30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. (http;//parkinson desease) Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty). Penyakit Parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika. Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun. 1

Makalah Parkinson Jadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Parkinson Jadi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf

(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan

(movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan

kekakuan otot. (http;//parkinson desease)

Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson

seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson

mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut

memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan

(gait difficulty).

Penyakit Parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena

penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan

sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan

antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap

tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk

Amerika. Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang

sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang

berusia diatas 65 tahun.

Beberapa orang ternama yang mengidap penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin

(sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali

(mantan peninju terkenal A.S.), Michael J Fox (seorang bintang film Hollywood terkenal)

yang kini aktif dengan The Michael J Fox Foundation For Parkinson’s Research.

1

Page 2: Makalah Parkinson Jadi

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari parkinson?

1.2.2 Apa etiologinya?

1.2.3 Bagaimana patofisiologinya?

1.2.4 Apa faktor resiko dari parkinson?

1.2.5 Seperti apa pengklasifikasiannya?

1.2.6 Bagaimana gejala klinisnya?

1.2.7 Apa saja komplikasinya?

1.2.8 Bagaimana Penatalaksanaannya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Menjelaskan definisi dari parkinson

1.3.2 Menjelaskan etiologi parkinson

1.3.3 Menjelaskan tentang patofisiologinya

1.3.4 Menjelaskan faktor resiko dari parkinson

1.3.5 Menjelaskan klasifikasi parkinson

1.3.6 Menjelaskan gejala klinis

1.3.7 Menjelaskan komplikasi dari penyakit parkinson serta

1.3.8 Menjelaskan penatalaksanaannya.

1.4 Manfaat

Memberikan pemaparan secara detail mengenai penyakit parkinson Khususnya bagi

Mahasiwa dan mahasiswi STIKES Ngudia Husada Madura

2

Page 3: Makalah Parkinson Jadi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Penyakit Parkinson adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada otak, yaitu pada

sistem saraf pusat otak manusia mengalami kemunduran. Penyakit parkinson  adalah suatu

penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive,

ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremorpada saat istirahat,

kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.

Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi degenaratif yang terutama mengenai jaras

ekstrapiramidal yang mengandung neurotransmitter dopamine, dan karakteristiknya adalah

trias yang terdiri dari: akinesia-hambatan gerakan, rigiditas, tremor-gerakan gemetar ke atas

bawah, biasanya mengenai anggota gerak atas.

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) adalah penyakit degeneratif syaraf yang pertama

ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the Shaking Palsy) oleh Dr. James

Parkinson.dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan

dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai

pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. (Suzanne C.

Smetzer.2001)

3

Page 4: Makalah Parkinson Jadi

2.2Etiologi

Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-

faktor lainnya seperti :

a) Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala

penyakit Parkinson.

b) Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas,

atau penyebab lain yang tidak diketahui.

2.3 Patofisiologi

Penyakit parkinson terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut substantia

nigra mati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan kimia yang penting

di dalam otak yang disebut dopamine. Dopamine adalah suatu bahan kimia yang dapat

menghantarkan sinyal-sinyal listrik diantara substantia nigra dan di sepanjang jalur sel saraf

yang akan membantu menghasilkan gerakan tubuh yang halus. Ketika kira-kira 80% sel yang

memproduksi dopamine rusak, gejala penyakit parkinson akan nampak.

PARA peneliti telah berhasil mengungkap gen yang merupakan dalang di balik penyakit

parkinson. Ahli syaraf di kampus Mayo Clinic di Florida menemukan bagaimana gen,

EIF4G1, dapat mengakibatkan kematian sel otak menyebabkan penyakit Parkinson dan

gangguan neurodegeneratif. Peneliti lainnya Owen Ross mengatakan bahwa ilu pengetahuan

dapat membantu mengembangkan terapi baru untuk mengobati atau memperlambat penyakit

parkinson.

2.4 Faktor Resiko

1. Usia, karena Penyakit Parkinsonumumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang

timbul pada usia di bawah 30 tahun.

2. Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada

orang Asia dan Afrika.

3. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen

tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita

Parkinson pada usia muda.

4

Page 5: Makalah Parkinson Jadi

4. Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg,

CS2, methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta

jangkitan.

5. Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan

6. Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko.

2.5 Klasifikasi

1. Parkinsonisme primer / idiopatik/paralysis agitans.

Penyakit parkinson primer terjadi karena produksi dopamine rendah karna keturunan (Gen)

2. Parkinsonisme sekunder atau simtomatik

Sedangkan penyakit parkinson sekunder disebabkan faktor dari luar. Misalnya, asupan obat-

obat antihipertensi, antiaritmia, jantung, antimuntah, atau obat gangguan jiwa. Selain itu

keracunan akibat zat-zat polutan seperti karbon monoksida, sianida, karbon disulfida,

pestisida, dan herbisida bisa merusak sel saraf yang memproduksi dopamine. Infeksi virus,

trauma kepala, dan stroke juga bisa menimbulkan parkinson.

Pasca ensefalitis virus

Pasca infeksi lain, misalnya sifilis nominovaskular, tuberculosis, aterosklerosis

Iatrogenic atau terinduksi obat misalnya obat-obat golongan fenotiazin, reserpine,

tertrabenazin

Toksik, misalnya karena intoksikasi karbonmonoksida, karbondisulfida, mangan,

sianida

Lain-lain, misalnya karena perdarahan serebral petekial pasca-trauma yang berulang-

ulang pada petinju, infark lacunar, tumor serebri, hipoparatiroid, kalsifikasi

Sindrom paraparkinson ( Parkinson plus )

Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit

keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson ( degenerasi hepato-lentikularis ),

hidrosefalus normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal

( parkinsonismus juvenilis )

5

Page 6: Makalah Parkinson Jadi

2.6 Gejala Klinis

Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita parkinson,

umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.

a. Gejala Motorik

1. Tremor (Bergetar)

Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal

yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah

tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan

sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga

sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis,

kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung (pil rolling).

Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala

fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini

menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating

tremor).

Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata

dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi

6

Page 7: Makalah Parkinson Jadi

pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak

sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa

berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit,

tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.

2. Rigiditas/Kekakuan

Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut

digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan,

terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi

terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di

leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan

yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk

mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi

pendek-pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan,

hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi

(cogwheel phenomenon).

3. Akinesia/Bradikinesia

Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda

akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan

sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit

mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga

penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi.

Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang,

sehingga sering keluar air liur.

Gerakan volunteer menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit

untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila

berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya

ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti

topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka

keluar dari mulut.

4. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah

Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang

berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah.

Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi.

7

Page 8: Makalah Parkinson Jadi

Bradikinesia mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Disamping itu,

kulit muka seperti berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak

menelan ludah.

5. Mikrografia

Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini

merupakan gejala dini.

6. Langkah Dan Gaya Jalan (Sikap Parkinson)

Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas),

stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung

melengkung bila berjalan.

7. Bicara Monoton

Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila

berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume

suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.

8. Dimensia

Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif.

9. Gangguan Behavioral

Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang

tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya

masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.

10. Gejala Lain

Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya (tanda

Myerson positif)

b. Gejala non motoric

1) Disfungsi Otonom

Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan

hipotensi ortostatik.

Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic

Pengeluaran urin yang banyak

Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual,

perilaku, orgasme.

2) Gangguan Suasana Hati, Penderita Sering Mengalami Depresi

3) Ganguan Kognitif, Menanggapi Rangsangan Lambat

4) Gangguan Tidur, Penderita Mengalami Kesulitan Tidur (Insomnia)

8

Page 9: Makalah Parkinson Jadi

5) Gangguan Sensasi,

kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,

penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension

orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian

tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan

berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia).

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada setiap

kunjungan penderita :

1. Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi

hipotensi ortostatik.

2. Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan,

menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat,

berarti belum berespon terhadap medikasi.

3. Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis

kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan

kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up

berikutnya.

EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif), CT Scan kepala (biasanya terjadi

atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo)

2.8 Komplikasi

a) Gangguan Motorik

b) Kerusakan berjalan, Keseimbangan dan postur

c) Bradikinesia (pergerakan lambat)

d) Demensia

e) Depresi

9

Page 10: Makalah Parkinson Jadi

2.9 Penatalaksanaan

a) Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:

Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika

kekurangan dopamin

b) Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor

dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki

otak.

c) Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.

d) Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.

e) Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda

serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.

Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson

Obat Aturan Pemakaian Keterangan

Levodopa

(dikombinasikan

dengan karbidopa)

Merupakan pengobatan utama untuk Parkinson

Diberikan bersama karbidopa untuk

meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek

sampingnya Mulai dengan dosis rendah, yg

selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar

diperoleh

Setelah beberapa

tahun digunakan,

efektivitasnya

bisa berkurang

bromokriptin atau

pergolid

Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan

pada pemberian Levodopa untuk meningkatkan

kerja Levodopa atau diberikan kemudian ketika

efek samping Levodopa menimbulkan masalah

baru

Jarang diberikan

sendiri

SeleglinSeringkali diberikan sebagai tambahan pada

pemakaian Levodopa

Bisa

meningkatkan

aktivitas

Levodopa di

otak

Obat Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa Bisa

10

Page 11: Makalah Parkinson Jadi

antikolinergik

(benztropin &

triheksifenidil),

obat anti depresi

tertentu,

antihistamin

(difenhidramin)

Levodopa, pada stadium lanjut diberikan

bersamaan dengan Levodopa, mulai diberikan

dalam dosis rendah

menimbulkan

beberapa efek

samping

Amantadin

Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg

ringan

Pada stadium lanjut diberikan untuk

meningkatkan efek Levodopa

Bisa menjadi

tidak efektif

setelah beberap

bulan digunakan

sendiri

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara

holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan

penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul. Pengobatan

penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan

adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan

memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.

Penatalaksanaan keperawatan

Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan

menghambat perkembangan dari penyakit itu dengan cara pemberian asuhan keperawatan

secara intensif. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat kolaborasi dengan

medis atopun dokter dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien

diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari.

a. Terapi Fisik

Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan

termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau

latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan

program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan

penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.

11

Page 12: Makalah Parkinson Jadi

Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam

menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion.

Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan

memindahkan makanan di dalam mulut.

b. Terapi Suara

Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh penyakit

Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ). LSVT fokus untuk

meningkatkan volume suara.

c. Nutrisi

Beberapa nutrient telah diuji dalam studi klinik klinik untuk kemudian digunakan secara luas

untuk mengobati pasien Parkinson. Peran perawat adalah mengawasi asupan nutrisi terhadap

pasien parkinson.

Penatalaksanaan Medis

Terapi Obat Obatan

Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:

1) Antikolinergik

Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk mengendalikan

gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan, mengontrol tremor

dan kekakuan.

2) Carbidopa/levodop

Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala derivat dopamin-

agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa untuk mempelancar fluktasi

klinis.

3) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.

4) Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida,

Digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan bradikinestesia.

5) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine

6) Obat-obat antidepresan

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan,

karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan

12

Page 13: Makalah Parkinson Jadi

sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan

membantu mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan

beberapa obat.

Pencangkokoan Syaraf

Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel sistem yang berubah

menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan Oprasi.

Operasi untuk penderita Parkinson jarang dilakukan sejak ditemukannya levodopa. Operasi

dilakukan pada pasien dengan Parkinson yang sudah parah di mana terapi dengan obat tidak

mencukupi. Operasi dilakukan thalatotomi dan stimulasi thalamik.

7. Botox

Baru-baru ini, injeksi Botox sedang diteliti sebagai salah satu pengobatan non-FDA di masa

mendatang. Progresifitas gejala pada PD dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun

demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk

memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan treatment yang

tepat, kebanyakan pasien PD dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

13

Page 14: Makalah Parkinson Jadi

Pengkajian

Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.Observasi gaya

berjalan dan saat melakukan aktivitas.

Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.

Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.

Riwayat keperawatan : riwayat medis dan pembedahan yang lalu, lamanya tanda-

tanda dan gejala-gejala (lambat kemudian kemudian berkembang secara progressive);

kelemahan dan mudah lelah; berkeringat; konstipasi; kesulitan untuk berkemih;

kesulitan menelan; keram otot dan kegelisahan.

Pengkajian fisik : tremor; kekakuan pada otot rangka; wajah topeng dan kurang

ekspresi; ekspresi wajah tampak kesakitan bila membuka mulut, mata berputar,

meningkat sekresi air mata dan saliva, rendah tonus suara, mengeluarkan liur,

monotonous, ketidak mampuan duduk tegak, mempertahankan keseimbangan dan

kooerdinasi.

Psikososial: usia, jenis kelamin, peerjaan, gaya hidup, mekanisme koping yang biasa

digunakan, penerimaan/adaptasi terhadap perubahan tubuh, peran dan tanggung jawab

yang biasa dilakukan.

Pengetahuan klien dan keluarga: pemahaman tentang proses penyakit dan prognosa,

kesulitan untuk monilisasi, makan dan kebersihan perseorangan, pengobatan, tingkat

pengetahuan, membaca dan belajar

Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot.

2. Kurang perawatan diri (makan, minum, berpakaian, higiene) berhubungan dengan

tremor ( kelemahan otot ) dan gangguan motorik.

3. Resiko kurangnya nutrisi berhubungan dengan kesulitan dalam mengunyah dan

menelan makanan

4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara

perlambatan bicara, ketidakmampuan untuk menggerakkan otot-otot wajah.

Intervensi

14

Page 15: Makalah Parkinson Jadi

1. Kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan pergerakan akibat penurunan kadar dopamine

Tujuan :

Setelah diberikan askep diharapkan pasien mendemonstrasikan prilaku yang memungkinkan

aktivitas

Kriteria hasil :

Tremor, bradikinesia, dan rigiditas pasien berkurang atau hilang

Rencana Tindakan :

1) Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang

terjadi.

2) Kaji derajat immobilisasi dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4)

3) Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.

Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu

perubahan posisi tersebut

4) Berikan/ bantu untuk melakukan latihan rentang gerak.

5) Instruksikan/ bantu pasien dengan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.

Tingkatkan aktivitas dan partisipasi dalam merawat siri sendiri sesuai kemampuan

Rasional :

1) Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi

pilihan intervensi yang akan dilakukan.

2) Pasien mampu mandiri (nilai 0), memerlukan bantuan/ peralatan yang minimal

(nilai 1), memerlukan bantuan sedang/ dengan pengawasan/ diajarkan (nilai 2),

memerlukan bantuan/ peralatan yang terus-menerus dan alat khusus (nilai 3),

tergantung secara total pada pemberi asuhan (nilai 4)

3) perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap

berat badan dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.

4) mempertahankan mobilitas dan fungsi sendi/ posisi normal ekstremitas dan

menurunkan terjadinya vena yang statis.

5) proses penyembuhan yang lambat seringkali menyertai trauma kepala dan pemulihan

secara fisik merupakan bagian yang amat penting dari suatu program pemulihan

tersebut.

15

Page 16: Makalah Parkinson Jadi

2. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d susah menelan

Tujuan :

Setelah diberikan askep diharapkan pasien tetap mendapatkan nutrisi secara adekuat

Kriteria hasil :

Intake nutrisi adekuat

Rencana Tindakan :

1) Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah dan menelan.

2) Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/ hilangnya atau suara yang hiperaktif

3) Jaga kenyamanan dalam memberikan makan pada pasien, seperti tinggikan kepala

tempat tidur selama pasien makan.

4) Berikan makanan yang lunak dan yang sesuai dengan selera pasien

5) Konsultasi dengan ahli gizi

Rasional :

1) faktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien harus

terlindung dari aspirasi.

2) fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus cedera kepala, jadi bising

usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau berkembangnya

komplikasi, seperti paralitik ileus.

3) menurunkan risiko regurgitasi dan/atau terjadinya aspirasi

4) dengan memberikan makanan yang lunak pasien bisa lebih mudah untuk menelan dan

makanan yang sesuai dengan selera pasien bisa meningkatkan nafsu makan

pasien.merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori/

nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, dan keadaan penyakit

sekarang.

3. Defisit parawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,menurunya

kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.

Tujuan :

Dalam waktu 2 x 24 jam keperawatan diri klien terpenuhi

16

Page 17: Makalah Parkinson Jadi

Kriteria Hasil:

Klien dapat menunjukkan perubahan hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu

melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan ,dan mengidentifikasi

personal/masyarakat yang dapat membantu.

Rencana Tindakan :

1) kaji kemampuan dan tingkat penurunan dan skala 0 – 4 untuk melakukan AD

2) hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.

3) kolaborasi pemberian pencahar dan konsul ke dokter terapi okepasi

4) ajarkan dan dukung klien selama klien aktifitas

5) modifikasi lingkungan

Rasional :

1) membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual

2) klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk untuk mencegah

frustasi dan harga diri klien.

3) pertolongan utama terhadap fungsi usus atau defekasi,untuk mengembangkan terapi

dan melegkapi kebutuhan khusus.

4) Dukungan padsa klien selama aktifitas kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan

perawatan diri.

5) Modifikasi lingkungan diperlukan untuk mengompensasi ketidakmampuan fungsi

4. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan

bicara dan kekakuan otot wajah

Tujuan :

Setelah di berikan asuhan keperwatan di harap pasien bisa berkomonikasi dengan benar

Kriteria Hasil :

Memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.

Rencana Tindakan :

1) Jaga komplikasi pengobatan.

17

Page 18: Makalah Parkinson Jadi

2) Rujuk ke terapi wicara.

3) Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki

kata-kata, volume, dan intonasi.

4) Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata

dalam kalimat setiap bernafas

5) Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam

perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.

Obat-obatan,zat polutan,toksikEx: karbon monoksida,sianida,karbon di sulfida

18

Page 19: Makalah Parkinson Jadi

Substansi nigra mati/melemah

Defisiensi dopamine

Parkinson

BAB 4

PENUTUP

19

Ridigitas tremor Kesulitan menelan Ketidakmampuan menggerakkan otot wajah

Penurunan dopamin

Kurangnya perawatan diri

Gangguan motorik

Kelemahan otot

Kerusakan mobilitas fisik

Intake tidak adekuat Volume bicara menurun

Resiko kurangnya nutrisiPerlambatan bicara

Kerusakan komunikasi verbal

Page 20: Makalah Parkinson Jadi

4.1 Kesimpulan

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai pusat otak yang

bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. (Suzanne C. Smetzer.2001)

Tanda-tanda :

a) Kekakuan pada ekstremitas

b) Kekakuan yang tampak Waxy dalam melakukan semua gerakan.

c) Kesulitan dalam mengawali, mempertahankan, dan melakukan aktivitas motorik

d) Mengalami penundaan dalam melakukan aktivitas normal.

Gejala Klinis :

a) Tremor

b) Rigiditas

c) Akinesia / Bradikinesa–hipokinesia

d) Langkah dan gaya berjalan

e) Pemeriksaan penunjang

f) Terapi Antikolinergik untuk mengontrol tremor dan kekauan.

g) Terapi Levodopa merupakan preaprat yang paling efektif untukmenghilangkan gejala.

4.2 Saran

Kepada calon peawat masa depan, hususnya instansi Stikes Ngudia Husada Madura

hendaklah mengetahui dengan benar segala sesuatu tentang kesehatan, tak terkeculi dengan

penyakit parkinson ini, sekalipun jarang di temukan, bukan berarti di sepelekan. Supaya nanti

ketika terjun kemasyarakat kita bisa membarikan asuhan keperawatan dengan benar.

Amiinnnnn..

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Makalah Parkinson Jadi

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta: EGC

Price, A. Sylvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Baughman, Diene C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Stein, Jay H. 1998. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

Www.Parkinson.com di akses tanggal 29 september 2012 pukul 12 00

Www.askepparkinson.com di akses tanggal 20 september 2012 pukul 19 00

21