22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia yang menggunakan sarana baik sarana transportasi, produksi atau melakukan suatu kegiatan secara langsung maupun tak langsung dapat menimbulkan pencemaran. Pencemaran ini dapat berupa pencemaran air, tanah, maupun udara. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran dapat berupa pencemaran air, pencemaran udara, dan juga pencemaran udara. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-

Makalah APL Jadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah APL Jadi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia yang menggunakan sarana baik sarana transportasi, produksi atau

melakukan suatu kegiatan secara langsung maupun tak langsung dapat menimbulkan

pencemaran. Pencemaran ini dapat berupa pencemaran air, tanah, maupun udara.

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau

komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan

(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/

udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran dapat berupa pencemaran air, pencemaran udara, dan juga pencemaran

udara. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air

seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan

air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu

bagian dari siklus hidrologi.

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,

atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,

dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran

udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa

definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,  radiasi atau polusi cahaya dianggap

sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat

bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Salah satu bentuk pencemaran dari industri adalah emisi pencemar ke udara. Emisi

udara pada industri tekstil diidentifikasi sebagai masalah pencemaran yang serius setelah

masalah limbah cair. Studi kualitatif dam kuantitatif pencemar udara yang diemisikan dari

proses tekstil telah banyak dipublikasikan, tetapi secara umum data emisi udara dari proses

produksi tidak dapat dipastikan karena adanya kesulitan dalam pengambilan conth, analisis

dan kuantifikasi pencemaran udara. Kesulitan dalam pengukuran pencemaran udara di daerah

industri dipengaruhi fakta bahwa emisi udara di daerah industri terutama di kawasan industri

tekstil relatif kompleks akibat penggunaan material yang bervariasi pada sumber pencemar.

Page 2: Makalah APL Jadi

Kesulitan dalam pengukuran tingkat pencemaran udara, khususnya di daerah industri

muncul akibat sumber pencemar yang dapat bersifat acak di lokasi pengukuran, khususnya

melalui emisi lepas (fugitive emission). Pada emisi lepas, pencemar meninggalkan sumber

pencemar tanpa diemisikan melalui lubang atau cerobong, misalnya debu, uap, kontainer

terbuka, dan kebocoran dari alat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data pengukuran yang

representatif sangat diperlukan pemahaman terhadap karakteristik pencemar udara di lokasi

pengukuran.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan

mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran

limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;

masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan

kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan

sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat

(illegal dumping).

1.2 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk untuk memberikan gambaran mengenai

pencemaran yang dianalisis menggunakan metode fisika.

Page 3: Makalah APL Jadi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air

seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan

air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu

bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.

Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar

danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,

sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai

objek wisata.

Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan lain-lain juga

mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai

pencemaran. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik

dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami

pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,

seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi

juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

Analisis pencemaran air diukur berdasarkan karakteristik air berdasarkan suhu, warna,

dan bau.

2.1.1 Penetapan Suhu Air

Alat dan Bahan

Alat

Beaker glass, thermometer.

Bahan

Air

Prosedur

Sample dimasukkan ke dalam beaker glass

Ukur dengan menggunakan thermometer

Page 4: Makalah APL Jadi

Catat suhu yang ditunjukkan.

2.2.2 Penetapan Warna Air

Alat dan Bahan

Alat

Beaker glass, kuvet, colorimeter.

Bahan

Air

Prosedur

Menyiapkan alat dan bahan

Masukkan sampel ke dalam beaker glass

Masukkan sampel kedalam kuvet.

Menyalakan colorimeter, dan tunggu 15 menit.

Mengeset tombol skala absorbansi

Mengeset tombol panjang gelombang warna yang akan diukur (520 nm)

Meletakkan kuvet yang berisi blanko / akuades dan sampel ke dalam bagian

pembacaan alat colorimeter.

Mengkalibrasi alat dengan memposisikan alat pada angka nol.

Membaca skala warna sampel

Memasukkan dalam data pengamatan.

2.2.3 Penetapan Bau Air

Alat dan Bahan

Alat

Beaker glass.

Bahan

Air

Prosedur

Sample dimasukkan ke dalam beaker glass

Cium bau sampel dengan indera penciuman.

Page 5: Makalah APL Jadi

2.2.4 Penetapan Daya Hantar Listrik Air

Alat dan Bahan

Alat

Timbangan analitik, konduktimeter, labu ukur 1000 mL, termometer, beaker glasas

100 mL.

Bahan

Air suling / akuades dengan DHL < 1 jtmhos/cm, larutan baku KCl 0,01 M, larutan baku KCl 0,1 M, larutan baku KCl 0,5 M.

Prosedur

Kalibrasi Alat

Cuci elektroda dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3 kali.

Atur suhu larutan KCl 0,01 M pada 25oC.

Celupkan elektroda ke dalam larutan KCl 0,01 M.

Tekan tombol kalibrasi.

Atur sampai menunjuk angka 1413 ìmhos/cm (sesuai dengan instruksi kerja

alat).

Prosedur Analisis

Bilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali.

Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai konduktimeter menunjukkan

pembacaan yang tetap.

Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan konduktimeter dan catat

suhu contoh uji.

Page 6: Makalah APL Jadi

2.2.5 Analisis Total Suspended Solid

Alat dan Bahan

Alat

Spektrofotometer, beaker glass, blender, pipet, dan kuvet.

Bahan

Sampel limbah cair, akuades.

Prosedur

Tekan tombol power pada alat spektrofotometer.

Tekan nomor program 630 enter, layar akan menunjukkan dial pada 820 nm.

Atur panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 810 nm.

Tekan enter, layar akan menunjukkan mg/L SUSP.SOLIDS.

Tuangkan sampel yang akan dianalisis dalam beaker glass 500 mL.

Sampel dimasukkan kedalam blender kemudian blender dengan kecepatan

tinggi selama 2 menit.

Tuangkan sampel yang telah di blender ke dalam beaker glass 500 mL.

Pipet 25 mL sampel kedalam kuvet (sebagai sampel)

Pipet 25 mL akuades kedalam kuvet (sebagai blanko).

Kuvet yang berisi blanko dimasukkan kedalam spektrofotometer dan ditutup.

Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0. mg/L.SUSP.SOLIDS.

Kuvet diganti dengan kuvet yang berisi sampel ke dalam spektrofotometer dan

kemudian ditutup.

Tekan READ, catat hasil analisa TSS yang akan ditunjuk pada layar.

Page 7: Makalah APL Jadi

2.2 Analisis Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah masuknya limbah ke dalam tanah yang mengakibatkan

fungsi tanah turun (menjadi keras dan tidak subur) sehingga tidak mampu lagi mendukung

aktivitas manusia. Sumber-sumber pencemaran tanah dapat berasal dari domestik, industri

maupun pertanian.

Limbah domestik misalnya buangan dapur yang mengandung minyak/lemak bila

secara terus-menerus dibuang ke media tanah akan menyebabkan pori-pori tanah

tertutup dan tanah menjadi keras,

Limbah industri yang belum diolah bila dibuang ke media tanah juga akan merusak

tanah, misalnya limbah pabrik tahu yang bersifat asam akan merusak tanah,

Aktifitas pertanian berupa pemupukan dengan pupuk kimia buatan merupakan faktor

terbesar yang menyebabkan kerusakan struktur tanah pertanian. Tercemarnya tanah

pada akhirnya membawa dampak bagi manusia. Tanah pertanian yang telah

mengalami kerusakan (berubah struktur dan susunan kimiawinya) menjadi keras,

produktifitas lahan pun akan menurun (ditunjukkan dengan hasil panen yang semakin

menurun dari tahun ke tahun)

Analisis pencemaran tanah antara lain penetapan daya hantar listrik, penetapan tekstur

yakni cara pipet dan hidrometer.

2.2.1 Penetapan daya hantar listrik

Dasar penetapan

Nilai daya hantar listrik (DHL) mencerminkan kadar garam yang terlarut dS/M.

Peningkatan konsentrasi garam yang terlarut akan menaikkan nilai DHL larutan yang diukur

menggunakan alat elektrode platina.

Peralatan

Neraca analitik, Gelas kimia 100 ml, Gelas ukur 50 mL, mesin pengaduk, Botol

semprot 500 ml, dan Konduktometer dengan sel platina.

Pereaksi

Air bebas ion yang bebas CO2. Air bebas ion dididihkan dan dinginkan sebelum

digunakan untuk membuat pereaksi penetapan DHL.

Page 8: Makalah APL Jadi

Larutan baku NaCl 0,010 M atau KCl 0,010 M. Larutan ini memiliki daya hantar listrik

sebesar 1.413 μS cm-1. Timbang 0,5844 g NaCl p.a. yang telah dikeringkan pada 105oC

selama 2 jam atau 0,7455 g KCl p.a. yang telah dikeringkan pada 110oC selama 2 jam.

Masukan ke dalam labu ukur 1 L, larutkan dengan air bebas ion hingga 1 L.

Cara kerja

Timbang 10,00 g contoh tanah ke dalam botol kocok, tambahkan 50 ml air bebas ion.

Kocok dengan mesin pengaduk selama 30 menit. Ukur DHL suspensi tanah dengan

konduktometer yang telah dikalibrasi menggunakan larutan baku NaCl dan baca setelah

angka konstan. Setiap akan melakukan kalibrasi dan mengukur contoh sebaiknya elektrode

dicuci dan dikeringkan dengan tisu. Nilai DHL ditunjukkan dalam satuan dS m-1

menggunakan 3 desimal.

Gambar. Alat konduktometer sel

platina

2.2.2 Penetapan tekstur

Penetapan tekstur cara Pipet

Dasar penetapan

Bahan organik dioksidasi dengan H2O2 dan garam-garam yang mudah larut

dihilangkan dari tanah dengan HCl yang telah dipanaskan. Bahan yang tersisa adalah mineral

yang terdiri atas pasir, debu dan liat. Pasir dapat dipisahkan dengan cara pengayakan basah,

sedangkan debu dan liat dipisahkan dengan cara pengendapan yang didasarkan pada hukum

Stoke.

Page 9: Makalah APL Jadi

Peralatan

Gelas kimia 800 ml, Penyaring Berkefeld, Ayakan 50 mikron, Gelas ukur 500 ml, Pipet 20

ml, Pinggan aluminium, Gelas ukur 50 ml, Gelas ukur 200 ml, Stop watch, Oven, Penangas

listrik, dan Neraca analitik dengan ketelitian 4 desimal

Pereaksi

H2O2 30% dan 10%. H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air bebas ion.

HCl 2N. Encerkan 170 ml HCl 37% teknis dengan air bebas ion dan diencerkan hingga

1L.

Larutan Na4P2O7 4%. Larutkan 40 g Na4P2O7.10 H2O dengan air bebas ion dan

diencerkan hingga 1 L.

Cara kerja

Timbang 10,00 g contoh tanah < 2 mm, masukan ke dalam gelas kimia 800 ml,

ditambah 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam. Keesokan harinya ditambah 25 ml

H2O2 30% dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion

dan 20 ml HCl 2N. Didihkan diatas penangas listrik selama kurang lebih 10 menit. Angkat

dan setelah agak dingin diencerkan dengan air bebas ion sampai 700 ml. Dicuci dengan air

bebas ion menggunakan penyaring Berkefield kemudian ditambah 10 ml larutan pereaksi

Na4P2O7 4%.

Pemisahan pasir

Suspensi tanah yang telah diberi pereaksi diayak dengan ayakan 50 mikron sambil

dicuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu

dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan aluminium yang telah

diketahui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot. Keringkan (hingga

bebas air) dalam oven pada suhu 105oC, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat

pasir = A g).

Pemisahan debu dan liat

Filtrat dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera

dipipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrat dikeringkan pada suhu 105oC

Page 10: Makalah APL Jadi

(biasanya 1 malam), didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu + liat + pereaksi

= B g).

Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30

menit pada suhu kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari

permukaan cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspensi liat dikeringkan

dalam oven pada suhu 105oC, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat +

peptisator = C g).

Penetapan tekstur cara Hidrometer

Dasar penetapan

Penetapan tekstur cara hidrometer berdasarkan pengukuran berat jenis (BJ) suspensi

tanah. Kadar butiran tanah dapat diketahui dari selisih BJ suspensi dengan BJ cairan media.

Hidrometer yang digunakan dibuat khusus untuk pengukuran BJ suspensi tanah. Hidrometer

tipe 152 H memiliki pembagian skala yang dibuat langsung dalam satuan kadar partikel g L-1.

Peralatan

Neraca analitik, magnetik stirer, Silinder sedimentasi atau gelas ukur 500 ml,

Pengaduk khusus untuk suspensi, Alat hidrometer tanah tipe 152 H dan Timer atau

stopwatch.

Pereaksi

Larutan pendispersi natrium pirofosfat 4%. Larutkan 40,00 g Na4P2O7.10 H2O dengan

air bebas ion dan diencerkan hingga 1 L.

Cara Kerja

Dalam piala gelas 100 ml ditimbang 25,00 g contoh tanah halus < 2 mm ditambahkan

10 ml larutan pendispersi natrium pirofosfat. Dipindahkan ke dalam gelas kimia dan

diencerkan dengan air bebas ion sampai isi 200 ml. Diaduk dengan stirer kecepatan tinggi

selama 5 menit. Setelah itu semuanya dipindahkan ke dalam gelas ukur 500 ml (lakukan

pembilasan), diencerkan dengan air bebas ion sampai isi 500 ml, diaduk dengan pengaduk

khusus dan dibiarkan semalam. Dengan cara yang sama, tetapi tanpa contoh, dibuat

penetapan blanko.

Page 11: Makalah APL Jadi

Gambar. Alat Hidrometer tanah tipe 152 H

Pengukuran fraksi campuran debu + liat

Keesokan harinya setiap suspensi tanah dalam gelas ukur diaduk selama 30 detik

dengan pengaduk. Setelah itu stopwatch disiapkan untuk pengukuran fraksi campuran debu

dan liat. Suspensi dihomogenkan dengan vortex (cukup 20 detik) setelah itu hidrometer tanah

segera dimasukkan ke dalam suspensi dengan perlahan dan hati-hati. Tepat 40 detik setelah

pengocokan, angka skala hidrometer yang berimpit dengan permukaan suspensi dicatat

(Pembacaan 1).

Angka tersebut menunjukkan jumlah g fraksi campuran debu+liat per liter suspensi.

Larutan blanko juga diukur untuk koreksi suhu fraksi debu+liat.

Pengukuran fraksi liat

Suspensi tersebut dibiarkan selama 2 jam agar diperoleh suspensi liat dan segera

diukur dengan alat hidrometer. Angka skala hidrometer yang berimpit dengan permukaan

suspensi dicatat (Pembacaan 2). Angka tersebut adalah jumlah g fraksi liat dalam 1 L

suspensi. Larutan blanko juga diukur untuk koreksi suhu fraksi liat.

2.3 Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuknya limbah ke dalam udara yang mengakibatkan

fungsi udara turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia. Pencemaran

udara disebabkan oleh partikel debu, asap kendaraan dan dari cerobong asap industri dan gas

kimia dari industri kimia. Sumber pencemaran udara dapat dogolongkan menjadi 2, yaitu :

Page 12: Makalah APL Jadi

a) Sumber bergerak. Pencemaran dari sumber bergerak, misalnya disebabkan oleh emisi

dari kendaraan bermotor, terutama bila pembakaran dalam mesin kendaraan tersebut

sudah tidak efisien.

b) Sumber tidak bergerak. Pencemaran dari sumber tidak bergerak, misalnya asap dari sisa

pembakaran pabrik.

Pengendalian pencemaran udara antara lain :

Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta mesin kendaraan yang

efisien.

Pengolahan limbah udara di pabrik, misalnya dengan menggunakan alat dust collector

yang dapat menangkap debu.

Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat

pula disebabkan oleh ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang

mencemari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan

industri dan teknologi yang ada.

Debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk

menunjukan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja.

Debu partikulat terutama dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan. Sekitar 50% -

60% dari partikel melayang merupakan debu berdiameter 10 μm atau dikenal dengan PM10.

Debu PM10 ini bersifat sangat mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, sehingga PM10

dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter ( RPM ). Akibatnya akan mengganggu

sistem pernafasan bagian atas maupun bagian bawah (alveoli). Pada alveoli terjadi

penumpukan partikel kecil sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru-paru,

sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 μm, akan menyebabkan iritasi mata, mengganggu

serta menghalangi pandangan mata.

Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakan adalah ukuran 0,1-5

atau ukuran 10 mikron. Depkes mengisyaratkan bahwa ukuran debu yang membahayakan

berkisar 0,1 sampai 10 mikron. Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral membentuk

jaringan parut (slicosis, anthrakosilikosis, asbestosis).

Page 13: Makalah APL Jadi

Partikel PM10 yang berdiameter 10 mikron memiliki tingkat kelolosan yang tinggi dari

saringan pernafasan manusia dan bertahan di udara dalam waktu cukup lama. Tingkat bahaya

semakin meningkat pada pagi dan malam hari karena asap bercampur dengan uap air. PM10

tidak terdeteksi oleh bulu hidung sehingga masuk ke paru-paru. Jika partikel tersebut

terdeposit ke paru-paru akan menimbulkan peradangan saluran pernapasan, gangguan

penglihatan dan iritasi kulit.

Dalam usaha mengurangi pencemaran lingkungan perlu diadakan pemantauan

kualitas udara secara terus-menerus. Dalam hal ini digunakan metode spektrometri pendar

sinar-x, karena metode tersebut mempunyai beberapa kelebihan di banding dengan metode

yang lain. Metode tersebut sering digunakan untuk analisis aerosol dan debu di udara.

2.3.1 Penetapan dengan spektrometer pendar sinar-x

Dasar metode spectrometer pendar sinar-x ialah pencacahan sinar-x yang dipancarkan

oleh suatu unsur akibat pengisian kembali kekosongan elektron pada orbital yang lebih dekat

dengan inti, oleh elektron pada orbital yang lebih luar. Pengisian kembali elektron pada

orbital K akan menghasilkan sinar-x deret K, deret L dan seterusnya. Setiap unsur akan

menghasilkan sinar-x dengan energi karakteristik.

Sifat tersebut digunakan sebagai dasar analisis kualitatif. Analisis kuantitatif

didasarkan pada perhitungan luas spectra yang dihasilkan oleh pulsa listrik akibat

terdeteksinya sinar-x oleh detector yang diperkuat denga penguat awal dan akhir. Untuk

analisis kualitatif dan kuantitatif digunakan paket program perangkat lunak AXIL (Analysis

of X-ray Spectra by Iterative Least- Square Fitting) dan QAES (Quantitative Analysis of

Environmental Samples).

Bahan

Bahan yang digunakan yakni contoh debu udara yang di sampling secara berkala.

Sebagai standar digunakan logam murni Cu, Fe, Ni, Pb, Zn, Ti dan Sn serta standar acuan

dari IAEA yaitu soil-7.

Peralatan

Alat yang digunakan untuk menyedot debu ialah High volume air sampler.

Seperangkat XRF system sumber buatan ORTEC yang terdiri dari detector Pop-Top semi

konduktor Si(Li), tegangan tinggi -500 volt, penguat awal (Pre Amplifier), penguat akhir

Page 14: Makalah APL Jadi

(amplifier), pencacah salur ganda (MCA) MAESTRO, dan perangkat lunak QXAS-AXIL

yang dilengkapi dengan analisis kuantitatif QAES (Quantitative Analysis of Environmental

Samples). Sumber pengeksitasi yang digunakan ialah 109Cd dan 55Fe dengan aktivitas masing-

masing 20 mCi. Peralatan lain ialah pinset, cawan petri, timbangan analitik dan desikator.

Gambar. XRF( X-Ray Fluoroesence) dan penyedot

debu High Volume Air Sampler

Analisis

Analisis dilakukan secara spektrometri pendar sinar-x dengan cara meletakan contoh

debu yang sudah terdeposit pada kertas saring diatas permukaan detektor, lalu setiap contoh

dicacah selama 30 menit.

Gambar. Alat spektrometer pendar sinar-x

Page 15: Makalah APL Jadi

Teknik Pencacahan

Sebelum digunakan untuk pencacahan contoh, alat XRF lebih dulu dikalibrasi

menggunakan logam murni Cu, Fe, Ni, Pb dan Zn dengan sumber pengeksitasi 109Cd sedang

untuk unsur Si, S, Cl, K, Ca, dan Sc menggunakan oksidanya dan sumber radiasi yang

digunakan sebagai sumber pengeksitasi ialah 55Fe masing-masing mempunyai aktivitas 20

mCi Energi sinar-x dari unsur-unsur yang diukur.

Page 16: Makalah APL Jadi

BAB III

SIMPULAN

A. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air

seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Analisis pencemaran air

diukur berdasarkan karakteristik air berdasarkan suhu, warna, dan bau.

B. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah masuknya limbah ke dalam tanah yang mengakibatkan

fungsi tanah turun (menjadi keras dan tidak subur) sehingga tidak mampu lagi mendukung

aktivitas manusia. Analisis pencemaran tanah antara lain penetapan daya hantar listrik,

penetapan tekstur yakni cara pipet dan hidrometer.

C. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuknya limbah ke dalam udara yang mengakibatkan

fungsi udara turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia. Analisis

dilakukan secara spektrometri pendar sinar-x dengan cara meletakan contoh debu yang sudah

terdeposit pada kertas saring diatas permukaan detektor, lalu setiap contoh dicacah selama 30

menit.