Upload
elok-izawati
View
80
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI ).
Kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal
karena berbagai penyebab. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah
komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan
tepat waktu.
Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua
makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti
penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan.
Kematian neonatus(neonatal) yaitu kematian neonatus lahir hidup pada usia gestasi 20
minggu atau lebih. Sedangkan, neonatus lahir hidup adalah salah satu neonatus yang
menunjukkan bukti hidup setelah lahir, bahkan bila hanya sementara (pernapasan, denyut
jantung, gerakan otot volunter, atau pulsasi dalam korda umbilikalis), dan yang
meninggal dalam 28 hari. Tiga penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Buatlah tampilan data yang sesuai dari data kematian ibu, neonatal dan bayi serta
menemukan apa penyebab langsung yang terbesar dari kematian ibu, kematian
neonatal dan kematian bayi
Buatlah tampilan data yang sesuai untuk dapat menemukan lokasi kantong-
kantong masalah kematian ibu, neonatal dan bayi
Usia bayi merupakan usia yang rawan sehingga bayi muda memiliki potensi yang
lebih besar untuk mengalami komplikasi dan meninggal daripada usia yang lebih
tua.dengan memperhatikan data-data kematian bayi yang telah dipilah menurut
kelompok umur,buatlah tampilan data kematian bayi menurut kelompok
umur.kesimpulan apa yang anda dapat berikan.
.Berdasarkan klasifikasi data menurut sumbernya, maka tergolong data apa
Angka kematian ibu,angka kematian bayi maupun angka kematian neonatal
dihitung menggunakan denominator jumlah kelahiran hidup ( 17.000).bila
diasumsikan bahwa jumlah kematian ibu,neonatal maupun bayi yang terdata
tersebut adalah jumlah seluruh kematian yang terjadi dipopulasi,hitunglah angka
kematian ibu,angka kematian bayi dan angka kematian neonatal
Apa perbedaan dari proporsi, rate dan ratio
Tergolong angka relatif apa angka kematian ibu, neonatal dan bayi tersebut
Dapatkah dihitung resiko relatif neonatal yang menderita BBLR untuk mengalami
kematian dibandingkan dengan neonatal yang tidak menderita BBLR
Dengan memperhatikan kematian neonatal menurut umurnya, bagaimana
seharusnya pola kunjungan neonatal dilakukan
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui tentang penyebab langsung dari kematian ibu, neonatal, dan bayi serta
dapat mengitung angka kematian ibu, neonatal dan bayi
SKENARIO V.4.2 : Determinan Mortalitas Kelompok Rawan
United Nations Development Program (UNDP) telah merumuskan suatu indikator
untuk mengukur keberhasilan pembangun sumber daya manusia (SDM) suatu negara .
Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau yang dalam
bahasa inggris dikenal dengan Human Development Index (HDI). Indikator tersebut
merupakan suatu indeks komposit yang dihitung dari berbagai sub indikator yang
menggambarkan kualitas hidup seseorang. Indeks komposit tersebut dihitung dari 3 indikator
dasar, yaitu : indikator kesehatan yang dilihat dari Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Live
Expectancy at Birth = LEB), Indikator Kesehatan yang dilihat dari angka melek huruf
penduduk usia 10-45 tahun dan rata-rata lama sekolah, serta Indikator Ekonomo yang diukur
dari kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity).
Saat ini Indonesia memiliki indeks pembangunan manusia yang masih rendah. Bila
dibandingkan dengan negara-negara lain di Dunia, ranking IPM Indonesia pada tahun2007
berda pada posisi ke 107. Bahkan bila dibandingkan dengan Negara-negara Asean ranking
IPM Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN laiinnya. Hal ini tentunya sangat
memprihatinkan.
RANKING HUMAN DEVELPPMENT INDEX (IPM)BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2007
NEGARA TAHUN
1995 2000 2003 2004 2005 2006 2007
THAILAND 58 76 74 76 73 74 78
MALAYSIA 59 61 58 59 61 61 63
FILIPHINA 100 77 85 83 84 84 90
INDONESIA 104 109 112 111 110 108 107
CINA 111 99 104 94 85 81 81
VIETNAM 120 108 109 112 108 109 105
Umur harapan hidup waktu lahir sebagai salah satu unsur pembentuk indeks
pembangunan manusia, sangat dipengaruhi oleh angka kematian terutama angka kematian
bayi (infant mortality rate) termasuk didalamnya angka kematian neonatal serta angka
kematian ibu (maternal mortality ratio). Oleh karena itu upaya-upaya untuk mengendalikan
kematian ini menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Upaya mengendalikan kematian ibu dan bayi juga sejalan dengan tekad bangsa-
bangsa di seluruh dunia yang dikenal dengan Millenium Development Goal (MDG) yang
diharapkan akan dicapai pada tahun 2015. Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut,
terdapat tujuan ke empat (MDG 4) dan tujuan ke lima (MDG 5), yaitu percepatan penurunan
angka kematian ibu dan kematian anak.
Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu dari beberapa negara yang
memili Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi yang tertinggi di dunia.
Meskipun trend dari kedua angka kematian tersebut menurun, namun penurunannya masih
relatif landai sehingga dikhawatirkan tidak mencapai target MDG pada tahun 2015. Oleh
karena itu upaya perlu difokuskan untuk menemukan dan mengatasi penyebab terbesar dari
kematian tersebut.
Dalam prinsip epidemiologi, suatu permasalahan kesehatan perlu dipersempit dengan
menelaah frekuensi dari masalah menurut berbagai aspek seperti waktu, tempat maupun
orang yang mengalami kejadian. Dengan demikian intervensi dalam rangka mengatasi
masalah dapat lebih difokuskan.
Dalam kematian bayi, dikenal adanya fenomena 2/3, dengan penjelasan sbb : 2/3 dari
kematian bayi terjadi pada masa neonatal, 2/3 dari kematian neonatal terjadi pada 7 hari
pertama (minggu pertama), 2/3 dari kematian pada umur 7 hari pertama terjadi pada 3 hari
pertama, 2/3 dari kematian bayi pada umur 3 hari terjadi pada hari pertama (24 jam pertama).
Ada beberapa penyebab langsung dari kematian ibu, nenatal maupun bayi yang
tentunya berbeda-beda. Pada kematian ibu, beberapa penyebab langsung mungkin terjadi
adalah adanya komplikasi kehamilan dan persalinan seperti maternal bleeding, preeklampsia
atau eklampsia, partus kasep maupun infeksi. Disamping itu juga ada penyebab lain yang
tidak berhubungan dengan kasus kehamilan, persalinan maupun masa nifas seperti penyakit
jantung, kecelakaan, penyakit infeksi, penyakit cardiovaskuler, dsb. Sedangkan pada
kematian neonatal, beberapa penyebab langsungnya adalah komplikasi pada neonatal seperti
asfiksia, BBLR, cacat bawaan maupun infeksi. Sementara itu untuk kematian bayi pada usia
yang lebih tua (diatas 1 bulan), beberapa penyebab kematian diantaranya : penyakit infeksi
seperti diare dan pneumonia, demam berdarah maupun masalah gizi.
Tindakan intervensi sangat dibutuhkan untuk mempercepat penurunan angka
kematian tersebut sehingga target MDG dapat dicapai. Agar intervensi yang dilakukan efektif
dan efesien, maka tidak semua wilayah memiliki permasalahan yang sama. Oleh karena itu,
perlu dikaji pula intervensi yang bersifat spesifik untuk masing-masing wilayah sesuai
dengan prioritas masalah yang dihadapi. Dengan demikian, perlu dilakukan penelaahan
frekuensi kasus menurut wilayah untuk menemukan kantong-kantong masalah.
Di dalam program kesehatan ibu dan anak, telah dilakukan berbagai aktivitas yang
arahnya untuk menjamin kelangsungan hidup maupun anak yang dilahirkannya. Aktivitas-
aktivitas tersebut dikenal dengan upaya “making precnancy sever (MPS)”. Uapaya MPS
mencakup upaya penyelamatan sejak prekehamilan, masa kehamilan, proses persalinan
sampai dengan pasca persalinan. Prinsip dari MPS adalah:
Setiap wanita usia subur dijamin memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan komplikasi keguguran. Untuk itu dilakukan pelayanan
kontrasepsi serta penanganan pasca keguguran.
Setiap Ibu hamil mendapatkan asuhan pemeriksaan (Antenatal care =ANC) yang
memadai dan sesai standard.
Setiap ibu yang melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan profesional dan terampil.
Setiap ibu maupun neonatal dengan komplikasi dijamin mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan yang memadai.
Untuk mewujudkan prinsip MPS tersebut, berbagai upaya yang dilakukan antara lain:
Pada prekehamilan : diberikan pelayanan kontrasepsi maupun konseling keluarga
berencana. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan ini
cakupan peserta KB aktif bagi pasangan usia subur (contraception prevalence rate =
CPR).
Pada saat kehamilan, diberikan pelayanan antenatal care bagi ibu hamil minimal 4
kali selama kehamilan, dengan catatan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester kedua, 2 kali pada trimester ketiga. Diberikan pula tablet besi (Ferous sulfat)
sebanyak 90 tablet pada kehamilan trimester ketiga. Indikator output adalah cakupan
ANC pada trimester pertama (K-1) dan cakupan ANC pada trimester ketiga (K-4),
cakupan distribusi Fe3 (pemberian Fe 90 tablet).
Pada saat persalinan, diharapkan bahwa semua persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan dan bahkan diharapkan pertolongan dilakukan disarana pelayanan
kesehatan (Poskesdes, puskesmas, klinik bersalin maupun Rumah sakit). Bukannya
persalinan dirumah dengan mengundang bidan kerumah. Indikator yang dipantau dari
pelayanan ini adalah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan
pertolongan persalinan disara pelayanan kesehatan.
Pada pasca persalinan, dilakukan pelayanan bagi neonatal melalui kegiatan kunjungan
neonatal. Kunjungan neonatal dilakkan sebanyak 3 kali dengan waktu kunjungan di
jadwalkan secara standar dengan memperhatikan masa-masa kritis pada neonatal.
Pada bayi baru lahir, dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) serta pemantauan
konseling terhadap pemberian air susu ibu (ASI) secara ekskusif sampai umur bayi
mencapai 6 bulan serta imunisasi menurut umur bayi. Dengan demikian, indikator
lain yang dipantau adalah cakupan ASI eksklusif.
Pada bayi yang lebih tua (diatas usia neonatal), dilakukan pelayanan kunjungan bayi,
pemberian kapsul 2 kali dalam setahun (bulan februari dan agustus) serta pelayanan
imunisasi sampai lengkap. Pemberianimunisasi dianggap lengkap bila bayi sudah
mendapatkan imunisasi campak (pada usia 9 bulan). Dengan demikian indikator yang
dipantau adalah cakupan kunjungan bayi, cakupan pemberian vitamin A bayi serta
imunisasi campak. Disamping itu, karena bayi merupakan usia yang rawan untuk
menderita penyakit infeksi terutama pneumonia dan diare maka perlu dijamin adanya
penemuan dan penanganan kasus pneumonia dan diare pada bayi.
Untuk menjamin kelangsungan hidup ibu maupun bayi tesebut, maka perlu
dijamin adanya keberlangsungan pelayanan sebagaimana tersebut diatas, yang dikenal
dengan istilah “kontinuum of care”. Diharapkan bahwa indikator-indikator pelayanan
baik pada saat prekehamilan, masa kehamilan, masa persalinan maupun pasca
persalinan dapat tercapai target setidaknya 90%.
BAB II
PEMBAHASAN
1) a) kematian maternal
Abortus : 1/22 x 100 % = 4.5 %
Perdarahan ; 9/22 x 100% = 40.9 %
Infeksi jln lahir : 4/22 x 100% = 18,2 %
Eklamsia/preeklamsia : 3/22 x 100 % = 13,6 %
Partus lama : 0
Lain-lain ;5/22 x 100 % = 22,7 %
b) kematian bayi
ISPA : 44/77 x 100% = 57,1%
Diare : 4/77 x 100% = 18.7%
Campak :0
Infeksi SSP: 5/77 x100%= 6,5%
DBD :1/77 x 100%= 1.3%
Gizi buruk : 5/77 x 100% = 6.5 %
Lain –lain :18/77 x 100%=23.4%
c) kematian neonatal
BBLR : 87/183 x 100% = 47,5%
Tetanus :0
Asfiksia : 37/183 x 100%= 20.2%
Infeksi : 4/183 x 100% = 2,2 %
Cacat bawaan : 21/183 x 100% = 11,5%
Lain-lain : 33/183 x 100% = 18,1 %
2) A)
B)
C)
3) KASUS KEMATIAN NEONATAL DIPILIH MENURUT UMUR PADA TH 2008
USIA NEONATAL JUMLAH KEMATIAN
KURANG DARI 1 HARI 39
1 HARI 59
>1 HARI – 3 HARI 31
>3 HARI – 7 HARI 24
8 – 28 HARI 30
4) Menurut sumbernya data tersebut diatas tergolong dalam data eksternal sekunder,
karena dilakukan berdasarkan survey singkat di Kabupaten Lombok Barat
5) a) angka kematian maternal :
jumlah yg mati dlm masa puerperal setahun x 100.000
jumlah kelahiran hidup tahun yang sama
22/17.000 x 100.0000 = 129 orang
b) angka kematian bayi x 1.000
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
77/17.000 x 1000 = 4-5 org
c) angka kematian neonates
jumlah kematian anak umur < 28 hari setahun x 1.000
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
183/17.000 x 1000 = 10-11 orang
6) Rasio (Ratio)
Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai (x, y) kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi (Proportion)
Perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Pada proporsi pembilangnya tercakup dalam penyebut x/(x+y) dan
lazimnya dinyatakan dalam persen, atau tetap dalam pecahan
Angka (Rate)
Proporsi dalam bentuk khusus: Perbandingan pembilang dan penyebut dinyatakan
dalam batas waktu tertentu.
7) Angka kematian ibu,neonatal,dan bayi tergolong angka relative rate karena
memiliki syarat-syarat yaitu
a) Pembilang dan penyebut karakteristiknya sama
b) Penduduk adalah penduduk berisiko
c) Dinyatakan dalam kurun satuan waktu
d) Penyebutnya penduduk daerah geografis tertentu
8) Resiko relative neonatal yang mengalami BBLR mengalami kematian
dibandingkan neonatal yang mengalami tidak BBLR
+ -
BBLR (+) 87 635
BBLR ( - ) 95 200
A/(A+B) : C/(C+D)
87/(87+635) : 95/(95+200)
87/722 : 95/295
0,37
RR <1 =Bukan factor resiko terhadap efek
9) Dengan memperhatikan kematian neonatal menurut umurnya (masa-masa kritis
neonatal),seharusnya pola kunjungan neonatal dilakukan 3 x dengan waktu kunjungan
yang dijadwalkan secara standart.
SELF ASSESSMENT
1) Definisi kematian ibu,definisi neonatal dan bayi?
2) Beberapa macam graik untuk menampilkan data,sebutkan kegunaan masing-masing
jenis grafik?
3) Definisi epidemiologi?
4) Pada epidemiologi,kasus-kasus morbiditas maupun mortalitas perlu
dikelompokkan.menurut apa sajakah pengklasifikasikan dilakukan dan apa manfaat
pengklasifikasikan tersebut?
Jawab:1)
Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi
kehamilan,persalianan,dan masa nifas selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama.
Kematian neonatal adalah kematian pada masa-masa kritis misalnya
BBLR,tetanus neonatorum,asfiksia,infeksi,cacat bawaan dan kasus-kasus
lainnya.umur neonates adalah >28 hari
Kematian bayi adalah jumlah kematian yang terjadi pada bayi karena beberapa
kejadian seperti ISPA,diare,campak,infeksi SSP,Demam berdarah,gizi buruk
dll.umur bayi adalah > 29 hari s d 1 tahun
2) Macam-macam grafik / diagram
a) Diagram batang
Dipakai pada Data berskala Nominal dan Ordinal
Fungsi: Untuk menggambarkan frekuensi menurut kategori yang berbeda.
Jenis Diagram Batang (Bar Chart)
1. Clustered Bar Chart
– Membandingkan nilai antar kategori dengan melihat batang secara
mendatar
– digunakan bila urutan kategori tidak penting
2. Stacked Bar Chart
– Membandingkan kontribusi masing-masing nilai terhadap total antar
kategori dengan memperhatikan batang secara vertikal
– Digunakan untuk memberikan tekanan perhatian terhadap perubahan
masing-masing nilai terhadap total menurut urutan (waktu)
b) Histogram
Digunakan pada data berskala interval atau ratio
c) Diagram Garis
Digunakan untuk menggambarkan trend (perkembangan kejadian) dari waktu ke
waktu (menurut kronologi waktu)
d) Diagram Lingkaran/Pie
Digunakan untuk menggambarkan proporsi (kontribusi bagian dari keseluruhan)
e) Diagram Peta (Spot Map)
Digunakan untuk menggambarkan lokasi (kantong –kantong masalah)
f) Diagram Tebar (Plot Scatter)
Digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel (melihat korelasi)
g) Diagram Gambar
3) Epidemiologi adalah ilmu tentang frekuensi (jumlah),disribusi (penyebaran) dan
determinan (factor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk
pembuatan perencanaan (development) dan pengambilan keputusan dalam
menanggulangi masalah kesehatan.
4) a. Crude death rate
Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. Jumlah penduduk pertengahan tahun
berdasarkan :
- diasumsikan dalam 1 tahun distribusi kematian secara merata sehingga
penduduk pertengahan merupakan rata-rata jumlaah penduduk sepanjang
tahun dan dianggap sama dengan jumlah tahun hidup.
- walaupun dalam kenyataan distribusi kematian tidak merata sepanjang tahun
tetapi jumlah penduduk pertengahan tahun masih dapat digunakan sebagai
penyebut dalam perhitungan angka kematian kasar tanpa menimbulkan
masalah yang besar.
b. Age spesifik death rate
jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan tertentu
dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tertentu.
ASDR digunakan :
- Mengetahui dan mmenggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur misalnya golongan bayi
dan anak kurang dari 5 tahun ASDR meningkat berarti kesehatan
masyarakat yangmsih kurang namun apabila pada usia lanjut ASDR
meningkat berarti berhasil.
- Membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah
- Menghitung rata-rata harapan hidup
c. Infant MR
jumlah kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
d. Neonatal MR
jumlah kematian bayi kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran pada tahun yang sama.
Meningkat atau menurunnya neonatal MR dapat digunakan untuk mengetahui
- Meningkatkan atau menurunkan usaha perawatan post natal
- Program imunisasi
- Penyakit infeksi terutama saluran napas atas
e. Perinatal MR
jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih ditambah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Perinatal MR digunakan untuk menggambarkan kesehatan terutama ibu hamil
dan bayi
Factor-faktor yang mempengaruhi meningkat atau menurunnya perinatal MR
- Banyak bayi dengan BBLR
- Status gizi ibu dan bayi
- Keadaan social ekonomi
- Penyakit infeksi terutama ISPA
- Pertolongan persalinan
f. Under five MR
merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak
umur 1-4 tahun. Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama.
Meningkat atau menurunnya Under five MR dipengaruhi oleh :
- Program pelayanan kesehatan
- Program perbaikan gizi
- Program imunisasi
g. Maternal MR
jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan
masa nifas yang dicatat selama 1 tahu per 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama.
Meningkat atau menurunnya maternal MR dipengaruhi oleh
- social ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
- pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
- pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kematian ibu tertinggi pada kasus perdarahan,kematian neonatal tertinggi pada kasus
BBLR dan kematian tertinggi pada bayi terjadi pada kasus ISPA.lokasi kantong-kantong
masalah kematian ibu tertinggi terjadi pada wilayah Pelangan, lokasi kantong-kantong
masalah kematian neonatal tertinggi terjadi pada wilayah Lingsar dan Gerung, lokasi
kantong-kantong masalah kematian bayi tertinggi terjadi pada wilayah Kediri.Usia rawan
terjadinya kematian bayi adalahneonatal yang berumur 1 hari.klasifikasi data pada skanario
adalah eksternal sekunder.
Daftar Pustaka
Azwar, Asrul, prof. Dr. MPH. Pengantar Epidemiologi. 1999. binarupa aksara: Jakarta.
MN.Bustan, 2002. Pengantar epidemiologi. Rineka Cipta: Jakarta.
Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar. EGC : Jakarta.
” SKENARIO V.4.2DETERMINAN MORTALITAS KELOMPOK RAWAN”.
KELOMPOK 4
SAUVIA
ANDRIAN REZA PAHLEVI
HERLINAWATI HARINI
TITIN ANDRIANI
LL RINJA ERAWAN
DESAK MADE AYU DEVIARDIANI
DEWI ANITA AMELIA
NI LUH PUTU SUARTHADEWI
BQ SITI MALIKHA ABILA MEISYA
I PUTU MIRZA JUANDA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil
diskusi kami dengan judul ” SKENARIO V.4.2DETERMINAN MORTALITAS
KELOMPOK RAWAN”. Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa
Kedokteran Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi
mahasiswa.
Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada para dosen yang menjadi
tutor yang membimbing kami selama melaksanakan diskusi ini,juga teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan bagi kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya
sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan
makalah ini.
Mataram,6 Januari 2012
Tim Penyusun