28

Click here to load reader

lapfis oklusi

  • Upload
    ulum777

  • View
    40

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vhvj

Citation preview

Page 1: lapfis oklusi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan

biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik

terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi

berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang

hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi geliginya

mengalami kontak. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh

suatu sistem struktur yang terintegrasi antara sistem otot-otot mastikasi

dan sistem neuromuskuler, sendi temporomandibular (STM) dan gigi geligi

(Suhartini, dkk. 2016). Posisi oklusi gigi-geligi berperan besar dalam keadaan

fisiologis. Selain factor fisiologis, kenyamanan merupakan factor penting lain

yang menyebabkan oklusi gigi-geligi perlu diperhatikan secara tepat dan

akurat. Posisi dan oklusi gigi berperan penting dalam mengunyah dan

menelan.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi oklusi

2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis oklusi dan melakukan

pemeriksaan atau identifikasi jenis-jenis oklusi

3. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan maksila dan mandibula

1

Page 2: lapfis oklusi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Oklusi

Definisi Oklusi

Oklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc

yang berarti ke atas (up) dan clusion yang berarti menutup (closing). Jadi

occlusion adalah closing up atau menutup ke atas. Dengan demikian

pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan

permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang tersebut

menutup (Sinaga, BA. 2011).

Pada tahun 1907, Angle menyimpulkan pandangannya bahwa

oklusi merupakan dasar pengetahuan ortodonti. Bentuk tonjol gigi, mahkota,

akar gigi, dan struktur jaringan pengikat gigi disusun sedemikian rupa untuk

tujuan utama yaitu oklusi. Angle mendefinisikan oklusi sebagai hubungan

normal dari dataran miring permukaan oklusal gigi geligi atas bawah apabila

rahang atas dan rahang bawah menutup (Sinaga, BA.2011).

Definisi lain dari oklusi adalah perubahan hubungan permukaan

gigi geligi pada maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan

mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua

rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system,

skeletal system, dan muscular system (Soeyoto. 2009).

Oklusi antara gigi-gigi rahang atas dan bawah dapat terjadi oleh karena

aktifitas otot-otot kunyah. Semua otot-otot mastikasi atau kunyah berfungsi

pada semua pergerakan mandibula, baik untuk fase kontraksi maupun

relaksasi. Adapun otot-otot yang berperan di dalam proses mastikasi adalah :

M. Temporalis (elevator), M. Masseter (elevator), M. Disgastric (ant.Belly)

(depressor), M. Pterygoideus Eksternus (depressor), M Pterygoedeus Internus

(elevator), M. Mylohyoideus (depressor), M. Geniohyoid (depressor).

2

Page 3: lapfis oklusi

Konsep Dasar Oklusi

1. Oklusi Seimbang

Oklusi dikatakan baik/benar apabila hubungan kontak antara

gigi geligi pada rahang bawah (RB) dan rahang atas (RA) memberikan

tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan

sentrik, maupun eksentrik (Suhartini, dkk. 2016).

2. Oklusi Morfologik

Oklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan antara

gigi geligi pada rahang bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut

berkontak. Konsep ini menitikberatkan pada sisi morfologiknya saja

(Suhartini, dkk. 2016).

3. Oklusi Fungsional

Konsep ini menyatakan bahwa efektifitas fungsional tak dapat

ditentukan oleh gubungan hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove)

saja, tetapi ada keserasian antara komponen yang berperan dalam

proses terjadinya kontak antara gigi geligi tersebut.

Jenis Oklusi Gigi Geligi

1. Oklusi ideal

Oklusi dikatakan ideal apabila susunan gigi dalam lengkung

rahang teratur dengan baik serta terdapat hubungan yang harmonis

antara gigi rahang atas dengan rahang bawah, hubungan seimbang

antar gigi, tulang rahang, terhadap tengkorak, dan otot sekitarnya yang

dapat memberikan keseimbangan fungsional sehingga memberikan

estetika yang baik (Sinagar, BA. 2011)

2. Oklusi normal

Menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai

suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses

metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang

berada dalam keadaan sehat. Oklusi gigi-geligi secara normal dapat

dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:

3

Page 4: lapfis oklusi

a. Oklusi statik

Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan

rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah

kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik). Pada

oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior

(premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp

fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada

hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan

tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit

(overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus

RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi

gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai

incisal edge RA (Suhatini, dkk. 2011).

b. Oklusi dinamik

Merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat

seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping)

ataupun kedepan (antero-posterior). Oklusi dinamik timbul akibat

gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang

(posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini

sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan

sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak

antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan

(balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan

sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing

side (Suharini, dkk. 2011).

3. Oklusi sentrik

Posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi

mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh

kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan

4

Page 5: lapfis oklusi

mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging

restoration (Suhartini, dkk. 2011).

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya

b. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP,

namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

c. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior

pada saat RB digerakkan ke anterior

d. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada

saat RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan

sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

b. Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak

c. Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior

d. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi

diatas

2.2 Hubungan Maksila dengan Mandibula

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi

sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondil terletak

paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan

5

Page 6: lapfis oklusi

dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam keadaan

Intercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada

pada posisi RCP (Suhartini, dkk. 2011).

Jarak inter-oklusal (Psychological Rest Position) yaitu Jarak antara

oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak

lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini

menunjukan otot-otot kelompok elevator dan depresor tonus dan kontraksinya

dalam keadaan seimbang, dan kondili dalam keadaan netral atau tidak tegang.

Posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu (Suhartini, dkk. 2011).

6

Page 7: lapfis oklusi

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Kaca mulut (2 buah)

2. Pinset

3. Sonde

4. Nierbekken

5. Dappen glass

6. Sarung tangan

7. Masker mulut

8. Jangka dan penggaris

9. Cotton pellet

10. Tampon

11. Alkohol

12. Articulating paper

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang saling menyentuh

3. Instruksikan orang coba untuk mempertahankan posisi tersebut

4. Perhatikan posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik

5. Catat hubungan gigi-gigi posterior rahang atas terhadap lawannya

3.2.2 Pemeriksaan Relasi Sentrik

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang saling menyentuh berulang 3 kali

7

Page 8: lapfis oklusi

3. Perhatikan dan catat jarak horizontal insisif rahang atas terhadap bidang

labial insisif rahang bawah dengan menggunakan ujung jangka yang

selanjutnya diukur menggunakan penggaris

4. Orang coba diinstruksikan menggerakkan mandibula ke belakang dengan

cara operator mendorong secara perlahan mandibula ke belakang untuk

mendapatkan relasi sentrik

5. Instrukikan orang coba untuk mempertahankan posisi tersebut

6. Perhatikan dan catat jarak horizontal insisal insisif rahang atas terhadap

bidang labial insisif rahang bawah dengan menggunakan ujung jangka

yang selanjutnya diukur pada penggaris

3.2.3 Pemeriksaan Physiological Rest Position

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang saling menyentuh

3. Cobalah menentukan posisi non oklusal mandibula yaitu Physiological

Rest Position, yaitu orang coba diinstruksikan melakukan posisi istirahat

dari mandibula (dalam keadaan rileks dan posisi tegak lurus). Perhatikan

otot-otot dalam keadaan istirahat (hal ini menunjukkan otot-otot kelompok

elevator dan depressor tonus kontraksinya dalam keadaan seimbang dan

kondili dalam keadaan netral atau tidak tegang). Posisi ini dianggap

konstan untuk tiap individu

4. Usahakan untuk membuka kedua bibir orang tanda menimbulkan garakan

pada rahangnya

5. Ukur jarak antar oklusal sebagai free way space.

3.2.4 Pemeriksaan Oklusi Statik

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang menyentuh

8

Page 9: lapfis oklusi

3. Perhatikan hubungan gigi geligi anterior untuk menentukan overjet dan

overbite.

4. Ukur jarak horizontal insisal insisif rahang atas terhadap bidang labial

insisif rahang bawah (overjet)

5. Ukur jarak vertikal insisal innsisif rahang atas terhadap insisal insisif

rahang bawah (overbite)

6. Selanjutnya orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut kembali

7. Letakkan articulating paper di atas permukaan oklusal gigi dan

instruksikan orang coba untuk menutup mulut sampai gigi geligi kedua

rahang menyentuh

8. Lakukan gerakan ini berulang-ulang (3-5 kali)

9. Perhatikan hubungan gigi geligi posterior untuk menentukan relasi gigi

posterior cusp to marginal ridge dan relasi gigi posterior cusp to fossa.

10. Catat gigi manakah (pada rahang atas dan bawah) dijumpai cusp to

marginal ridge yaitu cusp fungsional gigi rahang atas dan bawah saling

bersandar pada marginal ridge gigi posterior lawannya

11. Catat pada gigi manakah (pada rahang atas dan bawah) dijumpai cusp to

fossa yaitu cusp fungsional rahang atas dan bawah saling bersandar pada

fossa gigi posterior lawannya

3.2.5 Pemeriksaan Oklusi Dinamik

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang menyentuh

3. Orang coba diminta menggerakkan rahang bawah ke lateral (kanan dan

kiri bergantian) sampai didapatkan posisi cusp bukal rahang atas dan

bawah bersentuhan

4. Tentukan tipe oklusi dinamik orang coba berdasarkan keadaan :

a. Bila seseorang melakukan gerakan mandibula ke lateral, maka

pada sisi kerja (working side) didapatkan keadaan yang kontak,

sedangkan pada sisi keseimbangan (balancing side) juga

9

Page 10: lapfis oklusi

didapatkan keadaa yang berkontak, maka dikategorikan Bilateral

Balanced Oclusion.

b. Bila seseorang melakukan gerakan mandibula ke lateral, maka

pada sisi kerja (working side) didapatkan keadaan yang kontak,

sedangkan pada sisi keseimbangan (balancing side) tidak

didapatkan keadaan yang berkotak, maka dikategorikan Unilateral

Balanced Oclusion.

c. Bila seseorang melakukan gerakan mandibula ke lateral, maka

pada isi kerja (working side) dan sisi keseimbangan (balancing

side) tidak didapatkan keadaan yang berkontak. Kontak ringan

hanya terjadi pada gigi anterior. Oklusi dinamik dikategorikan

Mutually Protected Oclusion.

3.2.6 Pemeriksaan Oklusi yang Ideal

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang menyentuh

3. Perhatikan dan catat, ketika orang coba meakukan oklusi sentris apakah

hubungan kedua rahang stabil

4. Perhatikan dan catat, ketika orang cova melakukan a) oklusi sentrik, b)

pergerakan relasi sentries ke oklusi sentries, c) pergerakan mandibula ke

anterior, apakah mengalami hambatan

5. Perhatikan dan catat, ketika orang coba melakukan pergerakan mandibula

ke segala arah, apakah mengalami hambatan.

6. Peratikan dan catat ketika orang coba melakukan Inrcuspal Contact

Position (IPC), Returded Contact Position (RPC), dan Protrusif Contact

Position (PCP)

Keterangan :

a. Untuk mendapatka Intercuspal Contact Position, maka orang coba

diinstruksikan gerakan membuka dan menutup mulut. Ulangi gerakan

itu dengan melektakkan articulating paper pada permukaan oklusal.

10

Page 11: lapfis oklusi

Perhatikan apakah ada spot/bercak yang tebak tidak merata. Catat pada

gigi berapakah didapatkan spot yang tampak tebal dibandingkan pada

spot gigi lainnya

b. Untuk mendapatka Returded Contact Position, maka orang coba

diinstruksikan gerakan membuka dan menutup mulut. Ulangi gerakan

itu dengan melektakkan articulating paper pada permukaan oklusal.

Perhatikan apakah ada spot/bercak yang tebak tidak merata. Catat pada

gigi berapakah didapatkan spot yang tampak tebal dibandingkan pada

spot gigi lainnya

c. Untuk mendapatka Protrusif Contact Position, maka orang coba

diinstruksikan gerakan membuka dan menutup mulut. Ulangi gerakan

itu dengan melektakkan articulating paper pada permukaan oklusal.

Perhatikan apakah ada spot/bercak yang tebak tidak merata. Catat pada

gigi berapakah didapatkan spot yang tampak tebal dibandingkan pada

spot gigi lainnya

11

Page 12: lapfis oklusi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Relasi Gigi Nomor gigi

Rahang Atas 27 26 25 24 14 15 16 17

Rahang Bawah 37 36 35-36 34-35 44-45 45-46 46 47

4.1.2 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Relasi Mandibula Terhadap Maksila Overjet (mm)

Oklusi Sentrik 2 mm

Relasi Sentrik 3 mm

4.1.3 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Relasi Mandibula Terhadap Maksila Free Way Space (mm)

Physiological Rest Position 3 mm

12

Page 13: lapfis oklusi

4.1.4 Pemeriksaan Oklusi Statik

Relasi Gigi Anterior Jarak (mm)

Overjet 2 mm

Overbite 3 mm

Cusp to marginal ridge14 15

44 45

Cusp to fossa16 17 26 27

46 47 36 37

4.1.5 Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Tipe oklusi dinamik orang coba

Bilateral Balanced Oclusion

Unilateral Balanced Oclusion

Mutually Balanced Oclusion

Tidak dapat didefiniskan

13

Page 14: lapfis oklusi

4.1.6 Pemeriksaan Oklusi Ideal

No Indikator Ya Tidak

1.Saat melakukan oklusi sentries, apakah hubungan kedua

rahang stabil?

2.Saat melakukan oklusi sentrik, apakah mengalami

hambatan?

3.Saat melakukan pergerakan relasi sentries ke okusi

sentries, apakah mengalami hambatan?

4.Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior, apakah

mengalami hambatan?

5.Apakah ada kontak prematur pada saat Intercuspal

Contact Position (IPC)?

6.Apakah ada kontak prematur pada saat Returded Contact

Position (RPC)?

7.Apakah ada kontak prematur pada saat Protrusif Contact

Position (PPC)?

Jika ada kontak prematur, catat pada tabel berikut :

No Relasi Gigi Gigi yang Mengalami Kontak Prematur

1. ICP17

47

2. RCP24

34

3. PPC

14

Page 15: lapfis oklusi

Kesimpulan : Oklusi gigi normal/tidak normal

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap praktikum yang telah

dilakukan pada orang coba pertama yang berjenis kelamin perempuan,

didapatkan data oklusi sentrik terjadinya hubungan oklusi yang seimbang

pada regio kiri, yaitu gigi 27 kontak dengan gigi 37, gigi 26 kontak dengan

gigi 36, gigi 25 kontak dengan gigi 35 dan 36, dan gigi 24 kontak

dengan gigi 34 dan 35. Sedangkan pada regio kanan, gigi 14 kontak dengan

gigi 44 dan 45, gigi 15 kontak dengan gigi 45 dan 46, gigi 16 kontak dengan

gigi 46, gigi 17 kontak dengan gigi 47. Oklusi sentrik adalah posisi kontak

maksimal dari gigi geligi pada saat mandibula dalam keadaan sentrik,

yaitu kedua kondil berada dalam posisi bilateral simetris di dalam

fossanya.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan tidak semua gigi berkontak tepat

dengan antagonisnya melainkan ada yang berkontak dengan antagonis

gigi tetangga

4.2.2 Pemeriksaan Relasai Sentrik

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari

oklusi sentris atau kondil terletak paling distal dari fossa glenoid,

tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada

keadaan kontak ini, gigi geligi dalam keadaan intercuspal contact

position (ICP) atau dapat dikatakan bahawa ICP berada dalam posisi RCP.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, hubungan

maksila terhadap mandibula (pemeriksaan relasi sentrik) pada orang

coba ditemukan jarak gigi (overjet) saat oklusi sentris adalah 2 mm

pada gigi insisivus. Sedangkan jarak pergeseran dari posisi ICP

(intercuspal contact position) ke RCP (retruded contat position) adalah

sebesar 1 mm atau dapat dikatakan relasi sentriknya 3 mm.

15

Page 16: lapfis oklusi

4.2.3 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Psychological rest position bertujuan untuk menunjukkan bahwa

ketika otot-otot pengunyahan berelaksasi maka gigi geligi rahang atas

dan rahang bawah tidak berkontak sama sekali dan posisi kondilus

pada sendi temporomandibular juga pada posisi netral dan terletak

tepat pada fossa glenoidnya yang ditandai dengan adanya free way

space yang lebarnya tergantung dengan umur, pada anak-anak lebih

lebar dibandingkan dengan orang lanjut usianya. Umumnya lebar free way

space berkisar antara 2-6 mm. Selain itu, gigi geligi tidak berkontak atau

dalam keadaan statis dan posisi istirahat ujung lidah pada permukaan

palatal dari gigi insisivus pertama atas.

Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan free way space dengan

lebar 3 mm. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan free way space orang

coba dalam keadaan normal

4.2.4 Pemeriksaan Oklusi Statik

Oklusi statis adalah kontak statis dari gigi-gigi rahang atas dan rahang

bawah. Oklusi fungsional adalah gerak dinamis dari gigi-gigi rahang bawah

dengan gigi-gigi yang saling berkontak. Berdasarkan hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan pada orang coba ditemukan hubungan gigi geligi

posterior (cusp fungsional) untuk menentukan relasi gigi posterior cusp

to marginal ridge dan relasi gigi posterior cusp to fossa.

Relasi gigi posterior cusp to marginal ridge terjadi pada gigi 14

dengan 44 dan 15 dengan 45 sedangkan relasi gigi posterior cusp to fossa

terjadi pada gigi 16 dengan 46, 17 denan 47, 26 dengan 36, dan 27 dengan

37.

Lengkung rahang antara rahang atas dan rahang bawah dapat

mempengaruhi keadaan oklusi statis pada orang coba. Jarak gigit (overjet)

dan tinggi gigit (overbite) normal adalah 1-3 mm tetapi pada orang

coba ditemukan overjet sebesar 2 mm dan overbite sebesar 3 mm.

16

Page 17: lapfis oklusi

Overbite pada orang coba dikatakan tidak normal, hal ini disebabkan

karena perbedaan inklinasi pada gigi setiap orang yang berbeda yang

disebabkan oleh banyak faktor.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan overjet dan overbite

yang tidak normal adalah faktor genetik, kebiasaan buruk saat masih kecil

seperti menghisap jari sehingga sudut gigi lebih besar daripada sudut

normal. Selain itu arah erupsi gigi geligi permanen orang coba yang berbeda

juga menyebabkan cusp to marginal dan cusp to fossa antara rahang atas

dan rahang bawah berbeda. Pada gigi posterior yang mengalami erupsi

tidak sempurna misalnya mengalami rotasi maupun angulasi, akan

mempengaruhi oklusi statik pada orang tersebut dan dapat dikatakan terjadi

maloklusi

4.2.5 Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, tipe oklusi

dinamik orang coba adalah Bilateral Balanced Occlusion yaitu gigi geligi

posterior pada working side dan balancing side keduanya berkontak. Pada

pemeriksaan ini kita mampu mengetahui perbedaan tumbuh kembang

lengkung gigi serta erupsi gigi pada seseorang yang dapat

menyebabkan perbedaan profil wajah dan bahkan cara mengunyah

serta berbicara.

4.2.6 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan

gerakan oklusi sentrik yang normal. Pengamatan ini dilakukan pada saat

orang coba melakukan gerakan Intercuspal Contact Position (ICP)

ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu gigi

molar kedua kedua rahang atas dan rahang bawah pada sisi kanan. Pada

gerakan Retruded Contact Position (RCP) ditemukan adanya gigi geligi

yang mengalami kontak prematur yaitu pada prmolar pertama rahang atas

dan rahang bawah pada sisi kiri. Sedangkan pada Protrusif Contact

Position (PCP) tidak ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami

17

Page 18: lapfis oklusi

kontak. Sedangkan pada pemeriksaan oklusi ideal baik gerakan oklusi

sentrik, relasi sentris ke oklusi sentris, dan pergerakan mandibula ke

anterior, pada orang coba tidak terlihat adanya hambatan yang

menunjukkan bahwa oklusi orang coba tersebut normal dan ideal.

18

Page 19: lapfis oklusi

BAB V

KESIMPULAN

1. Oklusi adalah kontak antara gigi geligi rahang atas dan bawah yang saling

berhadapan tanpa perantara yang dipengaruhi oleh beberapa komponen

yang terlibat dalam proses tersebut, yaitu otot mastikasi, neuromuscular,

sendi temporomandibular, dan gigi geligi.

2. Jenis-jenis oklusi antara lain :

a. Oklusi seimbang

b. Okusi morfologik

c. Oklusi fungsional

d. Oklusi statis

e. Oklusi dinamis

f. Oklusi sentrik

19