128
METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT PADA NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh Martina Novi Tensawanti NIM: 121224034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT

PADA NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI

UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Martina Novi Tensawanti

NIM: 121224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

i

METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT

PADA NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI

UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Martina Novi Tensawanti

NIM: 121224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

iv

Karya ini saya persembahkan untuk inspirator dan

motivator terbaik dalam hidup saya yaitu, Bapak Fl. Rejo

Mulyo, Ibu Paula Wakinah, dan adik Graciano Vino.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

v

“IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA

WAKTUNYA”

(PENGKHOTBAH 3 : 11)

“ORANG-ORANG YANG SUKSES TELAH BELAJAR

MEMBUAT DIRI MEREKA MELAKUKAN HAL YANG HARUS

DIKERJAKAN KETIKA HAL ITU MEMANG HARUS

DIKERJAKAN, ENTAH MEREKA MENYUKAINYA ATAU

TIDAK”

(ALDUS HUXLEY)

“I’M A GREATER BELIEVER IN LUCK, AND I FIND THE

HARDER I WORK THE MORE I HAVE OF IT”

(THOMAS JEFFERSON)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

viii

ABSTRAK

Tensawanti, Martina Novi. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini dengan menggunakan metode inkuiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskrpsikan tema dan amanat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini bagi siswa SMA kelas XI semester I.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini yaitu novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Peneliti menerapkan langkah-langkah metode inkuri yang digunakan dalam pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang terdiri dari (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengumpulkan data, (4) merumuskan kesimpulan. Terdapat tiga langkah penentuan tema, yaitu berdasarkan peristiwa yang paling menonjol, peristiwa yang paling banyak menimbulkan konflik, dan peristiwa yang menentukan waktu penceritaan. Ada dua teknik yang digunakan dalam menganalisis amanat yaitu, teknik eksplisit dan implisit. Hasil analisis menunjukkan bahwa tema dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini adalah cinta. Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah setiap usaha yang disertai dengan kerja keras dan doa akan membuahkan hasil yang setimpal.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun silabus dan RPP dengan menggunakan metode inkuiri yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Silabus dan RPP digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi membaca memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan, dengan Kompetensi Dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrnsik novel Indonesia/terjemahan.

Kata kunci: metode inkuiri, pembelajaran tema dan amanat, novel Pertemuan Dua Hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

ix

ABSTRACT

Tensawanti, Martina Novi. 2016. Inquiry Method in Learning of Theme and Messages in Pertemuan Dua Hati Novel by Nh. Dini for SMA Students Grade XI Semester I . Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language dan Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training dand Education, Sanata Dharma University.

This research examines learning of theme and messages in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini using inquiry method. The aims of this research is to describe the learning of theme and messages in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini using inquiry method for SMA students grade XI in semester I.

This research used descriptive qualitative. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Pertemuan Dua Hati novel which describes the theme and messages. Data sources in this research were obtain from Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini. The data collection of this research used documentary technique. The research instrument in this research was the researcher itself.

The researcher applied four steps of inquiry method which are used in learning of theme and mandate in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini, namely (1) orientation, (2) problem formulation, (3) data collection, and (4) conclusion formulation. There are three steps of determining theme that is based on the events which have most prominent, events which inflict conflicts and events which determine the storytelling time. There are two techniques used in analyzing the messages, namely explicit and implicit technique. The result showed that the theme in Pertemuan Dua Hati novel by Nh. Dini is love. The messages contained that in every effort that is accompanied by hard work and pray will produce worth results.

Based on the result, the researcher compiled a syllabus and lesson plan using inquiry method which can be used as teaching material in literature class in senior high school, grade XI in semester I. Syllabus and lesson plan are used to achieve the Competence Standard in reading and understanding the various saga novels which are Indonesian/translation, with Basic Competence to analyze the intrinsic and extrinsic elements in Indonesian/translation novel.

Keywords: metode inkuiri, pembelajaran tema dan amanat, novel Pertemuan Dua Hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kritus, atas berkat dan kasih-Nya yang

tidak berkesudahan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Metode

Inkuiri Dalam Pembelajaran Tema dan Amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati

Karya Nh. Dini Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami berbagai

pengalaman suka dan duka serta berbagai pelajaran berharga yang pada akhirnya

membuat penulis semakin berkembang. Sebagai pribadi yang belum terampil,

penulis menerima banyak dukungan dan bimbingan, baik secara moral ataupun

material. Oleh karena itu, dengan segala hormat penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh

kesabaran sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah

membimbing, memberikan motivasi, dan senantiasa sabar dalam

memberikan bantuan atas segala kesulitan dan kebingungan yang dihadapi

penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma, yang memberikan ilmu dan berbagai

pengalaman berharga selama 4 tahun ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv

MOTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

E. Batasan Istilah ............................................................................................ 6

F. Sistematika Penyajian ................................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9

B. Kajian Teori .............................................................................................. 10

1. Metode Inkuiri ................................................................................... 10

a. Ciri-ciri Metode Inkuiri .............................................................. 12

b. Prinsip Metode Inkuiri ............................................................... 12

c. Langkah-Langkah Metode Inkuiri ............................................. 14

d. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Inkuiri ............................ 15

2. Pembelajaran Sastra di Jenjang SMA ............................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

xiii

3. Hakikat Novel ................................................................................... 17

4. Unsur-unsur Intrinsik ........................................................................ 18

a. Tema ........................................................................................... 18

b. Amanat ....................................................................................... 20

5. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) ............................................. 22

a. Silabus ........................................................................................ 23

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 24

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .............................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 27

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 27

B. Data dan Sumber Penelitian ..................................................................... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28

D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 28

E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 31

A. Deskripsi Data .......................................................................................... 31

B. Pembahasan Langkah-langkah Metode Inkuiri ........................................ 32

1. Analisis Tema Menggunakan Metode Inkuiri ................................... 39

a. Persoalan yang Menonjol ........................................................... 52

b. Persoalan yang Menimbulkan Konflik ....................................... 52

c. Kesimpulan Tema ...................................................................... 53

2. Analisis Amanat Menggunakan Metode Inkuiri ............................... 53

a. Implisit ....................................................................................... 68

b. Eksplisit ...................................................................................... 68

c. Kesimpulan Amanat ................................................................... 69

C. Pembelajaran Tema dan Amanat dalam Pembelajaran Sastra ................. 70

1. Langkah-Langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri

dalam Novel Pertemuan Dua Hati ................................................. 71

2. Silabus ............................................................................................. 73

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

xiv

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 93

A. Kesimpulan ............................................................................................... 93

B. Implikasi ................................................................................................... 96

C. Saran ......................................................................................................... 96

1. Bagi Guru Bahasa Indonesia ........................................................... 96

2. Bagi Peneliti Lain ........................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98

LAMPIRAN: Bab V Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini ................. 100

BIODATA ........................................................................................................ 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk kualitas sumber

daya manusia di Indonesia. Hal ini karena pendidikan merupakan sarana dan

wadah yang membentuk manusia yang kelak akan berguna bagi nusa dan

bangsa, serta mempersiapkan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa

yang cerdas dan berkualitas.

Pada zaman sekarang, pendidikan yang disajikan oleh sekolah-sekolah di

Indonesia masih rendah kualitasnya. Masalah tersebut melibatkan komponen-

komponen sistem pendidikan, yaitu guru, siswa, meteri, metode, media,

sumber belajar, sarana dan prasarana serta komponen lainnya. Namun setelah

diselidiki lebih dalam, yang menjadi alasan utama rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia adalah metode pembelajaran dalam proses kegiatan

belajar mengajar di dalam kelas (Wini, 2015: 1).

Djamarah (2010: 46) menyatakan bahwa metode adalah salah satu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode

digunakan guru sebagai strategi dalam pembelajaran. Metode dibuat agar siswa

menjadi lebih aktif, bersemangat, dan mudah dalam mencerna pembelajaran di

kelas. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan suatu kegiatan belajar

mengajar di kelas adalah pemilihan metode pembelajaran yang baik oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

2

Sebagaian besar siswa sering mengeluhkan kegiatan belajar mengajar yang

monoton dan tidak bervarasi. Hal itu menyebabkan siswa kurang

memperhatikan pelajaran dan malah sibuk berbicara dengan teman

sebangkunya (Wini, 2015: 2). Untuk menarik minat siswa dalam proses

pembelajaran, kita sebagai guru harus mampu menemukan metode yang kreatif

dan inovatif sehingga siswa merasa nyaman dan senang, dan pembelajaran

dapat berjalan dengan baik dan aktif di dalam kelas.

Oleh kerena itu, pemilihan metode pembelajaran yang baik akan

membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu

metode pembelajaran yang dirasa cocok dalam pembelajaran sastra adalah

metode inkuiri. Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang

merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta

keterangan, atau dalam konsep pembelajaran, adalah siswa diminta untuk

mencari dan menemukan sendiri (Anan, 2015: 7). Dalam konteks penggunaan

inkuiri sebagai metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek

pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam

menentukan suasana dan model pembelajaran. Dalam metode ini, siswa

dituntut untuk terlibat secara aktif, salah satunya dengan mengajukan

pertanyaan yang baik terhadap setiap materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA, karya sastra merupakan

salah satu pelajaran yang diajarkan dan digabungkan dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar siswa mengetahui karya-karya

sastra yang dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Indonesia dan kemudian dapat

menjaga dan melestarikannya. Apabila karya-karya sastra dianggap tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

3

berguna, tidak bermanfaat lagi untuk menafsirkan dan memahami masalah-

masalah dunia nyata, tentu saja pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi

untuk diadakan. Namun, jika dapat ditunjukkan bahwa sastra itu mempunyai

relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata, maka pengajaran sastra harus

kita pandang sebagai sesuatu yang penting yang patut menduduki tempat yang

selayaknya. Jika pengajaran sastra dilakukan secara tepat, maka pengajaran

sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan

masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam

masyarakat (Rahmanto, 1988: 15). Pengajaran sastra dalam dunia pendidikan

dapat membantu mendidik siswa secara utuh dan memberikan empat manfaat

besar, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan

budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjuang pembentukan watak

(Rahmanto, 1988: 16).

Dalam karya sastra akan dijumpai unsur-unsur pembentuk karya sastra,

baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Unsur intrinsik novel

meliputi tema, tokoh, penokohan, latar (setting), sudut pandang, gaya bahasa,

dan amanat. Kepaduan unsur-unsur intrinsik inilah yang akan membuat sebuah

novel terwujud. Dilihat dari sudut pandang pembaca, unsur-unsur inilah yang

akan dijumpai ketika kita membaca sebuah novel.

Pada penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran sastra yaitu novel

mengenai tema dan amanat. Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via

Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.

Namun, tema yang disajikan dalam novel bermacam-macam jenisnya. Tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

4

terkandung di mana teks sebagai struktur sematis dan yang menyangkut

persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto via

Nurgiyantoro, 1995: 68). Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita

yang bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema sebuah

karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan

bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton menyatakan bahwa tema kurang

lebih bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central

purpose).

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaiakan oleh pengarang kepada

pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya

(Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dan tema dipandang memiliki kemiripan

karena keduanya merupakan sesuatu yang terkandung dalam novel. Namun,

tema bersifat lebih kompleks daripada moral. Moral, dengan demikian, dapat

dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana, namun

tidak semua tema merupakan moral (Kenny via Nurgiyantoro, 1995: 321).

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message.

Amanat dalam cerita, menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 322)

dimaksudakan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral

tertentu yang bersifat praktis.

Peneliti memilih novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini karena

berdasarkan pengetahuan peneliti, implementasi metode inkuiri dalam

pembelajaran tema dan amanat menggunakan novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh. Dini belum pernah dilakukan. Selain itu, novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh. Dini juga memberikan sebuah gambaran perjuangan seorang wanita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

5

berperan sebagai ibu dan juga sebagai guru. Dari situ kita menjadi tahu

bagaimana pengorbanan seorang ibu yang tidak melepas tanggung jawab

terhadap anaknya dan pengorbanan seorang guru yang tetap berusaha

mengajak anak didiknya untuk kembali ke jalan yang benar. Perjuangan dan

pengorbanan tokoh utama menjadikan novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini cocok sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Bahasa dan jalan cerita

yang mudah dipahami juga membuat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini dapat di konsumsi oleh semua kalangan.

Dengan adanya metode inkuiri siswa dapat mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analitis, tema dan amanat yang terdapat dalam

novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mempermudah pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Sebab metode

inkuiri merupakan metode pembelajaran sains yang mengacu pada suatu cara

untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan dan informasi yang dirasa dapat

diterapkan juga dalam pembelajaran sastra Bahasa Indonesia (Koes via

Wijayanti, 2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode

inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel Pertemuan Dua Hati

karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan pengetahuan yang berupa metode pengajaran

inkuiri dalam bidang sastra agar dapat memperkaya pengetahuan tentang

analisis pendekatan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat

pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas

XI semester I.

2. Memberikan sumbangan referensi karya sastra yang dapat digunakan

dalam pembelajaran sastra di SMA.

E. Batasan Istilah

1. Novel

Novel diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang

lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita

pendek (Santosa, 2010: 46).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

7

2. Tema

Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via Nurgiyantoro,

1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.

3. Amanat

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya

(Nurgiyantoro, 1995: 321).

4. Metode Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam

bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta keterangan, atau dalam

konsep pembelajaran adalah siswa diminta untuk mencari dan

menemukan sendiri (Anan, 2015: 7).

5. Pengajaran Sastra

Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila

cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan

berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta

dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 15).

6. Silabus

Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu,

yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

8

pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) (Mulyasa,

2008: 132−133).

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaa pembelajaran atau biasa disebut Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata

pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas

(Muslich, 2007: 53).

F. Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I Pendahuluan, bab II

Landasan Teori, bab III Metodologi Penelitian, bab IV Hasil Penelitian dan

Pembahasan, bab V Penutup. Bab I berisi mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, sistematika penyajian. Bab II berisi

mengenai penelitian yang relevan, metode inkuiri, pembelajaran sastra di

jenjang SMA, unsur intrinsik, hakikat novel, kurikulum tingkat satuan

pendidikan (a) silabus, (b) rencana pelaksanaan pembelajaran, (c) standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Bab III berisi mengenai jenis penelitian,

metode penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data. Bab IV berisi mengenai deskripsi data, pembahasan

metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua

Hati karya Nh. Dini untuk siswa kelas XI semester I yang diaplikasikan

dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bab V berisi

mengenai kesimpulan, implementasi, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pengetahuan peneliti analisis implementasi metode inkuiri

terhadap pembelajaran tema dan amanat dengan menggunakan novel

Pertemuan Dua Hati belum pernah dilakukan. Penelitian yang relevan

dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Srilestari

Handayani Lalong (2015) dan Yosefina Milla Ngara (2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Maria Srilestari Handayani Lalong

(2015) berjudul “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan

Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini untuk

Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik simak dan catat

berdasarkan sumber dari novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh.

Dini. Dalam penelitiannya, Wiwin Tumariyana memfokuskan unsur tema dan

amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini sebagai

bahan pembelajaran sastra di jenjang SMA. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa tema dan amanat dari novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya

Nh. Dini adalah ketuhanan karena tokoh utama selalu mencerminkan orang

yang selalu bersyukur akan kehidupan yang telah dianugerahkan kepadanya,

sedangkan amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini

adalah dalam bersikap dan bertingkah laku menyelaraskan keyakinan dan

iman melalui renungan dan doa, sikap syukur atas anugerah yang melimpah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

10

atas dirinya, menyesali perbuatan melalui puasa tidak dan makan serta

menunjukkan sikap jujur, terbuka dan berterus terang.

Penelitian yang dilakukan oleh Yosefina Milla Ngara (2015) berjudul

“Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Gadis

Pencari Tuhan Karya Theresia Ametembun untuk Pembelajaran Sastra pada

Siswa SMA Kelas XI Semester I”. penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Dalam penelitiannya, Yosefina Milla Ngara

memfokuskan penelitian pada pembelajaran tema dan amanat menggunakan

novel Gadis Pencari Tuhan karya Theresia Ametembun. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa tema dan amanat dalam novel Gadis Pencari Tuhan

karya Theresia Ametembun adalah tekanan batin yang meyebabkan konflik

batin tokoh utama namun kemudian menjadi sebuah penemuan jati diri yang

membuat penyembuhan luka, sedangkan amanat dalam novel Gadis Pencari

Tuhan karya Theresia Ametembun, yaitu menghormati orang yang lebih tua

dan menaati hukum adat sebab dengan begitu kita akan terhindar dari

malapetaka dan bersahabat dengan alam. Penelitian ini ditujukan untuk

pembelajaran sastra pada jenjang SMA kelas XI Semester I.

B. Kajian Teori

1. Metode Inkuiri

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur

maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara

penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011: 19). Dalam pelaksanaan

pembelajaran, seorang guru membutuhkan metode yang akan digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

11

untuk menyampaikan materi kepada murid-murid. Metode tersebut adalah

suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa

termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi

pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam

mendukung kegiatan pembelajaran di kelas adalah metode inkuiri. Metode

inkuiri merupakan metode yang berprinsip student-centered.

Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan

kata dalam bahasa Inggris yang berarti penyelidikan/meminta keterangan,

atau dalam konsep pembelajaran adalah siswa diminta untuk mencari dan

menemukan sendiri (Anan, 2015: 7). Dalam konteks penggunaan inkuiri

sebagai metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek

pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam

menentukan suasana dan model pembelajaran. Pembelajaran inkuiri

menekankan kepada proses mencari dan menemukan (Hosan, 2014: 341).

Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan

sendiri materi pelajaran, sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator

dan pembimbing peserta didik untuk belajar.

Dalam metode ini, siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, salah

satunya dengan mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap materi

yang disampaikan oleh pendidik. Dalam hal ini, pertanyaan yang baik

adalah pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang

dibicarakan, dapat dijawab sebagaian atau keseluruhan dan dapat diuji

serta diselidiki secara bermakna. Melalui tanya jawab antara pendidik dan

peserta didik akan menimbulkan proses berpikir kritis dan analitis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

12

Pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk mendorong siswa semakin

berani dan kreatif dalam berimajinasi.

a. Ciri-ciri Metode Inkuiri

Efektivitas inkuiri dapat diketahui dengan mengamati ciri-

cirinya. Berikut adalah ciri-ciri metode inkuiri:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri.

3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis

dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual

sebagai bagaian dari proses mental.

b. Prinsip Metode Inkuiri

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika

memutuskan untuk menggunakan strategi inkuiri dalam sebuah

proses pembelajaran. Beberapa strategi tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Strategi pembelajaran inkuiri berorientasi pada hasil belajar dan

proses belajar. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan

metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

13

menguasai materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana

beraktivitas dan berproses dalam menentukan sesuatu.

2) Prinsip interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan

guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur

lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu

mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan

kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3) Prinsip bertanya

Peran guru dalam metode pembelajaran inkuiri adalah sebagai

penanya. Dengan demikian, kemampuan siswa untuk

menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan

bagian dari proses berpikir.

4) Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga

merupakan proses berpikir, yaitu proses mengembangkan

potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.

Pembelajaran berpikir adalah pemenfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal.

5) Prinsip keterbukaan

Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai

kemungkinan, yakni dengan prinsip bahwa segala sesuatu

mungkin saja terjadi oleh sebab itu, anak perlu diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

14

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan

kemampuan logika dan nalarnya.

c. Langah-Langkah Metode Inkuiri

Hosnan (2014, 342−344) menyatakan ada beberapa langkah

yang harus ditempuh untuk menerapkan metode inkuiri. Langkah-

langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1) Orientasi

Orientasi merupakan langkah sangat penting untuk membina

suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pendidik

mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses

pembelajaran dengan merangsang dan mengajak peserta didik

untuk berpikir memecahkan masalah.

2) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah membawa peserta didik pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki yang harus dipecahkan.

Peserta didik dituntun agar mampu berpikir memecahkan teka-

teki itu. Hal itu dilakukan dengan cara mendorong mereka

menemukan jawaban yang tepat.

3) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk dapat menarik kesimpulan. Dalam

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses

mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual

peserta didik. Pada tahap ini siswamengidentifikasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

15

jawaban atau enarik kesimpulan. Selanjutnya, guru

mengumpulkan hasil penyelidikan peserta didik untuk

menjawab teka-teki atau permasalahan.

4) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam

pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat

sebaiknya pendidik mampu menunjukkan kepada peserta didik

mana data yang relevan.

d. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Inkuiri

Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri

merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta

didik harus berperan aktif dalam proses belajar agar ikut berproses

dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam metode ini, peran

guru adalah sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi lingkungan

belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan

belajarnya secara mandiri. Guru menciptakan kesempatan untuk

terjadinya aktivitas pribadi yang terkendali, kerja kelompok, dan

berbagi kemampuan melalui aktivitas diskusi dan tanya jawab.

Melalui aktivitas-aktivitas kelas seperti itu, peserta didik akan

memperoleh makna serta pengetahuan dan melakukan transfer atau

aplikasi pada pemecahan masalah yang dihadapi secara kreatif dan

inovatif. Selain menciptakan suasana kelas, guru juga harus aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

16

mendengarkan, bertanya, menyediakan balikan, serta menolong

peserta didik untuk selalu terfokus pada permasalahan yang

dihadapi. Hal itu akan membuat siswa ikut berpartisipasi dalam

evalusi yang dilakukan di akhir pelajaran yang akan menjadi tolok

ukur dalam pengembangan kemampuannya.

Metode inkuiri bertujuan untuk mengorganisasikan

pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai fondasi yang kuat

berdasarkan konsep metode ilmiah. Model ini berusaha untuk

mengajarkan berbagai keterampilan dan bahasa ilmiah (Bruce dan

Well via Hosnan, 2014: 345).

2. Pembelajaran Sastra di Jenjang SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu materi pelajaran yang

baik karena sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah di dunia

nyata. Jika pembelajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka

pembelajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk

memecahkan masalah-masalah yang cukup sulit untuk dipecahkan di

dalam masyarakat. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara

utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,

mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak

(Rahmanto, 1988: 15).

Dalam melaksanakan pengajaran setiap guru hendaknya selalu

menyadari bahwa setiap siswa adalah seorang individu dengan kepribadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

17

yang khas, kemampuan, masalah, dan kadar perkembangannya masing-

masing yang khusus. Oleh karena itu, seorang guru harus memenuhi

kewajiban moral untuk mendorong dan memotivasi siswa agar belajar

pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, tetapi juga terkait dengan

tugas guru untuk memicu dan memacu siswa agar bersikap inovatif,

kreatif, dan adaptif (Suyuono, 2011: 5).

3. Hakikat Novel

Kata novel berasal dari bahasa Latin novellas, yang terbentuk dari

kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Novel juga

diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek

daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek (Santosa,

2010: 46).

Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks

naratif (narrative text), atau wacana naratif (narrative discourse). Istilah

fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu

karena fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada

kebenaran sejarah (Abrams via Nurgiyantoro, 1995: 2). Dengan demikian,

karya fiksi merupakan suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang

bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-

sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.

Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam hal

ini adalah novel dan cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

18

bersinonim dengan novel (Abrams via Nurgiyantoro, 1995: 4). Novel

sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model

kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui

berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan),

latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya juga bersifat imajiner.

4. Unsur-Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari

dalam. Unsur-unsur inilah yang akan dijumpai jika orang membaca suatu

karya sastra. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat

sebuah novel dapat terwujud. Unsur-unsur intrinsik itu adalah tema, latar

(setting), alur (plot), sudut pandang, tokoh dan penokohan, amanat, dan

gaya bahasa. Berikut ini peneliti hanya akan menganalisis unsur tema dan

amanat.

a. Tema

Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via

Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh

sebuah cerita. Namun, tema yang disajikan dalam novel

bermacam-macam jenisnya. Tema merupakan gagasan dasar umum

yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di mana

teks sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-

persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto via

Nurgiyantoro, 1995: 68). Oleh karena itu, untuk menentukan tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

19

pokok maka pembaca harus mengerti apa gagasan umum yang

mendasari novel itu.

Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita yang

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema

sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak

hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton

menyatakan bahwa tema kurang lebih bersinonim dengan ide

utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose).

Tema sebuah karya sastra selalu berkaitan dengan makna

pengalaman kehidupan. Berbagai masalah dan pengalaman

kehidupan yang banyak diangkat ke dalam karya fiksi, baik berupa

pengalaman yang bersifat individual maupun sosial. Masalah dan

pengalaman yang diangkat dalam karya sastra bersifat subjektif,

sesuai dengan hal yang paling menarik perhatian pengarang.

Karena itu, pengarang merasa perlu untuk mendialogkannya ke

dalam karya sastra sebagai sarana mengajak pembaca untuk ikut

merenungkannya.

Dalam usaha mengemukakan dan menafsirkan tema sebuah

novel secara lebih khusus dan rinci, Stanton (via Nurgiyantoro,

1995: 87) mengemukakan adanya sejumlah kriteria. Kriteria-

kriteria tersebut adalah sebagai berikut.

1) Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya

mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol atau

konflik utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

20

2) Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat

bertentangan dengan tiap detail cerita.

3) Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak

mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam novel yang

bersangkutan atau terdapat bukti empiris.

4) Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan

diri pada bukti-bukti yang ada secara langsung.

b. Amanat

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung

dalam sebuah karya (Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dan tema

dipandang memiliki kemiripan karena keduanya merupakan

sesuatu yang terkandung dalam novel. Namun, tema bersifat lebih

kompleks daripada moral. Moral, dengan demikian, dapat

dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang

sederhana, namun tidak semua tema merupakan moral (Kenny via

Nurgiyantoro, 1995: 321).

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat,

pesan, message. Amanat dalam cerita, menurut Kenny (via

Nurgiyantoro, 1995: 322) dimaksudakan sebagai suatu saran yang

berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis.

Secara umum, moral mengarah pada pengertian tentang ajaran

baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

21

kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI,

2005).

Karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya

merupakan suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan.

Permasalahan yang terkandung di dalam tema atau topik cerita

adakalanya diselesaikan secara positif (happy ending). Amanat

yang terdapat pada sebuah karya sastra ada dua jenis, yaitu secara

implisit ataupun secara eksplisit. Implisit, jika jalan keluar ajaran

moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita

akhir (Sudjiman, 1988: 57). Eksplisit, jika pengarang pada tengah

atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat,

anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang

mendasari cerita itu (Sudjiman, 1988: 57−58).

Karya sastra, fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral

yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan,

memperjuangkan hak dan martabat manusia. Dalam sebuah karya

fiksi, khususnya novel-novel yang relatif panjang, sering terdapat

lebih dari satu pesan moral. Hal itu belum lagi berdasarkan

pertimbangan dan penafsiran dari pihak pembaca yang juga

berbeda-beda dari segi jumlah maupun jenisnya.

Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia

itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan

diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

22

sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan

hubungan manusia dengan Tuhannya.

5. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan

pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup

di masyarakat. Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik bukan

semata-mata hanya berupa materi pelajaran namun juga bagaimana pserta

didik dapat menginternalisasi nilai-nilai hidup sesuai dengan norma-norma

masyarakat. Pendidikan pun harus berisi tentang pemberian minat dan

bakat peserta didik. Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan kurikulum

merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan

hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga

pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik serta

bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu

komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga

peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan

evaluasi (Hamalik via Sanjaya, 2008, 10).

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15),

dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan

dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

23

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) (Sanjaya, 2008: 128).

a. Silabus

Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema

tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang

dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar

nasional pendidikan (SNP) (Mulyasa, 2008: 132−133).

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

tentang implementasi kurikulum, yang mencakup kegiatan

pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum

dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan

kerangka inti dari setiap kurikulum yang sedikitnya memuat tiga

komponen utama sebagai berikut:

1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik

melalui suatu kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanmkan atau

membentuk kompetensi tersebut.

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa

kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik

(Mulyasa, 2008: 133).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

24

Silabus merupakan penjabaran lebih rinci dari Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang minimal

memuat kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar yang

harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata

pelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaa pembelajaran atau biasa disebut Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran

mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). Berdasarkan RPP inilah

seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara

terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap

(applicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang,

mustahil target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Pada

sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru

dalam menjalankan profesinya.

Rencana pembelajaran umumnya berisi skenario tentang

apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan dengan topik yang

akan dipelajari. Secara teknis rencana pembelajaran minimal

mencakup komponen-komponen berikut:

1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

pencapaian hasil belajar.

2) Tujuan pembelajaran.

3) Materipembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

25

4) Pendekatan dan metode pembelajaran.

5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

6) Alat dan sumber belajar.

7) Evaluasi belajar (Muslich, 2007: 53).

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pada pengembangan materi pelajaran, pendidik harus

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan

ketika melakukan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, guru

harus mengembangkan silabus yang terdiri dari standar kompetensi

(SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar kompetensi dan

kompetensi dasar merupakan landasan bagi guru untuk

mengembangkan materi, merancang kegiatan pembelajaran, dan

merancang indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Namun dalam pengembangan standar kompetensi (SK) dan standar

dasar (KD) guru menyesuaikan dengan karakteristik dan

perkembangan peserta didik, situasi, dan kondisi serta kebutuhan

sesuai dengan daerah tempat tinggalnya.

Berikut ini adalah isi dari standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) yang akan dijadikan bahan pembelajaran

sastra untuk siswa SMA kelas XI semester I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

26

SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami berbagai

hikayat, novel

Indonesia/novel terjemahan.

7.2 Menemukan unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul “Metode Inkuiri dalam pembelajaran tema dan

amanat pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini untuk Siswa SMA

Kelas XI Semester I” merupakan penelitian deskripsi kualitatif karena data

yang diambil berupa kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan tema

dan amanat yang terdapat pada novel tersebut.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti kata-kata, laporan

terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang

alami (Creswell via Noor, 2011; 34).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi.

Dalam penelitian ini, wujud penelitiannya adalah menggunakan deskripsi

yang menghasilkan data tertulis (Moleong, 2014; 11).

B. Data dan Sumber Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini, merupakan novel terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Novel

tersebut terbit pada tahun 2005 dan memiliki ketebalan 85 halaman. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

28

penelitian berupa kutipan-kutipan paragraf dan kalimat dalam novel yang

menggambarkan tema dan amanatnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor, 2011: 138).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan

menggunakan teknik dokumenter. Dokumen adalah catatan tertulis tentang

berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalau (Gulö, 2002: 123).

Bahkan, literatur-literatur yang relevan dimasukkan pula dalam kategori

dokumen yang mendukung. Peneliti menggunakan novel Pertemuan Dua

Hati karya Nh. Dini sebagai dokumen yang diteliti. Peneliti mencatat satu per

satu kutipan yang menunjukkan gambaran tema dan amanat yang terdapat

dalam novel tersebut.

Berdasarkan teknik tersebut, peneliti memperoleh sumber tertulis. Sumber

tertulis merupakan segala buku kesustraan yang berkaitan dengan teori

tentang tema dan amanat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berarti alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data atau yang lebih dikenal umum adalah test, interview, observasi, dan

angket (Siswantoro, 2010: 73). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

29

yang digunakan adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen penelitian

terkait dengan ciri penelitian sastra yang berorientasi kepada teks, bukan

kepada sekelompok individu yang menerima perlakuan tertentu (treatment).

E. Teknik Analisis Data

Siddel (via Moleong, 2014; 248) menjabarkan proses analisis data

kualitatif sebagai berikut: (1) mencatat yang menghasilkan data lapangan,

dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2)

mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, membuat ikhtisar, dan

membuat indeksnya, (3) berpikir untuk membuat kategori data itu

mempunyai makna, dengan cara mencari dan menemukan pola dan

hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum.

Berdasarkan teori di atas peneliti akan menganalisis data tersebut dengan

menggunakan langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Orientasi

a. Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari oleh siswa serta tujuan

dari hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

b. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa

agar tujuan tercapai.

c. Siswa diminta meringkas novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

30

2. Merumuskan Masalah

a. Siswa diminta mencari dan menemukan tema dan amanat yang

terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

3. Mengumpulkan data

a. Siswa diminta mengumpulkan data yang terkait dengan tema dan

amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini baik berupa kalimat maupun paragraf lalu mempresentasikan

hasil temuan mereka.

4. Merumuskan kesimpulan

a. Siswa diminta untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil data yang

mereka temukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan dikemukakan data yang dikemukakan dalam penelitian

novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini secara keseluruhan. Data yang

dianalisis berupa kalimat dan paragraf yang dikutip dalam novel Pertemuan

Dua Hati untuk menunjukkan penerapan metode inkuiri terhadap

pembelajaran tema dan amanat.

Peneliti menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan

amanat karena metode inkuiri berpusat pada siswa. Siswa yang akan belajar

dan menemukan sendiri materi pelajaran yang akan dipelajarinya. Guru

berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan suatu

hal yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Pada pembelajaran sastra, seringkali siswa mengeluhkan metode mengajar

yang hanya berpusat pada guru, yaitu metode ceramah. Metode ceramah

dirasa monoton dan tidak bervariasi. Adanya metode inkuri memberikan

kesempatan kepada siswa untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Ada empat langkah yang harus dilakukan siswa ketika

menggunakan metode inkuiri, yaitu (1) orientasi, tahap ini siswa dituntun

untuk bisa memahami isi novel dengan cara membaca isi ringkasan yang

disiapkan oleh guru, (2) merumuskan masalah, tahap ini siswa dituntun untuk

berpikir kritis, dengan cara merumuskan masalah yang terkandung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

32

novel, (3) mengumpulkan data, tahap ini siswa dituntun untuk menemukan

data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yaitu menemukan

data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yaitu menemukan

kutipan yang berisi tema dan amanat, (4) menarik kesimpulan, tahap ini siswa

dituntun untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang ia temukan.

Keempat langkah metode inkuiri di atas dirasa lebih menarik bagi siswa.

Melalui metode inkuiri siswa belajar aktif dan menemukan sendiri tugas yang

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Ini akan menumbuhkan

sikap kritis dan analitis pada siswa.

B. Pembahasan Langkah-Langkah Metode Inkuiri

Dalam menerapkan metode inkuiri terdapat empat langkah yang harus

ditempuh. Langkah-langkah tersebut akan membantu siswa dalam memahami

secara rinci tema dan amanat yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua

Hati karya Nh. Dini. Langkah-langkah metode inkuiri adalah sebagai berikut.

a. Orientasi

Orientasi merupakan langkah sangat penting untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran yang responsif. Pendidik mengondisikan agar peserta

didik siap melaksanakan proses pembelajaran dengan merangsang dan

mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan masalah. Hal-hal

yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:

1. Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari oleh siswa serta tujuan

dari hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

33

2. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa

agar tujuan tercapai.

3. Siswa diminta membaca ringkasan novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh. Dini.

Ringkasan Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini

Bu Suci adalah seorang guru di sebuah desa di Purwodadi. Ia adalah

seorang guru yang bijak serta sangat mencintai keluarganya. Namun, karena

pekerjaan suaminya, Bu Suci dan keluarga terpaksa pindah ke kota Semarang. Di

sana ia tinggal dengan suami dan ketiga anaknya serta dengan bibinya yang

menjaga anak-anak Bu Suci.

Bu Suci mempunyai seorang suami yang sangat pengertian terhadap

keluarganya. Dia selalu mendukung apa saja yang Bu Suci lakukan selama itu

benar. Ia pun berniat untuk mencari pekerjaan sebagai guru kembali, karena ia

sudah sangat rindu dengan pekerjaannya itu. Hingga suatu saat ia mengantarkan

anaknya ke sekolah dan ia pun mendapat pekerjaan sebagai seorang guru di

sekolah dasar dimana anaknya bersekolah.

Hari pertama mengajar dilalui Bu Suci dengan baik. Namun, ia mulai

merasa ada suatu kejanggalan yang terjadi pada kelas tersebut. Sebisa mungkin bu

Suci tidak pernah mencampurkan persoalan pribadi dengan persoalan di dalam

pekerjaannya. Ia berusaha profesional dengan bisa membagi waktu, agar anak-

anaknya tidak pernah merasa kehilangan sosok ibu dalam dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

34

Hari-hari berikutnya dilalui Bu Suci dengan mulus pula, namun sekarang

ia mulai mengerti apa yang mengganjal di dalam pikirannya. Seorang murid

bernama Waskito ternyata telah menarik perhatiannya. Setiap kali ditanya tentang

murid tersebut, semua anak seolah terdiam dan tidak ingin memberi jawaban pada

Bu Suci.

Namun, akhirnya Bu Suci pun mendapatkan jawaban atas semua yang

terjadi. Ternyata muridnya yang bernama Waskito tersebut salah satu murid yang

nakal, dan selalu membuat keonaran. Semua murid yang ada dikelas segan pada

dia, mereka takut jika bermasalah dengannya. Menurut cerita yang ada, Waskito

seringkali memukul dan menjahili temannya yang ada di kelas, tanpa sebab apa

pun atau mereka merasa tidak pernah berbuat sesuatu yang membuat Waskito

marah. Entah kenapa bu Suci merasa ada hal yang perlu ia selesaikan dan ia ingin

terlibat jauh pada masalah itu. Dorongan hati yang kuat membuat Bu Suci

semakin ingin membantu Waskito menyelesaikan masalahnya.

Sementara itu, anak kedua Bu Suci telah divonis oleh dokter mengidap

penyakit epilepsi atau ayan, sehingga kesehatannya perlu dijaga serta ia tidak

boleh banyak beraktivitas. Semua cobaan seolah tengah menghadang pada Bu

Suci. Disisi lain ia ingin sekali berada di kelas serta mengetahui perkembangan

muridnya yang nakal tersebut, namun disisi lain ia harus bersusah payah

mengantar anaknya ke rumah sakit untuk berobat.

Akhirnya Bu Suci pun mendatangi kediaman kakek dan nenek Waskito

untuk mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin. Ia pun mendapatkan

informasi bahwasannya Waskito sebenarnya merupakan anak yang baik, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

35

karena perilaku orang tuanya yang memperlakukannya dengan tidak baik maka ia

pun menjadi murid yang nakal. Neneknya mengatakan bahwa ayahnya seringkali

memukul Waskito tanpa alasan yang jelas jika Waskito melakukan suatu

kesalahan tanpa memberikan pengarahan yang baik, yang seharusnya Waskito

perbuat, sementara ibunya selalu memanjakannya sehingga Waskito tidak pernah

tahu mana yang baik dan buruk. Selama tinggal bersama neneknya ia menjadi

anak yang tahu aturan dan menjadi disiplin, namun setelah orangtuanya

memintanya kembali, maka ia kembali menjadi anak yang nakal dan selalu

menjahili teman-temannya.

Bu Suci mencoba membantu permasalahn yang dihadapi oleh Waskito.

Seringkali ia memperhatikan semua perilaku Waskito, dan ia perlahan mencoba

mendekati Waskito. Ia meminta Waskito untuk mengantar makanan pada anak

keduanya yang sakit tersebut. Bu Suci mencoba menggambarkan pada Waskito

bahwa ia masih beruntung diberi kesehatan sehingga ia tidak perlu melakukan

sesuatu yang tidak berguna untuk hidupnya. Bu Suci juga memberi kepercayaan

pada Waskito untuk membuat sesuatu, hingga pekerjaan yang dilakukan Waskito

dan kelompoknya mendapat penghargaan dari teman-temannya. Waskito dibuat

ada keberadaannya oleh Bu Suci. Selama ini semua murid yang ada di kelas

menganggap Waskito hanya sebagai biang onar dan keributan sehingga

keberadaanyya tidak diinginkan dan dibutuhkan. Namun, sekarang Bu Suci

mencoba membuat semua hal tersebut musnah.

Kini Waskito tinggal bersama bibinya, sehingga sedikit demi sedikit ia

mulai mendapatkan pelajaran tentang sebuah kasih sayang. Terutama dari

keluarga bibinya, yang selalu rukun meskipun keadaan ekonomi mereka sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

36

Bahkan mereka kadangkali harus berbagi makanan. Namun Waskito senang

tinggal di sana. Lantaran di sana ia mendapat pengajaran tentang sopan santun dan

kasih sayang. Ibu Suci merasa lega dengan semua perubahan yang mulai Waskito

tunjukkan.

Namun suatu hari ia kembali mengamuk dan berteriak-teriak di depan

kelas sambil menyodorkan gunting kepada teman-temannya. Ia bahkan

mengancam akan membakar kelas dan memperlihatkan korek api yang menyala

ke seluruh penjuru kelas. Namun dengan berani Bu Suci merampas gunting

tersebut dari tangan tersebut saat Waskito lengah. Tanpa memikirkan sesuatu yang

buruk akan terjadi padanya. Entah kenapa ia yakin bahwa Wasktito tidak akan

sanggup untuk menggunakan senjata tajam tersebut. Semua guru di sekolah

tersebut sepakat untuk mengeluarkan Waskito dari sekolah karena sikap Waskito

sudah keterlaluan. Namun Bu Suci dengan segenap hati meminta agar diberi

waktu untuk membimbing Waskito, jika ia gagal jabatannya sebagai guru rela jika

harus di cabut. Ia pun menekankan kepada Waskito bahwa Bu Suci percaya

bahwa Waskito akan mengubah sikapnya karena selain ia yang harus pindah,

jabatan Bu Suci sebagai guru juga dipertaruhkan untuknya.

Setelah kejadian itu, Bu Suci selalu mengawasi murid-muridnya, terutama

Waskito, dengan lebih teliti. Setiap jam istirahat Bu Suci tetap berada di kelas

untuk mengerjakan sesuatu. Kadang ia menggunakan jam istirahat untuk membuat

rajutan atau mempersiapkan materi untuk pelajaran selanjutnya. Pada saat itu juga

Bu Suci berkesempatan untuk berbicara lebih banyak kepada Waskito. Lama-

kelamaan Waskito mau menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Bu

Suci. Setelah beberapa bulan berjalan dengan baik. Tiba-tiba suatu hari ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

37

seorang anak lari terengah-engah menuju kantor guru dan memberitahu Bu Suci

bahwa Waskito menginjak-injak pot tanaman di depan kelas. Dengan perasaan

khawatir Bu Suci segera menuju kelas dan melihat beberapa pot rusak karena

diinjak-injak. Tanah di dalam pot tumpah dan mengotori lantai depan kelas. Bu

Suci segera mencari Waskito dan menemukannya sedang duduk di dekat kelas

kecil. Bu Suci bertanya mengapa ia melakukan hal tersebut. Dengan suara lemah

Waskito berkata bahwa salah satu teman mengejek tanamannya yang kurang

subur. Bu Suci yang mendengar aduan kecil Waskito kemudian menasihatinya

bahwa tidak perlu melakukan hal seperti itu jika memang tanaman Waskito

kurang subur. Daripada berbuat seperti itu lebih baik Waskito mencari tahu

mengapa tanamannya kurang subur, mungkin kurang sinar matahari atau kurang

diberi air. Mendengar perkataan Bu Suci, Waskito menyadari hal yang tidak

terpikirkan olehnya. Lalu mereka kemabali ke kelas dan bersama-sama dengan

murid yang lain membersihkan tanah-tanah yang berceceran di depan kelas.

Sejak saat itu Bu Suci dan Waskito semakin dekat dan akhirnya sedikit

demi sedikit Waskito mau berbagi cerita dan mau untuk mnerima nasihat Bu Suci.

Akhir semester Waskito naik kelas dan keluarganya sangat berterimakasih karena

mereka tidak menyangka bahwa Waskito dapat mengubah sikapnya dan dapat

naik kelas. Waskito dan keluarga Bu Suci pun berlibur ke desa mereka di

Purwodadi sesuai dengan janjinya kepada Waskito. Sejak bertemu dengan

Waskito Bu Suci merasa hatinya telah dipertemukan dengan hati Waskito dan

sejak saat itu pula Bu Suci tidak akan memisahkan urusan pekerjaan dan rumah

tangga. Sebab kedua hal tersebut harus dilakukan dilaksanakan agar seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

38

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang

mengandung teka-teki yang harus dipecahkan. Peserta didik dituntun agar

mampu berpikir memecahkan teka-teki itu. Hal itu dilakukan dengan cara

mendorong mereka menemukan jawaban yang tepat.

1. Siswa diminta mencari dan menemukan tema dan amanat yang

terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

c. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk dapat menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual peserta didik. Pada tahap ini

siswamengidentifikasi beberapa jawaban atau enarik kesimpulan.

Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil penyelidikan peserta didik untuk

menjawab teka-teki atau permasalahan.

1. Siswa diminta mengumpulkan data yang terkait dengan tema dan

amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini baik berupa kalimat maupun paragraf lalu mempresentasikan

hasil temuan mereka.

Berikut hasil pengumpulan data tentang analisis tema dan amanat novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

39

1. Analisis Tema Menggunakan Metode Inkuiri

Novel Pertemuan Dua Hati dibagi atas enam bagian. Pada setiap

bagian peneliti akan memaparkan analisis tema yang terdapat dalam novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Tema (theme) menurut Stanton dan

Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh

sebuah cerita. Namun, tema yang disajikan dalam novel bermacam-macam

jenisnya. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah

karya sastra dan yang terkandung di mana teks sebagai struktur sematis

dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan

(Hartoko & Rahmanto via Nurgiyantoro, 1995: 68).

Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita yang bersifat

menjiwai seluruh bagian cerita. Untuk menemukan tema sebuah karya

fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan

bagian-bagian tertentu dalam cerita. Stanton menyatakan bahwa tema

kurang lebih bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama

(central purpose).

Sudjiman (1988, 93) mengemukakan tiga langkah yang dapat

digunakan untuk menentukan tema. Pertama, melihat persoalan yang

paling menonjol. Kedua, persoalan mana yang paling banyak

menimbulkan konflik lalu menyebabkan terjadinya peristiwa. Ketiga,

menentukan dan menghitung waktu penceriteraan yang diperlukan untuk

menceriterakan peristiwa yang ada dalam karya sastra. Ketiga langkah

tersebut dilakukan secara berurutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

40

Berikut ini akan dianalisis tema dalam novel Pertemuan Dua Hati,

untuk mempermudah proses analisis tema, penulis membaginya ke dalam

beberapa bagian seperti berikut.

a. Bagian Pertama

Bagian ini mengisahkan tentang kepindahan keluarga Bu

Suci karena suaminya dipindah tugaskan ke Semarang. Hal itu

menyebabkan Bu Suci meninggalkan pekerjaan lamanya di

Purwodadi. Meskipun harus pindah, Bu Suci gembira terhadap

kenaikan pangkat suaminya. Hal itu dapat dibuktikan dengan

beberapa kutipan di bawah ini:

1.1.1 Bu Suci dan keluarganya harus pindah ke Semarang karena

suaminya dipindah tugaskan ke kota besar itu. Bu Suci harus

meninggalkan pekerjaannya di Purwodadi. Hal itu dapat dibuktikan

dengan kutipan berikut:

Pindah rumah selalu merepotkan. Apalagi pindah ke kota lain. Tetapi hal ini sudah kami pertimbangkan semasak-masaknya. Suamiku mulai bekerja sebagai montir biasa. Kemudian, sebagai wakil bapakku, keahliannya di bidang mesin semakin menonjol. Perusahaan pusat memperhatikan kelebihannya dari montir-montir lain. Pindah ke Semarang, dia harus mengawasi kelancaran jalannya semua kendaraan angkutan yang keluar dari bengkel. Ini sangat penting bagi dirinya. Meskipun aku harus meninggalkan Purwodadi tempatku bekerja selama ini, aku tururt gembira akan kenaikan pangkat suamiku (Dini, 2005: 12).

Persoalan yang menonjol pada bagian 1.1.1 yaitu

bersyukur. Bu Suci bersyukur atas kenaikan pangkat suaminya.

Walaupun hal tersebut menyebabkan Bu Suci dan keluarganya

harus meninggalkan Purwodadi dan pindah ke Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

41

1.1.2 Bu Suci akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai guru SD di

tempat anak sulung dan anak keduanya bersekolah. Namun, sesuatu

terjadi pada anak keduanya. Hal itu dapat dibuktikan dengan

kutipan berikut:

Lalu kami membicarakan kapan aku mulai mengajar. Kepala Sekolah menganjurkan supaya secepat mungkin aku masuk kerja. Sementara berbincang-bincang mengenai hari aku akan memulai karir baruku itu, aku berpikir kepada anakku kedua. Mudah-mudahan dia segera sehat kembali. Sejak kami pindah, seringkali dia rewel, menangis tanpa sebab nyata kelihatan. Kalau ditanya, katanya kepala pusing. Lain dari kebiasannya, dia cepat kembali tersinggung. Disebabkan sesuatu yang remeh seringkali bertengkar dengan adiknya. Suamiku berkata, barangkali udara kota Semarang kurang cocok bagi dia (Dini, 2005: 19).

Persoalan yang menonjol pada bagian 1.1.2 yaitu konflik

batin. Bu Suci bahagia karena dapat mengajar kembali, namun dia

juga cemas terhadap sikap anak keduanya yang berbeda tidak

seperti biasanya.

b. Bagian Kedua

Bagian ini mengisahkan tentang Bu Suci yang sudah

kembali mengajar di sekolah. Di sekolah ini, Bu Suci menemukan

seorang murid sukar yang belum pernah dijumpai sewaktu ia

mengajar selama sepuluh tahun di Purwodadi. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

1.1.3 Bu Suci akhirnya mengajar di sekolah. Ia bersyukur mendapat

pekerjaan di SD yang fasilitasnya memadai. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

42

Aku berterima kasih kepada Tuhan karena teringat nasib beberapa bekas kawan sekolahku. Setahun sekali kami masih saling berkabar. Dua daripadanya turut transmigrasi ke pelosok Pulau Kalimatan dan Sumatra. Masing-masing menceritakan kesulitan dan kegigihan mereka. Keduanya harus merangkap mengajar murid-murid dari tingkatan kelas berbeda. Yang di Kalimantan bahkan bercerita, bahwa setiap kali hujan deras turun, murid-murid disuruh pulang. Karena atap bangunan sekolah terlalu rapuh, guru khawatir akan terjadinya kecelakaan. Tiada hentinya aku mengulangi cerita kawanku itu kepada anakku dan murid-muridku. Aku ingin menanamkan kesadaran yang sama, betapa bahagia serta beruntung kami mempunyai sekolah bagus dan kokoh. Guru bersama murid dapat menunaikan tugas masing-masing tanpa rasa ketakutan (Dini, 2005: 25).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.3 yaitu bersyukur. Bu

Suci beruntung dapat bekerja kembali dan bekerja di sekolah yang

memiliki fasilitas yang bagus serta bangunan sekolah yang kokoh

tidak seperti yang dialami sebagian dari teman-temannya yang

bekerja menjadi guru di luar pulau.

1.1.4 Ternyata ada seorang murid yang tidak disukai di kelas Bu Suci.

Anak tersebut sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tapi tidak

ada satu orang temannya yang mau menjenguk dan menanyakan

mengapa ia membolos sebab anak tersebut suka berbuat jahat

terhadap teman-temannya. Hal itu dapat dibuktikan dengan

beberapa kutipan di bawah ini:

“Biar Waskito tidak masuk, Bu! Kami malahan senang!”

Sekali lagi aku terkejut oleh suara yang tiba-tiba ini. Aku menoleh ke arah si pembicara, murid perempuan.

“Ya, betul, Bu! Kelas tenang kalau dia tidak ada,” suara murid laki-laki lain yang sama tegasnya menguatkan pendapat itu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

43

“O, ya?” tenang aku menahan nada dan isi kalimatku. “Mengapa? Karena Waskito suka berguarau? Bikin keributan?”

“Oh, tidak! Bukan berguarau! Kalau itu, kami juga suka!”

“Dia jahat! Jahat sekali, Bu!” tambahan itu terdengar dari arah murid perempuan yang sama.

“Ah, masa!” sekali itu terloncat isi hatiku yang sebenarnya, tanpa ada kekangan maupun penahanan perasaan.

Sungguh-sungguh aku semakin heran mengetahui Waskito demikian dihindari kawan sekelasnya (Dini, 2005: 28).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.4 yaitu penasaran. Bu

Suci merasa heran mengapa murid-murid di kelasnya menganggap

bahwa Waskito adalah anak yang jahat. Padahal menurut Bu Suci

tidak ada anak yang jahat, yang ada hanyalah anak yang nakal.

c. Bagian Ketiga

Bagian ini menceritakan tentang bagaimana Bu Suci

mencari informasi mengenai Waskito kepada nenek Waskito.

Meskipun pada saat yang bersamaan, kondisi anak kedua Bu Suci

juga masih memerlukan pemeriksaan yang intensif. Bu Suci

berusaha menjalankan perannya sebagai guru dan juga sebagai

seorang ibu.

1.1.5 Bu Suci mengirimkan surat pribadi kepada nenek Waskito dan

mengatakan ingin menemui nenek Waskito untuk menanyakan

mengapa Waskito tidak masuk sekolah. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Suratku kepada nenek Waskito dijawab dengan ramah. Pada suatu sore yang telah ditentukan, aku berkunjung

ke rumah kakek dan nenek tersebut. Aku bertemu dengan sepasang suami-isteri sebaya dengan orangtuaku. Si suami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

44

hanya sebentar menyalamiku, kemudian masuk kembali ke kamar praktik (Dini, 2005: 35).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.5 yaitu peduli. Sikap

Bu Suci yang peduli dengan muridnya, Waskito, membuatnya

mengirimkan surat kepada nenek Waskito. Kemudian surat Bu

Suci ditanggapi dengan ramah oleh nenek Waskito. Bahkan nenek

Waskito mau menemui Bu Suci untuk membicarakan perihal

cucunya itu.

1.1.6 Dari cerita nenek Waskito, alasan Waskito berbuat “jahat” kepada

teman-temannya yaitu karena dia tidak mendapatkan kasih sayang

dan perhatian dari kedua orangtuanya. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

“Anak kami belum pernah menghukum, apalgi memukul Waskito!” kata si nenek. “Barangkali inilah kesalahannya. Ada anak-anak yang memerlukan perhatian, yang menganggap hukuman jasmaniah sebagai ganti perhatian yang diinginkan. Saya pernah menyaksikan sendiri anak-anak saudara saya. Mereka baru sadar akan kekeliruannya jika kena tangan ayah atau ibu mereka. Waskito sudah terlanjur tidak mendapatkan kata-kata manis atau bujukan, dia mungkin harus dipukul. Ah, kalau melihat dia di rumah mereka, Jeng! Tidak pernah ditegur, tidak pernah diberitahu mana yang baik dan mana yang jelek. Seumpama anak berjalan, kaki menyentuh pot sehingga jatuh. Di rumah kami, saya bilang: hati-hati kalau berjalan, Sayang! Tolong sekarang tanaman dan pot pecah itu dibenahi! Seumpama ibunya ada, langsung dia akan membela: ah, enggak apa-apa, nanti saya ganti. Biar pembantu yang membenahi! Nah, begitu itu setiap kali Waskito berbuat kekeliruan. Maksud saya, saya hanya ingin mendidik anak bersikap rapi dan teratur, Jeng!” (Dini, 2005: 37).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.6 yaitu sebab. Waskito

tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian dari orangtua. Itulah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

45

alasan Waskito melakukan hal-hal yang “jahat” agar orangtuanya

memperhatikan Waskito.

1.1.7 Bu Suci merasa bimbang harus memilih yang mana. Apakah

memilih mengurusi anaknya yang sedang sakit atau membantu

murid sukarnya agar berubah menjadi anak yang baik. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Apakah yang akan kukerjakan esok hari? Kalau menuruti petunjuk dokter, secepat mungkin aku

harus ke rumah sakit memeriksakan anakku. Sore, ahli syaraf buka praktik sendiri di rumahnya. Kami disuruh memilih mana yang lebih praktis. Hanya, alat-alat guna pemeriksaan pastilah lebih lengkap di rumah sakit. Begitulah kata dokter perusahaan. Alat-alat apakah itu? Apakah yang diderita anakku? Semuanya serba teka-teki. Serba mengkahawtirkan. Urusan murid sukar belum selesai, bahkan baru mulai akan kuusahakan menolongnya. Kini Tuhan memberiku percobaan lain. Keluargaku terlibat, dan aku harus memilih. Manakah yang lebih penting? (Dini, 2205: 46).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.7 yaitu dilema. Bu Suci

merasa bimbang harus memilih yang mana. Memeriksakan

anaknya dan mendampinginya secara intensif dalam menjalankan

pengobatan atau membantu murid sukarnya, Waskito, agar bisa

berubah menjadi anak yang tidak “jahat” lagi.

d. Bagian Keempat

Bagian ini mengisahkan tentang penyakit apa yang

sebenarnya diderita oleh anak kedua Bu Suci dan kembalinya

Waskito ke sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

46

1.1.8 Setelah melalui beberapa pemeriksaan akhirnya diketahui bahwa

anak kedua Bu Suci mengidap penyakit epilepsi. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Orangtua mana tidak terkejut mendengar anaknya mengidap penyakit yang bagaimanapun juga bisa dikatakan jarang. Dari sekumpulan seratus orang belum tentu ada satu yang menderita sakit ayan. Itu bukan selesman, bukan demam, bukan sakit gigi. Anggapan semakin membikin kami berkecil hati. Dokter menyebutkan dengan nama lebih berbau medikal: epilepsi. Khalayak ramai menempatkannya sejajar dengan penyakit gila. Sama seperti mempunyai anak cacat, baik sejak lahir maupun karena kecelakaan pada masa pertumbuhannya. Orang membicarakan yang bersangkutan tidak secara terang-terangan, melainkan dengan bisik-bisik suara rendah, disertai rasa kasihan berlebihan atau cemoohan. Pendek kata, segalanya serba tersembunyi dan tertutup (Dini, 2005: 48-49).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.8 yaitu terkejut. Bu

Suci dan suaminya merasa terkejut terhadap penyakit yang diderita

oleh anak keduanya. Mereka takut jika setelah orang banyak

mengetahui penyakit anaknya, orang-orang itu membicarakan

anaknya secara diam-diam.

1.1.9 Waskito akhirnya kembali bersekolah. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Kemudian aku kembali mengajar. Sewaktu masuk kelas, selayang pandang kulirikkan mata ke semua penjuru. Ada wajah baru! Dia duduk di deretan bangku ketiga dari kiri, di tengah. Seketika itu juga aku mengenal raut muka dan sikapnya. Dia mirip kakeknya. Garis-garis hidung, mata serta bibir sangat keras. Dalam keadaan diam demikian, dia nampak sombong, angkuh (Dini, 2005: 53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

47

Persoalan yang menonjol pada 1.1.9 yaitu pertemuan.

Akhirnya Bu Suci bertemu dengan Waskito setelah beberapa hari

tidak masuk sekolah, akhirnya Waskito kembali bersekolah lagi.

e. Bagian Kelima

Bagian ini mengisahkan tentang bagaimana akhirnya Bu

Suci mengetahui cara untuk mendekati Waskito. Bu Suci

memahami apa yang disukai Waskito dengan meminta bantuan

sesama rekan guru dan mengamati gerak-gerik anak tersebut.

Meskipun ternyata dengan cara tersebut sikap Waskito belum

benar-benar berubah.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

1.1.10 Bu Suci meminta bantuan salah satu rekan guru untuk ikut

membantu mengamati Waskito. Ternyata cara untuk mendekati

Waskito adalah dengan membicarakan hal-hal yang dia sukai.

Dengan begitu, maka Waskito akan memiliki perhatian yang lebih

terhadap orang yang peduli pada kegemarannya. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Dia memberitahukan kepadaku bahwa Waskito mengenal cerita-cerita wayang dengan baik. Bahkan sangat baik dipandang umurnya yang begitu muda. Anak itu mempunyai buku-buku komik wayang yang cukup mendidik. Katanya, ketika tinggal bersama kakek dan neneknya, dia sering dibawa menonton pertunjukan Wayang Wong. Yang lebih mengherankan guru itu ialah Waskito juga menyukai gamelan. Dan kawanku menambahkan, sejak Waskito sering diajak berbicara mengenai wayang, perhatiannya kepada pelajaran Agama lebih besar. Dia bertanya mengapa murid harus dapat mengaji, apakah tidak cukup dengan berdoa dalam bahasa yang diketahuinya saja. Rupa-rupanya, karena kawanku itu mau mempedulikan kegemaran Waskito, maka dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

48

berhasil memecah kekauan sifat murid sukarku itu. Perbincangan mengenai kesenian telah menyentuh perasaannya. Agama dan kepekaan keindahan memang biasanya berjalan sejajar (Dini, 2005: 63-64).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.10 yaitu jawaban. Bu

Suci mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri dengan

Waskito. Yaitu dengan memperhatikan apa kesukaan anak tersebut,

maka Waskito akan memiliki perhatian yang lebih kepada orang

yang juga memperhatikan apa yang dia sukai.

1.1.11 Bu Suci mengamati bahwa Waskito menyukai hal-hal yang

berkaitan dengan keterampilan tangan. Hal itu terlihat setiap kali

sekolah mengadakan pelajaran yang langsung turun ke lapangan.

Ketika di pabrik, Waskito selalu menanyakan hal-hal yang

berkaitan dengan alat-alat pembuatan. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Aku sendiri pernah mengantar kelasku ke pabrik-pabrik makanan. Kuperhatikan, di antara benda-benda yang menarik murid sukarku, alat pembikinnyalah yang lebih diutamakan. Di luar dugaanku, dalam kunjungan-kunjungan semacam itu, Waskito menjadi kurang ragu-ragu. Dia tidak malu bertanya langsung kepada pengantar yang menyambut serta menemani kami sambil memberi penjelasan. Selama satu bulan bersama kami, dia tak pernah membolos dan selalu turut keluar. Karena kesempatan-kesempatan yang terguguh dan kekurangan guru, untuk semantara Kepala Sekolah mengizinkan kami mengadakan kunjungan demikian sesering mungkin. Meskipun biasanya terjun ke lapangan dijadwalkan sebulan satu kali di sekolah kami. Guru-guru hanya diharuskan mengikuti program semestinya sehingga tidak akan terlambat di akhir tahun (Dini, 2005: 64―65).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.11 yaitu cara. Bu Suci

memiliki cara untuk mendekati Waskito. Yaitu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

49

memberikan tugas keterampilan dalam membuat bejana. Sebab

Waskito terlihat tertarik terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

pekerjaan tangan.

1.1.12 Waskito mengamuk di kelas dengan menodongkan gunting. Bu

Suci dan rekan guru segera ke kelas dan mencoba menghentikan

kelakuan Waskito sebelum ada korban. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:

“Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”

“Tidak, Bu! Bantah anak itu keras. “Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!”

Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskiti berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tapi tidak terbuka (Dini, 2005: 67―68).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.12 yaitu terkejut. Bu

Suci tidak menyangka bahwa Waskito akan mengamuk di depan

kelas dengan memegang guntingdan korek yang menyala. Padahal

beberapa bulan sebelumnya, semua berjalan baik-baik saja.

f. Bagian Keenam

Bagian ini mengisahkan tentang keberhasilan Bu Suci

dalam menenangkan Waskito dan mengambil hati Waskito

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

50

sehingga Waskito mau menjawab sediki-sedikit pertanyaan dari Bu

Suci. Meskipun kadang-kadang Waskito masih sulit untuk

mengendalikan dirinya. Namun lama-kelamaan hal tersebut dapat

diatasinya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

1.1.13 Bu Suci sudah lebih santai dalam menghadapi Waskito. Bu Suci

sering melakukan percakapan-percakapan kecil saat jam istirahat.

Hal ini membuat Waskito mau menjawab sedikit-sedikit

pertanyaan

Kesantaianku menghadapi murid sukarku sampai pada pertanyaan mengenai keluarganya. Apa kabar Nenek? Kuceritakan sedikit pertemuanku dengan pasangan suami-isteri tua itu. Aku bahkan mengatakan bahwa neneknya menangis terharu ketika mengingati Waskito hampir member dia tanaman bunga soka. Kutanyakan apakah dia sering bertemu dengan Nenek? Tidak, jawabnya. Dia sendiri jarang keluar kecuali ke sekolah, karena seringkali dia harus mengawasi anak-anak Bu De. Nenek berkunjung ke rumah Bu De, tetapi tidak sering. Kutanyakan lagi apakah ibunya sering datang? Ya, kalau Ibu memang sering datang meskipun Bu De tidak menyukai hal itu (Dini, 2005: 75).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.13 yaitu nyaman.

Waskito sudah mulai merasa nyaman dengan Bu Suci maka dia

sudah mau menjawab beberapa pertanyan dari Bu Suci walaupun

hanya sedikit-sedikit.

1.1.14 Waskito marah karena tanamannya dianggap kurang subur oleh

teman-temannya. Pot-pot tanaman dirusak dan diinjak-injak di

depan kelas. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

51

Dalam tanya jawab yang kupaksakan itu dia mengaku bahwa dia marah karena kawan-kawannya mengejek tanamannya yang kurang subur, kalah dari tunas-tunas lain (Dini, 2005: 83).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.14 yaitu marah.

Waskito marah mendengar ejekan teman-temannya yang

menganggap bahwa tanamannya kurang subur.

1.1.15 Usaha Bu Suci tidak sia-sia, setelah kejadian pot tanaman itu,

Waskito kini menjadi anak yang lebih terbuka. Nilai-nilai dalam

rapornya juga mengalami kemajuan. Hal ini membuat Waskito

masuk ke dalam daftar siswa pandai di kelas Bu Suci. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Kejadian hari itu merupakan tambahan yang melengkapi pertemuan hati Waskito dan hatiku. Untuk selanjutnya, kami lebih terbuka berunding dan berbincang,baik berduaan maupun di hadapan orang lain.

Rapor berikutnya berisi angka-angka normal. Untuk menghadiahi usaha kerasnya yang berhasil meraih tempat sebagai murid “biasa”, pada waktu liburan Waskito kami bawa menengok kota kecil kami Purwodadi. Dia diajak suamiku memancing sepuas-puas hatinya. Dan aku tidak menyesal memenuhi janjiku itu terlalu kini, karena sekembali dari liburan, kuperhatikan dia semakin berubah. Seolah-olah dia bertekad untuk menjadi murid yang lebih dari biasa saja. Untuk seterusnya dia selalu terdaftar ke dalam baris anak-anak yang pandai di kelasku.

Akhir tahun pelajaran, Waskito naik kelas (Dini, 2005: 85).

Persoalan yang menonjol pada 1.1.15 yaitu hasil. Setelah

beberapa kali mendapat kejutan dari sikap Waskito yang tidak

terduga. Kerja keras Bu Suci dalam mempertahankan Waskito

tidak sia-sia. Dengan usaha dan keyakinan yang besar, akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

52

Waskito menjadi anak yang berprestasi dan memiliki sikap yang

baik.

Berdasarkan hasil analisis tema pada enam bagian dalam novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini, berikut ini penulis akan

mengklasifikasikan langkah-langkah menemukan tema dalam novel ini,

yaitu:

a. Persoalan yang Menonjol

Persoalan yang menonjol dalam novel ini adalah pertemuan Bu

Suci dengan Waskito yang dianggap sebagai murid “jahat” oleh teman-

temannya. Waskito merupakan murid sukar yang memiliki latar

belakang keluarga yang tidak memberikan perhatian dan kasih sayang

kepadanya. Hal ini menyebabkan Bu Suci memiliki perhatian khusus

pada muridnya itu. Bu Suci berusaha keras membantu Waskito agar ia

kembali menjadi anak yang baik dalam perilaku sehari-hari dan dalam

meningkatkan nilai akademiknya.

Berikut ini kutipan yang mendukung persoalan yang menonjol

dalam novel ini, yaitu (1.1.1), (1.1.4), (1.1.6), (1.1.9), (1.1.10),

(1.1.11), (1.1.12), (1.1.13), (1.1.14), (1.1.15).

b. Persoalan yang Menimbulkan Konflik

Pada persoalan yang menimbulkan konflik dalam novel ini adalah

konflik batin yang dialami Bu Suci yang berhubungan dengan keluarga

dan muridnya. Ketika Bu Suci kembali mengajar ternyata anak

keduanya menderita penyakit epilepsi yang membuat hatinya terpukul.

Lalu pada saat yang bersamaan, Bu Suci baru mengetahui bahwa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

53

kelas yang menjadi tanggung jawabnya terdapat satu murid sukar yang

bernama Waskito. Kedua hal itu menyebabkan dilema bagi Bu Suci,

harus mementingkan kesehatan anaknya ataukah menolong murid

sukarnya agar bisa memperbaiki sikapnya.

Berikut ini yang mendukung persoalan yang menimbulkan konflik

dalam novel ini yaitu (1.1.2), (1.1.3), (1.1.7), (1.1.8), (1.1.5).

c. Kesimpulan Tema

Secara keseluruhan dapat disimpulkan tema yang terkandung

dalam novel ini adalah cinta. Cinta yang dimiliki oleh Bu Suci

menjadikan ia wajib melaksanakan kewajibannya sebagai guru dan

seorang ibu. Ia tidak memilih salah satu antara murid dan anaknya,

tetapi berani menjalankan tugasnya sebagai guru dan ibu secara

bersamaan.

2. Analisis Amanat Menggunakan Metode Inkuiri

Novel Pertemuan Dua Hati dibagi atas enam bagian. Pada setiap

bagian peneliti akan memaparkan analisis amanat yang terdapat dalam

novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya

(Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dan tema dipandang memiliki kemiripan

karena keduanya merupakan sesuatu yang terkandung dalam novel. Moral

dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message.

Amanat dalam cerita, menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 322)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

54

dimaksudakan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral

tertentu yang bersifat praktis. Secara umum, moral mengarah pada

pengertian tentang ajaran baik-buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila

(Depdiknas, 2005).

Karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya merupakan suatu

penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Permasalahan yang

terkandung di dalam tema atau topik cerita adakalanya diselesaikan secara

positif (happy ending). Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara

implisit ataupun secara eksplisit. Implisit, jika jalan keluar ajaran moral itu

disiratkan dalam tingkah lau tokoh menjelang cerita akhir (Sudjiman,

1988: 57). Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir cerita

menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan

sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu

(Sudjiman, 1988: 57-58).

Berikut ini akan dianalisis amanat dalam novel Pertemuan Dua Hati,

untuk mempermudah proses analisis amanat, penulis membaginya ke

dalam beberapa bagian seperti berikut.

a. Bagian Pertama

Bagian ini mengisahkan tentang kepindahan keluarga Bu

Suci karena suaminya dipindah tugaskan ke Semarang. Hal itu

menyebabkan Bu Suci meninggalkan pekerjaan lamanya di

Purwodadi. Meskipun harus pindah, Bu Suci gembira terhadap

kenaikan pangkat suaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

55

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

2.1.1 Bu Suci dan keluarganya pindah dari Purwodadi ke Semarang.

Mereka mengontrak satu rumah untuk ditinggali oleh mereka

sekeluarga. Rumah itu terlihat paling cocok dengan selera Bu Suci

dan sesuai dengan dana yang mereka miliki. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Rumah yang dikontrak suamiku besar. Terlalu besar kelihatannya dari luar bagi kami berlima.

Tetapi begitu orang masuk, berulah ketahuan bahwa sebenarnya kamarnya hanya dua. Bentuk ruang tengah memangjang, sehingga member kesan bahwa rumah itu luas. Meskipun cukup lama mencari, itulah satu-satunya tempat bernanung yang dikira suamiku paling sesuai dengan cita-rasaku. Apalagi harus pula memperhitungkan jumlah uang yang tersedia guna keperluan tersebut. Yang paling penting, kamar mandi, sumur, dan kamar kecil ada di dalamnya. (Dini, 2005: 9).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.1 yaitu

belanjakan uang kita sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu muluk-

muluk dalam membeli sesuatu, namun harus dilandasi dengan

seberapa besar dana yang kita miliki.

2.1.2 Bu Suci menggunakan lingkungan sebagai tempat belajar anak-

anaknya. Salah satunya adalah pasar. Di pasar Bu Suci menjelaskan

bermacam-macam binatang ternak yang diperjualbelikan. Hal itu

dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Aku menyadari bahwa letak pasar itu sangat bermanfaat. Baik bagi orang yang mau berbelanja maupun bagi pengamat biasa. Seringkali kuberhenti di sana pada hari-hari pasaran hewan. Kalau kebetulan aku berada di sana, kuberikan kata-kata tambahan seperlunya pada percakapan mereka mengenai ternak itu (Dini, 2005: 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

56

Amanat secara implisit pada bagian 2.1.2 yaitu lingkungan

dan alam sekitar kita merupakan tempat belajar yang paling baik.

Sebab kita dapat melihat dan mempelajari berbagai hal secara

langsung.

2.1.3 Setelah pindah ke Semarang, anak kedua Bu Suci tiba-tiba sakit.

Dia sering demam tinggi dan mengalami kejang-kejang. Kemudian

Bu Suci dan suaminya memeriksakannya ke dokter perusahaan.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Aku sangat prihatin. Dokter perusahaan tidak memberi penjelasan lain. Tetapi melihat caranya memriksa seluruh badan anakku, diulangi pertanyaan-pertanyaan mengenai demam dan kekejangannya. Hatiku merasa bahwa dokter mempunyai sesuatu pikiran yang tidak dikatakannya kepada kami berdua. Namun di samping itu, aku percaya, bahwa Tuhan selalu mendengarkan dan memperhatikan yang mencintaiNya. Semoga dia memberi kekuatan kepadaku, dan melimpahkan kesejahteraan kepada keluargaku. Dengan kepercayaan serta keyakinan ini aku akan mulai bekerja kembali (Dini, 2005: 21).

Amanat secara eksplisit pada 2.1.3 yaitu berdoalah selalu

kepada Tuhan. Sebab Tuhan pasti akan menolong dan

mendengarkan doa-doa umatnya.

b. Bagian Kedua

Bagian ini mengisahkan tentang Bu Suci yang sudah

kembali mengajar di sekolah. Di sekolah ini, Bu Suci menemukan

seorang murid sukar yang belum pernah dijumpai sewaktu ia

mengajar selama sepuluh tahun di Purwodadi.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

57

2.1.4 Setelah Bu Suci kembali mengajar, Bu Suci tahu bahwa ada murid

sukar di kelasnya. Murid ini tidak disukai oleh teman-teman

sekelasnya. Lalu Bu Suci mencoba mencari tahu perihal murid

sukarnya itu kepada Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru. Hal itu

dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Waskito memang dianggap sebagai anak yang tidak tetap, atau labil. Sifatnya selalu berubah. Selama tiga hari berturut-turut dia mungkin menunjukkan sikap tiga macam. Keterlibatannya di dalam kelas demikian pula. Kepala Sekolah konon masih berharap agar Waskito tidak dimasukkan golongan murid sukar. Selama ini persoalannya tidak diremehkan. Hanya saja, masih ditunggu perkembangan berikutnya. Siapa tahu, barangkali murid itu tidak kembali lagi ke sekolah kami! Tentu saja ini harapan pengecut! Tetapi memang begitulah yang sebenarnya. Masing-masing guru sudah terlalu sibuk mengurusi diri dan keluarganya. Di samping mengajar di SD, kebanyakan mempunyai kerja sampingan lain yang memungkinkan mereka mendapat tambahan penghasilan. Buat apa repot-repot mengurus anak sukar yang bukan saudara dan bukan kawan! Tugas pendidik memang bagus dan merupakan tujuan cita-cita. Namun zaman yang berobah cepat menuntut cara dan biaya hidup sedemikian menantang rakyat rendahan, termasuk pegawai negeri setingkat guru SD (Dini, 2005: 30-31).

Amanat secara implisit pada bagian 2.1.4 yaitu dalam

melakukan suatu pekerjaan bukan semata-mata hanya untuk

mendapatkan uang saja. Namun harus disertai dedikasi dan

kesungguhan yang tinggi dalam menjalankannya. Agar hak dan

kewajiban menjadi seimbang.

2.1.5 Pihak sekolah mengirimkan surat menanyakan mengapa Waskito

tidak masuk, sedangkan Bu Suci mengirimkan surat pribadi

terhadap nenek Waskito dan mengatakan ingin berkenalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

58

dengannya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

Perbincangan dengan para guru menghasilkan dua keputusan. Dari pihak sekolah, akan dikirim surat menanyakan mengapa Waskito selama ini tidak masuk. Dari pihakku sendiri, akan kukirimkan surat kepada si Nenek. Isinya sangat pribadi, mengatakan keinginanku berkenalan. Aku ingin menunjukkan turut berprihatin mengenai cucu sulungnya. Aku tidak yakin apakah ini berguna bagi perkembangan Waskito selanjutnya. Yang jelas, aku wajib mencoba melakukan pendekatan terhadap murid kelasku. Keseimbangan dan ketenangan kelas yang menjadi tanggung jawabku sangat mempengaruhi karirku. Di samping itu, kedudukanku sebagai ibu rumah tangga hanya dapat kujalankan dengan baik jika aku tidak menemukan kesulitan di lapangan kerjaku. Keduanya saling berkaitan. Satu dan lainnya harus sejajajr dan seimbang supaya hatiku tenteram (Dini, 2005: 33).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.5 yaitu sebagai

guru yang profesional, sudah seharusnya kita mengenal dan

mengetahui bagaimana latar belakang keluarga siswa kita.

c. Bagian Ketiga

Bagian ini menceritakan tentang bagaimana Bu Suci

mencari informasi mengenai Waskito kepada nenek Waskito.

Meskipun pada saat yang bersamaan, kondisi anak kedua Bu Suci

juga masih memerlukan pemeriksaan yang intensif. Bu Suci

berusaha menjalankan perannya sebagai guru dan juga sebagai

seorang ibu.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

2.1.6 Waskito tumbuh dalam keluarga yang kurang memberikan

perhatian kepadanya. Orangtuanya selalu memberikan apa saja

yang diinginkan oleh Waskito, namun tidak memberikan kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

59

sayang dan perhatian yang sebenarnya diperlukan oleh Waskito.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Semua kemauan si anak dituruti katanya kerena cinta dan sayang kepada anak. Aku sependat dengan nenek Waskito bahwa bukan kecintaan ataupun kesayangan melainkan kelemahan. Anak-anak harus diajar berdisiplin atau keteraturan dalam hidup sehari-hari. Ini akan memberi pengaruh besar dalam cara berpikirnya kelak pada umur dewasa (Dini, 2005: -38).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.6 yaitu memenuhi

semua keinginan anak bukanlah sikap yang baik. Anak juga perlu

diajarkan sikap disiplin yang akan membuat hidupnya menjadi

teratur.

2.1.7 Bu Suci mengambil keputusan untuk tetap membantu murid

sukarnya yaitu Waskito dan memeriksakan anak keduanya yang

sedang sakit. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

Anak dan murid. Bukan anak atau murid. Ya, akhirnya itulah yang harus kupilih: kedua-duanya. Aku ingin, dan aku minta kepada Tuhan, agar diberi kesempatan mencoba mencakup tugasku di dua bidang. Sebagai ibu dan sebagai guru. Dengan pertolonganNya, pastilah aku akan berhasil. Karena Dia mahabisa dalam segala-galanya.

Sebelum kembali tidur, aku hendak langsung berhadapan dengan Dia. Aku melakukan sembahyang Tahajud untuk mencari jalan terang (Dini, 2005: 47).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.7 yaitu sebagai

seorang guru, kita berkewajiban untuk menolong murid yang

membutuhkan bantuan kita namun tidak meninggalkan peran kita

dalam keluarga. Kita tidak dapat memilih salah satu, sebab

semuanya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

60

d. Bagian Keempat

Bagian ini mengisahkan tentang penyakit apa yang

sebenarnya diderita oleh anak kedua Bu Suci dan kembalinya

Waskito ke sekolah. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa

kutipan di bawah ini:

2.1.8 Bu Suci dan suami prihatin terhadap penyakit yang diderita anak

keduanya. Namun mereka tetap bersyukur karena penyakit anaknya

diketahui ketika mereka sudah pindah ke Semarang. dengan

perawatan dan pemeriksaan yang intensif maka penyakit anak

keduanya dapat disembuhkan. Hal itu dapat dibuktikan dengan

beberapa kutipan di bawah ini:

Disertai keprihatinan yang besar, sabar dan tekun kami mengikuti nasihat Dokter. Di samping itu kami menyadari bahwa kesedihan tidak perlu dibesar-besarkan, tidak perlu direntang-panjangkan hingga berlarut-larut. Kami justru harus bersyukur, karena penyakit anak kami diketahui pada waktu ini. Sekarang kami tinggal di Semarang. Di kota besar kami mendapatkan kemudahan serta kemungkinan-kemungkinan perawatan. Dokter juga menceritakan, bahwa lima belas tahun yang lalu, bahkan di luar negeri pun, orang-orang masih sukar diinsafkan bahwa epilepsi adalah penyakit yang dapat disembuhkan (Dini, 2005: 50).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.8 yaitu patuhilah

nasihat dan perintah dokter ketika kita sedang sakit. Sebab dokter

merupakan tenaga medis yang sudah ahli dalam bidang kesehatan.

2.1.9 Ketika Bu Suci kembali mengajar setelah beberapa hari harus

memeriksakan anak keduanya. Ternyata Waskito juga sudah

kembali bersekolah lagi. Pada pertemuan pertama mereka, Bu Suci

sedang memindahkan tempat duduk murid-muridnya agar berganti-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

61

ganti teman. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

Aku mulai hafal nama isi kelasku. Sejak mulai mengajar, aku mempunyai cara supaya muridku tidak sling menggantungkan diri pada tetangga sebelahnya. Sekali-sekali, tanpa pemberitahuan aku menyuruh mereka ganti bangku. Ada anak yang terlalu lemah dan mudah terpengaruh oleh teman yang duduk berdekatan. Kalau terlalu lama berdampingan, anak itu akan menjadi bayangan teman sebangkunya. Belum tentu pegaruh iru membuat kebaikan. Dengan perpindahan ini aku mengharapkan memiliki kelas yang berpribadi. Aku ingin memiliki murid yang kelak menjadi manusia yang beridiri sendiri. Kepercayaan kapada diri sendiri juga merupakan keteguhan yang sangat penting dalam pengajaran.

Hari itu aku menyuruh murid-muridku berpindah tempat. Meskipun itu adalah yang pertama kalinya kutrapkan di sekolahku yang baru, tetapi anak didikku sekelas hanya menunjukkan rasa keheranan yang lemah. Barangkali mereka terlalu lega melihatku kembali mengajar setelah berhari-hari muncul secara sekilas-sekilas.

Semua menurut, berpindah ke bangk-bangku yang kutunjuk. Ketika sampai pada giliran Waskito, dia membantah:

“Tidak, Bu! Saya di sini saja!” Meskipun aku sudah mengira dan bersiap-siap akan

menerima sanggahan dari murid itu, namun aku agak terperajat mendengar jawabannya. Kutahan diriku supaya tetap bersikap tidak mengacuhkan, sambil lalu melemparkan pertanyaan:

“Mengapa?” Dan langsung kuteruskan mengatur anak-anak yang

lain (Dini, 2005: 53−54). Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.9 yaitu dengan

berganti teman yang berdekatan akan membuat siswa

lebih percaya diri dan tidak bergantung pada teman di

samping kanan-kirinya. Dengan begitu, kemungkinan

terpengaruh menjadi kecil. Selain itu, dengan berpindah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

62

tempat duduk maka siswa akan saling mengenal satu sama

lain teman satu kelasnya.

e. Bagian Kelima

Bagian ini mengisahkan tentang bagaimana akhirnya Bu

Suci mengetahui cara untuk mendekati Waskito. Bu Suci

memahami apa yang disukai Waskito dengan meminta bantuan

sesama rekan guru dan mengamati gerak-gerik anak tersebut.

Meskipun ternyata dengan cara tersebut sikap Waskito belum

benar-benar berubah.

Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

2.1.10 Waskito menyukai hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan

tangan, begitu juga dengan sebagian besar murid di kelas Bu Suci.

Oleh karena itu, Bu Suci memberikan tugas membuat bejana

sederhana kepada murid-muridnya. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Karena kulihat bukan hanya Waskito yang tertarik pada peralatan pabrik rakyat tersebut, maka aku merencanakan menunjukkan teori bejana berhubungan di kelasku. Kubentuk kelompok-kelompok untuk bekerja bersama. Setelah kugambar modelnya di papan tulis, kupaparkan keterangannya sesuai dengan kemampuan pengertian anak-anak kelas empat, setiap kelompok kuberi tugas membikin alat yang sama (Dini: 2005: 65).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.10 yaitu sebagai

guru harus pintar mencari akal agar anak-anak tertarik terhadap

pelajaran. Dengan begitu, anak-anak akan menjadi lebih dekat dan

terbuka terhadap guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

63

2.1.11 Setelah tiga bulan berjalan, tiba-tiba Waskito mengamuk di depan

kelas. Hal ini menyebabkan banyak rekan guru mengusulkan agar

Waskito di keluarkan saja. Namun, Bu Suci tetap berkeras hati

mempertahankan muridnya itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan

beberapa kutipan di bawah ini:

Peristiwa itu mengoncangkan kepercayaan sekolah kepada Waskito. Terus terang banyak rekan guru yang mengusulkan agar murid itu dikeluarkan saja. Tingkat kenakalan sudah terlampaui. Sekarang sudah sampai pada taraf membahayakan. Kami rapat lama merundingkan dia. Hari itu kami tiba di kelas hanya melihat permainan gunting. Sedangkan menurut murid-murid lain, sebelum Kepala Sekolah dan aku datang, Waskito melempar-lemparkan korek api yang telah dinyalakan ke segala penjuru.

Dengan susah payah aku mempertahankan muridku. Para rekan yang menginginkan pengeluaran Waskito ternyata lebih banyak dari yang mendukungku. Tetapi aku bersitahan (Dini, 2005: 69).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.11 yaitu

mempertahankan murid bermasalah sama dengan menolongnya

untuk berubah menjadi lebih baik. Sebab setiap murid berhak

diberi kesempatan untuk memperbaiki sikap.

2.1.12 Sebagai guru Bu Suci sadar bahwa tugas seorang guru tidak hanya

mengajar namun juga membantu murid-murid sukar seperti

Waskito agar dapat berubah menjadi lebih baik. Hal ini dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

“Kalau setiap kali dia marah, kita yang menanggung akibatnya, kita menjadi korbannya, itu tidak adil! Tidak termasuk dalam program maupun kurikulum! Tugas kita mengajar!”

“Berbicara mengenai tugas”, ucapku menyela, karena terlalu bersenang hati mendapat kesempatan mengutarakan isi hatiku mengenai pendidikan. “Saya kira

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

64

tugas kita juga termasuk menolong murid-murid sukar. Selama hampir tiga bulan, ya hampir tiga bulan sekarang saya bertanggung-jawab akan kelas dan murid ini, saya merasa mulai mengenal dan mengerti dia. Barangkali dia juga demikian terhadap saya. Tetapi kami berdua masih memerlukan waktu lagi” (Dini, 2005: 69).

Amanat secara eksplisit 2.1.12 yaitu tugas seorang guru

tidak hanya mengajar dan memberikan pengetahuan tentang

pelajaran tertentu kepada muridnya. Namun juga mengenal dan

memahami murid-muridnya.

f. Bagian Keenam

Bagian ini mengisahkan tentang keberhasilan Bu Suci

dalam menenangkan Waskito dan mengambil hati Waskito

sehingga Waskito mau menjawab sediki-sedikit pertanyaan dari Bu

Suci. Meskipun kadang-kadang Waskito masih sulit untuk

mengendalikan dirinya. Namun lama-kelamaan hal tersebut dapat

diatasinya. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

2.1.13 Kejadian Waskito mengamuk di depan kelas membuat Bu Suci

mengawasi murid-muridnya secara intensif. Hal itu dapat

dibuktikan dengan beberapa kutipan di bawah ini:

Sejak kejadian yang disebut “kecelakaan” oleh murid-muridku itu, di waktu istirahat aku lebih sering berada di dalam kelas. Kesibukan selalu ada. Selain kerja sambilan sulaman atau menolong anak-anak dalam keterampilan mereka, tidak jarang aku menyiapkan pelajaran yang termasuk program. PR biasanya kami periksa bersama-sama. Tetapi sesudahnya, buku murid kuminta supaya dikumpulkan. Aku memberi nilai kerapian mereka. Dengan demikian anak didikku merasa dikendalikan karena selalu kuteliti buku-bukunya. Aku mengharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

65

menanamkan disiplin kerapian dan kebersihan di samping ketekunan mengerjakan pekerjaan (Dini, 2005: 73).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.13 yaitu sebagai

seorang guru kita harus mengawasi murid-murid kita. Sebab baik

tidaknya sikap serta nilai mereka merupakan tanggung jawab kita

sebagai guru.

2.1.14 Berkat beberapa pancingan pertanyaan dari Bu Suci akhirnya

Waskito menceritakan ke mana dia pergi ketika membolos.

Waskito juga bercerita bahwa ia melakukan hal itu karena

orangtuanya melarangnya memancing tanpa memberikan alasan

yang jelas. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan di

bawah ini:

Pada kesempatan lain, aku berhasil mengetahui apa yang telah dikerjakannya ketika ia membolos selama sepekan penuh. Katanya dia memancing di Banjirkanal! Dia gemar sekali memancing. Kalau hari-hari Minggu atau liburan ia meminta izin kepada orangtuanya selalu ditolak. Sebab itu dia tidak minta izin lagi!

“Mengapa tidak diperbolehkan?” “Tidak tahu!” sahut murid sukarku. “Mereka tidak menerangkan alasan larangan itu?” “Tidak!” Menurut pendapatku, tindakan itu aneh. Biasanya

apabila sesuatu perbuatan tidak disetujui, harus dijelaskan sebab-sebabnya. Kecuali jika anak itu telah berkali-kali berbuat kesalahan dengan menerjang larangan yang sama itu, maka orangtua berkata: tidak! Tanpa ada komentar lainnya (Dini, 2005: 77).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.14 yaitu sebagai

orangtua kita harus memberikan alasan yang jelas kepada anak kita

mengapa beberapa tindakan tidak boleh dilakukan. Dengan begitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

66

anak kita akan tumbuh sebagai manusia yang mengerti mana yang

baik dan mana yang tidak baik.

2.1.15 Setelah Bu Suci merasa sudah dekat dengan Waskito dan

menganggap bahwa Waskito sudah berubah dan tidak perlu diawasi

lagi. Ternyata Tuhan berkata lain, Waskito mengamuk lagi dan

menginjak-injak pot tanaman dalam pelajaran keterampilan. Hal ini

dapat dibuktikan dengan kutipan di bawah ini:

Ejekan kelakar itu diterimanya dengan cara terlalu serius. Perlahan dan sejelas mungkin aku berusaha menerangkan tentang sikap anak-anak yang bermaksud bergurau. Begitulah caranya hidup bersama-sama, berkelompok dengan orang lain. Di rumah Bu De-nya dia mau mengalah dan menerima perlakuan saudara-saudara sepupunya. Di kelas sama saja, kadang-kadang bermain-main dan semua setuju. Tetapi di lain waktu berselisih karena tidak sependapat. Namun demikian tidak perlu disertai perkelahian. Berbantah atau berdebat tidak ada jeleknya. Itu bahkan menunjukkan bahwa pikiran kita terus berjalan. Kalau hati kesal, harus berusaha mengendalikan diri (Dini, 2005: 83).

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.15 yaitu hidup

bersama-sama dengan orang lain pastilah akan menimbulkan

pendapat yang berbeda-beda. Namun perbedaan itu tidak perlu

disertai dengan perkelahian. Jika merasa kesal dengan seseorang

berusahalah mengendalikan diri sebaik mungkin.

2.1.16 Waskito mengamuk karena teman-temannya mengejek tanamannya

yang kurang subur. Bu Suci mendengarkan penjelasan Waskito

dengan baik dan memberikan nasihat. Hal itu dapat dibuktikan

dengan beberapa kutipan di bawah ini:

“Tidak ada orang yang baik atau pandai atau cekatan dalam segala-galanya. Kamu terampil dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

67

pertukangan, otakmu cerdas meskipun pelajaranmu biasa-biasa saja. Bukankah itu sudah sangat mencukupi? Kalau memang kamu hendak membalas dendam terhadap teman-temanmu, tidak dengan cara membanting dan menginjak-injak tanaman mereka. Tekunilah pelajaranmu misalnya! Bejanamu di pasang di ruang keterampilan, dipergunakan sebagai contoh untuk kelas-kelas lain. Itulah prestasimu! Tunjukkan lain-lainnya! kalau memang kamu lemah dalam tumbuh-tumbuhan biji, itu bukan merupakan masalah. Cari sebab-sebabnya barangkali kurang air, atau kurang matahari. Anak seperti kamu tidak seharusnya cepat berputus-asa. Memalukan sekali!” (Dini, 2009: 84).

Amanat secara implisit pada bagian 2.1.16 yaitu ketika

seseorang member kritikan kepada kita, kita harus menerima dan

mencoba merefleksikannya. Dengan begitu kita mengetahui apa

kesalahan atau kelemahan kita dan mencoba untuk

memperbaikinya agar menjadi lebih baik.

2.1.17 Semenjak kejadian itu, Waskito memperlihatkan perubahan-

perubahan perilaku yang baik. Nilai-nilai rapornya pun ikut naik.

Bu Suci bahagia dapat menolong muridnya. Pada akhir tahun

pelajaran Waskito naik kelas. Hal itu dapat dibuktikan dengan

kutipan di bawah ini:

Dan aku tidak menyesal memenuhi janjiku itu terlalu dini, karena sekembali dari liburan, kuperhatikan dia semakin berubah. Seolah-olah dia bertekad untuk menjadi murid yang lebih dari biasa saja. Untuk seterusnya dia selalu terdaftar ke dalam baris anak-anak yang pandai di kelasku.

Akhir tahun pelajaran, Waskito naik kelas. Bu De-nya datang ke sekolah. Dia berterima kasih

kepada Kepala Sekolah, para guru, dan kepadaku sendiri. Aku menjawab bahwa aku gembira dapat menolong Waskito.

(Dini, 2005: 85).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

68

Amanat secara eksplisit pada bagian 2.1.17 yaitu sebagai

guru, dapat memberikan pengetahuan dan melihat muridnya sukses

merupakan kepuasan tersendiri. Itu artinya sang guru sudah

berhasil memberikan bekal bagi muridnya di masa depan.

Berdasarkan hasil analisis amanat pada enam bagian dalam novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini, berikut ini penulis akan

mengklasifikasikan langkah-langkah menemukan amanat dalam novel ini,

yaitu:

a. Amanat secara Implisit

Amanat secara implisit adalah jalan keluar ajaran moral

yang disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita akhir.

Amanat secara implisit dalam novel ini berisi ungkapan pesan

moral yang disampaikan pengarang secara tersirat melalui tingkah

laku tokoh dalam cerita.

Berikut ini kutipan yang mendukung amanat secara implisit

dalam novel ini, yaitu (2.1.2), (2.1.4), (2.1.16).

b. Amanat secara Eksplisit

Amanat secara eksplisit adalah pengarang pada tengah atau

akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat,

anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang

mendasari cerita itu. Pesan moral yang disampaikan oleh

pengarang dijelaskan secara tersurat pada dialog atau narasi dalam

novel ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

69

Berikut ini kutipan yang mendukung amanat secara

eksplisit dalam novel ini, yaitu (2.1.1), (2.1.3), (2.1.5), (2.1.6),

(2.1.7), (2.1.8), (2.1.8), (2.1.9), (2.1.10), (2.1.11), (2.1.12),

(2.1.13), (2.1.14), (2.1.15), (2.1.16), (2.1.17).

c. Kesimpulan Amanat

Berdasarkan hasil analisis amanat dengan menggunakan

metode inkuiri pada novel Pertemuan Dua Hati dapat disimpulkan

secara keseluruhan bahwa amanat dalam novel ini adalah setiap

usaha yang disertai dengan kerja keras dan doa tidak akan sia-sia.

Usaha itu akan membuahkan hasil yang juga setimpal dengan kerja

keras yang dikeluarkan.

d. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan

merupakan gong-nya dalam pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebaiknya pendidik mampu menunjukkan kepada peserta

didik mana data yang relevan.

1. Siswa diminta untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil data yang

mereka temukan.

Kesimpulan dari implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran

tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

70

1. Berdasarkan hasil analisis tema dengan metode inkuiri pada novel

novel Pertemuan Dua Hati dapat disimpulkan secara keseluruhan

bahwa tema dalam novel ini adalah cinta. Cinta yang dimiliki oleh

Bu Suci menjadikan ia wajib melaksanakan kewajibannya sebagai

guru dan seorang ibu. Ia tidak memilih salah satu antara murid dan

anaknya, tetapi berani menjalankan tugasnya sebagai guru dan ibu

secara bersamaan.

2. Berdasarkan hasil analisis amanat dengan metode inkuiri pada

novel novel Pertemuan Dua Hati dapat disimpulkan secara

keseluruhan bahwa amanat dalam novel ini setiap usaha yang

disertai dengan kerja keras doa tidak akan sia-sia. Usaha itu akan

membuahkan hasil yang juga setimpal dengan kerja keras yang

dikeluarkan.

C. Pembelajaran Tema dan Amanat dalam Pembelajaran Sastra

Dalam kurikulum satuan pendidikan, tujuan pembelajaran sastra di SMA

adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menikmati,

menghayati, dan memahami karya sastra. Selain itu, pembelajaran sastra juga

berfungsi sebagai penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan

kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, penyaluran gagasan,

penumbuhan imajinasi, serta peningkatan ekspresi secara kreatif dan

konstruktif.

Kurikulum satuan pendidikan (KTSP) memacu guru agar semakin kreatif

dan inovatif. Rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

71

mandiri membuat guru berinovasi dengan berbagai metode dan media dalam

pembelajaran. Dengan begitu guru dapat merancang pembelajaran yang

kreatif. Salah satunya pembelajaran sastra dengan menggunakan novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Media pembelajaran dengan

menggunakan novel dirasa efektif karena siswa akan mempelajari nilai-nilai

yang terkandung dalam novel yang diangkat dari kehidupan nyata. Secara

tidak langsung siswa pun belajar melalui pengalaman-pengalaman tokoh

dalam novel itu. Pembelajaran tema dan amanat dalam novel memberikan

pengalaman yang menarik bagi siswa karena siswa menemukan tema dan

amanat atau pesan moral yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati

tersebut.

Oleh karena itu, pemilihan metode dan media dalam pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat memilih

dengan cermat metode dan media yang seperti apa yang baik untuk

diterapkan di dalam kelas.

1. Langkah-langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri dalam Novel

Pertemuan Dua Hati

Dalam konteks penggunaan inkuiri sebagai metode belajar

mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, yang

berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam menentukan suasana

dan model pembelajaran. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada

proses mencari dan menemukan (Hosan, 2014: 341). Peran peserta

didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

72

pelajaran, sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator dan

pembimbing peserta didik untuk belajar.

Dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri dalam

pembelajaran tema dan amanat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini ini, peneliti hanya akan menggunakan satu bab dari enam bab

yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati. Hal tersebut

dikarenakan oleh waktu yang tidak memungkinkan jika dalam dua kali

pertemuan akan digunakan untuk membahasa keseluruhan bab yang

terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati. Bab V dirasa paling

lengkap dan memuat sebagaian besar tema dan amanat yang terdapat

dalam novel Pertemuan Dua Hati.

Berikut ini akan disampaikan langkah-langkah praktis

pembelajaran tema dan amanat menggunakan bab V novel Pertemuan

Dua Hati dengan menggunakan metode inkuiri:

1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

2) Guru menyajikan isi ringkasan novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh. Dini.

3) Guru meminta siswa untuk menentukan isi ringkasan dari novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

4) Siswa mengidentifikasi tema dan amanat yang terkandung dalam

bab V novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

5) Siswa mengumpulkan data tentang tema dan amanat yang

terkandung dalam bab V novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini untuk mengidentifikasi tema dan amanat yang terkandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

73

6) Guru meminta siswa menentukan tema dan amanat yang

terkandung dalam bab V novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini yang disajikan.

7) Siswa merumuskan kesimpulan.

8) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas dan mempertahankan pendapatnya dengan menunjukkan

bukti yang mereka temukan.

2. Silabus

Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema

tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh

setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan

(SNP) (Mulyasa, 2008: 132-133).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

74

Silabus

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami berbagai

hikayat, novel

Indonesia/novel terjemahan.

7.2 Menemukan unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

75

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/I

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan

Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajaran Kegiatan

pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/Bahan/

Alat

7.2 Menganalisis

unsur-unsur

intrinsik dan

ekstrinsik novel

Indonesia/terjema

han.

Novel Indonesia

dan novel

terjemahan.

Unsur-unsur

intrinsik (alur,

tema, penokohan,

sudut pandang,

Novel Indonesia dan novel terjemahan.

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik ( alur, tema,

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel

Jenis Tagihan:

tugas

kelompok

ulangan

Bentuk

Instrumen:

4 JP Novel

Indonesia dan

novel

terjemahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

76

latar, dan amanat)

dalam novel

Indonesia/terjemah

an.

Unsur ektrinsik

dalam novel

terjemahan (nilai

budaya, sosial,

moral, dll)

penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonsia dan terjemahan.

Membandingkan unsur ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia.

Indonesia.

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel terjemahan.

Membandingkan unsur ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia.

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban

singkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

77

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata

pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran kelas

(Muslich, 2007: 53).

Rencana pelaksanaan pembelajaran metode inkuiri dalam

pembelajaran tema dan amanat bab V novel Pertemuan Dua Hati

karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I akan diterapkan

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Tingkat Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/I

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi : 7. Memahami berbagai hikayat, novel

Indonesia/novel terjemahan (membaca).

B. Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik

dan intrinsik dan novel Indonesia/

terjemahan.

C. Indikator

1. Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan,

sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia.

2. Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan,

sudut pandang, latar, dan amanat) novel terjemahan.

3. Membandingkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan

dengan novel Indonesia.

D. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa dapat menjelaskan pengertian novel menurut pemahaman mereka

masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

79

2) Siswa dapat menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema,

penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia.

3) Siswa dapat menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema,

penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia.

4) Siswa dapat membandingkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik novel

terjemahan dengan novel Indonesia.

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Novel

Novel diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang

lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita

pendek (Santosa, 2010: 46). Novel dalam pengertian kesastraan juga

disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text), atau wacana naratif

(narrative discourse). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita

rekaan atau cerita khayalan. Hal itu karena fiksi merupakan karya naratif

yang isinya tidak mengacu pada kebenaran sejarah (Abrams via

Nurgiyantoro, 1995: 2). Dengan demikian, karya fiksi merupakan suatu

karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan,

sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu

dicari kebenarannya pada dunia nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

80

2. Unsur Intrinsik

a. Tema

Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny (via Nurgiyantoro,

1995: 67) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra

dan yang terkandung di mana teks sebagai struktur sematis dan yang

menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan

(Hartoko & Rahmanto via Nurgiyantoro, 1995: 68). Oleh karena itu,

untuk menentukan tema pokok maka pembaca harus mengerti apa

gagasan umum yang mendasari novel itu.

Dalam usaha mengemukakan dan menafsirkan tema sebuah novel

secara lebih khusus dan rinci, Stanton (via Nurgiyantoro, 1995: 87)

mengemukakan adanya sejumlah kriteria. Kriteria-kriteria tersebut

adalah sebagai berikut.

1) Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya

mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol.

2) Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat

bertentangan dengan tiap detail cerita.

3) Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak

mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam novel yang

bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

81

4) Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri

pada bukti-bukti yang ada secara langsung.

b. Amanat

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah

karya (Nurgiyantoro, 1995: 321). Moral dalam karya sastra dapat

dipandang sebagai amanat, pesan, message. Amanat dalam cerita,

menurut Kenny (via Nurgiyantoro, 1995: 322) dimaksudakan sebagai

suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang

bersifat praktis. Secara umum, moral mengarah pada pengertian

tentang ajaran baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila

(Depdiknas, 2005).

Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra ada dua jenis, yaitu

secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit, jika jalan keluar

ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita

akhir (Sudjiman, 1988: 57). Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau

akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran,

larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari

cerita itu (Sudjiman, 1988: 57−58).

F. Metode Pembelajaran

Metode Inkuiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

82

G. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Pertemuan Pertama

No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1 Kegiatan Awal

1) Guru memberikan salam.

2) Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa (jika jam pelajaran pertama).

a. Apersepsi

1) Guru bertanya kepada siswa mengenai

pengalaman yang pernah dilakukan

oleh siswa terkait dengan novel.

2) Guru meminta salah satu siswa

menceritakan pengalamannya mengenai

membaca novel.

b. Orientasi

1) Guru memberikan informasi mengenai

materi yang akan dipelajari (orientasi).

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai (orientasi).

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

83

c. Motivasi

1) Guru memotivasi siswa terkait materi

yang akan dipelajari.

2 Kegiatan Inti

A. Eksplorasi

1) Guru menjelaskan pengertian novel dan

tema novel secara sekilas.

2) Guru mengajak siswa menuju

perpustakaan untuk mencari sumber

materi mengenai novel dan tema novel.

3) Siswa mencari buku yang berkaitan

dengan materi novel dan tema novel.

B. Elaborasi

1) Guru membagi siswa dalam kelompok

kecil terdiri dari 4-5 orang dengan cara

berhitung.

2) Guru membagikan isi ringkasan novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

3) Siswa diminta untuk membaca dan

memahami isi ringkasan novel

75 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

84

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

4) Guru membagikan bab V novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

5) Guru bersama siswa bersama-sama

merumuskan masalah dari materi yang

dipelajari (merumuskan masalah).

6) Siswa merumuskan masalah mengenai

tema apa saja yang terdapat dalam bab

V Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini

(merumuskan masalah).

7) Siswa menganalisis tema yang terdapat

pada bab V novel Pertemuan Dua Hati

karya Nh. Dini (mengumpulkan data).

8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi

mereka di depan kelas (menarik

kesimpulan).

C. Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi terhadap

siswa yang mengerjakan tugas dengan

baik.

2) Guru dan siswa bertanya jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

85

mengenai hal-hal yang belum jelas

terkait dengan tema dan cara

menentukan tema.

3 Kegiatan Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran.

2) Siswa melakukan refleksi mengenai

permasalahan yang ditemui dalam materi

unsur intrinsik novel.

3) Guru memberikan rencana pembelajaran

selanjutnya.

5 menit

b. Pertemuan Kedua

No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1 Kegiatan Awal

1) Guru memberikan salam.

2) Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa (jika jam pelajaran pertama).

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

86

b. Apersepsi

1) Guru meminta salah satu siswa

menceritakan pengalamannya mengenai

membaca novel terutama terkait tentang

amanat yang terkandung di dalamnya.

2) Guru membahas sekilas mengenai

materi sebelumnya.

b. Orientasi

1) Guru memberikan informasi mengenai

materi yang akan dipelajari (orientasi).

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai (orientasi).

c. Motivasi

1) Guru memotivasi siswa terkait materi

yang akan dipelajari.

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Guru menjelaskan pengertian amanat

novel secara sekilas.

2) Guru mengajak siswa menuju

75 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

87

perpustakaan untuk mencari sumber

materi mengenai amanat novel.

3) Siswa mencari buku-buku yang

berkaitan dengan materi novel dan

amanat novel.

b. Elaborasi

1) Guru membagi siswa dalam kelompok

seperti kegiatan pembelajaran

sebelumnya.

2) Guru meminta siswa memahami lagi

bab V novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh. Dini.

3) Guru bersama siswa bersama-sama

merumuskan masalah dari materi yang

dipelajari (merumuskan masalah).

4) Siswa merumuskan masalah mengenai

amanat apa saja yang terdapat dalam

bab V Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini (merumuskan masalah).

5) Siswa menganalisis amanat yang

terdapat pada bab V novel Pertemuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

88

Dua Hati karya Nh. Dini

(mengumpulkan data).

6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas (menarik kesimpulan).

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi terhadap

siswa yang mengerjakan tugas dengan

baik.

2) Guru dan siswa bertanya jawab

mengenai hal-hal yang belum jelas

terkait dengan amanat dan cara

menentukan amanat.

3 Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran.

2. Siswa melakukan refleksi mengenai

permasalahan yang ditemui dalam

materi unsur intrinsik novel.

3. Guru memberikan rencana

pembelajaran selanjutnya.

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

89

H. Media yang Digunakan

1. Slide power point tentang novel, tema, dan amanat.

2. Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

I. Sumber Belajar

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Dini, Nh. 2005. Pertemuan Dua Hati. (Cet. XIII). (Bagian V novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini) Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi

Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian

a. Tes

b. Non tes

2. Bentuk Instrumen

a. Uraian (ulangan harian)

b. Pilihan Ganda (ulangan semester)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

90

3. Penilaian Kognitif

No. Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Instrumen

Skor

1. Menjelaskan

pengertian novel.

a. Jelaskan pengertian novel

menururt pemahaman kalian

masing-masing!

10

2. Memahami isi

cerita.

2. Ceritakan dalam tiga paragraf

isi ringkasan novel Pertemuan

Dua Hati karya Nh. Dini!

20

3.

Menganalisis

tema.

3. Bacalah dengan seksama bab V

novel Pertemuan Dua Hati

karya Nh. Dini lalu analisislah

temanya!

35

4. Menganalisis

amanat.

4. Bacalah dengan seksama bab V

novel Pertemuan Dua hati lalu

analisislah amanatnya!

35

Total skor = Skor yang diperoleh

______________________ X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

91

4. Penilaian Afektif

No.

Nama

Siswa

Indikator

Skor Tanggung

jawab

Jujur Rajin Sopan

1

2

3

4

5

4

Dst.

Kriteria Penilaian:

a. Setiap indikator skor tertinggi 4.

b. Jumlah indikator 4, skor maksimal 4 x 4 = 16.

c. Nilai = skor yang diperoleh : skor maksimal x 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

92

K. Latihan

1. Analisislah unsur tema yang terkandung dalam bab V novel Pertemuan

Dua Hati karya Nh. Dini!

2. Analisislah unsur amanat yang terkandung dalam bab V novel Pertemuan

Dua Hati karya Nh. Dini!

L. Jawaban

1. Tema yang terkandung dalam bab V novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini adalah Bu Suci mengetahui bagaimana cara mendekati Wakito.

Yaitu dengan memberikan tugas yang berkaitan dengan keterampilan.

Sebab Waskito menyukai hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan.

2. Amanat dalam bab V novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini adalah

guru harus pintar mencari cara agar murid tertarik dan memperhatikan

pelajaran. Salah satunya dengan mencari tahu hal-hal apa saja yang

disukai oleh murid-muridnya lalu menggabungkannya dalam materi

pelajaran. Dengan begitu, murid akan menjadi lebih dekat dan terbuka

terhadap guru.

Mengetahui, Yogyakarta, 28 September 2016

Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia,

(………………..) Martina Novi Tensawanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpusat pada siswa.

Metode inkuiri menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal itu akan melatih siswa untuk berpikir kritis serta analitis. Pada

penerapannya, metode inkuiri terdiri dari empat tahap, yaitu (1) orientasi, (2)

merumuskan masalah, (3) mengumpulkan data, (4) merumuskan kesimpulan.

Langkah yang pertama, yaitu orientasi. Siswa diminta untuk membuat isi

ringkasan dari novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Hal itu bertujuan

agar siswa dapat memahami isi dari novel Pertemuan Dua Hati dengan baik.

Langkah kedua, yaitu merumuskan masalah. Siswa diminta mencari dan

menemukan tema dan amanat yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua

Hati karya Nh. Dini. Dengan merumuskan masalah sendiri, siswa menjadi

lebih mudah dalam menemukan tema dan amanat yang terkandung dalam

novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

Langkah ketiga, yaitu mengumpulkan data. Siswa diminta mengumpulkan

data yang terkait dengan tema dan amanat yang terdapat dalam novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini baik berupa kalimat maupun paragraf

lalu mempresentasikan hasil temuan mereka. Hal itu bertujuan agar siswa

menemukan sendiri tema dan amanat yang terkandung novel Pertemuan Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

94

Hati karya Nh. Dini dan dengan penuh percaya diri membagikan hasil

temuannya kepada teman-teman sekelasnya.

Langkah keempat, yaitu merumuskan kesimpulan. Siswa diminta untuk

menarik kesimpulan berdasarkan hasil data yang mereka temukan. Hal itu

bertujuan agar siswa belajar untuk memberikan kesimpulan dari hasil data

yang mereka peroleh.

Tema yang ditemukan dalam novel Pertemuan Dua Hati termasuk tema

yang sudah sering dijumpai dalam novel-novel lainnya. Hasil penelitian

terhadap tema dan amanat dari novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini

adalah pengorbanan seorang ibu sekaligus seorang guru. Setiap orang di

dunia ini, masing-masing memiliki tugas yang sesuai dengan perannya

masing-masing. Oleh karena itu, peran sebagai guru dan ibu harus dijalankan

seirama, sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi.

Amanat yang ingin disampaikan dalam novel Pertemuan Dua Hati karya

Nh.Dini adalah setiap usaha yang disertai dengan kerja keras doa tidak akan

sia-sia. Usaha itu akan membuahkan hasil yang juga setimpal dengan kerja

keras yang dikeluarkan. Melalui amanat tersebut, siswa dapat diajak untuk

meniru hal-hal baik yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam novel.

Berdasarkan hasil analisis metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di

SMA kelas XI semester I dapat disimpulkan bahwa kurikulum satuan

pendidikan memiliki fungsi umum dalam pembelajaran sastra di SMA

sebagai penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian

sosial, penumbuhan apresiasi budaya, penyaluran gagasan, penumbuhan

imajinasi, serta peningkatan ekspresi secara kreatif dan konstruktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

95

Manfaat yang diperoleh dengan mempelajari novel Pertemuan Dua Hati

adalah siswa dapat meniru dan mengembangkan kepribadian secara positif

melalui tokoh Bu Suci. Bu Suci mengajarkan arti kerja keras, religiusitas,

pantang menyerah, dan yakin akan segala sesuatu yang menjadi

keputusannya. Selain itu, siswa juga memperoleh pengetahuan baru mengenai

kehidupan seorang guru yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya.

Apalagi novel yang digunakan sebagai bahan pembelajaran berasal dari

realita yang benar-benar terjadi.

Berkaitan dengan pembelajaran sastra, tema dan amanat dalam novel

Pertemuan Dua Hati dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA karena

sesuai dengan standar kompetensi 7 yaitu memahami berbagai hikayat, novel

Indonesia/terjemahan, serta sesuai dengan kompetensi dasar 7.2 menganalisis

unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

Sebagai seorang guru, penguasaan bahan pembelajaraan adalah hal yang

wajib dipenuhi. Namun selain penguasaan bahan pembelajaran, seorang guru

juga harus pintar memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai

dengan bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran sastra, metode inkuiri

dirasa cocok dalam penerapan materi novel. Dengan menggunakan metode

inkuiri, siswa menjadi terlibat aktif dalam mengidentifikasi tema dan amanat

dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Metode inkuiri menjadikan

siswa sebagai pusat pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator siswa.

Metode ini mampu mengembangkan situasi belajar yang aktif, efektif, dan

menyenangkan di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

96

B. Implikasi

Hasil penelitian diharapkan dapat berimplikasi terhadap pembelajaran

sastra di SMA. Siswa menjadi terbantu dalam mencari dan menemukan pesan

dan amanat yang dapat diterapkan ke dalam kehidupannya sehari-hari. Novel

Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran sastra di SMA karena siswa akan mengetahui bahwa dalam

menjalani kehidupan dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan.

Hasil penelitian dan pembahasan mengenai tema dan amanat novel

Pertemuan Dua Hati menjadi bukti bahwa penelitian ini menerapkan teori-

teori yang digunakan. Dalam analisis ini yang terpenting adalah unsur-unsur

dan hubungan antar unsur yang membangun sebuah karya sastra dapat

dibuktikan dalam penelitian ini.

Implementasi metode inkuiri dalam novel Pertemuan Dua Hati di SMA,

akan membuat siswa tidak bosan untuk mempelajari karya sastra dalam

pembelajaran sastra di kelas. Selain itu, metode inkuiri akan lebih mendorong

siswa untuk terlibat aktif dan langsung dalam mempelajari sastra.

C. Saran

1. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan tidak

hanya menguasai materi dengan baik, namun juga menguasai metode dan

teknik pembelajaran. Dengan menggunakan metode dan teknik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

97

sesuai dengan isi materi pelajaran, maka siswa tidak merasa bosan

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dan sastra Indonesia.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian yang dilakukan pada novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.

Dini masih merupakan permasalahan yang awal, yaitu analisis tema dan

amanat serta implementasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas

XI semester I. Metode inkuiri juga masih dapat dikembangkan dalam

pembelajaran unsur intrinsik yang lainnya dalam novel, tidak hanya

mengenai analisis tema dan amanat. Peneliti menyarankan agar peneliti

selanjutnya mengangkat masalah-masalah baru sebagai bahan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

98

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Dini, Nh. 2005. Pertemuan Dua Hati. (Cet. XIII). Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulö, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Lalong, Maria Srilestari Handayani. 2015. “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan: Kemandirian Guru dan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Mansur. 2007. KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan: dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngara, Yosefina Milla. 2015. “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Gadis Pencari Tuhan Karya Theresia Ametembun untuk Pembelajaran Sastra pada Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Prenada Media Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

99

Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Siswanto. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Suyono, dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wijayanti, P.I, Mosik, N. Hindarto. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Semarang: Universitas Negeri Semarang. (ISSN: 1693-1246).

Wini, Melinda Christiyanti Rambu Paja Wini. 2015. “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Perempuan Itu Bermata Saga Karya Agust Dapa Loka untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

100

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

101

KUTIPAN BAB V NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

104

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERTEMUAN …

113

BIODATA PENULIS

Martina Novi Tensawanti atau yang biasa disapa Novi

adalah anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Fl. Rejo

Mulyo dan Paula Wakinah. Lahir di Kebumen pada tanggal 10

November 1993. Menempuh pendidikan TK pada tahun 1998-

2000 di TK Pius Bakti Utama Gombong, SD pada tahun 2000-

2006 di SD Pius Bakti Utama Gombong, SMP pada tahun 2006-

2009 di SMP Pius Bakti Utama Gombong, SMA pada tahun

2009-2012 di SMA Pius Bakti Utama Bayan, Purworejo.

Setelah tamat dari SMA, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejak tahun 2012

tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi

sebagai tugas akhir dengan judul ”Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan

Amanat Pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk Siswa SMA

Kelas XI Semester I”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI