27
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Anamnesa merupakan salah satu bagian penting dalam menentukan diagnosis dan terapi pasien. Keberhasilan dalam penggalian informasi pasien memiliki peranan sebesar 75% untuk menentukan ketepatan dalam diagnosis, anamnesa dilakukan untuk mengetahui identitas pasien, keluhan pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, serta riwayat pengobatan. Dalam interaksi dokter-pasien, saat-saat awal pertemuan merupakan landasan terhadap keberhasilan tahapan hubungan selanjutnya. Bagaimana cara menyampaikan salam pada pasien dan orang lain yang berada dalam ruang periksa akan mempengaruhi kenyamanan pasien. Setelah hubungan dokter-pasien mulai terjalin, maka seorang dokter akan lebih mudah mendapatkan informasi dari pasien. Beberapa ciri keberhasilan hubungan dokter-pasien, pasien merasa nyaman dalam mengungkapkan keluhan yang dia alami, pasien akan mengutarakan riwayat penyakitnya secara terbuka dan mulai membangun rasa kepercayaan antara dokter-pasien. Terkadang pasien tidak mengutarakan keluhan atau masalah spesifik, mereka hanya ingin memeriksakan tekanan darahnya atau melakukan pemeriksaan rutin. Beberapa pasien mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan pemeriksaan fisik, namun sebenarnya, mereka merasa kurang nyaman untuk menyampaikan permasalahan yang sebenarnya. Sehingga sebagai seorang dokter, selain melakukan anamnesa, dokter juga harus berusaha memahami penggunaan isyarat baik verbal maupun non verbal yang dilakukan pasien dan menghindari kata-kata klinis yang hanya akan membuat pasien bingung. Komunikasi antara pasien dan dokter juga diperlukan untuk keberhasilan penyampaian informasi dalam inform consent, jika komunikasi berjalan dengan baik maka rekam medic pasien akan memudahkan untuk kepentingan pasien sselanjutnya. Dengan begitu, kegiatan anamnesa, rekam medic dan inform consent akan menjadi dasar penentuan hubungan

MAKALAH JADI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH JADI

BAB I

1.1. LATAR BELAKANGAnamnesa merupakan salah satu bagian penting dalam menentukan diagnosis dan

terapi pasien. Keberhasilan dalam penggalian informasi pasien memiliki peranan sebesar 75% untuk menentukan ketepatan dalam diagnosis, anamnesa dilakukan untuk mengetahui identitas pasien, keluhan pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, serta riwayat pengobatan.Dalam interaksi dokter-pasien, saat-saat awal pertemuan merupakan landasan terhadap keberhasilan tahapan hubungan selanjutnya. Bagaimana cara menyampaikan salam pada pasien dan orang lain yang berada dalam ruang periksa akan mempengaruhi kenyamanan pasien. Setelah hubungan dokter-pasien mulai terjalin, maka seorang dokter akan lebih mudah mendapatkan informasi dari pasien. Beberapa ciri keberhasilan hubungan dokter-pasien, pasien merasa nyaman dalam mengungkapkan keluhan yang dia alami, pasien akan mengutarakan riwayat penyakitnya secara terbuka dan mulai membangun rasa kepercayaan antara dokter-pasien. Terkadang pasien tidak mengutarakan keluhan atau masalah spesifik, mereka hanya ingin memeriksakan tekanan darahnya atau melakukan pemeriksaan rutin. Beberapa pasien mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan pemeriksaan fisik, namun sebenarnya, mereka merasa kurang nyaman untuk menyampaikan permasalahan yang sebenarnya.

Sehingga sebagai seorang dokter, selain melakukan anamnesa, dokter juga harus berusaha memahami penggunaan isyarat baik verbal maupun non verbal yang dilakukan pasien dan menghindari kata-kata klinis yang hanya akan membuat pasien bingung. Komunikasi antara pasien dan dokter juga diperlukan untuk keberhasilan penyampaian informasi dalam inform consent, jika komunikasi berjalan dengan baik maka rekam medic pasien akan memudahkan untuk kepentingan pasien sselanjutnya. Dengan begitu, kegiatan anamnesa, rekam medic dan inform consent akan menjadi dasar penentuan hubungan antara pasien dan dokter dan memudahkan dokter untuk menentukan diagnose dan terapi yang menguntungkan san tidak merugikan kedua belah pihak.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa tujuan dan isi dari rekam medis dan inform consent ?

1.2.2 Apakah anamnesis dan data pada kasus sudah benar ,apa saja yang seharusnya dimasukkan?

1.2.3 Bagaimana tata cara yang baik dalam anamnesis dan inform consent ?

Page 2: MAKALAH JADI

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

► Mengetahui dan memahami tentang isi rekam medis

► Mengetahui dan memahami tentang isi inform consent

►Mengatahui dan memahami tujuan rekam medic

►Mengatahui dan memahami tujuan inform consent

►Mengatahui dan memahami aspek medico legal rekam medis

►Mengatahui dan memahami isi dari anamnesis kolom identitas

►Mengetahui dan memahami tata cara anamnesa

1.3.2 Tujuan Khusus

►Mengetahui dan memahami komunikasi yang baik dan benar

►Mengetahui dan memahami azas-azas etika medis

►Mengetahui dan memahami jenis,unsure dan sanksi dari rekam medis

►Mengetahui dan memahami anamnesis ( urutan,manfaat ,riwayat penyakit dahulu,riwayat penyakit sekarang,riwayat penyakit keluarga )

1.4. MANFAAT

1. 1. Mahasiswa mampu untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Teknik

berkomunikasi yang baik dan benar antara dokter dan pasien

2. Mahasiswa mampu untuk mengetahui dan menjelaskan tentang rekam medis dan

inform consent ( jenis,bentuk,manfaat,unsur,sanksi,undang-undang dan isi )

3. Mahasiswa mampu untuk mengetahui dan menjelaskan tentang sistematika

anamnesis(identitas,keluhanutama,riwayat penyakit sekarang,riwayat penyakit

dahulu,riwayat penyakit keluarga,riwayat kebiasaan/sosial,riwayat pengobatan)

Page 3: MAKALAH JADI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Anamnesis

Anamnesis berasal dari bahasa Yunani anamneses, yang artinya mengingat kembali.

Anamnesis merupakan pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter maupun

perawat dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien

atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa,

anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan

dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari

masalah yang dikeluhkan oleh pasien. Jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada pasien

dalam anamnesis sangat beragam dan bergantung pada beberapa faktor.

Cakupan dan banyaknya informasi dibutuhkan bergantung dari kebutuhan dan keluhan

pasien, keadaan klinis yang ingin dicapai dokter, dan keadaan klinis (misalnya pasien rawat

inap atau rawat jalan, jumlah waktu yang tersedia, praktek umum atau spesialisasi). Untuk

pasien baru, seorang dokter maupun perawat membutuhkan suatu anamnesis kesehatan

komprehensif. Untuk pasien lain dengan kunjungan klinik karena keluhan spesifik seperti

batuk atau sakit pada saat kencing, membutuhkan anamnesis yang lebih spesifik berdasar

pada keluhan pasien tersebut, anamnesis seperti ini biasa disebut anamnesis berorientasi dari

masalah (problem-oriented history). Biasanya 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan

dari anamnesis.

Tujuan Anamnesis

1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau

dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi

yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang

hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara

umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan

hanya dengan anamnesis yang benar.

Page 4: MAKALAH JADI

2. Membangun hubungan yang baik antara seorang dokter, perawat, dan pasiennya.

Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokter maupun

perawatnya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung

tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan

anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter,

perawat, dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama

dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.

Jenis-jenis Anamnesis

1. Auto anamnesis, merupakan anamnesis yang didapat langsung dari keluhan pasien.

Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan

permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang

paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan. Meskipun

demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien

yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau

pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.

2. Allo anamnesis atau Hetero anamnesis, merupakan anamnesis yang didapat dari orang

tua atau sumber lain yang dekat dan tahu betul tentang riwayat pasien. Tidak jarang

dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan allo

anamnesis.

Persiapan Anamnesis

Hal yang harus dikuasai dalam anamnesis antara lain :

1. Keterampilan proses : meliputi bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien,

menggali dan mendapatkan riwayat pasien, menggali dan mendapatkan riwayat

pasien, kemampuan verbal dan non verbal yang digunakan, bagaimana menciptakan

suatu hubungan dengan pasien, serta bagaimana cara berkomunikasi secara terstruktur

dan terorganisasi.

2. Keterampikan isi : yaitu keterampilan mengenai isi pokok dari pertanyaan dan respon

yang diberikan kepada pasien.

3. Ketermapilan perseptual : yakni apa yang dipikirkan dan rasakan mempengaruhi

pembuatan keputusan internal.

Page 5: MAKALAH JADI

Selain itu, seorang perawat maupun dokter juga perlu terampil dalam mengajukan pertanyaan

yang bersifat terbuka ataupun tertutup dan terampil dalam mendengarkan baik secara aktif,

empatik, dan reflektif. Wawancara yang dilakukan selama anamnesis harus berdasarkan five

basic task of doctor patient interview, sebagai berikut :

Initiating the session

- Menetapkan hubungan awal

- Mengidentifikasi keluhan

Gathering information

- Mengeksplorasi masalah

- Memahami pandangan pasien

- Membuat struktur pada konsultasi pasien

Building relationship

- Mengembangkan hubungan

- Menyertai pasien

Explanation and planning

- Mengoreksi jumlah dan jenis

- Membantu pemahaman dan mengakuratkan daya ingat

Clossing the session

- Menutup wawancara

Adapun hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter maupun perawat sebelum memulai

wawancara, antara lain :

Page 6: MAKALAH JADI

Tempat dan suasana

Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi

pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana

diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.

Penampilan dokter

Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan

kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari

pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah, santai

akan lebih mudah melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.

Periksa kartu dan data pasien

Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien dan

cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi

kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu

datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis.

Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya.

Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan

saat ini.

Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya

Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan

leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya

sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur.

Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk

minta klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai

terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana

Gunakan bahasa atau istilah yang dapat dimengerti

Page 7: MAKALAH JADI

Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti

pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit

dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.

Buat catatan

Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter

melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.

Perhatikan pasiennya

Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien.

Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau

posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah

dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar

atau lesu, pucat dan lain-lain.

Gunakan metode yang sistematis

Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang

baku. Anamnesis yang sistematis bertujuan untuk melihat keterlibatan setiap sistem dalam

penyakit yang sekarang diderita dan kemungkinan adanya masalah lain selain masalah yang

dikeluhkan oleh pasien. Dengan cara ini diharapkan tidak ada data anamnesis yang tertinggal.

Cara Melakukan Anamnesis

Dalam menganamnesis pasien, terdapat beberapa tata cara yang dikenal dengan istilah Secret

Seven dan Fundamental Four. Namun sebelum mengarah kepada dua tata cara tersebut, ada

baiknya jika seorang perawat mengetahui data-data umum mengenai pasien terlebih dahulu,

seperti :

1. Nama pasien : sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.

2. Jenis kelamin : sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya

3. Umur : terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan

untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan

kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.

Page 8: MAKALAH JADI

4. Alamat : apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya

alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama

kalinya. Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit

endemis atau untuk data epidemiologi penyakit.

5. Pekerjaan : bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit

pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi

juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

6. Perkawinan : kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien.

7. Agama : keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh

(pantangan) seorang pasien menurut agamanya.

8. Suku bangsa : berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan ras atau suku bangsa tertetu.

Setelah melakukan pemeriksaan data-data tersebut, maka langkah selanjutnya yaitu

melanjutkan wawancara dengan Secret seven dan  Fundamental four.

1. Secret Seven

Merupakan tujuh macam pertanyaan yang bersifat pribadi dari diri pasien tersebut,

diantaranya :

Onset : dari sejak kapan sakit atau keluha tersebut dirasakan.

Lokasi : di mana rasa sakit atau keluhan tersebut dirasakan (di bagian tubuh yang

mana)

Kronologis : bagaimana cerita tentang sakit atau keluhan tersebut hingga bisa sampai

seperti ini.

Kualitas : rasa sakit dari keluhan pasien seperti apa (sakit sekali, sakit bila disentuh,

dan lain-lain).

Kuantitas : apakah penyakitnya sering kumat, atau seberapa sering penyakit tersebut

menyerang pasien.

Gejala penyerta atau keluhan penyerta: keluhan-keluhan lain.

Faktor modifikasi : faktor yang memperberat atau memperingan penyakit dari pasien.

Faktor modifikasi juga terkadang dibagi menjadi faktor risiko dan faktor diagnostik.

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu

penyakit, sedangkan faktor prognostik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 9: MAKALAH JADI

perjalanan suatu penyakit atau hasil pengobatan penyakit. Faktor risiko dan faktor

prognostik dapat berasal dari pasien, keluarganya maupun lingkungan.

2. Fundamental Four

a. Present history atau Present illnes : keluhan utama, yaitu alasan utama yang menyebabkan

pasien memeriksakan diri atau dibawa keluarganya ke dokter atau rumah sakit. Keluhan

utama merupakan titik tolak penelusuran informasi mengenai penyakit yang diderita pasien

dan riwayat penyakit sekarang berdasarkan secret seven di atas.

b. Past health history : keluhan seputar apakah dulu pernah mengalami sakit yang sama

seperti saat ini, apakah ada penyakit lain sebelumnya, apakah dulu pernah dioperasi, atau pun

jenis obat apa saja yang pernah dikonsumsi pasien sebelumnya.

c. Family health history : apakah ada keluarga atau kerabat dekat yang pernah mengalami

gangguan yang sama atau penyakit keturunan yang lain.

d. Personal or social history : pertanyaan mengenai tempat bekerja, pola makan setiap hari,

aktivitas olahraga, perokok atau tidak, dan pernah meminum minuman dengan kadar akohol

tinggi atau tidak.

Reanamnesis

Reanamnesis berarti anamnesis ulang atau pengambilan data anamnesis tambahan setelah

dokter melakukan pemeriksaan fisik atau setelah dokter merawat pasien. Reanamnesis

kadang kala diperlukan untuk mengkonfirmasi data yang dianggap kurang konsisten atau

kurang lengkap.

Ringkasan Anamnesis

Ringkasan anamnesis dibuat berdasarkan analisis data anamnesis. Dokter mengelompokkan

data yang diperoleh yang mengarah pada sindrom atau kriteria diagnostik yang berhubungan

dengan diagnosis tertentu. Ringkasan anamnesis menggunakan bahasa dokter, tidak lagi

menggunakan bahasa pasien.

Page 10: MAKALAH JADI

Kesimpulan Anamnesis

Pada akhir anamnesis seorang dokter  maupun perawat harus dapat membuat kesimpulan dari

anamnesis yang dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat

berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang

dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang

sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan

membuat daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan

untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan,

sehingga pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.

Page 11: MAKALAH JADI

BAB III

PEMBAHASAN

Brainstorming

1. Tujuan rekam medis Tujuan rekam medis adalah :

a. Alat komunikasi antara dokter dan tenaga medis lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan

b. Sebagai dasar untuk merencanakanpengobatan / perawatan yang akan diberikan kepada pasien

c. Sebagai bukti tertulis d. Sebagai bahan untuk analisa serta kualitas pelayanane. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien dan sarana kesehatan yang terlibatf. Menyediakan data dan informasi g. Sebagai dasar perhitungan biayah. Sebagai dokumen riwayat kesehatan pasien

Isi dari rekam medisa. Pasien rawat jalan : identifikasi, pemeriksaan fisik, kelainan lain, diagnosis,

tindakan, reaksi obat, hasil terapi, anjuran kepada pasien.b. Pasien rawat inap : identifikasi, pemeriksaan, diagnosis, persetujuan, tindakan,

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, pemeriksaan Lab, reaksi obat, hasil terapi, anjuran kepada pasien

Aspek medikolegal rekam medisUU RI No. 29 Tahun 2004 pasal 46

1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis

2. Rekam medis sebagaimana dimaksud di ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tandatangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan

Tujuan inform consenta. Untuk penjelasan tindakan yang akan dilakukanb. Untuk permintaan persetujuan tindakan c. Untuk memberikan perlindungan terhadapa dokter dan pasien terhadap suatu

kegagalan tindakanAgar pasien tidak merasa di manipulasi oleh tindakan medis (misalnya: biaya, kegagalan atau keberhasilan tindakan medis yang dilakukan)

Isi inform consent

Page 12: MAKALAH JADI

a. Diagnosa dan prognosis secara rincib. Ketidakpastian diagnosisc. Pilihan pengobatan dan penatalaksanaand. Rencana pengobatane. Berisi pilihan tindakan yang mencakup keuntungan, resiko dan tingkat

keberhasilanf. Bila upaya rencana terapi masih eksperimentalg. Nama dokter yang bertnggung jawabh. Persetujuan mengenai biaya (pasal 45, UU praktik kedokteran No. 29 th. 2004)

2. Yang harus ditambahkan pada kasus + keterangan: Pada kolom identitas: Jenis kelamin = untuk dokter selanjutnya, adanya faktor genetik yang berpengaruh Nama orang tua = bila pasien anak – anak Status = adanya penyakit yang didapatkan setelah atau sebelum menikah Agama = adanya larangan makan makanan tertentu pada suatu agama Suku = kebiasaan, warna kulit dari setiap suku yang berbeda – beda Alamat = untuk menentukan epidemiologi penyakit (wabah penyakit) Umur = dosis obat, penyakit yang diderita pada umur tertentu Pekerjaan = penyakit ada yang berhubungan dengan pekerjaan (berhubungan dengan

sikap, cara & metode tertentu yang dilakukan pada saat bekerja serta lingkungan kerja)

Pada ruang periksa pasien: Pertanyaan untuk mengetahui kadar sakit pasien Menanyakan riwayat penyakit (dahulu/sekarang) Menanyakan riwayat alergi obat pada pasien Menanyakan jangka waktu merokok atau mengkonsumsi

kopi Memberikan KIE pada pasien

3. Tata cara anamnesa yang baik: Menjadi pendengar yang aktif Menjadi penanya yang adaptif Perasaan empati Memberi perhatian Memberikan pasien kesempatan bicara Memberikan pasien kesempatan bertanya Menjelaskan penyakit yang diderita pasien dengan menggunakan

bahasa awam

Tata cara informed consent yang baik:

Disampaikan sesuai value, culture, background pasien Dapat menggunakan alat peraga

Page 13: MAKALAH JADI

Menjawab secara benar dan jelas Memberi cukup waktu untuk paham informasi

REPORTING

Page 14: MAKALAH JADI

1. Mengetahui dan memahami teknik berkomunikasi yang baik dan benar antara dokter dan pasien

Hubungan yang berlangsung antara dokter dengan pasiennya selama pemeriksaan/ pengobatan yang terjadi di Puskesmas/ Rumah Sakitnuntuk membantu menyelesaikan masalah.

7 Hal penting (Materi yang disampaikan)1. Tujuan anamnesa/ pemeriksaan fisik (kemungkinan sakit/tidak nyaman)2. Kondisi3. Tindakan yang akan dilakukan4. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang dilakukan5. Pilihan tindakan6. Prognosis7. Support

Cara komunikasi1. Tidak perlu memeriksa terlalu lama tetapi harus lebih sensitif2. Membina hubungan baik3. Menunjukkan sikap professional dan komunikasi yang baik defektif4. Bersikap mendukung5. Memberi sikap positif6. Tidak memilih – milih pasien7. Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti8. Menumbuhkan kepercayaaan9. Bersikap terbuka terhadap pasien10. Suportif dan mendukung11. Penampilan yang harus selayaknya12. Sikap baik13. Memeriksa dengan sopan14. Memandang wajah15. Memberi penjelasan mengenai resep dengan rinci16. Salam

Memprioritaskan pasien1. Kognitif (kemampuan untuk mengetahui kebutuhan pasien).2. Sensitif (Kepekaan)3. Empati (Merasakan apa yang dirasakan pasien)4. Tidak menduakan pasien (Fokus terhadap pasien)

Indikator Komunikasi yang baik1. Pasien merasa lebih baik2. Pasien lebih betah dalam berkonsultasi3. Pasien lebih puas4. Memiliki banyak pasien5. Pasien merasa di lindungi6. Pasien tidak canggung7. Pasien mau bekerja sama

Teknik berkomunikasi

Page 15: MAKALAH JADI

1. Positiveness artinya berfikir dan bersikap positif.2. Empathy artinya merasakan perasaan dari pasien3. Suportiveness artinya sikap mendukung4. Equality artinya keseimbangan antara dokter dan pasien5. Openess artinya keterbukaan sikap dan keinginan untuk terbuka

2. Mengetahui dan memahami asas – asas etika medis

Kewajiban tertuang didalam moral profesi1. Autonomy : menghormati hak pasien2. Beneficence : kebaikan pasien3. Non Maleficence : tidak mencelakakan pasien4. Justice : tidak ada diskriminasi

Disebut prinsip utama dan veracity (kebenaran), Fidelity (kesetiaan), Privacy, dan confidentiality ( menjaga kerahasiaan)

Azas – azas hubungan terapeutik1. Azas konsensual : para pihak menyatakan persetujuannya2. Azas itikad baik ; merupakan keabsahan hubungan hukum3. Azas bebas4. Azas tidak melanggar hukum5. Azas kepatuhan dan kebiasaan

Transaksi terapeutik bertumpu pada hak asasi manusia1. Hak menentukan nasib sendiri2. Hak atas informasi

3. Mengetahui dan memahami tentang Rekam Medis

- Jenis-jenis rekam medis.

1. Rekam medis brorientasi waktu.

Follow up pemeriksaan dicatat dan disusun menurut tanggal dan jam.

Laporan laboratorium disusun menurut tanggal dan jam.

Tindakan dan pengobatan disusun menurut tanggal dan jam.

2. Rekam medis berorientasi sumber.

Hasil pemeriksaan dan perintah dokter di tempat tertentu.

Laboratorium di kumpulkan di tempat tertentu.

Hasil pemeriksaan radiologi di masukkan di amplop yang juga berisi film.

3. Rekam medis berorientasi masalah.

Keluhan subjektif.

Pemeriksaan objektif.

Peniaian (Assesment) termasuk diagnosis masalah.

Perencanaan (Plan).

Page 16: MAKALAH JADI

Catatan kemajuan mengatasi masalah (progress note).

- Bentuk rekam medis.

1. Rekam medis kartu.

Efek negatif

Terlalu tebal.

Compang-camping.

Pemborosan tempat penyimpanan.

Sulit menemukan data.

Data harus di salin.

2. Rekam medis elektronik

Efek negatif

Keamaanan kurang terjaga.

Gagap tekhnologi.

Efek positif

Kemudahan penelusuran.

Data dapat ditambahkan.

- Manfaat rekam medis.

1. Komunikasi mengenai apa yang direncanakan/telah dilakukan.

2. Peningkatan mutu pelayanan.

3. Informasi untuk pengendalian penyakit di masyarakat.

4. Perencanaan program dan anggaran pelayanan kesehatan.

5. Sebagai sumber hukum.

6. Sebagai bahan peneitian dan pendidikan.

- Lama penyimanan rekam medis.

Lama penyimpanan rekam medis secara detail 5 tahun, akan tetapi rekam medik yang

digunakan sebagai penelitian dapat mencapai selama > 100 Tahun.

- Undang-undang rekam medis.

KUHP pasal 322

Page 17: MAKALAH JADI

1. Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang menurut jabatannya /

pekerjaannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, Ia diwajibkan

menyampaikannya, di hukum penjara selama-lamanya 9bulan / denda sebanyak-

banyaknya Rp.9.000.000,-

2. Jika kejahatan ini di lakukan terhadap seorang yang di tentukan, maka pebuatan itu

hanya di tuntut atas pengaduan orang itu.

KUHP pasal 120

1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat meminta pendapat orang ahli /

orang yang memiliki ahli khusus.

2. Ahli tersebut mengangkat sumpah/mengungkapkan janji di muka penyidik bahwa ia

akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya. Kecuali

bila disebabkan karena harkat, serta matabat, pekerjaan, atau jabatannya. Yang

mewajibkan menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang

di minta.

UU PRADOK RI No.29 Tahaun 2004 pasal 47

1. Dokumen rekam medis sebagaimana di maksud dalam pasal 46, merupakan milik

dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medik

merupakan milik pasien.

2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan di jaga

kerahasiaannya oleh dokter / dokter gigi dan pimpinan sarana masyarakat.

3. Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2)

di atur dengan peraturan menteri.

Pengaturan menteri kesehatan RI No.1419/MENKES/PER/X/2005 pasal 16

1. Dokter dan dokter gigi dalam pelaksanaan praktik kedokteran wajib membuat

rekam medik.

2. Rekam medik sebagaimana di maksud pada ayat (1) di laksanakan sesuai ketentuan

perundang-undangan.

4. Mengetahui dan memahami tentang Informed Consent

a. Jenis-jenis

(1) Expressed (dinyatakan)

- Lisan

- Tertulis

Page 18: MAKALAH JADI

(2) Implied (tidak dinyatakan)

- Tindakan medis

- Aturan hukum pada situasi tertentu (misalnya pada keadaan gawat darurat medis)

b. Unsur-unsur

(1) Prosedur

(2) Resiko yang mungkin terjadi

(3) Manfaat dari tindakan

(4) Alternativ tindakan yang dapat dilakukan

c. Sanksi

(1) Sanksi administratif berupa pencabutan izin praktek (PerMenkes RI No.585 Pasal 13)

(2) Sanksi perdata

Pasal 1365 mengenai onrech matige daad (perbuatan melawan hukum), bisa berupa ganti rugi atas luka karena adanya perbuatan yang salah, misalkan karena lalai.

(3) Sanksi pidana (KUHP)

- Pasal 351 mengenai penganiayaan.

- Pasal 89 yaitu membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan kekerasan.

5. Mengetahui dan memahami tentang Anamnesa

a. Manfaat Anamnesa

(1) Memperoleh data/informasi tentang permasalahan yang sedang dialami/dirasakan oleh pasien. Apabila anammnesis dilakukan dengan cermat, maka informasi yang didapatkan akan berharga demi penegakan diagnosis.

(2) Bisa membangun hubungan baik antara dokter dan pasiennya.

b. Sistematika Anamnesa

(1) Data umum pasien

- Nama pasien

- Jenis kelamin

- Umur

Page 19: MAKALAH JADI

- Alamat

- Pekerjaan

- Perkawinan

- Agama

- Suku bangsa

(2) Keluhan utama

Keluhan yang paling sering dirasakan/yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat/mencari pertolongan medis.

(3) Riwayat penyakit sekarang

Paling penting untuk penegakan diagnosa. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang :

- Kronologi/perjalanan penyakit

- Gambaran/dekskripsi keluhan utama

- Keluhan/gejala penyerta

- Usaha berobat

(4) Riwayat penyakit dahulu

Riwayat keluhan atau penyakit yang sering diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit sebelumnya.

(5) Riwayat penyakit keluarga

Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.

(6) Riwayat kebiasaan/sosial

Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien. Contoh : tanyakan “berapa lama telah melakukan kebiasaan tersebut ?”

(7) Anamnesis sistem

Semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien.

Kesimpulan Anamnesis Pada akhir anamnesa seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesa yang dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus

Page 20: MAKALAH JADI

yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat dibuat satu diagnosis kerja yang lebih terarah.