57
BAB I KONSEP MEDIS A. DEFINISI Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah kematian/nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup. B. JENIS-JENIS MIOKARD INFARK a) Miokard Infark Subendokardial Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka terhadap iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis dapat bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat takikardia atau hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis dapat relatif ringan, kecenderungan iskemia dan 1

Askep infark miokard

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep infark miokard

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah

kematian/nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah

arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara

tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.

B. JENIS-JENIS MIOKARD INFARK

a) Miokard Infark Subendokardial

Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka

terhadap iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran

darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat

perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-

kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis dapat

bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat

takikardia atau hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis

dapat relatif ringan, kecenderungan iskemia dan infark lebih jauh merupakan

ancaman besar setelah pasien dipulangkan dari Rumah Sakit.

b) Miokard Infark Transmural

Pada lebih dari 90 % pasien miokard infark transmural berkaitan dengan

trombosis koroner. Trombosis seing terjadi di daerah yang mengalami

penyempitan arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk

disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan hematom

intramural, spasme yang umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang emboli

1

Page 2: Askep infark miokard

koroner. Miokard infark dapat terjadi walau pembuluh koroner normal, tetapi hal

ini amat jarang.

C. ETIOLOGI

Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang  tidak sesuai dengan

kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel

jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut

diantaranya:

1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.

            Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:

a. Faktor pembuluh darah

Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah

mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan

pembuluh darah diantaranya: Aterosklerosis pembuluh darah koroner, Sumbatan

total arteri oleh trombus/emboli,spasme, dan arteritis.

Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki

riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan

beberapa hal antara lain: (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu; (b) stress

emosional atau nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.

b. Faktor Sirkulasi

Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung

keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas

dari factor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang

menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis

maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis,

maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardac out put (COP).

Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa

2

Page 3: Askep infark miokard

bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot

jantung.

c.  Faktor darah

Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika

daya angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan

pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang

menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain: anemia, hipoksemia,

dan polisitemia.

2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh

Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu

dikompensasi diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk

meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit

jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat

kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai

oksigen tidak bertambah.

Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya

kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih,

emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard  bisa memicu

terjadinya infark karea semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen,

sedangkan  asupan oksien menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektive.

D. FAKTOR RESIKO

Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk

terkena AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang

tidak bisa dimodifikasi.

3

Page 4: Askep infark miokard

a.  Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi

Merupakan factor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan

intervensi tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini

diantaranya:

Merokok

Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan

aterosklerosis; peningkatan trombogenessis dan vasokontriksi; peningkatan

tekanan darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung,

dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen

Merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan

resiko 2-3 kali disbanding yang tidak merokok.

Konsumsi alcohol

Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol dosis rendah

hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen, mengurangi

adhesi platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, akan tetapi

semuanya masih controversial

Tidak semua literature mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis

alcohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas cardiovascular karena aritmia,

hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.

Infeksi

Infeksi Chlamydia pneumoniae , organisme gram negative intraseluler dan

penyebab umum penyakit saluran perafasan, tampaknya berhubungan dengan

penyakit koroner aterosklerotik

Hipertensi sistemik.

Hipertens sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara

tidak langsung akan meningkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini akan

memicu  hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari meningkatnya after

load  yang pada akhirnya meningkatan kebutuhan oksigen jantung.

4

Page 5: Askep infark miokard

Obesitas

Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan

darah, peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan tingkat

aktivitas yang rendah.

Kurang olahraga

Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit

jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.

Penyakit Diabetes

Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM

sebesar 2- 4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa.

Hal ini berkaitan dengan adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas,

hipertensi sistemik, peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi

platelet dan peningkatan trombogenesis).

b.       Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Merupakan factor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu

diantaranya:

Usia

Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun

(umumnnya setelah menopause)

Jenis Kelamin

Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK)pada laki-laki dua kali

lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen

endogn yang bersifat protective pada perempuan.

Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setare

dengan laki pada wanita setelah masa menopause

Riwayat Keluarga

5

Page 6: Askep infark miokard

Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK  sebelm usia 70

tahun merupakan factor  resiko independent untuk terjadinya PJK.

Agregasi PJK keluarga menandakan adanya predisposisi genetic pada

keadaan ini.

Terdapat bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset

penderita PJK pada keluarga dekat

RAS

Insidensi kematian akiBat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris

lebih tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang rendah

terdapat pada RAS apro-karibia

Geografi

Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan

bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan perbedaan diet, kemurnian air,

merokok, struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan urban.

Tipe kepribadian

Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis,

gila hormat, ambisius, dan gampang marah  sangat rentan untuk terkena PJK.

Terdapat hubungan antara stress dengan abnnormalitas metabolisme lipid.

Kelas social

Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar laki-

laki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (missal dokter,

pengacara dll).

Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali lebih besar untuk

mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri pekerja professional/non-

manual.

6

Page 7: Askep infark miokard

D. PATOFISIOLOGI

AMI (akut miokard infark) terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung

cukup lama  yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan

seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti

berkontraksi selamanya.

Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri

koroner/coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak

(plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di  dalam lumen arteri

koronaria (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung)

Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah

pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa

menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.

Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen

mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya

oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan

cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati.

Selain disebabkan oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata infark

juga bisa terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan

bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini.

Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain:

mengkonsumsi obat-obatan tertentu; stress emosional; merokok;  dan paparan

suhu dingin yang ekstrim.

 Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang mengalami aterosklerotik

sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa menimbulkan infark jika

terlambat dalam penangananya.

Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang

mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner

kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu

7

Page 8: Askep infark miokard

Desenden Anterior dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri koronaria Desenden Anterior

kiri berjalan melalui bawah anterior dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini

menyuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel, sebagaian besar apeks,

dan ventrikel kiri anterior.

Sedangkan cabang sirkumpleks kiri berjalan dari koroner kiri kearah

dinding lateral kiri  dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi atrium kiri,

seluruh dinding posterior, dan sepertiga septum intraventrikel posterior.

Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi kanan arteri

pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Bagian

jantung yang disuplai meliputi: atrium kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus

AV, septum interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan permukaan

diafragmatik ventrikel kiri.  

Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark anterior

kemungkinan disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri,

sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan.

Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa

dibedakan menjadi infark transmural dan subendokardial. Kerusakan pada seluruh

lapisan miokardiom disebut infark transmural, sedangkan jika hanya mengenai

lapisan bagian dalam saja disebut infark subendokardial.

Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang

nekrosis akan kehilangan daya kotraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi

(disekeliling daerah infark). Secara fungsional infark miokardium menyebabkan

perubahan-perubahan sebagai berikut:

Daya kontraksi menurun

Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menonjol

keluar saat yang lain melakukan kontraksi)

Perubahan daya kembang dinding ventrikel

Penurunan volume sekuncup.

Penurunan fraksi ejeksi

8

Page 9: Askep infark miokard

Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada beberapa factor dibawah

ini:

Ukuran infark,jika mencapai 40% bisa menyebabkan syok kardiogenik

Lokasi Infark dinding anterior mengurangi fungsi mekanik jantung lebih

besar dibandingkan jika terjadi pada bagian inferior.

Sirkulasi kolateral berkembang sebagai respon terhadap iskemi kronik dan

hiperferfusi regional untuk memperbaiki aliran darah yang menuju

miokardium. Sehingga semakin banyak sirkulasi kolateral, maka gangguan

yang terjadi minimal.

Mekanisme kompensasi bertujuan untuk mempertahankan curah jantung

dan perfusi perifer. Gangguan akan mulai terasa ketika mekanisme

kompensasi jantung tidak berfungsi dengan baik.

E. TANDA DAN GEJALA

Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang sangat

parah seperti yang sering kita lihat pada tayangan TV atau sinema. Tanda dan

gejala dari serangan jantung tiap orang tidak sama. Banyak serangan jantung

berjalan lambat sebagai nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman. Bahkan

beberapa orang tanpa gejala sedikitpun (dinamakan silent heart attack)

Akan tetapi pada umumnya serangan AMI ini ditandai oleh beberapa hal

berikut:

a. Nyeri Dada

Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan keluhan  nyeri dada.

Perbedaan dengan nyeri pada angina adalah nyer pada AMI lebih panjang yaitu

minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang dari itu. Disamping itu pada

angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark

tidak.Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat

dingin atau perasaan takut.

9

Page 10: Askep infark miokard

Mskipun AMI memiliki cirri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan

kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang

terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita

DM berkaitan dengan neuropathy.

Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,

biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini

merupakan gejala utama.

Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak

tertahankan lagi.

Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke

bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan

emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang

dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).

Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,

pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.

Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat

karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu

neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri)

b. Sesak Nafas

Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir

diastolic ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan

hipervenntilasi.

Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya 

disfungsi ventrikel kiri yang bermakna

c. Gejala Gastrointestinal

10

Page 11: Askep infark miokard

Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya

lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga

bisa menyebabkan cegukan

d. Gejala Lain

Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan

gejala akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas)

F. PENANGANAN

Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan

perkembangan serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan

kesempatan untuk penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Berikut ini adalah penanganan yang dilakukan pada pasien dengan AMI:

Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan

oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja

jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.

pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan

dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan.

Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga

mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung

berarti memberikan kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.

Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi

yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan

mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan

kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga bisa membebani jantung.

Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya

mendapatkan aspirin (antiplatelet)  untuk mencegah pembekuan darah.

11

Page 12: Askep infark miokard

Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan

clopidogrel.

Nitroglycerin dapat diberikan  untuk menurunkan beban kerja jantung dan

memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga

dapat membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya

nyeri tidak hilang dengan pemberian nitrogliserin.

Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat

mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada

pasien dengan riwayat gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka

digunakan petidin

Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai mendapatkan

serangan jantung, segera hubungi 118 untuk mendapatkan pertolongan segera.

Karena terlambat 1-2 menit saa nyawa korban mungkin tidak terselamatkan lagi.

Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:

1. Obat-obatan trombolitik

Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh

darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih

lanjut.

Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat

arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah

timbul gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain

itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun

Contohnya adalah streptokinase

2. Beta Blocker

Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk

mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan

jantung tambahan. Beta bloker juga bisa  digunakan untuk memperbaiki

aritmia.

Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol)

dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)

12

Page 13: Askep infark miokard

3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors

Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada

otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan

pada otot jantung.

Misalnya captropil

4. Obat-obatan antikoagulan

Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan

darah pada arteri.

Missal: heparin dan enoksaparin.

5. Obat-obatan Antiplatelet

Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk

membentuk bekuan yang tidak diinginkan.

Jika obat-obatan tidak mampu menangani/menghentikan serangan

jantung., maka dpat dilakukan tindakan medis, yaitu antara lain

a. Angioplasti

Tindakan non-bedah ini dapat dilakukan dengan membuka arteri

koroner yang tersumbat oleh bekuan darah. Selama angioplasty kateter

dengan balon pada ujungnya dimasukan melalui pembuluh darah menuju

arteri koroner yang tersumbat. Kemudian balon dikembangkan untuk

mendorong plaq melawan dinding arteri. Melebarnya bagian dalam arteri

akan mengembalikan aliran darah.

Pada angioplasti, dapat diletakan tabung kecil (stent) dalam arteri yang

tersumbat sehingga menjaganya tetap terbuka.  Beberapa stent biasanya

dilapisi obat-obatan yang mencegah terjadinya bendungan ulang pada

arteri.

b. CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)

Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari

bagian tubuh lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas

melewati arteri koroner yang tersumbat. Sehingga menyediakan jalan baru

untuk aliran darah yang menuju sel-sel otot jantung.

13

Page 14: Askep infark miokard

Setelah pasien kembali  ke rumah maka penanganan tidak berhenti,

terdapat beberapa hal  yang perlu diperhatikan:

Mematuhi manajemen terapi lanjutan dirumah baik berupa obat-obatan

maupn mengikuti program rehabilitasi.

Melakukan upaya perubahan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk

menurunkan kemungkinan kekambuhan, misalnya antara lain:

menghindari merokok, menurunkan BB, merubah dit, dan meningatkan

aktivitas fisik.

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

14

Page 15: Askep infark miokard

A. PENGKAJIAN

a. Aktivitas/Istrahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur

Pola hidup menetap, jadwal olahraga tidak teratur

Tanda : takikardi, dispnea pada istrahat dan aktivitas

b. Sirkulasi

Gejala : riwayat infark sebelumnya, penyakit arteri koroner,gagal jantung kronis,

masalah tekanan darah, diabetes melitus.

Tanda : TD : dapat normal atau naik/turun ;perubahan postural dicatat dari tidur

Sampai duduk/berdiri.

Nadi : dapat normal ; penuh/takkuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan

pengisian kapiler lambat; tidak teratur (distritmia) mungkin terjadi.

Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra ; S3/S4 mungkin menunjukan gagal

Jantung/penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel.

Murmur : bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot papilar.

Friksi : dicurigai perikarditis

Irama jantung : dapat teratur atau tidak teratur

Edema : distensi vena juguler, edema dependen/perifer, edema umum.

Krekels mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel.

Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar pada membran

mukosa dan bibir.

c. Integritas Ego

Gejala : menyangkal gejala penting/adanya kondisi

15

Page 16: Askep infark miokard

Takut mati, perasaan ajal sudah dekat

Marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu

Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan

Tanda : menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata

Gelisah, marah, perilaku menyerang

Fokus pada diri sendiri/nyeri

d. Eliminasi

Tanda : normal atau bunyi usus menurun

e. Makanan/Cairan

Tanda : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, yeri ulu hati/terbakar

Gejala : penurunan turgor kulit; kulit kering berkeringat

Muntah

Anoreksia

Perubahan berat badan

f. Higiene

Gejal/tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan diri

g. Neurosensori

Gejala : pusing, berdenyut selama tisur atau saat bangun (duduk atau istrahat)

Tanda : perubahan mental

Kelemahan

h. Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala :nyeri dada yang tiimbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan dengan

16

Page 17: Askep infark miokard

aktivitas), tidak dengan dengan istrahat atau nitrogliserin

lokasi : tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia : dapat menyebar

ke tangan, rahang, wajah.

Kualitas : churusing, menyempit, berat, menetap, tertekan.

Intensitas : biasanya 10 pada skala 1 – 10

Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh.

Menangis, merintih, meregang, menggeliat

Menarik diri, kehilangan kontak mata

Respon otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung, tekanan darah,

Pernapasan, warna kulit/kelembaban. Kesadaran.

i. Pernapasan

Gejala : dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nokturnal

Batuk dengan tanpa produksi sputum

Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronik

Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat

Pucat atau sianosis

Bunyi napas : bersih atau krekels/mengi

Sputum : bersih, merah muda kental

j. Interaksi Sosial

Gejala : stress

Kesulitan koping dengan stressor ang ada misalnya penyakit dan

perawatan di rumah sakit.

Tanda : kesulitan istrahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus

menerus).

k. Pemeriksaan Diagnostik

17

Page 18: Askep infark miokard

Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat

kesehatan prbadi dan kelarga, serta hasil test diagnostic.

a. EKG (Electrocardiogram)

Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan

menmghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik

diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan

mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.

Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal

untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat

nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik,

gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara

elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat

iskemik terjasi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST disertai dengan

gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang

T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan

segmen ST kembali normal.

Gambaran spesifik pada rekaman EKG

Daerah infark Perubahan EKG

Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3 -V4,

perubahan resiprokal (depresi ST) pada lead II,

III, aVF.

Inferior Elevasi segmen T pada lead II, III, aVF,

perubahan resiprokal (depresi ST) V1 – V6, I,

aVL.

Lateral Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5 – V6.

Posterior Perubahan resiprokal (depresi ST) pada II, III,

aVF, terutama gelombang R pada V1 – V2.

18

Page 19: Askep infark miokard

Ventrikel kanan Perubahan gambaran dinding inferior

b. Test Darah

Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga protein-

protein tertentu keluar masuk aliran darah.

Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB

terdetekai setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi

normal setelah 24 jam berikutnya.

LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut infark miokard

yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat

dideteksi sampai dengan 2 minggu.Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan

CPK-MB akan tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan nilai

Troponin, terutama Troponin T. Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata

isoenzim CPK-MB maupun LDH selain ditemukan pada otot jantung juga bisa

ditemukan pada otot skeletal.

Troponin T & I merupakan protein merupakan tanda paling spesifik

cedera otot jantung, terutama Troponin T (TnT)Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam

pasca kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3

minggu.Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga hari pertama;

peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal.

c. Coronary Angiography

Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x

pada jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk

menemukan letak sumbatan pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter

melalui arteri pada lengan atau paha menujua jantung. Prosedur ini dinamakan

kateterisasi jantung, yang merupakan bagian dari angiografi koroner Zat kontras

yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah.

19

Page 20: Askep infark miokard

Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat mempelajari aliran darah yang

melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain

yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada

arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori)

dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.

B. KLASIFIKASI DATA

Data subjektif :

Takikardi

Dispnea

Jantung berdebar

Nyeri dada yang mendadak

Merasa kesakitan pada area dada yang menjalar ke bahu, wajah, lengan,

leher

Nyeri seperti ditusuk-tusuk, tertekan

Merasakan nyeri yang tidak hilang dengan istrahat maupun nitrogliserin

Marasa kesulitan untuk tidur

Merasa lemah

Takut mati

Merasa ajal sudah dekat

Menyangkal

Mual

Anoreksia

Merasa tidak nyaman

Merasa lemah

Klie merasa bingung dengan keadaan penyekitnya

Data objektif :

Wajah meringis

Merintih

20

Page 21: Askep infark miokard

Menggeliat

Nampak sesak

Bunyi usus menurun

Muntah

Penurunan berat badan

Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4

Tekanan darah menurun

Takikardi

Dispnea dengan/tanpa kerja

Dispnea nokturnal

Kesulitan istrahat dengan tenang

Irama jantung tidak teratur

Nampak gelisah

Menolak. Menyangkal

Wajah pucat

Sianosis

Membran mukosa bibir pucat

Capilary refill time melambat (lebih dari 3 detik)

Penurunan turgor kulit

Kesulitan melakukan tugas perawatan diri

Perubahan mental

Nampak lemah

Sering bertanya tentang penyakit

Menguap

Palpebra hitam

Ketakutan

Tonus otot menurun

C. ANALISA DATA

No Symtomps Etiologi Problem

1 DS : Pola napas tidak

21

Page 22: Askep infark miokard

Klien merasa sesak

DO :

Dispnea dengan/tanpa

kerja

Nampak sesak

Dispnea nokturnal

Ekpansi paru tidak

sempurna

efektif

2 DS :

Nyeri dada yang

mendadak.

Merasa kesakitan

pada area dada yang

menjalar ke bahu,

wajah, lengan, leher.

Nyeri seperti ditusuk-

tusuk, tertekan.

Merasakan nyeri yang

tidak hilang dengan

istrahat maupun

nitrogliserin.

DO :

Wajah meringis

Merintih

Menggeliat

Nyeri

3 DS :

Jantung berdebar

DO :

Tekanan darah

menurun

Bunyi jantung ekstra ;

Penurunan curah

jantung

22

Page 23: Askep infark miokard

S3 dan S4

Takikardi

Irama jantung tidak

teratur

4 DS :

Mual

Anoreksia

DO :

Bunyi usus menurun

Muntah

Penurunan berat

badan

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

5 DS :

Merasa lemah

DO :

Wajah pucat

Sianosis

Membran mukosa

bibir pucat

Capilary refill time

melambat (lebih dari 3

detik)

Penurunan turgor kulit

Gangguan perfusi

jaringan perifer

6 DS :

Merasa lemah

Malas beraktivitas

DO :

Nampak lemah

Tonus otot menurun

Intoleransi

aktivitas

7 DS :

Takut mati

Ansietas

23

Page 24: Askep infark miokard

Merasa ajal sudah

dekat

Menyangkal

DO :

Nampak gelisah

Perubahan mental

ketakutan

8 DS :

Marasa kesulitan

untuk tidur

Merasa tidak nyaman

DO :

Nampak kesulitan

istrahat dengan tenang

Menguap

Palpebra hitam

Gangguan pola

tidur

9 DS :

Ketidaknyamanan

Merasa tidak bisa

melakukan kativitas

perawatan diri

DO :

Ketidakmampuan

melakukan perawatan

diri

Penurunan fungsi

umum

Defisit perawatan

diri

10 DS :

Klie merasa bingung

dengan keadaan

penyekitnya.

Kurang

pengetahuan

24

Page 25: Askep infark miokard

DO :

Sering bertanya

tentang penyakit.

Nampak keingungan.

D. DIAGNOSA KEPERAWATA

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelebihan cairan pada paru

ditandai dengan

DS :

Klien merasa sesak

DO :

Dispnea dengan/tanpa kerja

Nampak sesak

Dispnea nokturnal

Ekpansi paru tidak sempurna

2. Nyeri berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner ditandai

dengan

DS :

Nyeri dada yang mendadak.

Merasa kesakitan pada area dada yang menjalar ke bahu, wajah, lengan,

leher.

Nyeri seperti ditusuk-tusuk, tertekan.

Merasakan nyeri yang tidak hilang dengan istrahat maupun nitrogliserin.

DO :

Wajah meringis

Merintih

Menggeliat

25

Page 26: Askep infark miokard

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beruhubungan dengan

kontraktilitas miokard berkurang ditandai dengan

DS :

Jantung berdebar

DO :

Tekanan darah menurun

Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4

Takikardi

Irama jantung tidak teratur

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh aliran darah ke saluran

gastrointestinal menurun ditandai dengan

DS :

Mual

Anoreksia

DO :

Bunyi usus menurun

Muntah

Penurunan berat badan

5. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan beruhubungan

dengan suplai darah ke seluruh jaringan berkurang ditandai dengan

DS :

Merasa lemah

DO :

Wajah pucat

Sianosis

Membran mukosa bibir pucat

Capilary refill time melambat (lebih dari 3 detik)

Penurunan turgor kulit

26

Page 27: Askep infark miokard

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

darah dan kebutuhan oksigen jaringan ditandai dengan

DS :

Merasa lemah

Malas beraktivitas

DO :

Nampak lemah

Tonus otot menurun

7. Ansietas berhubungan dengan pola penyakit dan hospitalisasi ditandai

dengan

DS :

Takut mati

Merasa ajal sudah dekat

Menyangkal

DO :

Nampak gelisah

Perubahan mental

Ketakutan

8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek nyeri ditandai dengan

DS :

Marasa kesulitan untuk tidur

Merasa tidak nyaman

DO :

Nampak kesulitan istrahat dengan tenang

Menguap

Palpebra hitam

9. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan

DS :

27

Page 28: Askep infark miokard

Ketidaknyamanan

Merasa tidak bisa melakukan kativitas perawatan diri

DO :

Ketidakmampuan melakukan perawatan diri

Penurunan fungsi umum

10. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit ditandai dengan

DS :

Klie merasa bingung dengan keadaan penyekitnya.

DO :

Sering bertanya tentang penyakit.

Nampak keingungan.

E. PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Memperbaiki/mempertahankan oksigenasi/ventilasi adekuat

2. Menghilangkan nyeri

3. Mencegah/meminimalkan terjadinya komplikasi miokard

4. Perbaikan nutrisi yang adekuat

5. Perfusi jaringan yang adekuat

6. Toleran terhadap aktivitas

7. Menghilangkan cemas

8. Meningkatkan pola tidur

9. Memaksimalkan perawatan diri

10. Memberiakn informasi tentang proses penyakit.

F. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

28

Page 29: Askep infark miokard

1 Pola napas tidak

efektif

berhubungan

dengan kelebihan

cairan pada paru

ditandai dengan

DS :

Klien merasa

sesak

DO :

Dispnea

dengan/tanpa

kerja

Nampak sesak

Dispnea

nokturnal

Ekpansi paru

tidak sempurna

Tujuaan :

Pola napas

efektif dan

adekuat

Tidak ada

sianosis

Kaji fungsi pernapasan.

Berikan perhatian terhadap

status volume cairan.

Berikan dorongan pada pasien

untuk napas dalam dan

mengubah posisi.

Berikan posisi semi fowler

Kolaborasi pemberian ventilator

Untuk mendeteksi tanda

dini komplikasi.

Untuk mencegah

kelebihan cairan pada

paru dan jantung.

Unutk mencegah

pengumpulan cairan

dalam dasar paru.

Mengoptimilkan

ekspansi paru,

mengurangi beban fungsi

paru.

2 Nyeri

berhubungan

dengan penurunan

aliran darah

koroner ditandai

dengan

DS :

Nyeri dada yang

mendadak.

Merasa

kesakitan pada

area dada yang

Tujuan :

Nyeri dada

hilang

Kaji keluhan pasien mengenai

nyeri dada, meliputi : lokasi,

radiasi, durasi dan faktor

yang mempengaruhinya.

Berikan istirahat fisik dengan

punggung ditinggikan

Data tersebut membantu

menentukan penyebab

dan efek nyeri dada

serta merupakan

garis dasar untuk

membandingkan gejala

pasca terapi.

Untuk mengurangi rasa

tidak nyaman serta

dispnea dan istirahat

fisik juga dapat

mengurangi konsumsi

29

Page 30: Askep infark miokard

menjalar ke

bahu, wajah,

lengan, leher.

Nyeri seperti

ditusuk-tusuk,

tertekan.

Merasakan nyeri

yang tidak

hilang dengan

istrahat maupun

nitrogliserin.

DO :

Wajah meringis

Merintih

Menggeliat

Kolaborasi dengan tim medis

pemberian :

Obat vasodilator

(NTG) dan antikoagulan.

Terapi trombolitik.

Preparat analgesik

(Morfin Sulfat).

Pemberian oksigen

bersamaan dengan analgesik

oksigen jantung.

Untuk memulihkan

otot jantung dan

untuk memastikan

peredaan

maksimum nyeri

(inhalasi oksigen

menurunkan nyeri

yang berkaitan

dengan rendahnya

tingkat oksigen yang

bersirkulasi).

30

Page 31: Askep infark miokard

3 Penurunan curah

jantung

berhubungan

dengan

beruhubungan

dengan

kontraktilitas

miokard berkurang

ditandai dengan

DS :

Jantung

berdebar

DO :

Tekanan darah

menurun

Bunyi jantung

ekstra ; S3 dan

S4

Takikardi

Irama jantung

tidak teratur

Tujuan :

Takanan darah

normal

Tidak terdengar

bunyi jantung

abnormal

Bunyi jantung

normal

Tanda-tanda

sianosis hilang.

Pantau tekanan darah, nadi

perifer.

Pantau irama jantung sesuai

indikasi.

Tingkatkan/dorong tirah baring

dengan kepala tempat tidur

ditinggikan 45 derajat.

Diskusikan/demonstrasikan

teknik manajemen stress.

Berikan oksigen suplemen.

Indikator klinis dari

keadekuatan curah

jantung. Pemantauan

memungkinkan deteksi

dini/tindakan terhadap

dekompensasi.

Distritmia umum pada

pasien dengan penyakit

umum, berkenaan

dengan peningkatan

tekanan dan volume

atrium serta abnormalitas

konduksi.

Menurunkan volume

darah yang kembali ke

jantung (preload) yang

memungkinkan

oksigenasi, menurunkan

regangan jantung.

Reduksi ensietas dapat

menurunkan stimulasi

jantung simpatis dan

beban kerja jantung.

Memberikan oksigen

untuk ambilan miokard

dalam upaya untuk

mengkompensasi

peningkatan kebutuhan

oksigen.

4 Nutrisi kurang dari Tujuan : Jelaskan klien dan keluarga Klien dan keluarga

31

Page 32: Askep infark miokard

kebutuhan tubuh

aliran darah ke

saluran

gastrointestinal

menurun ditandai

dengan

DS :

Mual

Anoreksia

DO :

Bunyi usus

menurun

Muntah

Penurunan berat

badan

Masukan

makanan

adekuat

Mual dan

muntah

hilang/berkurang

Peningkatan

berat badan

tentang pentingnya makanan

bagi tubuh.

Monitor jumlah makanan yang

masuk

Monitor adanya muntah dan

catat jumlah, frekuensi dan

warna.

Berikan makanan yang

bervariasi menurut dietnya

untuk merangsang nafsu makan.

Berikan makanan dalam porsi

kecil namun sering.

Tambahan asupan protein.

Kolaborasi dengan tim medik

untuk pemberian obat anti

emetik.

dapat mengetahui

pentingnya makanan

bagi tubuh.

Untuk mengetahui

besarnya makanan yang

dikonsumsi.

Sebagai data untuk

melakukan tindakan

keperawatan dan

pengobatan selanjutnya.

Agar klien dapat

termotivasi dan

merangsang nafsu

makan.

Untuk mengurangi

perasaan dan memenuhi

kebutuhan makanan

bagi klien.

Protein tambahan

membantu perbaikan

dan penyembuhan

jaringan, trigliserida

rantai sedang

meningkatkan absorbsi

lemak dan vitamin larut

dalam lemak untuk

mencegah masalah

malabsorbsi.

Sebagai terapi untuk

menghambat

rangsangan mual dan

32

Page 33: Askep infark miokard

muntah.

5 Gangguan perfusi

jaringan perifer

berhubungan

dengan

beruhubungan

dengan suplai

darah ke seluruh

jaringan berkurang

ditandai dengan

DS :

Merasa lemah

DO :

Wajah pucat

Sianosis

Membran mukosa

bibir pucat

Capilary refill

time melambat

(lebih dari 3

detik)

Penurunan turgor

kulit

Tujuan :

Kesadaran

dalam batas

normal (kompos

mentis)

Tidak pusing

Kaji/periksa suhu kulit dan nadi

perifer dengan sering.

Biarkan pasien di atas tempat

tidur atau kursi istirahat.

Kolaborasi dengan tim medis

pemberian oksigen.

Untuk menentukan

perfusi jaringan yang

adekuat.

Unutk mengurangi

kelebihan beban kerja

jantung.

Untuk memperbanyak

suplai oksigen yang

bersirkulasi.

6 Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbangan

antara suplai darah

dan kebutuhan

Tujuan :

Toleran terhadap

aktivitas

Dapat

melakukan

aktivitas

keseharian

Kaji toleransi pasien terhadap

aktivitas menggunakan

parameter ; nyeri dada,

kelemahan dan kelemahan.

Kaji kesiapan untuk

Parameter menunjukan

resppon fisiologis pasien

terhadap stress aktivitas

dan indikator derajat

pengaruh kelebihan kerja

jantung.

Stabilitas fisiologi pada

33

Page 34: Askep infark miokard

oksigen jaringan

ditandai dengan

DS :

Merasa lemah

Malas

beraktivitas

DO :

Nampak lemah

Tonus otot

menurun

meningkatkan aktivitas

misalnya penurunan

kelemahan/kelelahan, TD/nadi

stabil peningkatan aktivitas

pada latihan.

Berikan bantuan sesuai

kebutuhan anjurkan menyikat

gigi dengan duduk.

Dorong pasien untuk

berpartisipasi dalam memilih

periode aktivitas.

istrahat penting untuk

memajukan tingkat

aktivitas individual.

Tehnik penghematan

energi menurunkan

penggunaan energi dan

sehingga memabantu

keseimbamgan suplai

dan kebutuhan oksigen.

Meningkatkan toleransi

terhadap kemajuan

aktivitas dan mencegah

kelemahan.

7 Ansietas

berhubungan

dengan pola

penyakit dan

hospitalisasi

ditandai dengan

DS :

Takut mati

Merasa ajal sudah

dekat

Menyangkal

DO :

Nampak gelisah

Perubahan mental

Ketakutan

Tujuan :

Kecemasan

hilang/berkurang

Tidak gelisah

Dapat menerima

kondisi penyakit

Kaji tingkat kecemasan pasien

dan keluarganya serta

mekanisme koping.

Kaji kebutuhan bimbingan

spiritual.

Biarkan pasien dan keluarganya

mengekspresikan kecemasan

dan ketakutannya.

Data tersebut

memberikan informasi

mengenai perasaan

sehat secara umum dan

psikologis sehingga

gejala pasca terapi dapat

dibandingkan.

Jika pasien memerlukan

dukungan keagamaan,

konseling agama akan

membantu mengurangi

kecemasan dan rasa

takut.

Kecemasan yang tidak

dapat dihilangkan

(respons stress)

34

Page 35: Askep infark miokard

Manfaatkan waktu kunjungan

yang fleksibel, yang

memungkinkan kehadiran

keluarga untuk membantu

mengurangi kecemasan pasien.

Dukung partisipasi aktif dalam

program rehabilitasi jantung.

Ajarkan tehnik pengurangan

stress.

meningkatkan konsumsi

oksigen jantung.

Kehadiran dukungan

anggota keluarga dapat

mengurangi kecemasan

pasien maupun keluarga.

Rehabilitasi jantung

yang diresepkan dapat

membantu

menghilangkan

ketakutan akan

kematian, dapat

meningkatkan perasaan

sehat.

Pengurangan stress

dapat membantu

mengurangi konsumsi

oksigen miokardium dan

dapat meningkatkan

perasaan sehat.

8 Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan efek nyeri

ditandai dengan

DS :

Marasa

kesulitan untuk

tidur

Merasa tidak

nyaman

Tujuan :

Pola aktivitas

istrahat yang

teratur

Menunjukan

peningkatan

pola tidur

Tentukan kebiasaan tidur

biasanya dan perubahan yang

terjadi.

Berikan tempat tidur yang

nyaman.

Kurangi kebisingan.

Dorong posisi nyaman , bantu

Mengkaji perlunya dan

mengidentifikasi

intervensi yang tepat.

Meningkatkan

kenyamanan tidur serta

dukungan

fisiologis/psikologis.

Memberikan situasi

kondusif saat tidur

Pengubahan posisi

35

Page 36: Askep infark miokard

DO :

Nampak

kesulitan

istrahat dengan

tenang

Menguap

Palpebra hitam

dalam mengubah posisi.

Tingkatkan regimen

kenyamanan waktu tidur mis;

masase, segelas susu air

hangat.

mengubah area tekanan

dan meningkatkan

istrahat.

Meningkatkan efe

relaksasi. Susu

mempunyai kualitas

soporifik, meningkatan

sintesis serotonin,

neurotransmitter yang

membantu pasien

tertidur dan tidur lebih

lama.

9 Defisit perawatan

diri berhubungan

dengan kelemahan

ditandai dengan

DS :

Ketidaknyaman

an

Merasa tidak

bisa melakukan

kativitas

perawatan diri

DO :

Ketidakmampua

n melakukan

perawatan diri

Penurunan

fungsi umum

Tujuan :

Dapat melakuka

berbagai

aktivitas

perawatan diri

dengan mandiri

Idebtifikasi tingkat fungsi

umum (0-4 : 0: perawatan diri

secara penuh, 1: memerlukan

penggunaan alat atau

peralatan, 2: memerlukan

bantuan dan pengawasan

orang lain, 3: memerlukan

bantuan dan pengawasan

orang lain dan peralatan atau

alat, 4: tergantung dan tidak

dapat berpartisipasi).

Pertahnkan mobilitas, kontrol

terhadap nyeri dan program

latihan.

Kaji hambatan terhadap

partisipasi dalam perawatan

diri identifikasi untuk

modifikasi lingkunngan.

Sebagai dasar dalam

menentukan tingkat

kemampuan pasien

dalam melakkukan

aktivitas perawatan diri.

Mendukung

kemandirian fisik dan

emosional.

Menyiapkan untuk

meningkatakan

kemandirian, yang akan

meningkatkan harga

diri.

36

Page 37: Askep infark miokard

10 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya

informasi tentang

penyakit ditandai

dengan

DS :

Klie merasa

bingung dengan

keadaan

penyekitnya.

DO :

Sering bertanya

tentang penyakit.

Nampak

keingungan.

Tujuan :

Memahami

tentang

prognosis

penyakit

Informasi

adekuat

Kaji pengetahuan klien

tentang Penyakit dan

pengobatannya, identifikasi

sumber informasi yang

diterima klien

Buat rancangan

pembelajaran yang

mencakup :

Jenis Penyakit dan

penyebabnya.

Upaya penanggulangan

seperti pemberian obat-

obatan, tindakan operasi

bila ada indikasi.

Prognosa dan prevalensi

Penyakit.

Kondisi-kondisi yang

dapat menyebabkan hal

yang lebih buruk dan

kondisi yang

mempercepat

penyembuhan.

Laksanakan pembelajaran

bersama dengan anggota

keluarga, perhatian kondisi

klien dan lingkungannya.

Memberi informasi

pada klien dan prosedur

pengobatan dapat

memberi dasar

pengetahuan bagi klien

tentang panyakit yang

dideritanya.

Sebagai petunjuk dalam

proses terapi penyakit

dan memudahkan dalam

pelaksanaannya. Serta

menghindari hal-hal

yang memperburuk

keadaan penyakit.

Pelaksanaan

pembelajaran bersama

anggota keluarga dapat

meningkatkan

perawatan pemulangan

pasien di rumah dan

37

Page 38: Askep infark miokard

lingkungan yang dapat

memperingan kondisi

penyakit.

38