17
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sindrom Koroner Akut a. Pengertian Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi (Irmalita dkk, 2015). Sindrom koroner akut adalah terminologi yang digunakan pada keadaan gangguan aliran darah koroner parsial hingga total ke miokard secara akut (Lily, 2012). Sindrom koroner akut merupakan sekumpulan gejala yang diakhibatkan oleh gangguan aliran darah pembuluh darah koroner secara akut. Umumnya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat kerak aterosklerosis yang lalu mengalami perobekan dan hal ini memicu terjadinya gumpalan-gumpalan darah (thrombosis) (Erik, 2005). b. Klasifikasi Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka jantung, Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi (Lily, 2012): 1) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment elevation myocardial infarction) 2) Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST segment elevation myocardial infarction) 3) Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris) Infark miokard dengan elevasi segmen ST akut (STEMI) merupakan indicator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya; secara repository.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

  • Upload
    trandat

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sindrom Koroner Akut

a. Pengertian

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah

kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka perawatan

rumah sakit dan angka kematian yang tinggi (Irmalita dkk, 2015).

Sindrom koroner akut adalah terminologi yang digunakan pada

keadaan gangguan aliran darah koroner parsial hingga total ke miokard

secara akut (Lily, 2012). Sindrom koroner akut merupakan sekumpulan

gejala yang diakhibatkan oleh gangguan aliran darah pembuluh darah

koroner secara akut. Umumnya disebabkan oleh penyempitan pembuluh

darah koroner akibat kerak aterosklerosis yang lalu mengalami

perobekan dan hal ini memicu terjadinya gumpalan-gumpalan darah

(thrombosis) (Erik, 2005).

b. Klasifikasi

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka jantung, Sindrom

Koroner Akut dibagi menjadi (Lily, 2012):

1) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment

elevation myocardial infarction)

2) Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST

segment elevation myocardial infarction)

3) Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)

Infark miokard dengan elevasi segmen ST akut (STEMI)

merupakan indicator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri

koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan revaskularisasi untuk

mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya; secara

repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

9

medikamentosa menggunakan agen fibrinolitik atau secara mekanis,

intervensi koroner perkutan primer. Diagnosis STEMI ditegakkan jika

terdapat keluhan angina pektoris akut disertai elevasi segmen ST yang

persisten di dua sadapan yang bersebelahan. Inisiasi tatalaksana

revaskularisasi tidak memerlukan menunggu hasil peningkatan marka

jantung ( Darma,2009).

c. Patofisiologi

Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma

pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan

dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung fibrus yang

menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi

trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya

trombosit (white tromhbus). Trombus ini akan menyumbat liang

pembuluh darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi

mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.

Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan

vasokonstriksi sehingga memperberat gangguan aliran darah koroner.

Berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan iskemia miokardium.

Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit

menyebabkan miokardium mengalami nekrosis (infark miokard).

Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total

pembuluh darah koroner. Obstruksi subtotal yang disertai

vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan

nekrosis jaringan otot jantung (miokard). Akibat dari iskemia, selain

nekrosis, adalah gangguan kontraktilitas miokardium karena proses

hibernating dan stunning (setelah iskemia hilang), distritmia dan

remodeling ventrikel (perubahan bentuk, ukuran dan fungsi ventrikel).

Sebagian pasien SKA tidak mengalami koyak plak seperti diterangkan

di atas. Mereka mengalami SKA karena obstruksi dinamis akibat

spasme lokal dari arteri koronaria epikardial (Angina Prinzmetal).

repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

10

Penyempitan arteri koronaria, tanpa spasme maupun trombus, dapat

diakibatkan oleh progresi plak atau restenosis setelah Intervensi

Koroner Perkutan (IKP). Beberapa faktor ekstrinsik, seperti demam,

anemia, tirotoksikosis, hipotensi, takikardia, dapat menjadi pencetus

terjadinya SKA pada pasien yang telah mempunyai plak aterosklerosis

(Irmalita dkk, 2015).

d. Manifestasi klinik

Terbentuknya trombus akibat proses patofisiologi SKA

menyebabkan darah sulit mengalir ke otot jantung dan daerah yang

diperdarahi menjadi terancam mati. Gejala yang khas dari SKA adalah

rasa nyeri, rasa terjepit, kram, rasa berat atau rasa terbakar di dada

(angina). Lokasi nyeri biasanya berada di sisi tengah atau kiri dada dan

berlangsung selama lebih dari 20 menit. Rasa nyeri ini dapat menjalar

ke rahang bawah, leher, bahu atau lengan serta ke punggung. Nyeri

dapat timbul pada waktu istirahat, nyeri ini dapat pula timbul pada

penderita yang sebelumnya belum pernah mengalami hal ini atau

penderita yang pernah mengalami angina, namun pada kali ini pola

serangannya menjadi lebih berat atau lebih sering.

Selain gejala gejala yang khas tersebut, bisa juga terjadi

penderita hanya mengeluh seolah pencernaannya yang terganggu atau

hanya berupa nyeri yang terasa di ulu hati. Keluhan diatas dapat disertai

dengan sesak, muntah atau keringat dingin. SKA dapat bermanifestasi

sebagai angina tidak stabil atau serangan jantung dan dapat berakhibat

kematian (Erik, 2005).

2. Kecemasan

a. Pengertian.

Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan

perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan

(Stuart, 2013). Kecemasan dapat diketahui dari perubahan fisiologis

repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

11

dan perilaku atau tidak langsung melalui respon kognitif dan afektif,

termasuk terjadinya mekanisme koping / pertahanan diri.

Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompok

kondisi yang memberi gambaran penting tentang kecemasan yang

berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis (Asmadi,

2008).

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai kecemasan

yaitu (Videbeck, 2008):

1) Teori Biologi

Penelitian terkini berfokus pada penyebab biologis

terjadinya kecemasan yang berlawanan dengan penyebab

psikologis.

2) Teori Psikodinamik

a) Psikoanalisis

Mekanisme pertahanan merupakan upaya manusia untuk

mengendalikan kesadaran terhadap kecemasan. Individu yang

mengalami gangguan kecemasan diyakini menggunakan secara

berlebihan salah satu atau pola tertentu dari beberapa

mekanisme pertahanan, yang menempatkan individu tersebut

pada salah satu tahap perkembangan psikoseksual Freud.

b) Teori interpersonal

Kecemasan timbul dari masalah-masalah hubungan

interpersonal.

c) Teori Perilaku

Ahli teori perilaku memandang kecemasan sebagai

sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman individu.

Sebaliknya, perilaku dapat diubah atau “dibuang” melalui

pengalaman baru.

repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

12

b. Tingkatan kecemasan dan karakteristiknya

Kecemasan menyebabkan respon kognitif, psikomotor dan

fisiologis yang tidak nyaman. Cara untuk mengurangi rasa tidak

nyaman ini, individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyamanan

dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme

pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang positif dan

membantu individu beradaptasi dan belajar. Sedangkan respon negatif

dari kecemasan dapat menimbulkan perilaku maladaptive. Respon

individu terhadap kecemasan beragam dari kecemasan ringan sampai

panik. Tingkatan kecemasan dan beberapa karakteristiknya yaitu dari

cemas ringan, sedang, berat dan panic (Stuart, 2013). Tingkat

kecemasan seseorang bisa merupakan sesuatu yang khas sebagai suatu

sifat, meskipun demikian tingkat kecemasan bisa berubah-ubah

mengikuti perubahan situasi dan perubahan organismik sebagai sesuatu

keadaan (Hall, 2008). Kategori tingkat kecemasan yaitu (Stuart, 2013):

1) Kecemasan ringan

Beberapa respon kecemasan ringan antara lain:

a) Respon fisiologis: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan,

rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin.

b) Respon kognitif: lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya

diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak

hal, mempertimbangkan informasi, dan tingkat pembelajaran

optimal.

c) Respon emosional: perilaku otomatis, sedikit tidak sabar,

aktivitas menyendiri, terstimulasi, dan tenang.

2) Kecemasan sedang

Perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-

benar berbeda dan individu menjadi gugup atau agitasi. Beberapa

karakteristik kecemasan sedang antara lain:

repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

13

a) Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistoldan

tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare/

konstipasi, sakit kepala, sering berkemih dan letih.

b) Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal yang

penting dan mengesampingkanyang lain, lapang persepsi

menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima.

c) Respon perilaku dan emosi: tidak nyaman, mudah tersinggung,

gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan

lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak aman.

3) Kecemasan berat

Kecemasan berat dialami ketika individu yakin bahwa ada

sesuatu yang berbeda dan ada ancaman; individu memperlihatkan

respon takut dan distress. Beberapa karakteristik kecemasan berat

yang perlu dipahami yaitu :

a) Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan

mengabaikan hal yang lainnya.

b) Respon fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik,

berkeringat dan sakit kepala, hiperventilasi, penglihatan

berkabut, serta tampak tegang.

c) Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi serta

membutuhkan banyak pengetahuan/ tuntunan, dan lapangan

persepsi menyempit.

d) Respon perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan

komunikasi terganggu (verbalisasi cepat).

4) Panik

Panik merupakan tingkat tertinggi dari kecemasan. Semua

pikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon

flight atau freeze yakni kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di

tempat, berjuang dan tidak dapat melakukan sesuatu. Beberapa

karakteristik gangguan panik yaitu (Videbeck, 2008):

repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

14

a) Respon fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,

sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi

motorik.

b) Respon kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis,

persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi dan

ketidakmampuan memahami situasi.

c) Respon perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah,

ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali/kontrol diri

(aktivitas motorik tidak menentu), perasaan terancam, serta

dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri

dan/atau orang lain.

Gambar 2.1

Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

(Stuart, 2013)

c. Faktor pencetus kecemasan

Faktor yang menjadi pencetus kecemasan yaitu (Stuart, 2013):

1) Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi

ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk

melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dari

seseorang.

d. Gejala Kecemasan

Kecemasan dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk

pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang bersangkutan.

repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

15

Tetapi kecemasan dapat pula menjadi suatu beban berat yang

menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di bawah bayang-

bayang kecemasan yang terus berkepanjangan (Videbeck, 2008).

Rasa marah yang lebih mudah timbul, sakit kepala, getaran

anggota tubuh serta aktivitas berlebihan dari sistem otonomik, tekanan

nadi yang meningkat menandai keadaan pikiran yang diliputi oleh

kecemasan.

3. Dukungan Keluarga

a. Pengertian keluarga

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih

memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai

sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih

mempunyai hubungan kekerabatan /hubungan darah karena

perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak yang belum menikah disebut

keluarga batih. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam

masyarakat, yaitu:

1) Keluarga mempunyai peranan-peranan tertentu.

Keluarga berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi yang

menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh

dalam wadah tersebut.

2) Keluarga merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil

memenuhi kebutuhan anggotanya.

3) Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan

hidup.

4) Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses

sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari

dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam

masyarakat (Soekanto, 2004 ).

repository.unimus.ac.id

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

16

b. Fungsi keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:

1) Fungsi biologis

a) Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4) Fungsi ekonomi

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang

akan datang seperti pendidikan anak, jaminan hari tua, dan lain-

lain.

5) Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersi apkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

repository.unimus.ac.id

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

17

c. Tugas keluarga dalam pemeliharaan bidang kesehatan

Tugas keluarga dalam pemeliharaan bidang kesehatan antara lain

(Friedman, 2008)

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarga

Kesehatan merupakankebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti

dank arena kesehatan juga seluruh kekuatan sumber daya dan dana

keluarga habis. Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan- perubahanyang dialami anggota keluarganya. Perubahan

sekecil apapun yang dialami anggota kelurga secara tidak langsung

menjadi perhatian dan tanggungjawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dikaji kapan terjadinya,

perubahan apa yang dialami dan seberapa besar perubahan tersebut.

2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.

Tugas inimerupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan

keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga diharapkan

tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

Jika keluarga memiliki keterbatasan dapat meminta bantuan kepada

orang di lingkungan sekitar keluarga.

3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk memperoleh

tindakan lanjutan agar masalah tidak semakin parah.

4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

fasilitas kesehatan

repository.unimus.ac.id

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

18

Hubungan yang sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik

kepada keluarga mengenai fasilitas kesehatan. Diharapkan dengan

hubungan yang positif terhadap pelayanan ksehatan akan merubah

setiap perilaku anggota keluarga mengenai konsep ehat sakit.

d. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan

keluarga dengan penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai

system pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersikap mendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Muhith, 2016). Dukungan

keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan

kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2008)

1) Jenis dukungan keluarga antara lain:

a) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit

b) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator

(penyebar informasi)

c) Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan

validator identitas keluarga.

d) Dukungan emosional

e) Dukungan jaringan sosial

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi

2) Ciri- ciri dukungan keluarga antara lain:

a) Informative, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat

digunakan oleh seseorang dalam menaggulangi persoalan

repository.unimus.ac.id

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

19

persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,

pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan

informasi ini disampaikan kepada orang lain yang mungkin

menghadapi persoalan sama atau hampir sama.

b) Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan

afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik

dan empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan. Dengan

demikian seseorang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak

menanggung beban sendirian tetapi masih ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati

dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau

membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

c) Bantuan instrumental, bantuan ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya,

misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai

bagi penderita serta menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan

d) Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang

diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi

sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negative

yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan

dengan dukungan keluarga maka penilaian yang sangat

membantu adalah penilaian yang positif.

e) Dukungan jaringan sosial, yaitu dukungan atau bantuan yang

berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, dan orang- orang

disekitar. Penilaian ini mengacu pada pemberian kenyamanan

pada orang lain, merawatnya atau menghargainya.

Efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan

kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan

dukungan keluarga yang adekuat terbukti menurunnya mortalitas, lebih

repository.unimus.ac.id

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

20

mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.

Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada

penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan

stress (Hernilawati, 2013).

4. Konsep HCU (High Care Unit)

a. Pengertian

HCU adalah unit perawatan khusus di Rumah Sakit bagi pasien

dengan kondisi stabil dari fungsi repirasi, hemodinamik, dan kesadaran

namun masih memerlukan pemantauan secara ketat (Kemenkes RI,

2011). Unit ini berada diantara ICU (Intensif Care Unit) dan ruang rawat

biasa artinya tidak perlu perwatan ICU namun belum dapat pula dirawat

di ruang rawat inap biasa.

Ruang lingkup pemantauan yang dilakukan di ruang HCU antara

lain (Kemenkes RI, 2011) :

1) Tingkat kesadaran

2) Fungsi pernafasan dan sirkulasi tiap jam atau disesuaikan dengan

kondisi pasien, dengan menggunakan monitor bedside.

3) Oksigenasi dengan menggunakan oksimetri secara terus menerus.

4) Keseimbangan cairan dengan pengukuran tiap shift atau disesuakan

dengan kondisi pasien.

b. Jenis ruang HCU (Kemenkes RI, 2011)

1) Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang

berdiri sendiri (Independent), terpisah dari ICU.

2) Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.

3) Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan (bersebelahan)

dengan ICU.

c. Kriteria masuk dan keluar ruang HCU

1) Kriteria masuk

a) Pasien gagal organ yang beresiko tinggi mengalami komplikasi

dan tidak memerlukan alat bantu penafasan (seperti : Miocard

repository.unimus.ac.id

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

21

Infarc, CHF (Cronic Heart Failure), CKD (Cronic Kidney

Disease)).

b) Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan

perioperative.

2) Kriteria keluar

a) Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat

b) Pasien yang mengalami perburukan kondisi sehingga

memerlukan alat bantu pernafasan.

3) Tidak indikasi masuk HCU

a) Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya : kanker

stadium akhir)

b) Pasien atau keluarga yang menolak dirawat di HCU dengan

alasan tertentu dan telah menandatangani Informed Concent.

Gambar 2.2

Alur Pelayanan ruang HCU

Sumber :Kemenkes RI ( 2011)

Gawat

Tidak Ya

Poliklinik IGD

Meninggal ICU Bangsal

Kamar operasi

Pasien baru

HCU

repository.unimus.ac.id

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

22

B. Kerangka Teori

Keterangan:

= diteliti = tidak diteliti

Ruang HCU

1. Memerlukan pemantauan ketat dengan

monitor bed side dan oksimetri terus menerus

2. Semua aktifitas harian dibantu perawat

3. Keluarga tidak menunggu 24 jam

Respon kecemasan

Keluarga

Faktor pencetus:

1. Ancaman terhadap integritas

seseorang

2. Ancaman terhadap sistem diri

Efek positive:

Menurunnya mortalitas, lebih mudah

sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan

kesehatan emosi, penyesuaian terhadap

kejadian dalam kehidupan yang penuh

dengan stress.

Tingkat Kecemasan

1. Kecemasan ringan

2. Kecemasan sedang

3. Kecemasan berat

4. Panik

Adaptif

Maladaptif

Dukungan keluarga

1. Dukungan instrumental

2. Informasional

3. Penilaian

4. Emosional

Syndrom Coroner Actute

Gejala yang khas dari SKA adalah rasa nyeri, rasa terjepit,

kram, rasa berat atau rasa terbakar di dada, cemas

Lepasnya hormone adrenalinmeningkatkan

katekolamin vasokonstriksi pembuluh darah

Tekanan darah dan Nadi meningkat kebutuhan

Oksigen Meningkat beresiko memperluas infark

Perawatan lebih intensif

repository.unimus.ac.id

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

23

C. Kerangka Konsep

Gambar 2. 4

Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel Yang diukur

= Ada hubungan

D. Variable Penelitian

1. Variabel Independent : Dukungan keluarga

2. Variabel Dependent : Kecemasan

E. Hipotesis / Pertanyaan Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada

hubungan tingkat kecemasan dengan dukungan keluarga pada pasien sindrom

koroner akut di ruang HCU RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Dukungan keluarga

Kecemasan

repository.unimus.ac.id

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1716/4/BAB II SKRIPSI.pdf · Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner

24

repository.unimus.ac.id