25
Laporan Praktikum Peredaran Darah Tepi dan Kesanggupan Kardiovaskular B 9 Roswita Arliani Da Marli 102012049 Fina Otta Apelia 102012086 Sugandhi J. Limthin Putra 102012204 Robbiq Firly 102012223 Vatiana Satyana 102012275 Silvani Dania 102012334 Andreas Santoso 102012383 Noor Syuhaila Binti 102012482

Laporan Fisio Blok 8

  • Upload
    sumarni

  • View
    363

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Fisio Blok 8

Citation preview

Laporan Praktikum

Peredaran Darah Tepi dan Kesanggupan Kardiovaskular

B 9

Roswita Arliani Da Marli102012049

Fina Otta Apelia102012086

Sugandhi J. Limthin Putra102012204

Robbiq Firly102012223

Vatiana Satyana102012275

Silvani Dania102012334

Andreas Santoso 102012383

Noor Syuhaila Binti Mazlan102012482

Masitah Binti Omar 102012478

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11470

No. Telp (021)56942061 No. Fax (021)5631731

Paraf Mahasiswa

Nama MahasiswaParaf

Roswita Arliani Da Marli ( Ketua )

Fina Otta Apelia

Sugandhi J. Limthin Putra

Robbiq Firly

Vatyana Satyana

Silvani Dania

Andreas Santoso

Noor Syuhaila Binti Mazlan

Masitah Binti Omar

Peredaran Darah Tepi

Tujuan: Mengetahui peredaran darah tepi

Alat yang diperlukan :

1. Sfignomanometer

2. 2 buah waskom berisi air panas (42-45oC) dan berisi es

3. Jarum suntik

4. Mistar

I. Peredaran darah vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

1. Memilih orang percobaan dengan pembuluh vena lengan bawah yang jelas terlihat.

2. Memperhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah bagian volar dari OP tersebut.

3. Menekan salah satu vena di dekat siku dan memperhatikan vena-vena yang mengembang.

4. Memilih di antara beberapa vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer dengan perlahan-lahan.

5. Menghentikan tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.

6. Mengosongkan sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan memperhatikan bagian vena yang kosong.

7. Mengulangi pengosongan seperti di sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan bawah bagian voler OP.

8. Membuat diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan.B. Pengaruh gaya berat dengan peredaran darah vena

1. Sambil berdiri mengangkat lengan kanan OP setinggi-tingginya dengan sikap lurus atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung ke bawah.

2. Sesudah 1 menit, gerakkan kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkan warna kulit kedua telapak tangan.

3. Mengulangi percobaan dan membandingkan pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut.

4. Mencatat hasil pengamatan.C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

1. Memasang manset sfignomanometer pada lengan atas kanan OP yang berbaring telentang.

2. Mengangkat lengan ini dengan sikap lurus sehingga tinggi dari jantung dan memompa manset dengan cepat sehingga tekanan dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolik (50-60mmHg) untuk membendung vena.

3. Mencatat lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan OP.

4. Mengulangi sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakanlah otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10-20 kali.

5. Mencatat lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena.

D. Pengukuran tekanan darah dengan cara tak langsung (cara Gartner)

1. OP berbaring telentang si meja praktikum dengan menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi dan menggembang.2. Mengangkat lengan OP tetap dalam keadaan lurus perlahan lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.

3. Mengukur jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm darah.

Letak katup trikuspid jantung:

Pada orang yang berbaring telentang kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan sternum.

Pada orang yang berdiri pada sternum di ruang interkostal ke-4

4. Mengulani sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai OP percobaan diangkat setinggi-tingginya.

5. Mengulangi sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsava.

6. Mengulangi sub 1 sampai dengan 3 pada OP yang sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.

7. Menerangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah di vena.II. Peredaran darah kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

1. Menyediakan emebr yang berisi air panas 45oC.

2. Memasang manset sfignomanometer pada lengan kanan atas OP.

3. Menghentikan dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan OP tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175mmHg dan masukkan tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas 45oC selama 3 menit.

4. Memperhatikan perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

5. Menghentikan oklusi pada lengan OP dengan menghilangkan tekanan dalam manset.

6. Memperhatikan sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.B. Vasodilatasi pasif kapiler

1. Memasang sekarang dalam manset sfignomanomter pada lengan yang lain dan pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).

2. Memasukan sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air panas 45oC lengan itu dari air panas dan memperhatikan perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak.

3. Menghilangkan tekanan di dalam manset dan memperhatikan perubahan warna kulit.

Hasil percobaan

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

Lebih mudah aliran dari perifer ke sentral.Karena katup vena arahnya ke sentral.Diagram pembuluh vena lengan bawah dilampirkan.B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah

Telapak tanganDorsal tangan

Tangan kananpucatTidak jelas pengembangan vena

Tangan kirimerahjelas terlihat pengembangan vena

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

Kontraksi tanganWaktu vena untuk mengembang

Biasa1 menit 8 detik

Kepalkan tangan24 detik

D. Pengukuran tekanan darah venda dengan cara tak langsung

BerbaringValsavaKaki diangkatBerdiri

30 cm47 cm44 cm58

Percobaan II

A. Vasodilatasi aktif kapiler

Yang DiamatiSebelum manset dilepasSesudah manset dilepas

Warna kulitPutih pucatMerah

Lengan bawahPutih pucatMerah

KukuPutih PucatMerah

Pembuluh darahVena sangat terlihat berwarna biruVena sudah tidak terlalu terlihat sekali, karena warna kulit juga sudah kembali merah

B. Vasodilatasi Pasif kapiler

Yang DiamatiSebelum manset dilepasSesudah manset dilepas

Warna kulitPutih pucat, ada bintik merah dan biruMerah

Lengan bawahPutih pucatMerah

KukuPutih PucatMerah

Pembuluh darahVena terlihat

Vena tidak terlihat karena manset sudah dilepas

PembahasanI. Percobaan PertamaA. Sirkulasi Vena

Aliran darah melalui pembuluh darah, termasuk vena, terutama disebabkan kerja pompa jantung, meskipun aliran vena dibantu oleh denyut jantung , peningkatan tekanan negatif intra toraks selama tiap inspirasi, dan kontraksi otot rangka. Yang menekan vena (pompa otot).1Tekanan dan aliran vena

Tekanan dalam venula adalah 12-18 mmHg. Nilai ini turun secara mantap dalam vena yang lebih besar sampai sekitar 5,5 mmHg dalam vena besar diluar toraks. Tekanan dalam vena besar pada muara ke atrium kanan ( tekanan vena sentral) rata-rata 4,6 mmHg tetapi berfluktuasi dengan pernafasan dan kerja jantung.Tekanan vena perifer, seperti tekanan arteri dipengaruhi oleh gravitasi.1Tekanan meningkat sebesar 0,77 mmHg untuk setiap cm di bawah atrium kanan dan menurun dengan jumlah yang sama untuk setiap cm di atas atrium kanan tempat tekanan diukur.Bila darah mengalir dari venula ke vena besar, kecepatan rata-rata meningkat karena luas penampang total pembuluh menurun. Dalam vena besar, kecepatan darah sekitar seperempat yang ada di aorta, rata-rata sekitar 10 cm/ det. Selain itu pada vena juga terdapat katup-katup vena yang berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran belik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.1Mengukur Tekanan Vena

Tekanan vena perifer berhubungan erat dengan tekanan vena sentral pada kebanyakan kondisi.Vena perifer hendaknya setinggi atrium kanan (titik 10 cm atau setengah diameter dada dari belakang pada posisi telentang).Jumlah tekanan vena perifer yang melebihi tekanan vena sentral meningkat dengan jarak dari jantung sepanjang vena. Secara normal tekanan rata-rata dalam vena antekubital adalah 7,1 mmHg, dibandingkan dengan tekanan rata-rata sebesar 4,6 mmHg dalam vena sentral.1Penetapan tekanan vena sentral secara akurat dapat dibuat tanpa alat apapun, yaitu secara sederhana mengukur tinggi tempat vena jugularis eksterna menggembung pada waktu pasien berbaring dengan letak kepala sedikit di atas jantung. Jarak vertikal antara atrium kanan dan tempat vena kempis (tempat tekanan adalah nol) adalah tekanan vena dalam mm darah.Tekanan vena sentral menurun selama tekanan negatif pernapasan dan syok.1Meningkat pada tekanan positif pernapasan, ketegangan peningkatan volume darah, serta payah jantung. Pada payah jantung kongestif yang lanjut atau obstruksi vena cava superior, tekanan dalam vena antekubital dapat mencapai nilai 20 mmHg atau lebih.1

Pada percobaan mengenai peredaran darah vena yang pertama ini dapat disimpulkan bahwa saat salah satu vena di daerah siku ditekan maka akan meningkatkan tahanan aliran balik vena oleh karena sifat vena yang mudah mengembang maka saat dilakukan penekanan vena pada daerah lengan bawah akan mengembang. Pada saat aliran darah vena yang mengembang tersebut didorong ke arah perifer akan lebih sulit dari pada ke arah sentral karena adanya katup pada vena yang bekerja satu arah. Oleh adanya katup vena yang hanya terbuka ke arah sentral maka saat aliran darah vena didorong ke arah perifer akan terasa lebih berat.B. Tahanan bagi Aliran Balik Vena

Tekanan pengisian sistemik rata-rata menyatakan tekanan yang mendorong darah dalam vena dari daerah perifer ke arah jantung, terdapat juga tahanan bagi aliran darah dalam vena ini.Tahanan ini disebut tahanan bagi alir balik vena.Sebagian besar tahanan bagi alir balik vena terjadi dalam vena, walaupun terdapat beberapa yang terjadi di arteriol dan arteri kecil. Tahanan vena begitu penting dalam menentukan tahanan bagi alir balik vena, karena bila tahanan dalam vena meningkat, darah mulai terbendung dalam semua bagian sirkulasi sistemik, tetapi tekanan vena meningkat sangat sedikit karena vena bersifat sangat distensibel.2Oleh karena itu, kenaikan pada tekanan yang berasal dari tahanan (yaitu, pada vena-vena itu sendiri) bersifat sangat tidak efektif dalam mengimbangi tahanan, dan alir balik vena menurun secara drastis.Sebaliknya, bila arteriolar dan tahanan arteri kecil meningkat, darah terkumpul di dalam arteri, yang memiliki kelenturan hanya 1/30 dari yang dimiliki oleh vena. Oleh karena itu, bila terjadi sedikit pengumpulan darah saja di dalam arteri akan meningkatkan tekanan dengan sangat besar 30 kali lebih banyak dari dalam vena dan tekanan yang tinggi ini mengimbangi sebagian besar peningkatan tahanan sehingga alir balik vena menurun sangat sedikit.2Kompensasi untuk Efek Gravitasi

Dalam posisi berdiri, akibat efek gravitasi pada darah, maka tekanan darah arteri rerata di kaki seorang dewasa normal adalah 180-200 mmHg dn tekanna vena adalah 85-90 mmHg. Tekanan darah arteri pada kepala adalah 60-75 mmHg, dan tekanan venanya sebesar nol. Apabila orang tidak bergerak, maka 300-500 ml darah bekumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di ekstremitas bawah, cairan mulai berkumpul dalam uangan interstisium akibat peningktan tekanan hidrostatik di kapiler dan isi secukup (stroke volume) menurun sampai 40%.1Timbul gejala-gejala iskemia serebrum apabila aliran darah serebrum menurun sampai kurang dari 60% aliran dalam posisi berbaring. Bila tidak terdapat perubahan kardiovaskular kompensatorik, maka penurunan curah jantung (cardiac output) akibat terkumpulnya darah di bagian bawah badan dalam keadaan berdiri akan menyebabkan penurunan aliran darah serebrum sebesar di atas, dan kesadaran akan hilang.1Mekanisme kompensasi utama sewaktu berdiri, dipacu oleh penurunan tekanan darah pada sinus karotikus dan arkus aorta.Kecepatan denyut jantung meningkat, membantu mempertahankan curah jantung. Terdapat venokonstriksi yang relative ringan di perifer, tetapi terjadi peningkatan cepat kadar rennin dan aldosteron dalam darh. Arteriol mengalami konstriksi, membantu mempertahankan tekanan darah. Perubahan tekanan darah yang sebenarnya pada tingkat jantung bervariasi, bergantung pada keseimbangan antara derajat konstriksi arteriol dan penurunan curah jantung.1Pada percobaan mengenai pengaruh gaya berat ini dapat disimpulkan bahwa pada tangan kanan yang diangkat warna permukaan tangan pucat dan tidak terjadi pengembangan vena karena pada pembuluh darah tangan kanan tidak melawan arah gravitasi untuk menuju ke sentral (jantung) sehingga aliran darah vena dapat dengan mudah kembali ke jantung dan tidak menimbulkan pelebaran pembuluh darah tetapi warna telapak tangan pucat karena aliran darah sulit mencapai tangan karena melawan gaya berat / gravitasi. Sedangkan hal sebaliknya terjadi pada tangan kiri yang dibiarkan tergantung ke bawah, aliran vena sulit mencapai sentral karena melawan gaya berat sehingga terjadi pelebaran vena dan telapak tangan bewarna merah karena darah arteri mudah mencapai tangan ditambah karenan penumpukan darah vena pada telapak tangan.C. Pengosongan dan Pengisian VenaDalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini.Pertama, penurunan takanan arteri rerata yang terjadi ketika seorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk.Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena secara intermiten sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. Reflex vasokonstriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi reflex untuk mempertahankan tekanan arteri rerata.Berkurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada system vascular dan memulihkan sirkulasi efektif.Karena itu, menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya yang sia-sia.Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini, yang disebut sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah-raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung.Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolahraga, semakin meningkatkan aliran balik vena.Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu selang berisi cairan di bagian tengahnya maka cairan akan terdorong ke kedua arah titik perasan. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran belik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.Pada percobaan mengenai waktu pengisian vena dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengisi vena hingga mengembang lebih cepat pada saat adanya kontraksi otot otot. Hal tersebut berhubungan dengan mekanisme kompensasi yang mengosongkan pembuluh vena, yakni karena kontraksi otot rangka menyebabkan pompa bagi pembuluh pembuluh balik sehingga vena akan mudah kembali saat otot berkontraksi akan tetapi karena pemasangan manset pada bagian lengan atas yang menahan laju balik vena maka vena yang seharusnya cepat membalik akibat kontraksi otot rangka menjadi lebih cepat menumpuk saat kontraksi dilakukan. Hal tersebut yang menyebabkan waktu pengisian vena lebih capat saat otot kontrasi dari pada saat otot relaksasi.D. Pengukuran Tekanan Vena Cara GartnerCara Gartner merupakan metode pengukuran tekanan vena, berdasarkan fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada punggung tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan kemudian dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara ketinggiannya dan atrium diukur dengan millimeter, jarak ini memberikan tekanan vena dalam milliliter darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai penghubung manometer dengan atrium kanan.Percobaan pengukuran tekanan vena ini membuktikan salah satu cara pengukuran tekanan vena dengan cara tidak langsung yaitu dengan cara Gartner. Pada percobaan ini juga dibuktikan bahwa berbaring tekanan vena lebih kecil dari pada pada saat berdiri karena saat berdiri vena akan sulit mengalir ke sentral akibat gaya gravitasi yang menyebabkan penumpukan darah vena dan peningkatan tekanan vena. Pada saat tindakan valsava juga memiliki tekanan vena yang besar karena tindakan valsava meningkatkan tahan pada pembuluh darah vena yang menyebabkan penumpukan darah vena dan peningkatan tekanan vena. Sedangkan pada tindakan berbaring dengan kaki diangkat menyebabkan penurunan tekanan vena.II. Percobaan Kedua

A. Vasodilatasi Aktif

Sebelum manset dipasang pada lengan OP, darah masih dapat mengalir dengan normal ke peredaran darah pada bagian kulit. Lalu, aliran darah dihentikan tiba-tiba oleh proses oklusi. Manset dipompa hingga tekanan 150-175 mmHg. Tekanan ini membuat darah akan terbendung, pada bagian lengan atas dan tidak akan mengalir ke bagian lengan bawah sampai bagian tangan. Hal ini membuat tangan menjadi berwarna pucat dan terjadinya pembengkakan pembuluh darah (pembuluh darah vena menjadi lebih besar).Pelebaran pembuluh darah ini yang dinamakan vasodilatasi. Dimana vasodilatasi itu bisa menyebabkan juga terjadinya pengurangan resistensi pembuluh darah dan peningkatan aliran darah. 3Kesimpulan

Pada pembuluh darah vena terdapat katup yang menyebabkan aliran darah vena hanya mengalir satu arah yakni ke sentral. Katup ini juga berfungsi melawan gaya berat dan gravitasi juga ikut mempengaruhi aliran balik vena karena gaya berat atau gravitasi ini akan melawan aliran balik dari vena. Oleh karena gaya berat melawan aliran balik vena, terdapat mekanisme kompensasi untuk melawan gaya gravitasi ini dengan kontraksi otot yang dapat membantu aliran balik vena ke jantung. Tekanan pembuluh vena pun dapat diukur dengan cara tidak langsung yakni dengan cara Gartner seperti pada percobaan peredaran darah vena yang keempat yang juga membuktikan berbabagi pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan vena.

Daftar Pustaka

1. Ganong WF. Fisiologi kedeokteran. Ed 22. Jakarta: EGC; 2005. h. 572-4, 609.

2. Guyton, Hall. Fisiologi kedokeran. Edisi ke 11. Jakarta: EGC; 2004. h. 302.

3. Hartanto H, Nisa TM, alih bahasa. Kamus ringkas kedokteran Stedman untuk profesi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC. 2005. h. 459.PRAKTIKUM

KESANGGUPAN KARDIOVASKULER

TUJUAN:

1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring

2. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit

3. Mengukur tekanan darah a.Brachialis selama perangsangan pada sub.2

4. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.Brachialis

5. Menggolongkan orangpercobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor

6. Melakukan percobaan ,,naik turun bangku

7. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat

8. Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil sub.7

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Sfigmomanometer dan stetoskop

2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia

3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)

4. Metronome (frekuensi 120/menit)

TATA KERJA

1.TES PENINGIIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN

(COLD PRESSOR TEST)

1. Suruhlah orang percobaan berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit

2. Selama menunggu pasanglah mansert sfigmomanometer pada lengan kanan atas orang percobaan

3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut turut (tekanan basal)

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukan tangan kirinya ke dalam air es (4 0c) sampai pergelanggan tangan

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mm Hg dan tekanan diastolic lebih dari 15 mm Hg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperraktor. Bila kenaikan tekanan darah OP masih dbawah angka angka tersebut di atas, maka OP termasuk golongan Hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekana darah basal.8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada detikke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sitolik pada detik ke 30 dan ketik ke 60 pendinginan.

9. Suruhlah OP segera mangeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

Hasil Percobaan:

I. Tes Peninggian Tekanan Darah Dengan Pendinginan (Cold-Pressor Test)

Tekanan Basal OP120/70

Tekanan sistolik dan diastolik OP setelah tangan dimasukkan di dalam es selama 30 detik130/80

Tekanan sistolik dan diastolik OP setelah tangan dimasukkan ke dalam es selama 60 detik140/80

Pembahasan:

Di dalam percobaan ini, OP termasuk di dalam golongan hiporeaktor karena bila pada pendinginan ,tekanan sistolik OP lebih kecil dari 20 mmHg dan tekanan diastolik kurang daripada 15 mm Hg dari tekanan basal .

B.PERCOBAAN NAIK TURUN BANGKU(HARDVARD STEP TEST)

Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 18 inci sampai mendengarkan detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120 kali per menit

Suruhlah orang percobaan menenpatkan salah satu kaki nya d bangku, tepat pada suatu dekatan metronom.

Pada detakan berikut nya(dianggap sebagai detakan ke dua) kaki lain nya di naikan ke bangku sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.

Pada detakan ke tiga, kaki yang pertama kali di turunkan . Pada detakan ke empat kaki yang masih di atas bangku d turunkan pula sehingga orang percobaan berdiri tegak lagi d depan bangku.

Siklus tersebut di ulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut di lakukan dengan mengunakan sebuah stopwatch.

Segera setelah itu OP di suruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing masing dari 0-30, dari 1-130 dan dari 2-230.

Hitunglah indeks kesanggupan Orang percobaan serta berikan penilaian nya menurut 2 cara berikut ini :

a. Cara lambat : indeks kesanggupan badan = lama naik-turun dalam detik x 100 2x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30

Penilaiannya

Kurang dari 55 =kesanggupan kurang

55-64 =kesanggupan sedang

65- 79 =kesanggupan cukup

80-89 =kesanggupan baik

Lebih dari 90 =kesanggupan amat baik

b. Cara cepat

Dengan rumus :

Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dalam detik x 100 5.5 x harga denyut nadi selama 30 pertama.Dengan daftar

Pemulihan denyut nadi dari 0 hingga 30

Lamanya 5percobaan 40-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475-7980-8485-8990-

0 29555155555555

030-0592015152515101010101010

10-1293030253520202020151515

130-1594540404030302525252020

20-2296050454540353530303025

230-2597065605550454040353535

30-3298575706055555045454040

330-35910085807065605555504545

40-429110100908075706560555550

430-4591251101009085757065606055

501301151059590807570656560

PETUNJUK PETUNJUK :

Carilah baris yang berhubungan dengan lama nya percobaan .

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30 pertama

Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajur

PENILAIANNYA:

Kurang dari 50 = kurang

50 80 = sedang

Lebih dari 80 = baik

Hasil Percobaan:

Lama percobaan OP turun naik bangku adalah selama 1 menit 41 detik .

Frekuensi Denyut Nadi Sebelum OP naik turun bangku 80 kali

Frekuensi denyut nadi OP pada ( 0 - 30 )132 kali

Frekuensi denyut nadi OP pada ( 1 - 130)108 kali

Frekuensi denyut nadi OP pada ( 2 - 2 30)98 kali

Perhitungan Indeks Kesanggupan Badan Orang Percobaan :

a. CARA LAMBAT

Indeks Kesanggupan Badan = = 101 x 100

2 x 338 = 10.100

676

= 14, 94b. CARA CEPAT

Indeks Kesanggupan Badan = = 101 x 100

5,5 x 132 = 10.000

726 = 13,77Pembahasan:

Penilaian indeks kesanggupan badan bagi cara lambat dan cara cepat ialah kesanggupan kurang karena kurang dari 55 .

Indeks kesanggupan badan dengan daftar tabel yang telah dipersilangkan di baris dan lajur ialah bernilai 20 di mana (kurang dari 50 = kurang ).