Upload
warisatul-imam
View
15
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penyakit kulit
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dermatofitosis tersebar di seluruh dunia dan menjadi masalah terutama di
negara berkembang. Kejadian dermatofitosis mengalami peningkatan yang
bermakna di berbagai negara saat ini (Havlickova, 2008). Prevalensi infeksi jamur
superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan
merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering (Rezvani, 2010). Penelitian
World Health Organization (WHO) terhadap insiden infeksi dermatofita
menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan
infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan
tinea kruris, pedis, dan onikomikosis (Lakshmipathy, 2010).
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan dapat menginfeksi semua ras dan
kelompok umur. Infeksi jamur superfisial ini relatif sering pada negara tropis
(iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering terjadi eksaserbasi
(Havlickova, 2008). Penelitian Sarika, dkk (2014) tentang prevalensi
dermatofitosis di Kota Jaipur, India menyatakan bahwa tinea korporis merupakan
penyebab paling dominan dengan 32,67% diikuti dengan tinea pedis et manum
dengan 21,33% dan tinea kapitis dengan 15,33%. Penelitian Rahman, dkk (2011)
di Bangladesh menyatakan bahwa tinea korporis merupakan penyebab tersering
infeksi kulit dengan 22,63% diikuti Pityriasis versicolor dengan 12,81%.
Kejadian dermatofitosis cukup tinggi di Indonesia. Dermatofitosis merupakan
infeksi jamur paling sering dengan 52% dari seluruh infeksi jamur pada kulit. Hal
1
2
ini didukung kondisi geografis yang sesuai dengan pertumbuhannya. Indonesia
merupakan daerah tropis yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi yang
akan memudahkan tumbuhnya jamur sehingga meningkatkan jumlah kelainan
kulit karena infeksi jamur (Nasution, 2005). Meskipun penyakit ini tidak fatal,
namun karena bersifat kronik dan residif, serta adanya resisten terhadap obat
jamur, maka penyakit ini dapat menyebabkan gangguan kenyamanan dan
menurunkan kualitas hidup (Soebono, 2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dermatofitosis adalah tingkat
infeksi dari jamur dermatofita, faktor trauma, faktor suhu dan kelembaban, faktor
sosial dan kurangnya kebersihan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Bauman,
2009). Penelitian Metintas, dkk (2004) di daerah pedesaan di Turki
menyimpulkan bahwa personal hygiene yang buruk akan meningkatkan kejadian
dermatofitosis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimanakah hubungan personal hygiene terhadap kejadian tinea korporis pada
siswa-siswi SMA Negeri 9 Kota Bengkulu?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian tinea korporis
pada siswa-siswi SMA Negeri 9 Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
3
a) Untuk mengetahui gambaran personal hygiene siswa-siswi SMA
Negeri 9 Kota Bengkulu.
b) Untuk mengetahui kejadian tinea korporis pada siswa-siswi SMA
Negeri 9 Kota Bengkulu.
c) Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian tinea
korporis pada siswa-siswi SMA Negeri 9 Kota Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu untuk :
1. Manfaat Bagi Peneliti
a) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kesempatan bagi peneliti untuk
mengintegrasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam
bentuk melakukan penelitian ilmiah secara mandiri.
b) Prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran.
c) Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan serta wawasan
mengenai hubungan personal hygiene dengan kejadian tinea korporis.
2. Manfaat bagi Subjek Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi siswa dan siswi
dalam meningkatkan personal hygiene dan mencegah terjadinya tinea
korporis.
3. Manfaat Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam
melakukan suatu penelitian, dan menambah sumber kepustakaan mengenai
pencegahan tinea korporis.
4
4. Manfaat Bagi SMA Negeri 9 Kota Bengkulu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya
meningkatkan upaya pencegahan tinea korporis pada siswa-siswi di SMA
Negeri 9 Kota Bengkulu.
5. Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan pengetahuan bagi masyarakat, terutama mengenai pentingnya
menjaga personal hygiene dalam mencegah tinea korporis.