8
Penatalaksanaan Tinea Korporis Hafiz Sulistio Utomo 1410211133

Penatalaksanaan Tinea Korporis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penatalaksanaan Tinea Korporis

Citation preview

Page 1: Penatalaksanaan Tinea Korporis

Penatalaksanaan Tinea Korporis

Hafiz Sulistio Utomo

1410211133

Page 2: Penatalaksanaan Tinea Korporis

Farmakologi

A. Terapi topikal

Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit biasanya hidup pada jaringan. Berbagai macam preparat imidazol dan alilamin tersedia dalam berbagai formulasi. Dan semuanya memberikan keberhasilan terapi (70-100%). Terapi topikal digunakan 1-2 kali sehari selama 2 minggu tergantung agen yang digunakan. Topikal azol dan allilamin menunjukkan angka perbaikan perbaikan klinik yang tinggi.

Page 3: Penatalaksanaan Tinea Korporis

• Golongan Azola) Clotrimazole (Lotrimin, Mycelec) : Obat ini tersedia dalam

bentuk kream 1%, solution, lotion. Diberikan 2 kali sehari selama 4 minggu.

b) Mikonazole (icatin, Monistat-derm) : Tersedia dalam bentuk cream 2%, solution, lotio, bedak. Diberikan 2 kali sehari selama 4 minggu

c) Econazole (Spectazole) : ecnazole dapat dilakukan dalam 2-4 minggu dengan cara dioleskan sebanyak 2kali atau 4 kali dalam sediaan cream 1%.

d) Ketokonazole (Nizoral) : Pengobatan dengan ketokonazole dapat dilakukan selama 2-4 minggu. Obat ini tersedia dalam bentuk cream 2 %.

Page 4: Penatalaksanaan Tinea Korporis

• Golongan alinamin

a) Naftifine (Naftin) : Pengobatan dengan naftitine dievaluasi setelah 4 minggu jika tidak ada perbaikan klinis. Tersedia dalam bentuk 1% cream dan lotion. . Penggunaan pada anak sama dengan dewasa ( dioleskan 4 kali sehari selama 2-4 minggu).

b) Terbinafin (Lamisil) : Terbenafine dapat ditoleransi penggunaanya pada anak-anak. Digunakan selama 1-4 minggu

• Golongan Benzilamina) Butenafine (mentax) : Digunakan dalam bentuk cream 1%, diberikan selama 2-4 minggu.

Pada anak tidak dianjurkan. Untuk dewasa dioleskan sebanyak 4kali sehari.

• Golongan lainnyaa) Haloprogin (halotex) : Tersedia dalam bentuk solution atau spray, 1% cream. Digunakan

selama 2-4minggu dan dioleskan sebanyak 3kali sehari.

b) Tolnaftate : Tersedia dalam cream 1%,bedak,solution. Dioleskan 2kali sehari selama 2-4 minggu.

Page 5: Penatalaksanaan Tinea Korporis

B. Terapi sistemik

Pengobatan secara sistemik dapat digunakan untuk untuk lesi yang luas atau gagal dengan pengobatan topikal, berikut adalah obat sistemik yang digunakan dalam pengobatan tinea korporis :

a. Ketokonazole

Sebagai turunan imidazole, ketokonazole merupakan obat jamur oral yang b erspektrum luas. Kerja obat ini fungistatik. Pemberian 200 mg/hari selama 2-4 minggu. Ketokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar.

Page 6: Penatalaksanaan Tinea Korporis

b. Itrakonazole

Sebagai turunan triazole, itrakonazole merupakan obat anti jamur oral yang berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan sel jamur dengan menghambat sitokrom P-450 dependent sintetis dari ergosterol yang merupakan komponen penting pada selaput sel jamur. Pada penelitian disebutkan bahwa itrakonazole lebih baik daripada griseofulvin dengan hasil terbaik 2-3 minggu setelah perawatan. Dosis dewasa 200 mg po selama 1 minggu dan dosis dapat dinaikkan 100mg jika tidak ada perbaikan tetapi tidak boleh melebihi 400mg/hari. Untuk anak-anak 5mg/hari PO selama 1 minggu.

Page 7: Penatalaksanaan Tinea Korporis

c. Griseofulvin

Termasuk obat fungistatik, bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur dengan mengikat mikrotubuler dalam sel. Obat ini lebih sedikit tingkat keefektifannya dibanding itrakonazole. Pemberian dosis pada dewasa 500mg microsize (330-375 mg ultramicrosize) PO selama 2-4minggu, untuk anak 10-25 mg/kg/hari Po atau 20 mg microsize /kg/hari.

Page 8: Penatalaksanaan Tinea Korporis

Non Farmakologi

• Menjaga kulit tetap kering dengan cara menyediakan kain (lap) serap keringat berbahan katun.

• Mengurangi kegiatan yang banyak menimbulkan keringat.

• Membuat ventilasi di rumah, selalu membuka pintu dan jendela agarr aliran udara baik.

• Menggunakan pakaian yang longgar.

• Gunakan pakaian dalam yang mudah menyerap keringat.

• Mengganti pakaian jika pakaian lembab karena keringat.

• Menghindari garukan dengan benda yang tajam dan tidak steril.

• Menggunakan pakaian dan handuk untuk sendiri (jangan bersamaan).