6
A. Pendahuluan Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) adalah suatu sindrom klinis akibat penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium dan air yang abnormal, yang sering menyebabkan edema.Kongesti ini dapat terjadi dalam paru-paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah gagal jantungnya pada sisi kanan atau menyeluruh.Faktor risiko terpenting untuk CHF adalah penyakit arteri koroner dengan penyakit jantung iskemik.Hipertensi adalah faktor risiko terpenting kedua untuk CHF. Faktor risiko lain terdiri dari kardiomiopati, aritmia, gagal ginjal, diabetes, dan penyakit katup jantung.Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme yangdapat menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan- keadaan yang (1) meningkatkan beban awal, (2) meningkatkan beban akhir, atau (3) menurunkan kontraktilitas miokardium. 1,2,3,4 Gagal jantung dapat diklasifikasikan menurut beberapa faktor. The New York Heart Association (NYHA) classification for heart failure membaginya menjadi 4 kelas, berdasarkan hubungannya

Gagal jantung kongestif

  • Upload
    gva

  • View
    2

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) adalah suatu sindrom klinis akibat penyakit jantung,

Citation preview

Page 1: Gagal jantung kongestif

A. Pendahuluan

Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) adalah suatu sindrom klinis akibat

penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium dan air yang

abnormal, yang sering menyebabkan edema.Kongesti ini dapat terjadi dalam paru-paru atau

sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah gagal jantungnya pada sisi kanan atau

menyeluruh.Faktor risiko terpenting untuk CHF adalah penyakit arteri koroner dengan penyakit

jantung iskemik.Hipertensi adalah faktor risiko terpenting kedua untuk CHF. Faktor risiko lain

terdiri dari kardiomiopati, aritmia, gagal ginjal, diabetes, dan penyakit katup jantung.Gagal

jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun

didapat. Mekanisme yangdapat menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang (1)

meningkatkan beban awal, (2) meningkatkan beban akhir, atau (3) menurunkan kontraktilitas

miokardium.1,2,3,4

Gagal jantung dapat diklasifikasikan menurut beberapa faktor. The New York Heart

Association (NYHA) classification for heart failure membaginya menjadi 4 kelas, berdasarkan

hubungannya dengan gejala dan jumlah atau usaha yang dibutuhkan untuk menimbulkan gejala,

sebagai berikut:

1. Kelas I: Penderita dengan gagal jantung tanpa adanya pembatasan aktivitas fisik, dimana

aktivitas biasa tidak menimbulkan rasa lelah dan sesak napas.

2. Kelas II: Penderita dengan gagal jantung yang memperlihatkan adanya pembatasan aktivitas

fisik yang ringan, merasa lega jika beristirahat.

3. Kelas III: Penderita dengan gagal jantung yang memperlihatkan adanya pembatasan aktivitas

fisik yang ringan, kegiatan fisik yang lebih ringan dari kegiatan biasa sudah memberi gejala

lelah, sesak napas.

Page 2: Gagal jantung kongestif

4. Kelas IV: Penderita dengan gagal jantung yang tidak sanggup melakukan kegiatan apapun

tanpa keluhan, gejala sesak napas tetap ada walaupun saat beristirahat.4

B. Resume Klinis

Laki-laki 52 tahun MRS dengan keluhan riwayat dispneu + 5 hari SMRS, hilang- timbul,

baru pertama kali dialami.Dispneu tidak dipengaruhi cuaca.Dyspnea on exertion (+), orthopneu

(-), paroxysmal nocturnal dyspnea (+).Batuk (-), nyeri dada (-).Nausea (-), vomitus (-).Riwayat

penyakit asma di keluarga (-), riwayat batuk lama (-).Riwayat hipertensi (+) + sejak 1 tahun

terakhir, tidak terkontrol.Riwayat merokok (+) + sejak 20 tahun yang lalu, 3 bungkus

perhari.Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien sakit sedang, composmentis, dengan tanda

vital: tekanan darah 150/110 mmHg, frekuensi nadi 96 x/menit, frekuensi pernapasan 24 x/menit,

dan suhu tubuh axilla 36.6 0C.DVS R+1 cmH2O.Pemeriksaan fisik lainnnya dalam batas

normal.Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya hipoalbuminemia dan dislipidemia.Pada

pemeriksaan radiologi didapatkan kesan kardiomegali dengan edema paru dan juga dilatasi aorta.

C. Radiologi

Penilaian Kelayakan Foto Thoraks

Sebelum mulai membacafoto kita harus menentukan jenis fotoapa dari foto yang akan

dibaca. Jika melihat hasil foto di atas, maka diketahui bahwa foto di atas adalah foto thoraks.Hal

pertama yang perlu dinilai dari foto thoraks diatas adalah kelayakan foto.Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam menilai kelayakan suatu foto thoraks.Yang pertama adalah memastikan

identitas pasien pada foto.Foto yang hendak dibaca, harus memiliki label identitas pasien. Hal ini

sangat penting karena sering terjadi kesalahan yang berhubungan dengan labeling identitas

Page 3: Gagal jantung kongestif

pasien, baik nama, umur, maupun nomor rekam medik.Selain identitas pasien, marker foto juga

harus terdapat pada foto.Foto yang tidak memiliki identitas pasien atau marker tidak layak untuk

dibaca. Foto thoraks di atas, telah memiliki label identitas pasien dan juga marker, maka dapat

dikatakan bahwa foto thoraks diatas telah layak baca.5,6

Penilaian Kualitas Foto Thoraks

Jika foto thoraks telah layak untuk dibaca, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan

adalah menilai kualitas foto thoraks yang akan dibaca. Hal pertama yang harus dinilai adalah

cukup tidaknya inspirasi pasien pada foto. Inspirasi dinilai dari kosta depan atau belakang yang

terlihat atau tidak tertutup oleh diafragma.Dikatakan insiprasi baik jika kosta posterior dekstra

yang terlihat minimal sampai kosta X atau kosta anterior VI, dengan catatan diafragma dekstra

lebih tinggi dari pada diafragma sinistra. Jika kosta yang terlihat kurang dari X untuk kosta

posterior dan kurang dari VI untuk kosta anterior, maka dikatakan foto thoraks kurang inspirasi.6

Hal keduayang harus diperhatikan dalam menilai kelayakan foto thoraks adalah simetris

tidaknya posisi pasien.Pasien harus diposisikan dengan tepat saat proses foto. Pasien yang

mengalami rotasi, akan memberikan gambaran yang berbeda pada film. Untuk menilai ada atau

tidaknya rotasi, dilakukan pengukuran jarak antara prosesus spinosus ke ujung klavikula kanan

dan kiri. Jika jaraknya berbeda, maka kemungkinan pasien mengalami rotasi.5,6

Page 4: Gagal jantung kongestif

Gambar 1.Tampak inspirasi cukup dari diafragma dekstra yang menutupi kosta X

posterior.Tampak juga bahwa jarak midline ke klavikula sinistra dan dekstra sama.

Hal ini menandakan bahwa posisi pasien saat foto diambil adalah simetris.6

Yang ketiga yang harus dinilai dari suatu foto thoraks adalah cakupannya.Foto thoraks

yang baik, haruslah mencakup seluruh lapangan paru dan cavum thoraks.Jika ada

sebagian dari foto thoraks