makalah jadi PLTBio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ketika

Citation preview

MAKALAHPENGANTAR SISTEM TENAGAPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS

OLEHKELOMPOK 11

FADLAN DJAMIL323 12 001LEONARD BERNARDO PONGTULURAN323 12 012

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKAJURUSAN TEKNIK ELEKTROPOLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG2014KATA PENGANTARPuji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembangkit Listrik Tenaga Biogas tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai PLTBio yang merupakan jenis pembangkit listrik sederhana yang sekarang telah dibangun dan dikembangkan di wilayah terpencil Indonesia yang kekurangan suply energy listrik didaerahnya.Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada, Bapak Ir. Christian Lumembang, M.T yang telah ikhlas membagi ilmu dan setia membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini, Rekan penyusun yang setia mendampingi dan mendukung proses penyusunan makalah ini, Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penyusun miliki. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah yang penyusun tulis ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...iKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan21.4 Manfaat2BAB II PEMBAHASAN32.1 Pengertian Biogas32.2 Prinsip Kerja42.3 Komponen-komponen Register82.3.1 Komponen Biodigister102.3.1 Prosedur Perancangan Biodigister112.4 Perhitungan Daya13BAB III PENUTUP153.1 Kesimpulan153.2 Saran15DAFTAR PUSTAKA16LAMPIRAN17BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSemangat pemerintah dalam upaya mengefesienkan biaya anggaran dengan secara bertahap mengurangi subsidi BBM mengakibatkan dikembangkannya sektor energi alternatif dan terbarukan. Teknologi biogas merupakan teknologi sudah dikembangkan dan digunakan di berbagai negara sejak puluhan tahun yang lalu. Teknologi ini mudah diaplikasikan dan di operasikan bahkan di berbagai belahan dunia, mulai dari pedalaman afrika dengan teknik super sederhana, sampai skala industri di Jerman. Teknologi ini sangat sesuai dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB), mengingat NTB merupakan salah satu sentra penghasil ternak terbesar di Indonesia.Selain potensi aplikasinya yang memadai (mudah di buat), produksi biogas juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat sebagai sarana penyedia energi siap pakai. Berdasarkan basis perhitungan pemanfaatan kotoran 2 ekor sapi, maka produksi biogas dapat mencapai 1m3 perhari. 1 m3 Biogas setara dengan:1. 60-100 watt lampu bohlam selama 6 jam.2. 5-6 jam memasak menggunakan kompor gas3. Setara dengan 0,7 liter bensin4. Dapat memproduksi 1,25 kwh listrikBiogas merupakan salah satu alternative energi terbarukan yang bersumber dari proses penguraian biomasa. Biogas sudah mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1980-an, tetapi pemanfaatannya baru mulai digunakan di awal tahun 1990 dalam skala kecil hanya untuk keperluan memasak. Padahal ada manfaat lain yang biasa didapat seperti lampu penerangan, ataupun menyediakan energi untuk keperluan rumah tangga lainnya. Biogas adalah gas yang sifatnya mudah terbakar dabn berasal dari proses penguraian bahan organic secara anaerobic (tanpa udara) oleh bakteri/mikroorganisme dengan melalui beberapa tahapan proses.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah kami adalah sebagai berikut A. Bagaimana biogas dapat menghasilkan listrik ?B. bagaimana prinsip kerja BIOGAS?C. Komponen komponen apa saja yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga biogas?D. bagaimana perhitungan daya pada BIOGAS?E. bagaimana cara pengolahan limbah pada biogas?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikutA. untuk mengetahui tentang BIOGASB. Untuk mengetahui prinsip keja BIOGASC. Untuk mengetahui komponen komponen apa saja yang digunakan pada BIOGASD. Untuk mengetahui perhitungan daya pada BIOGASE. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelolah limbah pada BIOGAS

1.4 ManfaatAdapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang Pembangkit Listrik Tenaga Biogas sebagai sumber tenaga terbaharui.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian BiogasBiogas terdiri dari kira-kira 50-70% Metana (CH4) dan 50-30% carbon dioksida (CO2), arti dari biogas yaitu gas dari kotoran, gas dari rawa, dan metana (CH4). Berbeda dari metabolisme karbon microorganisme dari zat organik di lingkungan oxygen-bebas (bakteri anaerob), proses ini dikenal sebagai pembusukan atau fermentasi anoxic dan mengikuti rantai makanan. di dalam proses fermentasi sampah organik dapat memhasilkan biogas. gas ini dapat digunakan sebagai gas-alam untuk tujuan dibidang teknologi, pemanas atau menghasilkan energi listrik. gas ini dapat disimpan di stasiun pengisian bahan bakar gas, digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. untuk menghasilkan energi listrik.Biogas tidak membutuhkan bahan bakar tambahan kandungan biogas mirip dengan gas-alam. jika proses pembakaran dapat disesuaikan, biogas hanya memerlukan pengeringan sulfida hidrogen dan pemisahan amoniak. jika proses pembakaran tidak dapat disesuaikan maka sistem pemisahan gas carbon dioksiada akan diperlukan. Untuk kendaraan, mengisi bensin harus menggunakan sistem pengolahan gas tambahan. setelah itu hasil pengolahan biogas menjadi gas-alam murni ((90-97%) metana (CH4) dan (10-3%) gas carbon dioksida (CO2)). hasil sampingan lainnya dari pengolahan biogas yaitu (CO2). Gas ini digunakan sebagai alat mencairkan es, untuk produksi macam-macam minuman atau dalam bidang teknologi.

Bahan bakuBiogas yang dihasilkan dari m3/ton bahan baku

Pupuk dari kotoran sapi (kompos)60

Pupuk dari kotoran babi (kompos)65

Kotoran ayam130

Lemak1300

Tempat penyulingan limbah70

Biji padi-padian500-560

Pakan Ternak, tumbuh-tumbuhan, rumput, alga400

air sisa pembuatan keju dan susu50

Buah-buahan dan bubur gula bit50-70

Gliserin500

Biji-bijian anggur180

(kurang lebih 30 euro per 1000 m3/ kurs 1euro = Rp 15.606 ). Pembangkit Listrik tenaga Biogas adalah solusi terbaik untuk menyediakan gas ke wilayah terpencil.

2.2 Prinsip KerjaSampah organik padat (pupuk, kotoran) diangkut oleh rel berjalan (conveyor) ke tanki penyimpanan kotoran, sampah cair awalnya datang ke tangki utama. di tangki utama sampah dicampur, setelah dicampur suhunya akan hangat (kadang-kadang digin) untuk itu diperlukan suhu ideal. Biasanya tangki penyimpanan mempunyai daya tampung untuk 2-3 hari. Sampah padat dapat diisi juga ke tangki itu untuk dicampur atau dimasukan ke digester melalui keran pengisian.Sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dengan pompa atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organic cair. stasiun pompa kotoran (SPS) dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki pencampuran dan kran biomasa (pupuk, kotoran atau tempat penyulingan air kotor) disalurkan ke Digester (reaktor Organik). Tangki Reaktor Organik dibuat dari beton yang tahan terhadap asam dan gas. Reaktor panas dipisahkan. pemisahan panas ini dilakukan tergantung pada tempat Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan kondisi iklim.Bahkan di dalam Digester suhu memegang peranan penting, hal ini dapat diatasi dengan cara: biasanya disebut suhu mesophilic (+30-41) dalam beberapa hal suhu termophilic digunakan (kira-kira 55). Biomasa di dalam Digester diaduk, pengadukan ini dilakukan dengan beberapa cara dan bergantung dari jenis bahan baku, kelembabannya dan ciri-ciri yang lain yang digunakan. Pengadukan ini biasanya dilakukan oleh slopped mixer, mesin pengaduk tipe paddle giant atau pengaduk tipe submersed. semua tipe pengaduk ini dibuat dari baja tahan-karat bahkan alat pengaduk ini dapat berupa mesin hidraulik. Namun lapisan pompa mesin pengaduk biomasa dapat dimasuki oleh beberapa jenis bakteri. Bioreactor dibangun dengan beton atau kubah beton dan punya umur pemakaian 25-30 tahun.Pemanasan Digester dilakukan oleh air panas dengan suhu yang masuk kira-kira 60 dan suhu keluaran kira-kira 40. Sistem Pemanas dialirkan melalui jaringan pipa, yang dapat dipasang langsung ke dinding reaktor atau dapat ditempelkan ke bagian dalam sisi dinding Digester. Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dilengkapi dengan unit co-generation, Pemanasan digester dapat dilakukan oleh generator yang mendinginkan air. generator yang mendinginkan air mempunyai suhu 90 dan sebelum panas ini disalurkan ke sistem Pemanas Digester, panas ini dicampur dengan air dengan suhu 40 sehingga sistem pemanas menerima air dengan suhu 60. Air yang sebelumnya digunakan dapat dikembalikan dan dapat didaur ulang. Pada waktu musim dingin Pembangkit Listrik Tenaga Biogas memerlukan panas 70% dari alat pendingin generator dan memerlukan 10% pada musim panas. Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas hanya digunakan untuk produksi gas air panas dapat diambil dari boiler.Rata-rata waktu Penyimpanan biomasa di bioreactor (tergantung pada material yang digunakan ) 20-40 hari. selama waktu ini bahan organik melakukan metabolisasi (dimodifikasi) oleh micro organisme. Pakan ternak dari jagung disimpan dalam rentang waktu 70 - 160 hari. Waktu penyimpanan ditetapkan dari ukuran digester.Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri anaerob, yang dimasukan ke digester sepanjang pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. Selanjutnya bakteri anaerob tidak perlu dimasukan ke digester. Memasukan Bakteri anaerob dilakukan dari 3 cara berikut ini yaitu:1. Memasukan inti sari Bakteri anaerob2. Menambahkan pupuk baru atau3. Memasukan biomasa pada saat pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga Biogas.Biasanya metode ke 2 dan 3 yang paling murah yang digunakan orang-orang. Bakteri Anaerob dimasukan ke dalam pupuk yang berasal dari perut hewan dan tidak berbahaya bagi manusia atau hewan. Lagi pula Bio Reaktor ditutup hingga kedap udara. oleh sebab itu BioReaktor atau fermenter dapat ditempatkan dekat lahan pertanian atau fasilitas produksi.Sebagai hasil akhir didapatkan : Biogas dan Pupuk Organik (dalam bentuk padat maupun cair).Biogas terdapat di gasholder. di dalam gasholder, tekanan dan biogas dicampur sama rata. Membran EPDM pada Gasholder tahan akan daya renggang yang besar dan tahan terhadap perubahan bentuk (menggelembung). Bahan yang terdapat pada membran memiliki daya tahan terhadap cahaya matahari, endapan dan penguapan didalam BioReaktor. BioReaktor ditutup, hingga kedap udara menutupi gasholder. Ruang udara diantara gasholder dan sisi depan yang miring dipompa dengan udara untuk menekan dan menyekat panas. kadang-kadang Gasholder memiliki banyak penutup ruangan. Penutup dapat dilindungi oleh sabuk di atas kubah beton atau meletakan pemisah di tangki beton. Kapasitas Gasholder 0.5 1 x pengoperasian per hari.Dari gasholder biogas terus dialirkan ke gas co-generation unit. disini panas dan listrik dapat diproduksi. 1m3 dari bioga memproduksi 2 kwh energi listrik dan 2 kwh energi panas. Pembangkit Biogas yang besar dilengkapi dengan system proteksi terhadap kegagalan operasi, (pengoperasian mesin dan kegagalan pada saat pembakaran biogas). System biogas dilengkapi dengan ventilasi, pengekstrak embun dan desulphurization unit.System secara keseluruhan dioperasikan oleh unit kendali otomatis. Unit kendali bekerja mengoperasikan stasiun pompa, pencampur (pengaduk), sistem panas, otomatis gas dan generator. Setelah Bakteri anaerob mengurai biomasa. Hasilnya siap untuk dipakai sebagai pupuk. Pupuk organik cair dipisahkan oleh unit pemisah dan tersedia di tangki. di jerman (amoniak cair) digunakan sebagai pupuk dengan amoniak tinggi (NH4). Pupuk padat tersedia secara terpisah. Dari tangki penyimpan, Pupuk organik cair dipompa ke tangki Pengangkutan untuk lebih jauh didistribusikan atau dijual.Bila perusahaan tidak perlu listrik tetapi gas untuk mengisi kendaraan, Pembangkit Biogas menyediakan dengan sistem pengolahan gas dan stasiun pengisian metana. Sistem pengolahan gas dilengkapi dengan alat pemisah CO2 dari biogas dan berdasarkan penyerapan dan teknologi Pemisah. Kandungan CO2 dapat dikurangi dari 40% menjadi 10% (bahkan 1% jika mungkin diperlukan). Pilihan ini sangat menarik dengan mempertimbangkan dengan seksama bahan bakar disel harganya tinggi.Untuk sementara, tipe sampah organik menggunakan cara pengoperasian sesuai yang tersebut di atas. Sebagai contoh ini tidak dapat dikerjakan dengan 1 jenis bahan mentah seperti air sisa penyulingan dan butiran anggur. dalam hal ini menggunakan dua sistem tingkatan dengan menggunakan reaktor hidrolisis tambahan.Pembangkit Listrik Tenaga Biogas sendiri memakai energi 10-15% pada waktu musim dingin dan 3-7% di waktu musim panas. Untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas besar hanya memerlukan 1 orang untuk kerja 2 jam/hari.

2.3 Komponen komponen registerPemilihan jenis biodigester disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pembiayaan/ finansial. Dari segi konstruksi, biodigester dibedakan menjadi: 1. Fixed dome Biodigester ini memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan dalam reactor (biodigester). Karena itu, dalam konstruksi ini gas yang terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar reaktor.2. Floating dome Pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.Dari segi aliran bahan baku reaktor biogas, biodigester dibedakan menjadi:1. Bak (batch) Pada tipe ini, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses digesti. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari limbah organik.2. Mengalir (continuous) Untuk tipe ini, aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lama bahan baku selama dalam reaktor disebut waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HRT).Sementara dari segi tata letak penempatan biodigester, dibedakan menjadi:1. Seluruh biodigester di permukaan tanah Biasanya berasal dari tong-tong bekas minyak tanah atau aspal. Kelemahan tipe ini adalah volume yang kecil, sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan sebuah rumah tangga (keluarga). Kelemahan lain adalah kemampuan material yang rendah untuk menahan korosi dari biogas yang dihasilkan.2. Sebagian tangki biodigester di bawah permukaan tanah Biasanya biodigester ini terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, dan kapur yang dibentuk seperti sumuran dan ditutup dari plat baja. Volume tangki dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan. Kelemahan pada sistem ini adalah jika ditempatkan pada daerah yang memiliki suhu rendah (dingin), dingin yang diterima oleh plat baja merambat ke dalam bahan isian, sehingga menghambat proses produksi.3. Seluruh tangki biodigester di bawah permukaan tanah Model ini merupakan model yang paling popular di Indonesia, dimana seluruh instalasi biodigester ditanam di dalam tanah dengan konstruksi yang permanen, yang membuat suhu biodigester stabil dan mendukung perkembangan bakteri methanogen.

2.3.1 Komponen Biodigister

Komponen pada biodigester sangat bervariasi, tergantung pada jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara umum biodigester terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut:1. Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk.2. Saluran keluar residu Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar nutrisi yang tinggi.3. Katup pengaman tekanan (control valve) Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.4. Sistem pengaduk Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengadukan mekanis, sirkulasi substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi pengendapan dan meningkatkan produktifitas biodigester karena kondisi substrat yang seragam.5. Saluran gas Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.6. Tangki penyimpan gas Terdapat dua jenis tangki penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit reaktor (floating dome) dan terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.2.3.2 PROSEDUR PERANCANGAN BIODIGESTERA. Perhitungan volume biodigesterPerhitungan ini menggunakan data-data: Jumlah kotoran sapi per hari yang tersedia. Untuk mendapatkan jumlah kotoran sapi perhari, digunakan persamaan:

dimana n adalah jumlah sapi (ekor), 28 kg/hari adalah jumlah kotoran yang dihasilkan oleh 1 (satu) ekor sapi dalam sehari.

Komposisi kotoran padat dari kotoran sapi. Komposisi kotoran sapi terdiri dari 80% kandungan cair dan 20% kandungan padat. Dengan demikian, untuk menentukan berat kering kotoran sapi adalah:

Perbandingan komposisi kotoran padat dan air. Bahan kering yang telah diperoleh tadi harus ditambahkan air sebelum masuk biodigester agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan optimum. Perbandingan komposisi antara bahan kering dengan air adalah 1:4. Dengan demikian, jumlah air yang ditambahkan adalah:

Hasil perhitungan di atas menunjukkan massa total larutan kotoran padat (mt) Waktu penyimpanan (HRT) kotoran sapi dalam biodigester. Waktu penyimpanan tergantung pada temperatur lingkungan dan temperatur biodigester. Dengan kondisi tropis seperti Indonesia, asumsi waktu penyimpanan adalah 30 hariDari data-data perhitungan di atas, maka diperoleh volume larutan kotoran yang dihasilkan adalah sebesar:

dengan t = massa jenis air (1000 kg/m3).Setelah volume larutan kotoran diketahui, maka volume biodigester dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:

dengan tr = waktu penyimpanan (30 hari).2.4 Perhitungan DayaHal pertama yang harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi yang dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan jumlah feses dan sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan baku ini akan menentukan berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk biogas. 1 ekor sapi dewasa mampu menghasilkan kotoran sapi sebanyak 25 kg/hari [7]. Jika ada 8 kelompok ternak sapi ditambah 1 keluarga yang beternak sendiri, dengan total ternak sapi sebanyak 224 ekor, maka kotoran yang dihasilkan oleh ternak ini adalah sebanyak 5600kg/hari. Kandungan bahan kering untuk 1 ekor sapi perah adalah sebesar 20%, maka kandungan kering total adalah sebesar 1120 kg.BK. Sehingga, potensi biogas dari kotoran sapi yang dapat diperoleh adalah sebesar 1120kg.BK x 0,04 = 44,8 m3/hari.Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, untuk mengetahui konversi biogas menjadi energi lain, dapat dilihat pada tabel berikut

Konversi Biogas dan Penggunaannya PenggunaanEnergi 1m3 Biogas

PeneranganLampu 60-100 watt selama6 jam

MemasakMemasak 3 jenis makananuntuk 5-6 orang

TenagaMenjalankan motor 1 HPselama 2 jam

Listrik4,7 kWh energi listrik

Dengan demikian, potensi energi listrik yang dihasilkan dari kotoran ternak yang telah diolah di pinggiran Kota Batam adalah sebesar :44,8 m3 x 4,7 kWh = 210,56 kWh/hari dengan daya keluaran 210,56/24 = 8,77 kWDengan kapasitas 210,56 kWh/hari, maka biogas dari kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara).Biogas merupakan solusi terbaik dalam mengatasi krisis energi yang menjadi masalah yang sangat krusial pada saat ini, apalagi jika diterapkan di masyarakan yang berpenghasilan rendah. Terbukti dari hasil perhitungan di atas apabila seluruh warga yang ada di pinggiran Kota Batam mau bekerja sama mengolah kotoran sapi mereka menjadi biogas, dengan jumlah sapi 224 ekor dapat menghasilkan energi listrik sebesar 210,56 kWh/hari.2. Pada pembangkit ini memanfaatkan gas untuk memutar turbin. Pembangkit ini mempunyai banyak keuntungan, diantaranya: dapat mengurangi sampah yang ada di lingkungan, bahan baku mudah untuk dicari, dan zat sisa dari pembangkit ini dapat digunakan sebagai pupuk.3. Kekurangan dari pembangkit ini yaitu dapat menimbulkan bau yang tak sedap dan susah dalam perawatan/ pembersihannya.

3.2 Saran

Hendaknya pembangkit ini terus disempurnakan untuk mengantisipasi krisis energy di masa yang akan datang dan selain disempurnakannya teknologi ini selayaknya pemerintah ikut aktif dan terus mendukung para inisiator atau pengembang energy terbarukan untuk di masa yang akan dating, karena energy yang terbarukan bisa menjadi hal yang utama dalam bidang energy dibalik semakin berkurangnya sumber energy dari fosil.DAFTAR PUSTAKA

http:// biogaszorg-biogas.comArismunandar Wiranto, Penggerak Mula Turbin, Edisi Ketiga, Bandung, ITB, 2004 Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rahayu, Penanganan Limbah Industri Pangan, Jakarta, 2008Daryanto, DRS., Energi (Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Manusia), 2009Junus, M., 1987, Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Ludwig Sasse-Borda, 1988, Biogas Plant Manual Book, A Publication of the Deutsches Zentrum Entwicklungstechnologien GATE in: Deutsche Gesellschaft Technische Zusammenarbeit (GTZ)Suriawiria, U., 2005, Menuai Biogas dari Limbah

LAMPIRAN

KONSTRUKSI BANGUN LENGKAP PLTBio

DIGESTER

ALAT KONVERTER GAS KE LISTRIK