Upload
gipang
View
75
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askep Akut Miokard Infark
1.untuk mengetahui Pengertian
2.untuk mengetahui Etiologi
3.Untuk Mengetahui Patofisiologi
4.Untuk Mengetahui Pathway
5.Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis
6.Untuk Mengetahui Analisa Data
7.Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan
8.Untuk Mengetahui Intervensi
9.Untuk Mengetahui aktivitaas yang baik pada usia 14 bulan di kasus ini
1.Pengertian
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung kongenital dengan gangguan sianosis
yang ditandai dengan kombinasi empat hal yang abnormal meliputi Defek Septum
Ventrikel, Stenosis Pulmonal, Overriding Aorta dan Hipertrofi Ventrikel Kanan. (Buku
Ajar Kardiologi Anak, 2002).
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah merupakan defek jantung yang terjadi secara
kongenital dimana secara khusus mempunyai empat kelainan anatomi pada jantungnya.
TOF ini adalah merupakan penyebab tersering pada Cyanotik Heart Defect dan juga
pada Blue Baby Syndrome.
TOF pertama kali dideskripsikan oleh Niels Stensen pada tahun 1672. tetapi,
pada tahun 1888 seorang dokter dari Perancis Etienne Fallot menerangkan secara
mendetail akan keempat kelainan anatomi yang timbul pada tetralogi of fallot.
TOF merupakan penyakit jantung bawaan biru (sianotik) yang terdiri dari
empat kelainan yaitu :
Defek Septum Ventrikel (lubang pada septum antara ventrikel kiri dan kanan)
Stenosis pulmonal (penyempitan pada pulmonalis) yang menyebabkan obstruksi aliran
darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonal.
Transposisi / overriding aorta (katup aorta membesar dan bergeser ke kanan sehingga
terletak lebih kanan, yaitu di septum interventrikuler).
Hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan)
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit
adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat.
2.Etiologi
Pada sebagian kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti,
akan tetapi diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor- faktor tersebut
antara lain:
a. Faktor endogen:
Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan.
b. Faktor eksogen
Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-
obatan tanpa resep dokter (thalidomide, dextroamphetamine, aminopterin,
amethopterin, jamu)
Selama hamil ,ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya.
Pajanan terhadap sinar-X
Gizi yang buruk selama hamil
Ibu yang alkoholik
Usia ibu di atas 40 tahun.
(Sumber : Ilmu Kesehatan Anak, 2001)
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adalah multi faktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan
kehamilan, pembentukan jantung janin sudah selesai.
TOF lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita Syndroma Down.
TOF dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah
yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit
berwarna ungu kebiruan) dan sesak napas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di
kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik baru timbul di kemudian hari,
dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis
3.Patofisiologi
Proses pembentukan jantung pada janin mulai terjadi pada hari ke-18 usia kehamilan.
Pada minggu ke-3 jantung hanya berbentuk tabung yang disebut fase tubing. Mulai
akhir minggu ke-3 sampai minggu ke-4 usia kehamilan, terjadi fase looping dan septasi,
yaitu fase dimana terjadi proses pembentukan dan penyekatan ruang-ruang jantung
serta pemisahan antara aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke-5 sampai ke-8
pembagian dan penyekatan hampir sempurna. Akan tetapi, proses pembentukan dan
perkembangan jantung dapat terganggu jika selama masa kehamilan terdapat faktor-
faktor resiko.
Kesalahan dalam pembagian Trunkus dapat berakibat letak aorta yang
abnormal (overriding), timbulnya penyempitan pada arteri pulmonalis, serta
terdapatnya defek septum ventrikel. Dengan demikian, bayi akan lahir dengan kelainan
jantung dengan empat kelainan, yaitu defek septum ventrikel yang besar, stenosis
pulmonal infundibuler atau valvular, dekstro posisi pangkal aorta dan hipertrofi
ventrikel kanan. Derajat hipertrofi ventrikel kanan yang timbul bergantung pada derajat
stenosis pulmonal. Pada 50% kasus stenosis pulmonal hanya infundibuler, pada 10%-
25% kasus kombinasi infundibuler dan valvular, dan 10% kasus hanya stenosis
valvular. Selebihnya adalah stenosis pulmonal perifer.
Hubungan letak aorta dan arteri pulmonalis masih di tempat yang
normal, overriding aorta terjadi karena pangkal aorta berpindah ke arah anterior
mengarah ke septum. Klasifikasi overriding menurut Kjellberg: (1) tidak terdapat
overriding aorta bila sumbu aorta desenden mengarah ke belakang ventrikel kiri, (2)
Pada overriding 25% sumbu aorta asenden ke arah ventrikel sehingga lebih kurang
25% orifisium aorta menghadap ke ventrikel kanan, (3) Pada overridng 50% sumbu
aorta mengarah ke septum sehingga 50% orifisium aorta menghadap ventrikel kanan,
(4) Pada overriding 75% sumbu aorta asenden mengarah ke depan venrikel kanan.
Derajat overriding ini bersama dengan defek septum ventrikel dan derajat stenosis
menentukan besarnya pirau kanan ke kiri.
(Ilmu Kesehatan anak, 2001).
Karena pada TOF terdapat empat macam kelainan jantung yang
bersamaan, maka :
1. Darah dari aorta sebagian berasal dari ventrikel kanan melalui lubang pada
septum interventrikuler dan sebagian lagi berasal dari ventrikel kiri, sehingga
terjadi percampuran darah yang sudah teroksigenasi dan belum teroksigenasi.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, akan tetapi apabila
tekanan dari ventrikel kanan lebih tinggi dari ventrikel kiri maka darah akan
mengalir dari ventrikel kanan ke ventrikel kiri (right to left shunt).
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam
aorta yg bertekanan tinggi serta harus melawan tekanan tinggi akibat stenosis
pulmonal maka lama kelamaan otot-ototnya akan mengalami pembesaran
(hipertrofi ventrikel kanan).
Pengembalian darah dari vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan
berlangsung normal. Ketika ventrikel kanan menguncup, dan menghadapi stenosis
pulmonalis, maka darah akan dipintaskan melewati defek septum ventrikel tersebut ke
dalam aorta. Akibatnya darah yang dialirkan ke seluruh tubuh tidak teroksigenasi, hal
inilah yang menyebabkan terjadinya sianosis. (Ilmu Kesehatan anak, 2001).
Pada keadaan tertentu (dehidrasi, spasme infundibulum berat, menangis lama,
peningkatan suhu tubuh atau mengedan), pasien dengan TOF mengalami hipoksia spell
yang ditandai dengan : sianosis (pasien menjadi biru), mengalami kesulitan bernapas,
pasien menjadi sangat lelah dan pucat, kadang pasien menjadi kejang bahkan pingsan.
Keadaan ini merupakan keadaan emergensi yang harus ditangani segera, misalnya
dengan salah satu cara memulihkan serangan spell yaitu memberikan posisi lutut ke
dada (knee chest position).
4.Pathway
5.manifestasi klinis
a. SianosisObstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan hipertropi infundibulum meningkat obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat sianosis.b. DispneaTerjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.c. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru)Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat umum pada pagi hari.
d. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembanganGangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.e. Denyut pembuluh darah normalJantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.f. Bising sistolikTerdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetapi intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada
6.Analisa Data
Data Etiologi MasalahDs : Orang tua nya melaporkan bahwa anaknya mengalami sianosis yang hilang timbul/berulang sejak dilahirkan
Orang tua nya menjelaskan anaknya harus berusaha dengan kuat saat bernafas dan seringkali menjadi biru,sehingga anak tersebut harus berjongkok untuk bernafas
Do :
Bunyi murmur
sianosis di ujung ekstremitas
pemriksaan foto dada:adaa pembesaran jantung di ventrikel kanan
EKG tampak hipertrofi ventricular kanan
Echocardiogram terlihat VSD
Aorta overriding interventrikular septum
Hipoksemia
Sianosis
Hipoksia dan asam laktat meningkat
Asidosis Metabolik
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
Ds : orang tua klien mengatakan anak nya tidak dapat bertahan seperti anak lain seusia anaknya.
Do :
Berjongkok untuk bernafas
Sianosis di ujung ekstremitas
Pembesaran jantung di ventrikel kanan
Hipoksemia
Sesak
Kelemahan tubuh
Anak cepat lelah:jika anak menetek,berjalan ,beraktifitas
Intoleransi aktifitas
Intoleransi Aktivitas
Ds :
Do :
Gejala-gejala tersebut semakin memburuk
Tidak ada penyakit dari keluarganya
Hipoksemia
Sianosis
Hipoksia dan asam laktat meningkat
Asidosis Metabolik
Kurangnya pengetahuan
Kurangnya Pengetahuan
7.Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan klien harus berusaha dan kuat saat bernafas
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan cepat lelah nya saat beraktivitas
3. kurangnya pengetahuan berhubungan dengan semakin memburuknya gejala yang dialami klien..
8.Intervensi
Data Tujuan Intervensi RasionalDs : Orang tua nya melaporkan bahwa anaknya mengalami sianosis yang hilang timbul/berulang sejak dilahirkan
Orang tua nya menjelaskan anaknya harus berusaha dengan kuat saat bernafas dan seringkali menjadi biru,sehingga anak tersebut harus berjongkok untuk bernafas
Do :
Bunyi murmur
sianosis di ujung ekstremitas
pemriksaan foto dada:adaa pembesaran jantung di ventrikel kanan
EKG tampak hipertrofi ventricular kanan
Echocardiogram terlihat VSD
Aorta overriding interventrikular septum
Tupen:
Dalam waktu 1 x 24 jam klien bernafas sedikt normal
Tupan :
Dalam waktu 3 x 24 diharapkan tanda – tanda vital klien ada pada kondisi normal.dan bernafas normal
1.Melakukan observasi terhadap tanda – tanda vital klien
2. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
3. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis periferatau sianosis sentral.
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar. Missal, dengan masal, masker atau masker venture
1. Dari data tanda – tanda vital yang di padat dari pasien melalui observasi dapat sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
2. Manifestasi distress pernafasan tergantung pada drajat keterlibatan paru dan kesehatan umum
3. Untuk menentukan tindakan lebih lanjut jika sianosis berkurang atau malah bertambah parah.
4. Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dan mengurangi kekurangan oksigen pada klien. Oksigen diberikan dengan metode yang sesuai dengan keadaan klien.
Ds : orang tua klien mengatakan anak nya tidak dapat bertahan seperti anak lain seusia anaknya.
Do :
Berjongkok untuk bernafas
Sianosis di ujung ekstremitas
Pembesaran jantung di ventrikel kanan
Tupen:
Dalam waktu 1 x 24 jam Klien respon klien terhadap aktivitas sebagian terpenuhi
Tupan:
Dalam wakt 3 x 24 jam klien beraktivitas normal
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas
2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak bera
3. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen seperti mengejan saat defekasi
4. Berikan waktu istirahat di antara waktu aktivitas.
1. Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen jantung
2. Menurunkan kerja dan konsumsi oksigen jantung
3. Mengejan mengakibatkan kontraksi otot dan vasokontriksi yang dapat meningkatkan preload, tahanan vascular sistemis, dan beban jantung.
4. Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung
Ds :
Do :
Gejala-gejala tersebut semakin memburuk
Tidak ada penyakit dari keluarganya
Tupen:
Dalam waktu 1 x 24 jam klien sedikit demi sedikit mengtahui informasi tentang penyakitnya
Tupan :
Dalam waktu 3 x 24 klien paham tentang masalah penyakitnya
1.Kaji Kesiapan klien dan keluarga untuk belajar
2.Pecahkan masalah bersama klien untuk mengidentifikasi dan menurunkan factor-faktor nya.
3.Berikan penguatan tentang pentingnya menaati pengobatan dan follow up secara tertaur
1,2,3 pencegahan serangan ulang dan komplikasi pasca tetralogy of fallot
9.Untuk mengetahui cara aktivitas yang baik pada pada kasus tersebut
Pada saat ini bayi semakin pandai tersenyum, terutama saat diajak bermain.
Kontak mata bayi juga semakin meningkat. Hal ini meningkatkan hubungan antara
orang tua dan bayi yang menyebabkan orang tua juga merasa disayang oleh bayi.
Perkembangan yang juga ditemukan adalah :
Usia 6 bulan bayi sudah dapat mengontrol tegak kepalanya dengan baik dan
sudah dapat duduk sendiri tanpa dibantu.
Usia 7-8 bulan bayi mulai merangkak dan mengambil benda-benda/mainan di
sekitarnya. Bayi belajar berdiri dengan kedua kakinya menyangga sebagian
berat badannya.
Bayi sudah dapat memegang 2 benda di dua tangan yang berbeda pada waktu
yang bersamaan. Bayi senang menjatuhkan mainannya berulang-ulang serta
memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya. Saat ini ia sedang mencoba lebih
jauh menelusuri dunianya.
Bayi dapat memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
Menirukan suara sederhana atau mengucapkan 1 suku kata seperti “ma”, “da”,
ba”.
Bayi dapat makan biskuit sendiri
Bermain tepuk tangan dan ”ciluk ba”
Bayi usia ini mulai mengerti ibu/bapak dan orang-orang di dekatnya. iya mulai
mengalami separation anxiety dan stranger anxiety. Bayi seringkali takut
dipisahkan dari orang tua/ ditinggal dan tidak mau digendong oleh orang lain
yang jarang ditemuinya.
Stimulasi yang dapat dilakukan
Stimulasiyang dapat diberikan untuk mendukung perkembagan bayi antara
lain:
- Untuk merangsang bayi merangkak, letakkan mainan di luar jangkauan bayi dan
ajak bayi bermain. Usahakan agar ia merangkak mengambil mainan tersebut dengan
menggunakan kedua tangan dan lututnya.
- Teruskan latihan mengangkat bayi dengan posisi tegak untuk melatih cara
menyangga badannya dengan kaki. Ketika bayi sudah dapat berdiri, pegang di bawah
ketiaknya pada posisi bayi berdiri dan tuntun untuk melangkah.
- Ajarkan bayi cara memasukkan mainan kedalam suatu wadah seperti gelas atau
mangkok. Ajari pula cara untuk mengeluarkannya.
- Bermain “genderang”. Ajarkan bayi untuk membuat bunyi-bunyian seperti drum
kecil dan ajarkan untuk memukul agar menghasilkan bunyi.
- Berikan mainan yang dapat membuat bunyi-bunyian bila disatukan, ajarkan bayi
untuk membuat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul dua benda tersebut saat
kedua tangannya disatukan.
- Biarkan ia bermain dengan mainan yang mengapung di atas air saat mandi.
Namun ingat jangan sekali – kali meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mandi /
main air.
- Sembuyikan mainan yang disukainya dengan cara menutupinya dengan selimut /
koran sebagian. Tunjukkan cara bayi menemukan mainan tersebut dengan mengangkat
kain / koran tersebut. Setelah bayi mengerti permainan ini, biarkan ia mencari mainan
tersebut sendiri.
- Tetap ajak bayi bicara dan bermain walaupun responnya hanya tersenyum dan
menirukan sebagian suku kata sederhana.
- Bacakan buku cerita sederhana yang memiliki banyak gambar. Sebutkan nama
gambar perlahan-lahan, seperti nama-nama binatang, buah, dan lain-lain
- Putarkan lagu-lagu anak
- Mulai ajarkan “bye-bye” pada saat akan pergi
- Ajaklah bayi untuk bermain “ciluk ba”
- Jangan lupa berikan respon yang positif / pujian pada saat bayi telah melakukan
suatu aktivitas
Kebutuhan tidur
Kebutuhan tidur bayi pada usia ini adalah antara 14-16 jam/hari dengan 9-10
jam terkonsentrasi pada malam hari. Namun, terdapat variasi pada jumlah jam tidur
setiap bayi. Fase pada siklus tidur bayi yang lebih singkat dari dewasa menyebabkan
bayi lebih sering terbangun di malam hari. Namun, 70% bayi pada usia 6 bulan sudah
dapat tidur selama 6-8 jam penuh tanpa terbangun.
Gigi susu
Gigi susu pertama tumbuh pada usia ini. Biasanya dimulai dengan gigi seri
pada rahang bawah yang tumbuh pada usia 5-7 bulan dan disusul dengan gigi seri
pada rahang atas yang tumbuh pada usia 6-8 bulan. Namun juga terdapat variasi pada
usia pertumbuhan gigi ini.
Setelah gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkan gigi dengan menggunakan
kain yang lembut dan lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi
dan gusi secara seksama namun lembut. Plak atau sisa makanan mungkin tertinggal di
permukaan gigi tersebut. Anda dapat juga membersihkannya dengan menggunakan
sikat gigi khusus bayi/anak yang memiliki bulu yang lembut dan kepala sikat yang
kecil. Tidak perlu menggunakan pasta gigi pada saat ini, tetapi basahilah dengan
menggunakan air matang.
Bersihkanlah gigi 2x/hari. Tetap jangan biarkan bayi tidur sambil minum susu
menggunakan botol susunya. Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada gigi anak
dan jangan menambahkan rasa manis pada susu dengan gula atau zat pemanis lainnya.
Makanan Pendamping ASI
Saat bayi mencapai usia 6 bulan, bayi perlu mendapatkan
makananpendamping ASI (MPASI). (Untuk menilai kesiapan mendapat MP-ASI,
baca bab kesiapan makan bayi). Penundaan pemberian makanan lebih dari usia 6
bulan justru menyebabkan terhambatnya keterampilan makan pada anak. Selain itu,
pemberian ASI saja pada usia di atas 6 bulan justru akan menyebabkan bayi
kekurangan mikronutrient (vitamin dan mineral terutama zat besi) yang banyak pada
MPASI. Selain itu, sebaiknya bayi diberikan supplementasi zat besi. Vitamin dan zat
besi ini sangat diperlukan untuk perkembangan otak bayi.
Imunisasi
Jangan lupa untuk memberikan imunisasi pada bayi anda! Lihat jadwal
imunisasi terbaru yang disarankan oleh IDAI dan sesuaikan dengan jadwal imunisasi
anak anda. Konsultasikan dengan dokter anak anda. Pemberian imunisasi perlu
disesuaikan dengan pemberian vaksin sebelumnya atau apabila ada vaksin yang
belum diberikan dan harus dikejar (catch up immunization).
Mainan
Mainanyang cocok untuk membantu perkembangan bayi usia ini adalah:
Teethers dan mainan-mainan lain yang masih disenangi anak masih cocok untuk
membantu perkembangan bayi
Kertas dan krayon / pensil warna
Buku cerita anak dan lagu-lagu anak
Gambar-gambar sederhana dengan warna terang seperti gambar buah-buahan,
binatang, rumah, dll
Kain / koran untuk menyembunyikan mainan kemudian membiarkan bayi
mencari dan menemukannya
Benda kecil seperti kismis atau manik-manik atau benda kecil lainnya untuk
melatih gerak motorik halus bayi. Tetapi perhatikan saat bermain, hati-hati
jangan sampai tertelan.
Kubus untuk melatih untuk gerak motorik kasar bayi
Finger food seperti biskuit untuk melatih gerak motorik halus bayi. Biarkan bayi
makan sendiri walaupun berantakan.
Berikan mainan yang mengeluarkan bunyi, seperti mainan piano, mainan
telepon yang mengeluarkan bunyi saat dipencet. Juga berikan mainan yang
mengeluarkan bunyi saat dipukulkan antara 2 tangan. Serta mainan drum untuk
latihan memukul
Mainan yang dapat mengapung saat mandi
Ingat, tetap perhatikan bahan, sudut-sudut mainan serta kebersihan mainan saat
hendak digunakan untuk bayi bermain.
Sumber
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
Reeves, Charlene J., dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
http://anis-m-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-78216-Keperawatan%20Kardiovaskuler-Askep%20TOF.html
MAKALAH
SISTEM KARDIOVASKULER
SCENARIO 4 (TETRALOGY OF FALLOT) Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler
Disusun oleh :
Ahmad Rizal (C.0105.13.002)
S1 Keperawatan/II
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
PRODI S 1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015