Author
tri-ratnawati
View
243
Download
0
Embed Size (px)
7/29/2019 sgd tropis
1/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
STEP 1
1. TremorBergetar;
STEP 2
1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?2. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?3. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?4. Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dan
tremor?
5. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?6. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?7. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?8. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?9. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?
STEP 3
1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?Makan di warung makan tiidak selalu higienis, kemungkinan ada bakteri. Tidak cuci
tangan bakteri masuk tubuh, berkembang dalam saluran pencernaan. Terjadi invasi
usus, asam lambung turun bakteri menembus nodus limfatikus. Merangsang IL-1
keluar, merangsang set point hipotalamus kemudian terjadi pelepasan as arakidonat
dan PGE 2 demam.
Malam hari irama sirkadian tubuh.
Demam septic suhu pada malam hari meningkat. Pagi hari cenderung turun tapi
tidak mencapai nilai normal, tetap di atas nilai normal.2. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?
Bakteri merangsang serabut saraf sensoris.
Bisa dari vasodilatasi arteri carotis eksterna yg diperantarai oleh histamine.
7/29/2019 sgd tropis
2/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Vasodilatasi nitrit oksid
SIAPA YG MERANGSANG SARAF SAKIT KETIKA TERJADI INFEKSI???
Tidak enak di perut karena adanya hepatomegali, terjadi penekanan di cavum
abdomen, penderita merasakan tidak enak di perut.
Hepatomegali dikarenakan suatu infeksi kuman, misal salmonella thypi dari
makanan yg dikonsumsi, kuman masuk, menginfeksi saluran cerna. Masuk ke
peredaran darah, ke hepar, kemudian ke lien. Kuman dapat berkembang biak di
kedua organ tersebut.
3. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?MUAL MUNTAH
Makanan terkontaminasi bakteri masuk lambung asam lambung keluar
berlebihan mual muntah. Tidak semua kuman mati karena asam lambung lolos
ke usus halus invasi kripte liberkun peredaran darah ke hepar & lien.
KEMBUNG
Produksi HCl meningkat. Kembung berasal dari bakteri yang dapat menghasilkan gas
berlebihan dalam usus. Bakteri produksi gas dengan mekanisme bagaimana????.
Contoh: Salmonella thypi spesifik fermentasi glukosa dan manosa.
DIARE
Pertahanan tubuh:
Asam lambung dan usus halus (hiperperistaltik) untuk mengeluarkan kumann
frekuensi BAB meningkat.
4.Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dantremor?
Infeksi produksi asam lambung mmeningkat. Dalam posisi tidur asam lambung
ke pangkal lidah.
7/29/2019 sgd tropis
3/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Bakteri di mulut merangsang keratin di lidah menumpuk lidah kotor. rasa
pahit di lidah.
TREMOR???
5. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?Bakteri masuk ada di mukosa lambung dan usus halus plaque payeri di terminal
usus halus masuk aliran limfe dan aliran darah.
Masuk ke hati merusak hepar hepatomegali.
Bisa mengenai lien splenomegali
Tulang osteomyelitis
Otak encephalopati tifoid
6. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?Obat amoksisilin untuk bakteri gram negative contoh: Salmonella thypi
Mungkin dalam pemberiannya tidak sesuai aturan. Sehingga tidak membunuh kuman
dengan efektif.
Salmonella thypi dapat mengeluarkan plasmid sehingga menjadi resisten terhadap
obat-obat tertentu.
Ibuprofen analgetik
Hanya menghilangkan gejala yang dikeluhkan saja.
DRUG OF CHOICE setiap infeksi dan golongan antibiotic secara farmakologi!!!
Pola resistensi kuman!!!
Apakah golongan gram negative dan gram positif mempengaruhi antibiotic yang
diberikan???
7. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?
7/29/2019 sgd tropis
4/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
8. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?Mungkin karena sudah selama 7 hari merasakan gejala gejala tersebut. Ditakutkan
akan kekurangann cairan sehingga harus diopname agar intake makanan terpenuhi
melalui infuse.
9. Bagaimana mekanisme demam?10. Bagaimana pola demam? (karena infeksi bakteri virus parasit)
sebutkan bakterinya! Dikasih kurva yaaa :D
11. Mengapa pasien demam HR meningkat? Bradikardi relative?12. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?13. DD: DEMAM AKUT14. DD: DEMAM KRONIK
DEMAM TIFOID
Definisi
Merupakan infeksis sistemik yg menyerang tubuh manusia karena bakteri salmonella
thypi.
Etiologi disertai sifat kuman
Salmonella thypi
- Klasifikasi:Salmonella parathypi a
Salmonella parathypi b
-
Sifat:Gram negative. Motil. Tidak membentuk spora. Tidak berkapsul.
- Cara penularan:
7/29/2019 sgd tropis
5/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Pathogenesis & Patofisiologi
Salmonella thypi dalam makanan/minuman konsumsi oleh penderita sebagian
dimusnahkan asam lambung sebagian masuk usus halus ileum ditangkap oleh sel
M
terjadi bakteriemi 1
berkembang di RES
terjadi bakteriemi II.
Interaksi makrofag muncul mediator-mediator inflamasi Plaque payeri
hyperplasia jaringan, nekrosis, usus.
Sistemik panas, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut.
FASE INVASI
FASE PERTAHANAN TUBUH
FASE SISTEMIK
Manifestasi klinis
Penegakan diagnosis: Selain Widal???
Penatalaksanaan
Komplikasi
Komplikasi apa yg menyebabkkan kematian?
7/29/2019 sgd tropis
6/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
STEP 4 (Mapping)
SALMONELLA
THYPI
makanan
Pencernaan
(ileum)
Kelenjar
GB
Demam
Tifoid
Penatalaksanaan
Aliran darah
SISTEMIK
7/29/2019 sgd tropis
7/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
STEP 7
1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?2. Bagaimana mekanisme demam?3. Bagaimana pola demam? (karena infeksi bakteri virus parasit) sebutkan
bakterinya! Dikasih kurva yaaa :D
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2 derajat celcius. Suhu subnormal di
bawah 36,2 derajat celcius. Bila suhu di atas 37,2 derajat celcius maka itu disebut
demam.
Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2
derajat celcius atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di
bawah 35 derajat celcius.
Patofisiologi
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme seperti
bakteri, parasit dll atau karena sebab inflamasi lain yang tidak disebabkan oleh
infeksi seperti pada keganasan.
diduga bahwa pirogen endogen adalah Interleukin-1 (IL-1). Dalam hipotalamus, zat
ini merangsang pelepasan asam arakidonat (AA) serta mengakibatkan sintesis
prostaglandin E2 yang langsung menyebabkan pireksia (demam).
Sensasi panas pada seseorang yang demam semakin terakumulasi akibat proses
metabolisme yang ikut menyumbang panas akibat kerjanya yang semakin bertambah
sebagai efek demam.
Tipe-Tipe Demam
Beberapa tipe demam yang dapat kita temui antara lain:
1. Demam septik; Suhu berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertia keluhan
7/29/2019 sgd tropis
8/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
menggigil dan berkeringat. Bila demam tinggi lalu turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten; Suhu badan turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal.
3. Demam Intermiten; Suhu badan turun ke tingkat normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut
tertiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu; Suhu tubuh saat demam tidak memiliki variasi signifikan (tidak
sampai satu derajat). Bila demam yang terus menerus tinggi maka disebut
hiperpireksia.
Sumber: kinnas, macam-macam demam ,sumut
7/29/2019 sgd tropis
9/48
7/29/2019 sgd tropis
10/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik
Pola demam Penyakit
Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan
Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri
Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis
Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik
Quotidian Malaria karena P.vivax
Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal,juvenile rheumathoid
arthritis, beberapa drug fever(contoh karbamazepin)
Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis
Demam rekuren Familial Mediterranean fever
Penilaian pola demam meliputi tipe awitan (perlahan-lahan atau tiba-tiba), variasi derajat
suhu selama periode 24 jam dan selama episode kesakitan, siklus demam, dan respons terapi.
Gambaran pola demam klasik meliputi:1,2,6-8
Demam Kontinyu
Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained feverditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang
menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu
normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)
http://2.bp.blogspot.com/-o5JPt19FFEc/To6mep9eLqI/AAAAAAAAAJs/Opf9MH13a58/s1600/Untitled.jpg7/29/2019 sgd tropis
11/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Demam Remiten
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan
fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering
ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu (Gambar 2.).
Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
Gambar 2. Demam remiten
Demam Intermiten
Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan
puncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua
yang ditemukan di praktek klinis.
Gambar 3. Demam intermiten
http://3.bp.blogspot.com/-dK2ljN0vk74/To6ovT-uEyI/AAAAAAAAAJ0/D-_DP4zKdok/s1600/Untitled.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-7fMwhY5VYVA/To6nwjr8wZI/AAAAAAAAAJw/bPnljgsZcS0/s1600/Untitled.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-dK2ljN0vk74/To6ovT-uEyI/AAAAAAAAAJ0/D-_DP4zKdok/s1600/Untitled.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-7fMwhY5VYVA/To6nwjr8wZI/AAAAAAAAAJw/bPnljgsZcS0/s1600/Untitled.jpg7/29/2019 sgd tropis
12/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Demam Septik/ Hektik
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan
perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.
Demam Quotidian
Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang terjadi
setiap hari.
Demam Quotidian Ganda
Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam).
Gambar 4. Demam quotidian
Undulant Fever
Undulant fevermenggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi selama
beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.
Prolonged Fever
Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama demam melebihi
yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya lebih dari 10 hari untuk infeksi saluran nafas
atas.
Demam RekurenDemam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu
penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ
multipel.
http://2.bp.blogspot.com/-6IqeLnV083k/To6ssl4e-SI/AAAAAAAAAJ4/OquNqzkgVY4/s1600/Untitled.jpg7/29/2019 sgd tropis
13/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Demam Bifasik
Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda
(camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik dari
pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue, demam
kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African
hemorrhagic fever(Marburg, Ebola, dan demam Lassa).
Relapsing Fever dan Demam Periodik
Demam PeriodikDemam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau
irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa
bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila
demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar
5.)dan brucellosis.
Gambar 5. Pola demam malaria
Relapsing FeverRelapsing feveradalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang disebabkan oleh
sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick(tick-borne RF).
http://3.bp.blogspot.com/-3yeyyosnrdk/To7U7UYLOOI/AAAAAAAAAJ8/3U3W5oQCtBU/s1600/Untitled.jpg7/29/2019 sgd tropis
14/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-tiba
berlangsung selama 3 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang hampir
sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne feverdan 39,5oC pada louse-
borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan kesadaran.
Resolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama
beberapa jam (6 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini
disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR sangat
sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi ini lebih jarang terlihat pada
kasus leptospirosis, Lyme disease, dan brucellosis. Gejala bervariasi dari demam ringan dan
fatigue sampai reaksi anafilaktikfull-blown.
Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus dan Streptobacillus
moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 10 minggu sebelum awitan gejala merupakan petunjuk
diagnosis.
Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887, pada awalnya
dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit pasien dengan penyakit Hodgkin
mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari
demam yang berlangsung 3 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa.
Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungandengan anemia hemolitik.
http://1.bp.blogspot.com/-cER2uf3FSpk/To7WAspvd3I/AAAAAAAAAKA/gf-ZMoFK-Ws/s1600/Untitled.jpg7/29/2019 sgd tropis
15/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).
KLASIFIKASI DEMAM
Klasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis masalah.2 Untuk
kepentingan diagnostik, demam dapat dibedakan atas akut, subakut, atau kronis, dan dengan
atau tanpa localizing signs.7 Tabel 3. dan Tabel 4. memperlihatkan tiga kelompok utama
demam yang ditemukan di praktek pediatrik beserta definisi istilah yang digunakan.1
Tabel 3. Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek pediatrik
Klasifikasi Penyebab terseringLama demam
pada umumnya
Demam dengan localizing
signsInfeksi saluran nafas atas
7/29/2019 sgd tropis
16/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Tabel 4. Definisi istilah yang digunakan
Istilah Definisi
Demam dengan
localization
Penyakit demam akut dengan fokus infeksi, yang dapat
didiagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik
Demam tanpa localization Penyakit demam akut tanpa penyebab demam yang
jelas setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik
Letargi Kontak mata tidak ada atau buruk, tidak ada interaksi
dengan pemeriksa atau orang tua, tidak tertarik
dengan sekitarnya
Toxic appearance Gejala klinis yang ditandai dengan letargi, perfusi
buruk, cyanosis, hipo atau hiperventilasi
Infeksi bakteri serius Menandakan penyakit yang serius, yang dapat
mengancam jiwa. Contohnya adalah meningitis, sepsis,
infeksi tulang dan sendi, enteritis, infeksi saluran
kemih, pneumonia
Bakteremia dan
septikemia
Bakteremia menunjukkan adanya bakteri dalam darah,
dibuktikan dengan biakan darah yang positif,
septikemia menunjukkan adanya invasi bakteri ke
jaringan, menyebabkan hipoperfusi jaringan dan
disfungsi organ
Demam dengan Localizing Signs
Penyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek pediatrik berada pada kategori
ini (Tabel 5.). Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda secara spontan atau
karena pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik. Diagnosis dapat ditegakkan melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan pemeriksaan sederhana seperti
pemeriksaan foto rontgen dada.1
7/29/2019 sgd tropis
17/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Tabel 5. Penyebab utama demam karena penyakit localized signs
Kelompok Penyakit
Infeksi saluran nafas
atas
ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis
herpetika
Pulmonal Bronkiolitis, pneumonia
Gastrointestinal Gastroenteritis, hepatitis, appendisitis
Sistem saraf pusat Meningitis, encephalitis
Eksantem Campak, cacar air
Kolagen Rheumathoid arthritis, penyakit Kawasaki
Neoplasma Leukemia, lymphoma
Tropis Kala azar, cickle cell anemia
Demam Tanpa Localizing Signs
Sekitar 20% dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak ditemukannya localizing
signs pada saat terjadi. Penyebab tersering adalah infeksi virus, terutama terjadi selama
beberapa tahun pertama kehidupan. Infeksi seperti ini harus dipikirkan hanya setelah
menyingkirkan infeksi saluran kemih dan bakteremia. Tabel 6. menunjukan penyebab paling
sering kelompok ini.1 Demam tanpa localizing signs umumnya memiliki awitan akut,
berlangsung kurang dari 1 minggu, dan merupakan sebuah dilema diagnostik yang sering
dihadapi oleh dokter anak dalam merawat anak berusia kurang dari 36 bulan.
6
Tabel 6. Penyebab umum demam tanpa localizing signs
Penyebab Contoh Petunjuk diagnosis
Infeksi Bakteremia/sepsis
Sebagian besar virus
(HH-6)
Infeksi saluran kemih
Malaria
Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis
Tampak baik, CRP normal, leukosit
normal
Dipstik urine
Di daerah malaria
PUO (persistent
pyrexia of
unknown
Juvenile idiopathic
arthritis
Pre-articular, ruam, splenomegali,
antinuclear factortinggi, CRP tinggi
7/29/2019 sgd tropis
18/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
origin) atau
FUO
Pasca vaksinasi Vaksinasi triple, campak Waktu demam terjadi berhubungan
dengan waktu vaksinasi
Drug fever Sebagian besar obat Riwayat minum obat, diagnosis
eksklusi
Persistent Pyrexia of Unknown Origin (PUO)
Istilah ini biasanya digunakan bila demam tanpa localizing signs bertahan selama 1 minggu
dimana dalam kurun waktu tersebut evaluasi di rumah sakit gagal mendeteksi penyebabnya.
Persistent pyrexia of unknown origin, atau lebih dikenal sebagai fever of unknown origin
(FUO) didefinisikan sebagai demam yang berlangsung selama minimal 3 minggu dan tidak ada
kepastian diagnosis setelah investigasi 1 minggu di rumah sakit.1
Sikus terjadinya demam sangat tergantung jenis kuman penyakit. Ada kuman penyakit yang aktif danmengganggu organ tubuh pada sore dan malam hari saja. Perlawanan dari tubuh karenanya juga hanyaterjadi pada sore dan malam hari, dan pada saat terjadi perlawanan dari dalam tubuh inilah lalutemperature tubuh menjadi naik. Kuman penyakit pada system saluran pencernaan, misalnya tifus atautyphoid, umumnya menyerang pada sore atau malam hari saja. Sementara itu, kuman penyakit yangmenyerang saluran pernafasan atas biasanya menyerang terus-menerus, sehingga demam demam yangterjadi dapat terus menerus.
Tentu saja tidak serta merta dapat ditentukan jenis penyakit hanya berdasarkan siklus demam yangterjadi. Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan demam misalnya usus buntu, batuk pilek, atauTBC. Bahkan luka bakar pun dapat menyebabkan demam. Dokter biasanya melakukan beberapa langkahsebelum menentukan jenis penyakit yang mungkin diderita oleh seseorang, antara lain dengan carasebagai berikut:1) Memperhatikan tanda-tanda atau gejala klinis
Setiap kuman penyakit memiliki karakter khusus sewaktu menyerang, dan dokter akan dapatmemperkirakannya. Gejala klinis ini biasanya diketahui oleh dokter berdasarkan pengamatannyaterhadap kondisi fisik pasien. Pengamatan biasanya dilakukan dengan memakai alat bantu dengaratau stetoskop, senter, dan peralatan lainnya. Dokter juga akan menganalisis adanya satu kelainanorgan tubuh berdasarkan penjelasan-penjelasan lisan yang diutarakan oleh pasiennya.
2) Px labBiasa diminta oleh dokter ke pasiennya untuk lebih memastikan dugaannya tentang suatu tanda atau
gejala klinis yang telah terjadi. Hal ini dilakukan karena ada beberapa jenis kuman yang memilikikarakteristik yang hamper sama, dan dokter tidak ingin terjadi kesalahan analisis.
3) Px teknis lainnyaBisa saja dokter meminta pasiennya untuk melakukan CT-SScan (pemeriksaan menyeluruh terhadap
jaringan kepala), atau rontgen (pemotretan isi rongga dada) untuk lebih memastikan dugaannyasetelah ia melakukan pengamatan fisik dan mendengarkan keluhan pasien.
Sumber: Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita Oleh dr. M.C. Widjaja
7/29/2019 sgd tropis
19/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
4. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?5. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?
Nyeri kepala
Nyeri berhubungan dengan pengaktifan prostaglandin sebagai reseptor nyeri
dan suhu akibat adanya inflamasi.
Perasaan tidak enak di perut
Adanya hepatomegali akibat aktivitas replikasi kuman di dalam makrofag
yang berada dalam hati dan limpa. Dan kerja berat hepar membuat perut
tidak enak.
Mual dan muntah
Mual dan muntah memiliki banyak penyebab. Mulai dari gangguan saluran cerna
hingga gangguan saraf seperti pada motion sickness. Adanya gas serta gerakan
peristaltik usus pun turut berperan dalamtimbulnya mual dan muntah. Namun pada
pasien, intinya adalah kerusakan saluran gastrointestinalmenimbulkan impuls
iritatif yang merangsang pusat muntah di batang otak yang memerintahkan
ototabdomen dan diafragma untuk berkontraksi sehingga menyebabkan mual dan
muntah.
Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol mutah, chemoreceptor trigger
zone (CTZ) dan central vomiting centre (CVC).
CTZ yang terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV diluar
blood brain barrier (sawar otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan
proemetik didalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari
CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui
vagal eferen splanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius dan disekitar
formatio retikularis medulla tepat dibawah CTZ 2,3,4 . CTZ mengandung reseptor
7/29/2019 sgd tropis
20/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
reseptor untuk bermacam-macam senya neuroaktif yang dapat menyebabkan
mutah.
Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson
Kembung
Kembung disebabkan karena banyaknya udara didalam perut.
Gas dapat memasuki traktus gastrointestinales dari 3 sumber berbeda:
1. Udara yang ditelan2. Gas yang terbentuk sebagai hasil kerja bakteri3. Gas yang berdifusi dari darah kedalam traktus gastrointestinal
Akibat adanya penghambatan oleh karena obstruksi maka lumen usus akan
teregang oleh cairan dan gas. Peregangan usus yang terjadi terus menerus
menagkibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorbsi cairan dan
peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek local peregangan usus adalah
iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas disertai absorsi toksin
bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik dan bisa menyebabkan
inflamasi.
Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson
Diare
Mikroorganisme mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus
sehingga makanan tidak dicerna tapi langsung masuk ke usus besar akan menarik
air dari dinding usus sehingga transit makanan tersebut singkat dan tidak sempat
diserap besar dan timbul diare.
7/29/2019 sgd tropis
21/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson
Salah satu penyebab buang air besar cair adalah enteritis atau peradangan pada
traktusintestinalis. KumanSalmonella thyphii
membutuhkan waktu untuk berkembang biak didalamtraktus gastrointestinal. Kuman ini
akan menembus sel epitel usus apabila sistem imunitasorang tersebut lemah kemudian
akan berkembang biak dilamina propia dan memicu reaksi peradangan. Reaksi
peradangan disertai enterotoksin dari kuman ini akan menyebabkaniritasi pada usus
tersebut, hal ini juga diperparah apabila kuman yang termakan olehmakrofag yang dapat
bertahan dan dibawa ke hati dan akhirnya ke empedu kembali lagi kesaluran pencernaan.
Makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif sehingga reaksi inflamasi akansemakin hebat
dan hal inilah yang menyebabkan usus semakin terititasi sehingga BAB menjadi cair.
Waktu keluarnya mediator inflamasi dan endotoksin bakteri yang menimbulkanreaksidemam beserta gejala lainnya lebih dulu terjadi dibandingkan dengan iritasi padatraktus
gastrointestinal. Sehingga buang air besar cair terjadi 3 hari setelah gejala sebelumnya.
6. Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dantremor?
Penumpukan bakteri pada mukosa mulut akibat refluks muntahkuman menetapterdapat
perlindungan keratin pada lidahproduksi keratin meningkatlidah kotor di tengah dan tepi
Ujung merah dan tremor karena terdapat dilatasi pembuluh darah pada lidah karena
peningkatan suhu tubuh karena infeksi bakteri
(IPD FKUI, Jilid III, Edisi IV)
7. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?Hepatosplenomegali dalam kasus mempunyai berbagai kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah akibat pengumpulan sel-sel polimorfonuklear di
organ sistem retikuloendotelial tersebut.
Kemungkinanyang lain adalah akibat aktivitas replikasi kuman di dalam makrofag
yang berada dalam hati dan limpa.
7/29/2019 sgd tropis
22/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Kemungkinan terakhir adalah pada hati kerja sel makrofagnya (sel Kuppfer)
bekerja lebih berat, karenasemua agen infeksius dari saluran gastrointestinal
pasti melewati vena porta hepatika, sehingga hati harusmenghadapi kuman
tersebut di garis terdepan setelah masuk sirkulasi. Sedangkan limpa
sebagailimfonodus, seperti pada banyak kasus infeksi lain, membesar akibat
peningkatan kerja organ untuk membentuk lebih banyak limfosit, juga sebagai
filter pertahanan terakhir setelah agen infeksius masuk dalam sirkulasi.
Sumber : Buku Ajar IPD
8. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?DRUG OF CHOICE setiap infeksi dan golongan antibiotic secara farmakologi!!!
7/29/2019 sgd tropis
23/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Pola resistensi kuman!!!
PENGELOMPOKAN JENIS ANTIBIOTIKA
Antibiotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama yaitu :
1. Golongan betalaktam2. Golongan Aminoglikosida3. Golongan Sulfonamid4. Golongan Tetrasiklin dan Chloramphenicol5. Golongan Makrolid6. Golongan Metronidazol7. Golongan Rifampisin8. Golongan Linkosamid9. Golongan Kuinolon
Kelompok antibiotik yang paling banyak dipakai sehari-hari adalah dari golongan betalaktamdan Aminoglikosida. Berikut akan diuraikan sifat-sifat utama dari masing-masing kelompok :
1. Golongan Betalaktam :
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Penicilin
- Sefalosporin
- Monobaktam
- Karbapenem
- Imipenem
Cara Kerja : Antibiotika dari golongan ini bekerja pada dinding sel kuman .
Salah satu sifat penting dari golongan betalaktam adalah adanya kemungkinan kepekaan
terhadap enzim betalaktamase yang diproduksi oleh kuman-kuman tertentu. Enzim
betalaktamase dapat merusak cincin betalaktam pada antibiotik tersebut. Kepekaan terhadap
enzim betalaktamase ini berbeda antara jenis-jenis antibiotika.
Antibiotik jenis betalaktam tertentu juga dapat menghambat kuman yang memproduksibetalaktamase ( Imipenem, Karbepenem, Meropenem)
1. a. Penisillin
Ada berbagai jenis penisillin :
7/29/2019 sgd tropis
24/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
1. 1. Penisillin spektrum sempit : Penicillin GBenzatin Penicillin
Penicillin
2. Penisillin untuk Stafilokokus : Metisilin
Kloksasilin
Flukloksasilin
Kelompok ini stabil terhadap betalaktamase.
1. 3. Penisillin Spektrum Lebar : Ampisilin
Amoksisilin
Kelompok ini peka terhadap betalaktamase, dapat di pakai untuk gram positif dan gramnegatif yang tidak memproduksi betalaktamase.
1. 4. Penisilin Antipseudomonas : TikarsilinSulbenisilin
Carbenisilin
Piperasilin
1. 5. Inhibitor betalaktamase : Sul baktamMonobaktam
Asam Klavulanat
Karbepenem
Imipenem
Meropenem
Beberapa sediaan antibiotik merupakan gabungan antara antibiotik betalaktam dengan inhibitorbetalaktamase, misalnya :
Amoksisilin Clavulanic acid
7/29/2019 sgd tropis
25/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Ampisilin Sulbactam
CefoperazonSulbactam
Ticarsilin Tazaobactam
1. b. Sefalosporin :
1. Sefalosporin Generasi pertama : Sefalotin
Sefradin
Cefazolin
Sefalexin
Sefadroksil
Sefalosporin generasi pertama tidak dapat dipakai untuk kuman gram negatif,
Anaerob, dan tidak dapat dipakai untuk Pseudomonas.
1. 2. Sefalosforin Generasi kedua : SefamandolSefositin
Sefuroksin
Sefaklor
Sefalosforin Generasi kedua lebih tahan terhadap betalaktamase, dibandingkan dengan
Generasi pertama.
1. 3. Sefalosforin Generasi ketiga : SefotaksimSeftriakson
Sefoperazon
Seftasidim
Sefalosporin generasi ketiga kebal terhadap betalaktamase .
1. 4. Sefalosporin generasi keempat : Sefepim injeksiSefpiron injeksi
7/29/2019 sgd tropis
26/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Cedifnir oral
Cedifnir dibuat khusus untuk kuman stapilococcus aurius.
Sefalosporin generasi keempat lebih kebal terhadap betalaktamase dibandingkan dengan
sefalosporin generasi ketiga. Tetapi beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwasefalosporin generasi kedua, ketiga, dan keempat juga dapat dirusak oleh kuman yang
menghasilkan betalaktamase dari jenis extended spectrum betalaktamase.
II. Aminoglikosid : Golongan Aminoglikosit mempunyai sifat Nefrotoksik dan Ototoksik.
- Streptomisin
- Gentamisin
- Tobramisin
- Netilmisin
- Amikasin
- Spektinomisin.
Streptomisin : Untuk infeksi paru dan tuberkulosa
Kanamisin : Untuk infeksi paru dan gonore
Gentamisin : Untuk infeksi gram negatif
Tobramisin : Untuk pseudomonas
Netilmisin : Ototoksisitas lebih rendah
Amikasin : Dipergunakan untuk kuman yang resisten terhadap Gentamisin, tobramisin
dll.
Spektinomisin : Khusus untuk Gonore.
III. Sulfonamid :
Pemakainan Sulfonamid sendirian praktis sudah ditinggalkan karena makin banyak kuman yang
resisten. Gabungan Sulfamethoxazole dengan trimetoprim
( Cotrimoxazole ) masih banyak dipakai walaupun sudah makin banyak ditinggalkan karena
alasan yang sama. Gabungan ini dipakai untuk :
7/29/2019 sgd tropis
27/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
- Infeksi saluran kencing bagian bawah yang ringan .
- Eksaserbasi bronchitis kronik
- Deman tifoid ( bukan pilihan pertama karena angka resistensi makin meningkat )
- Terapi pnemocystis carini ( Pada penderita AIDS ).
IV. Tetrasiklin dan Klorampenikol
Tetrasiklin danDoksisiklin ( Long acting )
Karena banyak kuman yang kebal terhadap tetrasiklin maka antibiotik ini relatif jarang dipakai
kecuali untuk infeksi-infeksi tertentu.
Infeksi kuman berikut obat pilihannya adalah tetrasiklin :
- Vibrio Cholera (sekarang banyak strain vibrio cholera yang resisten terhadap tetrasiklin)
- Ricketsiosis
- Chlamidia
- Mycoplasma pnemoniae.
-
Kloramfenikol dan Thiamphenikol
Indikasi pemakaian Kloramfenikol semakin sempit dan kini hanya dianjurkan untuk demam
tifoid dan Salmonellosis lainya serta infeksi H. Influenzae misalnya pada Meningitis Purulenta.
V. Makrolid :
- Eritromisin
- Spiramisin
- Roksittromisin
- Klaritromisin
- Azitromisin ( Long Acting ).
Makrolid adalah antibiotika Bakteriostatik untuk kuman Gram Positif. Golongan Makrolid
merangsang lambung terutama eritromisin. Makrolid yang baru tidak merangsang lambung dan
7/29/2019 sgd tropis
28/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
lebih poten. Salah satu khasiat penting yang dipunyai klaritomisin adalah kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan kumanHelicobacter pylori bila digabung dengan antibiotik lain,misalnya Amoksisilin atau Metronidazol.
VI. Metronidazol
Metronidazol hanya berkhasiat terhadap kuman-kuman anaerob dan tidak untuk kuman lain.
Penyerapannya sangat baik sehingga kadar dalam darah sama tingginya walaupun diberikandalam berbagai macam cara misalnya parenteral, oral maupun dengan Suppositoria.
VII. Rifampisin
Sebenarnya banyak kuman yang peka terhadap Rifampisin yaitu :
- S. Aureus
- S. Epidermidis
- N. Meningitides
- N. Gonorrhea
- H. Influenzae
- Legionella
- Mycobacterium
Namun karena kekebalan kuman cepat sekali timbul terhadap Rifampsisin maka antibiotika inihanya dianjurkan untuk M. Leprae dan M. Tuberculosis.
Antibiotika ini dapat menimbulkan Hepatitis pada individu -individu yang peka dan dapatmenimbulkan kematian.
VIII. Linkosamid :
- Linkomisin
- Klindamisin.
7/29/2019 sgd tropis
29/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Secara teoritik Klindamisin lebih baik dibandingkan dengan Linkomisin karena efek
sampingnya lebih rendah, dan khasiatnya lebih baik. Antibiotik ini dipakai untuk kuman
anaerobik misalnya B. fragilis. Antibiotik ini bagus khasiatnya untuk abses paru karena
kuman anaerob. Salah satu ciri khas dari antibiotik ini adalah daya tembusnya yang baik ke
dalam tulang .
Pemakaian Klindamicin harus berhati-hati karena dapat menekan kuman anaerob dalam
saluran makanan sehingga dapat menimbulkan enterokolitis Pseudomembran .
IX. Kinolon :
- Asam Nalidiksat
- Asam Pipemidat
Kedua obat di atas merupakan Kinolon generasi pertama. Kedua obat tersebut hanya dapat
dipakai sebagai antiseptik untuk infeksi saluran kemih. Kinolon yang lebih baru tersebut
dengan Fluorokinolon dan mempunyai khasiat yang lebih kuat dibandingkan Kinolon lama .
Contoh :
- Siprofloksasin
- Norfloksasin
- Ofloksasin
- Pefloksasin
- Levofloksasin
- Gatifloksasin
Kinolon terutama aktif untuk kuman gram negatif dan kurang baik khasiatnya untuk
kuman gram positif. Daya tembus kedalaman tulang baik oleh karena itu baik untuk
Osteomyelitis dengan kuman penyebab yang belum diketahui.
Pemakaian Kinolon dalam klinik :
- Infeksi saluran kemih termasuk Prostat
- Infeksi saluran nafas bagian bawah
- STD
- Infeksi jaringan lunak dan tulang
- Meningitis pada orang dewasa.
7/29/2019 sgd tropis
30/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Tabel 1. Golongan antibiotik, Jenis Obat, Cara Kerja, Bakteri Target, Kasus, dan Dosis
Pola resistensi kuman!!!
Resistensi mikroorganisme
dapat dibedakan menjadi resistensi bawaan(primer), resistensi dapatan (sekunder), resistensiepisomal.
Resistensi primer(bawaan) merupakan resistensi yang menjadi sifat alami mikroorganisme. Hal inimisalnya dapat
disebabkan oleh adanya enzim pengurai antibiotik pada mikroorganismesehingga secara alami
mikroorganisme sehingga secara alami mikroorganisme dapatmenguraikan antibiotik. Contohnya
adalahStaphylococcus
dan bakteri lainnya yangmempunyai enzim penisilinase yang dapat menguraikan penisilin dan
sefalosporin.Mekanisme resistensi bawaan ini juga dapat berupa terdapatnya struktur khusus
padabakteri yang melindunginya dari paparan antimikroba, contohnya bakteri TB dan
lepramemiliki kapsul pada dinding sel, sehingga resisten terhadap obat-obat antimikroba.(LydiaT.Pratiwi, 2008: 165)
Mekanisme resistensi sekunder(dapatan) diperoleh akibat kontak dengan agenantimikroba dalam waktu yang cukup lama
dengan frekuensi yang tinggi, sehinggamemungkinkan terjadinya mutasi pada mikroorganisme.Terbentuknya mutan yangresisten terhadap obat antimikroba dapat terjadi secara cepat (resistensi
satu tingkat) dandapat pula terjadi dalam kurun waktu yang lama (resistensi satu tingkat) dan
dapat pulaterjadi dalam kurun waktu yang lama (resistensi multi tingkat). Contoh
resistensimultitingkat adalah resistensi pada penisilin, eritromisin, dan tetrasiklin.Terbentuknyamutan mikroorganisme yang resisten terhadap antimikroba ini dapat
menimbulkanadanya ketergantungan (dependensi) mikroorganisme mutan terhadap agen
antimikroba.(Lydia T.Pratiwi, 2008: 165)Mekanisme resistensi dapatan juga dapat berlangsungakibat adanya mekanismeadaptasi atau penyesuaian aktivitas metabolisme adaptasi atau
penyesuaian aktivitasmetobolisme mikroorganisme untuk melawan efek obat, contohnya dengan
perubahanpola enzim. Dengan demikian, mikroorganisme dapat membentuk enzim yang
15
menguraikan penisilin, enzim asetilase terhadap kloramfenikol, enzim adenilase danenzim
fosforilase terhadap streptomisin, kanamisin, dan neomisin. (Lydia T.Pratiwi,2008:166)Mekanisme resistensi dapatan yang lain adalah dengan memperkuat dinding
selmikroorganisme sehingga menjadi impermeabel terhadap obat, dan perubahan sisiperlekatan
pada dinding sel. Ada pula mikroorganisme yang melepaskan dinding selnyasehingga menjadi
tidak peka lagi terhadap penisilin, contohnya kuman berbentuk L.(Lydia T.Pratiwi, 2008: 166)Resistensi episomaldisebabkan oleh faktor genetik di luar kromosom .Beberapa bakteri memiliki faktor R padaplasmidnya yang dapat menular pada bakterilain yang memiliki kaitan spesies melalui kontak sel
secara konjugasi maupuntransduksi. (Lydia T.Pratiwi, 2008: 166)Pada tahun 1955 terjadi
epidemi disentri bacterial dan ditemukan bakteri
Shigella dysentriae
7/29/2019 sgd tropis
31/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
yang resisten terhadap kloramfenikol, streptomisin, sulfanilamid,dan tetrasiklin. Gen yang
bertanggung jawab atas resistensi terhadap antibiotik tersebutadalah plasmid faktorR (faktorresistensi) dengan daerah
resistance transfer factor
(RTF) yang disambung dengan gen r yang mengkode enzim-enzim yang dapatmenginaktivasi
obat-obat yang spesifik. Plasmid faktor-R yang kecil tanpa daerah RTFbiasanya hanya berperandalam resistensi satu macam antibiotik. (Lydia T.Pratiwi,2008: 166)Ketergantungan
(dependence) merupakan kejadian di mana pertumbuhanmikroorganisme tergantung pada adanya
antibiotik tertentu. Contohnya, penisilin,streptomisin, INH, dan kloramfenikol dapat digunakanmikroorganisme sebagai zattumbuh. Sifat ini dapat terjadi pada mikroorganisme sebagai zat
tumbuh. Sifat ini dapatterjadi pada mikroorganisme mutan yang resisten. (Lydia T.Pratiwi, 2008:
166)Dikenal juga adanyaresistensi silang
(
cross resistance
) pada mikroorganisme,di mana mikroorganisme yang resistensi terhadap suatu antibiotik juga
diketahuimemiliki resistensi terhadap semua derivat antibiotik tersebut. Contohnya, penisilin dan
16ampisilin, tetrasiklin, sulfonamide, rifamisin dan rifampisin, amoksisilin, dansebagainya. (Lydia
T.Pratiwi, 2008: 166)
Apakah golongan gram negative dan gram positif mempengaruhi antibiotic yang
diberikan???
Hal ini mungkin terjadi akibat resistensi penderita terhadap jenis antibiotik tertentu. Apabila terjadi
resistensi, sebaiknya dipilihkan obat lain yang belum resisten, atau digunakan kombinasi minimal dua
jenis antibiotik yang mekanisme kerjanya berbeda. Kombinasi antibiotik seperti ini sering dilakukan
untuk terapi tuberculosis yang resisten.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.4. FKUI
Salmonella typi adalah gram negative, mempunyai flagella, tidak membentuk spora, fakultatif
anaerob, mempunyai antigen somatic (O) yg terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yg
terdiri dari protein dan envelope antigen (k) yg terdiri dari polisakarida. Mempunyaimakromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapisan luar dari dinding sel dan
dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid factor R yang
berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic
BUKU AJAR INFEKSI & PEDIATRI TROPIS EDISI KEDUA ; SUMARNO DKK; IDAI
2010
7/29/2019 sgd tropis
32/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
9. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?Makanan diwarung yg kurang higienis (terkontaminasi kuman) merupakan jalur
masuknya kuman salmonella typhike dalam tubuh
(IPD FKUI, Jilid III, Edisi IV)
masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari
minggu pertama : demam , nyeri kepala , nyeri otot , pusing , mual , muntah ,anoreksia ,konstipasi / diare , perasaan tidak enak diperut , epitaksis (mimisan), batukminggu kedua : meterorismus , splenomegali ,hepatomegali ,lidah kotor tepi danujungnya merah ,dan tremor , demam , bradikardi relative , gng mental seperti stupor ,
somnolen , koma ,delirium /psikosis dan roseolae.
IPD FK UI
10. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?1. Optimalisasi pengobatan dan mempercepat penyembuhan
2. Observasi terhadap perjalanan penyakit
3. Minimalisasi komplikasi
4. Isolasi untuk menjamin pencegahan terhadap pencemaran dan atau
kontaminasi
Dokter dan Perawat harus mengontroldan memonitor pasien tifoid yangsedang dirawat.
Penderita yang dirawat harus tirah baring dengan sempurna untuk mencegah
komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila klinis berat, penderita
harus istirahat total. Bila terjadi penurunan kesadaran maka posisi tidur
pasien harus diubah-ubah pada waktu tertentu untuk mencegah komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus. Penyakit membaik, maka dilakukan
mobilisasi secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan penderita.Buang air besar dan kecil sebaiknya dibantu oleh perawat. Hindari
pemasangan kateter urine tetap, bila tidak indikasi betul.
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada
7/29/2019 sgd tropis
33/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan.Dosis cairan
parenteral adalah sesuai dengan kebutuhan harian (tetesan rumatan). Bila
ada komplikasi dosis cairan disesuaikan dengan kebutuhan. Cairan harus
mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.
Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah
selulose (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet
untuk penderita tifoid , biasanya diklassifikasikan atas : diet cair , bubur
lunak, tim dan nasi biasa. Bila keadaan penderita baik, diet dapat dimulai
dengan diet padat atau tim (diet padat dini). Tapi bila penderita dengan
klinis berat sebaiknya dimulai dengan bubur atau diet cair yang selanjutnya
dirubah secara bertahap sampai padat sesuai dengan tingkat kesembuhan
penderita. Penderita dengan kesadaran menurun diberi diet secara enteral
melalui pipa lambung. Diet parenteral di pertimbangkan bila ada tanda-tanda
komplikasi perdarahan dan atau perforasi.
Terapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan
keadaan umum penderita :
Roboransia / vitamin
Antipiretik
Antipiretik untuk kenyamanan penderita, terutama untuk anak-anak
Anti emetik
Anti emetik diperlukan bila penderita muntah hebat.
Kontrol dan monitor yang baik harus dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan pengobatan. Hal-hal yang menjadi prioritas untuk dimonitor
adalah :
1. Suhu tubuh (status demam) serta petanda vital lain.
Petanda vital (suhu, nadi, nafas, tekanan darah) harus diukur secara serial.
Kurva suhu harus dibuat secara sempurna pada lembaran rekam medik.
2. Keseimbangan cairan
Cairan yang masuk (infus atau minum) dan cairan tubuh yang ke luar
(urine,feses) harus seimbang.
3. Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi
4. Adanya koinfeksi dan atau komorbid dengan penyakit lain
5. Efek samping dan atau efek toksik obat
6. Resistensi anti mikroba
7. Kemajuan pengobatan secara umum
7/29/2019 sgd tropis
34/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Disamping untuk mengetahui keberhasilan pengobatan, kontrol dan monitor
oleh dokter dan perawat sangat diperlukan untuk :
Perubahan terapi dan penghentian terapi
Program mobilisasi
Program perubahan diet
Indikasi pulang perawatan
Kontrol Tekanan Darah sangat penting untuk deteksi dini komplikasi
Kontrol Nadi sangat penting untuk komplikasi
11. Mengapa pasien demam HR meningkat? Bradikardi relative?Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1 C
tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif tidak
sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.
Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot(bintik
kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala klinis
yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Rose spotpada anak sangat jarang
ditemukan.
Bakteri yang berkembang biak di dalam plak peyeri setelah proses bakteremia kedua akan
menyebabkan makrofag yang sudah teraktivasi menjadi hiperaktif. Sehinggamediator inflammasi akan kembali dikeluarkan dan akan memicu respon yang lebih hebat. Salah
satu mediator inflamasi ini adalah nitric oxide, dimana akan melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan permeabilitasnya sehingga cairan plasma akan di alirkan ke tempatterjadinyainflamasi. Vasodilatasi dan penurunan volume plasma ini akan membuat turunnya
cardiacoutput dan juga tekanan darah. Untuk mengkompensasi penurunan cardiac output dan
tekanan darah agar jaringan tidak menjadi iskemia maka heart rate menjadi lebih cepat danmenyebabkan takikardi. Takipnea terjadi karena penurunan cardiac output juga
menyebabkanlebih lambatnya sirkulasi darah ke seluruh tubuh untuk menukar oksigen dan karbon dioksida,
sehingga karbon dioksida banyak menumpuk didalam darah dan menstimulasi pernapasancepat.
Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi.
Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1 C tidak diikuti peningkatanfrekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif tidak sering ditemukan, mungkin karena teknispemeriksaan yang sulit dilakukan.
Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)
7/29/2019 sgd tropis
35/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
12. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?Berikut ini 5 diagnosis banding penyakit dengan gejala demam :
1. Demam Berdarah. Demam terus menerus 2-7 hari, disertai tanda perdarahan seperti: petekie(bintik merah pada kulit), epistaksis (mimisan), atau berak darah (melena). Hasil pemeriksaan
laboratorium: jumlah trombosit menurun (trombositopenia), kadar hematokrit meningkat(hemokonsentrasi), hasil tes serologis positif antigen virus dengue.
2. Demam Chikungunya. Demam dirasakan 3-5 hari, dengan keluhan nyeri otot, sakit kepala seperti rasategang, Dengan pemeriksaan serologis (tes darah) akan diketahui antigen penyebabnya dari strain
golongan virus chikungunya
3. Demam Influenza. Biasanya diawali keluhan pilek, batuk, demam 1-2 hari, sakit kepala, dangangguan saluran pernafasan lainnya seperti sesak nafas, hidung tersumbat, sakit menelan. Dari hasil
pemeriksaan darah hanya ada sedikit peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih), kriteris darah lengkap
lainnya umumnya dalam batas normal.
4. Demam Malaria. Perasaan demam dialami 2-7 hari berturut-turut, disertai keluhan nyerikepala, otot-otot, seluruh badan, menggigil dan berkeringat dingin. Pemeriksaan darah lengkap khususnyates darah tepi menunjukkan hasil positif terhadap salah satu parasit plasmodium yang menginfeksi.
5. Demam Tifoid. Panas badan bisa lebih dari 7 hari, mual, muntah, diare, dan gangguanpencernaan lainnya. Melalui tes darah Widal, diketahui titer antigen penyebab yakni Salmonella
typhosa atau paratyphosa akan menunjukkan tanda peningkatan postitif.
DEMAM TIFOID
Definisi
Demam thypoid ( enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut yang biasanyamengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran ( Nursalam
dkk,2005 : 152 )
Etiologi disertai sifat kuman
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatip, tidak
membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan
rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas
http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/7/29/2019 sgd tropis
36/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan
(suhu 600C) selama 15 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi.
Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu : 12
1. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh
kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga
endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan
terhadap formaldehid.
2. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau pili
dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap
formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alkohol.
3. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat
melindungi kuman terhadap fagositosis.
Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh penderita akan
menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin.
Pathogenesis & Patofisiologi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh manusiamelalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak.
Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akanmenembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke lamina propia. Di
lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit
terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam
makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeriileum distal dan kemudian ke
kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman
yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah
(mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar ke
seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ
ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar
7/29/2019 sgd tropis
37/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang
mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan
gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala
dan sakit perut.
7/29/2019 sgd tropis
38/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
HCL (asam lambung) dalam lambung berperan sebagai penghambat masuknya
Salmonella spp dan lain-lain bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-sama
cairan, maka terjadi pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadap
mikroorganisme penyebab penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan
menurun pada waktu terjadi pengosongan lamung, sehingga Salmonella spp dapat
masuk ke dalam usus penderita dengan lebih senang. Salmonella spp seterusnya
memasuki folikel-folikel limfe yang terdapat di dalam lapisan mukosa atau
submukosa usus, bereplikasi dengan cepat untuk menghasilkan lebih banyak
Salmonella spp. Setelah itu, Salmonella spp memasuki saluran limfe dan akhirnya
mencapai aliran darah. Dengan demikian terjadilah bakteremia pada penderita.
Dengan melewati kapiler-kapiler yang terdapat dalam dinding kandung empedu
atau secara tidak langsung melalui kapiler-kapiler hati dan kanalikuli empedu, maka
bakteria dapat mencapai empedu yang larut disana. Melalui empedu yang infektif
terjadilah invasi kedalam usus untuk kedua kalinya yang lebih berat daripada invasi
tahap pertama. Invasi tahap kedua ini menimbulkan lesi yang luas pada jaringan
limfe usus kecil sehingga gejala-gejala klinik menjadi jelas. Demam tifoid merupakan
salah satu bekteremia yang disertai oleh infeksi menyeluruh dan toksemia yang
dalam.
Berbagai macam organ mengalami kelainan, contohnya sistem hematopoietik yang
membentuk darah, terutama jaringan limfoid usus kecil, kelenjar limfe abdomen,
limpa dan sumsum tulang. Kelainan utama terjadi pada usus kecil, hanya kadang-
kadang pada kolon bagian atas, maka Salmonella paratyphi B dapat menimbulkan
lesi pada seluruh bagian kolon dan lambung.
Pada awal minggu kedua dari penyakit demam tifoid terjadi nekrosis superfisial
yang disebabkan oleh toksin bakteri atau yang lebih utama disebabkan oleh
pembuntuan pembuluh-pembuluh darah kecil oleh hiperplasia sel limfoid (disebut
sel tifoid). Mukosa yang nekrotik kemudian membentuk kerak, yang dalam minggu
ketiga akan lepas sehingga terbentuk ulkus yang berbentuk bulat atau lonjong tak
teratur dengan sumbu panjang ulkus sejajar dengan sumbu usus. Pada umumnya
7/29/2019 sgd tropis
39/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
ulkus tidak dalam meskipun tidak jarang jika submukosa terkena, dasar ulkus dapat
mencapai dinding otot dari usus bahkan dapat mencapai membran serosa.
Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk ulkus, maka
perdarahan yang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari usus. Kedua
komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi merupakan penyebab
yang paling sering menimbulkan kematian pada penderita demam tifoid.
Meskipun demikian, beratnya penyakit demam tifoid tidak selalu sesuai dengan
beratnya ulserasi. Toksemia yang hebat akan menimbulkan demam tifoid yang berat
sedangkan terjadinya perdarahan usus dan perforasi menunjukkan bahwa telah
terjadi ulserasi yang berat. Sedangkan perdarahan usus dan perforasi menunjukkan
bahwa telah terjadi ulserasi yang berat. Pada serangan demam tifoid yang ringan
dapat terjadi baik perdarahan maupun perforasi.
Pada stadium akhir dari demam tifoid, ginjal kadang-kadang masih tetap
mengandung kuman Salmonella spp sehingga terjadi bakteriuria. Maka penderita
merupakan urinary karier penyakit tersebut.
Manifestasi klinis
Dikelompokkan:
- Demam 1 minggu / lebih- Gangguan saluran pencernaan- Gangguan kesadaran
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai infeksi akut pada umumnya,
seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, konstipasi, diare.
Minggu kedua, gejala klinis menjadi makin jelas, berupa demam remitten, lidah tifoid,
pembesaran hati dan limpa, perut kembung, dan mungkin disertai gangguan kesadaran dari
ringan sampai berat.
Roseola (nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4mm,warna merah pucat,hilang saat penekanan) lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggu
kedua. Biasanya di daerah perut, dada, kadang di gluteus, fleksor lengan atas.
Buku Penyakit Infeksi Tropik
7/29/2019 sgd tropis
40/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Tanda yang klasik demam enteric meliputi demam, toxemia, sakit abdominal, mata gelap,
konstipasi, dan hepatosplenomegali..
Demam terjadi 75-85% pasien di dalam minggu pertama. Temperatur individu seringnaik untuk setinggi 103-104F ( 39-40C) dengan permulaan minggu 2. Sering konstipasi
karena adanya penghalang di ileocaecal=peyeri bengkak.
Sepanjang minggu penyakit yang kedua , pasien sedang toxic-appearing: nyeri
abdomen+pembesaran organ. Di minggu yang ketiga: denyut nadi, tachypnea,
conjunctivitis, dan pecah (di) atas basis paru-paru, gg. kejiwaan. Pada langkah ini, byktoxemia, myocarditis, hemorrhage berhubungan dengan usus, atau pelubangan dalam
kaitan dengan necrotic Peyer.
Sepanjang minggu yang keempat, demam, status mental, dan penggelembungan
abdominal pelan-pelan meningkatkan beberapa hari
Tropik medicine
masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari
minggu pertama : demam , nyeri kepala , nyeri otot , pusing , mual , muntah ,anoreksia ,konstipasi / diare , perasaan tidak enak diperut , epitaksis (mimisan), batukminggu kedua : meterorismus , splenomegali ,hepatomegali ,lidah kotor tepi danujungnya merah ,dan tremor , demam , bradikardi relative , gng mental seperti stupor ,
somnolen , koma ,delirium /psikosis dan roseolae.
IPD FK UI
Penegakan diagnosis: Selain Widal???
Gold standar IPD:Pemeriksaan rutinAnemia ringan,trombositopenia,aneosinofilia,limfopenia,LEDmeningkat,SGPT,SGOT meningkatUji WidalMaksud uji widal adalah untuk menentukan aglutinin dalam serum penderitatersangka demam tifoid yaitu :Aglutinin O:dari tubuh kumanAglutinin H:flagela kuman
Aglutinin Vi;simpai kumanPada fase akut mula2 timbul aglutinin O kemudian diikuti aglutinin H.pada orangyang sembuh aglutinin O masih dijumpai setelah 4-6 bulan sedangkan aglutinin Hmenetap lebih lama antara 9-12 bulan.Kultur darahSumber:BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam.jilid 3.edisi IV.
7/29/2019 sgd tropis
41/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menguji sampel najis atau darah bagi
mengesan kehadiran bakteri Salmonella spp dalam darah penderita, dengan
membiakkan darah pada hari 14 yang pertama dari penyakit.
Selain itu tes widal (O dah H agglutinin) mulai posotif pada hari kesepuluh dan titer
akan semakin meningkat sampai berakhirnya penyakit. Pengulangan tes widal
selang 2 hari menunjukkan peningkatan progresif dari titer agglutinin (diatas
1:200) menunjukkkan diagnosis positif dari infeksi aktif demam tifoid.
Namun, penggunaan tes Widal dalam membantu diagnosis demam tifoid masih
kontroversial dan tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan tes Widal kurang sensitif
dan kurang spesifik untuk diganosis, ditambah lagi hasilnya bervariasi antar daerah
yang satu dengan daerah yang lain. Tes ini sebenarnya untuk mendeteksi antibodi
terhadap antigen O dan H dari S typhi. Masalahnya, tidak hanya S typhi yang
memiliki antigen O dan H ini, tetapi Salmonella serotype lain juga. Selain itu antigen
O dan H pada S typhi juga bereaksi silang dengan antigen Enterobacteriaceae.
Pasien dengan demam tifoid juga tidak selalu menimbulkan kadar antibodi yang
dapat terdeteksi ataupun menunjukkan kenaikan titer antibodi. Jika diagnosa
demam tifoid ditegakkan hanya berdasarkan tes Widal ini, maka tidak jarang terjadi
overdiagnosis.
Pemeriksaan penunjang lain masih dikembangkan untuk membantu mendiagnosis
demam tifoid. Sekarang sdh ada pemeriksaaan demam Typoid yg spesifik dan
sensitif dengan menggunakan Metode terbaru yaitu TUBEX TF memang lebih unggul
dibandingkan tes Widal, akan tetapi biayanya mencapai 4 kali biaya tes Widal.
Biakan tinja dilakukan pada minggu kedua dan ketiga serta biakan urin pada
minggu ketiga dan keempat dapat mendukung diagnosis dengan ditemukannya
Salmonella.
Gambaran darah juga dapat membantu menentukan diagnosis. Jika terdapatlekopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari
demam, maka arah demam tifoid menjadi jelas. Sebaliknya jika terjadi lekositosis
polimorfonuklear, maka berarti terdapat infeksi sekunder bakteri di dalam lesi usus.
Peningkatan yang cepat dari lekositosis polimorfonuklear ini mengharuskan kita
waspada akan terjadinya perforasi dari usus penderita. Tidak selalu mudah
7/29/2019 sgd tropis
42/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
mendiagnosis karena gejala yang ditimbulkan oleh penyakit itu tidak selalu khas
seperti di atas. Bisa ditemukan gejala- gejala yang tidak khas. Ada orang yang
setelah terpapar dengan kuman S typhi, hanya mengalami demam sedikit kemudian
sembuh tanpa diberi obat. Hal itu bisa terjadi karena tidak semua penderita yang
secara tidak sengaja menelan kuman ini langsung menjadi sakit. Tergantung
banyaknya jumlah kuman dan tingkat kekebalan seseorang dan daya tahannya,
termasuk apakah sudah imun atau kebal. Bila jumlah kuman hanya sedikit yang
masuk ke saluran cerna, bisa saja langsung dimatikan oleh sistem pelindung tubuh
manusia. Namun demikian, penyakit ini tidak bisa dianggap enteng, misalnya nanti
juga sembuh sendiri.
Tapi untuk menentukan dengan cepat sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah.
Serologi terbaru:
- Tubex TF (mendeteksi antibodi IgM tehadap antigen O9 LPS Salmonella
typhi)
- Typhidot (mendeteksi Antibodi IgG dan IgM terhadap antigen 50 kD
Salmonella typhi)
- Typhidot M (mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen 50 kD Salmonella
typhi
- Dipstick test (mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen LPS Salmonellatyphi)
Seperti halnya kultur darah, target dari teknik-teknik
molekular adalah patogen itu sendiri sehingga
bermanfaat untuk deteksi awal penyakit. Teknik
hibridisasi menggunakan probe DNA adalah teknik
biologi molekular pertama yang digunakan untuk
diagnosis demam tifoid. Teknik ini memiliki
spesifisitas yang tinggi namun kurang sensitif.Teknik ini tidak dapat mendeteksi Salmonella typhi
bila jumlah bakteri < 500 bakteri/mL. Kemudian
berkembang teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)
dengan spesifisitas dan sensitivitas yang lebih baik
(1-5 bakteri/mL). PCR untuk identifikasi Salmonella
7/29/2019 sgd tropis
43/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
typhi ini tersedia di beberapa negara namun
penggunaannya masih terbatas untuk penelitian
karena harganya yang cukup mahal. Selain itu,
diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasi
hasil pemeriksaan teknik molekular termasuk PCR
terutama di daerah dengan endemisitas demam tifoid
yang tinggi seperti di Indonesia
Penatalaksanaan
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.
Pedoman profesional yang paling terakhir untuk pengobatan demam tifoid di Asia selatan dan
Tenggara dikeluarkan olehAssociation of Pediatrics (IAP) pada Oktober 2006. Meskipun
7/29/2019 sgd tropis
44/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
pedoman ini diterbitkan untuk demam tifoid anak, penulis merasa bahwa mereka juga berlaku
untuk kasus-kasus dewasa.
Untuk pengobatan demam tifoid yang tidak berat, IAP merekomendasikan cefixime dan, sebagai
agen lini kedua, azitromisin.
Untuk demam tifoid yang berat, mereka merekomendasikan ceftriaxone. Aztreonam dan
imipenem adalah lini kedua agen untuk kasus yang berat.
Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteriakan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk
memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Obat-obat pilihan pertama adalah kloramfenikol, ampisilin/amoksisilin atau kotrimoksasol. Obat
pilihan kedua adalah sefalosporin generasi III. Obat-obat pilihan ketiga adalah meropenem,
azithromisin dan fluorokuinolon.
6
Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kalipemberian, oral atau intravena, selama 14 hari. Bilamana terdapat indikasi kontra
pemberian kloramfenikol , diberi
ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravenasaat belum dapat minum obat, selama 21 hari, atau
amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian,oral/intravena selama 21 hari, atau
kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2 kali pemberian, oral,selama 14 hari.6
Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali
sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari. Pada kasus yang diduga
mengalami MDR (Multi Drug Resistance), maka pilihan antibiotika adalah meropenem,
azithromisin dan fluoroquinolon.
Ibu hamil penisilin dan cepalosforin
Pengobatan non-medikamentosa
7/29/2019 sgd tropis
45/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Istirahat dan perawatan : tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untukpencegahan komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuh nya di tempat
seperti makan,minum,mandi,buang air kecil, dan buang ari besar akan membantu
dan mempercepat masa penyembuhan. Dan sangat oerlu sekali di jaga
kebersihanya.6
Diet dan terapi penunjang : diet muerupakan hal yang cukup penting dlam prosespenyembuhan penyakit demem tifoid, karena makanan yang kurang dapat
mempengarui kondisi pasien demem tifoid, di masa lampau penederita demem
tifoid hanya di beri bubur saring, kemudian di tingkatkan mejadi bubur kasar dan
akhir nya di berikan nasi. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari
komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.6
Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal :
a.Perdarahan usus
b.Perforasi usus
c.Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra-intestinal :
a.Komplikasi kardiovaskular :
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.b.Komplikasi darah :
Anemia hemolitik, trombositopenia dan/atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
dan sindrom uremia hemolitik.
c.Komplikasi paru :
Pneumonia, empiema dan pleuritis.
7/29/2019 sgd tropis
46/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
d.Komplikasi hepar dan kandung empedu :
Hepatitis dan kolesistisis.
e.Komplikasi ginjal :
Glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
f.Komplikasi tulang :
Osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artitis.
g.Komplikasi neuropsikatrik :
Delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer, SGB, psikosis dan sindrom
katatonia.
Pada anak-anak dengan demam paratifoid , komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi
sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum terutama bila perawatan
pasien kurang sempurna.
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa terjadi komplikasi,
terutama pada penderita yang tidak diobati atau bila pengobatannya terlambat:
Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus; sekitar 2% mengalami perdarahan hebat.
Biasanya perdarahan terjadi pada minggu ketiga.
Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isiusus menginfeksi ronga perut (peritonitis).
Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga dan biasanya terjadi akibat infeksi
pneumokokus (meskipun bakteri tifoid juga bisa menyebabkan pneumonia).
Infeksi kandung kemih dan hati.
Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan terjadinya infeksi tulang (osteomielitis),infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal
(glomerulitis) atau infeksi saluran kemih-kelamin.
Pada sekitar 10% kasus yang tidak diobati, gejala-gejala infeksi awal kembali timbul dalamwaktu 2 minggu setelah demam mereda.
Pada minggu ke 2 atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai
yang ringan sampai berat bahkan kematian. Beberapa komplikasi yang sering
terjadi diantaranya :
7/29/2019 sgd tropis
47/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Didapatkan gangguan atau penurunan kesadaran akut dengan gejala delirium
sampai koma yang disertai atau tanpa kelainan neurologis lainnya. Analisa
cairan otak biasanya dalam batas-batas normal.
Adalah akibat lanjut dari respon inflamasi sistemik, karena bakteremia
Salmonella. Disamping gejalagejala tifoid diatas, penderita jatuh ke dalam
fase kegagalan vaskular (syok). Tensi turun, nadi cepat dan halus,
berkeringat serta akral dingin. Akan berbahaya bila syok menjadi irreversible.
Perdarahan dan perforasi terjadi pada minggu ke 2 demam atau setelah itu.
Perdarahan dengan gejala berak berdarah (hematoskhezia) atau dideteksi
dengan tes perdarahan tersembunyi (occultblood test). Perforasi intestinal
ditandai dengan nyeri abdomen akut, tegang dan nyeri tekan yang paling
nyata di kuadran kanan bawah abdomen. Suhu tubuh tiba-tiba menurun
dengan peningkatan frekuensi nadi dan berakhir syok. Pada pemeriksaanperut di dapatkan tanda-tanda ileus, bising usus melemah dan pekak hati
menghilang, perforasi dapat dipastikan dengan pemeriksaan foto polos
abdomen 3 posisi. Perforasi intestinal adalah komplikasi tifoid yang serius
karena sering menimbulkan kematian.
Biasanya menyertai perforasi, tetapi dapat terjadi tanpa perforasi.
Ditemukan gejala-gejala abdomen akut yakni nyeri perut hebat, kembung
serta nyeri pada penekanan. Nyeri lepas lebih khas untuk peritonitis.
Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali dan kelainan
test fungsi hati dimana didapatkan peningkatan SGPT, SGOT dan bilirubin
darah. Pada histopatologi hati didapatkan nodul tifoid dan hiperplasi sel-sel
kuffer.
Merupakan komplikasi yang jarang terjadi, gejala-gejalanya adalah sama
dengan gejala pankreatitis.Penderita nyeri perut hebat yang disertai mual
dan muntah warna kehijauan, meteorismus dan bising usus menurun. Enzim
amilase dan lipase meningkat.
Dapat disebabkan oleh basil Salmonella atau koinfeksi dengan mikroba lain
yang sering menyebabkan pneumonia. Pada pemeriksaan didapatkan gejala-
gejala klinis pneumonia serta gambaran khas pneumonia pada foto polos
toraks.
7/29/2019 sgd tropis
48/48
LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10
Karena basil salmonella bersifat intra makrofag, dan dapat beredar
keseluruh bagian tubuh, maka dapat mengenai banyak organ yang
menimbulkan infeksi yang bersifat fokal diantaranya :
Osteomielitis, artritis
Miokarditis, perikarditis, endokarditis
Pielonefritis, orkhitis
Serta peradangan-peradangan ditempat lain
Komplikasi apa yg menyebabkkan kematian?
Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk ulkus, maka
perdarahan yang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari usus. Kedua
komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi merupakan penyebabyang paling sering menimbulkan kematian pada penderita demam tifoid.