16
Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah Tepi C2 Ketua Kelompok: Tanani Febrianty 10.201.00! "ama "#$ Tanda Tangan Tanani Febrianty 10.201.00! Lissa Marisca Nanulaita 10.201%.2&' Erwin Febrianto 10.201%.%(( Shintia Katoda 10.201.0( Mohamad Pujiyantoro 10.201.11& Maya Saputri 10.201.1&2 Priska Amelia elopandun! 10.201.21) Fakultas Kedokteran *ni+ersitas Kristen Krida ,a-ana ln. /r una *tara "o. ' akarta 11&10. akarta Telephone: 021 &'(320'14 Fa5: 021 &'%31!%

Laporan Fisio 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menunjang perkuliahan

Citation preview

Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah TepiC2Ketua Kelompok: Tanani Febrianty 10.2014.007NamaNIMTanda Tangan

Tanani Febrianty10.2014.007

Lissa Marisca Nanulaita10.2013.256

Erwin Febrianto10.2013.399

Shintia Katoda10.2014.094

Mohamad Pujiyantoro10.2014.115

Maya Saputri10.2014.152

Priska Amelia Belopandung

10.2014.218

Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.JakartaTelephone: (021) 5694-2061; Fax: (021) 563-173

Peredaran Darah TepiAlat yang diperlukan :1. Sfigmomanometer2. 2 buah Waskom : berisi air panas (42C-45C) berisi air es3. Jarum suntik yang steril (suci hama)4. Mistar

I. PEREDARAN DARAH VENAA. Pembuluh darah vena lengan bawah1. Pilihlah seseorang sebagai pasien simulasi dengan pembuluh vena lengan bawah yang terlihat jelas.2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah bagian voler pasien simulasi tersebut.3. Tekanlah salah satu vena dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang.4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer dengan perlahan-lahan.5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan tangan yang jelas terlihat mengembang.6. Kosongkanlah sebagian vena yang megembang tersebut dengan cara mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melalui katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.7. Ulangi pengosongan seperti sub.6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan bawah bagian voler pasien simulasi tersebut.8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan tadi.

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas, sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut. Catatlah hasil pengamatan.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena1. Pasanglah sfigmomanometer pada lengan atas kanan pasien simulasi yang berbaring terlentang.2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolik (50-60 mmHg) untuk membendung vena.3. Catatlah lama waktu pengisan vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan OP.4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkalah otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10 atau 20 kali.5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena seperti sub 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)1. OP berbaring telentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.2. Angkatlah lengan OP tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm darah. Letak katup trikuspidalis jantung : pada orang berbaring kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan sternum. Pada orang berdiri pada sternum di ruang interkostal ke-4.4. Ulangilah sub 1 sub 3 dengan kedua tungkai pasien simulasi diangkat setinggi-tingginya.5. Ulangilah sub 1 sub 3 pada pasien simulasi melakukan tindakan valsalva.6. Ulangilah sub 1 sub 3 pada pasien simulasi yang sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah vena di atas.

Hasil Pengamatan percobaan ANama pasien simulasi: Maya saputri 102014152 Saat salah satu pembuluh vena ditekan kearah perifer : tidak terjadi pengosongan maupun penambahan untuk pembuluh vena mengembang. Ditekan kearah sentralSaat salah satu pembuluh vena ditekan kearah sentral : terjadi pengosongan pembuluh vena

Ditekan kearah perifer

Hasil pengamatan percobaan BNama pasien simulasi : Priska 102014218 Lengan kanan (diangkat ke atas) : tampak lebih pucat & vena lebih terlihat menonjol, karena gaya berat pada peredaran darah. Lengan kiri (menggantung) : lebih putih kemerahan (seperti keadaan biasa) , tidak pucat, dan vena tidak jelas terlihat.Hasil pengamatan percobaan C Nama pasien simulasi : Maya saputri 102014152 Tanpa mengepalkan tangan : 30 detik Dengan mengepalkan tangan : 20 detik

Hasil pengamatan percobaan DNama pasien simulasi : Maya saputri 102014152 Berbaring : 32 cmH2O Berbaring dengan tungkai diangkat : 35 cmH2O Berbaring dengan tindakan valsalva : 38 cmH2O Berdiri : 45 cmH2O

II. PEREDARAN DARAH KULITa. Vasodilatasi aktif kapiler1. Sediakanlah ember berisi air panas 45C.2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas pasien simulasi.3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan pasien simulasi tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya selama 150-175 mmHg dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lenga bawah ke dalam air panas selama 3 menit.4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.5. Hentikanlah oklusi pada lengan pasien simulasi tersebut dengan menghilangkan tekanan dalam manset.6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

b. Vasodilatasi pasif kapiler1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)2. Masukanlah tangan serta setengah lengan bawah itu ke dalam air panas 45C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak. 3. Hilangkanlah tekanan dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

Hasil pengamatan percobaanNama pasien simulasi : Erwin febrianto 102013399a. Vasodilatasi aktif kapiler Dalam air : setelah direndam dalam air panas, warna kulit berubah jadi tampak pink kebiru-biruan Setelah dioklusi: perubahan warna kulit menjadi jauh lebih merah setelah di oklusib. Vasodilatasi pasif kapilerPerubahan warna kulit tangan menjadi keunguan dan setelah oklusi dihentikan warna kulit tangan kembali seperti semula.

PembahasanI. Peredaran Darah Vena Pada percobaan pembuluh darah vena lengan bawah, saat menghambat aliran balik vena dengan cara menekan salah satu vena, pembuluh vena akan mengembang dan membesar, sehingga akan terlihat kasat mata. Saat darah yang berada pada vena tersebut didorong ke arah perifer, maka darah akan mendorong dinding vena dan katup vena akan terlihat akibat dari pendorongan vena ke arah perifer.Pada percobaan pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena, pada lengan kanan berwarna lebih pucat dari pada lengan kiri karena arteri akan susah memompakan darah ke atas karena adanya pengaruh gravitasi yang menyebabkan darah susah dipompakan ke atas, lalu vena akan cepat sekali kembali ke jantung karena gaya gravitasi.Pada percobaan waktu pengisian darah vena, pada pengisian vena lebih cepat terjadi saat melakukan kontraksi otot lengan karena otot lengan berfungsi sebagai pompa yang menyebabkan aliran darah vena lebih cepat terisi.Aliran balik vena adalah laju aliran darah kembali ke jantung. Biasanya membatasi cardiac output. Superposisi dari kurva fungsi jantung dan vena kurva kembali digunakan dalam satu model hemodinamik.1 Aliran balik vena (VR) adalah aliran darah kembali ke jantung. Dalam kondisi steady-state, aliran balik vena harus sama cardiac output (Q). Ketika rata-rata dari waktu ke waktu karena sistem kardiovaskular pada dasarnya adalah sebuah loop tertutup. Jika tidak, darah akan menumpuk di salah sirkulasi sistemik atau paru-paru. Meskipun curah jantung dan aliran balik vena saling bergantung, masing-masing dapat mandiri diatur.Sistem peredaran darah terdiri dari dua sirkulasi (paru dan sistemik) terletak di seri antara ventrikel kanan (RV) dan ventrikel kiri (LV). Balance dicapai, sebagian besar, oleh mekanisme Frank-Starling. Sebagai contoh, jika aliran balik vena sistemik tiba-tiba meningkat (misalnya, berubah dari tegak ke posisi terlentang), preload ventrikel kanan meningkat menyebabkan peningkatan stroke volume dan aliran darah paru. Ventrikel kiri mengalami peningkatan aliran balik vena paru, yang pada gilirannya meningkatkan preload ventrikel kiri dan stroke volume oleh mekanisme Frank-Starling. Dengan cara ini, peningkatan aliran balik vena dapat menyebabkan peningkatan cocok curah jantung.2Hemodinamik, aliran balik vena (VR) ke jantung dari tempat tidur vaskular vena ditentukan oleh gradien tekanan (tekanan vena - tekanan atrium kanan) dan resistensi vena (RV). Oleh karena itu, meningkatkan tekanan vena atau penurunan tekanan atrium kanan atau vena resistance akan menyebabkan peningkatan aliran balik vena, kecuali jika ada perubahan yang dibawa diubah postur tubuh (lihat di bawah). Meskipun hubungan di atas adalah benar untuk faktor-faktor hemodinamik yang menentukan aliran darah dari pembuluh darah kembali ke jantung, penting untuk tidak melupakan fakta bahwa aliran darah melalui seluruh sirkulasi sistemik mewakili kedua output jantung dan vena yang kembali, yang sama dalam kondisi mapan karena sistem peredaran darah tertutup. Oleh karena itu, orang bisa saja juga mengatakan bahwa aliran balik vena ditentukan oleh tekanan aorta rata-rata minus tekanan atrium kanan berarti, dibagi dengan perlawanan dari seluruh sirkulasi sistemik (misalnya, resistensi pembuluh darah sistemik).Hal ini sering disarankan bahwa aliran balik vena mendikte cardiac output, dilakukan melalui mekanisme Frank Starling. Namun, seperti disebutkan di atas jelas bahwa, sama-sama, curah jantung harus mendikte aliran balik vena karena selama setiap periode waktu keduanya harus selalu sama. Demikian pula, konsep tekanan pengisian sistemik, tekanan mengemudi hipotetis untuk aliran balik vena, sulit untuk melokalisasi dan tidak mungkin untuk mengukur dalam keadaan fisiologis. Selanjutnya, perumusan ohmik digunakan untuk menggambarkan aliran balik vena mengabaikan kritis vena parameter, kapasitansi. Ini adalah kebingungan tentang istilah-istilah ini yang telah menyebabkan beberapa ahli fisiologi untuk menunjukkan bahwa penekanan pada 'aliran balik vena' diubah bukan untuk pengaruh yang lebih terukur dan langsung pada curah jantung seperti tekanan akhir diastolik dan volume yang dapat kausal berkaitan dengan cardiac output dan melalui yang pengaruh status volume, kapasitansi vena, kepatuhan ventrikel dan terapi venodilating dapat dipahami. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi aliran balik vena, yaitu : Efek aktivitas simpatis pada aliran balik venaOtot polos vena banyak disarafi serat saraf simpati. Stimulasi saraf simpatis akan menimbulkan vasokontriksi vena dan meningkatkan tekanan vena dan kemudian akan meningkatkan gradien tekanan yang akan mendorong lebih banyak darah dari vena keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan meningkatkan aliran balik vena denganmengurangi kapasitas vena.

Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik venaVena besar yang terdapat pada ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka. Otot rangka yang berkontraksi akan menekan vena. Penekanan vena eksternal ini akanmenurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan vena akanterperas ke dalam jantung,efek pemompaan ini yang dikenal dengan pompa otot rangka. Efek katup vena pada aliran balik venaVasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah ke arah jantung. Namun, apabila anda memeras suatu selang berisi cairan di bagian tengah, cairan akan terdorong ke kedua arah dari titik penekanan. Darah hanya dapat terdorong ke arah depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada jarak 2 sampai 4 cm, katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung tetapi mencegah darah mengalir kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.Vena varikosa (varises vena) terjadi apabila katup-katup vena menjadi inkompeten dan tidak dapat lagi menunjang kolom darah di atas mereka. Individu yang rentan mengalami gangguan ini biasanya memperlihatkan distensibilitas berlebihan dan kelamahan di dinding vena mereka. Diperburuk oleh berdiri lama dan sering vena-vena mengalami distensi hebat karena tertimbunnya darah sehingga tepi-tepi katup tidak lagi akan dapat saling bertemu untuk membentuk sumbat. Vena-vena tungkai superfisial yang mengalami varises akan tampak melebar dan berkelok-kelok. Berbeda dengan yang mungkin diperkirakan, penimbunan darah kronik di vena-vena yang melebar secara patologis tersebut tidak mengurangi curah jantung karena terjadi peningkatan kompensatorik volume darah total yang bersirkulasi. Konsekuensi paling serius dari vena varikosa adalah kemungkinan terbentuknya bekuan abnormal di darah yang mengalir lambat tersebut. Risiko yang terutama berbahaya adalah bekuan-bekuan tersebut dapat lepas dan menyumbat pembuluh kecil di tempat lain, terutama di kapiler-kapiler paru. Efek aktivitas pernapasan pada aliran balik venaAkibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan menjadi rata-rata 5mmHg dibawah tekanan atmosfer. Aliran darah balik vena dari ekstremitas akanterpajan perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari vena-venabagian bawah menuju ke vena dada dan meningkatkan aliran balik vena, hal ini dikenal sebagai pompa respirasi. Efek penghisapan jantung pada aliran balik venaSelama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah mengakibatkan atrium semakinmengembang dan menurunkan tekanannya sehingga gradien tekanan vena-ke-atriumakan meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.Ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel akan menciptakan tekanannegatif yang akan meningkatkan gradien tekanan vena-ke-atrium-ke-ventrikel danmeningkatkan aliran balik venaSemua peningkatan aliran balik vena ini akan meningkatkan volume diastolik akhirjantung dan mengingkatkan volume sekuncup jantung dan pada akhirnya akan meningkatkancurah jantung. Efek gravitasi pada tekanan venaPada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan antara jantung dan kaki ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 meter. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekan di pembuluh-pembuluh sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga, kapiler di daerah ini juga mendapat pengaruh gravitasi yang sama. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut.3

Percobaan I.D dilakukan 4 perlakuan, yaitu:Perlakuan Valsava seharusnya membutuhkan elevasi yang paling tinggi. Usaha ekspirasi yang ditahan oleh menutupnya epiglottis menyebabkan tekanan intrapulmo meningkat (diatas atmosfer). Hal tersebut membuat aliran balik vena melambat akibat tidak adanya daya tarik dari perbedaan tekanan tersebut. Dengan demikian sangat tergantung pada gaya gravitasi untuk mengembalikan aliran balik vena. Perlakuan kedua tertinggi adalah tangan normal tanpa perlakuan. Perlakuan ini mendapat posisi kedua karena adanya dua perlakuan lagi yang membutuhkan ketinggian tangan di bawah 2 perlakuan sisanya. Perlakuan ketiga tertinggi, yaitu elevasi kaki. Dengan elevasi kaki, maka aliran arteri ke kaki terhambat dan aliran balik vena mengalir dengan cepatnya karena adanya pengaruh gravitasi yang lebih dari biasanya (dibandingkan dengan terlentang). Berarti darah yang seharusnya disupply ke arteri yang menuju ke kaki, sedikit dialokasikan kepada arteri lainnya pada tubuh. Begitu juga dengan aliran balik vena yang cepat berarti memberikan darah pada ventrikel lebih banyak dari yang seharusnya, hal ini akan mempengaruhi cardiac output semakin besar. Berarti tekanan darah arteri pada tangan akan semakin meningkat yang juga mempermudah aliran balik vena, sehingga tidak terlalu memputuhkan bantuan gravitasi lebih banyak. Perlakuan keempat, yaitu dengan berdiri. Perngaruh gravitasi sangat memegang peranan penting dan memiliki pengaruh cukup kuat dalam mempengaruhi aliran darah baik arteri maupun vena. Oleh karena itu, hanya memerlukan elevasi lebih sedikit untuk mengembalikan aliran vena. Pada percobaan yang kami lakukan, terjadi kesalahan pada proses pengukurannya karena kurang ketelitian dan keseriusan sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada.4III. Pembahasan Peredaran Darah KulitA. Vasodilatasi aktif kapilerPerubahan warna kulit lebih karena ada hubungannya dengan suhu kulit. Bila suhu tubuh menjadi berlebih, aliran darah melalui kulit lengan bawah dan batang tubuh bertambah. Hal ini sebagai akibat vasodilatasi aktif. Bila kulit dingin dan darah mengalir dengan sangat perlahan, sebagian terbesar oksigen dikeluarkan untuk tujuan nutritif sebelum darah dapat meninggalkan kapiler tersebut. Akibatnya, kapiler dan vena kemudian mengandung sejumlah besar darah yang telah mengalami deoksigenasi dan berwarna tua, sehingga warna kulit agak pink kebiru-biruan.2B. Vasodilatasi pasif kapilerSebagian besar warna kulit disebabkan oleh warna darah di dalam kapiler dan vena kulit. Bila kulit panas dan darah arteri mengalir dengan cepat ke dalam pembuluh-pembuluh ini, kulit tersebut biasanya merah. Sebaliknya Efek vaskuler lain sering mempengaruhi warna kulit adalah kontradiksi pembuluh-pembuluh kulit, yang mengirimkan sebagian besar darah keluar dari kulit masuk ke dalam sirkulasi lain. Bila ini terjadi, kulit mengambil warna jaringan penyambung submukutan, yang terdiri dari serabut-serabut kolagen dan berwarna keputih-putihan. Jadi, pada keadaan dimana pembuluh-pembuluh kulit menyempit, kulit pun mempunyai warna biru agak keunguan.1-5KesimpulanMelalui percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran darah vena dapat dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan oklusi. Pada posisi berdiri, tekanan vena di bagian-bagian tubuh di atas jantung menurun oleh gaya gravitasi. Turunnya tekanan vena selama inspirasi membantu arus balik vena. Saat diafragma turun saat inspirasi, tekanan intra abdomen akan meningkat, dan hal ini juga memeras darah menuju jantung karena aliran balik vena dicegah katup vena. Pada saat tangan di oklusi, hal ini dapat menghambat aliran darah vena. Dengan tindakan valsalva dan OP pada posisi berdiri dapat menghambat venous return.Daftar pustaka1. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In : Dharma A, Lukmanto P, editors. Vena dan fungsinya. 5th ed. Jakarta : EGC ; 1990. h.319-26.2. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Sistem Pernafasan. Jakarta : EGC; 2004. h.242-47.3. Ganong WF. Buku Ajar Fisiolgi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. h. 565.4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 299-333.5. Burnside JW. Adams Diagnosis Fisik. 17th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. h. 69-70.