Upload
anggoro-dwi
View
106
Download
11
Embed Size (px)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “Kr” DENGAN NON UNION
FRAKTUR HUMERUS DEKSTRA POST OREF DI RUANG MELATI 3
RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktik Klinik
Keperawatan Medikal Bedah IV
BAB II
TINJAUAN KASUS
Hari/tanggal : Senin/26 September 2011
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Kamar 4 Bangsal Melati 3
Oleh : Adit, Decty, dan Desi
Sumber data : Klien, keluarga, dan studi dokumen
Metode : Anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, studi Dokumen.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Klien
1) Nama : Tn. “Kr”
2) Umur : 56 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Katolik
5) Status perkawinan : Kawin
6) Pendidikan : SMP
7) Pekerjaan : Petani
8) Alamat : Sumberijo, Wonosari, Klaten
9) No. CM : 708662
10) Tgl masuk RS : 23 September 2011
11) Diagnosa Medis : Non Union Fraktur Humerus Dekstra
Post Oref
b. Penganggungjawab / Keluarga
1) Nama : Tn. “Hh”
2) Umur : 30 tahun
3) Pekerjaan : Swasta
4) Alamat : Sumberijo, wonosari, Klaten
5) Hub. Dgn Klien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan klien
1) Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada sekitar luka pembedahan
dengan skala 6, nyeri dirasakan kemranyas dan terpusat
sekitar luka pembedahannya, nyeri dirasakan setiap
saat.
2) Riwayat kesehatan sekarang.
Beberapa jam sebelum masuk rumah sakit, klien terjatuh
karena menggunakan krek pada lantai yang licin,
kemudian oleh anaknya klien langsung dibawa ke UGD
RS Soeradji. Oleh dokter, klien didiagnosa menderita
fraktur humerus dekstra dan harus dirawat di RS.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Sekitar 5 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien
mengalami patah tulang pada bagian paha kanan dan
lengan atas kanan karena terserempet oleh truk, karena
itu klien dipasang plat pada paha dan lengan atas
kanannya. Klien juga diberikan krek untuk alat bantu
jalan.
b. Riwayat keluarga
1) Genogram
Tn. “Kr”
56 thn
Keterangan :
= perempuan meninggal
= perempuan
= laki –laki meninggal
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= tinggal serumah
2) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang
mengalami patah tulang seperti klien. Keluarga klien
juga tidak ada yang menderita penyakit menular, turunan
maupun bawaan.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik – Biologis
1) Pola Nutrisi
a) Sebelum masuk rumah sakit
Klien makan 3x sehari dengan nasi 2 entong, sayur,
dan lauk. Tidak ada makanan pantangan. Klien minum
5 gelas (1000 ml) dalam satu hari.
b) Selama di rumah sakit
Klien makan 3 kali sehari mampu menghabiskan diet
dari rumah sakit. Minum 1000 ml
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum di rumah sakit
Klien b.a.b 2 hari satu kali dengan konsistensi padat,
warna coklat kekuningan. Klien tidak menggunakan
obat pencahar.
Untuk b.a.k lancar 4-6 kali sehari dengan jumlah +
200 cc, warna kuning jernih,
b) Selama di rumah sakit
Klien b.a.b 3 hari sekali dengan konsisten padat warna
kuning. Klien tidak menggunakan obat pencahar.
Untuk b.a.k ± 4-6 kali sehari dengan jumlah ±200 cc,
warna kuning jernih.
3) Pola Aktivitas – Istirahat dan Tidur
a) Aktivitas sehari-hari
(1) Sebelum di rumah sakit
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4Makan dan Minum VMandi VToiletting VBerpakaian VMobilitas di Tempat Tidur VBerpindah VROM V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
(2) Selama di rumah sakit
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum V
Mandi V
Toiletting V
Berpakaian V
Mobilitas di Tempat Tidur V
Berpindah V
ROM V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
(b) Kebutuhan istirahat dan tidur
(1) Sebelum sakit
Klien menyatakan tidur nyenyak pada malam hari
dari pukul 21.00 sampai 05.00. Klien jarang tidur
siang.
(2) Selama sakit
Klien tidak dapat tidur dengan nyenyak, klien
sering terbangun 2-4 kali pada malam hari karena
nyeri. Malam sebelum operasi klien menggunakan
obat tidur untuk membantu tidur.
4) Pola Kebersihan Diri
a) Sebelum masuk rumah sakit
(1) Kulit
Klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun.
(2) Rambut
Klien keramas 3 kali dalam satu minggu.
(3) Mulut
Klien menggosok giginya 2 kali setiap hari saat
mandi.
b) Selama di rumah sakit
(1) Kulit
Klien mandi 2 kali sehari dengan cara dilap,
menggunakan sabun.
(2) Rambut
Klien belum pernah keramas sejak pertama
masuk rumah sakit.
(3) Mulut
Klien gosok gigi 2 kali sehari dengan dibantu oleh
keluarga klien.
b. Aspek Mental-Sosial-Spiritual-intelektual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya yang
sakit seperti sekarang ini,
b) Identitas diri
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya dengan
baik.
c) Peran diri
Klien mengatakan dirinya adalah seorang kepala
rumah tangga, sejak kecelakaan 6 bulan yang lalu
tidak bekerja, beban hidup ditanggung oleh anak dan
adik klien.
d) Ideal diri
Klien menyadari bahwa kecelakaan yang dialami
sangat serius, sehingga memerlukan perawatan
khusus, namun klien optimis masih bisa sembuh dari
penyakitnya.
e) Harga diri
Klien tidak malu maupun minder dengan penyakit yang
dialaminya sekarang.
2) Intelektual- Sosial
a) Intelektual
Klien mengetahui bahwa terjadi kembali patah tulang
pada lengan kanan karena jatuh dan gagal
menyambungnya tulang yang patah 6 bulan yang lalu.
b) Hubungan interpersonal
Hubungan klien dengan keluarganya baik. Klien juga
berhubungan baik dengan pasien-pasien yang lain
disekitarnya, begitu pula dengan perawat dan dokter.
c) Aspek mental-emosional-melanisme koping
Emosi klien terlihat stabil, koping klien positif.
d) Aspek sosial
Cara klien dalam berkomunikasi jelas dan mudah
dimengerti oleh orang lain disekitarnya.
e) Aspek spiritual
Klien beragama Katolik. Klien mengatakan sakitnya
tidak membuat dirinya sulit untuk melakukan kegiatan
spiritualnya, sesaat sebelum operasi klien juga
melakukan ibadah.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran: Composmentis
2) TB / BB : 155 cm/45 kg
3) TD : 140 /70 mmHg
4) Nadi : 70 kali/menit
5) Respirasi : 20 kali/menit
6) Suhu : 36,4ºC
b. Pemeriksaan Cephalokaudal
1) Kepala dan rambut
Bentuk kepala mesocephal, rambut tampak kotor dan
ada sedikit uban, tidak ada lesi.
2) Wajah
Wajah tampak pucat. Klien terlihat tegang.
Mata simetris dan tampak sayu, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik.
3) Telinga
Tidak ada lesi, tidak ada edema, fungsi pendengaran
normal, tidak ada cairan yang keluar dari lubang telinga.
4) Hidung
Tidak ada cairan yang keluar dari hidung.
5) Mulut dan tenggorokan
Kemampuan bicara normal, mulut bersih, lidah lembab,
gigi tampak banyak yang tanggal, tidak ada lesi dalam
mulut, tidak bau mulut.
6) Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan getah
bening. Tidak ada lesi dan edema. Tidak ada keluhan
gerakan pada leher.
7) Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi
Auskultasi : Terdengar bunyi vesikuler
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
8) Punggung
Bentuk normal, tidak ada keluhan pada punggung.
9) Abdomen
a) Inspeksi : Tidak ada lesi, warna kulit merata
b) Auskultasi : Peristaltik sebanyak 40x/ menit
c) Perkusi : Terdengar bunyi tympani
d) Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan
10)Ektrimitas
a) Atas : Jari lengkap dan terpasang infus RL
28 tpm pada tangan bagian kirinya.
Sedangkan pada tangan bagi kanannya
terdapat luka oref dan traksi.
b) Bawah : Jari lengkap, terdapat bekas oprasi
ORIF 6 bulan yang lalu pada paha
kanan.
11)Genitalia dan anus
Tidak terkaji
5. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 September 2011
No. Parameter Hasil Nilai normal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
WBC
RBC
HBG
HCT
MCH
MCHC
PLT
RDW
PDW
MPV
P-LCR
Lym %
MXD %
Neut %
Lym#
MXD#
Neut#
9,5 x 1x103/uL
4,08x106/ uL
10,8 g/dl
34,8%
26,5 fL
31.0 pg
374 x 103/uL
47,1 – fL
7,1 fL
6,8 fL
6,8 %
19,0 - %
14,0%
67,0 %
1,8x103/uL
11,3x103/uL
6,4 + x 103/uL
4,5 – 10,3 x 103/uL
4 – 5,2x106/ uL
11,5 – 15,5 g/dL
34-40 %
27 – 31 fL
33 – 37 pg
150 – 450 x106/ uL
35 – 47 fL
9 – 13 fL
7,2 – 11,1 fL
15 – 25 %
19 – 48 %
0 – 10 %
40 – 74 %
1 – 3,7x103/ uL
0 – 1,2x103/ uL
1,5 – 7x103/ Ul
PARAMETER HASIL UNIT NILAI NORMAL
BUN
CREA
GLU
K
CL
UREUM
10.5
1,09
81,5
4,3
105
22,47
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mmol/l
Mmol/L
Mg/dl
7,0-18,0
0,6-1,30
70-110
3,8-5,3
98,0-108
6. Terapi
- Ceftriaxone 2 x 1 gram
- Ranitidine 2 x 50 mg
- Ketorolak 2 x 30 mg
- NaCl 20 tpm
B. Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab
1.
2.
DS:
Klien mengatakan
nyeri pada sekitar
luka pembedahan
dengan skala 6,
nyeri dirasakan
kemranyas dan
terpusat sekitar
luka pembeda-
hannya, nyeri
dirasakan setiap
saat.
DO:
Pasien nampak
meringgis dan
tegang.
Pasien bergerak
sangat hati-hati
DS: -
DO:
Tangan kanannya
terdapat luka oref
dan traksi
Nyeri akut
Kerusakan
integritas jaringan
Agen cidera fisik
Faktor mekanik
(Robekan)
3.
4.
5.
DS : -
DO :
Klien kesulitan
untuk miring
kanan dan kiri
Klien tampak
kesulitan untuk
membetulkan
posisi di tempat
tidur.
DS :
Klien mengatakan
tidak dapat tidur
dengan nyenyak,
pasien sering
terbangun 2-4 kali
pada malam hari
karena nyeri. Malam
sebelum operasi
klien menggunakan
obat tidur untuk
membantu tidur
DO:
Mata klien tampak
sayu
Faktor risiko:
DS : -
DO :
Terdapat luka oref
dan traksi pada
Hambatan
mobilitas di tempat
tidur
Insomnia
Risiko infeksi
Fraktur
Nyeri
Dilakukannya oref
6.
lengan kanan
bagian atas
DS:
Klien menyatakan
tidak mampu
mandi dan
berpakaian
secara mandiri
sehingga perlu
dibantu oleh
keluarganya.
DO:
Rambut klien
tampak kotor
Defisit selfcare fraktur
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai
dengan
DS :
Klien mengatakan nyeri pada sekitar luka pembedahan
dengan skala 6, nyeri dirasakan kemranyas dan terpusat
sekitar luka pembedahannya, nyeri dirasakan setiap saat.
DO :
Pasien nampak meringgis dan tegang.
Pasien bergerak sangat hati-hati.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
(robekan) ditandai dengan
DO :
Tangan kanannya terdapat luka oref dan traksi
3. Hambatan mobilisasi di tempat tidur berhubungan dengan fraktur
ditandai dengan
DO:
Klien kesulitan untuk miring kanan dan kiri
Klien tampak kesulitan untuk membetulkan posisi di tempat
tidur
4. Insomia berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
DS:
Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak, pasien
sering terbangun 2-4 kali pada malam hari karena nyeri.
Malam sebelum operasi klien menggunakan obat tidur untuk
membantu tidur
DO:
Mata klien tampak sayu
5. Resiko infeksi berhubungan dengan dilakukannya oref ditandai
dengan
Faktor risiko :
DS : -
DO :
Terdapat luka oref dan traksi pada lengan kanan bagian atas
6. Defisit selfcare berhubungan dengan fraktur ditandai dengan :
DS :
Klien menyatakan tidak mampu mandi dan berpakaian
secara mandiri sehingga perlu dibantu oleh keluarganya.
DO :
Rambut klien tampak kotor
D. Perencanaan
No. Dx. KeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Senin 26/9/11 12.30
Nyeri akut
berhubungan
dengan agen cidera
fisik ditandai
dengan
DS :
Klien
mengatakan
nyeri pada
sekitar luka
pembedahan
dengan skala 6,
nyeri dirasakan
kemranyas dan
terpusat sekitar
Senin 26/9/11 12.30
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan,
selama 4 x 24 jam
nyeri klien berkurang
dengan kriteria :
Pasien mengatakan
nyeri antara derajat
1-3
Muka klien tidak
terlihat tegang
Klien mampu tidur
nyenyak tanpa
bantuan obat tidur
Kelompok 1
Senin 26/9/11 12.30
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi serta
karakteristik nyeri klien.
2. Pertahankan imobilasasi
bagian yang sakit dengan
tirah baring, gips, bebat dan
atau traksi
3. Tinggikan posisi ekstremitas
yang terkena.
Senin 26/9/11 12.30
1. Nyeri kemungkinan akan
dirasakan pada fraktur dan
kerusakan jaringan lunak;
spasme otot terjadi sebagai
respons terhadap cedera dan
imobilisasi . pengkajian nyeri
merupakan dasar bagi
perencanaan intervensi
keperawatan.
2. Mengurangi nyeri dan
mencegah malformasi.
3. Meningkatkan aliran balik
vena, mengurangi
luka
pembedahannya,
nyeri dirasakan
setiap saat.
DO:
Pasien nampak
meringgis dan
tegang.
Pasien bergerak
sangat hati-hati.
Kelompok 1
4. Lakukan dan awasi latihan
gerak pasif/aktif.
5. Lakukan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan
(masase, perubahan posisi)
6. Ajarkan penggunaan teknik
manajemen nyeri (latihan
napas dalam, imajinasi visual,
aktivitas dipersional)
7. Lakukan kompres dingin
selama fase akut (24-48 jam
pertama) sesuai keperluan.
8. Kelola pemberian ketorolac
edema/nyeri.
4. Mempertahankan kekuatan
otot dan meningkatkan
sirkulasi vaskuler.
5. Meningkatkan sirkulasi
umum, menurunakan area
tekanan plat dan kelelahan
otot.
6. Mengalihkan perhatian
terhadap nyeri,
meningkatkan elativ terhadap
nyeri yang mungkin
berlangsung lama.
7. Menurunkan edema dan
mengurangi rasa nyeri.
8. Ketorolac merupakan
2x30 mg.
9. Evaluasi keluhan nyeri (skala,
petunjuk verbal dan non
verval, perubahan tanda-
tanda vital)
Kelompok1
analgetik yang dapat
menurunkan nyeri melalui
mekanisme penghambatan
rangsang nyeri.
9. Menilai perkembangan
masalah klien.
Kelompok1
2 Senin 26/9/11 12.30
Kerusakan
integritas jaringan
berhu-bungan
dengan faktor
mekanik (robekan)
ditandai dengan
DO:
Tangan
kanannya
Senin 26/9/11 12.30
Setelah diberikan
asuhan asuhan
keperawatan selama
3x24 jam integritas
jaringan pasien
membaik dengan
criteria:
Terdapatnya tanda-
tanda penyem-
Senin 26/9/11 12.30
1. Pertahankan tempat tidur
yang nyaman dan aman
(kering, bersih, alat tenun
kencang, bantalan bawah
siku, tumit).
2. Masase kulit terutama daerah
penonjolan tulang dan area
distal bebat/gips.
Senin 26/9/11 12.30
1. Menurunkan risiko
kerusakan/abrasi kulit yang
lebih luas.
2. Meningkatkan sirkulasi
perifer dan meningkatkan
kelemasan kulit dan otot
terhadap tekanan yang relative
terdapat luka
oref dan traksi
Kelompok1
buhan pada lokasi
pembedahan.
Kelompok1
3. Lindungi kulit dan gips pada
daerah perianal.
4. Observasi keadaan kulit,
penekanan gips/bebat
terhadap kulit, insersi
pen/traksi.
Kelompok1
konstan pada imobilisasi.
3. Mencegah gangguan
integritas kulit dan jaringan
akibat kontaminasi fekal.
4. Menilai perkembangan
masalah klien.
Kelompok1
3 Senin 26/9/11 12.30
Hambatan
mobilisasi ditempat
tidur berhubungan
dengan fraktur
ditandai dengan
DS:
DO:
Klien kesulitan
untuk miring
Senin26/9/11 12.30
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam klien mampu melakukan mobilisasi ditempat tidur dengan criteria: Klien mampu miring
kanan dan kiri tanpa dibantu orang lain
klien mampu membetulkan posisi
Senin 26/9/11 12.30
1. Bantu latihan rentang gerak
pasif aktif pada ekstremitas
yang sakit maupun yang
sehat sesuai keadaan klien.
2. Berikan papan penyangga
kaki, gulungan
Senin 26/9/11 12.30
1. Meningkatkan sirkulasi darah
muskuloskeletal,
mempertahankan tonus otot,
mempertahakan gerak sendi,
mencegah kontraktur/atrofi
dan mencegah reabsorbsi
kalsium karena imobilisasi.
2. Mempertahankan posisi
fungsional ekstremitas.
kanan dan kiri
Klien tampak
kesulitan untuk
membetulkan
posisi di tempat
tidur.
Kelompok1
diatas tempat tidur.Kelompok1
trokanter/tangan sesuai
indikasi.
3. Ubah posisi secara periodik
sesuai keadaan klien.
4. Dorong/pertahankan asupan
cairan 2000-3000 ml/hari.
5. Berikan diet TKTP
6. Kolaborasi pelaksanaan
fisioterapi sesuai indikasi.
3. Menurunkan insiden
komplikasi kulit dan
pernapasan (dekubitus,
atelektasis, penumonia)
4. Mempertahankan hidrasi
adekuat, mencegah
komplikasi urinarius dan
konstipasi.
5. Kalori dan protein yang
cukup diperlukan untuk
proses penyembuhan dan
mem-pertahankan fungsi
fisiologis tubuh.
6. Kerjasama dengan
fisioterapis perlu untuk
menyusun program aktivitas
fisik secara individual.
7. Evaluasi kemampuan
mobilisasi klien dan program
imobilisasi.
Kelompok1
7. Menilai perkembangan
masalah klien.
Kelompok1
4 Senin 26/9/11 12.30
Insomnia berhu-
bungan denga nyeri
ditandai dengan
DS:
Klien
mengatakan
tidak dapat tidur
dengan nyenyak,
pasien sering
terbangun 2-4
kali pada malam
hari karena nyeri.
Malam sebelum
operasi klien
Senin 26/9/11 12.30
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
pasien dapat tidur
dengan criteria:
Pasien dapat tidur
nyenyak tanpa
terbangun karena
nyeri
klien dapat tidur
dengan nyenyak
tanpa bantuan obat
tidur
Mata klien tidak
Senin 26/9/11 12.30
1. Tentukan kebiasaan tidur
biasanya dan perubahan
yang terjadi.
2. Berikan tempat tidur yang
nyaman dan beberapa milik
pribadi misalnya bantal dan
guling.
3. Dorong beberapa aktivitas
fisik ringan selama siang
hari.
4. Tingkatkan regimen
kenyamanan waktu tidur,
misalnya masase, minum
Senin 26/9/11 12.30
1. Untuk mengidentifikasi
intervensi yang tepat.
2. Meningkatkan kenyamanan
tidur serta dukungan
fisiologis/ psikologis.
3. Aktivitas siang hari dapat
membantu pasien
menggunakan energi dan
siap untuk tidur malam hari.
4. Meningkatkan efek relaksasi.
Susu mempunyai kualitas
soporifik, meningkatkan
menggunakan
obat tidur untuk
membantu tidur
DO:
Mata klien
tampak sayu
Kelompok1
tampak sayu.
Kelompok1
segelas susu hangat pada
waktu tidur.
5. Instruksikan tindakan
relaksasi
6. Kurangi kebisingan dan
lampu.
7. Dorong posisi nyaman, bantu
dalam mengbah posisi
8. Gunakan pagar tempat tidur
sesuai indikasi
9. Hindari mengganggu bila
mungkin, misalnya tindakan
terapi.
sintesis serotonin,
neurotransmiter yang
membantu pasien tertidur
dan tidur lebih lama.
5. Membantu menginduksi tidur
6. Memberikan situasi kondusif
untuk tidur
7. Membantu menginduksi tidur
serta perubahan posisi
mengubah area tekanan dan
meningkatkan istirahat
8. Pagar tempat tidur memberi
keamanan dan dapat
digunakan untuk membantu
mengubah posisi.
9. Tidur tanpa gangguan lebih
menimbulkan rasa segar dan
pasien mungkin tidak mampu
Kelompok1 kembali tidur bila terbangun.
Kelompok1
5 Senin 26/9/11 12.30
Defisit selfcare
berhubungan
dengan fraktur
ditandai dengan:
DS:
Klien
menyatakan
tidak mampu
mandi dan
berpakaian
secara mandiri
sehingga perlu
dibantu oleh
keluarganya.
DO:
Rambut klien
Senin 26/9/11 12.30
Selama dilakukan
asuhan keperawatan
perawatan diri klien
baik dengan kriteria:
Klien tampak
bersih
Keluarga klien
mampu membe-
rikan perawatan
kepada klien.
Kelompok 1
Senin 26/9/11 12.30
1. Diskusikan bersama klien
pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti
bersih dan tanda- tanda
bersih.
2. Bantu dan Anjarkan
keluarga klien untuk
membantu klien dalam
melakukan perawatan
tubuhnya, seperti mulut,
rambut dan badan.
3. Motivasi klien dan keluarga
untuk melakukan perawatan
diri setiap hari
Kelompok 1
Senin 26/9/11 12.30
1. Klien mengetahui pentingnya
kebersihan dapat
meningkatkan keiinginan
klien untuk meningkatkan
perawatan diri.
2. Membantu klien lebih mudah
untuk merawat dirinya.
3. Meningkatkan keinginan klien
untuk melakukan perawatan
diri
tampak kotor
Kelompok 1
Kelompok 1
6 Senin 26/9/11 12.30
Risiko infeksi
berhubungan
dengan
dilakukannya oref
ditandai dengan
Faktor tesiko:
DS : -
DO :
Terdapat luka
oref dan traksi
pada lengan
kanan bagian
atas.
Kelompok 1
Senin 26/9/11 12.30
Selama dilakukan
asuhan keperawatan
klien terbebas dari
infeksi dengan criteria:
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
pada lokasi
pembedahan
Kelompok 1
Senin 26/9/11 12.30
1. Kaji sisi oref/kulit perhatikan
keluhan peningkatan nyeri/
rasa terbakar atau adanya
edema, eritema, drainase/
bau tak enak.
2. Berikan perawatan
pen/kawat steril sesuai
protokol
3. Awasi tanda-tanda vital
(suhu).
4. Anjurkan klien dan keluarga
klien untuk menjaga
kebersihan balutan dan
jangan sampai lembab,
dengan tidak memegang-
Senin 26/9/11 12.30
1. Dapat mengindikasikan
timbulnya infeksi
lokal/nekrosis jaringan.
2. Dapat mencegah
kontaminasi silang dan
kemungkinan infeksi
3. Peningkatan suhu
mengindikasikan terjadinya
infeksi
4. Balutan bersih dan tidak
lembab menghindari
pertumbuhan
mikroorganisme
megang balutan.
5. Kelola pemberian obat
ceftriaxone 2x1 gram
6. Analisa hasil pemeriksaan
laboratorium (Hitung darah
lengkap, LED, Kultur dan
sensitivitas
luka/serum/tulang)
Kelompok 1
5. Ceftriaxone merupakan
Antibiotik yang dapat
membunuh bakteri penyebab
infeksi.
6. Leukositosis biasanya terjadi
pada proses infeksi, anemia
dan peningkatan LED dapat
terjadi pada osteomielitis.
Kultur untuk mengidentifikasi
organisme penyebab infeksi.
Kelompok 1
E. Implementasi dan Evaluasi
No
.Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik
Senin, 26 September 2011 12.00
Melakukan pengkajian nyeri yang
Senin, 26 September 2011 12.10
S : Klien mengatakan nyeri pada sekitar
ditandai dengan
DS:
Pasien mengatakan nyeri
pada sekitar luka
pembedahan dengan skala 6,
nyeri dirasakan kemranyas
dan terpusat sekitar luka
pembedahannya, nyeri
dirasakan setiap saat.
DO:
- Pasien nampak
meringgis dan tegang
- Pasien bergerak sangat
hati-hati.
dialami klien
Senin,26 September 2011 12.15
Mengajari pasien teknik nafas dalam
luka pembedahan dengan skala 6,
nyeri dirasakan kemranyas dan
terpusat sekitar luka
pembedahannya, nyeri dirasakan
setiap saat
O : Pasien nampak meringgis dan
tegang, pasien bergerak sangat hati-
hati.
A : -
P : ajari teknik distraksi dan relaksasi
Senin,26 September 2011 12.20
S : Klien menyatakan paham dengan
teknik nafas dalam yang diajarkan
perawat
O : Klien dapat mengulangi teknik nafas
dalam yang diajarkan perawat
A : -
P : Anjurkan klien mengulanginya setiap
Senin, 26 September 2011 12.20
Melakukan injeksi Ketorolac 30 mg
Senin, 26 September 2011 12.05
Mempertahankan imobilisasi bagian
yang sakit dengan tirah baring
Selasa, 27 September 2011 07.30
Mengevaluasi keluhan nyeri (skala,
terasa nyeri
Senin,26 September 2011 12.23
S : -
O : Tidak terdapat tanda alergi obat
A : -
P : Berikan injeksi ketorolac pukul 22.00
WIB
Senin, 26 September 2011 12.10
S : Pasien menyatakan nyeri sedikit
berkurang menjadi 5
O : pasien tirah baring
A : -
P : ajarkan klien merubah posisi hari
selasa.
Selasa, 27 September 2011 07.35
S : Klien mengatakan nyeri pada sekitar
petunjuk verbal dan non verval,
perubahan tanda-tanda vital)
luka pembedahan berkurang menjadi
skala 5.
O : TD = 140 /70 mmHg
Nadi =70 kali/menit
Respirasi = 20 kali/menit
Suhu = 36,4ºC
A : tujuan tercapai sebagian
P : Monitor ttv
2. Kerusakan integritas jaringan
berhu-bungan dengan faktor
mekanik (robekan) ditandai
dengan DO:
Tangan kanannya
terdapat luka oref dan
traksi
Selasa, 27 September 2011 08.00
Mengganti linen
Selasa, 27 September 2011 09.00
Mengopservasi balutan pada luka
Selasa, 27 September 2011 08.04
S : Klien menyatakan nyaman dengan
tempat tidurnya
O : Tempat tidur klien bersih dan rapi
A : -
P : Ganti linen setiap hari
Selasa, 27 September 2011 09.03
S : Pasien menyatakan balutan pada
pembedahan. lengan kanan bagian atas tidak
terlalu kencang
O : Balutan klien tampak bersih tidak
terdapat darah.
A : -
P : Observasi keadaan kulit dan
penekanan bebat setiap hari
3. Hambatan mobilisasi
ditempat tidur berhubungan
dengan fraktur ditandai
dengan
DS:
DO:
Klien kesulitan untuk
miring kanan dan kiri
Klien tampak kesulitan
untuk membetulkan posisi
Selasa,27 September 10.00
Memiringkan klien ke kiri
Selasa,27 September 10.05
Menganjurkan pasien minum 8-12
Selasa,27 September 10.00
S : -
O : posisi klien supinasi
A : -
P : ubah posisi klien menjadi semifowler
pukul 12.00
Selasa,27 September 10.07
S : Klien menyatakan bersedia minum
di tempat tidur. gelas/hari
Selasa,27 September 12.30
Mengobservasi diet dari rumah sakit
8-12 gelas/hari
O : Klien mengangguk-angguk
A : -
P : -
Selasa,27 September 12.30
S : Pasien menyatakan telah
menghabiskan diet yang diberikan
O : Tidak tersisa makanan di piring
A : Tujuan tercapai sebagian
P : -
4. Insomia berhubungan
dengan nyeri ditandai dengan
DS:
Klien mengatakan tidak
dapat tidur dengan
nyenyak, pasien sering
terbangun 2-4 kali pada
Selasa, 27 September 2011 08.00
Mengkaji kebiasaan tidur biasanya dan
perubahan yang terjadi
Selasa, 27September 2011 08.05
S : klien menyatakan biasanya
menyatakan tidur nyenyak pada
malam hari dari pukul 21.00
sampai 05.00. Klien jarang tidur
siang. Selama sakit Klien tidak
dapat tidur dengan nyenyak,
malam hari karena nyeri.
Malam sebelum operasi
klien menggunakan obat
tidur untuk membantu tidur
DO:
Mata klien tampak sayu
Selasa, 26 September 2011 08.00
Memberikan tempat tidur yang nyaman
dengan mengganti linen
‘
Selasa, 27 September 2011 12.00
Menganjurkan pasien minum segelas
susu hangat sebelum tidur
pasien sering terbangun 2-4 kali
pada malam hari karena nyeri.
O : mata klien tampak sayu
A : -
P : kolaborasi pemberian obat tidur
Senin, 26 September 2011 08.05
S : Klien menyatakan nyaman dengan
tempat tidurnya
O : Tempat tidur klien bersih dan rapi
A : -
P : Ganti linen setiap hari
Selasa, 27 September 2011 12.05
S : klien mengatakan akan minum susu
sebelum tidur
O : Pasien menganguk-angguk
Rabu, 28 September 2011 07.30
Mengobservasi kualitas tidur tanggal
27 September 2011
A : -
P : -
Rabu, 28 September 2011 07.35
S: Klien tidur dengan bantuan obat tidur.
O: Klien tampak mengantuk
A: Tujuan belum tercapai
P:-
5. Defisit selfcare berhubungan
dengan fraktur ditandai
dengan:
DS:
Klien menyatakan tidak
mampu mandi dan
berpakaian secara
Selasa, 27 September 2011 13.00
Mendiskusikan bersama klien
pentingnya kebersihan diri dengan
cara menjelaskan pengertian tentang
arti bersih dan tanda- tanda bersih
Selasa, 27 September 2011 13.00
S : Klien menyatakan paham dengan
apa yang dikatakan perawat
O : Klien mengangguk-angguk
A : -
P : -
mandiri sehingga perlu
dibantu oleh keluarganya.
DO:
Rambut klien tampak kotor Rabu, 28 September 2011 16.05
Mengajarkan keluarga klien untuk
membantu klien dalam melakukan
perawatan tubuhnya, seperti mulut,
rambut dan badan.
Rabu, 28 September 2011 16.10
Memotivasi klien dan keluarga untuk
melakukan perawatan diri setiap hari
Rabu, 28 September 2011 17.00
Mengopservasi kebersihan kien
Rabu, 28 September 2011 16.10
S : Keluarga klien menyatakan paham
dengan apa yang dikatakan
perawat
O : Keluarga klien mengangguk-angguk
paham
A : -
P : Observasi kebersihan klien
Rabu, 28 September 2011 16.15
S : Keluarga klien dan klien menyatakan
bersedia melakukan perawatan diri
setiap hari
O : -
A : -
P : -
Rabu, 28 September 2011 17.05
S: -
O: Klien tampak bersih
A: Tujuan tercapai
P: Motifasi keluarga klien untuk
memandikan klien 2 kali sehari
6. . Resiko infeksi berhubungan
dengan dilakukannya oref
ditandai dengan
Faktor risiko:
DS : -
DO :
Terdapat luka oref dan
traksi pada lengan kanan
bagian atas.
Selasa, 27 September 2011 10.00
Mengkaji sisi oref/kulit,memperhatikan
keluhan peningkatan nyeri/ rasa
terbakar atau adanya edema, eritema,
drainase/ bau tak enak.
Selasa, 27 September 2011 10.00
S : Klien menyatakan nyeri dengan
skala 6, tidak ada rasa
terbakar,tidak ada edema ataupun
eritema
O : Sisi oref tampak bersih
A : tujuan tercapai sebagian
P : lakukan perawatan luka oref
Selasa, 27 September 2011 10.10
S : -
O : TD = 140/70 mmHg, N = 84x/menit,
RR = 24x/menit, Suhu : 370C
Selasa, 27 September 2011 10.10
Mengukur tanda-tanda vital (suhu)
Selasa, 27 September 2011 10.15
Menganjurkan klien dan keluarga klien
untuk menjaga kebersihan balutan dan
jangan sampai lembab, dengan tidak
memegang-megang balutan
A : -
P : monitor ttv sore pukul 16.00
Selasa, 27 September 2011 10.15
S : Klien dan keluarga menyatakan
mengert mengerti d paham dengan
anjuran perawat
O : -
A : -
P : -
Selasa, 27 September 2011 10.00
S : -
O : tidak terdapat tanda alergi obat
Mengerti terhadap apa yang dikatakan
perawat.
O : -
A : -
Selasa, 27 September 2011 10.00
Melakukan injeksi obat ceftriaxone 1
gram
Rabu, 28 September 2011 08.50
Melakukan perawatan luka oref
P : -
Selasa, 27 September 2011 10.00
S : -
O : tidak terdapat tanda alergi
A : -
P : Berikan injeksi ceftriaxone 1 gram
pukul 22.00 WIB
Rabu, 28 September 2011 09.10
S : -
O : Luka tampak bersih, tidak ada pus.
A : -
P : lakukan perawatan luka oref jika
balutan terlihat kotor