24
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………………… 1 BAB I DASAR TEORI ……………………………………………………… 2 BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………………… 6 BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………… 11 BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………. 17 BAB V DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 18 1

Laporan Fisiologi Oklusi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan

Citation preview

Page 1: Laporan Fisiologi Oklusi

DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………………………… 1

BAB I DASAR TEORI ……………………………………………………… 2

BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………………… 6

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………… 11

BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………. 17

BAB V DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 18

1

Page 2: Laporan Fisiologi Oklusi

BAB I

DASAR TEORI

Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua

permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan tersebut saling berkontak.

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan-hubungan

biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap

permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal

tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses

statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi-

geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain

faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut.

Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang

terintegrasi antar sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, sendi

temporomandibular (STM) dan gigi-geligi.

1. Konsep Dasar Oklusi

1.1. Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion)

Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak antara geligi pada

rahang bawah (RB) dan rahang atas (RA) memberikan tekanan yang seimbang

pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Konsep ini

bertolak dari pembuatan gigi tiruan lepasan yang memperhatikan adanya

stabilitas. Keadaan ini akan tercapai bila terdapat keseimbangan kontak gigi pada

sisi kiri dan kanan. Dalam kenyataannya, keadaan ini jarang ditemukan pada gigi-

geligi asli. Walaupun demikian fungsi kunyah tetap berlangsung baik.

1.2. Oklusi Morfologik (Morphologic Occlusion)

Oklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan antara geligi pada

rahang bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut berkontak. Konsep ini

menitik-beratkan pada segi morfologiknya saja.

1.3. OklusiDinamik/Individual/Fungsional (Dinamic/Individual/Functional

Occlusion)

2

Page 3: Laporan Fisiologi Oklusi

Konsep ini menyatakan bahwa efektifitas fungsional tak dapat ditentukan

oleh hubungan hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) saja, tetapi ada keserasian

antara komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antara gigi-geligi

tersebut. Komponen tersebut adalah gigi-geligi dan jaringan pendukungnya; otot

mastikasi, sistem neuro-muskuler, dan sendi temporomandibular (STM). Bila

semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjelaskan

fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal.

2. Oklusi Gigi Geligi

Oklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics (cusp, ridge, dan

groove) gigi-geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses

pemakaiannya seringkali gigi-geligi tersebut telah mengalami berbagai perubahan.

Berbagai macam perubahan yang dapat terjadi adalah: (a) atrisi yaitu keausan gigi

yang disebabkan faktor fisiologi (misalnya gesekan antar gigi), (b) abrasi yaitu

keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis (misalnya sikat gigi).

3. Oklusi Sentrik

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini

sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat

pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila terdapat gigi supra-posisi

ataupun overhanging restoration.

Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu

(1) Oklusi statik merupakan hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang

bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi

dalam keadaan tidak berfungsi (statik), dan (2) Oklusi dinamik merupakan

hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) pada saat orang

melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun ke depan

(antero-posterior).

4. Oklusi Statik

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi-geligi posterior

(premolar) berada pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada posisi

3

Page 4: Laporan Fisiologi Oklusi

cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit

(overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit

(overjet) adalah jarak horisontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap bidang

labial gigi incisivus pertama RB. Dan, tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal

antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.

5. Oklusi Dinamik

Oklusi dinamik, timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, ke depan

(anterior), dan ke belakang (posterior). Oklusi yang terjadi pada pergerakan

mandibula ini sering disebut dengan artikulasi. Pada gerakan lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukkan dengan adanya kontak

antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing

side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi

(Occlusal guidance), bukan pada balancing side.

Kontak gigi-geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Intercuspal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi-

geligi dengan antagonisnya.

2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi-geligi

pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih

mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3. Protrusif Contact Position (PCP), adalah kontak gigi geligi pada saat RB

digerakkan ke anterior.

4. Working Side Contact Position (WSCP), adalah kontak gigi-geligi pada saat

RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi di atas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja dan

sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak.

2. Unilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja dan

sisi keseimbangan tidak kontak.

4

Page 5: Laporan Fisiologi Oklusi

3. Mutually Balanced Occlusion, dijumpai kontak ringan/tidak ada kontak pada

gi-geligi anterior, sedang gigi posterior tidak kontak.

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di

atas.

6. Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi sentrik (Centric relation) merupakan hubungan mandibula terhadap

maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang

dari oklusi sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondili

terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya

gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi geligi dalam keadaan

Intercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada

posisi RCP.

6.1. Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position)

Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaiu jarak antara oklusal

premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks, dan posisi tegak lurus. Pada

keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan

otot-otot kelompok elevator dan depresor tonus dan kontraksinya dalam keadaan

seimbang, dan kondili dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap

konstan untuk tiap individu.

5

Page 6: Laporan Fisiologi Oklusi

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih

posterior?

Retruded Contact Position (RCP) atau bisa disebut Centric Relation adalah

kontak makasimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke

posterior dari Intercuspal Contact Position (ICP). RCP yaitu posisi kontak di mana

rahang bawah bergerak ke bawah dan posterior; Holding cusp gigi-gigi bawah

meluncur pada mesial incline yang terletak di belakang cusp rahang atas, namun

rahang bawah masih bisa bergerak secara terbatas ke lateral. Jadi dapat

disimpulkan saat Retruded Contact Posisition (RCP), gigi geligi tidak dapat

digerakkan lagi ke posisi lebih posterior. Karena apabila dipaksa digerakkan ke

posisi lebih posterior, maka rahang akan terasa sakit atau nyeri. Pada posisi ini

mandibula hanya dapat digerakkan secara terbatas.

2. Pada keadaan normal, tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya

terjadi kontak gigi geligi RA dan RB yang bagaimana?

Oklusi dikatakan normal jika:

a. Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi

dan minimal overbite dan overjet

b. Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1

mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di embrasure

antara molar 1 dan 2 mandibula dan seluruh jaringan periodontal secara

harmonis dengan kepala dan wajah.

3. Hubungan terbanyak antara gigi RA dan RB adalah kontak yang

bagaimana? (ICP, RCP, atau PCP)?

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hubungan terbanyak antara gigi

rahang atas dan rahang bawah adalah kontak PCP ( Protrusif Contact Posisition).

6

Page 7: Laporan Fisiologi Oklusi

4. Pada orang normal, pada oklusi terbanyak adalah UBO, BBO, atau

MPO?

Orang normal oklusi terbanyak adalah Bilateral Balanced Occlusion ( BBO)

5. Berapa besar Free way space normal?

a. Free Way Space pada anak-anak umumnya 2-6 mm

b. Free Way Space pada orang dewasa menurut Heartwell Jl (1974)

mengatakan bahwa besarnya free way space 3 mm pada posisi kepala

tegak.

6. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to margin?

Gigi gigi posterior yang megalami cusp to marginal saat oklusi statik adalah

gigi premolar.

7. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to fossa?

Gigi gigi posterior yang mnegalami cusp to fossa adalah gigi gigi molar.

8. Untuk mencapai posisi working side, dimana posisi cusp gigi posterior

RB?

Posisi cusp gigi posterior RB berkontak dengan cusp gigi posterior RA.

B. Data Percobaan

2.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi-geligi

2.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Jenis Kelamin

Orang CobaPosisi Oklusi Sisi Kanan Sisi Kiri

Perempuan I Cusp to marginal ridge - -

Cusp to fossa 11, 12, 13, 16, 21, 23, 26,27,

7

Page 8: Laporan Fisiologi Oklusi

41, 42, 43, 46 31, 33, 36, 37

Perempuan IICusp to marginal ridge 17, 18, 47, 48 27, 37

Cusp to fossa 17, 47 -

2.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Jenis Kelamin Orang Coba Hubungan gigi geligi posterior

Perempuan I14, 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 34, 35, 36, 37, 44,

45, 46, 47

Perempuan II 14, 15, 16, 24, 25, 26, 34, 35, 36, 44, 45, 46

2.1.3 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Jenis Kelamin Orang Coba Overbite Overjet

Perempuan II1 = 3mm

I2 = 3mm

I1 = 4.5 mm

I2 = 4mm

Perempuan III1 = 2mm

I2 = 2mm

I1 = 1mm

I2 = 1mm

2.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Gerakan Orang Coba Normal Hambatan

Oklusi sentrik Perempuan Tidak ada

Relasi sentris ke oklusi

sentris

Perempuan Tidak ada

Pergerakan mandibula ke Perempuan Tidak ada

8

Page 9: Laporan Fisiologi Oklusi

anterior

Jenis Kelamin Orang

Coba

Gerakan

Oklusi

Gigi geligi yang mengalami kontak

prematur (ditandai spot yang tebal)

Perempuan I ICP 16, 46

Perempuan II RCP 13, 43

Perempuan III PCP 14, 15, 23, 24, 33, 34, 44, 45

2.2 Pemeriksaan Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

2.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

Coba

Jarak gigit saat oklusi

sentris

Jarak gigi saat relasi

sentris

Perempuan I I1 = 3 mm ; I2 = 2.5 mm I1 = 5mm ; I2 = 4 mm

Perempuan II I1 = 3 mm ; I2 = 2.5 mm I1 = 5mm ; I2 = 4 mm

Jenis Kelamin Orang Coba Jarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP (mm)

Perempuan I 2 mm

Perempuan II 2 mm

2.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Jenis Kelamin Orang Coba Free way space (mm)

Laki-laki 1 mm

9

Page 10: Laporan Fisiologi Oklusi

Perempuan 6 mm

2.2.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamik/Artikulasi

Jenis Kelamin Orang Coba

Oklusi geligi pada sisi kerja

Oklusi geligi pada sisi keseimbangan

Laki-laki 16, 46 26, 36

Perempuan 26, 36 16, 46

Jenis Kelamin Orang Coba

Pola oklusi (BBO/UBO/MPO/tidak dapat diklasifikasikan)

Laki-laki BBO

Perempuan I UBO

10

Page 11: Laporan Fisiologi Oklusi

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Oklusi statis adalah kontak statis dari gigi-geligi rahang atas dan rahang

bawah. Oklusi Fungsional adalah gerak dinamis dari gigi-gigi rahang bawah

dengan gigi-gigi saling berkontak.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada orang coba

pertama yang berjenis kelamin perempuan, ditemukan hubungan gigi geligi

posterior (cusp fungsional) untuk menentukan relasi gigi posterior cusp to fossa.

Pada pemeriksaan ditemukan teraan cusp to fossa pada rahang sisi kanan atas dan

bawah terjadi pada gigi insisif pertama dan kedua, caninus, dan molar pertama.

Sedangkan pada sisi kiri atas dan bawah yaitu gigi insisif pertama, caninus, dan

molar pertama dan kedua.

Pada orang coba kedua yang berjenis kelamin perempuan, didapatkan data

yang berbeda. Pada pemeriksaan ini ditemukan teraan cusp to marginal ridge pada

rahang sisi kanan atas dan bawah pada gigi molar kedua dan ketiga, sedangkan

pada rahang sisi kiri atas dan bawah ditemukan teraan cusp to marginal ridge pada

gigi molar kedua. Dan pada rahang sisi kanan atas dan bawah ditemukan teraan

cusp to fossa pada gigi molar kedua.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada kedua orang coba yang

berjenis kelamin perempuan ini dapat dikatakan bahwa setiap individu memiliki

perbedaan dalam teraan cusp to marginal dan cusp to fossa saat oklusinya dalam

posisi statik. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebiasaan setiap individu

menggunakan fungsi gigi geliginya sehingga mneimbulkan posisi oklusi yang

berbeda pula. Selain itu lengkung rahang antar RA dan RB juga dapat

mempengaruhi keaadan oklusi statik pada orang coba.

11

Page 12: Laporan Fisiologi Oklusi

3. 2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada dua orang coba

berjenis kelamin perempuan, pada orang coba pertama didapatkan data oklusi

sentrik menyebabkan terjadinya hubungan gigi geligi posterior pada rahang atas

bawah di sisi kanan dan kiri yaitu pada gigi premolar pertama, premolar kedua,

molar pertama, dan molar kedua. Sedangkan pada orang coba yang kedua terjadi

hubungan gigi geligi posterior pada rahang atas dan rahang bawah di sisi kanan

dan kiri yaitu pada gigi premolar pertama, premolar kedua, dan molar pertama.

Dari data diperoleh bahwa hubungan antar gigi geligi pada rahang sisi kanan dan

sisi kiri berbeda pada kedua orang coba.

3.3 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Berdasarkan data pemeriksaan overbite dan overjet yang dilakukan pada

orang coba pertama yang berjenis kelamin perempuan, didapatkan pengukuran

tinggi gigit (overbite) pada orang pertama sebesar 3 mm pada insisif pertama dan

insisif kedua. Sedangkan jarak gigit (overjet) pada insisif pertama sebesar 4.5 mm

dan pada insisif kedua sebesar 4 mm.

Pada orang coba yang kedua yang juga berjenis kelamin perempuan

didapatkan data yang berbeda yaitu tinggi gigit (overbite) sebesar 2 mm pada

insisif pertama dan insisif kedua. Sedangkan pada jarak gigit (overjet) ditemukan

jarak sebesar 1 mm pada insisif pertama dan kedua.

Jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) normal adalah 1-2 mm.

Sehingga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada dua orang yang berbeda

dapat disimpulkan bahwa orang coba pertama memiliki overjet dan overbite yang

tidak normal, sedangkan pada orang coba kedua memiliki overjet dan overbite

yang relatif normal. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan inklinasi pada gigi

setiap orang berbeda, yang disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang

dapat menyebabkan overbite dan overjet tidak normal adalah faktor genetik,

kebiasaan buruk (bad habit) saat masih kecil seperti menghisap jari sehingga sudut

gigi lebih besar dari pada sudut normal.

12

Page 13: Laporan Fisiologi Oklusi

3.4 Pemeriksaan Oklusal Ideal

Andrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal dari

hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 120 subyek yang oklusi idealnya

mempunyai enam ciri yaitu:

1. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang

sagital

2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisif yang tepat pada bidang transversal

3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisif yang tepat pada bidang sagital

4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual

5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing

lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal- jejal.

6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oklusi ideal pada orang coba ditemukan

gerakan oklusi sentrik orang coba normal dan tidak ada hambatan. Begitu pula

relasi sentris ke oklusi sentris orang coba normal, dan tidak ada hambatan.

Pergerakan mandibula ke anterior orang coba juga normal dan tidak ditemukan

adanya hambatan.

Pemeriksaan ini dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan.

Pada saat gerakan oklusi Interkuspal Contact Position (ICP) ditemukan adanya

gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi molar pertama kanan

RA dan RB. Pada gerakan oklusi Retruded Contact Position (RCP) ditemukan

adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi caninus RA

dan RB pada sisi kanan. Pada Protrusif Contact Position (PCP) ditemukan adanya

gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi premolar pertama dan

kedua RA dan RB pada sisi kanan, serta caninus dan premolar pertama RA dan

RB pada sisi kiri.

13

Page 14: Laporan Fisiologi Oklusi

3. 5 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi

sentris atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih

dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi

geligi dalam keadaan interksupal contact position (ICP) atau dapat dikatakan

bahwa ICP berada pada posisi RCP.

Berdasarkan hasil pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila

dengan menggunakan dua orang coba berjenis kelamin perempuan (pemeriksaan

relasi sentrik) pada orang coba pertama ditemukan jarak gigi (overjet) saat oklusi

sentris adalah 3 mm pada insisif pertama dan 2,5 mm pada insisif kedua dan jarak

gigi saat relasi sentris adalah 5 mm pada insisif pertama dan 4 mm pada insisif

kedua. Sedangkan pada orang coba kedua ditemukan jarak gigi (overjet) saat

oklusi sentris adalah 3 mm pada insisif pertama dan 2,5 mm pada insisif kedua

dan jarak gigi saat relasi sentris adalah 5 mm pada insisif pertama dan 4 mm pada

insisif kedua.

Selain itu, juga didapatkan data jarak pergeseran dari dua orang coba

perempuan posisi ICP (Interkuspal Contact Position) ke RCP (retuded contact

position) sama-sama sebesar 2 mm.

3.6 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Syarat-syarat Physiological Rest Position:

1. Adanya free way space/ruang bebas, ini tergantung pada umur; pada

kanak-kanak lebih besar dan pada orang yang lebih lanjut usianya lebih

kecil (tidak statis). Umumnya 2-6 mm.

2. Bibir atas dan bawah berkontak dalam keadaan nonaktif (tidak kaku), dan

3. Posisi istirahat dari ujung lidah pada permukaan palatal dari gigi insisivus

pertama atas.

14

Page 15: Laporan Fisiologi Oklusi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada orang coba berjenis

kelamin laki-laki ditemukan free way space sepanjang 1 mm. Sedangkan pada

orang coba berjenis kelamin perempuan, ditemukan free way space sepanjang 6

mm. Dari pengamatan diatas diketahui bahwa free way space antara laki-laki dan

perempuan berbeda.

3.7 Pemeriksaan Oklusi Dinamik/Artikulasi

Oklusi dinamik dapat timbul apabila mandibula digerakkan ke arah lateral,

depan (anterior), dan ke arah belakang (posterior). Pada gerakan lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) dan ditunjukkan dengan adanya kontak antar

cusp bukal RA dan cusp molar RB dan isi keseimbangan (balancing dance).

Secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Bilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2. Unilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

dan sisi keseimbangan tidak kontak

3. Mutually Balanced Occlusion dijumpai kontak ringan/tidak kontak

pada gigi gelegi anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak

4. Tidak dapat ditentukan bila tidak dapat dikelompokkan dalam

klasifikasi di atas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada orang coba perempuan ditemukan

oklusi geligi pada gigi molar pertama RA dan RB kiri pada sisi kerjanya.

Sedangkan pada sisi keseimbangan yaitu oklusi gigi molar pertama RA dan RB

kanan. Sedangkan pada orang coba laki-laki ditemukan oklusi gigi geligi pada

gigi molar pertama RA dan RB kanan pada sisi kerjanya. Sedangkan pada sisi

keseimbangan yaitu oklusi gigi molar pertama RA dan RB kiri. Pola oklusi pada

orang coba laki-laki dan perempuan yaitu bilateral balancing occlusion.

15

Page 16: Laporan Fisiologi Oklusi

16

Page 17: Laporan Fisiologi Oklusi

BAB IV

KESIMPULAN

Pemeriksaan oklusi statik memperlihatkan adanya posisi oklusi cusp to

marginal dan cusp to fossa pada dua orang coba yang berbeda.

Pemeriksaan oklusi sentrik menunjukkan adanya hubungan gigi geligi

posterior pada saat mandibula digerakkan ke posisi lebih posterior.

Overbite merupakan tinggi gigit yang diukur dari insisisal edge insisif atas

dengan insisal edge insisif bawah dan overjet merupakan tinggi gigit yang

diukur dari insisisal edge insisif atas ke bagian labial insisif bawah.

Overjet dan overbite normal memiliki panjang dan tinggi sebesar 1-2 mm.

Pemeriksaan oklusi ideal menunjukkan adanya gerakan oklusi sentrik,

relasi sentrik ke oklusi sentris , dan pergerakan mandibula ke anterior yang

normal dan tidak ditemukan adanya hambatan. Selain itu juga terjadi

kontak prematur gigi geligi pada gerakan ICP, RCP, dan PCP. Dari data

dapat disimpulkan bahwa kontak gigi geligi prematur banyak pada

gerakan oklusi PCP.

Pada pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila yaitu

pemeriksaan relasi sentrik ditentukan dengan cara mengukur jarak gigit

saat oklusi sentris, jarak gigi saat relasi sentris dan jarak pergeseran dari

posisi ICP ke RCP.

Pemeriksaan Physiological Rest Posisition dilakukan dengan mengukur

free way space yaitu jarak gigi premolar rahang atas dan premolar rahang

bawah saat keadaan istirahat.

Pemeriksaan oklusi dinamik/artikulasi dilakukan dengan melihat oklusi

geligi pada sisi kerja dan oklusi geligi pada sisi keseimbangan serta pola

oklusi BBO, UBO, MPO.

BAB V

17

Page 18: Laporan Fisiologi Oklusi

DAFTAR PUSTAKA

Foster. 1997. Buku Ajar Ortodonsi edisi 3. Jakarta: EGC.

Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC.

Thompson, Hamish. 1992. Oklusi. Jakarta: EGC.

18