Upload
niki-agustin
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lp sh
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HATI
A. Pengertian Sirosis hati mengancam adalah penyakit kronis hati yang dikarakteristikan oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi, gangguan fungsi seluler dan selanjutnya aliran darah ke hati. Penyebab meliputi malnutrisi, inflamasi (bakteri atau virus), dan keracunan (contoh alkohol, karbon tetraklorida, asetaminofen). (Doenges,1999:544)
B. Etiologi Meskipun etiologi berbagai bentuk sirosis masih belum dimengerti, terdapat tiga pola khas yang ditemukan pada kebanyakan kasus, seperti:
Sirosis LaennecDisebut juga sirosia alkoholik, portal, dan sirosis gizi. Merupakan suatu pola khas sirosis terkait penyalahgunaan alkohol kronis yang jumlahnya sekitar 75% atau lebih dari kasus sirosis. Sejumlah 10 hingga 15% peminum alkohol mengalami sirosis.
Sirosis PascanekrotikSirosis ini agaknya terjadi setelah nekrosis bebercak pada jaringan hati. Hepatosit dikelilingi dan dipisahkan oleh jaringan parut dengan kehilangan banyak sel hati dan diselingi dengan parenkim hati normal. Sekitar 75% kasus cenderung berkembang dan berkahir dengan kematian dalam 1 sampai 5 tahun. Ciri khas sirosis pascanekrotik adalah bahwa tampaknya sirosis ini adalah faktor predisposisi timbulnya neoplasma hati primer.
Sirosis BiliarisSirosis Biliaris merupakan kerusakan sel hati yang dimulai di sekitar duktus biliaris akan menimbulkan suatu pola sirosis. Tipe ini merupakan 2% penyebab kematian akibat sirosis
C. Tanda dan Gejala Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut.
1. gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan diare;2. demam, berat badan turun, lekas lelah;3. asites,hidrotoraks, dan edema;4. ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan;5. hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, ikterus, dan asites,dimana demam bukan oleh sebab-sebab lain, dikatakan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati dalam kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum;
6. kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding abdomen dan torak, kaput medusa, wasir, dan varises esofagus;
7. kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme, yaitu:
impotensi, atrofi testis, ginekomastia, hilangnya rambut aksila dan pubis; amenore, hiperpigmentasi areola mammae; spider nevi dan eritema; hiperpigmentasi.
8. Jari tabuh.
D. Klasifikasi Secara fungsional sirosis terbagi atas
Sirosis hati kompensata. Sering disabut dengan laten sirosis hati. Pada stadium ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening
Sirosis hati dekompensata, dikenal dengan active sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas. Misalnya ascites, edema, ikterus.
E. Patofisiologi Faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan kerusakan sel hati (liver cell injury) dapat menyebabkan sirosis melalui respon patobiologi yang saling berhubungan, yaitu reaksi sistem imun, peningkatan sintesis matrik dan abnormalitas perkembangan sel hati yang tersisa. Perlukaan terhadap sel hati dapat menyebabkan kematian sel, yang kemudian diikuti terjadinya jaringan parut ( fibrosis) atau pembentukan nodul regenerasi. Hal tersebut selanjutnya akan menyebabkan gangguan fungsi hati, nekrosis sel hati, dan hipertensi porta.
F. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. aktivitas/istirahat gejala : kelemahan,kelelahan, terlalu lelah tanda : letargi, penurunan massa otot/tonus b.sirkulasi
gejala : Riwayat GJK kronis, perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati menimbulkan gagal hati), disritmia, bunyi jantung ekstra (S3,S4)
DVJ ; vena abdomen distensi c. eliminasi gejala : flatus tanda : distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites) penurunan/ tak danya bising usus feses warna tanah liat, melena urin gelap/pekat d. makanan/cairan
gejala : anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/ tak dapat mencerna mual /muntah tanda : penururnan berat badan atau peningkatan (cairan)
penggunaan jaringan edema umu pada jaringan kulit kering, turgor burukikterik; angioma spider napas berbau/fetorhepatikus, perdarahan gusi
e. neurosensori gejala : orang terdekat dapat melaporkan perubahan keperibadian, penurunan mental
Tanda : perubahan mental, bingung halusinasi, koma Bicara lambat/tak jelas Asterik (ensefalofati hepatik) f. nyeri/kenyamanan
gejala : nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas pruritus neritis perifer tanda : perilaku berhati-hati/distraksi fokus pada diri sendiri g. pernapasan Gejala : dipsnea tanda : takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan ekspansi paru terbatas (asites) hipoksia h. keamanan gejala :pruritus tanda : demam (lebih umum pada sirosis alkoholik) ikterik, ekimosil,petekie angioma spider/tele angiektasis, eritema palmar i. seksualitas gejala: gangguan menstruasi, impoten tanda : atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada,bawah lengan, pubis)
j. penyuluhan /pembelajaran gejala: riwayat penggunaan alkohol jangka panjang / penyalahgunaan , penyakit hati alkoholik riwayat penyakit empedu, hepatitis, terpajan pada toksin; trauma hati; Perdarahan GI atas; episode perdarahan varises esofageal; penggunaan obat yang mempengaruhi fungsi hati Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,2 hari Rencana Pemulangan : mungkin memerlukan bantuan dengan tugas perawatan/ pengaturan rumah k. higiene
Gejala : penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari Tanda : kebersihan buruk, bau badan
l. interaksi sosial Gejala : keterbatasan mobilitas fisik
m. Integritas ego Gejala : stresor sehubungan dengan masalah medik Tanda : cemas, gelisah
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Lynda Juall (2006)
a. Nyeri yang berhubungan dengan pembesaran hati dan asites. b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d anoreksia, kerusakan metabolisme protein, lemak, glukosa, dan kerusakan penyimpanan vitamin (A,C,K,D,E). c. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan hipertensi portal, tekanan osmotika koloid plasma yang rendah, dan retensi natrium.
3. PerencanaanNo.
Hari/tgl/wkt diagnosa Tujuan/outcome
intervensi Rasional
1 Hari, tanggal dan waktu disesuaikan dengan tanggal perencanaan
Nyeri yang berhubungan dengan pembesaran hati dan asites
Setelah diberikan askepm3 x 24 jam diharapkan nyeri yang dialami pasien dapat berkurang
Memilih posisi tidur senyaman mungkin
-menuranngi rasabnyeri serta menambah kenyamanan
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubunagn dengan anoreksia, kerusakan metabolisme protein,lemak,glukosa dan kerusakan penyimpan vitamin (ACKDE)
Setelah diberikan askep 2x 24 jam dihareapkan pasien mendapatkan nutrisi yang seimbang
Kaji intake diet, pemasukan diet, timbang BB tiap minggu
Berikan makanan sedikit dan sering sesuai diet
Tawarkan perawatan mulut (berkumur gigi) dengan larutan asetat 25% sebelum makan.
Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet
Meminimalkan anoreksia dan nausea
Membantumenyegarkan rasa mulut
Jika makanan yang disukai dapat dimasukkan dalam perencanaan, dapat menambah nafsu makan.
Membantu proses pencernaan dan mudah dalam penyerpan
Garam dapat meningkatkan tingkat absorpsi dan retensi cairan
Berikan permen karet, penyegar mulut diantara makanan
Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan kultural
Motivasi pasien untuk menghabiskan diet anjurkan makan makanan lunak
Berikan bahan pengganti garam yang tidak mengandung amonium
Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan kerbohidrat
Berikan obat sesuai indikasi ;
Untuk mencapai dan mempertahankan BB sesuai dengan pengendalian kadar glukosa darah
Membantu pemenuhan defisiensi vitamin & asam folat
Menghilangkan mual/muntah dan dapat meningkatkan pemasukan oral
tambahkan vitamin, besi, asam folat, dan enzim pencernaan
Kolaborasi pemberian anti emetik
3 Kelebihan volume cairan yang b/d hipertensi portal, tekanan osmotik koloid plasma yang rendah dan retensi natrium
Setelah diberikan askep 1x24 jam diharapkan volume cairan stabil dengan keseimbangan pemasukan & pengeluaran, BB stabil, ttv normal, tak ada edema
Ukur masukan dan haluaran , catat keseimbangan positif (pemasukan melebihi pengeluaran) . timbang BB tiap hari, catat peningkatan lebih dari 0,5 kg/hari
Awasi albumin serum dan elektrolit (khusus na&K)
Berikan albumin bebas garam/plasma ekpander sesuai indikasi
Menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya/perbaikan perpindahan cairan dan respon thd terapi
Penurunan albimun serum mempenmgaruhi tekanan osmotik koloid plasma, mengakibatjan pembentujan edema. Penurunan aliran darah ginjal menyertai peningkatan ADH dan kadr aldosteron dan penggunan diuretik
Albuminmungkin diperlukan untuk meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam kompartemen vaskuler, sehimgga meningkatkan volume sirkulasi efektif dan penurunan terjadinya asites
4. ImplementasiImplementasi atau pelaksanaan keperwatan merupakan perwujudan yang berhubungan dengan perencanaan yang telah disusun pada tahp perencanaan. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan interveansi dengan tetap memperhatiakn respon pasien
5. EvaluasiDx1 : nyeri yang dialami pasien dapat berkurangDx2 : Pasien mendapatkan nutrisi yang seimbangDx3: Volume cairan stabil dengan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran, Bbstabil, TTV normak, tidak ada edema
Daftar PustakaCarpenito-Moyet, Lynda Juall.2006. Buku saku Diagnosis Keperawatan.Ed.10.EGC.Jakarta
Doenges, Marilyn E, dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.EGC: Jakarta
Price,Sylvia A.dkk.2003. Patofisiologi volume 1. Edisi 6.EGC:Jakarta
FKUI.2000. Kapita selekta Kedokteran. Ed.3
www.scribd.com/doc/44306761/SIROSIS-HATI
http:// kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan –keperawatan-pada-pasien-dengan-6374.html