22
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Be laka ng Mas a keha mil an dan per sal inan pad a man usi a did esk rips ikan ole h Bro nisl aw Malinowski menjadi fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Dides kripsik an bahwa ibu hamil dan yang akan bersal in dilindungi secara adat, relig i, dan moral/kesusilaan; berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik antara ibu dan  bayi, serta terut ama untuk mencap ai kesejaht eraan dan kebahag iaan. Kondisi terseb ut di hada pkan pada ke nyat aa n adanya tr auma pe rs alinan dalam ma syar akat, ya ng mengakibatkan ansietas pada para ibu hamil Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan karena menganggap masa tersebut kritis karena dapat membahayakan bagi janin dan/atau ibun ya. Mas a tersebut yang kada r kek rit isa nnya bisa dip anda ng ber beda bagi set iap individu, dires pons masyar akat dengan strategi-st rategi , seper ti dalam berbagai upacara keha mil an, anjuran, dan lar angan secara tra disi onal . Disamp ing itu , mas yara kat sec ara umum be rp erilaku mementingk an pe me li ha ra an ke sehatan ke hami la n, me nuru t  penget ahuan kesehatan moderen dan tradisional. Strate gi-strat egi tersebut dilakuk an warga masyarakat agar dapa t dica pai kond isi keha mil an dan per salinanideal tanpa gan ggu an Terlepas dari sudut pandang masyarakat tentang masa kehamilan dan persalinan yang kritis, terda pat berbaga i pandang an budaya (tuntutan budaya), sert a faktor -faktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Hal-hal tersebut meliputi, keinginan ideal  perorangan untuk memil iki anak dengan jenis kelami n tertentu; mengat ur waktu kelahira n; mengatur kondisi potongan tubuh saat hamil; sikap menerima-tidaknya kehamilan; kondisi hubungan suam i-i steri; kond isi keters edia an sum ber sosial; peng ala man per ora ngan (mengatasi) menghadapi komplikasi persalinan, dan lain-lain. Berbagai pandangan budaya dan faktor-faktor sosial lainnya tersebut bisa menjadi stresor, yang mendukung pandangan

MAKALAH JADI

  • Upload
    -

  • View
    500

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 1/22

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kehamilan dan persalinan pada manusia dideskripsikan oleh Bronislaw

Malinowski menjadi fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Dideskripsikan bahwa ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi, dan

moral/kesusilaan; berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik antara ibu dan

 bayi, serta terutama untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Kondisi tersebut

dihadapkan pada kenyataan adanya trauma persalinan dalam masyarakat, yang

mengakibatkan ansietas pada para ibu hamil

Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan

karena menganggap masa tersebut kritis karena dapat membahayakan bagi janin dan/atau

ibunya. Masa tersebut yang kadar kekritisannya bisa dipandang berbeda bagi setiap

individu, direspons masyarakat dengan strategi-strategi, seperti dalam berbagai upacara

kehamilan, anjuran, dan larangan secara tradisional. Disamping itu, masyarakat secaraumum berperilaku mementingkan pemeliharaan kesehatan kehamilan, menurut

 pengetahuan kesehatan moderen dan tradisional. Strategi-strategi tersebut dilakukan warga

masyarakat agar dapat dicapai kondisi kehamilan dan persalinanideal tanpa gangguan

Terlepas dari sudut pandang masyarakat tentang masa kehamilan dan persalinan

yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya (tuntutan budaya), serta faktor-faktor 

sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Hal-hal tersebut meliputi, keinginan ideal

 perorangan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu; mengatur waktu kelahiran;

mengatur kondisi potongan tubuh saat hamil; sikap menerima-tidaknya kehamilan; kondisi

hubungan suami-isteri; kondisi ketersediaan sumber sosial; pengalaman perorangan

(mengatasi) menghadapi komplikasi persalinan, dan lain-lain. Berbagai pandangan budaya

dan faktor-faktor sosial lainnya tersebut bisa menjadi stresor, yang mendukung pandangan

Page 2: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 2/22

 

 bahwa masa hamil dan bersalin dianggap kritis dan mengakibatkan kekhawatiran bagi

warga masyarakat.

Hal-hal tersebut di atas dapat menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan sampai berat)

 pada para ibu, seperti ansietas saat hamil yang secara klinik/empiris menurut para dokter 

ahli kebidanan dan penyakit kandungan banyak ditemukan; mual dan muntah berlebihan;

fisik lemah (yang memerlukan jaminan kualitas-medis); atau bahkan komplikasi persalinan

karena ansietas sebagai salah satu penyebabnya; dan sampai saat pasca salin para ibu

 bersikap pasif dalam mengurus bayi .

Page 3: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 3/22

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Seorang wanita adalah seorang manusia, sedangkan manusia adalah makhluk bio – 

 psiko – cultural – spiritual yang utuh dan unik.

• Bio artinya wanita adalah makhluk biologis yang memerlukan kebutuhan sesuai dengan

tingkat perkembangannya untuk kelangsungan hidup.

• Psiko artinya wanita mempunyai sisi kejiwaan harus diperhatikan dalam setiap

memberikanpelayanan.

• Sosio artinya wanita adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan

membutuhkan orang lain.

• Kultural artinya wanita adalah makhluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan – 

kebiasaan tertentu.

• Spiritual artinya wanita adalah makhluk yang secara fitrah akan selalu membutuhkan

tuhan sebagai sandaran.

• Utuh artinya pandangan kita kepada seorang wanita sebagai makhluk bio – psiko – sosio

 – cultural dan spiritual etrsebut harus dipandang secara menyeluruh, tidak bias hanya

dipandang dari segi biologisnya saja, atau psikologisnya saja karena sisi tersebut menjadi

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

• Unik artinya wanita adalah makhluk yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik dari

segi bio, psiko, sosio, cultural maupun spiritualnya. Masa kehamilan dan persalinan pada

manusia dideskripsikan oleh

Page 4: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 4/22

 

2.2 KEHAMILAN

Memasuki masa kehamilan sama dengan mengalami berbagai perubahan fisik 

maupun psikologis. Dengan mengenali berbagai perubahan pada ibu hamil (bumil), pasutri

 bisa lebih mempersiapkan kehamilan sehingga mampu menjalaninya dengan lebih

menyenangkan.

Pada trimester pertama, biasanya istri akan mengalami ngidam yang kadang

 berlebihan Dan sekadar meminta perhatian suami. Sebaiknya tanyakan kepada dokter 

apakah Ada kekurangan dalam tubuh bumil. Sedangkan pada trimester kedua bentuk tubuh

 bumil mulai berubah, diikuti dengan perubahan posisi tidur, hingga pola hubungan seks

 pasutri. Jika bumil stres dengan kondisinya, sebaiknya konsultasikan kepada psikolog

untuk mencari bantuan.

Lain lagi pada trisemester ketiga. Bumil akan ngidam pada bulan terakhir, ditambah

munculnya ketakutan akan fisik anak, misalnya apakah jarinya lengkap, atau ketakutan atas

kondisi ibunya, misalnya meninggal (saat melahirkan). Akibatnya bumil cenderung

moody," papar psikolog yang akrab disapa Romi ini, dalam seminar diadakan oleh Lactamil

 beberapa waktu lalu.

Lebih detailnya, berikut kondisi psikologis bumil yang umum dialami, Dansebaiknya pasutri mempersiapkan secara psikis menjelang kehamilan:

• Trimester pertama

* Bumil mengalami kondisi psikis campur-aduk, antara cemas, bahagia, Dan ragu dengan

kehamilannya. Ia mengetahui kemunculan tanda kehamilan, namun masih ragu apakah

 positif hamil atau tidak.

* Bumil mengalami fluktuasi emosi, risikonya akan muncul pertengkaran atau rasa tidak 

nyaman. Dengan komunikasi yang baik, pasutri bisa menyiapkan kondisi ini berjalan lebih

 baik.

Page 5: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 5/22

 

* Bumil mengalami perubahan hormonal, yang akan juga mempengaruhi psikis

 perempuan.

* Bumil mengalami morning sickness, jadi perempuan membutuhkan dukungan suami

untuk menjalani kondisi yang juga akan berpengaruh pada psikis perempuan.

• Trimester kedua

* Bumil mulai lebih tenang Dan bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi Dan

kehamilannya.

* Bentuk tubuh mulai berubah. Untuk ibu yang fokus pada penampilannya, kondisi ini

 bisa mempengaruhi psikis Dan emosinya. Perubahan bentuk tubuh juga mempengaruhi

kehidupan seksual, karena itu pasutri perlu melakukan penyesuaian agar hubungan seks

menyenangkan bagi keduanya. Hubungan ibu dengan bayi juga mulai terjalin pada masa

ini. Mengajak janin bicara atau mendengarkan musik misalnya, bisa membangun

hubungan lebih dekat, Dan mempengaruhi bumil agar lebih nyaman dengan

kehamilannya.

* Bumil akan mulai melihat Dan meniru peran ibu, karena kebutuhannya akan figur ibu

semakin kuat.

* Bumil akan semakin bergantung kepada pasangannya.

Page 6: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 6/22

 

• Trimester ketiga

* Kehamilan semakin membesar, begitupun dengan stres pada bumil. Seringkali kondisi ini

membuat bumil bermasalah dengan posisi tidur yang kurang nyaman, sehingga bumil

mudah terserang lelah.

* Emosi bumil juga kembali fluktuatif. Kali ini bumil lebih membayangkan risiko

kehamilan Dan proses persalinan. Rasa takut mulai muncul, bukan hanya ketakutan atas

risiko kondisi bayi namun juga keselamatan bumil untuk melewati proses persalinan.

"Bumil perlu release Dan berserah agar lebih tenang menjelang proses persalinan. Sebab

dalam beberapa hal Ada yang sifatnya genetik, sehingga tidak bisa dikendalikan

2.3 PERIODE ANTENATAL

Periode antenatal adalah kondisi yang dipersiapkan secar fisik dan psikologis untuk 

kelahiran dan menjadi orang tua. Pada periode ini, wanita yang sehat akan mencari petunjuk 

dan perawatan secara teratur. Kunjungan antenatal biasanya dimulai segera setelah terlambat

haid sehingga dapat diidentifikasi diagnosis dan dilakukan perawatan terhadap kelainan yang

mungkin berkembang pada ibu hamil. Perawatan didesain untuk memantau pertumbuhan dan

 perkembangan janin dan menentukan keadaan abnormal untuk mengantisipasi kelahirannya.

Ibu dan keluarganya membutuhkan dukungan untuk mengatasi stress dan untuk belajar 

menjadi orang tua.

2.3.1 Filosofi Asuhan Antenatal

Filosofi adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan yang mendasari seseorang

untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola hidupnya.

Page 7: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 7/22

 

Pada prinsipnya philosofi asuhan kehamilan merujuk pada philosofi bidan dalam

memberikan pelayanan kebidanan antara lain, menyatakan bahwa:

• Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses

 pathologis, tetapi dapat menjadi pathologi/ abnormal. Menyadari hal tersebut dalam

melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi – intervensi yang tidak perlu kecuali

ada indikasi.

• Setiap perempuan berkepribadian unik, dimana terdiri atas, bio, psiko sosial yang

 berbeda, sehingga dalam memperlakukan pasien / klien satu dengan yang lainnya juga

 berbeda dan tidak boleh disamakan.

• Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan dengan

 berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan / konseling pemenuhan

kebutuhan ibu hamil maupun dengan upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT

 pada ibu hamil dan pemberian tablet tambah darah dan lain sebagainya.

• Perempuan mempunyai dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan dimana

mendapatkan pelayanan kesehatan.

• Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan

 promotif (Peningkatan kesehatan).

Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologidilakukan hanya atas indikasi.

• Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk memberdayakan perempuan.

2.3.2 Ruang Lingkup Asuhan Antenatal

Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara

konprehensif atau menyeluruh.

Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil:

Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa tiap kunjungan

 pemeriksaan ibu hamil.

Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap

Page 8: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 8/22

 

Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU) posisi/presentasi

dan penurunan Janin.

Melakukan penilaian pelvic,ukuran dan penurunan janin

Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan

fetoskope/ pinar dan gerakan janin dengan palpasi

Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)

Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

Mengkaji kenaikan berat

2.4 ADAPTASI KEHAMILAN

Kehamilan memengaruhi seluruh anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga

harus beradaptasi. Adaptasi ini memerlukan proses, bergantung pada budaya lingkungan yang

sedang menjadi tren masyarakat.

Adaptasi Maternal

Wanita segala usia selama masa kehamilannya beradaptasi untuk berperan

sebagai ibu, suatu proses belajar yang kompleks secara social dan kognitif. Pada

kehamilan awal, tidak ada yang berbeda. Ketika janin mulai bergerak pada trimester 

kedua, wanita mulai memerhatikan kehamilannya dan berdiskusi dengan ibunya atau

teman lain yang pernah hamil.

Kehamilan merupakan krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress. Namun,

 jika krisis tersebut dapat ditanggulangi, wanita menjadi siap untuk memasuki fase

 baru, yaitu mengemban tanggung jawab dan merawat kehamilannya. Konsep diri

wanita berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran baru. Secara bertahap,

ia berubah dari memerhatikan dirinya sendiri dan mempunyai kebebesan, menjadi

 berkomitmen untuk bertanggung jawab kepada makhluk lain.

Perkembangan ini membutuhkan tugas perkembangan yang pasti dan tuntas,

yaitu menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali

Page 9: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 9/22

 

hubungan dengan ibunya, dengan suaminya, dan dengan bayi yang dikandungnya serta

menyiapkan kelahiran bayinya. Dukungan suami secara emosional adalah factor yang

 penting untuk keberhasilan tugas perkembangan ini.

• Identifikasi Peran

Peran ibu dimulai ketika wanita menjadi ibu dari anaknya. Persepsi

lingkungan social terhadap aturan peran wanita dapat memengaruhi pilihan

untuk menjadi ibu atau wanita karier, menikah atau tetap melajang, atau

menjadi bebas, bukan bergantung pada orang lain. Bermain peran dengan

 boneka, mengasuh bayi dan saudara dapat meningkatkan pemahaman tentang

 peran ibu. Perempuan yang menyukai bayi atau anak-anak, mempunyai

motivasi untuk menerima kehamilan dan menjadi ibu.

• Hubungan dengan Janin

Hubungan ibu dengan anak dimulai sejal hamil, ketika ibu mengkhayal

dan memimpikan dirinya sebagai ibu. Ibu ingin dekat, hangat, bercerita kepada bayinya dan memcoba membayangkan adanya tangisan bayi, gangguan

terhadap kebebasan, dan kegiatan mengasuh anak. Hubungan ibu dan anak 

 berkembang dalam 3 fase selama hamil.

Fase 1. Ia menerima kenyataan biologis tentang kehamilan dengan pernyataan

“saya hamil” dan menyatakan ide tentang anak di dalam tubuhnya dan

gambaran dirinya sebagai berikut:

• Pikiran terpusat pada dirinya

• Menyadari kenyataan dirinya hamil

Page 10: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 10/22

 

• Janin adalah bagian dari dirinya

• Janin seolah-olah tidak nyata

Fase 2. Pada saat ini ibu merasakan hal-hal sebagai berikut:

• Menerima tumbuhnya janin yang merupakan makhluk yang berbeda

dengan dirinya (pada bulan ke-5).

• Timbul pernyatan “Saya akan menpunyai seorang bayi”.

• Tumbuh kesadaran bahwa bayinya adalah makhluk lain yang terpisah dari

tubuhnya

• Terlibat dalam hubungan ibu-anak, asuhan dan tanggung jawab.

• Mengembangkan kedekatan (attachment ). Wanita yang kehamilannya

direncanakan akan senang dengan kehamilannya dan merasa dekat dengan

 bayinya lebih awal disbanding wanit lain.

• Menerima kenyataan hamil, mendengar denyut jantung janin, dan

merasakan gerakan janin, membuat wanita merasa tenang sehingga dapat

lebih berintrospeksi dan berfantasi tentang anaknya. Ia akan senag pada

anak kecil.

Fase 3. Ini adalah proses attachment  dan ibu merasakan hal-hal sebagai

 berikut:

• Meras realistis.

• Mempersiapkan kelahiran.

• Mempersiapkan diri menjadi orang tua.

• Spekulasi mengenai jenis kelamin anak.

Page 11: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 11/22

 

• Keluarga berinteraksi dengan menenpelkan telinganya ke perut ibu dan

 berbicara dengan janin.

2.5 Gangguan emosi ibu hamil

Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan

suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil mengalaminya,

hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan

tubuh dan hormonal ibu hamil. Di samping itu tentu ada faktor psikologis yang juga bisa

mencetus.

Meskipun mood swing adalah hal umum bagi sebagian besar ibu hamil, namun 1

dari 10 ibu hamil yang mengalaminya, dapat mengalami fluktuasi ekstrim dan mengalamimasalah yang signifikan, demikian ungkap sebuah majalah Australia.

Berikut beberapa tanda yang perlu dicermati:

• Kehamilan tak diinginkan

• Kehamilan berisiko

• Jarak kehamilan yang terlalu dekat

Riwayat keguguran• Kehamilan normal tapi punya pengalaman anak pertama sakit berat atau

 pengalaman mengasuh anak pertama sulit

 

Akibat memiliki banyak pengetahuan, kesadaran ibu meningkat. Tetapi tanpa

informasi yang utuh, kesadaran yang awalnya merupakan hal baik berbalik menimbulkan

“tekanan” pada diri ibu. Ibu ingin agar anaknya mendapat stimulasi tepat, terhindar dari

 penyakit, ingin segalanya serba sempurna. “Sudah begini, ibu sebaiknya banyak berdiskusi

dengan orang yang ahli di bidangnya, agar dapat gambaran yang utuh. Apabila menyangkut

 penyakit anak, berdiskusilah dengan dokter anak, seputar gizi tanyalah pada ahli gizi dan

seterusnya,” lanjut ibu yang ditempa oleh pengalaman hamil dan membesarkan 3 putra-

Page 12: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 12/22

 

 putri ini.

 

Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif bahkan

ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima kenyataan

 bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik. Mood swing

adalah perubahan pada tataran psikologis yang umum dialami sebagian besar ibu hamil.

Anda dan pasangan memang tak perlu membesar-besarkan masalah ini, namun fenomena

ini tak boleh diabaikan.

 

Masa trimester pertama, saat perubahan besar-besaran, calon ibu mengalami

morning sickness disertai mood swing yang cukup menyolok. Memasuki trimester kedua,

calon ibu biasanya sudah mulai beradaptasi. Memasuki trimester tiga,sekitar usia

kehamilan 7 – 8 bulan, mood swing hebat bisa menghinggapi calon ibu.

Sebagian ibu hamil, justru baru mengalami mood swing di trimester terakhir. Di

antaranya, karena kelelahan fisik mencapai puncaknya, rasanya seperti “bisul” yang mau

 pecah. Selain itu, muncul pula rasa bosan terhadap kondisi fisik yang serba kurang nyamanini. Apabila ibu hamil mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bisa mengalihkan

 perhatiannya dari kondisi ini, mood swing parah bisa dihindari, bahkan diminimalkan.

 

Memiliki bekal pengetahuan yang banyak ternyata tidaklah cukup. Belajar 

menerima mengenali dan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci sukses menjadi ibu

dan ayah baru. Sudah terlanjur kurang menyadarinya?! Tak perlu merasa bersalah. Apapun

 pengalaman Anda selama bertransformasi jadi orang tua adalah “guru” terbaik bagi Anda

dan si kecil.

iwa, tingkatan paling parah dari fluktuasi emosi dan psikologis ibu hamil ini disebut

sebagai gejala pre-baby blues atau mood disorder , yang apabila terakumulasi bisa menjadi

depresi. Bukan hanya karena memiliki ciri yang mirip dengan baby blues, yang dialami ibu

Page 13: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 13/22

 

setelah melahirkan. Istilah ini juga mengacu pada hasil temuan para psikiater, apabila tak 

terdeteksi dini dan ditangani dengan tuntas, bisa menjadi “akar” dari baby blues atau post

 partum depression.

Selama calon ibu mendapat cukup dukungan dari orang-orang sekitar, merasa

 bahagia, memiliki pandangan positif terhadap kehamilan, didampingi orang-orang yang

 berpandangan positif terhadap kehamilan, juga suami yang memberi ketenangan, perhatian

dan kasih sayang, ia akan survive. Yang tak boleh dilupakan: asupan zat gizi dan istirahat

yang cukup

Tanda yang harus dicermati calon ibu dan ayah, berikut:

• calon ibu tidak bisa berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan

• mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

• mengganggu hubungan calon ibu dengan orang-orang sekitarnya

• calon ibu tak bisa mengurus diri sendiri, keluarga dan anak (apabila kehamilan kedua)

• kondisi calon ibu mengancam keselamatan janin (misalnya, menolak makan, atau makan

 berlebihan, sampai keinginan untuk bunuh diri)

2.6 respon ibu hamil

Kondisi hamil mengganggu citra tubuh ibu hamil. Ibu hamil juga perlu

mengkaji kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya. Stress pada ibu hamil

dipengaruhi oleh emosi, sosiologi, latar belakang budaya, dan penerimaan atau

 penolakan terhadap kehamilannya. Respons emosi dan psikologis ibu hamil

termasuk menolak, menerima, introversi, perasaan berubah, dan perubahan citra

tubuh.

Ambivalensi. Perasaan menolak (ambivalensi) disebabkan oleh perasaan

khawatir bahwa waktunya “salah”, bahwa kehamilan ini tidak diinginkan, “nanti”

dan “tidak sekarang”, karena merasa takut dan cemas, merasa ragu-ragu pada

 peran baru, tidak tertanggulanginya konflik dengan ibu, atau ketakutan terhadap

kehamilan dan persalinan. Akibat dari penolakan yang berkepanjangan antara lain

Page 14: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 14/22

 

sering mengalami depresi, ketidaknyamanan fisik, ketidakpuasan bentuk tubuh,

 perubahan perasaan yang drastic, dan kesulitan menerima perubahan akibat

kehamilan.

Cemas. Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan

kehamilan. Namun, hubungan ini belum jelas. Cemas mungkin merupakan emosi

 positif sebagai perlingdungan menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah

apabila berlebihan.

Depresi kehamilan. Banyak penelitian tentang depresi berfokus pada depresi

 pascapartum atau menilai depresi antenatal untuk memprediksi depresi

 pascapartum.

Menerima kehamilan. Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran

sebagai ibu adalah menerima ide untuk hamil. Tingkat pemerimaan ini

digambarkan dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respons emosinya.

Banyak wanita merasa kaget mendapatkan darinya hamil. Pemerimaan terhadap

kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata.

Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita

dapat tidak suka untuk hamil, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan.

Pada trimester pertama, kenyataan hamil yang dialami ibu meliputi amenorea

(tidak haid), uji kehamilan dinyatakan positif, pikiran terpusat pada dirinya, janin

adalah bagian dari dirinya, dan janin seolah-olah tidak nyata.

Pada trimester kedua, ibu relative tenang morning sickness dan ancaman

abortus spontan sudah lewat. Ibu akan menghadapi kenyataan bahwa ada janin

yang berada di dalam kandungannya. Hal itu disarankan melalui gerakan janin dan

 perutnya yang bertambah besar. Hubungan ibu dan anak mulai timbul. Ibu mulai berfantasi tentang bayinya.

Pada trimester ketiga terdapat kombinasi perasaan bangga dan cemas tentang

apa yang akan terjadi pada saat melahirkan. Pada saat itu, ibu akan mengalami:

Page 15: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 15/22

 

Merasa diri diistimewakan di lingkungan umum (ia dapat menerima atau

menolak).

Proses kedekatan dengan janinnya berlanjut

Mempersiapkan diri menjadi orang tua/ ibu.

Spekulasi mengenai jenis kelamin anak dan nama anak.

Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinga ke perut ibu, berbicara

dengan janinnya.

Pada akhir trimester ketiga ketidaknyamanan fisik meningkat dan ibu

memerlukuan istirahat. Ibu merasa lebih cemas terhadap kesehatan dan

keselamatan melahirkan. Untuk itu, perlu dianjurkan untuk menyiapkan kelahiran

dan menyesuaikan diri dengan kontraksi rahim. Ibu akan menjadi lebih sensitive

dan memerlukan perhatian dan dukungan dari suami atau keluarganya.

Perasaan murung. Emosi ibu hamil bermacam-macam, misalnya, menangis

karena sebab yang sepele. Bila ditanya mengapa, ia akan sulit member jawaban.

Situasi ini mungkin tidak menenakkan bagi suami dan keluarganya sehingga

menyebabkab kebingungan. Jika suami tidak dapat menangani masalah ini, ia

dapat menjauh atau bersikap tidak peduli. Ibu hamil akan merasa tidak dicintai

dan tidak didukung kerana ia butuh untuk lebih disayangi dan diperhatikan. Agar 

keadaan lebih mudah diatasi, pasangan suami istri perlu diberi pemahaman bahwa

ini adalah karakteristik ibu hamil.

Perubahan citra tubuh. Perubahan tubuh ibu hamil yang berlangsung cepat

akan menimbulkan perubahan citra tubuh. Tingkat perubahan dipengaruhi oleh

factor kepribadian, respons social, dan sikap menghadapi kehamilan. Perubahan

citra tubuh adalah hal normal, tetapi dapat menimbulkan stress. Untuk membantu

menghilangkan stress dalam kehamilan, diperlukan penjelaskan dan diskusi

dengan pasangan.

Page 16: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 16/22

 

2.7 ADAPTASI AYAH

Seorang ayah berperan penug dalam perawatan, terlibat sebagai ayah, dan

 pemberi nafkah, sebagai respon terhadap tekanan masyarakat. Pengaruh feminism dan

tekanan ekonomi menyebabkan lebih banyak wanita bekerja di luar rumah dan

 berbagai peran sebagai orang tua. Sering terjadi perasaan menolak karena banyak 

factor, misalnya, apakah kehamilan itu direncanakan, bagaimana hubungan laki-laki

tersebut dengan istri/pasangannya, pengalaman kehamilan sebelumnya, umur, dan

kestabila ekomoni.

Sumber stress

Seorang ayah mengalami stress dalam transisi menjadi orang tua.

Penyebabnya antara lain:

• Masalah keuangan.

• Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.

• Cemas bayinya tidak sehat atau normal.

• Khawatir tentang nyeri saat istrinya melahirkan.

• Peran selama persalinan.

• Perubahan hubungan dengan istri/pasangan.

• Hilangnya respon seksual.

• Perubahan hubungan dengan keluarga atau teman laki-lakinya.

• Kemampuan sebagai orang tua.

Peran ayah berkembang sejalan dengan peran ibu. Secara umum, ayah yang

stress menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah dan senang mengasuh

anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, membagi pengalaman tentang

kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.

Page 17: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 17/22

 

Perkembangan pengalaman ayah dibagi sesuai fase-fase dalam kehamilan

istrinya:

• Trimester pertama

1. Setelah mengetahui istrinya hamil, ia akan memberitahu teman dan

relasinya tentang kabar gembira tersebut.

2. Sering bingungterhadap perubahan perasaan istrinya, termasuk perubahan

tubuh. Ia memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan

menurunnya keinginan untuk hubungan seksual.

3. Saat ini anaknya adalah bayi yang ‘potensial’. Ayah sering

membayangkan berinteraksi dengan anaknya yang dibayangkan berumur 

5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum kelihatan.

• Trimester kedua

1. Peran ayah pada saat ini masih samar-samar, tetapi perannya meningkat

dengan melihat dan merasakan gerakan janin.

2. Ayah menjadi lebih nyaman dengan peran baru. Melihat anaknya pada

saat di USG adalah pengalaman yang penting dalam menerima kenyataan

istrinya hamil.

3. Seorang ayah ingin meniru atau membuang perilaku sebagai ayah sesuai

keinginannya. Konflik tentang cara menjadi ayah dapat juga timbul pada

 pasangan. Selain berperan sebagai pencari nafkah, suami juga dituntut

istrinya untuk terlibat aktif dalam mempersiapkan perawatan anaknya.

Hal itu akan meningkatkan stres. Untuk itu, perlu persetujuan bersama

tentang pembagian peran. Di satu sisi, ibu ingin dominan, di sisi lain

ayah inggin lebih banyak mengahabiskan waktunya untuk bekerja,

melakukan hobinya, atau bersama teman-temannya.

Page 18: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 18/22

 

• Trimester ketiga. Jika pasangan mampu berkomunikasi dengan baik, trimester 

ketiga ini adalah waktu khusus dengan gambaran yang jelas tentang peran

mereka, dan mempersiapkan bersama kondisi ke depan.

1. Bersama-sama terlibat dalan kelas pendidikan kesehatan tentang

melahirkan.

2. Persiapan yang nyata untuk kelahiran bayi.

3. Perannya menjadi jelas.

4. Timbul rasa takut.

5. Timbul pertanyaan, menjadi orang tua seperti apa?

6. Dapatkah ia membantu istrinya melahirkan?

7. Apakah mereka akan mempunyai bayi?

Couvade

Secara tradisional, couvade adalah ritual atau tabu oleh laki-laki dalam

transisi menjadi ayah. Ini berhubungan secara biofisik dan psikososial dengan

istri dan anaknya, misalnya dilarang makan makanan tertentu; dilarang

membawa senjata sebelum anaknya lahir; timbul gejala fisik (lelah, nafsu makan

meningkat, susah tidur, depresi, sakit kepala, sakit punggung).

Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang memperlihatkan sindrom

couvade ingin mempersiapkan peran sebagai ayah yang lebih tinggi dan terlibat

lebih aktif dalam persiapan memiliki anak.

2.8 respon keluarga

Page 19: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 19/22

 

Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga, dan

 biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau

tidak. Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-

anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai

tanggung jawab. Wanita akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah.

Hubungan mereka berubah, begitu juga dengan keluarga besar atau masyarakat

yang membutuhkan penyesuaian kembali dengan dinamika keluarga.

Keluarga dan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan keseimbangan,

menjada tugas perkembangan, serta mecari bantuan dan dukungan agar tidak 

terjadi konflik. Selam hamil, pasangan merencanakan bersama kelahiran anak 

 pertama mereka, dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua.

Ketersediaan dukungan social untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil adalah

factor penting. Jaringan social seringkali digunakan sebagai sumber terbesar 

dalam memperoleh nasihat kehamilan.

Anggota keluarga yang lain, terutama anak-anak dan kakek/nenek juga harus menyesuaikan

diri dengan ibu hamil. Untuk beberapa pasangan, kehamilan dapat berkembang menjadi krisis

yang merupakan gangguan ato konflik yang dapat mengganggu keseimbangan. Kehamilan

merukana krisis maturasi yang normal terjadi pada keluarga. Kelehaman ego, kehilangan

 pertahanan diri, tidak tertanggulanginya masalah yang muncul, dan perubahan hubungan akan

menimbulkan perilaku maiadaptif pada satu atau lebih anggota keluarga dan kemungkinan

 pecahnya keluarga. Keluarga yang mampu menganggulangi krisis akan kembali berfungsi

secara normal dan bahkan terjadi ikatan yang lebih kuat

2.9 PERBEDAAN BUDAYA DAN KEHAMILAN

Secara universal, ada tendensi dilakukannya ritual seremonial dalam kehidupan,

seperti kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian. Mengidentifikasi nilai-nilai

 budaya berguna untuk merencakanan perawatan yang sensitive sesuai budaya.

Kehamilan adalah kejadian yang membahagiakan dalam budayaa yang member niali

terhadap anak. Ada budaya yang menganggap bahwa kehamilan adalah sakit, ada yang

menganggap bahwa kehamilan adalah kejadian alamiah.

Page 20: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 20/22

 

Sikap ibu hamil bervariasi, bergantung pada budayanya. Misalnya, orang

Amerika keturunan Afrika menganggap kehamilan adalah kebahagiaan. Orang

Amerika Meksiko menganggap kehamilan adalah kondisi alamiah. Kebanyakan,

kehadiran anak-anak diharapkan untuk meneruskan keluarga dan nilai-nilai budaya.

Wanita yang dapat melahirkan anak, terutama anak laki-laki, akan mendapat status

yang lebih tinggi. Hal ini terjadi di keluarga China.

Page 21: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 21/22

 

TUGAS

BIOPSIKOLOGI KEHAMILAN

DI SUSUN OLEH :

IMAM HADI KURNIANTO ( 09.06.0021)

DJERO ARYADI SOEMEREP ( 09.06.0024)

DESAK MADE AYU DEVI A. ( 09.06.0027)

SRI WAHYUNI ( 09.06.0030)

A.N YUWONO ( 09.06.0033)

 NI MADE WIADI ASRIANI ( 09.06.0036)

FIRQAH SYAIMUR RACHMAN ( 09.06.0039)

DEWI MUTI ATUL IZZAH ( 09.06.0042)

Page 22: MAKALAH JADI

5/16/2018 MAKALAH JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-jadi-55ab4fb5e48ed 22/22

 

DANDALINA ( 09.06.0045)

SUBMI GUSTARINA ( 09.06.0048)

MAYLIA SULASTIANI H. ( 09.06.0051)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR 

MATARAM

2010-2011