Download pdf - sgd tropis

Transcript
  • 7/29/2019 sgd tropis

    1/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    STEP 1

    1. TremorBergetar;

    STEP 2

    1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?2. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?3. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?4. Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dan

    tremor?

    5. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?6. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?7. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?8. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?9. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?

    STEP 3

    1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?Makan di warung makan tiidak selalu higienis, kemungkinan ada bakteri. Tidak cuci

    tangan bakteri masuk tubuh, berkembang dalam saluran pencernaan. Terjadi invasi

    usus, asam lambung turun bakteri menembus nodus limfatikus. Merangsang IL-1

    keluar, merangsang set point hipotalamus kemudian terjadi pelepasan as arakidonat

    dan PGE 2 demam.

    Malam hari irama sirkadian tubuh.

    Demam septic suhu pada malam hari meningkat. Pagi hari cenderung turun tapi

    tidak mencapai nilai normal, tetap di atas nilai normal.2. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?

    Bakteri merangsang serabut saraf sensoris.

    Bisa dari vasodilatasi arteri carotis eksterna yg diperantarai oleh histamine.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    2/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Vasodilatasi nitrit oksid

    SIAPA YG MERANGSANG SARAF SAKIT KETIKA TERJADI INFEKSI???

    Tidak enak di perut karena adanya hepatomegali, terjadi penekanan di cavum

    abdomen, penderita merasakan tidak enak di perut.

    Hepatomegali dikarenakan suatu infeksi kuman, misal salmonella thypi dari

    makanan yg dikonsumsi, kuman masuk, menginfeksi saluran cerna. Masuk ke

    peredaran darah, ke hepar, kemudian ke lien. Kuman dapat berkembang biak di

    kedua organ tersebut.

    3. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?MUAL MUNTAH

    Makanan terkontaminasi bakteri masuk lambung asam lambung keluar

    berlebihan mual muntah. Tidak semua kuman mati karena asam lambung lolos

    ke usus halus invasi kripte liberkun peredaran darah ke hepar & lien.

    KEMBUNG

    Produksi HCl meningkat. Kembung berasal dari bakteri yang dapat menghasilkan gas

    berlebihan dalam usus. Bakteri produksi gas dengan mekanisme bagaimana????.

    Contoh: Salmonella thypi spesifik fermentasi glukosa dan manosa.

    DIARE

    Pertahanan tubuh:

    Asam lambung dan usus halus (hiperperistaltik) untuk mengeluarkan kumann

    frekuensi BAB meningkat.

    4.Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dantremor?

    Infeksi produksi asam lambung mmeningkat. Dalam posisi tidur asam lambung

    ke pangkal lidah.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    3/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Bakteri di mulut merangsang keratin di lidah menumpuk lidah kotor. rasa

    pahit di lidah.

    TREMOR???

    5. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?Bakteri masuk ada di mukosa lambung dan usus halus plaque payeri di terminal

    usus halus masuk aliran limfe dan aliran darah.

    Masuk ke hati merusak hepar hepatomegali.

    Bisa mengenai lien splenomegali

    Tulang osteomyelitis

    Otak encephalopati tifoid

    6. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?Obat amoksisilin untuk bakteri gram negative contoh: Salmonella thypi

    Mungkin dalam pemberiannya tidak sesuai aturan. Sehingga tidak membunuh kuman

    dengan efektif.

    Salmonella thypi dapat mengeluarkan plasmid sehingga menjadi resisten terhadap

    obat-obat tertentu.

    Ibuprofen analgetik

    Hanya menghilangkan gejala yang dikeluhkan saja.

    DRUG OF CHOICE setiap infeksi dan golongan antibiotic secara farmakologi!!!

    Pola resistensi kuman!!!

    Apakah golongan gram negative dan gram positif mempengaruhi antibiotic yang

    diberikan???

    7. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?

  • 7/29/2019 sgd tropis

    4/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    8. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?Mungkin karena sudah selama 7 hari merasakan gejala gejala tersebut. Ditakutkan

    akan kekurangann cairan sehingga harus diopname agar intake makanan terpenuhi

    melalui infuse.

    9. Bagaimana mekanisme demam?10. Bagaimana pola demam? (karena infeksi bakteri virus parasit)

    sebutkan bakterinya! Dikasih kurva yaaa :D

    11. Mengapa pasien demam HR meningkat? Bradikardi relative?12. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?13. DD: DEMAM AKUT14. DD: DEMAM KRONIK

    DEMAM TIFOID

    Definisi

    Merupakan infeksis sistemik yg menyerang tubuh manusia karena bakteri salmonella

    thypi.

    Etiologi disertai sifat kuman

    Salmonella thypi

    - Klasifikasi:Salmonella parathypi a

    Salmonella parathypi b

    -

    Sifat:Gram negative. Motil. Tidak membentuk spora. Tidak berkapsul.

    - Cara penularan:

  • 7/29/2019 sgd tropis

    5/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Pathogenesis & Patofisiologi

    Salmonella thypi dalam makanan/minuman konsumsi oleh penderita sebagian

    dimusnahkan asam lambung sebagian masuk usus halus ileum ditangkap oleh sel

    M

    terjadi bakteriemi 1

    berkembang di RES

    terjadi bakteriemi II.

    Interaksi makrofag muncul mediator-mediator inflamasi Plaque payeri

    hyperplasia jaringan, nekrosis, usus.

    Sistemik panas, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut.

    FASE INVASI

    FASE PERTAHANAN TUBUH

    FASE SISTEMIK

    Manifestasi klinis

    Penegakan diagnosis: Selain Widal???

    Penatalaksanaan

    Komplikasi

    Komplikasi apa yg menyebabkkan kematian?

  • 7/29/2019 sgd tropis

    6/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    STEP 4 (Mapping)

    SALMONELLA

    THYPI

    makanan

    Pencernaan

    (ileum)

    Kelenjar

    GB

    Demam

    Tifoid

    Penatalaksanaan

    Aliran darah

    SISTEMIK

  • 7/29/2019 sgd tropis

    7/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    STEP 7

    1. Mengapa demam selama 7 hari terutama pada sore dan malam hari?2. Bagaimana mekanisme demam?3. Bagaimana pola demam? (karena infeksi bakteri virus parasit) sebutkan

    bakterinya! Dikasih kurva yaaa :D

    Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2 derajat celcius. Suhu subnormal di

    bawah 36,2 derajat celcius. Bila suhu di atas 37,2 derajat celcius maka itu disebut

    demam.

    Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2

    derajat celcius atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di

    bawah 35 derajat celcius.

    Patofisiologi

    Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah

    terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme seperti

    bakteri, parasit dll atau karena sebab inflamasi lain yang tidak disebabkan oleh

    infeksi seperti pada keganasan.

    diduga bahwa pirogen endogen adalah Interleukin-1 (IL-1). Dalam hipotalamus, zat

    ini merangsang pelepasan asam arakidonat (AA) serta mengakibatkan sintesis

    prostaglandin E2 yang langsung menyebabkan pireksia (demam).

    Sensasi panas pada seseorang yang demam semakin terakumulasi akibat proses

    metabolisme yang ikut menyumbang panas akibat kerjanya yang semakin bertambah

    sebagai efek demam.

    Tipe-Tipe Demam

    Beberapa tipe demam yang dapat kita temui antara lain:

    1. Demam septik; Suhu berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari

    dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertia keluhan

  • 7/29/2019 sgd tropis

    8/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    menggigil dan berkeringat. Bila demam tinggi lalu turun ke tingkat yang normal

    dinamakan juga demam hektik.

    2. Demam Remiten; Suhu badan turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai suhu

    badan normal.

    3. Demam Intermiten; Suhu badan turun ke tingkat normal selama beberapa jam

    dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut

    tertiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam

    disebut kuartana.

    4. Demam Kontinyu; Suhu tubuh saat demam tidak memiliki variasi signifikan (tidak

    sampai satu derajat). Bila demam yang terus menerus tinggi maka disebut

    hiperpireksia.

    Sumber: kinnas, macam-macam demam ,sumut

  • 7/29/2019 sgd tropis

    9/48

  • 7/29/2019 sgd tropis

    10/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik

    Pola demam Penyakit

    Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

    Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

    Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

    Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

    Quotidian Malaria karena P.vivax

    Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal,juvenile rheumathoid

    arthritis, beberapa drug fever(contoh karbamazepin)

    Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

    Demam rekuren Familial Mediterranean fever

    Penilaian pola demam meliputi tipe awitan (perlahan-lahan atau tiba-tiba), variasi derajat

    suhu selama periode 24 jam dan selama episode kesakitan, siklus demam, dan respons terapi.

    Gambaran pola demam klasik meliputi:1,2,6-8

    Demam Kontinyu

    Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained feverditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang

    menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu

    normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

    Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)

    http://2.bp.blogspot.com/-o5JPt19FFEc/To6mep9eLqI/AAAAAAAAAJs/Opf9MH13a58/s1600/Untitled.jpg
  • 7/29/2019 sgd tropis

    11/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Demam Remiten

    Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan

    fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering

    ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu (Gambar 2.).

    Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.

    Gambar 2. Demam remiten

    Demam Intermiten

    Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan

    puncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua

    yang ditemukan di praktek klinis.

    Gambar 3. Demam intermiten

    http://3.bp.blogspot.com/-dK2ljN0vk74/To6ovT-uEyI/AAAAAAAAAJ0/D-_DP4zKdok/s1600/Untitled.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-7fMwhY5VYVA/To6nwjr8wZI/AAAAAAAAAJw/bPnljgsZcS0/s1600/Untitled.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-dK2ljN0vk74/To6ovT-uEyI/AAAAAAAAAJ0/D-_DP4zKdok/s1600/Untitled.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-7fMwhY5VYVA/To6nwjr8wZI/AAAAAAAAAJw/bPnljgsZcS0/s1600/Untitled.jpg
  • 7/29/2019 sgd tropis

    12/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Demam Septik/ Hektik

    Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan

    perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.

    Demam Quotidian

    Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang terjadi

    setiap hari.

    Demam Quotidian Ganda

    Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam).

    Gambar 4. Demam quotidian

    Undulant Fever

    Undulant fevermenggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi selama

    beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

    Prolonged Fever

    Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama demam melebihi

    yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya lebih dari 10 hari untuk infeksi saluran nafas

    atas.

    Demam RekurenDemam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu

    penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ

    multipel.

    http://2.bp.blogspot.com/-6IqeLnV083k/To6ssl4e-SI/AAAAAAAAAJ4/OquNqzkgVY4/s1600/Untitled.jpg
  • 7/29/2019 sgd tropis

    13/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Demam Bifasik

    Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda

    (camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik dari

    pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue, demam

    kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African

    hemorrhagic fever(Marburg, Ebola, dan demam Lassa).

    Relapsing Fever dan Demam Periodik

    Demam PeriodikDemam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau

    irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa

    bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila

    demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar

    5.)dan brucellosis.

    Gambar 5. Pola demam malaria

    Relapsing FeverRelapsing feveradalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang disebabkan oleh

    sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick(tick-borne RF).

    http://3.bp.blogspot.com/-3yeyyosnrdk/To7U7UYLOOI/AAAAAAAAAJ8/3U3W5oQCtBU/s1600/Untitled.jpg
  • 7/29/2019 sgd tropis

    14/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)

    Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-tiba

    berlangsung selama 3 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang hampir

    sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne feverdan 39,5oC pada louse-

    borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan kesadaran.

    Resolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama

    beberapa jam (6 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini

    disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR sangat

    sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi ini lebih jarang terlihat pada

    kasus leptospirosis, Lyme disease, dan brucellosis. Gejala bervariasi dari demam ringan dan

    fatigue sampai reaksi anafilaktikfull-blown.

    Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus dan Streptobacillus

    moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 10 minggu sebelum awitan gejala merupakan petunjuk

    diagnosis.

    Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887, pada awalnya

    dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit pasien dengan penyakit Hodgkin

    mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari

    demam yang berlangsung 3 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa.

    Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungandengan anemia hemolitik.

    http://1.bp.blogspot.com/-cER2uf3FSpk/To7WAspvd3I/AAAAAAAAAKA/gf-ZMoFK-Ws/s1600/Untitled.jpg
  • 7/29/2019 sgd tropis

    15/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).

    KLASIFIKASI DEMAM

    Klasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis masalah.2 Untuk

    kepentingan diagnostik, demam dapat dibedakan atas akut, subakut, atau kronis, dan dengan

    atau tanpa localizing signs.7 Tabel 3. dan Tabel 4. memperlihatkan tiga kelompok utama

    demam yang ditemukan di praktek pediatrik beserta definisi istilah yang digunakan.1

    Tabel 3. Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek pediatrik

    Klasifikasi Penyebab terseringLama demam

    pada umumnya

    Demam dengan localizing

    signsInfeksi saluran nafas atas

  • 7/29/2019 sgd tropis

    16/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Tabel 4. Definisi istilah yang digunakan

    Istilah Definisi

    Demam dengan

    localization

    Penyakit demam akut dengan fokus infeksi, yang dapat

    didiagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

    Demam tanpa localization Penyakit demam akut tanpa penyebab demam yang

    jelas setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

    Letargi Kontak mata tidak ada atau buruk, tidak ada interaksi

    dengan pemeriksa atau orang tua, tidak tertarik

    dengan sekitarnya

    Toxic appearance Gejala klinis yang ditandai dengan letargi, perfusi

    buruk, cyanosis, hipo atau hiperventilasi

    Infeksi bakteri serius Menandakan penyakit yang serius, yang dapat

    mengancam jiwa. Contohnya adalah meningitis, sepsis,

    infeksi tulang dan sendi, enteritis, infeksi saluran

    kemih, pneumonia

    Bakteremia dan

    septikemia

    Bakteremia menunjukkan adanya bakteri dalam darah,

    dibuktikan dengan biakan darah yang positif,

    septikemia menunjukkan adanya invasi bakteri ke

    jaringan, menyebabkan hipoperfusi jaringan dan

    disfungsi organ

    Demam dengan Localizing Signs

    Penyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek pediatrik berada pada kategori

    ini (Tabel 5.). Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda secara spontan atau

    karena pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik. Diagnosis dapat ditegakkan melalui

    anamnesis dan pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan pemeriksaan sederhana seperti

    pemeriksaan foto rontgen dada.1

  • 7/29/2019 sgd tropis

    17/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Tabel 5. Penyebab utama demam karena penyakit localized signs

    Kelompok Penyakit

    Infeksi saluran nafas

    atas

    ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis

    herpetika

    Pulmonal Bronkiolitis, pneumonia

    Gastrointestinal Gastroenteritis, hepatitis, appendisitis

    Sistem saraf pusat Meningitis, encephalitis

    Eksantem Campak, cacar air

    Kolagen Rheumathoid arthritis, penyakit Kawasaki

    Neoplasma Leukemia, lymphoma

    Tropis Kala azar, cickle cell anemia

    Demam Tanpa Localizing Signs

    Sekitar 20% dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak ditemukannya localizing

    signs pada saat terjadi. Penyebab tersering adalah infeksi virus, terutama terjadi selama

    beberapa tahun pertama kehidupan. Infeksi seperti ini harus dipikirkan hanya setelah

    menyingkirkan infeksi saluran kemih dan bakteremia. Tabel 6. menunjukan penyebab paling

    sering kelompok ini.1 Demam tanpa localizing signs umumnya memiliki awitan akut,

    berlangsung kurang dari 1 minggu, dan merupakan sebuah dilema diagnostik yang sering

    dihadapi oleh dokter anak dalam merawat anak berusia kurang dari 36 bulan.

    6

    Tabel 6. Penyebab umum demam tanpa localizing signs

    Penyebab Contoh Petunjuk diagnosis

    Infeksi Bakteremia/sepsis

    Sebagian besar virus

    (HH-6)

    Infeksi saluran kemih

    Malaria

    Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis

    Tampak baik, CRP normal, leukosit

    normal

    Dipstik urine

    Di daerah malaria

    PUO (persistent

    pyrexia of

    unknown

    Juvenile idiopathic

    arthritis

    Pre-articular, ruam, splenomegali,

    antinuclear factortinggi, CRP tinggi

  • 7/29/2019 sgd tropis

    18/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    origin) atau

    FUO

    Pasca vaksinasi Vaksinasi triple, campak Waktu demam terjadi berhubungan

    dengan waktu vaksinasi

    Drug fever Sebagian besar obat Riwayat minum obat, diagnosis

    eksklusi

    Persistent Pyrexia of Unknown Origin (PUO)

    Istilah ini biasanya digunakan bila demam tanpa localizing signs bertahan selama 1 minggu

    dimana dalam kurun waktu tersebut evaluasi di rumah sakit gagal mendeteksi penyebabnya.

    Persistent pyrexia of unknown origin, atau lebih dikenal sebagai fever of unknown origin

    (FUO) didefinisikan sebagai demam yang berlangsung selama minimal 3 minggu dan tidak ada

    kepastian diagnosis setelah investigasi 1 minggu di rumah sakit.1

    Sikus terjadinya demam sangat tergantung jenis kuman penyakit. Ada kuman penyakit yang aktif danmengganggu organ tubuh pada sore dan malam hari saja. Perlawanan dari tubuh karenanya juga hanyaterjadi pada sore dan malam hari, dan pada saat terjadi perlawanan dari dalam tubuh inilah lalutemperature tubuh menjadi naik. Kuman penyakit pada system saluran pencernaan, misalnya tifus atautyphoid, umumnya menyerang pada sore atau malam hari saja. Sementara itu, kuman penyakit yangmenyerang saluran pernafasan atas biasanya menyerang terus-menerus, sehingga demam demam yangterjadi dapat terus menerus.

    Tentu saja tidak serta merta dapat ditentukan jenis penyakit hanya berdasarkan siklus demam yangterjadi. Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan demam misalnya usus buntu, batuk pilek, atauTBC. Bahkan luka bakar pun dapat menyebabkan demam. Dokter biasanya melakukan beberapa langkahsebelum menentukan jenis penyakit yang mungkin diderita oleh seseorang, antara lain dengan carasebagai berikut:1) Memperhatikan tanda-tanda atau gejala klinis

    Setiap kuman penyakit memiliki karakter khusus sewaktu menyerang, dan dokter akan dapatmemperkirakannya. Gejala klinis ini biasanya diketahui oleh dokter berdasarkan pengamatannyaterhadap kondisi fisik pasien. Pengamatan biasanya dilakukan dengan memakai alat bantu dengaratau stetoskop, senter, dan peralatan lainnya. Dokter juga akan menganalisis adanya satu kelainanorgan tubuh berdasarkan penjelasan-penjelasan lisan yang diutarakan oleh pasiennya.

    2) Px labBiasa diminta oleh dokter ke pasiennya untuk lebih memastikan dugaannya tentang suatu tanda atau

    gejala klinis yang telah terjadi. Hal ini dilakukan karena ada beberapa jenis kuman yang memilikikarakteristik yang hamper sama, dan dokter tidak ingin terjadi kesalahan analisis.

    3) Px teknis lainnyaBisa saja dokter meminta pasiennya untuk melakukan CT-SScan (pemeriksaan menyeluruh terhadap

    jaringan kepala), atau rontgen (pemotretan isi rongga dada) untuk lebih memastikan dugaannyasetelah ia melakukan pengamatan fisik dan mendengarkan keluhan pasien.

    Sumber: Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita Oleh dr. M.C. Widjaja

  • 7/29/2019 sgd tropis

    19/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    4. Mengapa terjadi nyeri kepala, pusing, dan perasaan tidak enak di perut?5. Mengapa mahasiswi tsb merasakan mual, muntah, kembung dan diare?

    Nyeri kepala

    Nyeri berhubungan dengan pengaktifan prostaglandin sebagai reseptor nyeri

    dan suhu akibat adanya inflamasi.

    Perasaan tidak enak di perut

    Adanya hepatomegali akibat aktivitas replikasi kuman di dalam makrofag

    yang berada dalam hati dan limpa. Dan kerja berat hepar membuat perut

    tidak enak.

    Mual dan muntah

    Mual dan muntah memiliki banyak penyebab. Mulai dari gangguan saluran cerna

    hingga gangguan saraf seperti pada motion sickness. Adanya gas serta gerakan

    peristaltik usus pun turut berperan dalamtimbulnya mual dan muntah. Namun pada

    pasien, intinya adalah kerusakan saluran gastrointestinalmenimbulkan impuls

    iritatif yang merangsang pusat muntah di batang otak yang memerintahkan

    ototabdomen dan diafragma untuk berkontraksi sehingga menyebabkan mual dan

    muntah.

    Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol mutah, chemoreceptor trigger

    zone (CTZ) dan central vomiting centre (CVC).

    CTZ yang terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV diluar

    blood brain barrier (sawar otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan

    proemetik didalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari

    CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui

    vagal eferen splanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius dan disekitar

    formatio retikularis medulla tepat dibawah CTZ 2,3,4 . CTZ mengandung reseptor

  • 7/29/2019 sgd tropis

    20/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    reseptor untuk bermacam-macam senya neuroaktif yang dapat menyebabkan

    mutah.

    Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson

    Kembung

    Kembung disebabkan karena banyaknya udara didalam perut.

    Gas dapat memasuki traktus gastrointestinales dari 3 sumber berbeda:

    1. Udara yang ditelan2. Gas yang terbentuk sebagai hasil kerja bakteri3. Gas yang berdifusi dari darah kedalam traktus gastrointestinal

    Akibat adanya penghambatan oleh karena obstruksi maka lumen usus akan

    teregang oleh cairan dan gas. Peregangan usus yang terjadi terus menerus

    menagkibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorbsi cairan dan

    peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek local peregangan usus adalah

    iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas disertai absorsi toksin

    bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik dan bisa menyebabkan

    inflamasi.

    Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson

    Diare

    Mikroorganisme mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus

    sehingga makanan tidak dicerna tapi langsung masuk ke usus besar akan menarik

    air dari dinding usus sehingga transit makanan tersebut singkat dan tidak sempat

    diserap besar dan timbul diare.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    21/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Sumber : Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson

    Salah satu penyebab buang air besar cair adalah enteritis atau peradangan pada

    traktusintestinalis. KumanSalmonella thyphii

    membutuhkan waktu untuk berkembang biak didalamtraktus gastrointestinal. Kuman ini

    akan menembus sel epitel usus apabila sistem imunitasorang tersebut lemah kemudian

    akan berkembang biak dilamina propia dan memicu reaksi peradangan. Reaksi

    peradangan disertai enterotoksin dari kuman ini akan menyebabkaniritasi pada usus

    tersebut, hal ini juga diperparah apabila kuman yang termakan olehmakrofag yang dapat

    bertahan dan dibawa ke hati dan akhirnya ke empedu kembali lagi kesaluran pencernaan.

    Makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif sehingga reaksi inflamasi akansemakin hebat

    dan hal inilah yang menyebabkan usus semakin terititasi sehingga BAB menjadi cair.

    Waktu keluarnya mediator inflamasi dan endotoksin bakteri yang menimbulkanreaksidemam beserta gejala lainnya lebih dulu terjadi dibandingkan dengan iritasi padatraktus

    gastrointestinal. Sehingga buang air besar cair terjadi 3 hari setelah gejala sebelumnya.

    6. Mengapa pada px mulut terlihat liidah kotor di tengah tepi merah dantremor?

    Penumpukan bakteri pada mukosa mulut akibat refluks muntahkuman menetapterdapat

    perlindungan keratin pada lidahproduksi keratin meningkatlidah kotor di tengah dan tepi

    Ujung merah dan tremor karena terdapat dilatasi pembuluh darah pada lidah karena

    peningkatan suhu tubuh karena infeksi bakteri

    (IPD FKUI, Jilid III, Edisi IV)

    7. Mengapa pada px abdomen ada pembesaran hepar?Hepatosplenomegali dalam kasus mempunyai berbagai kemungkinan.

    Kemungkinan pertama adalah akibat pengumpulan sel-sel polimorfonuklear di

    organ sistem retikuloendotelial tersebut.

    Kemungkinanyang lain adalah akibat aktivitas replikasi kuman di dalam makrofag

    yang berada dalam hati dan limpa.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    22/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Kemungkinan terakhir adalah pada hati kerja sel makrofagnya (sel Kuppfer)

    bekerja lebih berat, karenasemua agen infeksius dari saluran gastrointestinal

    pasti melewati vena porta hepatika, sehingga hati harusmenghadapi kuman

    tersebut di garis terdepan setelah masuk sirkulasi. Sedangkan limpa

    sebagailimfonodus, seperti pada banyak kasus infeksi lain, membesar akibat

    peningkatan kerja organ untuk membentuk lebih banyak limfosit, juga sebagai

    filter pertahanan terakhir setelah agen infeksius masuk dalam sirkulasi.

    Sumber : Buku Ajar IPD

    8. Mengapa diberi obat amoksisilin dan ibuprofen tapi tidak ada perubahan?DRUG OF CHOICE setiap infeksi dan golongan antibiotic secara farmakologi!!!

  • 7/29/2019 sgd tropis

    23/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Pola resistensi kuman!!!

    PENGELOMPOKAN JENIS ANTIBIOTIKA

    Antibiotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama yaitu :

    1. Golongan betalaktam2. Golongan Aminoglikosida3. Golongan Sulfonamid4. Golongan Tetrasiklin dan Chloramphenicol5. Golongan Makrolid6. Golongan Metronidazol7. Golongan Rifampisin8. Golongan Linkosamid9. Golongan Kuinolon

    Kelompok antibiotik yang paling banyak dipakai sehari-hari adalah dari golongan betalaktamdan Aminoglikosida. Berikut akan diuraikan sifat-sifat utama dari masing-masing kelompok :

    1. Golongan Betalaktam :

    Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

    - Penicilin

    - Sefalosporin

    - Monobaktam

    - Karbapenem

    - Imipenem

    Cara Kerja : Antibiotika dari golongan ini bekerja pada dinding sel kuman .

    Salah satu sifat penting dari golongan betalaktam adalah adanya kemungkinan kepekaan

    terhadap enzim betalaktamase yang diproduksi oleh kuman-kuman tertentu. Enzim

    betalaktamase dapat merusak cincin betalaktam pada antibiotik tersebut. Kepekaan terhadap

    enzim betalaktamase ini berbeda antara jenis-jenis antibiotika.

    Antibiotik jenis betalaktam tertentu juga dapat menghambat kuman yang memproduksibetalaktamase ( Imipenem, Karbepenem, Meropenem)

    1. a. Penisillin

    Ada berbagai jenis penisillin :

  • 7/29/2019 sgd tropis

    24/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    1. 1. Penisillin spektrum sempit : Penicillin GBenzatin Penicillin

    Penicillin

    2. Penisillin untuk Stafilokokus : Metisilin

    Kloksasilin

    Flukloksasilin

    Kelompok ini stabil terhadap betalaktamase.

    1. 3. Penisillin Spektrum Lebar : Ampisilin

    Amoksisilin

    Kelompok ini peka terhadap betalaktamase, dapat di pakai untuk gram positif dan gramnegatif yang tidak memproduksi betalaktamase.

    1. 4. Penisilin Antipseudomonas : TikarsilinSulbenisilin

    Carbenisilin

    Piperasilin

    1. 5. Inhibitor betalaktamase : Sul baktamMonobaktam

    Asam Klavulanat

    Karbepenem

    Imipenem

    Meropenem

    Beberapa sediaan antibiotik merupakan gabungan antara antibiotik betalaktam dengan inhibitorbetalaktamase, misalnya :

    Amoksisilin Clavulanic acid

  • 7/29/2019 sgd tropis

    25/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Ampisilin Sulbactam

    CefoperazonSulbactam

    Ticarsilin Tazaobactam

    1. b. Sefalosporin :

    1. Sefalosporin Generasi pertama : Sefalotin

    Sefradin

    Cefazolin

    Sefalexin

    Sefadroksil

    Sefalosporin generasi pertama tidak dapat dipakai untuk kuman gram negatif,

    Anaerob, dan tidak dapat dipakai untuk Pseudomonas.

    1. 2. Sefalosforin Generasi kedua : SefamandolSefositin

    Sefuroksin

    Sefaklor

    Sefalosforin Generasi kedua lebih tahan terhadap betalaktamase, dibandingkan dengan

    Generasi pertama.

    1. 3. Sefalosforin Generasi ketiga : SefotaksimSeftriakson

    Sefoperazon

    Seftasidim

    Sefalosporin generasi ketiga kebal terhadap betalaktamase .

    1. 4. Sefalosporin generasi keempat : Sefepim injeksiSefpiron injeksi

  • 7/29/2019 sgd tropis

    26/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Cedifnir oral

    Cedifnir dibuat khusus untuk kuman stapilococcus aurius.

    Sefalosporin generasi keempat lebih kebal terhadap betalaktamase dibandingkan dengan

    sefalosporin generasi ketiga. Tetapi beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwasefalosporin generasi kedua, ketiga, dan keempat juga dapat dirusak oleh kuman yang

    menghasilkan betalaktamase dari jenis extended spectrum betalaktamase.

    II. Aminoglikosid : Golongan Aminoglikosit mempunyai sifat Nefrotoksik dan Ototoksik.

    - Streptomisin

    - Gentamisin

    - Tobramisin

    - Netilmisin

    - Amikasin

    - Spektinomisin.

    Streptomisin : Untuk infeksi paru dan tuberkulosa

    Kanamisin : Untuk infeksi paru dan gonore

    Gentamisin : Untuk infeksi gram negatif

    Tobramisin : Untuk pseudomonas

    Netilmisin : Ototoksisitas lebih rendah

    Amikasin : Dipergunakan untuk kuman yang resisten terhadap Gentamisin, tobramisin

    dll.

    Spektinomisin : Khusus untuk Gonore.

    III. Sulfonamid :

    Pemakainan Sulfonamid sendirian praktis sudah ditinggalkan karena makin banyak kuman yang

    resisten. Gabungan Sulfamethoxazole dengan trimetoprim

    ( Cotrimoxazole ) masih banyak dipakai walaupun sudah makin banyak ditinggalkan karena

    alasan yang sama. Gabungan ini dipakai untuk :

  • 7/29/2019 sgd tropis

    27/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    - Infeksi saluran kencing bagian bawah yang ringan .

    - Eksaserbasi bronchitis kronik

    - Deman tifoid ( bukan pilihan pertama karena angka resistensi makin meningkat )

    - Terapi pnemocystis carini ( Pada penderita AIDS ).

    IV. Tetrasiklin dan Klorampenikol

    Tetrasiklin danDoksisiklin ( Long acting )

    Karena banyak kuman yang kebal terhadap tetrasiklin maka antibiotik ini relatif jarang dipakai

    kecuali untuk infeksi-infeksi tertentu.

    Infeksi kuman berikut obat pilihannya adalah tetrasiklin :

    - Vibrio Cholera (sekarang banyak strain vibrio cholera yang resisten terhadap tetrasiklin)

    - Ricketsiosis

    - Chlamidia

    - Mycoplasma pnemoniae.

    -

    Kloramfenikol dan Thiamphenikol

    Indikasi pemakaian Kloramfenikol semakin sempit dan kini hanya dianjurkan untuk demam

    tifoid dan Salmonellosis lainya serta infeksi H. Influenzae misalnya pada Meningitis Purulenta.

    V. Makrolid :

    - Eritromisin

    - Spiramisin

    - Roksittromisin

    - Klaritromisin

    - Azitromisin ( Long Acting ).

    Makrolid adalah antibiotika Bakteriostatik untuk kuman Gram Positif. Golongan Makrolid

    merangsang lambung terutama eritromisin. Makrolid yang baru tidak merangsang lambung dan

  • 7/29/2019 sgd tropis

    28/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    lebih poten. Salah satu khasiat penting yang dipunyai klaritomisin adalah kemampuan untuk

    menghambat pertumbuhan kumanHelicobacter pylori bila digabung dengan antibiotik lain,misalnya Amoksisilin atau Metronidazol.

    VI. Metronidazol

    Metronidazol hanya berkhasiat terhadap kuman-kuman anaerob dan tidak untuk kuman lain.

    Penyerapannya sangat baik sehingga kadar dalam darah sama tingginya walaupun diberikandalam berbagai macam cara misalnya parenteral, oral maupun dengan Suppositoria.

    VII. Rifampisin

    Sebenarnya banyak kuman yang peka terhadap Rifampisin yaitu :

    - S. Aureus

    - S. Epidermidis

    - N. Meningitides

    - N. Gonorrhea

    - H. Influenzae

    - Legionella

    - Mycobacterium

    Namun karena kekebalan kuman cepat sekali timbul terhadap Rifampsisin maka antibiotika inihanya dianjurkan untuk M. Leprae dan M. Tuberculosis.

    Antibiotika ini dapat menimbulkan Hepatitis pada individu -individu yang peka dan dapatmenimbulkan kematian.

    VIII. Linkosamid :

    - Linkomisin

    - Klindamisin.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    29/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Secara teoritik Klindamisin lebih baik dibandingkan dengan Linkomisin karena efek

    sampingnya lebih rendah, dan khasiatnya lebih baik. Antibiotik ini dipakai untuk kuman

    anaerobik misalnya B. fragilis. Antibiotik ini bagus khasiatnya untuk abses paru karena

    kuman anaerob. Salah satu ciri khas dari antibiotik ini adalah daya tembusnya yang baik ke

    dalam tulang .

    Pemakaian Klindamicin harus berhati-hati karena dapat menekan kuman anaerob dalam

    saluran makanan sehingga dapat menimbulkan enterokolitis Pseudomembran .

    IX. Kinolon :

    - Asam Nalidiksat

    - Asam Pipemidat

    Kedua obat di atas merupakan Kinolon generasi pertama. Kedua obat tersebut hanya dapat

    dipakai sebagai antiseptik untuk infeksi saluran kemih. Kinolon yang lebih baru tersebut

    dengan Fluorokinolon dan mempunyai khasiat yang lebih kuat dibandingkan Kinolon lama .

    Contoh :

    - Siprofloksasin

    - Norfloksasin

    - Ofloksasin

    - Pefloksasin

    - Levofloksasin

    - Gatifloksasin

    Kinolon terutama aktif untuk kuman gram negatif dan kurang baik khasiatnya untuk

    kuman gram positif. Daya tembus kedalaman tulang baik oleh karena itu baik untuk

    Osteomyelitis dengan kuman penyebab yang belum diketahui.

    Pemakaian Kinolon dalam klinik :

    - Infeksi saluran kemih termasuk Prostat

    - Infeksi saluran nafas bagian bawah

    - STD

    - Infeksi jaringan lunak dan tulang

    - Meningitis pada orang dewasa.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    30/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Tabel 1. Golongan antibiotik, Jenis Obat, Cara Kerja, Bakteri Target, Kasus, dan Dosis

    Pola resistensi kuman!!!

    Resistensi mikroorganisme

    dapat dibedakan menjadi resistensi bawaan(primer), resistensi dapatan (sekunder), resistensiepisomal.

    Resistensi primer(bawaan) merupakan resistensi yang menjadi sifat alami mikroorganisme. Hal inimisalnya dapat

    disebabkan oleh adanya enzim pengurai antibiotik pada mikroorganismesehingga secara alami

    mikroorganisme sehingga secara alami mikroorganisme dapatmenguraikan antibiotik. Contohnya

    adalahStaphylococcus

    dan bakteri lainnya yangmempunyai enzim penisilinase yang dapat menguraikan penisilin dan

    sefalosporin.Mekanisme resistensi bawaan ini juga dapat berupa terdapatnya struktur khusus

    padabakteri yang melindunginya dari paparan antimikroba, contohnya bakteri TB dan

    lepramemiliki kapsul pada dinding sel, sehingga resisten terhadap obat-obat antimikroba.(LydiaT.Pratiwi, 2008: 165)

    Mekanisme resistensi sekunder(dapatan) diperoleh akibat kontak dengan agenantimikroba dalam waktu yang cukup lama

    dengan frekuensi yang tinggi, sehinggamemungkinkan terjadinya mutasi pada mikroorganisme.Terbentuknya mutan yangresisten terhadap obat antimikroba dapat terjadi secara cepat (resistensi

    satu tingkat) dandapat pula terjadi dalam kurun waktu yang lama (resistensi satu tingkat) dan

    dapat pulaterjadi dalam kurun waktu yang lama (resistensi multi tingkat). Contoh

    resistensimultitingkat adalah resistensi pada penisilin, eritromisin, dan tetrasiklin.Terbentuknyamutan mikroorganisme yang resisten terhadap antimikroba ini dapat

    menimbulkanadanya ketergantungan (dependensi) mikroorganisme mutan terhadap agen

    antimikroba.(Lydia T.Pratiwi, 2008: 165)Mekanisme resistensi dapatan juga dapat berlangsungakibat adanya mekanismeadaptasi atau penyesuaian aktivitas metabolisme adaptasi atau

    penyesuaian aktivitasmetobolisme mikroorganisme untuk melawan efek obat, contohnya dengan

    perubahanpola enzim. Dengan demikian, mikroorganisme dapat membentuk enzim yang

    15

    menguraikan penisilin, enzim asetilase terhadap kloramfenikol, enzim adenilase danenzim

    fosforilase terhadap streptomisin, kanamisin, dan neomisin. (Lydia T.Pratiwi,2008:166)Mekanisme resistensi dapatan yang lain adalah dengan memperkuat dinding

    selmikroorganisme sehingga menjadi impermeabel terhadap obat, dan perubahan sisiperlekatan

    pada dinding sel. Ada pula mikroorganisme yang melepaskan dinding selnyasehingga menjadi

    tidak peka lagi terhadap penisilin, contohnya kuman berbentuk L.(Lydia T.Pratiwi, 2008: 166)Resistensi episomaldisebabkan oleh faktor genetik di luar kromosom .Beberapa bakteri memiliki faktor R padaplasmidnya yang dapat menular pada bakterilain yang memiliki kaitan spesies melalui kontak sel

    secara konjugasi maupuntransduksi. (Lydia T.Pratiwi, 2008: 166)Pada tahun 1955 terjadi

    epidemi disentri bacterial dan ditemukan bakteri

    Shigella dysentriae

  • 7/29/2019 sgd tropis

    31/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    yang resisten terhadap kloramfenikol, streptomisin, sulfanilamid,dan tetrasiklin. Gen yang

    bertanggung jawab atas resistensi terhadap antibiotik tersebutadalah plasmid faktorR (faktorresistensi) dengan daerah

    resistance transfer factor

    (RTF) yang disambung dengan gen r yang mengkode enzim-enzim yang dapatmenginaktivasi

    obat-obat yang spesifik. Plasmid faktor-R yang kecil tanpa daerah RTFbiasanya hanya berperandalam resistensi satu macam antibiotik. (Lydia T.Pratiwi,2008: 166)Ketergantungan

    (dependence) merupakan kejadian di mana pertumbuhanmikroorganisme tergantung pada adanya

    antibiotik tertentu. Contohnya, penisilin,streptomisin, INH, dan kloramfenikol dapat digunakanmikroorganisme sebagai zattumbuh. Sifat ini dapat terjadi pada mikroorganisme sebagai zat

    tumbuh. Sifat ini dapatterjadi pada mikroorganisme mutan yang resisten. (Lydia T.Pratiwi, 2008:

    166)Dikenal juga adanyaresistensi silang

    (

    cross resistance

    ) pada mikroorganisme,di mana mikroorganisme yang resistensi terhadap suatu antibiotik juga

    diketahuimemiliki resistensi terhadap semua derivat antibiotik tersebut. Contohnya, penisilin dan

    16ampisilin, tetrasiklin, sulfonamide, rifamisin dan rifampisin, amoksisilin, dansebagainya. (Lydia

    T.Pratiwi, 2008: 166)

    Apakah golongan gram negative dan gram positif mempengaruhi antibiotic yang

    diberikan???

    Hal ini mungkin terjadi akibat resistensi penderita terhadap jenis antibiotik tertentu. Apabila terjadi

    resistensi, sebaiknya dipilihkan obat lain yang belum resisten, atau digunakan kombinasi minimal dua

    jenis antibiotik yang mekanisme kerjanya berbeda. Kombinasi antibiotik seperti ini sering dilakukan

    untuk terapi tuberculosis yang resisten.

    Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.4. FKUI

    Salmonella typi adalah gram negative, mempunyai flagella, tidak membentuk spora, fakultatif

    anaerob, mempunyai antigen somatic (O) yg terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yg

    terdiri dari protein dan envelope antigen (k) yg terdiri dari polisakarida. Mempunyaimakromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapisan luar dari dinding sel dan

    dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid factor R yang

    berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic

    BUKU AJAR INFEKSI & PEDIATRI TROPIS EDISI KEDUA ; SUMARNO DKK; IDAI

    2010

  • 7/29/2019 sgd tropis

    32/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    9. Apa hubungan keluhan dengan mahasiswi makan di warung makan?Makanan diwarung yg kurang higienis (terkontaminasi kuman) merupakan jalur

    masuknya kuman salmonella typhike dalam tubuh

    (IPD FKUI, Jilid III, Edisi IV)

    masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari

    minggu pertama : demam , nyeri kepala , nyeri otot , pusing , mual , muntah ,anoreksia ,konstipasi / diare , perasaan tidak enak diperut , epitaksis (mimisan), batukminggu kedua : meterorismus , splenomegali ,hepatomegali ,lidah kotor tepi danujungnya merah ,dan tremor , demam , bradikardi relative , gng mental seperti stupor ,

    somnolen , koma ,delirium /psikosis dan roseolae.

    IPD FK UI

    10. Mengapa dokter menyuruh penderita mondok di RS?1. Optimalisasi pengobatan dan mempercepat penyembuhan

    2. Observasi terhadap perjalanan penyakit

    3. Minimalisasi komplikasi

    4. Isolasi untuk menjamin pencegahan terhadap pencemaran dan atau

    kontaminasi

    Dokter dan Perawat harus mengontroldan memonitor pasien tifoid yangsedang dirawat.

    Penderita yang dirawat harus tirah baring dengan sempurna untuk mencegah

    komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila klinis berat, penderita

    harus istirahat total. Bila terjadi penurunan kesadaran maka posisi tidur

    pasien harus diubah-ubah pada waktu tertentu untuk mencegah komplikasi

    pneumonia hipostatik dan dekubitus. Penyakit membaik, maka dilakukan

    mobilisasi secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan penderita.Buang air besar dan kecil sebaiknya dibantu oleh perawat. Hindari

    pemasangan kateter urine tetap, bila tidak indikasi betul.

    Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun

    parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada

  • 7/29/2019 sgd tropis

    33/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan.Dosis cairan

    parenteral adalah sesuai dengan kebutuhan harian (tetesan rumatan). Bila

    ada komplikasi dosis cairan disesuaikan dengan kebutuhan. Cairan harus

    mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.

    Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah

    selulose (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet

    untuk penderita tifoid , biasanya diklassifikasikan atas : diet cair , bubur

    lunak, tim dan nasi biasa. Bila keadaan penderita baik, diet dapat dimulai

    dengan diet padat atau tim (diet padat dini). Tapi bila penderita dengan

    klinis berat sebaiknya dimulai dengan bubur atau diet cair yang selanjutnya

    dirubah secara bertahap sampai padat sesuai dengan tingkat kesembuhan

    penderita. Penderita dengan kesadaran menurun diberi diet secara enteral

    melalui pipa lambung. Diet parenteral di pertimbangkan bila ada tanda-tanda

    komplikasi perdarahan dan atau perforasi.

    Terapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan

    keadaan umum penderita :

    Roboransia / vitamin

    Antipiretik

    Antipiretik untuk kenyamanan penderita, terutama untuk anak-anak

    Anti emetik

    Anti emetik diperlukan bila penderita muntah hebat.

    Kontrol dan monitor yang baik harus dilakukan untuk mengetahui

    keberhasilan pengobatan. Hal-hal yang menjadi prioritas untuk dimonitor

    adalah :

    1. Suhu tubuh (status demam) serta petanda vital lain.

    Petanda vital (suhu, nadi, nafas, tekanan darah) harus diukur secara serial.

    Kurva suhu harus dibuat secara sempurna pada lembaran rekam medik.

    2. Keseimbangan cairan

    Cairan yang masuk (infus atau minum) dan cairan tubuh yang ke luar

    (urine,feses) harus seimbang.

    3. Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi

    4. Adanya koinfeksi dan atau komorbid dengan penyakit lain

    5. Efek samping dan atau efek toksik obat

    6. Resistensi anti mikroba

    7. Kemajuan pengobatan secara umum

  • 7/29/2019 sgd tropis

    34/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Disamping untuk mengetahui keberhasilan pengobatan, kontrol dan monitor

    oleh dokter dan perawat sangat diperlukan untuk :

    Perubahan terapi dan penghentian terapi

    Program mobilisasi

    Program perubahan diet

    Indikasi pulang perawatan

    Kontrol Tekanan Darah sangat penting untuk deteksi dini komplikasi

    Kontrol Nadi sangat penting untuk komplikasi

    11. Mengapa pasien demam HR meningkat? Bradikardi relative?Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan

    frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1 C

    tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif tidak

    sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.

    Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot(bintik

    kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala klinis

    yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Rose spotpada anak sangat jarang

    ditemukan.

    Bakteri yang berkembang biak di dalam plak peyeri setelah proses bakteremia kedua akan

    menyebabkan makrofag yang sudah teraktivasi menjadi hiperaktif. Sehinggamediator inflammasi akan kembali dikeluarkan dan akan memicu respon yang lebih hebat. Salah

    satu mediator inflamasi ini adalah nitric oxide, dimana akan melebarkan pembuluh darah dan

    meningkatkan permeabilitasnya sehingga cairan plasma akan di alirkan ke tempatterjadinyainflamasi. Vasodilatasi dan penurunan volume plasma ini akan membuat turunnya

    cardiacoutput dan juga tekanan darah. Untuk mengkompensasi penurunan cardiac output dan

    tekanan darah agar jaringan tidak menjadi iskemia maka heart rate menjadi lebih cepat danmenyebabkan takikardi. Takipnea terjadi karena penurunan cardiac output juga

    menyebabkanlebih lambatnya sirkulasi darah ke seluruh tubuh untuk menukar oksigen dan karbon dioksida,

    sehingga karbon dioksida banyak menumpuk didalam darah dan menstimulasi pernapasancepat.

    Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi.

    Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1 C tidak diikuti peningkatanfrekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif tidak sering ditemukan, mungkin karena teknispemeriksaan yang sulit dilakukan.

    Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)

  • 7/29/2019 sgd tropis

    35/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    12. Apa diagnosis banding dari keluhan mahasiswi tersebut?Berikut ini 5 diagnosis banding penyakit dengan gejala demam :

    1. Demam Berdarah. Demam terus menerus 2-7 hari, disertai tanda perdarahan seperti: petekie(bintik merah pada kulit), epistaksis (mimisan), atau berak darah (melena). Hasil pemeriksaan

    laboratorium: jumlah trombosit menurun (trombositopenia), kadar hematokrit meningkat(hemokonsentrasi), hasil tes serologis positif antigen virus dengue.

    2. Demam Chikungunya. Demam dirasakan 3-5 hari, dengan keluhan nyeri otot, sakit kepala seperti rasategang, Dengan pemeriksaan serologis (tes darah) akan diketahui antigen penyebabnya dari strain

    golongan virus chikungunya

    3. Demam Influenza. Biasanya diawali keluhan pilek, batuk, demam 1-2 hari, sakit kepala, dangangguan saluran pernafasan lainnya seperti sesak nafas, hidung tersumbat, sakit menelan. Dari hasil

    pemeriksaan darah hanya ada sedikit peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih), kriteris darah lengkap

    lainnya umumnya dalam batas normal.

    4. Demam Malaria. Perasaan demam dialami 2-7 hari berturut-turut, disertai keluhan nyerikepala, otot-otot, seluruh badan, menggigil dan berkeringat dingin. Pemeriksaan darah lengkap khususnyates darah tepi menunjukkan hasil positif terhadap salah satu parasit plasmodium yang menginfeksi.

    5. Demam Tifoid. Panas badan bisa lebih dari 7 hari, mual, muntah, diare, dan gangguanpencernaan lainnya. Melalui tes darah Widal, diketahui titer antigen penyebab yakni Salmonella

    typhosa atau paratyphosa akan menunjukkan tanda peningkatan postitif.

    DEMAM TIFOID

    Definisi

    Demam thypoid ( enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut yang biasanyamengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu

    minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran ( Nursalam

    dkk,2005 : 152 )

    Etiologi disertai sifat kuman

    Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella

    paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatip, tidak

    membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan

    rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas

    http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/03/24/mengenal-penyakit-malaria-plasmodium-gejala-penularan-dan-pencegahannya/http://www.sobatsehat.com/2010/04/01/mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/http://www.sobatsehat.com/2009/12/07/kenali-10-gejala-gejala-penyakit-demam-berdarah/
  • 7/29/2019 sgd tropis

    36/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan

    (suhu 600C) selama 15 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi.

    Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu : 12

    1. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh

    kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga

    endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan

    terhadap formaldehid.

    2. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau pili

    dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap

    formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alkohol.

    3. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat

    melindungi kuman terhadap fagositosis.

    Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh penderita akan

    menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin.

    Pathogenesis & Patofisiologi

    Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh manusiamelalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan

    oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak.

    Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akanmenembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke lamina propia. Di

    lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit

    terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam

    makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeriileum distal dan kemudian ke

    kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman

    yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah

    (mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar ke

    seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ

    ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar

  • 7/29/2019 sgd tropis

    37/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang

    mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan

    gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala

    dan sakit perut.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    38/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    HCL (asam lambung) dalam lambung berperan sebagai penghambat masuknya

    Salmonella spp dan lain-lain bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-sama

    cairan, maka terjadi pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadap

    mikroorganisme penyebab penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan

    menurun pada waktu terjadi pengosongan lamung, sehingga Salmonella spp dapat

    masuk ke dalam usus penderita dengan lebih senang. Salmonella spp seterusnya

    memasuki folikel-folikel limfe yang terdapat di dalam lapisan mukosa atau

    submukosa usus, bereplikasi dengan cepat untuk menghasilkan lebih banyak

    Salmonella spp. Setelah itu, Salmonella spp memasuki saluran limfe dan akhirnya

    mencapai aliran darah. Dengan demikian terjadilah bakteremia pada penderita.

    Dengan melewati kapiler-kapiler yang terdapat dalam dinding kandung empedu

    atau secara tidak langsung melalui kapiler-kapiler hati dan kanalikuli empedu, maka

    bakteria dapat mencapai empedu yang larut disana. Melalui empedu yang infektif

    terjadilah invasi kedalam usus untuk kedua kalinya yang lebih berat daripada invasi

    tahap pertama. Invasi tahap kedua ini menimbulkan lesi yang luas pada jaringan

    limfe usus kecil sehingga gejala-gejala klinik menjadi jelas. Demam tifoid merupakan

    salah satu bekteremia yang disertai oleh infeksi menyeluruh dan toksemia yang

    dalam.

    Berbagai macam organ mengalami kelainan, contohnya sistem hematopoietik yang

    membentuk darah, terutama jaringan limfoid usus kecil, kelenjar limfe abdomen,

    limpa dan sumsum tulang. Kelainan utama terjadi pada usus kecil, hanya kadang-

    kadang pada kolon bagian atas, maka Salmonella paratyphi B dapat menimbulkan

    lesi pada seluruh bagian kolon dan lambung.

    Pada awal minggu kedua dari penyakit demam tifoid terjadi nekrosis superfisial

    yang disebabkan oleh toksin bakteri atau yang lebih utama disebabkan oleh

    pembuntuan pembuluh-pembuluh darah kecil oleh hiperplasia sel limfoid (disebut

    sel tifoid). Mukosa yang nekrotik kemudian membentuk kerak, yang dalam minggu

    ketiga akan lepas sehingga terbentuk ulkus yang berbentuk bulat atau lonjong tak

    teratur dengan sumbu panjang ulkus sejajar dengan sumbu usus. Pada umumnya

  • 7/29/2019 sgd tropis

    39/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    ulkus tidak dalam meskipun tidak jarang jika submukosa terkena, dasar ulkus dapat

    mencapai dinding otot dari usus bahkan dapat mencapai membran serosa.

    Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk ulkus, maka

    perdarahan yang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari usus. Kedua

    komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi merupakan penyebab

    yang paling sering menimbulkan kematian pada penderita demam tifoid.

    Meskipun demikian, beratnya penyakit demam tifoid tidak selalu sesuai dengan

    beratnya ulserasi. Toksemia yang hebat akan menimbulkan demam tifoid yang berat

    sedangkan terjadinya perdarahan usus dan perforasi menunjukkan bahwa telah

    terjadi ulserasi yang berat. Sedangkan perdarahan usus dan perforasi menunjukkan

    bahwa telah terjadi ulserasi yang berat. Pada serangan demam tifoid yang ringan

    dapat terjadi baik perdarahan maupun perforasi.

    Pada stadium akhir dari demam tifoid, ginjal kadang-kadang masih tetap

    mengandung kuman Salmonella spp sehingga terjadi bakteriuria. Maka penderita

    merupakan urinary karier penyakit tersebut.

    Manifestasi klinis

    Dikelompokkan:

    - Demam 1 minggu / lebih- Gangguan saluran pencernaan- Gangguan kesadaran

    Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai infeksi akut pada umumnya,

    seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, konstipasi, diare.

    Minggu kedua, gejala klinis menjadi makin jelas, berupa demam remitten, lidah tifoid,

    pembesaran hati dan limpa, perut kembung, dan mungkin disertai gangguan kesadaran dari

    ringan sampai berat.

    Roseola (nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4mm,warna merah pucat,hilang saat penekanan) lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggu

    kedua. Biasanya di daerah perut, dada, kadang di gluteus, fleksor lengan atas.

    Buku Penyakit Infeksi Tropik

  • 7/29/2019 sgd tropis

    40/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Tanda yang klasik demam enteric meliputi demam, toxemia, sakit abdominal, mata gelap,

    konstipasi, dan hepatosplenomegali..

    Demam terjadi 75-85% pasien di dalam minggu pertama. Temperatur individu seringnaik untuk setinggi 103-104F ( 39-40C) dengan permulaan minggu 2. Sering konstipasi

    karena adanya penghalang di ileocaecal=peyeri bengkak.

    Sepanjang minggu penyakit yang kedua , pasien sedang toxic-appearing: nyeri

    abdomen+pembesaran organ. Di minggu yang ketiga: denyut nadi, tachypnea,

    conjunctivitis, dan pecah (di) atas basis paru-paru, gg. kejiwaan. Pada langkah ini, byktoxemia, myocarditis, hemorrhage berhubungan dengan usus, atau pelubangan dalam

    kaitan dengan necrotic Peyer.

    Sepanjang minggu yang keempat, demam, status mental, dan penggelembungan

    abdominal pelan-pelan meningkatkan beberapa hari

    Tropik medicine

    masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari

    minggu pertama : demam , nyeri kepala , nyeri otot , pusing , mual , muntah ,anoreksia ,konstipasi / diare , perasaan tidak enak diperut , epitaksis (mimisan), batukminggu kedua : meterorismus , splenomegali ,hepatomegali ,lidah kotor tepi danujungnya merah ,dan tremor , demam , bradikardi relative , gng mental seperti stupor ,

    somnolen , koma ,delirium /psikosis dan roseolae.

    IPD FK UI

    Penegakan diagnosis: Selain Widal???

    Gold standar IPD:Pemeriksaan rutinAnemia ringan,trombositopenia,aneosinofilia,limfopenia,LEDmeningkat,SGPT,SGOT meningkatUji WidalMaksud uji widal adalah untuk menentukan aglutinin dalam serum penderitatersangka demam tifoid yaitu :Aglutinin O:dari tubuh kumanAglutinin H:flagela kuman

    Aglutinin Vi;simpai kumanPada fase akut mula2 timbul aglutinin O kemudian diikuti aglutinin H.pada orangyang sembuh aglutinin O masih dijumpai setelah 4-6 bulan sedangkan aglutinin Hmenetap lebih lama antara 9-12 bulan.Kultur darahSumber:BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam.jilid 3.edisi IV.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    41/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menguji sampel najis atau darah bagi

    mengesan kehadiran bakteri Salmonella spp dalam darah penderita, dengan

    membiakkan darah pada hari 14 yang pertama dari penyakit.

    Selain itu tes widal (O dah H agglutinin) mulai posotif pada hari kesepuluh dan titer

    akan semakin meningkat sampai berakhirnya penyakit. Pengulangan tes widal

    selang 2 hari menunjukkan peningkatan progresif dari titer agglutinin (diatas

    1:200) menunjukkkan diagnosis positif dari infeksi aktif demam tifoid.

    Namun, penggunaan tes Widal dalam membantu diagnosis demam tifoid masih

    kontroversial dan tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan tes Widal kurang sensitif

    dan kurang spesifik untuk diganosis, ditambah lagi hasilnya bervariasi antar daerah

    yang satu dengan daerah yang lain. Tes ini sebenarnya untuk mendeteksi antibodi

    terhadap antigen O dan H dari S typhi. Masalahnya, tidak hanya S typhi yang

    memiliki antigen O dan H ini, tetapi Salmonella serotype lain juga. Selain itu antigen

    O dan H pada S typhi juga bereaksi silang dengan antigen Enterobacteriaceae.

    Pasien dengan demam tifoid juga tidak selalu menimbulkan kadar antibodi yang

    dapat terdeteksi ataupun menunjukkan kenaikan titer antibodi. Jika diagnosa

    demam tifoid ditegakkan hanya berdasarkan tes Widal ini, maka tidak jarang terjadi

    overdiagnosis.

    Pemeriksaan penunjang lain masih dikembangkan untuk membantu mendiagnosis

    demam tifoid. Sekarang sdh ada pemeriksaaan demam Typoid yg spesifik dan

    sensitif dengan menggunakan Metode terbaru yaitu TUBEX TF memang lebih unggul

    dibandingkan tes Widal, akan tetapi biayanya mencapai 4 kali biaya tes Widal.

    Biakan tinja dilakukan pada minggu kedua dan ketiga serta biakan urin pada

    minggu ketiga dan keempat dapat mendukung diagnosis dengan ditemukannya

    Salmonella.

    Gambaran darah juga dapat membantu menentukan diagnosis. Jika terdapatlekopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari

    demam, maka arah demam tifoid menjadi jelas. Sebaliknya jika terjadi lekositosis

    polimorfonuklear, maka berarti terdapat infeksi sekunder bakteri di dalam lesi usus.

    Peningkatan yang cepat dari lekositosis polimorfonuklear ini mengharuskan kita

    waspada akan terjadinya perforasi dari usus penderita. Tidak selalu mudah

  • 7/29/2019 sgd tropis

    42/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    mendiagnosis karena gejala yang ditimbulkan oleh penyakit itu tidak selalu khas

    seperti di atas. Bisa ditemukan gejala- gejala yang tidak khas. Ada orang yang

    setelah terpapar dengan kuman S typhi, hanya mengalami demam sedikit kemudian

    sembuh tanpa diberi obat. Hal itu bisa terjadi karena tidak semua penderita yang

    secara tidak sengaja menelan kuman ini langsung menjadi sakit. Tergantung

    banyaknya jumlah kuman dan tingkat kekebalan seseorang dan daya tahannya,

    termasuk apakah sudah imun atau kebal. Bila jumlah kuman hanya sedikit yang

    masuk ke saluran cerna, bisa saja langsung dimatikan oleh sistem pelindung tubuh

    manusia. Namun demikian, penyakit ini tidak bisa dianggap enteng, misalnya nanti

    juga sembuh sendiri.

    Tapi untuk menentukan dengan cepat sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah.

    Serologi terbaru:

    - Tubex TF (mendeteksi antibodi IgM tehadap antigen O9 LPS Salmonella

    typhi)

    - Typhidot (mendeteksi Antibodi IgG dan IgM terhadap antigen 50 kD

    Salmonella typhi)

    - Typhidot M (mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen 50 kD Salmonella

    typhi

    - Dipstick test (mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen LPS Salmonellatyphi)

    Seperti halnya kultur darah, target dari teknik-teknik

    molekular adalah patogen itu sendiri sehingga

    bermanfaat untuk deteksi awal penyakit. Teknik

    hibridisasi menggunakan probe DNA adalah teknik

    biologi molekular pertama yang digunakan untuk

    diagnosis demam tifoid. Teknik ini memiliki

    spesifisitas yang tinggi namun kurang sensitif.Teknik ini tidak dapat mendeteksi Salmonella typhi

    bila jumlah bakteri < 500 bakteri/mL. Kemudian

    berkembang teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)

    dengan spesifisitas dan sensitivitas yang lebih baik

    (1-5 bakteri/mL). PCR untuk identifikasi Salmonella

  • 7/29/2019 sgd tropis

    43/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    typhi ini tersedia di beberapa negara namun

    penggunaannya masih terbatas untuk penelitian

    karena harganya yang cukup mahal. Selain itu,

    diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasi

    hasil pemeriksaan teknik molekular termasuk PCR

    terutama di daerah dengan endemisitas demam tifoid

    yang tinggi seperti di Indonesia

    Penatalaksanaan

    Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.

    Pedoman profesional yang paling terakhir untuk pengobatan demam tifoid di Asia selatan dan

    Tenggara dikeluarkan olehAssociation of Pediatrics (IAP) pada Oktober 2006. Meskipun

  • 7/29/2019 sgd tropis

    44/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    pedoman ini diterbitkan untuk demam tifoid anak, penulis merasa bahwa mereka juga berlaku

    untuk kasus-kasus dewasa.

    Untuk pengobatan demam tifoid yang tidak berat, IAP merekomendasikan cefixime dan, sebagai

    agen lini kedua, azitromisin.

    Untuk demam tifoid yang berat, mereka merekomendasikan ceftriaxone. Aztreonam dan

    imipenem adalah lini kedua agen untuk kasus yang berat.

    Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteriakan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk

    memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.

    Obat-obat pilihan pertama adalah kloramfenikol, ampisilin/amoksisilin atau kotrimoksasol. Obat

    pilihan kedua adalah sefalosporin generasi III. Obat-obat pilihan ketiga adalah meropenem,

    azithromisin dan fluorokuinolon.

    6

    Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kalipemberian, oral atau intravena, selama 14 hari. Bilamana terdapat indikasi kontra

    pemberian kloramfenikol , diberi

    ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravenasaat belum dapat minum obat, selama 21 hari, atau

    amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian,oral/intravena selama 21 hari, atau

    kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2 kali pemberian, oral,selama 14 hari.6

    Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali

    sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari. Pada kasus yang diduga

    mengalami MDR (Multi Drug Resistance), maka pilihan antibiotika adalah meropenem,

    azithromisin dan fluoroquinolon.

    Ibu hamil penisilin dan cepalosforin

    Pengobatan non-medikamentosa

  • 7/29/2019 sgd tropis

    45/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Istirahat dan perawatan : tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untukpencegahan komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuh nya di tempat

    seperti makan,minum,mandi,buang air kecil, dan buang ari besar akan membantu

    dan mempercepat masa penyembuhan. Dan sangat oerlu sekali di jaga

    kebersihanya.6

    Diet dan terapi penunjang : diet muerupakan hal yang cukup penting dlam prosespenyembuhan penyakit demem tifoid, karena makanan yang kurang dapat

    mempengarui kondisi pasien demem tifoid, di masa lampau penederita demem

    tifoid hanya di beri bubur saring, kemudian di tingkatkan mejadi bubur kasar dan

    akhir nya di berikan nasi. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari

    komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.6

    Komplikasi

    Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :

    1. Komplikasi intestinal :

    a.Perdarahan usus

    b.Perforasi usus

    c.Ileus paralitik

    2. Komplikasi ekstra-intestinal :

    a.Komplikasi kardiovaskular :

    Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.b.Komplikasi darah :

    Anemia hemolitik, trombositopenia dan/atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

    dan sindrom uremia hemolitik.

    c.Komplikasi paru :

    Pneumonia, empiema dan pleuritis.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    46/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    d.Komplikasi hepar dan kandung empedu :

    Hepatitis dan kolesistisis.

    e.Komplikasi ginjal :

    Glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.

    f.Komplikasi tulang :

    Osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artitis.

    g.Komplikasi neuropsikatrik :

    Delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer, SGB, psikosis dan sindrom

    katatonia.

    Pada anak-anak dengan demam paratifoid , komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi

    sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum terutama bila perawatan

    pasien kurang sempurna.

    Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa terjadi komplikasi,

    terutama pada penderita yang tidak diobati atau bila pengobatannya terlambat:

    Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus; sekitar 2% mengalami perdarahan hebat.

    Biasanya perdarahan terjadi pada minggu ketiga.

    Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isiusus menginfeksi ronga perut (peritonitis).

    Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga dan biasanya terjadi akibat infeksi

    pneumokokus (meskipun bakteri tifoid juga bisa menyebabkan pneumonia).

    Infeksi kandung kemih dan hati.

    Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan terjadinya infeksi tulang (osteomielitis),infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal

    (glomerulitis) atau infeksi saluran kemih-kelamin.

    Pada sekitar 10% kasus yang tidak diobati, gejala-gejala infeksi awal kembali timbul dalamwaktu 2 minggu setelah demam mereda.

    Pada minggu ke 2 atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai

    yang ringan sampai berat bahkan kematian. Beberapa komplikasi yang sering

    terjadi diantaranya :

  • 7/29/2019 sgd tropis

    47/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Didapatkan gangguan atau penurunan kesadaran akut dengan gejala delirium

    sampai koma yang disertai atau tanpa kelainan neurologis lainnya. Analisa

    cairan otak biasanya dalam batas-batas normal.

    Adalah akibat lanjut dari respon inflamasi sistemik, karena bakteremia

    Salmonella. Disamping gejalagejala tifoid diatas, penderita jatuh ke dalam

    fase kegagalan vaskular (syok). Tensi turun, nadi cepat dan halus,

    berkeringat serta akral dingin. Akan berbahaya bila syok menjadi irreversible.

    Perdarahan dan perforasi terjadi pada minggu ke 2 demam atau setelah itu.

    Perdarahan dengan gejala berak berdarah (hematoskhezia) atau dideteksi

    dengan tes perdarahan tersembunyi (occultblood test). Perforasi intestinal

    ditandai dengan nyeri abdomen akut, tegang dan nyeri tekan yang paling

    nyata di kuadran kanan bawah abdomen. Suhu tubuh tiba-tiba menurun

    dengan peningkatan frekuensi nadi dan berakhir syok. Pada pemeriksaanperut di dapatkan tanda-tanda ileus, bising usus melemah dan pekak hati

    menghilang, perforasi dapat dipastikan dengan pemeriksaan foto polos

    abdomen 3 posisi. Perforasi intestinal adalah komplikasi tifoid yang serius

    karena sering menimbulkan kematian.

    Biasanya menyertai perforasi, tetapi dapat terjadi tanpa perforasi.

    Ditemukan gejala-gejala abdomen akut yakni nyeri perut hebat, kembung

    serta nyeri pada penekanan. Nyeri lepas lebih khas untuk peritonitis.

    Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali dan kelainan

    test fungsi hati dimana didapatkan peningkatan SGPT, SGOT dan bilirubin

    darah. Pada histopatologi hati didapatkan nodul tifoid dan hiperplasi sel-sel

    kuffer.

    Merupakan komplikasi yang jarang terjadi, gejala-gejalanya adalah sama

    dengan gejala pankreatitis.Penderita nyeri perut hebat yang disertai mual

    dan muntah warna kehijauan, meteorismus dan bising usus menurun. Enzim

    amilase dan lipase meningkat.

    Dapat disebabkan oleh basil Salmonella atau koinfeksi dengan mikroba lain

    yang sering menyebabkan pneumonia. Pada pemeriksaan didapatkan gejala-

    gejala klinis pneumonia serta gambaran khas pneumonia pada foto polos

    toraks.

  • 7/29/2019 sgd tropis

    48/48

    LBM 1 Modul Penyakit Tropis SGD 10

    Karena basil salmonella bersifat intra makrofag, dan dapat beredar

    keseluruh bagian tubuh, maka dapat mengenai banyak organ yang

    menimbulkan infeksi yang bersifat fokal diantaranya :

    Osteomielitis, artritis

    Miokarditis, perikarditis, endokarditis

    Pielonefritis, orkhitis

    Serta peradangan-peradangan ditempat lain

    Komplikasi apa yg menyebabkkan kematian?

    Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk ulkus, maka

    perdarahan yang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari usus. Kedua

    komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi merupakan penyebabyang paling sering menimbulkan kematian pada penderita demam tifoid.