Upload
gasomedic85
View
125
Download
5
Embed Size (px)
SMFLaboratorium Ilmu Penyakit Mata Referat
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
GLAUKOMA AKUT
Oleh
I Komang Adi Swarbhawa
NIM 06553410028409
Pembimbing
dr Baswara NEW SpM
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
SMFLaboratorium Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap
ditanda oleh peninggian tekanan intra okular penggaungan dan degenerasi papil
saraf optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan lapangan pandang)1
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan yang
memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma Kelainan ini
ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang Pada glaukoma akan terdapat
melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan
anatomi berupa ekstravasasi (penggaungancupping) serta degenerasi papil saraf
optik yang dapat berakhir dengan kebutaan Pada sebagian besar kasus tidak
terdapat penyakit mata lain ( glaukoma primer ) 2
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah
katarak4 Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam
mata Sembilan puluh persen (90) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak
menderita glaukoma sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki
tekanan normal Dari data statistik angka kebutaan di dunia didapatkan bahwa 6
juta dari 60 juta penderita glaukoma mengalami kebutaan 3 juta penderita
diantaranya disebabkan oleh karena glaukoma primer sudut tertutup dan
setengahnya ( 15 juta penderita ) kebutaan disebabkan oleh karena glaukoma
akut sedangkan 3 juta penderita lagi disebabkan oleh glaukoma primer sudut
terbuka3
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)
Glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut) Glaukoma sekunder dan
glaukoma kongenital (Glaukoma pada bayi)12 Glaukoma akut merupakan salah
2
satu glaukoma sudut tertutup primer yang merupakan suatu keadaan darurat mata
yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus
yang dapat menyebabkan kebutaan 3
Penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita glaukoma berupa
medikamentosa tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk
memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan ( kebutaan ) Namun
berkurangnya lapangan pandang yang terjadi tidak bisa di kembalikan lagi14
B Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai patogenesis manifestasi klinis diagnosis serta penatalaksanaan pada
glaukoma akut
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi dan Fisiologi 56
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea Limbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
membran Bowman lalu ke posterior 075 mm kemudian ke dalam mengelilingi
kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan Akhir dari membran
descement disebut garis Schwalbe Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara
kornea dan iris perifer yang diantaranya terdapat jalinan trabekular
Jalinan trabekular ( trabecular meshwork ) sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu
1 Jalinan uveal ( uveal meshwork ) serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma
kornea menuju ke skleral spur ( insersi dari m Siliaris) dan sebagian ke m
Siliaris meridional
2 Jalinan korneosklera ( corneoscleral meshwork ) serabutnya berasal dari dalam
stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanal schlemn untuk
berinsersi pada sklera
3 Jalinan endotelial ( juxtacanalicular atau endothelial meshwork )
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow humor akuos Struktur lain
yang terlibat adalah kanalis sklem kanalis berbentuk sirkumferensial dan
dihubungkan oleh septa-septa Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel
berbentuk kumparan yang mengandung vakuol-vakuol besar dan di bagian luar
dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis
kolektor
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor Kanalis ini
meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera Sekresi
humor akuos oleh korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 022 ndash 028 ul
menit mmHg Dimana sekresinya menurun seiring dengan pertambahan usia
4
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil dan dikeluarkan melalui
dua jalur outflow yang berbeda yaitu
1 Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ) Yang merupakan
jalur utama dimana sekitar 90 outflow humor akuos melalui jalinan
trabekular menuju kanalis sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor
( gambar 1 )
Gambar 1 Jalur konvensional dan tidak konvensional
2 Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ) Dimana sekitar
10 outflow akuos humor melalui jalur ini Proses outflow humor akuos dapat
juga terjadi melalui iris tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 )
5
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap
ditanda oleh peninggian tekanan intra okular penggaungan dan degenerasi papil
saraf optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan lapangan pandang)1
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan yang
memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma Kelainan ini
ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang Pada glaukoma akan terdapat
melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan
anatomi berupa ekstravasasi (penggaungancupping) serta degenerasi papil saraf
optik yang dapat berakhir dengan kebutaan Pada sebagian besar kasus tidak
terdapat penyakit mata lain ( glaukoma primer ) 2
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah
katarak4 Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam
mata Sembilan puluh persen (90) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak
menderita glaukoma sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki
tekanan normal Dari data statistik angka kebutaan di dunia didapatkan bahwa 6
juta dari 60 juta penderita glaukoma mengalami kebutaan 3 juta penderita
diantaranya disebabkan oleh karena glaukoma primer sudut tertutup dan
setengahnya ( 15 juta penderita ) kebutaan disebabkan oleh karena glaukoma
akut sedangkan 3 juta penderita lagi disebabkan oleh glaukoma primer sudut
terbuka3
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)
Glaukoma primer sudut tertutup (sempit akut) Glaukoma sekunder dan
glaukoma kongenital (Glaukoma pada bayi)12 Glaukoma akut merupakan salah
2
satu glaukoma sudut tertutup primer yang merupakan suatu keadaan darurat mata
yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus
yang dapat menyebabkan kebutaan 3
Penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita glaukoma berupa
medikamentosa tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk
memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan ( kebutaan ) Namun
berkurangnya lapangan pandang yang terjadi tidak bisa di kembalikan lagi14
B Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai patogenesis manifestasi klinis diagnosis serta penatalaksanaan pada
glaukoma akut
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi dan Fisiologi 56
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea Limbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
membran Bowman lalu ke posterior 075 mm kemudian ke dalam mengelilingi
kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan Akhir dari membran
descement disebut garis Schwalbe Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara
kornea dan iris perifer yang diantaranya terdapat jalinan trabekular
Jalinan trabekular ( trabecular meshwork ) sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu
1 Jalinan uveal ( uveal meshwork ) serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma
kornea menuju ke skleral spur ( insersi dari m Siliaris) dan sebagian ke m
Siliaris meridional
2 Jalinan korneosklera ( corneoscleral meshwork ) serabutnya berasal dari dalam
stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanal schlemn untuk
berinsersi pada sklera
3 Jalinan endotelial ( juxtacanalicular atau endothelial meshwork )
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow humor akuos Struktur lain
yang terlibat adalah kanalis sklem kanalis berbentuk sirkumferensial dan
dihubungkan oleh septa-septa Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel
berbentuk kumparan yang mengandung vakuol-vakuol besar dan di bagian luar
dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis
kolektor
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor Kanalis ini
meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera Sekresi
humor akuos oleh korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 022 ndash 028 ul
menit mmHg Dimana sekresinya menurun seiring dengan pertambahan usia
4
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil dan dikeluarkan melalui
dua jalur outflow yang berbeda yaitu
1 Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ) Yang merupakan
jalur utama dimana sekitar 90 outflow humor akuos melalui jalinan
trabekular menuju kanalis sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor
( gambar 1 )
Gambar 1 Jalur konvensional dan tidak konvensional
2 Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ) Dimana sekitar
10 outflow akuos humor melalui jalur ini Proses outflow humor akuos dapat
juga terjadi melalui iris tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 )
5
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
satu glaukoma sudut tertutup primer yang merupakan suatu keadaan darurat mata
yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus
yang dapat menyebabkan kebutaan 3
Penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita glaukoma berupa
medikamentosa tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk
memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan ( kebutaan ) Namun
berkurangnya lapangan pandang yang terjadi tidak bisa di kembalikan lagi14
B Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai patogenesis manifestasi klinis diagnosis serta penatalaksanaan pada
glaukoma akut
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi dan Fisiologi 56
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea Limbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
membran Bowman lalu ke posterior 075 mm kemudian ke dalam mengelilingi
kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan Akhir dari membran
descement disebut garis Schwalbe Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara
kornea dan iris perifer yang diantaranya terdapat jalinan trabekular
Jalinan trabekular ( trabecular meshwork ) sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu
1 Jalinan uveal ( uveal meshwork ) serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma
kornea menuju ke skleral spur ( insersi dari m Siliaris) dan sebagian ke m
Siliaris meridional
2 Jalinan korneosklera ( corneoscleral meshwork ) serabutnya berasal dari dalam
stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanal schlemn untuk
berinsersi pada sklera
3 Jalinan endotelial ( juxtacanalicular atau endothelial meshwork )
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow humor akuos Struktur lain
yang terlibat adalah kanalis sklem kanalis berbentuk sirkumferensial dan
dihubungkan oleh septa-septa Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel
berbentuk kumparan yang mengandung vakuol-vakuol besar dan di bagian luar
dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis
kolektor
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor Kanalis ini
meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera Sekresi
humor akuos oleh korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 022 ndash 028 ul
menit mmHg Dimana sekresinya menurun seiring dengan pertambahan usia
4
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil dan dikeluarkan melalui
dua jalur outflow yang berbeda yaitu
1 Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ) Yang merupakan
jalur utama dimana sekitar 90 outflow humor akuos melalui jalinan
trabekular menuju kanalis sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor
( gambar 1 )
Gambar 1 Jalur konvensional dan tidak konvensional
2 Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ) Dimana sekitar
10 outflow akuos humor melalui jalur ini Proses outflow humor akuos dapat
juga terjadi melalui iris tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 )
5
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi dan Fisiologi 56
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea Limbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
membran Bowman lalu ke posterior 075 mm kemudian ke dalam mengelilingi
kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan Akhir dari membran
descement disebut garis Schwalbe Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara
kornea dan iris perifer yang diantaranya terdapat jalinan trabekular
Jalinan trabekular ( trabecular meshwork ) sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu
1 Jalinan uveal ( uveal meshwork ) serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma
kornea menuju ke skleral spur ( insersi dari m Siliaris) dan sebagian ke m
Siliaris meridional
2 Jalinan korneosklera ( corneoscleral meshwork ) serabutnya berasal dari dalam
stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanal schlemn untuk
berinsersi pada sklera
3 Jalinan endotelial ( juxtacanalicular atau endothelial meshwork )
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow humor akuos Struktur lain
yang terlibat adalah kanalis sklem kanalis berbentuk sirkumferensial dan
dihubungkan oleh septa-septa Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel
berbentuk kumparan yang mengandung vakuol-vakuol besar dan di bagian luar
dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis
kolektor
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor Kanalis ini
meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera Sekresi
humor akuos oleh korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 022 ndash 028 ul
menit mmHg Dimana sekresinya menurun seiring dengan pertambahan usia
4
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil dan dikeluarkan melalui
dua jalur outflow yang berbeda yaitu
1 Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ) Yang merupakan
jalur utama dimana sekitar 90 outflow humor akuos melalui jalinan
trabekular menuju kanalis sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor
( gambar 1 )
Gambar 1 Jalur konvensional dan tidak konvensional
2 Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ) Dimana sekitar
10 outflow akuos humor melalui jalur ini Proses outflow humor akuos dapat
juga terjadi melalui iris tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 )
5
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil dan dikeluarkan melalui
dua jalur outflow yang berbeda yaitu
1 Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ) Yang merupakan
jalur utama dimana sekitar 90 outflow humor akuos melalui jalinan
trabekular menuju kanalis sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor
( gambar 1 )
Gambar 1 Jalur konvensional dan tidak konvensional
2 Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ) Dimana sekitar
10 outflow akuos humor melalui jalur ini Proses outflow humor akuos dapat
juga terjadi melalui iris tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 )
5
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Gambar 2 Normal outflow humor akuos ( a ) melalui trabekular ( b ) melalui
uveoskleral ( c ) melalui iris5
B Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapang pandang 17
C Definisi Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri pada
mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah 8
D Epidemiologi
Di Indonesia glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500000 kasus kebutaan
di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent 4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15 kasus pada orang
Kaukasus Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia terutama diantara orang
6
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Burma dan Vietnam di Asia Tenggara Pada glaukoma akut penderitanya lebih
didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih
sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau
ketujuh Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 41 Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih dangkal9
E Etiologi 45910
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat
disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun
berkurangnya pengeluaran humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler
akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akuos
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati Karena saraf optikus mengalami
kemunduran maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral Jika tidak diobati glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
7
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
F Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler 12
Klasifikasi berdasarkan etiologi yaitu sebagai berikut
1 Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya
a Glaukoma sudut sempit tertutup ( close angle glaucoma acut congestive
glaucoma )
b Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks open angle glaucoma
chronic simple glaucoma )
2 Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
disebabkan
a Perubahan lensa
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya
3 Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
4 Glaukoma absolut keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri
8
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler yaitu
1 Glaukoma sudut terbuka
a Membran pratrabekular
b Kelainan trabekular
c Kelainan pascatrabekular
2 Glaukoma sudut tertutup
a Sumbatan pupil
b Pergeseran lensa ke anterior
c Pendesakan sudut
Gambar 3 Glaukoma sudut terbuka
9
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Gambar 4 Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan
dengan perjalan penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari
progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya Kombinasi ini dibagi sesuai
dengan tingkatan klinis yaitu
1 Glaukoma sudut tertutup suspek
2 Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ) episode serangan singkat dan
rekuren
3 Glaukoma sudut tertutup akut kongesti dan post-kongesti
4 Glaukoma sudut tertutup kronik tanpa atau dengan glaucomatous damage
5 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan tingkat terakhir dari glaukoma
akut pada tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total16
G Faktor Predisposisi 9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah
1 Bulbus okuli yang pendek biasanya pada mata yang hipermetrop Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya
2 Tumbuhnya lensa menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal Pada
umur 25 tahun dalamnya bilik mata depan rata-rata 36 mm sedangkan pada
umur 70 tahun 315 mm
10
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
3 Kornea yang kecil dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal
4 Tebalnya iris Makin tebal iris makin dangkal bilik mata depan
Pada sudut bilik mata yang sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat inilah yang disebut dengan hambatan pupil Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup
H Patofisiologi 3
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jalinan trabekular
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar Jadi tekanan intra okular meningkat
karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada
jalinan trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup jalinan trabekular normal sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
( kadang-kadang disebut dengan ldquodangerous anglerdquo )
Penting untuk diketahui jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea sehingga sudut bilik mata
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder Jika glaukoma
sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer
11
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat ini dikenal dengan
glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda Apabila penutupan
sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi ini dikenal
dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik
dan disertai dengan sedikit gejala Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
kreeping
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut
1 Diameter kornea lebih kecil
2 Kurvatura kornea anterior lebih datar
3 Kurvatura kornea posterior lebih datar
4 Sudut bilik mata depan lebih dangkal
5 Lensa lebih tebal
6 Kurvatura lensa anterior lebih pendek
7 Letak lensa lebih ke anterior
8 Sumbu bola mata lebih pendek
Perlu ditekankan lagi bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak
akan tertutup dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat
terjadi penutupan sudut
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut dapat terjadi hanya pada
sebagian kecil saja terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 30 ndash
45 mm ) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut
tertutup
Akibat terjadinya blok pupil maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik
mata belakang dari pada bilik mata depan Jika blok pupil semakin berat tekanan
intra okular dibilik mata belakang semakin bertambah sehingga konveksitas iris
semakin bertambah juga ini dikenal dengan iris bombe yang membuat perifer
12
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
iris kontak dengan jalinan trabekular dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup
Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis akibat sudut tertutup komplit
maka akan terjadi glaukoma akut
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil
Gambar 5 Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut
penyebab lain seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior dan dapat juga
ditemukan lebih dari satu penyebab
13
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Gambar 6 Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ) Perifer
iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut
Gambar 7 Akibat sudut bilik mata tertutup outflow jadi terhambat Seperti kran yang
ditutup mengakibatkan tekanan intra okular meningkat Apabila tertutupnya total
dapat menyebakan glaukoma akut
14
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
I Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami serangan
prodormal meskipun tidak selalu demikian
a Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )
Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur melihat halo ( gambar pelangi )
sekitar lampu atau lilin disertai sakit kepala sakit pada mata dan kelemahan
akomodasi Keadaan ini berlangsung 05-2 jam Bila serangannya reda mata
menjadi normal kembali
b Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif )
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah memegangi kepalanya karena
sakit hebat Jalannya dipapah karena tajam penglihatannya sangat turun muntah-
muntah mata hiperemis dan fotofobia Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata melainkan suatu penyakit sistemik
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V sakit kepala mual muntah
tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
J Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut
a Slit-lamp biomikroskopi 311
- Hiperemia limbal dan konjungtiva
- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva
- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi
- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi
15
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis
- Dilatasi pembuluh darah iris
- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8 Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9 Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gambar 10 Edema kornea dan sudut bilik mata
16
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Gambar 11 Gambaran gonioskopi sudut tertutup komplit Depan dangkal pada
glaukoma akut
b Tonometri Schiotz ( Normal TIO 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg9
Gambar 12 Tonometri
c Funduskopi papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi seperti pada
glaukoma simpleks Sehingga cup disk ratio membesar (N = lt04) (gambar 11 dan
12)10 Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis
17
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Gambar 13 Saraf optik normal ( kiri ) penggaungan saraf optik pada glaukoma
akibat peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14 Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi ( kanan )
d Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata
depan Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman
bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp yang umumnya digunakan yaitu
teknik Van Herick Dengan teknik ini berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea
18
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
perifer menggunakan sinar biru untuk mencegah penyinaran yang berlebihan dan
terjadinya miosis Pada teknik ini kedalaman sudut bilik mata depan ( PAC )
dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal dengan
sinar sudut 60ordm Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu
Grade 4 PAC gt 1 CT
Grade 3 PAC gt frac14-12 CT
Grade 2 PAC = frac14 CT
Grade 1 PAC frac14 CT
PAC = frac14 CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20ordm )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu
sebagai berikut
Akan tetapi sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Dengan gonioskopi juga
dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka selain itu juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan
e Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
19
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
patologik sudut bilik mata juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut Apabila keseluruhan
jalinan trabekular taji sklera dan prosessus iris dapat terlihat sudutnya dinyatakan
terbuka Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup10 Gonioskopi sudut terbuka = grade 4 Gonioskopi sudut
tertutup = grade 013
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut
yang terjadi pada suatu glaukoma Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5
menurut Sistem Shaffer
Grade 0 Sudut antara iris dan kornea tertutup bisa dilihat dari tidak
tampaknya Schwalbes line
Grade I Sudut antara iris dan kornea sebesar 10deg bisa dilihat dari
masih tampaknya Schwalbes line
Grade II Sudut antara iris dan kornea sebesar 20deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III Sudut antara iris dan kornea sebesar 30deg bisa dilihat dari
tampaknya gambaran scleral spur
Grade IV Sudut antara iris dan kornea sebesar 40deg bisa dilihat dari
tampaknya korpus siliaris
20
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular misalnya
dengan gliserin topical atau saline hipertonik salep mata9
Gambar 15 Gonioskopi
K Diagnosa banding9
Iritis akut menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat pupil konstriksi dan kornea biasanya tidak
edematosa Di kamera anterior tampak jelas selndashsel dan terdapat injeksi siliaris
dalam
21
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Konjungtivitis akut nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris Respon pupil dan tekanan intraokular normal
dan kornea jernih
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis pada skleritis
posterior dan setelah tindakan ndash tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina krioterapi retina dan scleral buckling untuk pelepasan retina Gambaran
klinis biasanya mempermudah diagnosis
L Komplikasi 9
Apabila terapi tertunda iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
( sinekia anterior ) sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya Kerusakan
saraf optikus sering terjadi
M Penatalaksanaan 311
1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
12 Karbonik anhidrase inhibitor
13 Miotik kuat
14 Beta-bloker
15 Apraklonidin
2 Observasi respon terapi
21 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
22 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit
23 Periksa sudut dengan gonioskopi
22
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
3 Parasintesis
4 Bedah Laser
41 Laser iridektomi
42 Laser iridoplasti
5 Bedah insisi
51 iridektomi bedah insisi
52 Trabekulektomi
6 Ekstraksi lensa
7 Tindakan profilaksis
Ad1 Terapi medikamentosa
11 Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis Pemberian anti emetik
dapat membantu mencegah muntah akibat emesis Agen osmotik oral pada
penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun
Gliserin dosis efektif 1 - 15 cckg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan
jumlah yang sama Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam
Selama penggunaannya gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi
Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit
kardiovaskular Karena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah
Mannitol merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan
dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme Dosis
yang dianjurkan adalah 1 - 2 gramkgBB dalam 50 cairan Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam
23
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral maka
manitol dapat diberikan secara intravena dalam 20 cairan dengan dosis 2
gramkgBB selama 30 menit Mannitol dengan berat melekul yang tinggi akan
lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan
intraokular Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian
manitol intravena
Ureum intravena merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan
mempunyai berat melekul yang rendah Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata
sehingga tidak seefektif mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular Karena
agen ini merupakan salah satu alternatif maka penggunaan urea harus dengan
pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskular
12 Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi dengan
menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena oral atau topikal
Asetazolamid merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat
pada glaukoma akut Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan
intraokular secara cepat yang digunakan secara oral dan intravena Asetazolamid
dengan dosis inisial 2x250 mg oral dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung Dosis alternatif intravena 500 mg bolus efektif
terhadap pasien nousea Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan
setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah
Karbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada
pasien emesis Sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit
atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik Menurut pengalaman penulis
pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan
glaukoma akut
24
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
13 Miotik kuat
Pilokarpin 2 atau 4 setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai
inisial terapi diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma
akut Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-
2 jam Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga
tidak dapat merespon terhadap pilokarpin Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang
telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskemia
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila
sudah lt 40 mmHg Pilokarpin tidak perlu diberikan secara ldquointensiverdquo
14 Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi
tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 ndash 60 menit setelah
pemberian topikal Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4 8 dan
12 jam kemudian
15 Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos Apraklonidin 05 dan 1
keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat
menurunkan tekanan intraokular 34 setelah 5 jam pemakaian topikal
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang
dikombinasikan dengan terapi medis lainnya Setelah tekanan intra okular
25
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
menurun dan miosis pupil telah dicapai terapi topikal dengan pilokarpin beta
bloker karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai
tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk
menjernihkan kornea Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi untuk
mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat
terbuka kembali Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup
akut Meskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi
indentasi tetapi tidak dapat menggantikan terapi definitif yaitu iridektomi perifer
Ad 2 Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat
menyelamatkan visus penderita sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling
kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif ) untuk
tindakan selanjutnya observasinya meliputi
1 Monitor ketajaman visus edema kornea dan ukuran pupil
2 Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3 Periksa sudut dengan gonioskopi terutama apabila tekanan intra okularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi Respon terapi bisa
baik jelek ataupun sedang Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan
visus kornea menjadi jernih pupil kontriksi tekanan intra okular menurun dan
sudutnya terbuka kembali Pada keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya
dengan laser iridektomi Jika respon terapinya jelek akan didapatkan visus yang
tetap jelek kornea tetap edema pupil dilatasi dan terfiksir tekanan intra okular
tinggi dan sudutnya tetap tertutup Pada kondisi ini dapat dilakukan tindakan
selanjutnya dengan laser iridoplasti Jika respon terapinya sedang dimana
didapatkan visus sedikit membaik kornea agak jernih pupilnya tetap dilatasi
26
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
tekanan intra okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ) sudut sedikit terbuka pada
keadaan seperti ini penanganannya menjadi sulit Pengulangan indentasi
gonioskopi dapat dicoba untuk membuka sudut yang telah tertutup Bila respon
terhadap tindakan tersebut berhasil dapat dilanjutkan dengan laser iridektomi atau
alternatif lainnya seperti laser iridoplasti Sebelumnya diberikan dahulu tetesan
gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya visualisasinya jelas Pada
keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser karena power laser
terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan Jika penetrasi laser
tidak berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai
Ad 3 Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap
lambat dalam menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman dan kadang-
kadang justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi Sekarang ini
mulai diperkenalkan cara menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan
tehnik parasintesis seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk tahun 2002 yang
merupakan penelitian pendahuluan ( pilot study ) Pada 10 mata dari 8 pasien
dengan glaukoma akut yang rata-rata tekanan intraokular 666 mmHg sebelum
tindakan parasintesis Setelah dilakukan parasintesis dengan mengeluarkan cairan
akuos sebanyak 005 ml didapatkan penurunan tekanan intra okular secara cepat
yaitu pada 15 menit setelah parasintesis tekanan intra okular menjadi sekitar 171
mmHg setelah 30 menit menjadi 217 mmHg setelah 1 jam 227 mmHg setelah 2
jam atau lebih 201 mmHg Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan
segera pada pasien
27
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Ad 4 Bedah laser
41 Laser iridektomi
1048707 Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup
dengan blok pupil iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya
blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan
pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut
1048707 Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan Resiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik seperti aspirin Argon
laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada NdYAG laser pada individu
yang membutuhkan terapi laser iridektomi
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil tetapi
kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
1048707 Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat
melakukan iridektomi laser karena kornea keruh sudut bilik mata depan
dangkal pembengkakan iris Dokter harus berusaha untuk menghentikan
serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi Sebelum
dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk
memperbaiki edema kornea agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris Hati-
hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan
menipiskan iris Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu
menurunkan tekanan intraokular
28
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
1048707 Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada
keadaan kongesti edem dan inflamasi akibat serangan akut tehnik ini sulit
dilakukan Setelah dilakukan indentasi gonioskopi kekuatan inisial laser
diatur dalam 002-01 detik ukuran tembakan 50 μm dan kekuatan 800-1000
mW Biasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior katarak lokal
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ) iritis
lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan
retina
Argon laser dan NdYAG laser sama-sama dapat digunakan untuk
iridektomi Namun pemakaian NdYAG laser lebih disukai Karena lebih
cepat lebih mudah dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon
laser Lebih lanjut lagi keefektifan dari NdYAG laser ini tidak berpengaruh
pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang dihasilkan NdYAG laser lebih
jarang tertutup kembali dari pada argon laser
Setelah indentasi gonioskopi inisial laser diatur 2-8 mJ Komplikasi
yang dapat terjadi adalah terbakarnya kornea kapsul anterior lensa robek
perdarahan ( biasanya tidak lama ) tekanan intra okular meningkat setelah
operasi inflamasi dan lubang iridektomi lambat tertutup kembali Untuk
mencegah kerusakan lensa operator harus berhati-hati pada saat
mempenetrasi NdYAG laser ke iris Lokasi penetrasi harus seperifer
mungkin
1048707 Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi khususnya pada
NdYAG laser Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi
antikoagulasi Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan
darah dapat diatasi dengan argon laser Karena argon laser dapat membantu
proses koagulasi pembuluh darah Peningkatan tekanan intraokular dapat
29
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
terjadi setelah operasi terutama pada pasien LTP mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP Apabila terjadi Inflammasi maka dapat
disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal
1048707 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea ablasio retina pendarahan
gangguan visus dan tekanan intra okular meningkat
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Ablasio retina sangat jarang tetapi masih ditemukan pada prosedur NdYAG
laser iridektomi
Gambar 16 Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 17 Setelah sukses iridektomi laser
30
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
42 Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan
secara intensif dengan terapi medikamentosa Bila tekanan intra okularnya tetap
sekitar 40 mmHg visus jelek kornea edema dan pupil tetap dilatasi Pada laser
iridoplasti ini pangaturannya berbeda dengan pengaturan pada laser iridektomi
Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot spingter iris
berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar powernya rendah dan
waktunya lama Aturan yang digunakan ukurannya 500 μm (200-500 μm) dengan
power 500 mW (400-500 mW) waktunya 05 detik (03-05 detik) Pada penelitian
ahli terhadap 20 mata penderita glaukoma akut dari tekanan intra okular rata-rata
sebelum iridoplasti 432 mmHg turun menjadi rata-rata 17 mmHg pada 2 jam
setelah dilakukan iridoplasti laser
Ad 5 Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridektomi Seperti
1048707 Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea hal ini sering
terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 ndash 8 minggu
1048707 Sudut bilik mata depan dangkal dengan kontak irido-korneal yan luas
1048707 Pasien yang tidak kooperatif
1048707 Tidak tersedianya peralatan laser
51 Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih maka pupil dibuat semiosis
mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera Peritomi
superior 3 mm walaupun beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi
Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm di belakang limbus
Insisi dilakukan agar iris prolap Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
31
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi
Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi
Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 09 melalui parasintesis Setelah operasi selesai
fluoresen sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas
insisi Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata
depan dangkal
52 Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut Namun
kadang-kadang karena suatu kondisi misalnya serangan glaukoma akut yang akan
terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita berasal dari tempat yang jauh
maka dapat dilakukan tindakan ini jika mungkin akan dikombinasikan dengan
ektraksi lensa ( katarak ) sebab jika lensanya diangkat akan melebarkan sudut
filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif Indikasi
tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer glaukoma primer sudut tertutup
kreeping juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau
China ) yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon
dengan tindakan iridektomi perifer
Gambar 18 Trabekulektomi
32
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
Ad 6 Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak ektraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama Walaupun iridektomi laser dapat
menghentikan serangan akut akibat blok pupil namun operasi katarak baik
dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang
Ad 7 Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi
laser profilaksis ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah yang
dilakukan pada mata kontra-lateral yang tidak mempunyai gejala
N Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut dimana
lapangan pandang telah hilang secara progresif iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutaan permanen
dalam 2-3 hari10
BAB III
KESIMPULAN
33
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
1 Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular Jika penutupan sudut terjadi
secara mendadak maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti nyeri
pada mata sakit kepala pandangan kabur halo mual dan muntah
2 Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata yang harus segera
ditangani Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif
3 Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik
mata yang sempit Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis
4 Diagnosis glaukoma akut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dimana pada anamnesis didapatkan visus menurun secara mendadak
disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V
sakit kepala mual muntah tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo )
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hiperemi limbal dan konjungtiva
edem kornea BMD dangkal dengan flare dan cells iris bombans tanpa adanya
rubeosis iridis pupil dilatasi bulat lonjong vertikal reflex negatif lensa posisi
normal tidak katarak TIO sangat tinggi sudut BMD tertutup
5 Penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular menekan inflamasi dan pemulihan sudut yang tertutup
DAFTAR PUSTAKA
34
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
1 Vaughan DG Asbury T Riodan-Eva P 2000 Oftalmologi Umum Edisi 14
Cetakan PertamaWidya Medika Jakarta hal 220-232
2 Ilyas Sidartha dkk 2007 Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 Balai Penerbit FKUI
Jakarta Hal 212-217
3 Atiyatul A 2008 Penatalaksanaan Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
4 Goldberg I 2007 Definition of Term Primary open angle glaucoma ( POAG )
in Asia Pasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group
Sydney
5 Kansky JJ 2005 Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach Sixth Edition Butterworth- Heinemann
Elsevier Page391-397
6 American Academy Of Ophthalmology 2003-2004 Fundamental and Principles
of Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2 Page 56-58
7 Gerhard KL Oscar Gabriele Doris Peter 2007 Ophtalmology a short textbook
Second edition Thieme Stuttgart New York
8 American Academy Of Ophthalmology2005-2006 Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Section 10 Page 122-
126
9 Larasati K 2011 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara Jakarta
10 Caroline V 2010 Glaukoma Akut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
11 Nurwasis Komaratih E 2006 Pedoman Diagnosis Dan Terapi BagianSMF Ilmu
Penyakit Mata Edisi III RSU Dokter Soetomo Surabaya Hal2-3
12 Sumardi M Glaukoma [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
13 Widodo S Glaukoma Akut [ online ] 2011 Available from
URLhttpwwwblogsblogscom
35
36
36