29
Glaucoma Acute Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Periode 02 Januari 2012 – 04 Februari 2012 BAB I PENDAHULUAN Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Tekanan bola mata yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan yang terletak di dalam bola mata, dan akan mengakibatkan terjadinya gangguan lapang pandangan. 1 Glaukoma akut merupakan suatu kondisi di mana terjadi aposisi iris dengan jaringan trabekula pada sudut bilik mata depan. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol ke depan maka aliran keluar dari aqueous humor akan tehambat dan keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah. 1 Ditemukan bahwa kebanyakan glaukoma akut menyerang hanya satu mata. Namun, kurang dari 10% kasus didapatkan bahwa glaukoma dapat menyerang kedua mata. Terdapat pula penelitian yang menyebutkan perempuan lebih sering terkena glaukoma akut 3x lipat dibandingkan laki-laki. Glaukoma akut dapat menyerang pasien dalam berbagai usia dan dapat ditemukan pada pasien usia 30 tahun atau bahkan usia lanjut. Serangan kebanyakan terjadi pada usia antara 55-65 tahun. Terdapat pula perbedaan ras yang menyebutkan ras tertentu lebih sering terserang glaukoma sudut tertutup dengan prevalensi tertinggi terdapat pada orang China. Berdasarkan pengetahuan selama ini, penting pula diketahui bagi dokter bahwa perempuan paruh baya dengan mata merah 1

referat glaukoma akut

  • Upload
    arif

  • View
    33

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat

Citation preview

Glaucoma Acute

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Periode 02 Januari 2012 04 Februari 2012

BAB IPENDAHULUAN

Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Tekanan bola mata yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan yang terletak di dalam bola mata, dan akan mengakibatkan terjadinya gangguan lapang pandangan.1Glaukoma akut merupakan suatu kondisi di mana terjadi aposisi iris dengan jaringan trabekula pada sudut bilik mata depan. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol ke depan maka aliran keluar dari aqueous humor akan tehambat dan keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah.1Ditemukan bahwa kebanyakan glaukoma akut menyerang hanya satu mata. Namun, kurang dari 10% kasus didapatkan bahwa glaukoma dapat menyerang kedua mata. Terdapat pula penelitian yang menyebutkan perempuan lebih sering terkena glaukoma akut 3x lipat dibandingkan laki-laki. Glaukoma akut dapat menyerang pasien dalam berbagai usia dan dapat ditemukan pada pasien usia 30 tahun atau bahkan usia lanjut. Serangan kebanyakan terjadi pada usia antara 55-65 tahun. Terdapat pula perbedaan ras yang menyebutkan ras tertentu lebih sering terserang glaukoma sudut tertutup dengan prevalensi tertinggi terdapat pada orang China. Berdasarkan pengetahuan selama ini, penting pula diketahui bagi dokter bahwa perempuan paruh baya dengan mata merah pada salah satu mata yang juga berhubungan dengan penglihatan kabur dan nyeri, untuk dicurigai sebagai glaukoma akut sudut tertutup primer. Hal ini perlu mendapat perhatian karena penglihatan mereka dapat tidak kembali bila penangannya terlambat.2Seluruh dunia, glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan dan satu-setengah dari 67 juta orang didiagnosis dengan glaukoma primer sudut tertutup (Kiawah Eye 2012 Journal). Glaucoma sudut tertutup menyumbang 10-15% dari kasus pada orang kulit putih, dan persentase ini jauh lebih tinggi pada orang Asia dan Inuit. Hal tersebut mungkin mencapai lebih dari 90% dari kebutaan karena glaukoma bilateral di Cina (Vaughan and Asbury 2008 General Opthalmology)Glaukoma akut merupakan suatu keadaan darurat mata yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat menyebabkan kebutaan. Pengobatan medikamentosa harus dimulai secepat mungkin untuk menurunkan tekanan intraokuler, sebelum terapi operatif dilakukan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi1Glaukoma akut merupakan suatu kondisi di mana terjadi aposisi iris dengan jaringan trabekula pada sudut bilik mata depan. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol ke depan maka aliran keluar dari aqueous humor akan tehambat dan keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah.2.2. Epidemiologi3Dari statistik angka kebutaan di dunia, didapatkan bahwa 6 juta dari 60 juta penderita glaukoma mengalami kebutaan, 3 juta penderita diantaranya disebabkan oleh karena glaukoma primer sudut tertutup dan setengahnya yaitu 1.5 juta penderita kebutaan disebabkan oleh glaukoma akut. Sedangkan 3 juta penderita lagi disebabkan oleh glaukoma primer sudut terbuka.Glaukoma sudut tertutup lebih sering terjadi di Asia dibandingkan dengan glaukoma sudut terbuka. Ras dengan anatomi bilik mata depan yang dangkal seperti Asia dan Eskimo memiliki insidensi yang lebih tinggi terserang glaukoma akut sudut tertutup dibandingkan dengan orang kulit putih. Di antara pasien, insidensi glaukoma akut 3x lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Sedangkan pada pasien kulit hitam, pria dan wanita terserang glaukoma akut sama besar. Pada orang tua, insidensi glaukoma akut sudut tertutup primer meningkat seiring dengan membesarnya lensa dan berkurangnya kedalaman bilik mata depan.2.3. Anatomi dan Fisiologi Aqueous Humour4 Komposisi aqueous humour

Aqueous merupakan cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang di mata. Volumenya berjumlah sekitar 250 l/menit. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dari plasma. Komposisi aqueous mirip dengan plasma kecuali konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi, serta konsentrasi protein, urea, dan glikosa yang lebih rendah.

Fisiologi aqueous humourTekanan intraokuler ditentukan oleh jumlah produksi aqueous dan resistensi aliran keluar aqueous dari mata.

Pembentukan dan aliran aqueousAqueous diproduksi oleh badan siliar. Plasma ultrafiltrat yang diproduksi di stroma dari processus siliaris dimodifikasi oleh fungsi pertahanan dan processus sekretorius dari epitel siliaris. Memasuki bilik mata belakang, aqueous melewati pupil menuju bilik mata depan, dan kemudian menuju trabecular meshwork di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terdapat beberapa pertukaran komponen dengan darah di iris.

Peradangan intraokuler atau trauma dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi protein. Ini disebut sebagai plasmoid aqueous dan komposisinya mendekati serum darah.

Aliran keluar aqueous humour

Trabecular meshwork terbentu dari serat kolagen dan elastin yang dilapisi oleh sel-sel trabekular yang membentuk filter melalui ukuran pori-pori yang mengecil menuju kanalis Schlemm. Kontraksi dari otot siliaris pada insersinya di trabecular meshwork meningkatkan ukuran pori meshwork dan meningkatkan drainase aqueous. Pasase aqueous menuju kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan siklik dari saluran transeluler pada lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aqueous) mengalirkan cairan langsung ke sistem vena. Sejumlah aqueous lewat diatara otot siliaris menuju ruangan suprakorois dan menuju sistem vena dari badan siliar, koroid, dan sklera (aliran uveoskleral).

2.4. Patofisiologi Glaukoma5Mekanisme utama dari kehilangan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion retina, mengarah ke penipisan lapisan nuklear dalam dan serabut saraf pada retina serta kerusakan aksonal pada nervus optikus. Optic disc menjadi atrofi, dengan pembesaran optic cup.

Akibat dari peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi oleh waktu terjadi serta tingginya peningkatan tekanan intraokuler. Pada glaukoma akut sudut tertutup, tekanan intraokuler mancapai 60 80 mmHg, mengakibatkan kerusakan iskemik akut pada iris dengan edema kornea dan kerusakan nervus optik. Pada glaukoma primer sudut terbuka, tekanan intraokuler tidak selalu meningkat diatas 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion retina terjadi dalam jangka waktu yang panjang, sering tahunan.

2.5. Klasifikasi Glaukoma AkutBerdasarkan penyebab yang mendasarinya, glaukoma akut dibagi menjadi:1. Glaukoma akut primer sudut tertutup

2. Glaukoma akut sekunder

Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup6Glaukoma primer sudut tertutup terjadi pada mata yang memiliki predisposisi anatomi tanpa kelainan patologis. Peningkatan tekanan intraokuler merupakan hasil dari obstruksi aliran keluar dari aqueous oleh sumbatan trabecular meshwork pada iris perifer. Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai kedaruratan ophtalmik. Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksan dari segmen anterior serta gonioskopi. Glaukoma primer sudut tertutup digunakan hanya bila sudut tertutup primer telah mengakibatkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan lapangan pandang. Faktor resiko meliputi peningkatan usia, jenis kelamin perempuan, riwayat keluarga dengan glaukoma, dan latar belakang ras Asia Tenggara, China, atau Inuit.

Glaukoma akut primer sudut tertutup terjadi ketika iris bombe terbentuk mengakibatkan sumbatan sudut bilik mata depan pada iris perifer. Penyumbatan aliran keluar dari aqueous dan peningkatan tekanan intraokuler yang cepat, mengakibatkan nyeri berat, mata merah, dan penglihatan kabur. Sudut tertutup berkembang pada mata hiperopia dengan adanya penyempitan anatomis sudut bilik mata depan, biasanya dicetuskan oleh pembesaran lensa kristalina yang berhubungan dengan bertambahnya usia. Serangan akut ini dicetuskan oleh dilatasi pupil. Hal ini terjadi secara spontan pada malam hari, ketika penerangan berkurang. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat antikolinergik atau simpatomimetik (contohnya atropin untuk medikasi preoperatif, antidepresan, nebulizer bronkhodilator, dekongestan nasal, atau tokolitik). Jika dilatasi diperlukan pada pasien dengan bilik mata depan yang dangkal, sebaiknya digunakan midriatik kerja cepat, hindari konstriksi pupil dengan pilocarpin, dan anjurkan pasien untuk mencari bantuan segera bila terdapat nyeri pada mata tiba-tiba atau peningkatan penglihatan kabur.

Glaukoma Akut Sekunder4Peningkatan tekanan intraokuler akibat salah satu manifestasi dari penyakit mata lain disebut sebagai glaukoma sekunder. Penyakit ini sulit diklasifikasikan secara tepat. Pengobatan meliputi pengontrolan tekanan intraokuler melalui medikamentosa dan operatif, namun juga mengatasi penyakit yang mendasarinya bila memungkinkan. Glaukoma sekunder terhadap perubahan lensa

Dislokasi lensa

Lensa kristalina dapat mengalami dislokasi akibat trauma atau spontan pada sindrom Marfan. Dislokasi anterior dapat menyebabkan obstrusi dari celah pupil, mengakibatkan terbentuknya iris bombe dan penutupan sudut. Dislokasi posterior pada vitreus dapat pula berhubungan dengan glaukoma walaupun mekanismenya mesih belum diketahui pasti. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan sudut bersamaan dengan dislokasi akibat trauma tersebut.

Pada dislokasi anterior, terapi definitifnya ialah ekstraksi lensa setelah tekanan intraokuler telah berhasil diturunkan dan dikontrol secara medis. Pada dislokasi posterior, lensa biasanya tetap dibiarkan dan glaukoma diterapi sebagai glaukoma sudut terbuka.

Intumescent lensa

Lensa dapat menyerap banyak cairan selama perubahan katarak, meningkatkan ukuran dari lensa. Hal ini dapat mengganggu fungsi bilik mata depan, mengakibatkan pupillary block dan pendesakan sudut sehingga menimbulkan glaukoma akut sudut tertutup. Pengobatan meliputi ekstraksi lensa stelah tekanan intraokuler dikontrol secara medis. Glaukoma phacolytic

Beberapa katarak yang lebih lanjut dapat berkembang menjadi pencairan kapsul anterior lensa, yang memungkinkan protein lensa yang mencair menuju bilik mata depan. Terdapat reaksi peradangan pada bilik mata depan dan trabecula meshwork menjadi edema dan tersumbat oleh protein lensa, mengakibatkan peningkatan akut dari tekanan intraokuler. Ekstraksi lensa merupakan terapi definitif setelah tekanan intraokuler diturunkan secara medis dan terapi steroid topikal diberikan untuk menurunkan peradangan intraokuler. Glaukoma sekunder terdadap perubahan uvea

Uveitis

Peningkatan tekanan intraokuler biasanya di bawah normal saat terjadi uveitis karena badan siliar yang meradang berfungsi buruk. Namun, peningkatan tekanan intraokuler juga dapat terjadi melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Trabecular meshwork dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari bilik mata depan, oleh edema sekunder, atau terlibatnya proses inflamasi langsung pada sel trabekula (trabekulitis). Salah satu dari penyebab peningkatan tekanan intraokuler tersering pada individu yang mengalami uveitis ialah penggunaan steroid topikal. Uveitis kronik atau saat ini dapat menyebabkan kerusakan permanen dari fungsi trabekula, sinekhia anterior perifer, dan neovaskularisasi sudut, yang semuanya dapat menngakibatkan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder. Oklusi pupil akibat sinekhia anterior perifer 3600 menyebabkan terjadinya iris bombe dan glaukoma akut sudut tertutup.

Pengobatan secara langsung ditujukan pada pengelolaan uveitis sejalan dengan terapi glaukoma. Bila diperlukan, hindari pemberian miotik karena dapat meningkatkan pembentukan sinekhia posterior. Latanoprost juga sebaiknya tidak diberikan karena penelitian terakhir menyatakan bahwa obat tersebut dapat memicu eksaserbasi dan reaktivasi dari uveitis. Terapi jangka panjang, termasuk operasi, sering dilakukan akibat kerusakan irreversibel dari trabecular meshwork.

Sudut tertutup akut yang berhubungan dengan oklusi pupil dapat dikembalikan dengan pemberian midriatik namun sering diperlukan juga laser iridotomi perifer atau operasi iridektomi. Uveitis yang berhubungan dengan kecenderungan pembentukan sinekhia posterior harus diterapi dengan midriasis saat uveitis tersebut aktif untuk mengurangi resiko oklusi pupil.

Sinekhia anterior dan sinekhia posterior

Pembengkakkan badan siliar

Rotasi ke depan dari badan siliar dapat mengakibatkan dislokasi diafragma iris-lensa ke anterior dan menyebabkan glaukoma sudut tertutup sekunder.

Glaukoma sekunder terhadap trauma

Cedera kontusi pada bola mata dapat berhubungan dengan peningkatan awal dari tekanan intraokuler akibat perdarahan bilik mata depan (hifema). Darah bebas akan menyumbat trabecular meshwork, yang juga disebabkan oleh edema akibat cedera. Pengobatan awalnya medikamentosa, namun operasi mungkin dibutuhkan jika tekanan tetap meningkat, yang biasanya disebabkan oleh perdarahan episode sekunder.

Efek selanjutnya dari cedera kontusio terhadap peningkatan tekanan intraokuler disebabkan oleh kerusakan langsung pada sudut bilik mata depan. Secara klinis, sudut bilik mata depan terlihat lebih dalam pada mata yang terkena. Terapi medikamentosa biasanya efektif, namun operasi drainase mungkin diperlukan.

Laserasi atau ruptur kontusio dari segmen anterior berhubungan dengan kehilangan bilik mata depan. Jika bilik ini tidak segera dibentuk kembali setelah trauma, sinekhia anterior perifer dapat terbentuk dan menghasilkan sudut tertutup yang irreversibel.2.6. Gejala Klinik Glaukoma AkutSebelum penderita mendapat serangan akut, ia akan mengalami tanda dini (prodormal) walau ini tidak selalu terjadi.5Prodormal5Jarang seorang penderita datang ke dokter spesialis mata dengan keluhan prodormal, karena gejala hanya sebentar dan hilang sendiri. Mereka mengeluh mata kabur sebentar pada satu mata; mungkin mereka melihat warna pelangi di sekitar lampu atau lilin. Kepalanya sakit sedikit di sebelah mata yang besangkutan. Bola mata juga terasa agak nyeri. Keluhan ini berlangsung setengah sampai dua-tiga jam untuk kemudian hilang. Jarang mereka ke dokter dengan keluhan demikian karena cepat berlalu.

Apabila dalam fase ini kita dapat memeriksanya, akan didapatkan hiperemi perikorneal yang ringan; kornea agak suram karena edema; bilik mata depan agak dangkal; pupil sedikit melebar dan tekanan bola mata meninggi.

Ini semua berlangsung tidak lama, tetapi kalau ditemukan, harus mendapatkan pengobatan. Kalau tidak diobati dengan tepat, keadaan ini dapat menjadi normal sendiri atau menjadi serangan glaukoma akut. Seringkali keadaan ini dianggap seperti flu. Setelah menelan pil influensa misalnya mereka merasa sembuh. Tidak jarang mereka mengatakan bahwa setelah tidur sejenak, mereka merasa enak. Keadaan ini dapat dijelaskan karena waktu tidur terjadi miosis sehingga sudut bilik mata depan dapat terbuka kembali.

Prodormal akan kembali lagi dan tiap kali akan berlangsung lebih lama dan datangnya makin sering hingga pada suatu saat keadaan tidak pulih lagi tetapi menjadi serangan akut. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa anamnesis penting sekali untuk mendeteksi seorang calon glaukoma akut.

Glaukoma Akut2Pada glaukoma akut, gejala biasanya khas dan mudah didiagnosa pada kebanyakan kasus. Gejala diagnostik umumnya ialah mata merah yang nyeri, sakit kepala, dan penglihatan yang kabur. Pasien akan mengalami gejala yang berat seperti nyeri mata dan sakit kepala yang tiba-tiba. Nyeri dapat menjalar sepanjang distribusi persarafan dari cabang nervus trigeminus saraf kranial, sebagai rasa sakit di sinus, telinga, kepala, atau gigi. Nyeri berat dari peningkatan tekanan intraokuler yang cepat dapat mengakibatkan gejala sistemik seperti mual dan muntah. Biasanya keadaan berkeringat, nyeri perut atau dada dapat terjadi, yang mengarah pada kesalahan diagnosis. Hal ini penting bagi para dokter untuk mengenali gejala glaukoma akut ini sehingga dapat menghindari kesalahan mendiagnosis.Penglihatan buram pada mata yang terkena, begitu pula munculnya halo (cincin berwarna disekeliling cahaya) disebabkan oleh edema epitel kornea akibat peningkatan tekanan intraokuler. Telah diketahui selama bertahun-tahun bahwa edema kornea dapat memecah cahaya putih, menyebabkan terbentuknya cincin berwarna disekeliling cahaya terang dengan warna kuning-merah di tengah dan biru-hijau di perifer. Gejala ini dapat terjadi pada glaukoma akut stadium dini akibat terpisahnya lamel-lamel kornea, tanpa adanya edema epitel kornea.

Selain itu, glaukoma akut juga dikenal sebagai "glaucoma of symptoms". Di mana kebanyakan pasien dengan glaukoma akut mengalami gejala berat, kadang-kadang dapat lebih ringan. Sebagai contoh, pasien dapat mengalami nyeri mata ringan, pandangan sedikit kabur, dan halo di sekitar cahaya.

Menarik diketahui bahwa 1/3 pasien dapat mengingat kembali beberapa episode peringatan, namun kebanyakan tidak memiliki masalah sebelumnya dan kadang dikejutkan oleh serangan yang mendadak. Peringatan berulang biasanya datang sebagai serangan glaukoma ringan intermiten, yang dikenal sebagai "intermitten primary closed angle of glaucoma". Diketahui pula bahwa serangan akut kadang diikuti faktor pencetus seperti penyakit umum dan keadaan emosional.

2.7. Diagnosis2 Anamnesis

Kunci karakteristik gejala yang harus dicari pada pasien dengan suspek glaukoma akut adalah:

a. Serangan mendadak

b. Mata merah

c. Penglihatan kabur

d. Halo (cincin berwarna di sekitar cahaya)

e. Nyeri mata

f. Sakit kepala

g. Mual dan muntah

h. Serangan intermiten sebelumnya

Baik pula untuk diketahui bahwa terdapat faktor pencetus terjadinya glaukoma akut. Dr. Ronald lowe, seorang ahli mata dari australia, telah menganalisis faktor pencetus pada kaukasian. Faktor yang terpenting ialah penyakit umum seperti influenza atau demam. Faktor lainnya adalah trauma, khususnya trauma pada mata, emosional, dilatasi pupil ( dari tetes mata, obat, dll) dan konsentrasi berat. Pemeriksaan fisik

Glaukoma akut, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan kondisi akut dengan berbagai gejala, disebabkan terutama oleh peningkatan tekanan intraokuler. Penting pula mengenal perubahan yang terjadi pada mata sebagi hasil dari peningkatan tekanan intraokuler. Keparahan perubahan bergantung pada tinggi dan kecepatan peningkatan tekanan intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi dapat meregang bola mata dan hal ini mengganggu lamel kornea. Hal ini dapat mengakibatkan penglihatan kabur dan dapat menyebabkan halo. Ketika peningkatan tekanan intraokuler menetap, endotel kornea, lapisan yang mengatur cairan dalam kornea, kehilangan fungsinya untuk memompa kembali cairan dari kornea ke dalam bilik mata depan. Kehilangan efisiensi kornea ini menghasilkan edema kornea, yang terlihat jelas dengan terbentuknya bula pada epitel kornea. Edema epitel kornea ini mengakibatkan terbentuknya halo dan penglihatan yang kabur.

Peningkatan tekanan intraokuler dapat merusak iris, menyebabkan sphincter iris lambat bereaksi terhadap cahaya. Jika kerusakan bertambah parah, pupil dapat berdilatasi dan tidak memberikan reaksi pada cahaya langsung atau tidak langsung, akibat kerusakan iskemik pada sphincter iris.

Ketika tekanan intraokuler meningkat, khususnya jika melebihi 70 mmHg, semua perubahan menjadi intensif. Peradangan menjadi sangat berat dan peradangan konjungtiva di sekitar limbus bertambah parah. Hal ini diikuti dengan adanya kemosis konjungtiva. Selain itu, kelopak mata dapat bengkak dan terjadi lakrimasi. Pada serangan yang berat, iris menjadi edema dan pembuluh darah berdilatasi. Kondisi ini dapat disalahartikan sebagai glaukoma neovaskuler. Mata memiliki kencenderungan untuk melakukan pertahanan dengan menurunkan pembentukan aqueous humour. Hal ini dapat menurunkan tekanan, namun biasanya hanya terjadi sementara.

Ketika serangan lebih ringan, tekanan intraokuler biasanya sekitar 50 mmHg atau di bawahnya. Glaukoma akut ringan berespon baik terhadap terapi dan mata dapat kembali normal bila pengobatan tidak terlambat. Tanda klinis penting untuk meyakinkan diagnosa. Tekanan biasanya sekitar 40 mmHg dan lebih. Konjungtiva akan mengalami kongesti khususnya di area sekeliling limbus. Kornea akan buram dan pupil akan berdilatasi serta tidak reaktif terhadap cahaya. Bilik mata depan dangkal dan dengan gonioskopi, didapatkan sudut bilik mata depan dangkal dan tertutup.

Berdasarkan tanda-tanda klinis tersebut, perlu ditekankan bahwa penanganan glaukoma akut harus sesegera mungkin. Glaukoma akut primer sudut tertutup dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan okuler berat serta kebutaan bila peningkatan tekanan intraokuler tidak ditangani dengan cepat.

Jadi pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada glaukoma akut meliputi:

a. Penurunan tajam penglihatan

b. Kongesti konjungtiva, khususnya di sekeliling kornea

c. Edema kornea

d. Sudut bilik mata depan yang dangkal

e. Tanda iridosiklitis

f. Pupil berdilatasi atau non-reaktif

g. Peningkatan tekanan intraokuler

h. Mata lainnya memiliki bilik mata depan yang dangkal dan sudut yang sempitTerdapat tanda yang menunjukkan bahwa mata tersebut telah mengalami serangan glaukoma akut sebelumnya, yaitu:

a. Atrofi iris

b. Glaukomflecken2.8. Komplikasi Glaukoma Akut2 Kornea

Edema kornea dapat menjadi berat jika tekanan intraokuler tinggi. Ketebalan kornea bisa bertambah dua kali lipat dari biasanya dan bula epitel yang berat dapat dilihat. Diketahui pula bahwa kejernihan dari edema kornea dimulai dari perifer dan bagian tengah kornea memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjadi jernih kembali. Endotel mengalami kehilangan sel yang jelas pada serangan yang ringan. Jika peningkatan tekanan intraokuler tidak dapat diturunkan dalam waktu satu hari, maka akan terjadi kerusakan endotel dan jika serangan berat menetap selama beberapa hari, endotel akan rusak secara permanen. Telah diteliti bahwa bahkan jika terdapat kehilangan 50% dari total sel endotel, kornea dapat kembali jernih dan kembali ke kondisi normal dengan terapi yang efektif dan fungsinya dapat kembali utuh. Perlu juga diketahui bahwa peningkatan tekanan intraokuler yang terus-menerus, edema kornea, dan lekukan pada membran descement dapat menetap hingga beberap hari bahkan ketika tekanan intraokuler telah diturunkan.

Sudut bilik mata depan

Pada penanganan glaukoma akut, penilaian sudut dengan genioskopi merupakan hal yang penting. Kondisi kornea yang edema membuat penilaian sudut menjadi sulit karena tidak jernihnya kornea. Oleh karena itu telah dilakukan berbagai cara untuk membuat kornea jernih. Penggunaan tetes mata gliserin dapat membantu. Beberapa ahli bedah menghilangkan epitel kornea untuk mendapatkan kejernihan. Penampakan, kedalaman, dan detail dari sudut mata yang tidak terkena dapat memberikan petunjuk yang baik. Pada glaukoma akut primer sudut tertutup, sudut biasanya tertutup secara reversibel oleh perubahan posisi, namun dengan adanya perlengketan atau adhesi dan sinekhia anterior perifer yang melebar, sudut menjadi tertutup secara irreversibel. Penemuan ini penting untuk menentukan prognosis dan penganganan pada mata.

Secara umum, jika serangan akut dapat ditangani dengan cepat, seluruh sudut dapat terbuka kembali tanpa kerusakan yang berarti dari fungsi trabekula. Diketahui pula bahwa sudut yang sudah tertutup dengan perawatan yang intensif dapat secara tidak terduga kembali terbuka beberapa hari kemudian.

Pendekatan praktis yang digunakan ialah melakukan tekanan pada bagian tengah kornea dengan gonioskopi indentasi menggunakan lensa Zeiss, yang didesai untuk relatif datar sehingga aquous dapat berpindah dari tengah bilik mata dengan ke bagian perifer. Indentasi ini dapat membuka sudut bilik mata depan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa lensa Zeiss penting untuk gonioskopi indentasi, dengan fungsi penting untuk menentukan adakah kontak iridokorneal aposisional (reversibel) atau permanen (irreversibel).

Pupil dan atrofi iris

Pupil yang berdilatasi, pada peningkatan tekanan intraokuler yang ringan, bisanya berespon dengan pemberian miotik melalui konstriksi. Di samping itu, jika tekan tinggi, di atas 60 mmhg, pupil memiliki resistensi tinggi terhadap miotik, karena tekanan tinggi telah merusak sel otot sphincter. Pada mata ini, jika tekanan intarokuler diturunkan, sphincter dapat berespon dengan miotik. Pada mata dengan tekanan intraokuler yang sangat tinggi, 70 mmHg atau lebih, iris di sekitar pupil dapat menjadi iskemik. Otot sphincter akan kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah tekanan intraokuler diturunkan dan akan berkembang bercak atrofi pada iris. Oleh karena itu, atrofi iris dapat mengindikasikan glaukoma akut sebelumnya dengan tekanan tinggi. Perubahan biasanya segmental dan terdapat pada regio pupil. Hal ini umum ditemukan, setelah serangan akut, bahwa sphincter akan tetap resisten terhadap miotik, pupil tetap semi-dilatasi dan tidak reaktif terhadap cahaya, serta kemudian iris akan mengalami bercak atrofi.

Glaukomflecken

Glaukomflecken, juga dikenal sebagai katarak glaukomatosa atau katarak subkapsular anterior diseminata dari glaukoma akut, merupakan tanda khas dari kerusakan lensa akibat peningkatan tekanan intraokuler yang mendadak. Tanda ini mengindikasikan bahwa mata tersebut telah mengalami serangan glaukoma akut sebelumnya dengan tekanan intraokuler yang meningkat. Saat terjadi peningkatan tekanan intraokuler, kerusakan lensa tampak sebagai lensa yang tipis, kasar, dan terdapat deposit eksudat keabu-abuan di pupil. Pada pemeriksaan lebih lanjut, perubahan biasanya terjadi pada subkapsular lensa. Ketika tekanan intraokuler menurun, opasitas semakin tipis dan tampak sebagai titik kecil, irreguler berwarna opak putih kebiruan.

Katarak

Beberapa pasien menunjukkan katarak yang sedang atau padat. Ahli bedah mendapatkan hasil yang baik dari pengambilan katarak di mata karena sudut menjadi lebar dan tekanan intraokular menurun. Kontroversi terjadi di mana ekstraksi lensa diperbolehkan bila lensa jernih atau hanya memiliki katarak minimal.

Zonule

Zonule dapat mengalami kerusakan yaitu saat lensa berpindah ke depan. Biasanya lensa dapat secara lambat berdislokasi dan bermanifestasi pada bilik mata dengan dengan kedalaman yang berbeda.

Optic disc dan lapangan pandang

Biasanya sulit memeriksa disc karena kornea edema. Selain itu, mata biasanya memerlukan penanganan yang segera, dan tidak perlu untuk memeriksa disc pada saat fase akut. Pada beberapa kasus, saraf optik biasanya tidak menunjukkan perubahan. Biasanya, perdarahan retina ditemukan dan hal ini dapat terjadi akibat oklusi parsial dari vena retina, jarang akibat oklusi vena retina sentralis.

Glaukoma akut biasanya berkembang dari glaukoma sudut tertutup. Pada mata ini, terdapat defek lapangan pandang dan cupping dari cup disc.2.9. Penatalaksanaan5Pertama-tama harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Terapi dengan obat harus dilaksanakan sebagai tindakan pertolongan darurat bila diketahui bahwa tugas mereka di daerah adalah memberiakan pertolongan secepatnya, kemudian merujuknya ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk pembedahan mata.

Terapi medikamentosa:

Miotik: yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2-4% tetes mata yang diteteskan tiap menit 1 tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam selama 6 jam.

Carbonic anhidrase inhibitor: yang biasa dipakai adalah tablet asetazolamid 250 mg, 2 tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam. Obat hiperosmotik: yang paling mudah adalah larutan gliserin 50% yang diberikan oral. Dosis 1-1.5 gram/kgbb (0.7-1.5 cc/kgbb). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc/kgbb. Gliserin ini harus diminum sekaligus. Tidak banyak gunanya apabila diminum sedikit demi sedikit. Karena gliserin ini terlalu manis sehingga dapat menyebabkan rasa mual pada penderita, boleh diteteskan jeruk nipis agar terasa seperti air jeruk. Obat lain yang hiperosmotik tetapi tidak mudah di dapat di daerah pedesaan adalah manitol 20% yang diberikan perinfus + 60 tetes per menit. Morfin: suntikan 10-15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil.

Hasil pilokarpin adalah miosis dan karenanya melepaskan iris dari jaringan trabekulum. Sudut bilik mata depan akan terbuka. Daya kerja asetazolamid adalah mengurangi pembentukan aqueous humour. Gliserin dan manitol mempertinggi daya osmosis plasma.

Obat-obatan di atas dapat diberikan bersama-sama, tetapi hanya merupakan pengobatan darurat dan jangka pendek. Pembedahan tetap harus direncanakan. Dalam hal ini seringkali pasien menolak suatu operasi karena matanya sudah dirasakan lebih nyaman setelah mendapatkan pengobatan. Karenanya sejak semula penderita dan keluarganya sudah harus diberitahu akan perlunya pembedahan.

Pembedahan

Sebelum pembedahan, tiap glaukoma akut harus diobati terlebih dahulu. Dengan cara seperti tersebut di atas tekanan bola mata yang tadinya sangat tinggi diturunkan dahulu sampai di bawah 25 mmhg. Apabila mata masih terlalu merah, dapat ditunggu sampai mata lebih putih, dan kemudian penderita dibedah.

Iridotomi perifer, iridektomi, iridoplasti

Pupillary block pada glaukoma sudut tertutup dapat diatasi dengan baik melalui pembentukan hubungan langsung antara bilik mata depan dan belakang sehingga dapat menurunkan tekanan diantara mereka. Laser iridotomi perifer baik dilakukan dengan neodimium: YAG laser, walaupun laser argon masih diperlukan pada iris yang gelap. Operasi iridektomi perifer digunakan bila laser YAG iridotomi tidak efektif. Laser YAG iridotomi digunakan juga untuk preventif pada pasien dengan sudut sempit sebelum serangan akut tertutup terjadi.Pada beberapa kasus glaukoma akut sudut tertutup ketika tidak mampu mengontrol tekanan intraokuler secara medikamentosa atau laser YAG iridotomi tidak dapat dilakukan, Argon Laser Peripheral Iridoplasty (ALPI) dapat digunakan. Cincin laser membakar iris perifer dan mengkontraksi stroma iris, secara mekanik membuka sudut bilik mata depan.

Laser YAG Iridotomi

BAB III

KESIMPULAN

Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Glaukoma akut merupakan suatu kondisi di mana terjadi aposisi iris dengan jaringan trabekula pada sudut bilik mata depan. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol ke depan maka aliran keluar dari aqueous humor akan tehambat dan keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Jika penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah.

Glaukoma akut diklasifikasikan menjadi glaukoma akut primer sudut tertutup dan glaukoma akut sekunder. Glaukoma akut primer sudut tertutup terjadi pada mata yang memiliki predisposisi anatomi tanpa kelainan patologis. Glaukoma akut sekunder terjadi akibat penyakit lain pada mata yang berhubungan dengan lensa, uvea, atau trauma.Penegakan diagnosis glaukoma akut dapat diperoleh berdasarkan anamnesa dengan adanya serangan mendadak, mata merah, penglihatan kabur, halo (cincin berwarna di sekitar cahaya), nyeri mata, sakit kepala, mual dan muntah, serta serangan intermiten sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan fisik diperoleh penurunan tajam penglihatan, kongesti konjungtiva di sekeliling kornea, edema kornea, sudut bilik mata depan yang dangkal, tanda iridosiklitis, pupil berdilatasi atau non-reaktif, peningkatan tekanan intraokuler, mata lainnya memiliki bilik mata depan yang dangkal dan sudut yang sempit.

Penatalaksanaan glaukoma akut meliputi medikamentosa dan operatif. Obat-obatan seperti pilokarpin, asetazolamid, larutan gliserin dan morfin dapat diberikan bersama untuk menurunkan tekanan intraokuler, tetapi hanya merupakan pengobatan darurat dan jangka pendek. Untuk terapi definitif pembedahan tetap harus direncanakan setelah penurunan tekanan intraokuler terkontrol baik.DAFTAR PUSTAKA1.Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.

2.Lim A. Acute Glaucoma: Acute Primary Closed Angle Glaucoma, Major Global Blinding. Singapore: Singapore University Press; 2002.

3.Noecker RJ. Glaucoma, Angle Closure, Acute. 2011. http://emedicine.medscape.com/article/1206956-overview#showall.

4.Vaughan&Asbury. General Opthalmology. 17th ed. United States of America: Mc.Graw-Hill Companies; 2008.

5.Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto; 2010.

6.Lim AK. Primary vs. Secondary Angle Closure Glaucoma. EyeWiki. 2011. http://eyewiki.aao.org/Primary_vs._Secondary_Angle_Closure_Glaucoma.7. Bryan C. Hainline, MD. the Ophthalmic Hyperguide.2008

http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=29835 8. C. Stephen Foster. Ocular Immunology and Uveitis Foundation.2008

http

HYPERLINK "http://www.uveitis.org/patient/glossary/g_l.html" ://www.uveitis.org/patient/glossary/g_l.html#Angle-closure%20glaucoma

1