23
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………………… 1 BAB I DASAR TEORI ……………………………………………………… 2 BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………………… 9 BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………… 12 BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………. 16 BAB V DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 17 1

laporan oklusi arin

  • Upload
    arinanr

  • View
    43

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisio stoma 1

Citation preview

Page 1: laporan oklusi arin

DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………………………… 1

BAB I DASAR TEORI ……………………………………………………… 2

BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………………… 9

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………… 12

BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………. 16

BAB V DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 17

1

Page 2: laporan oklusi arin

BAB I

DASAR TEORI

1.1. OKLUSI

Dalam arti luas, oklusi adalah hubungan biologis yang dinamis dari komponen-komponen sistem mastikasi untuk mengontrol kontak gigi selama fungsi dan disfungsi. Dengan kata lain, oklusi merupakan aksi terintegrasi dari otot-otot rahang, sendi temporomandibular dan gigi geligi. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan-hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi-geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antar sendi temporomandibular (STM) dan gigi-geligi, sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, Adapun otot-otot yang berperan di dalam proses mastikasi adalah : M. Temporalis (elevator), M. Masseter (elevator), M. Disgastric (ant.Belly) (depressor), M. Pterygoideus Eksternus (depressor), M Pterygoedeus Internus (elevator), M. Mylohyoideus (depressor), M. Geniohyoid (depressor).

2

Page 3: laporan oklusi arin

Beberapa otot yang dalam kerjanya dapat menimbulkan daya tarikan pada mandibula dan maksila adalah : M. Maseter, M. Temporalis, M Pterygoideus eksternus, M. Pterygoideus internus, M. Genioglossus, M. Geneiohyoid, M. Mylohioid dan M. Digastricus.

Beberapa jenis otot yang dalam kerjanya akan menyebabkan tarikan-tarikan di beberapa daerah di rahang adalah : M. Stylopharyngeus, M Constrictor Pharyngis Superior, Ligamentum Stylohyoid, M. Glassopharyngeus, M. Hyoglossus, M. Genioglossus, M. Longitudinal inferior dan M. Geniohyoid.

Beberapa jenis otot yang dalam bekerjanya akan menyebabkan tarikan di beberapa daerah rahang : M. Pterygoedeus eksternus, M. Masseter, M. Pterygoedeus Internus, M. Mylohyoid dan M. Geniohyoid.

Konsep Dasar Oklusi

3

Page 4: laporan oklusi arin

A. Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion)

Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak antara geligi pada rahang

bawah (RB) dan rahang atas (RA) memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi

rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Konsep ini bertolak dari pembuatan

gigi tiruan lepasan yang memperhatikan adanya stabilitas. Keadaan ini akan tercapai bila

terdapat keseimbangan kontak gigi pada sisi kiri dan kanan. Dalam kenyataannya, keadaan

ini jarang ditemukan pada gigi-geligi asli. Walaupun demikian fungsi kunyah tetap

berlangsung baik.

A.1. Oklusi Morfologik (Morphologic Occlusion)

Oklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan antara geligi pada rahang

bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut berkontak. Konsep ini menitik-beratkan pada

segi morfologiknya saja.

A.2. Oklusi Dinamik (Dinamic/Individual/Functional Occlusion)

Konsep ini menyatakan bahwa efektifitas fungsional tak dapat ditentukan oleh

hubungan hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) saja, tetapi ada keserasian antara

komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antara gigi-geligi tersebut.

Komponen tersebut adalah gigi-geligi dan jaringan pendukungnya; otot mastikasi, sistem

neuro-muskuler, dan sendi temporomandibular (STM). Bila semua struktur tersebut berada

dalam keadaan sehat dan mampu menjelaskan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut

dikatakan normal.

Kontak gigi-geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Intercuspal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi-geligi dengan

antagonisnya.

2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi-geligi pada saat

mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara

terbatas ke lateral.

3. Protrusif Contact Position (PCP), adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke

anterior.

4. Working Side Contac Position (WSCP), adalah kontak gigi-geligi pada saat RB

digerakkan ke lateral.

4

Page 5: laporan oklusi arin

Selain klasifikasi di atas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2. Unilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi

keseimbangan tidak kontak

3. Mutually Balanced Occlusion dijumpai kontak ringan/tidak kontak pada gigi

gelegi anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak

4. Tidak dapat ditentukan bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.

B. Oklusi Gigi Geligi

Oklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove)

gigi-geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses pemakaiannya seringkali

gigi-geligi tersebut telah mengalami berbagai perubahan. Berbagai macam perubahan yang

dapat terjadi adalah: (a) atrisi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor fisiologi (misalnya

gesekan antar gigi), (b) abrasi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis (misalnya

sikat gigi).

B.1. Oklusi Sentrik

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris dalam

fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang

diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila

terdapat gigi supra-posisi ataupun overhanging restoration.

Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:

a. Oklusi statik merupakan hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah

(RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan

tidak berfungsi (statik), dan

b. Oklusi dinamik merupakan hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah

(RB) pada saat orang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun

ke depan (antero-posterior).

5

Page 6: laporan oklusi arin

Oklusi Sentrik

B.2. Oklusi Statik

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi-geligi posterior (premolar) berada

pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada posisi cusp to fossa. Sedang pada

hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam

satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horisontal antara incisal gigi

incisivus RA terhadap bidang labial gigi incisivus pertama RB. Dan, tinggi gigit (overbite)

adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.

Oklusi Statik

B.3. Oklusi Dinamik

Oklusi dinamik, timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, ke depan (anterior), dan

ke belakang (posterior). Oklusi yang terjadi pada pergerakan mandibula ini sering disebut

6

Page 7: laporan oklusi arin

dengan artikulasi. Pada gerakan lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang

ditunjukkan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi

keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai

panduan oklusi (Occlusal guidance), bukan pada balancing side.

Kontak gigi-geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

5. Intercuspal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara

gigi-geligi dengan antagonisnya.

6. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara

gigi-geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP,

namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

7. Protrusif Contact Position (PCP), adalah kontak gigi geligi pada

saat RB digerakkan ke anterior.

8. Working Side Contact Position (WSCP), adalah kontak gigi-geligi

pada saat RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi di atas, secara umum pola oklusi akibat gerakan

RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi

kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak.

2. Unilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi

kerja dan sisi keseimbangan tidak kontak.

3. Mutually Balanced Occlusion, dijumpai kontak ringan/tidak ada

kontak pada gi-geligi anterior, sedang gigi posterior tidak kontak.

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam

klasifikasi di atas.

1.2. Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi sentrik adalah sinonim dan relasi retrusi mandibula terhadap maksila. Di sini,

mandibula telah terdorong ke belakang dan karena itu tidak ada alasan untuk menyebut

mandibula berada pada posisi sentral. Kerancuan istilah ¡ni makin bertambah dengan

diperkenalkannya kata sifat “tegang” dan “tidak tegang” dan tak seorang pun yakin istilah

7

Page 8: laporan oklusi arin

yang mana yang cocok. Bagi beberapa orang, gerak terdorong ke belakang dapat memicu

timbulnya rasa tegang pada otot sedangkan bagi orang lain dorongan ini tidak mungkin

dilakukan karena lelahnya atau kakunya otot. Untuk mendapatkannya otot harus sehat dan

hubungan tersebut sangat bermanfaat karena dengan adanya otot yang sehat, gerakan ¡ni

dapat direproduksi. Relasi sentrik juga disebut sebagai posisi kondilus mandibula yang paling

belakang, paling tengah dan paling atas, yang menggambarkan relasi retrusi dan kondilus

terhadap fosa glenoid, walaupun menambah kerancuan terhadap istilah sentrik yang telab

salah kaprah. Sentrik sering digunakan sebagai kata benda bila lebih berkonotasi harapan dan

pada kepastian bahwa posisi mandibula yang akurat akan dapat dicapai. Oleh karena ¡tu,

istilah “interkuspa (antar-tonjol)” dan “retrusi” lebih disukai.

Relasi Sentrik

Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position)

Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaiu jarak antara

oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks, dan posisi

tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan

istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan depresor

tonus dan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dan kondili dalam

keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk tiap

individu

8

Page 9: laporan oklusi arin

BAB II

HASIL PERCOBAAN

Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.1. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Relasi Gigi Nomor Gigi

Rahang Atas 27 26 25 24 14 15 16 17

Rahang Bawah 37 36 36 34 46 - 46 47

*) Diisi dengan nomor gigi lawannya yang berkontak dengan gigi yang disebut diatas

2.2. Pemeriksaan Relasi Sentrik

Relasi Mandibula Terhadap Maksila Overjet (mm)

Oklusi Sentrik 5 mm

Relasi Sentrik 7 mm

2.3. Pemeriksaan Psysiological Rest Position

Relasi Mandibula Terhadap Maksila Free way space (mm)

Psysiological Rest Position 2 mm

2.4. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Relasi Gigi Anterior Jarak (mm)

Overjet 5 mm

Overbite 5 mm

Cusp to marginal ridge 16 26 27 14 15

9

Page 10: laporan oklusi arin

46 46 37 32 45

Cusp to fossa 17 25 24

47 35 34

2.5. Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Tipe oklusi dinamik pada orang coba :

Bilaeral Balanced Occlusion

Unilateral Balanced Occlusion

Muttually Protected Occlusion

Tidak dapat didefinisikan

2.6. Pemeriksaan Oklusi Yang Ideal

No Indikator Ya Tidak

1 Saat melakukan oklusi sentris apakah hubungan kedua

rahang stabil.V

2 Saat melakukan oklusi sentris, apakah mengalami

hambatan.V

3 Saat melakukan gerakan relasi sentris ke oklusi sentris

apakah mengalami hambatan.V

4 Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior apakah

mengalami hambatanV

5 Apakah ada kontak prematur pada saat Intercuspal

Contact Position (ICP)V

6 Apakah ada kontak prematur pada saat Retruded Contact

Position (RCP)V

7 Apakah ada kontak prematur pada saat Protrusif Contact

Position (PCP)V

Jika ada kontak prematur, catat pada tabel berikut:

No Relasi Gigi Gigi yang mengalami kontak prematur *)

1 ICP 27 16 17

37 36 47

10

Page 11: laporan oklusi arin

2 RCP 27 26

37 36

3 PCP 26 15

36 45

Pemeriksaan Gerakan Mandibula

No Kegiatan Hasil Pengamatan

1 Gerakan Mandibula membuka dan

menutup mulut

Membuka : condylaris tidak

menonjol

Menutup : rahang bawah – atas

berkontak, condylaris

menonjol

2 Gerakan mandibula kearah anterior

dan posterior

Mandibula ke depan : condylaris

bergerak ke anterior

Mandibula ke belakang : condylaris

bergerak ke posterior

3 Pemeriksaan gerakan mandibula ke

arah lateral

Mandibula ke kanan : condylaris ke

kiri

Mandibula ke kiri : condylaris ke

kanan

4 Koordinasi gerakan mandibula Condylaris bergerak berbarengan dan

simetris

5 Gerakan Mandibula

a. Saat menunduk Tidak ada perubahan pada mandibula

maupun condylaris

b. Saat menengadah Tidak ada perubahan pada mandibula

maupun condylaris

c. Saat tidur terlentang Tidak ada perubahan pada mandibula

maupun condylaris

d. Saat tidur miring ke samping Tidak ada perubahan pada mandibula

maupun condylaris

e. Saat duduk istirahat Tidak ada perubahan pada mandibula

maupun condylaris

11

Page 12: laporan oklusi arin

*) karena pergerakan tidak melibatkan

mandibula sehingga condylarispun

tidak menunjukkan perubahan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pemeriksaan Oklusi Statik

Oklusi statis adalah kontak statis dari gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah.

Oklusi Fungsional adalah gerak dinamis dari gigi-gigi rahang bawah dengan gigi-gigi saling

berkontak. Pada pemeriksaan oklusi statik, orang coba diperintahkan untuk memposisikan

giginya seperti dalam keadaan saat dia diam (tidak ada pergerakan antara RA dan RB). Pada

gigi 27 berkontak dengan gigi 37, gigi 26 berkontak dengan gigi 36, gigi 25 berkontak

dengan gigi 36, gigi 24 berkontak dengan gigi 34, gigi 14 berkontak dengan gigi 45, gigi 16

berkontak dengan gigi 46, gigi 17 berkontak dengan gigi 47.

Pemeriksaan tersebut merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang

bawah (RB) dalam keadaan tertutup dan daerah kunyah gigi geligi dalam keadaan tidak

berfungsi (statik) yang dialami oleh orang coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa gigi-geligi

dalam keadaan oklusi sentrik dan terjadi kontak maksimal antara gigi geligi dengan

antagonisnya (ICP). Hal ini menunjukkan orang coba dalam kondisi oklusi normal, dimana

kontak gigi geligi RA dan RB dalam posisi seimbang, dan keadaan over jet serta over bite

gigi anterior dalam keadaan normal, dimana kontak itu terjadi antara bidang insisal RB

dengan singulum RA.

3.2. Pemeriksaan Relasi Sentrik

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan

posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi sentris atau kondili terletak

paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah

lateral. Pada keadaan kontak ini gigi geligi dalam keadaan interksupal contact position (ICP)

atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.

12

Page 13: laporan oklusi arin

Berdasarkan hasil pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila dengan

menggunakan orang coba, pada orang coba ditemukan jarak gigi (overjet) saat oklusi sentris

adalah 5 mm. Selain itu pada orang coba ditemukan juga jarak gigi (overjet) relasi sentris

adalah 7 mm

3.3. Pemeriksaan Physiological Rest Position

Syarat-syarat Physiological Rest Position :

1. Adanya free way space/ruang bebas, ini tergantung pada umur; pada kanak-kanak

lebih besar dan pada orang yang lebih lanjut usianya lebih kecil (tidak statis).

Umumnya 2-6 mm.

2. Bibir atas dan bawah berkontak dalam keadaan nonaktif (tidak kaku), dan

3. Posisi istirahat dari ujung lidah pada permukaan palatal dari gigi insisivus pertama

atas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada orang coba ditemukan free way

space sepanjang 2 mm. Free way space sendiri adalah celah yang terdapat antara rahang atas

dan rahang bawah dalam keadaan istirahat yang merupakan selisih antara relasi vertikal

istirahat dan relasi vertikal oklusi. Hal ini dapat dikatakan normal apabila free way space-nya

yaitu 2-4 mm. Pengukuran free way space pasien dimaksudkan untuk mengetahui berapa

besar jarak in-terocclusal pasien pada saat posisi istirahat. Ini berguna untuk menentukan

ketebalan bite plane jika diperlukan pada perawatan nanti. Sehingga berdasarkan hasil

pengamatan, orang coba memiliki free way space yang normal.

3.4. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Pada pemeriksaan oklusi sentrik yang diukur adalah overjet, over bite, Cusp to

marginal ridge, cusp to fossa. Overjet adalah jarak horizontal antara gigi insisivus atas dan

bawah pada keadaan oklusi diukur pada ujung insisivus atas. Overjet pada orang coba sejauh

5 mm. Overbite adalah jarak vertical antara ujung gigi insisivus atas dan bawah. Dipengaruhi

oleh derajat perkembangan vertikal dari segmendento-alveolar anterior. Overbite pada orang

coba sejauh 5 mm. Cusp to marginal ridge pada gigi 16 berelasi dengan gigi 46, gigi 26

berelasi dengan gigi 36, gigi 27 berelasi dengan gigi 37, gigi 14 berelasi dengan gigi 44, gigi

13

Page 14: laporan oklusi arin

15 berelasi dengan gigi 45. Cusp to fossa pada gigi 17 berelasi dengan gigi 47, gigi 25

berelasi dengan gigi 35, gigi 24 berelasi dengan gigi 34.

3.5. Pemeriksaan Oklusi Dinamik / Artikulasi

Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah

pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun ke

depan (antero-posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut

artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan

dengan adanya kontak antara cusp bukal rahang atas dan cusp molar rahang bawah; dan sisi

keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai

panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.

Pada pemeriksaan oklusi dinamik atau artikulasi kali ini, digunakan orang coba

berjenis kelamin perempuan. Pada orang coba ditemukan gigi geligi posterior pada sisi kerja

dan sisi keseimbangan tidak berkontak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa orang

coba oklusinya adalah UBO ( Unilateral Balanced Occlusion ) dimana ditemukan gigi geligi

posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan tidak berkontak.

3.6. Pemeriksaan Oklusi Ideal

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam

fossanya. Pada percobaan yang dilakukan oleh orang coba, didapatkan pemeriksaan gerakan

oklusi sentrik dalam keadaan normal, gerakan relasi sentries ke oklusi sentris dalam keadaan

normal, dan pergerakan mandibula ke anterior juga dalam keadaan normal. Ketiganya tidak

mengalami hambatan. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh

panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini

akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.

Sementara itu, pada percobaan yang dilakukan oleh orang coba mengenai gerakan

oklusi Intercupal Contact Position (ICP) yaitu kontak maksimal antara gigi-geligi dengan

antagonisnya, yang mengalami kontak premature adalah gigi 27 berelasi dengan gigi 37, gigi

16 berelasi dengan gigi 36, gigi 17 berelasi dengan gigi 47. Gerakan oklusi Retruded

Contract Position (RCP), yaitu kontak maksimal gigi geligi pada saat mandibula bergerak

lebih ke posterior dari ICP, namun rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas ke

14

Page 15: laporan oklusi arin

lateral, yang mengalami kontak premature adalah gigi 27 berelasi dengan gigi 37, gigi 26

berelasi dengan gigi 36. Sedangkan gerakan oklusi Protrusif Contact Position (PCP), yaitu

kontak gigi geligi anterior pada saat rahang bawah digerakkan ke anterior, yang mengalami

kontak premature adalah gigi 26 berelasi dengan gigi 36, gigi 15 berelasi dengan gigi 45.

3.7. Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Gerakan mandibula membuka dan menutup mulut, pada saat membuka condylaris tidak menonjol, dan pada saat menutup rahang bawah – atas berkontak, condylaris menonjol. Gerakan mandibula kearah anterior dan posterior , pada saat mandibula ke depan condylaris bergerak ke anterior, pada saat mandibula ke belakang : condylaris bergerak ke posterior. Pemeriksaan gerakan mandibula ke arah lateral, pada saat mandibula ke kanan posisi condylaris kekiri dan saat mandibula ke kiri condylaris ke kanan. Koordinasi gerakan mandibula condylaris bergerak berbarengan dan simetris. Gerakan mandibula pada saat menunduk, saat menengadah, saat tidur terlentang, saat tidur miring ke samping tidak ada perubahan pada mandibula maupun condylaris karena pergerakan tidak melibatkan mandibula sehingga condylarispun tidak menunjukkan perubahan

15

Page 16: laporan oklusi arin

BAB IV

KESIMPULAN

Oklusi adalah hubungan biologis yang dinamis dari komponen-komponen sistem

mastikasi untuk mengontrol kontak gigi selama fungsi maupun disfungsi, dengan melibatkan

suatu struktur yang terintegrasi antar sistem otot-otot mastikasi, sistem neuromuskuler, TMJ,

dan juga gigi geligi.

Oklusi gigi dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu oklusi statik (dalam keadaan

tidak berfungsi) dan oklusi dinamis (dalam keadaan berfungsi). Seseorang dapat dikatakan

dalam kondisi oklusi yang normal, apabila kontak gigi geligi RA dan RB dalam posisi

seimbang, dan keadaan over jet serta over bite gigi anterior dalam keadaan normal, dimana

kontak itu terjadi antara bidang insisal RB dengan singulum RA dengan nila rata-rata 2-3

mm. Sementara itu jarak in-terocclusal seseorang pada saat posisi istirahat dinamakan free

way space dengan nilai normalnya sebesar 2-4 mm.

bawah dan rahang atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang,

baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Oklusi yang ideal dapat diperoleh apabila

bentuk cusp, ridge, dan groove gigi geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam

proses pemakainnya seringkali gigi-geligi tersebut mengalami perubahan.

16

Page 17: laporan oklusi arin

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Archer W H. 1975. Text Book of Oral and Maxillofacial Surgery 5th Ed. W.B. America:

Saunders Co

Bishara S.E. 2001. Text Bookof Orthodontics. America: WB.Saunders Co

Foster. 1997. Buku Ajar Ortodonsi edisi 3. Jakarta: EGC.

Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC.

Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif.

Surabaya : Airlangga University Press

Peterson L.G. 1998. Contemporary of Oral and Maxillofacial Surgery 3th ed. America:

Mosby

Proffit W.R. White R.P., Sarver D.M. 2003. Contemporary Treatment of Dentofacial

Deformity. America: Mosby.

Thompson, Hamish. 1992. Oklusi. Jakarta: EGC

Thomson, Hamish. 2007. Oklusi. Jakarta: EGC

.

17