21
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan berjudul “Laporan Praktikum Fisiologi Oklusi Gigi Geligi”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum fisiologi blok sistem stogmatonasi 1 Fakulas Kedokteran Gigi Universitas Jember . Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Drg.Rditya Nugroho, Sp.KG selaku dosen pembimbing yang telah membimbing jalannya praktikum fisiolohi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember ,memberi masukan dan yang membantu pengembangan ilmu yang telah didapatkan. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan 1

Laporan Fisio Oklusi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oklusi

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan berjudul Laporan Praktikum Fisiologi Oklusi Gigi Geligi. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum fisiologi blok sistem stogmatonasi 1 Fakulas Kedokteran Gigi Universitas Jember .Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :1. Drg.Rditya Nugroho, Sp.KG selaku dosen pembimbing yang telah membimbing jalannya praktikum fisiolohi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember ,memberi masukan dan yang membantu pengembangan ilmu yang telah didapatkan.2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 14 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar isi2BAB 1. PENDAHULUAN3BAB 2. HASIL PENGAMATAN7BAB 3. PEMBAHASAN11BAB 4. KESIMPULAN14Daftar Pustaka15

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Landasan TeoriOklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi.1.1.1 Konsep Dasar Oklusia. Oklusi seimbangoklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik. b. Oklusi morfologisoklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.c. Oklusi dinamisoklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).1.1.2 Jenis-Jenis Oklusia. Oklusi Ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.b. Oklusi Normal, menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:1. oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. 2. oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior). Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side. c. Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.

1.1.3 Kontak Gigi GeligiKontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral. (Hamzah, Zahreni,dkk)

1.1.4 Hubungan Mandibula Terhadap MaksilaRelasi Sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi sentris atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih memungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam keadaan ICP atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.Jarak Inter-Oklusal, Jarak antara oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukan otot-otot kelompok elevator dan depresor tonus dan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dan kondili dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu.1.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi OklusiOklusi pada masing-masing individu tidaklah sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain:Variasi genetikPerkembangan gigi-geligi secara acakAdanya gigi-gigi supernumeraryOtot-otot dan jaringan sekitar rongga mulutKebiasaanTrauma

BAB IIHASIL PENGAMATAN

2.1 Tabel Hasil Pengamatan2.1.1Pemeriksaan Oklusi SentrikRELASI GIGINOMOR GIGI

Rahang Atas2726252414151617

Rahang Bawah3736353445464747

2.1.2 Pemeriksaan Relasi SentrikRELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAOverjet (mm)

OKLUSI SENTRIK2 mm

RELASI SENTRIK4 mm

2.1.3Pemeriksaan Physiological Rest PositionRELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAFree way space (mm)

Physiological Rest Position4,5 mm

2.1.4Pemeriksaan Oklusi SentrikRELASI GIGI ANTERIORJarak (mm)

Overjet3,5 mm

Overbite5 mm

Cusp to marginal ridge141516

444546

Cusp to fossa

2.1.5Pemeriksaan Oklusi DinamikTipe Oklusi Dinamik pada orang coba adalah Unilateral Balanced Occlusion. 2.1.6Pemeriksaan Oklusi yang Ideal NOINDIKATORYATIDAK

1.Saat melakukan oklusi sentris, apakah hubungan kedua rahang stabilV

2.Saat melakukan oklusi sentrik, apakah mengalami hambatan.V

3.Saat melakukan pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris apakah mengalami hambatan.V

4.Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior, apakah mengalami hambatan.V

5.Apakah ada kontak prematur pada saat Intercuspal Contac Position (ICP).V

6.Apakah ada kontak prematur pada saat Retruded Contac Position (RCP).V

7.Apakah ada kontak prematur pada saat Protusif Contac Position (PCP).V

Jika ada kontak prematur, catat pada tabel berikut:NoRelasi GigiGigi yang mengalami kontak prematur

1ICP37

27

2RCP4136

1126

3PCP3142

2112

2.1.7Pemeriksaan Gerakan Mandibula NOKEGIATANHASIL PENGAMATAN

1.Gerakan Mandibula Membuka-Menutup MulutProc. Condylaris mengalami pergerakan yang tidak simetris, kanan lebih dominan

2.Gerakan Mandibula ke arah Anterior-PosteriorProc. Condylaris mengalami pergerakan yang tidak simetris, kanan lebih dominan

3.Pemeriksaan Gerakan Mandibula ke arah LateralProc. Condylaris mengalami pergerakan yang tidak simetris, kanan lebih dominan

4,Kordinasi Gerakan MandibulaTidak simetris

5.Gerakan Mandibula

a. Saat menundukSimetris

b. Saat menengadahSimetris

c. Saat tidur terlentangSimetris

d. Saat tidur miring ke sampingSimetris

e. Saat duduk istirahatSimetris

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. Pemeriksaan Oklusi SentrikPada pemeriksaan oklusi sentrik ini orang coba yang berjenis kelamin perempuan dalam posisi duduk dengan tenang, dengan posisi bidang oklusi sejajar lantai. Kemudian instruksikan untuk membuka mulut lalu menutupkan mulut sampai gigi pada kedua rahang saling menyentuh .Lalu mencatat hubungan gig Pada percobaan ini, kami menggunakan orang coba dengan jenis I posterior rahang atas terhadap rahang bawah.Pada orang coba hubungan gigi-geligi posterior adalah pada rahang kiri P1, P2, M1 dan M2 berkontak dengan pasangannya masing-masing. Sedangkan pada rahang kiri, P1 atas dengan P2 bawah, P2 atas dengan M1 bawah, M1 atas dengan M2 bawah dan M2 atas dengan M2 bawah3.2. Pemeriksaan Relasi Sentrik Oklusi sentrikPada percobaan ini, kami mengukur jarak gigit orang coba yang berjenis elamin perempuan dengan menggunakan jangka . Orang coba diinstriksikan untuk membuka dan menutuk mulut sebanyak 3 kali lalu kami mencatat jarak overjet dengan jangka dan didapatkan hasil 2 mm. Hal ini dikatakan normal, karena jarak normal overjet pada oklusi sentrik 2-3mm. Relasi sentrikPada percobaan ini, orang coba diinstruksikan untuk menggerakkan mandibula ke belakang dengan dibantu oleh operator sehingga dididapatkan oklusi sentrik. Lalu diukur jaraj overjet menggunakan jangka yang selanjutnya diukur pada penggaris. Didapatkan hasil yaitu 4 mm. Hal ini dikatakan normal karena jarak overjet normal pada relasi sentrik adalah 4-6mm.3.3. Pemeriksaan Physiological Rest PositionOrang coba melakukan posisi istirahat dan mandibula dalam keadaan rileks dan posisi tegak lurus, dalam posisi non oklusal mandibula yaitu posisi physiological rest position, selanjutnya perhatikan otot-otot harus dalam keadaan istirahat. Orang coba diminta untuk membuka kedua bibir orang coba tanpa menimbulkan gerakan pada rahangnya. Kemudian dimulai pengukuran jarak oklusal sebagai free way space. Selisih antara dimensi vertical saat gigi geligi beroklusi dan saat mandibula istirahat disebut freeway space. Range freeway space normal adalah berkisar 2-4 mm. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,pada orang coba dengan jenis kelamin perempuan diketahui memiliki freeway space 4,5 mm. Hal ini dikatakan kurang normal.3.4. Pemeriksaan Oklusi Senterik (Overbite dan Overjet)Pada percobaan ini dilakukan pengukuran overjet dan overbite. Overjet atau jarak gigit adalah jarak horizontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi incisivus pertama RB. Sedangkan Overbite atau tinggi gigit adalah jarak vertical antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. Overbite dan overjet normal yaitu sekitar 2 4 mm. Berdasarkan percobaan didapatkan overjet pada orang coba 3, mm. Sedangkan untuk overbite 5 mm sehingga menyebabkan gigi terlihat lebih maju kedepan.3.5. Pemeriksaan Oklusi Dinamikn/ArtikulasiPada posisi duduk dengan tenang, orang coba diminta menggerakan RB ke lateral sampai didapatkan cusp bukal RA dan RB bersentuhan. Kemudian instruksikan orang coba untuk melakukan gerakan gerakan RB ke lateral, tentukan sisi kerja (working side) dan sisi keseimbangan (balancing side). Selanjutnya tentukan pola oklusinya.Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada orang diperoleh data bahwa oklusi gigi geligi pada sisi kerja terjadi kontak dan oklusi gigi pada sisi keseimbangannya terjadi kontak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa orang coba pola oklusinya adalah BBO (Bilateral Balanced Occlusion) dimana gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak..

3.6. Pemeriksaan Oklusi Ideal oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan. Pada percobaan ini, kami mengamati ketika orang coba melakukan oklusi sentris, pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris, pergerakan mandibula ke anterior dan ke segala arah, ketika orang coba melakukan ICP,RCP dan PCP.Berdasarkan percobaan didapatkan untuk oklusi sentrik, relasi sentris ke oklusi sentris dan pergerakan mandibula ke anterior pada orang coba semuanya normal. Untuk gerakan oklusi ICP, gigi geligi yang mengalami kontak prematur adalah pada gigi M2 kiri. Pada gerakan oklusi RCP, gigi geligi yang mengalami kontak prematur adalah gigi M1 pada sisi kiri dan gigi I1 kanan. Sedangkan pada gerakan oklusi PCP, gigi geligi yang mengalami kontak prenatur adalah gigi I1 kiri dan I2 kanan.

BAB IVKESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :1. Oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung dalam suatu hubungan-hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognasi terhadapa permukaan gigi-geligi yang berkontok dalam keadaan berfungsi.2. Oklusi dikatakan baik/benar apabila hubungan kontak antara gigi-geligi pada rahang bawah dan rahang atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik.3. Dikenal 2 macam istilah oklusi yaitu oklusi ideal dan oklusi normal4. Oklusi normal dikelompokan dalam 2 jenis yaitu oklusi statik dan dinamik.

DAFTAR PUSTAKA

Bishara S.E. 2001.Text Bookof Orthodontics. America:WB.Saunders CoChandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Anatomy Physiology and Occlusion. New Delhi: Jaypee Brothers PublishersFoster, T. D. 1997.Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC. Hal 32-35.Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991.Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif.Surabaya : Airlangga University Press.Thomson, Hamist. 1994. Oklusi ed.2. Jakarta: EGC

1