merupakan hal yang sulit

dicapai dan tidak terlalu penting dibandingkan kebutuhan untuk mencapai

efisiensi mastikasi. Oklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk

hirroglyphics (cusp, ridge dan groove) gigi geligi ideal, tapi hal ini akan

sulit dicapai sebab dalam proses pemakaiannya seringkali gigi-geligi

tersebut telah mengalami perubahan. Macam-macam perubahan yang

dapat terjadi adalah atrisi dan abrasi. Atrasi adalah keausan gigi yang

1

Page 2: Bab i 4 Oklusi

disebabkan faktor fisiologi (misalnya gesekan antar gigi) , sedangkan

abrasi adalah keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis, misalnya

menyikat gigi.

Oklusi normal adalah hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada

rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi –geligi

dikontakkan dan  condylus berada dalam fossa glenoidea.

Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi didalam lengkung teratur

dengan baik, kontak proksimal dan marginal ridge baik, kurva Spee yang

ideal, hubungan serasi antara gigi geligi rahang atas dan bawah, gigi dan

tulang rahang terhadap tulang kranium dan otot di sekitarnya. Jadi, pada

oklusi normal, akan tercapai hubungan yang baik antara gigi geligi, otot,

dan sendi TMJ sehingga tercapainya efisiensi mastikasi yang baik.

Pada oklusi normal, ketika gigi berkontak maka terdapat interdigitasi

maksimal serta overbite dan overjet yang minimal. Cusp mesio-bukal M1

RA berada di groove mesio-bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1 RA

berada di celah antara M1 dan M2 RB dan seluruh jaringan periodontal

secara harmonis dengan kepala dan wajah. Apabila terjadi perubahan

terhadap oklusi normal seperti yang terjadi pada kondisi kehilangan gigi,

destruksi substansi gigi, migrasi gigi maka sebagai akibatnya antara lain

maloklusi.

Oklusi sentral (centric occlusion) adalah hubungan yang harmonis antara

cusp dan incline plane dari gigi maksila dan mandibula saat rahang

menutup dan kondylus terletak wajar di bagian paling belakang cekungan

sendi. Relasi sentrik adalah posisi yang sentral atau wajar dari mandibula

apabila permukaan antero-superior dari kondylus saat berkontak dengan

cekungan dari diskus artikularis.

2

Page 3: Bab i 4 Oklusi

Oklusi memiliki 2 aspek. Aspek yang pertama adalah statis yang

mengarah kepada bentuk, susunan, dan artikulasi gigi geligi pada dan antara

lengkung gigi, dan hubungan antara gigi geligi dengan jaringan penyangga.

Aspek yang kedua adalah dinamis yang mengarah kepada fungsi system

stomatognatik ang terdiri dari gigi geligi, jaringan penyangga, sendi.

Oklusi statis adalah kontak permukaan oklusal gigi-gigi rahang bawah

terhadap antagonisnya. menurut Foster (2001) oklusi statis adalah

hubungan atau kontak yang statis antara gigi rahang atas dengan rahang

bawah. Oklusi fungsional merupakan gerak dinamis dari rahang bawah

sehingga terjadi kontak dengan rahang atas saat sedang melakukan fungsi

tertentu seperti mengunyah, berbicara, dan sebagainya.

Oklusi dinamis adalah pergerakan RB menutup dari posisi istirahat

sampai permukaan oklusal gigi-gigi RB berkontak dengan RA dan

kondilus berada pada posisi paling posterior (tanpa paksaan) dalam TMJ.

1.2 Posisi Oklusal Maksila Mandibula

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini

sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat

pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra

posisi ataupun overhanging restoration.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya

2) Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun

RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3) Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada

saat RB digerakkan ke anterior

3

Page 4: Bab i 4 Oklusi

4) Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada

saat RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2) Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak

3) Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior.

4) Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas.

(Hamzah, Zahreni,dkk)

4

Page 5: Bab i 4 Oklusi

BAB II

HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

2.1 HASIL PERCOBAAN

2.1.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.1.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Jenis Kelamin

Orang CobaPosisi Oklusi Sisi Kanan Sisi Kiri

Cusp to marginal

ridge

RA = 11, 12

RB = 41, 42

RA = 21, 22

RB = 31, 32

Cusp to fossaRA = 16, 17

RB = 46, 47

RA = 27

RB = 37

Cusp to marginal

ridge

RA = 11, 12

RB = 41, 42

RA = 21

RB = 31

Cusp to fossa- -

2.1.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Jenis Kelamin

Orang Coba

Hubungan Gigi Geligi Posterior

Posisi Bagian KiriBagian

Kanan

Cusp ke marginal ridge

Cusp ke fossa

P2, M1, M2

-

M2

P1

Cusp ke marginal ridge

Cusp ke fossa

-

M2

P1

-

5

Page 6: Bab i 4 Oklusi

2.1.1.3 Pemeriksaan overbite dan overjet

Jenis Kelamin Orang

CobaOverbite Overjet

3 mm 3 mm

5 mm 7 mm

2.1.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Gerakan Orang Coba Normal Hambatan

Oklusi sentrik-

Relasi sentris ke oklusi

sentries -

Pergerakan mandibula ke

anterior -

Jenis

Kelamin

Orang Coba

Gerakan

Oklusi

Gigi Geligi yang Mengalami Kontak

Prematur (Ditandai Spot yang Tebal)

ICP 11, 12, 41, 42, 21, 23, 25, 31, 32

RCP 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23,24

PCP 36, 37, 26

6

Page 7: Bab i 4 Oklusi

2.1.2 Pemeriksaan Hubunga Mandibula terhadap Maksila

2.1.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

Coba

Jarak Gigit saat Oklusi

Sentris

Jarak Gigi saat Relasi

Sentris

14 mm 9 mm

22 mm 3 mm

Jenis Kelamin Orang CobaJarak Pergeseran dari Posisi ICP ke RCP

(mm)

15

21

2.1.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Jenis Kelamin Orang Coba Free Way Space (mm)

17

24

2.1.2.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamk / Artikulasi

Jenis Kelamin

Orang Coba

Oklusi Geligi pada

SIsi Kerja

Kontak Geligi pada Sisi

Keseimbangan

1Kontak Kontak

2- -

7

Page 8: Bab i 4 Oklusi

Jenis Kelamin Orang CobaPola Oklusi (BBO/UBO/MPO/tidak dapat

diklasifikasikan)

1BBO

2MBO

2.2 PERTANYAAN DAN JAWABAN

(1) Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih

posterior ? Ya, rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior

setelah RCP

(2) Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya

terjadi kontak gigi geligi RA dan RB yang bagaimana? Pada keadaan

normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak

gigi geligi RA dan RB yang menghasilkan tekanan yang seimbang pada

kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik. Hal ini

dapat terjadi saat cusp mesio-bukal M1 RA berada di groove mesio-

bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1 RA berada di celah antara M1

dan M2 RB.

(3) Hubungan terbanyak antara gigi RA dan RB adalah kontak yang

bagaimana? (ICP, RCP atau PCP). Hubungan terbanyak antara gigi RA

dan RB adalah kontak yang RCP (Retruded Contact Position), karena

rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

(4) Pada orang normal pada oklusi terbanyak adalah UBO, BBO, atau

MPO? Pada orang normal pada oklusi terbanyak adalah BBO

(Bilateral Balanced Oclussion).

(5) Berapa besar Free way space normal? Besar Free way space normal

adalah 2-4 mm.

8

Page 9: Bab i 4 Oklusi

(6) Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to margin ? Gigi-

gigi posterior yang mengalami Cusp to margin adalah P1 kanan, P2

kiri, M1 kanan, M1 kiri, dan M2 kiri.

(7) Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to fossa ? Gigi-gigi

posterior yang mengalami Cusp to fossa yaitu P1 kanan.

(8) Untuk mencapai posisi working side, dimana posisi cusp gigi posterior

RB? Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB

berkontak dengan cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB

gigi posterior, berkontak dengan gigi posterior RB pada posisi mesio-

bukalnya.

9

Page 10: Bab i 4 Oklusi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEMERIKSAAN OKLUSI GIGI-GELIGI

3.1.1 PEMERIKSAAN OKLUSI STATIK

Pada percobaan pertama, yakni pemeriksaan oklusi statik, didapatkan

teraan cusp to marginal ridge yang dilihat dari cusp fungsional gigi rahang atas

dan bawah saling bersandar pada marginal ridge posterior antagonisnya dengan

hasil tidak ditemukan kontak pada gigi posterior. Dari data hasil pemeriksaan

pada orang coba jenis kelamin laki-laki dan perempuan hanya ditemukan kontak

statis pada gigi insisivus sentral dan lateral (sisi kanan 11=41, 12=42 sisi kiri

21=31, 22=32). Oklusi statik ini sendiri merupakan hubungan gigi geligi rahang

atas dan rahang bawah dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi

geligi dalam keadaaan tidak berfungsi. Pada oklusi statik, hubungan cusp

fungsional gigi geligi posterior berada pada posisi cusp to marginal dan cusp

fungsional pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat

ditentukan jarak gigit dan jarak tinggi gigit dalam satuan millimeter (mm).

3.1.2 PEMERIKSAAN OKLUSI SENTRIK

Pada percobaan kedua, yakni pemeriksaan oklusi sentrik didapatkan

hubungan gigi geligi posterior rahang atas dan rahang bawah adanya kontak pada

sisi kanan gigi dengan kontak cusp to marginal ridge pada gigi Molar 2 baik pada

orang coba laki-laki dan perempuan dan sisi kiri gigi Molar I dan II pada orang

coba perempuan. Sedangkan pada kontak cusp to fossa tidak didapatkan kontak

pada gigi posterior. Oklusi sentrik ini sendiri merupakan posisi kontak maksimal

dari gig geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi

berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya

posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak

10

Page 11: Bab i 4 Oklusi

antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila terdapat

gigi supra-posisi ataupun overhanging restoration.

3.1.3 PEMERIKSAAN OVERBITE DAN OVERJET

Pemeriksaan selanjutnya adalah overbite dan overjet. Dari pemeriksaan,

pada orang coba pertama dengan jenis kelamin pria, didapatkan overbite sebesar

3mm sedangkan overjetnya 3mm. Pada orang coba kedua dengan jenis kelamin

perempuan, didapatkan jarak overbite 5 mm dan jarak overjet 7 mm. Ukuran

overjet normal berkisar antara 2-4 mm, sedangkan ukuran overbite normal sekitar

2-3 mm. Maka,berdasarkan data hasil percobaan dapat dikatakan bahwa overbite

pada orang coba pertama normal sedangkan pada orang kedua tidak normal. Hal

ini disebabkan karena orang coba kedua sedang melakukan perawatan ortodontik,

sehingga retraksi atau penarikan dari insisivus yang didapatkan selama perawatan

ortodontik akan mempengaruhi overjet dan overbite.

3.1.4 PEMERIKSAAN OKLUSI IDEAL

Pada pemeriksaan oklusi ideal didapatkan hasil oklusi sentrik dari orang

coba ada hambatan sedangkan relasi sentris ke oklusi sentris dan pergerakan

mandibula ke anterior normal. Gerakan oklusi ICP pada orang coba pertama

terjadi pada gigi insisivus pertama atas kanan , insisivus kedua atas kanan,

insisivus pertama atas kiri, caninus atas kiri, premolar atas kiri, insisivus pertama

dan kedua bawah kiri. Gerakan RCP terjadi pada gigi insisivus pertama atas kanan

, insisivus kedua atas kanan, caninus atas kanan, premolar pertama atas kanan,

premolar kedua atas kanan, insisivus pertama atas kanan, molar pertama atas

kanan, molar kedua atas kanan, insisiv kedua kiri atas, caninus atas kiri, premolar

pertama atas kiri, premolar kedua atas kiri, molar pertama atas kiri, molar kedua

atas kri dan molar kedua bawah kiri. Sedangkan PCP pada orang coba ketiga

terjadi pada molar pertama dan kedua kiri bawah dan molar pertama kiri atas.

11

Page 12: Bab i 4 Oklusi

3.2 PEMERIKSAAN HUBUNGAN MANDIBULA TERHADAP

MAKSILA

3.2.1 PEMERIKSAAN RELASI SENTRIK

Pada percobaan mengenai hubungan maksila terhadap mandibula,

praktikan mengintruksikan orang coba untuk membuka dan kemudian menutup

mulut sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh, didapatkan hasil bahwa jarak

horizontal insisal incisive rahang atas terhadap labial incisive rahang bawah pada

orang coba pertama adalah sebesar 4 mm dan pada orang coba kedua sebesar

2mm. Jarak yang didapatkan pada percobaan ini disebut jarak gigit saat oklusi

sentries. Kemudian orang coba diinstruksikan untuk menggerakkan mandibular

kebelakang dan rahang bawah digerakkan keposisi paling posterior, didapatkan

hasil bahwa jarak horizontal insisal incisive rahang atas terhadap bidang labial

incisive rahang bawah pada orang coba pertama adalah sebesar 9mm dan pada

orang coba kedua sebesar 3mm. Jarak yang didapatkan pada percobaan ini disebut

.jarak gigi saat relasi sentris.

Untuk percobaan pemeriksaan jarak pergeseran jarak dari posisi ICP ke

RCP, praktikan mengintruksikan orang coba untuk membuka mulut dan

dilanjutkan menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang saling menyentuh

(ICP) dan kemudian diberi tanda garis dengan pensil tinta pada permukaan gigi

premolar pertama rahang atas yang bersambung dengan rahang bawah kiri dan

kanan, kemudian orang coba diinstruksi untuk menggerakkan rahang bawah ke

posisi paling posterior namun rahang bawah masih mampu bergerak ke arah

lateral tanpa rasa nyeri (RCP)beri tanda seperti pada saat posisi ICP, dan

didapatkan hasil bahwa jarak pergeseran posisi dari ICP ke RCP pada orang coba

pertama adalah 5mm dan pada orang coba kedua sebesar 1mm.

3.2.2 PEMERIKSAAN PHYSIOLOGICAL REST POSITION

Pada percobaan ini, praktikan mengintruksikan orang coba untuk

membuka mulut kemudian menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang

menyentuh. Kemudian jarak antara oklusal disebut sebagai free way space ( jarak

antara oklusal gigi premolar rahang atas dan rahang bawah) diukur, dan hasil yang

12

Page 13: Bab i 4 Oklusi

di dapat pada orang coba pertama adalah adalah 7mm. Sedangkan pada orang

coba kedua free way space sebesar 4mm. Normalnya free way space 2- 6 mm.

Perbedaan pada orang coba pertama dan kedua bisa disebabkan karena perbedaan

lengkung permukaan oklusal gigi. Selain itu bisa disebabkan orang coba pertama

mengalami penurunan dimensi vertikal (jarak antara rahang atas dan rahang

bawah) yang juga dapat mengurangi freeway space.

3.2.3 PEMERIKSAAN OKLUSI DINAMIK

Pada pemeriksaan oklusi dinamik atau artikulasi kali ini, diperoleh data

pada orang coba pertama oklusi gigi geligi pada sisi kerja terjadi kontak, dan

oklusi gigi pada sisi keseimbangan juga terjadi kontak. Namun pada orang coba

kedua oklusi gigi geligi pada sisi kerja tidak kontak, dan oklusi geligi pada sisi

keseimbangan juga tidak kontak. Sehingga dapat diambil kesimpulan orang

pertama termasuk dalam pola oklusi BBO (Bilateral Balanced Occlusion) dimana

gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam

keadaan kontak. Sedangkan orang kedua termasuk dalam pola oklusi MBO

( Mutually balanced Occlusion) yaitu dijumpai kontak ringan atau tidak kontak

pada gigi geligi anterior dan pada gigi sedang tidak terjadi kontak.

Oklusi dinamik ini sendiri merupakan hubungan antara gigi geligi rahang

atas dan rahang bawah pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah

lateral (samping) ataupun ke depan (antero-posterior). Oklusi yang terjadi karena

pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara

cusp bukal rahang atas dan cusp molar rahang bawah; dan sisi keseimbangan

(balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan

oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.

13

Page 14: Bab i 4 Oklusi

BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan oklusi gigi-geligi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa oklusi merupakan kontak antara gigi-gigi pada maksila dengan gigi-gigi

pada mandibula. Adapun terdapat bermacam-macam jenis oklusi, dimana setiap

oklusi berhubungan dengan keadaan anatomi maupun fisiologi setiap individu.

14

Page 15: Bab i 4 Oklusi

DAFTAR PUSTAKA

Foster, T. D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC. Hal 32-35.

Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif. Surabaya : Airlangga University Press.

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127470-R22-PH-177 Hubungan%20perilaku

Literatur.pdf

Verniati, Linda. “Maloklusi dan Hubungannya dengan Gangguan Sistem

Pencernaan” 11. Ppt

15