27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat. Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam. Era global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negative yang muncul dapat segera diantisipasi. Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan dalam betuk peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan Peraaturan Perundangan lainnya). Kesetiaan warga negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan menghayati, mengamalkan, dan mengamankanperaturan perundanga-undangan itu. Kesetiaan ini semakin kokoh apabila mengakui dan meyakini kebenaran, kebaikan, dan keunggulan Pancasila sepanjang masa. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Suatu ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya. Antara ideologi dan kenyataan hidup 1

MAKALAH JADI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.

Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam. Era global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negative yang muncul dapat segera diantisipasi.

Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan dalam betuk peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan Peraaturan Perundangan lainnya). Kesetiaan warga negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan menghayati, mengamalkan, dan mengamankanperaturan perundanga-undangan itu. Kesetiaan ini semakin kokoh apabila mengakui dan meyakini kebenaran, kebaikan, dan keunggulan Pancasila sepanjang masa.

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan sains tentang ide. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.

Suatu ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya. Antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakatterjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang di satu pihak memacu idologi agar semakin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat supaya semakin mendekati bentuk yang ideal.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ideologipun dapat mengambil akardari agama. Misalnya liberalism, yang banyak memperoleh inspirasi dan reformasi agam Kristen yang dibawakan oleh Marthin Luther abad ke_16. Meskipun memiliki inspirasi dari agama, pada perkebangannya, liberalism lebih berfokus pada dimensi secular, khususnya gagasan-gagasan mengenai kemanusiaan, individualitas manusia dan oembatasan kekuasaan Negara atas individu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Ideologi Pancasila?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Ideoogi dunia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi pancasila

1.3.2 Mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi dunia

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Ideologi pancasila serta dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi dunia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideolgi

Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Ideologi menjadi pusat perdebatan banyak pakar di Amerika Serikat pada era setelah Perang Dingin setelah Perang Dunia II. Dua pendapat yang terkenal antara lain Daniel Bell yang menyimpulkan dalam bukunya Matinya Ideologi telah meramalkan bahwa ideologi telah sampai kepada ajalnya. Dan ramalan itu terbukti dengan hancurnya komunisme pada abad 20. Kehancuran komunisme seakan-akan membenarkan ideologi yang baru seperti yang telah dicetuskan oleh Francis Fukuyama dalam bukunya The end of history and the last men. Namun bagaimanapun juga tesis Fukuyama merupakan suatu ideologi baru yaitu kepercayaan pada ideologi liberalisme. Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang filsuf Perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Destutt de Tracy menggunakan kata ideologi untuk menunjuk pada suatu bidang ilmu yang otonom, ialah analisis ilmiah dari berpikir manusia, otonom dalam arti lepas dari metafisika tetapi juga untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung) , sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi Marxisme).

Kajian mengenai ideologi lahir pada abad 19 yang disebut abad ideologi. Marx berpendapat dalam bukunya yang berjudul German Ideology bahwa:

The Ideas of the rulling class are, in every age, the rulling ideas:i.e. the class, which is the dominant material force in society, is the same time the dominant intellectual force

Marx memandang dalam ideologi sangat erat dengan kekuasaan yang terpusat pada negara atau masyarakat politik berhadaphadapan dengan masyarakat sipil. Pandangan Marx mengenai hubungan antara kekuasaan dan ideologi yang berpusat pada negara tersebut ditentang oleh Antonio Gramsci. Menurut Gramsci, ideologi yang dominan tidak hanya dapat dimenangkan melalui jalan revolusi atau kekerasan oleh institusi-institusi negara tapi juga dapat melalui jalan hegemoni melalui institusi-institusi lain, seperti institusi agama, pendidikan, media massa, dan keluarga.102 Dalam hal ini bisa melalui juga dalam suatu ormas.

Salah seorang pemikir posmodernis abad 20, Louis Althusser mengatakan bahwa ideologi merupakan sistem keyakinan yang menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi internalnya. Artinya, dalam setiap ideologi disembunyikan kontradiksikontradiksi dalam ajaran-ajarannya. Misalnya, di dalam ajaran demokrasi liberal terdapat kelemahan-kelemahan yang merugikan sesama manusia dalam pemberian kesempatan untuk berkembang. Manusia yang gagal merupakan orang-orang yang tidak mampu mencapai kesuksesan dan bukan kontradiksi dalam sistem ekonomi itu sendiri. Foucalt menyimpulkan bahwa ideologi tersangkut dengan empat hal, yaitu:

1. Ekonomi sebagai basisnya

2. Kelas yang berkuasa

3. Kekuasaan represif

4. Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati Sehingga tidak mengherankan apabila ideologi ditemukan tidak hanya dalam domain politik tetapi juga pada bidang-bidang ilmu.

2.2 Tipe Tipe Ideologi

Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe tersebut adalah ideologi tertutup dan ideology terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma - norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Isinya dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi ini tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.

1. Ideologi Tertutup

Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal yang bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui hak masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri. Ideologi tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.

Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan kepada masyarakat. Sebaliknya, baikburuknya pandangan yang muncul dan berkembang dalam masyarakat dinilai sesuai tidaknya dengan ideologi tersebut. Dengan sendirinya ideologi tertutup tersebut harus dipaksakan berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah Marxisme-Leninisme. Ideologi yang dikembangkan dari pemikiran Karl Marx yang dilanjutkan oleh Vladimir Ilianov Lenin ini berisi sistem berpikir mulai dari tataran nilai dan prinsip dasar dan dikembangkan hingga praktis operasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a) hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme; (b) ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.

2. Ideologi Terbuka

Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis. Dengan sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.

2.3 Ideologi Pancasila

Pandangan hidup atau ideologi yang dapat mendorong lahir dan berkembang dan membudayanya nilai-nilai instrumental yang menggerakkan bangsanya menjadi masyarakat maju adalah sebuah ideologi yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Pertama, ideologi tersebut secara sadar diakui kebenarannya oleh masyarakatnya, bukan sesuatu yang dipaksakan kepadanya. Idelogi semacam itu biasanya mengandung nilai-nilai dasar yang digali langsung dari kekayaan budaya, pengalaman sejarah dan intelektual bangsa tersebut dan tercipta melalui proses musyawarah-mufakat para pendiri. Nilai-nilai dasar itu bukan saja diakui kebenarannya, tetapi sekaligus diyakini sebagai miliknya yang paling hakiki sebagai pegangan, landasan dan tujuan kehidupan bersama mereka.

2. Kedua, ideologi tersebut membuka dirinya untuk dikembangkan secara terus menerus dari generasi ke generasi sehingga menjadikannya hidup dan dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan beku. Oleh karena tiap generasi merasa berhak untuk mengembangkannya, tentu tanpa mengingkari jatidiri atau nilai-nilai dasarnya sesuai dengan tuntutan dinamika kehidupannya yang makin maju, maka ideologi bukan saja tidak akan kehilangan relevansinya, tetapi juga akan makin mapan dan makin diyakini kebenarannya. Sifat terbuka seperti itu hanya mungkin dimiliki oleh ideologi demokrasi.Sifat terbukanya itu sekaligus berfungsi sebagai dinamika internal yang menggerakkan masyarakatnya untuk mengembangkan ideologi demokrasi yang dimilikinya.

3. Ketiga, ideologi demokrasi tidak mungkin dapat memelihara sifat terbuka yang menjadi dinamika internalnya itu bilamana masyarakat, terutama mereka yang memegang kekuasaan, tidak berhasil memiliki persepsi yang wajar dan sehat tentang itu. Sifat terbuka dari ideologi demokrasi mengandung makna bahwa tidak ada yang berhak memonopoli kebenaran tentang ideologi tu. Semua orang berhak mengembangkan pemikiran tentangnya, sejauh tidak main mutlak-mutlakan yang menganggap pemikirannya sajalah yang paling benar.

Pancasila telah memenuhi persyaratan sebagai ideologi yang mampu merangsang lahir, berkembang dan menjiwai nilai-nilai instrumen yang diperlukan bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat modern, tidak lain tidak bukan karena ia adalah hasil galian bangsa Indonesia sendiri, melalui musyawarah-mufakat para pemimpin yang mewakili mereka. Nilai-nilai dasarnya bersumber dari budaya, pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri. Selain itu ideologi Pancasila merupakan ideologi demokrasi yang terbuka, dimana sifat tersebut sudah dimiliki sejak kelahirannya yaitu melalui proses musyawarah yang hangat, tegang, kreatif dan produktif. Dengan demikian Pancasila adalah jiwa dari Undang-Undang Dasar 1945 karena nilai-nilai dasarnya yang lima itu adalah nilai-nilai fundamental ideologi nasional yang bersifat hakiki yang tidak mungkin berubah.

2.4 Karakteristik IdeologiPancasila

Karakteristik yang dimaksud adalah ciri khas yang dimili oleh pancasila sebagai ideologi negara, yang membedakanna dengan ideologi ideologi yang lain. Karakteristik ini berhubungan dengan sikap positif bangsa indonesia yang memiliki pancasila, adapun karakteristik tersebut adalah :

1. Tuhan yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa indonesia akan eksistensi tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Tuhan sebagai kausa prima. Oleh karena itu sebagai umat yang berTuhan adalah dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang Maha esa.

2. Pengakuan kepada sesama umat manusia maupun suku bangsa. Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapannya. Hal ini sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradap yang berarti bahwa adil adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia. Dan beradap berarti perlakuan yang sama itu sesuai derajat kemanusiaan. Atas dasar perlakuan ini maka kita menghargai akan hak-hak asasimanusia seimbang dengan kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian harmoniantara hak dan kewajiban adalah penjelmaan dari kemanusaiaan yang adil danberadab. Adil dalam hal ini adalah seimbang antara hak dan kewajiban. Dapatdikatakan hak timbul karena adanya kewajiban

3. Asasi manusia seimbang dengan kewajiban kewajibannya, dengan demikian harmoni antara hak dan kewajiban adalah penjelma dari kemanusiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini adalah seimbang antara hak dan kewajiban. Dapatdikatakan hak timbul karena adanya kewajiban Bangsa indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Didalam persatuan itulah dapat dibina kerja sama yang harmonis, dalam hubungan ini maka persatuan indonesia kita tempatkan diatas kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa lebih diutamakan dibandingkan kepentingan pribadi.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikamh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam rangka permusyawaratan demokrasi kita mementingkan akan musyawarah. Musyawarah tidak didasarkan atas kekuasaan mayoritas maupun minoritas. Indonesia sekarang ini sudah menerapkan pancasila dengan murni dan konsekuen dihasilkan oleh musyawarah itu sendiri, kita menoak demokrasi liberal

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Keadilan dalam kemakmuran adalah cita cita bangsa kita sejak masa lampau. Sistem pemerintahan yang kita anut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmr. Itulah sebabnya disarankan agar seluruh masyarakat kita bekerjakerasdan menghargai prestasi kerjasebagai suatu sikap hidup yang diutamakan

2.5 Ideologi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka oleh karena mempunyai ciri-ciri:

Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak berasal dari luar melainkan digali dan diambil dari moral , budaya masyarakat itu sendiri.

Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut

Bahwa ideologi itu tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Masyarakatlah yang memiliki ideologi Pancasila.

Jadi ciri khas ideologi terbuka yakni bahwa isinya tidak operasional dan akan menjadi operasional apabila sudah dijabarkan kedalam peraturan perundangan. Oleh karena itu ideologi terbuka sebagaimana dikembangkan oleh bangsa Indonesia senantiasa terbuka untuk proses reformasi dalam bidang kenegaraan, karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang sifatnya dinamis.

Sumber semangat menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan umum UUD 1945. Dalam penjelasan tersebut dikatakan Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan- aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undangundang yanglehih mudah caranya membuat, merubah, dan mencabut. Beberapa faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah:

Kenyataan dalam proses pembangunan nasional berencana dan dinamika masyarakat berkembang dengan cepat

Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.

Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Pengalaman sejarah kita di masa lampau

Pancasila sebagai ideologi terbuka terkandung nilai-nilai sebagai berikut:

Nilai dasar, yaitu merupakan esensi dari sila-sila Pacasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar ini terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, sehingga oleh karena Pembukaan memuat nilainilai dasar ideologi Pacasila maka pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai 5 sumber hukum positif sehingga dalam negara memiliki kedudukan sebagai Staatsfundamentalnorm atau pokok kaidah negara yang fundamental. Sebagai ideologi terbuka nilai dasar ini bersifat tetap dan tetap melekat pada kelangsungan hidup negara, sehingga mengubah Pembukaan UUD 1945 yang memuat nilai dasar ideologi Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran negara. Adapun nilai dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.

Nilai Instrumental merupakan eksplitasi penjabaran lebih lanjut dari nilainilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya dalam UUD 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang lima tahun senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat , undang-undang, departemen-departemen sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya . Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif). 3. Nilai Praktis, yaitu merupakan nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi nilai praktis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pacasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan.

Jadi ideologi Pancasila bersifat terbuka pada hakikatnya , nilai-nilai dasar bersifat universal dan tetap, adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis refomatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi mayarakat. Hal inilah yang merupakan aspek penting dalam negara sebab suatu negara harus memiliki landasan nilai, dasar nilai serta asas kerokhanian yang jelas yang memberikan arahan , motivasi, serta visi bagi bangsa dan negara dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin tidak menentu ini. Agar reformasi tidak sampai terjebak pada suatu ajang perebutan kekuasaan oleh kelompok kelompok kekuatan sosial politik negara maka sudah seharusnya melakukan revitalisasi ideologi negara yang merupakan dasar hidup bersama.

Ideologi pancasila senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa.ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.

Selama ini telah terwacanakan bahwa Pancasila bagi bangsa Indonesia tidak sekedar sebagai dasar negara saja, namun Pancasila juga sebagai rechtsidee, filosofi dasar dan ideologi bangsa/negara.Sebagai dasar negara, filosofi dasar, dan ideologi bangsa Pancasila sudah tidak bisa ditawar lagi.Muladi menyatakan bahwa Pancasila harus dilihat secara utuh sebagai national guidelines, atau sebagai national standart, norms and principles 11 bagi seluruh perjalanan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat di Indonesia.Moh. Mahfud MD menegaskan bahwa Pancasila yang rumusannya terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD Tahun 1945 adalah modus vivendi (kesepakatan luhur) bangsa Indonesia. Pancasila sangat cocok dengan realitas bangsa Indonesia yang plural. Dengan Pancasila akan menjadi ruang bagi bertemunya kompromi berbagai kepentingan yang semula mungkin saling bertentangan secara diametral.ideologi adalah merupakan sebuah gagasan yang berorientasi futuristik, dan berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk diwujudkan atau berorientasi pada tindakan. Dengan demikian, ideologi berbeda dengan pandangan hidup maupun filsafat.

Bagi bangsa dan negara Indonesia, ideologi yang paling tepat adalah Pancasila. Kerangka argumentasinya mengikuti Nurcholish Madjid adalah bahwa setiap bangsa mempunyai etos atau suasana kejiwaan yang menjadi kerakteristik utama bangsa itu, termasuk juga Bangsa Indonesia. Etos itu kemudian dinyatakan dalam berbagai bentuk perwujudkan seperti jati diri, kepribadian, ideologi dan seterusnya.Perwujudannya di zaman modern ini adalah dalam bentuk perumusan formal yang sistematik yang kemudian menghasilkan ideologi.Berkenaan dengan bangsa Indonesia,Pancasila dapat dipandang sebagai perwujudan etos nasional dalam bentuk perumusan formal itu, sehingga sudah sangat lazim dan semestinya bahwa Pancasila disebut sebagai ideologi nasional.

Berdasarkan paparan Nurcholish Madjid tersebut dapat dikemukakan bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah sila-sila Pancasila, sebagi hasil rumusan para pendiri bangsa (founding fathers) tentang etos atau suasa kejiwaan bangsa Indonesia. Dalam pernyataan Slamet Sutrisno, Pancasila sebagai ideologi adalah bersendikan nilai-nilai Filsafat Pancasila dalam artian sistem kognitif di satu pihak, dan di pihak lain bersendikan Weltanschauung Pancasila dalam artian sistem normatif. Lebih lanjut Nurcholish Madjid menguraikan sebagai berikut: Tetapi Pancasila adalah sebuah ideologi modern. Hal itu tidak saja karena ia diwujudkan dalam zaman modern, tapi juga lebih-lebih lagi karena ia ditampilkan oleh seorang atau sekelompok orang dengan wawasan modern, yaitu para bapak pendiri Republik Indonesia, dan dimaksudkan untuk memberi landasan filosofis bersama (common philosophycal ground) sebuah masyarakat plural yang modern, yaitu Masyarakat Indonesia. Sebagai produk pikiran modern, Pancasila adalah sebuah ideologi yang dinamis, tidak statis, dan memang harus dipandang demikian.Watak dinamis Pancasila itu membuatnya sebagai ideologi terbuka.

Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki fungsi sebagai nilai-nilai dasar bersama di mana segenap tingkah laku rakyat dan negara harus mengacu kepadanya. Dalam fungsinya sebagainilai-nilai dasar bersama inilah Pancasila menetapkan tujuan hidup bersama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang hendak dicapai serta menentukan apa yang baik dan apa yang buruk bagi tatanan kehidupan bangsa dan negara dalam rangka mencapai tujuan bersama tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila adalah sebuah gagasan yang berorientasi futuristik yang berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk diwujudkan atau berorientasi pada tindakan.

Konsekuensi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah membuka ruang membentuk kesepakatan masyarakat bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-nilai dasar tersebut.Kesepakatan tersebut adalah kesepakat kedua dan ketiga sebagai penyangga konstitusionalisme, yaitu kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government) dan Kesepakatan tentang bentuk institusiinstitusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the form of institutions and procedures).Kesepakatan-kesepakatan tersebut hanya mungkin dicapai jika sistem yang dikembangkan adalah sistem demokrasi.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun politik.Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme.Demokrasi yang dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi.Dalam sistem kapitalisme liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan individual untuk berusaha.Sedangkan dalam sistem etatisme, negara yang mendominasi perekonomian, bukan warga negara baik sebagai individu maupun bersama-sama dengan warga negara lainnya.

Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut dengan ideologi.Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sIstem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok.

Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.

2.6 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan citacita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.

2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.

3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara (the fouding father).

4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.

5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga bukan sebagai alat kekuasaan

Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.

b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari nilainilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.

c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.

d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis

2.7 Perkembangan Ideologi Dunia

Istilah ideologi negara mulai banyak digunakan bersamaan dengan perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai ideologi beberapa negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya konsepsi ideologi sebagai cara pandang atau sistem berpikir suatu bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar tertentu telah ada sebelum kelahiran Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari ajaran Marx adalah kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis. Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin kemudian disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme.

Sosialisme lebih pada sistem ekonomi yang mengutamakan kolektivisme dengan titik ekstrem menghapuskan hak milik pribadi, sedangkan komunisme menunjuk pada sistem politik yang juga mengutamakan hak-hak komunal, bukan hak-hak sipil dan politik individu.114 Ideologi tersebut berhadapan dengan ideologi liberalisme-kapitalis yang menekankan pada individualisme baik dari sisi politik maupun ekonomi.

Kedua ideologi besar tersebut menjadi ideologi utama negara-negara dunia pasca perang dunia kedua hingga berakhirnya era perang dingin. Walaupun demikian baik komunisme maupun kapitalisme memiliki warna yang berbeda-beda dalam penerapannya di tiap wilayah. Ideologi selalu menyesuaikan dengan medan pengalaman dari suatu bangsa dan masyarakat. Komunisme Uni Soviet berbeda dengan komunisme di Yugoslavia, Cina, Korea Utara, dan beberapa negara Amerika Latin. Demikian pula dengan kapitalisme yang memiliki perbedaan antara yang berkembang di Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Asia.

Walaupun negara-negara yang menganut kedua besaran ideologi tersebut saling berhadap-hadapan, namun proses penyesuaian diantara kedua ideologi tersebut tidak dapat dihindarkan. Kapitalisme, dalam perkembangannya banyak menyerap unsur-unsur dari sosialisme. Setelah mengalami krisis besar pada tahun 1920-an (the great depression) Amerika Serikat banyak mengadopsi kebijakan-kebijakan intervensi negara di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian berkembang menjadi konsep negara tersendiri, bahkan ada yang menyebutnya sebagai ideologi, yaitu negara kesejahteraan (welfare state) yang berbeda dengan ideologi kapitalisme klasik. yaitu (a) ide-ide komunisme, dan juga kapitalisme tidak pernah mati; dan (b) ideologi kapitalisme yang ada sekarang telah menyerap unsur-unsur sosialisme dan komunisme.

Ide-ide komunisme tetap hidup, dan memang perlu dipelajari sebagai sarana mengkritisi sistem sosial dan kebijakan yang berkembang. Ide-ide tersebut juga dapat hidup kembali menjadi suatu gerakan jika kapitalisme yang saat ini mulai kembali ke arah libertarian berada di titik ekstrim sehingga menimbulkan krisis sosial. Demikian pula halnya dengan gerakan-gerakan demokratisasi dan perjuangan atas hakhak individu akan muncul pada sistem yang terlalu menonjolkan komunalisme.

2.8 Macam-macam Ideologi di Dunia dan Negara Penganutnya

1. Komunisme

Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebutPenganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2. Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Negara penganut Liberalisme yaitu: Amerika Serikat, Argentina, YUnani, Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.

3. Kapitalisme

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya. Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.

4. Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman.

5. Sosialisme

Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopdie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite. Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.

6. Anarkisme

Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat)

7. Konservatisme

Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:

inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau

filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.

landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat evil instinct and desires dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat

system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.

8. Pancasila

Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila adalah IDEOLOGI Negara Indonesia.

9. Demokrasi

Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri kendali urusannya.

1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat

2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhny.

3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.

4. system pemerintahan (harus) : domokrasi. Negara Penganutnya adalah Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel, dan Venezuela.

10. Marxisme

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :

1. filsafat dialectical and historical materialism

2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.

TABEL 1. Perbedaan ideologi, Pancasila, Komunisme dan Liberalisme dilihat dari beberapa bidang.

BIDANG

PERBEDAAN IDEOLOGI

PANCASILA

KOMUNISME

LIBERAL

AGAMA

Setiap individu bebas memilih agama, agama harus menuntun kepada masyarakat yang beradap

Agama merupakan candu masyarakat, agama harus dijauhkan dari masyarakat, atheime

Setiap individu bebas memilih agama, setiap individu bebas untuk tidak beragama

HUKUM

Masyarakat harus taat pada hukum, Negara harus melindungi masyarakat

Negara bebas menjalankan hukum dan menerapkan hukum di masyarakat

Masyarakat harus taat kepada hukum dan peraturan Negara, masyarakat diberikan kebebasan asal tidak melanggar hukum

POLITIK

Politik diberikan kebebasan di pemerintahan dengan syarat tidak melanggar hukum Negara.

Dalam pemerintahan politik dilarang untuk bebas, hanya ada satu parpiol yang berkuasa di pemerintahan.

Politik diberikan kebebasan berdemokrasi di pemerintahan Negara dengan tidak melanggar hukum.

EKONOMI

Masyarakat diberikan kebebasan untuk mengelola sumber daya alam yang ada demi kesejahteraan, namun Negara tetap di utamakan.

Perekonomian sebagian besar di kelola Negara untuk kesejahteraan masyarakat.

Sebagian besar sumber daya dikelola masyarakat namun perekonomian menjadi monopoli Negara.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam hal politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Memang apabila dikaitkan dengan asal kata ideologi pengertian itu sudah sedikit jauh melebar dari arti ideologi sebagai suatu ilmu yang mendasar menjadi berbau politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Jadi ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Ada beberap macam ideologi dunia, yaitu liberalisme, sosialisme, komunisme, Marxisme, demokrasi, pancasila, konservatisme, fasisme, kapitalisme. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Sosialisme adalah gagasan tentang hidup manusia yang rukun tanpa kerusuhan sosial. Komunisme adalah pemikiran bahwa setiap manusia harus memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup. Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter. Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat). Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917.

Ideologi Pancasila bersifat terbuka pada hakikatnya , nilai-nilai dasar bersifat universal dan tetap, adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis refomatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi mayarakat. Pancasila bagi bangsa Indonesia tidak sekedar sebagai dasar negara saja, namun Pancasila juga sebagai rechtsidee, filosofi dasar dan ideologi bangsa/negara. Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata / mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anis Ibrahim.2010.Perspektif Futuristik Pancasila Sebagai Asas/Ideologi Dalam UU Keormasan. Jurnal konstitusi.

Francis Fukuyama. 2003. The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme dalam ideologi liberal. Qalam: Yogyakarta

Gunawan Setiardja. 1993. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Kanisius: Yogyakarta (hal. 32-33)

H.A.R. Tilaar. 2003.Kekuasaan Pendidikan; Suatu Tinjauan dari Perspektif Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera (hal. 118)

prof. dr. jimly asshiddiqie, 2010.Ideologi, Pancasila, Dan Konstitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Udin, Hamim., Sastro., 2012. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Masyarakat Lokal Dalam Perspektif Integrasi Nasional Studi Di Kota Gorontalo. fakultas ilmu sosial universitas negeri gorontalo.

6